BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP N 1 Pabelan

1. Sejarah

SMP Negeri 1 Pabelan termasuk Sekolah Menengah Pertama di wilayah Kabupaten Semarang. Lokasinya strategis dan nyaman, dipinggir jalan, dikelilingi hutan industri, perkebunan karet. Adapun alamatnya di Jalan Raya Salatiga Bringin km 08, kecamatan Pabelan kabupaten Semarang. SMP ini berdiri pada tahun 1962 dengan nama SMP PTPN XVIII Nusantara terdiri dari 3 kelas. Sekolah ini milik Perusahaan Perkebunan Karet PTPN XVIII Nusantara IX Getas. Awal didirikan sekolah ini dimaksudkan menampung anak didik usia SMP dari putra-putri karyawan PTPN XVIII Nusantara IX tersebut.

sepenuhnya dikelola perusahaan, dengan tenaga pendidik yang professional dan fasilitas sarana prasarana yang sangat memadai. Tidak heran jika pada tahun 60- an sekolah sudah dapat menerbitkan majalah sekolah berkala dan dapat dipinjam siswa diperpustakaan sekolah. Pada masa sebelum dinegerikan SMP PTPN XVIII Nusantara telah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 4 kali, yaitu;

Sekolah

ini

a. Suharto

b. Andi Ahmad, BA b. Andi Ahmad, BA

d. Sukarni, BA Pada tahun 1976 SMP PTP XVIII dinegerikan dengan nama SMP Negeri Getas Salatiga Luar Kota. Pada masa itu SMP Negeri Getas termasuk sekolah yang favorit karena SMP yang ada di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga belum banyak. Dan sekarang ini SMP Getas lebih dikenal dengan nama SMP Negeri 1 Pabelan dimana sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 8 kali, diantaranya;

a. Sujud Nurwahdi

b. Sumarno, BA

c. Suyoto

d. Kasno, BA

e. Darwanto, S.Pd.

f. Drs. Kabul Budi Utomo

g. Endah Ekowati, S.Pd.MM Pada tahun 2013 di nahkodai oleh Drs. Kiswanto sampai saat ini dengan dibantu oleh tenaga kependidikan sebanyak 44 orang, terdiri dari 35 tenaga pendidik, 3 tenaga administrasi, 1 pustakawan dan 6 tenaga pelaksana dengan anak didik berjumlah 565 siswa. Dengan beban yang tidak mudah dan usaha keras untuk mendapat kepercayaan masyarakat sebagai salah satu sekolah unggulan yang dapat menjaga dan mengembangkan amanat UUD 1945 pasal 31 ayat

1 yang menyebutkan bahwa “ Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan . “ dan UU No.

20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (

Sisdiknas ) dalam pasal 1 yang menyebutkan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara .”

Indikator peningkatan yang diharapkan adalah terwujudnya visi dan misi SMP Negeri 1 Pabelan. Untuk itu, diperlukan kerja keras dengan dedikasi tinggi serta upaya peningkatan terus – menerus seluruh warga sekolah mulai dari Kepala Sekolah, seluruh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta peserta didik itu sendiri.

Pada tahun 2014 SMP N 1 Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah Propinsi Jawa Tengah pada tanggal yang tertuang dalam Sertifikat Akreditasi Sekolah memperoleh akreditasi dengan peringkat: Terakreditasi B (Baik).

2. Lokasi

SMP Negeri 1 Pabelan terletak di Jl. Raya Bringin-Salatiga KM 8 tepatnya Desa Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten. Suasana di lokasi ini sangat nyaman untuk belajar karena tempatnya rindang dengan pemandangan di kelilingi pohon karet. Keberadaan SMP N 1 Pabelan ditandai dengan adanya papan nama di depan gedung sebagai tanda untuk memudahkan SMP Negeri 1 Pabelan terletak di Jl. Raya Bringin-Salatiga KM 8 tepatnya Desa Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten. Suasana di lokasi ini sangat nyaman untuk belajar karena tempatnya rindang dengan pemandangan di kelilingi pohon karet. Keberadaan SMP N 1 Pabelan ditandai dengan adanya papan nama di depan gedung sebagai tanda untuk memudahkan

Gambar 4.1. Papan Nama SMP N 1 Pabelan

3. Identitas Sekolah

Nama sekolah : SMP N 1 Pabelan Nomor

Identitas

Sekolah N.S.S

: 201 032 215 002 Propinsi

: Jawa tengah Otonomi

: Daerah

Tingkat II Kabupaten Semarang

Kecamatan

: Pabelan

Desa / kelurahan : Kauman lor Jalan

: Salatiga-bringin km 8 Kode pos

Daerah : Pedesaan Status sekolah

: Negeri

Kelompok sekolah

: Inti

Akreditasi : B TH 2004 A TH 2007 TH Tahun berdiri

Tahun perubahan

Bangunan sekolah : Milik Negara Luas bangunan

: P : 80 M L : 33 M LUAS :

2.647 M

Lokasi sekolah : Wilayah Kec. Pabelan, Kab. Semarang Jarak

ke

pusat : 4 km

kecamatan Jarak ke pusat otoda

: 4 km

Terletak pada lintasan

: Propinsi

Jumlah

keanggotaan : 22 Sekolah

rayon Organisasi

: Pemerintah penyelenggara Perjalanan

/ : 1964 Milik PTP XVIII perubahan

1977 Dihibahkan Menjadi Sekolah

Milik Negara SMP N 1 Pabelan Jumlah Siswa Kelas 7

Jumlah Siswa Kelas 8

Jumlah Siswa Kelas 9

Jumlah Siswa Kelas 7, : 620 8 dan 9 Kurikulum

: KTSP

Kepala Sekolah ; Drs. Kiswanto Jumlah Guru

: 16 Laki dan 10 perempuan Jumlah Straf TU

Dokumentasi Tanggal 12 Februari 2014

SMP N 1 Pabelan adalah lembaga pendidikan tingkat menengah yang menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menjadi pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum ini dikembangkan dengan menganut prinsip berbasis luas dan mendasar (broad based curriculum), berbasis kompetensi (competency based curriculum), dan berorientasi kecakapan hidup (life skill).

Lulusan lembaga ini diharapkan mampu bersaing di Sekolah favorit dan dibekali ketrampilan yang memadai. SMP N 1 Pabelan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dibantu beberapa wakil dan staf TU. Jumlah Guru seluruhnya 26 orang, terdiri dari guru laki-laki 10 orang dan guru wanita 16 orang. Sedangkan jumlah siswa SMP 1 Pabelan adalah 620 orang.

4. Visi dan Misi SMP N 1 Pabelan

Sebagai lembaga pendidikan formal yang cukup memadai di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, SMP N 1 Pabelan dikelola secara professional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya visi dan misi yang jelas sebagaimana disampaikan oleh Kepala SMP N 1 Pabelan. Adapun Visi SMP N

1 Pabelan Kabupaten Semarang adalah “Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan takwa”. Sedangkan misi SMP N 1 Pabelan adalah menumbuhkembangkan semangat : 1 Pabelan Kabupaten Semarang adalah “Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan takwa”. Sedangkan misi SMP N 1 Pabelan adalah menumbuhkembangkan semangat :

pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien untuk memaksimalkan prestasi akademik.

dalam

b. Kemandirian dalam pelatihan dan bimbingan

untuk berprestasi dibidang olah raga.

c. Kebersamaan dan budaya kompetitif bagi siswa kearah peningkatan keterampilan.

d. Penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan memiliki budi pekerti yang luhur.

e. Kemandirian berkarya secara profesional.

f. Kebersamaan menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih, indah dan kondusif.

B. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP N 1 Pabelan

Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah

mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara

proses

adalah

dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.

khusus

atas

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu

pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen

tertentu

agar

dalam perencanaan belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik. Selain itu Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai

yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain

suatu

rangkaian

proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur atau

yaitu

suatu

komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus

memperhatikan

langkah-langkah,

karakteristik dan faktor-faktor yang lain.

Rencana pembelajaran yang baik hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D. Moore (2001:126) bahwa Rencana pembelajaran yang baik hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D. Moore (2001:126) bahwa

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk mendapatkan informasi tentang perencanan pembelajaran bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang peneliti mewawancarai sejumlah guru Bahasa Inggris diantaranya yaitu Yuni Budiastuti, S.Pd, Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII, Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas

VIII, dan Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX serta melakukan

dan dokumentasi langsung dengan guru bahasa inggris di SMP N

observasi

1 Pabelan mencangkup dokumentasi fisik RPP yang disusun oleh Guru bahasa inggris. Peneliti membagi menjadi 3 bagian dalam meneliti tentang perencanaan pembelajaran Bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang diantaranya :

a. Perencanaan Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan karakteristik siswa.

menggali informasi Penyusunan RPP Bahasa Inggris di SMP N 1 Pabelan peneliti melakukan wawancara dengan responden diantaranya Ibu Yuni Budiastuti, S.Pd Selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII, menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran yang tertuang dalam dokumen RPP harus menggambarkan proses dan hasil belajar yang di harapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, sesuai dengan SK, KD dan indikator serta kejelasan rumusan operasional dengan melihat kondisi siswa berbeda-beda dalam menerima pembelajaran hal ini dikatakan dalam kutipan sebagai berikut :

Dalam

indikator yang dibuat dari kompetensi dasar seperti yang ada di silabus. Selain itu guru juga harus menyusun tujuan juga sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa, karena masing-masing siswa

karakteristik yang berbeda-beda meskipun dalam praktek penyusunanya

memiliki

maksimal. (Wawancara tanggal 15 Maret 2014)

belum

Selanjutnya ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII menambahkan bahwa latar belakang penyusunan RPP selain mengetahui karakteristik siswa juga sebagai pembanding dari sumber daya siswa sebelumnya.

Karakteristik setiap siswa kan berbeda, jadi langkah pertama kita akan susun dulu RPPnya. Tujuan dapat kita buat saat mengetahui karakteristik siswa dan dapat kita bandingkan dengan siswa di tahun lalu. (Wawancara tanggal 1 April)

Nur Kholis, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII menambahkan

perencanaan dalam pembelajaran difokuskan pada anak didik. Agar bahasa inggris menjadi teman belajar serta mata pelajaran yang asyik untuk di ikuti sebagaimana disebutkan.

Kita mengacu pada siswa, kemudian kita ambil SK nya kemudian KD nya. Setelah itu kita menentukan indikator lantas tujuan yang akan di capai. Tujuan itu berisi apa yang kita inginkan pada anak agar menguasai materi tersebut. Setelah materi di pilih lalu kita akan

menentukan

langkah-langkah langkah-langkah

Hal yang perlu di kaji dalam penyusunan RPP adalah keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, dimana guru dan siswa melakukan interaksi dua arah. Hal ini di maksudkan bahwa pembelajaran

inggris harus disesuaikan

bahasa

kebutuhan, kemampuan dan penilaian anak didik sebagai mana ibu Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas

dengan

IX menyebutkan

Tujuan pembelajaran dipusatkan pada penguasaan kompetensi dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur, misalnya apa yang akan disampaikan pada siswa, atau apa yang dikuasai siswa dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotor. Selain itu tujuan pembelajaran juga mencangkup dua Tujuan pembelajaran dipusatkan pada penguasaan kompetensi dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur, misalnya apa yang akan disampaikan pada siswa, atau apa yang dikuasai siswa dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotor. Selain itu tujuan pembelajaran juga mencangkup dua

itu

penting untuk

disampaikan

siswa dan bagaimana mengajarkannya. Kemudian tujuan

kepada

mengandung komponen misalnya apa yang harus dikerjakan oleh siswa dan kemampuan apa yang nanti akan dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran serta menyampaikan juga hambatan dan resiko saat pembelajaran. Harus ada juga kriteria tentang penilaian, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. (Wawancara 2 April 2014)

itu

harus

Dari hasil wawancara di atas peneliti

bahwa Tujuan pembelajaran dipusatkan pada penguasaan kompetensi dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur dan terarah melalui perencanaan sesuai dengan SK, KD dan indikator

menganalisa

pada setiap jenjang/kelas,

pada

RPP

merumuskan operasional rencana pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Kemudian menyiapkan kompetensi dasar misalnya apa yang harus dikerjakan oleh siswa dan kemampuan apa yang nanti akan dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran

misalnya

inggris, untuk menjabarkan

bahasa

pembelajaran tersebut diperlukan indikator (karakteristik siswa) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan esien. Pernyataan tersebut diatas juga

didukung

data administrasi data administrasi

observasi dan dokumentasi RPP yang dibuat oleh guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan melalui instrumen supervisi dokumen RPP (IPKG 1)

hasil

b. Perencanaan media dan sumber belajar Bahasa Inggris

Materi pokok pembelajaran dimaksud harus memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan berdasarkan pada silabus

dan RPP. Keruntutan dari sistematika materi akan sangat berguna untuk merencakan kesuksesan belajar mengajar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Media dan sumber belajar menjadi

dalam kegiatan pembelajaran, agar tidak membosankan dan

acuan

menantang sebagaimana dihimbaukan oleh ibu Yuni Budiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

lebih

Guru bahasa inggris harus medesain pembelajaran

menggunakan media pembelajaran yang tepat agar siswa menjadi aktif, selain itu juga harus memilih

tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien. (Wawancara 15 Maret 2014).

media

yang

pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran dibutuhkan perencanaan (desain) dalam pembelajaran hal ini dimaksudkan agar anak didik

Mewujudkan Mewujudkan

Sebagaimana disampaikan oleh ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

pada

aplikasi.

Untuk membuat pembelajaran yang aktif itu kita harus desain agar siswa yang aktif dan guru sebagai fasilitator, seperti

tanya jawab langsung, berdialog dan juga saat procedure, itu saat materi speaking dan juga ada listening jadi mereka akan menyampaikan

eksperimen,

langkah-langkahnya dalam bahasa inggris serta langsung mempraktekannya. (1 April 2014)

Perencanaan pembelajaran berdasar- kan karakteristik peserta didik. Hal ini dimungkinkan dari sumber daya siswa setiap kelas berbeda sehingga harus disesuaikan dengan karakter (sikap) siswa. Guru bahasa inggris tidak hanya mengenal nama

di utamakan mengetahui

siswa

namun

siswa dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran materi yang akan diujikan kepada anak didik. Sebagaimana Bapak Nur Kholis, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII menyebutkan,

perilaku

Perencanaan pembelajaran yang aktif dan efektif selalu kita dasarkan pada karakteristik dan kondisi anak, hal ini dilakukan karena tidak semua anak memiliki karakteristik yang sama, dan Perencanaan pembelajaran yang aktif dan efektif selalu kita dasarkan pada karakteristik dan kondisi anak, hal ini dilakukan karena tidak semua anak memiliki karakteristik yang sama, dan

baik perilakunya maka akan di berikan cerita “Cinderella” atau yang lain yang

berisi motivasi untuk tidak menyerah. Selain itu untuk kelas unggulan, guru lebih sering menjadi fasilitator dan hanya menyampaikan sedikit materi lalu biarkan siswa yang menggali, namun untuk kelas reguler maka guru lebih banyak menjelaskan agar siswa juga lebih paham dalam penguasaan materi.(Wawancara 1 April 2014)

Salah satu perencanaan kegiatan pembelajaran

tertuang dalam dokumen RPP adalah membuat siswa tertarik untuk belajar bahasa inggris, hal ini dikarenakan materi yang diberikan dari guru bersifat update atau terbaru mengikuti perkembangan.

yang

siswa lebih termotifasi untuk belajar dan menggali informasi untuk mengasah kebahasaanya. Sebagaimana disebutkan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX

Alhasil

Cara untuk merencanakan kegitan pembelajaran yang aktif dan efektif harus sistematis tingkat kesulitannya dalam penyampaian, kemudian juga harus sesuai dengan kompetensi yang sudah ditulis dalam RPP, kemudian kita kasih materi atau persoalan yang “up to date” itu akan membuat siswa

2 April 2014).

Dari hasil wawancara di atas peneliti menganalisa bahwa Kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif Untuk membuat

yang aktif diantaranya

pembelajaran

pembelajaran dengan mengembangkan keaktifan peserta didik serta guru hanya sebagai fasilitator, seperti eksperimen, tanya jawab langsung, berdialog serta menyampaikan procedure pada materi speaking dan listening agar siswa mampu menyampaikan langkah dalam bahasa inggris serta langsung dapat mempraktekannya dengan mudah.

mendesain

c. Perencanaan metode dan strategi belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris Perencanaan metode dan strategi pembelajaran Bahasa Inggris yang tertuang dalam dokumen fisik RPP harus mengacu seperti yang ditetapkan dalam silabus, serta kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Selain itu perencanaan dimaksud untuk mencapai indikator dalam menentukan metode pembelajaran yang bervariasi yang akan dicapai sebagaimana dijelaskan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Penggunaan media pembelajaran tidak harus dari internet tapi juga dapat mengunakan lingkungan sebagai media, materi juga sesuai dengan yang sudah Penggunaan media pembelajaran tidak harus dari internet tapi juga dapat mengunakan lingkungan sebagai media, materi juga sesuai dengan yang sudah

15 Maret 2014) ’

Sumber belajar anak selain bersifat tekstual seperti buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS) juga diperlukan, misalnya browsing di internet melalui youtube juga membantu

untuk memahami pembelajaran bahasa inggris sebagaimana disampaikan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

anak

Sumber belajar yang kita gunakan adalah buku yang ada di perpustakaan dan buku pegangan yang dimiliki siswa seperti LKS, terkadang juga searching di internet untuk sumber pembelajaran tertentu. (Wawancara 1 April 2014)

Sumber belajar dipilih dengan latar belakang karakteristik siswa. Dimana daya tangkap siswa akan berbeda dengan yang lainya. Oleh karena itu di perlukan pertimbangan

matang dalam memberikan

yang

pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Nur Kholis , S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

materi

Sumber belajar maupun media belajar akan

sesuai dengan karakteristik anak. Untuk

belajar akan

pertimbangakan kondisi anak, seperti tadi untuk cerita narasi maka akan kami pilih cerita yang memiliki nilai moral baik bagi siswa.

kita kita

untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. (Wawancara 1 April 2014)

kecelakaan,

Selain itu sumber pembelajaran bahasa inggris terbagi atas audio dan visual sebagaiman di sebutkan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX.

Pertama

memperhatikan karakteristik sumber belajar dulu, contohnya ketika pembelajaran itu dibuat dalam kelompok kecil atau besar, kemudian dalam sumber itu hanya pada kata-kata saja atau objek benda nyata, kita sajikan foto atau gambar, selain itu penggunaan sumber belajar dapat kita gunakan apa yang ada di sekolah, sebagai contoh LCD dll, lalu bagaimana mengkondisikan sumber belajar sejalan dengan karakteristik belajar siswa. (Wawancara 2 April 2014).

harus

Dari hasil wawancara di atas peneliti menganalisa

perencanaan pembelajaran secara umum memuat tujuan pembelajaran yang mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan standar kompetensi (SK), kompensi dasar (KD) dan indikator.

bahwa

materi pokok pembelajaran maupun media belajar dipilih

Selanjutnya Selanjutnya

kondisi anak sebagaimana

di rencanakan sebelumnya didalam RPP, pendekatan yang paling mendasar dalam menerapkan sumber belajar diantaranya dari

telah

pendekatan tekstual diantaranya guru menyuguhkan materi yang telah tertuang didalam LKS, Buku paket, maupun kajian kepustakaan. Melalui pendekatan moral (Moral force) seperti cerita narasi yang memiliki nilai moral baik bagi siswa maupun bagi dunia kependidikan.

itu, melalui pendekatan studi kasus (eksperimen) lain yang berdasarkan anak, seperti materi recount dimana siswa melihat kecelakaan, untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. Serta yang terakhir melalui pendekatan tematik yaitu siswa mencari di internet melalui tema-tema yang telah ditentukan oleh guru.

Selain

Pernyataan diatas dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 21 maret 2014 melalui dokumen IPKG-1 menghasilkan data yang memuaskan terhadap guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan (Yuni Budiastuti, S.Pd, Sri Rahayuningsih, S.Pd, Nurkholis, S.Pd,

Kustiyani, S.Pd.) diantaranya tercetak dokumen fisik berupa perangkap RPP dan secara umum telah sesuai dengan prosedur dan sistematika penyusunan perencanaan pembelajaran dengan skor rata-rata 85.14.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Responden RPP Melalui Dokumen IPKG-1

No Nama Responden Nilai Kualifikasi

1 Yuni Budiastuti , S.Pd 87,16 2 Sri Rahayuningsih , S.Pd

80,41 Baik

3 Nurkholis, S.Pd 89,19 4 Kustiyani , S.Pd

A (amat baik) : 95 – 100

B (baik) : 71 - 96

C (cukup) : 56 – 70

D (kurang)

Selain itu berdasarkan hasil angket guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan secara umum guru telah mampu menguasai perencaan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan

hasil prosentasi penguasaan yang baik dengan nilai rata- rata 78% sebagaimana tabel dibawah ini.

dengan

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Responden Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No

Nama Responden

Nilai Kualifikasi

1 Sri Rahayuningsih, SPd 76% 2 Nur Kholis, S.Pd

74% Baik

3 Yuni Budyastuti, S.Pd 77% 4 Kustiani Pujiastuti, S.Pd

A (amat baik) : 95 – 100

B (baik) : 71 - 96

C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

2. Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19, dinyatakan bahwa ; Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

menantang, menantang,

satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Setiap

Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan

pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

proses

a. Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan

pembelajaran, mengkondisikan peserta didik tentang apa yang

proses

dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan apa yang akan didapatkan sebagai hasil belajar yang akan mereka ikuti. Dalam penelitian di SMP N 1 Pabelan untuk mendapatkan informasi tentang

akan

pendahuluan kami mendokumentasikan berkas fisik IPKG-1 yang berhubungan dengan perencaan pembelajaran. Sebagaimana dalam IPKG-1 tersebut

kegiatan

rencana dan pengkondisian siswa dan menyampaikan pembelajaran yang akan ditempuh. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran sebagaimana di jelaskan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

memuat

Kita harus melihat situasi dan kondisi tentang

akan kita sampaikan dan kita rencanakan terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai (Wawancara 1 April 2014).

materi

yang

menurut Hamalik (1995), adalah merupakan suatu usaha untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Biasanya mengkombinasikan unsur manusia, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

Pembelajaran Pembelajaran

Memulai pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan bagi setiap

guru. Berawal dari salam kemudian menyapa peserta didik, mengabsensi maupun

tujuan dari pembelajaran sampai dengan memberikan semangat untuk mengikuti pembelajaran adalah adat yang harus di selesaikan dengan maksimal. Sebagaimana di ungkap oleh Yuni Budiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

memberikan

Pembelajaran dimulai dengan salam kemudian greetings lalu mengecek kehadiran siswa (absensi) kemudian yang terakhir yaitu apresepsi ataupun motivasi, seperti memperkenalkan atau menjelaskan materi apa yang akan dipelajari hari itu.(wawancara 15 April 2014)

Selebihnya Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII juga menambahkan bahwa dalam memberikan apersepsi dan motivasi harus bersifat komunikatif dengan peserta didik. Misalnya dengan memberikan umpan balik pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebagaimana di kutip dalam

wawancara berikut .

salam

dahulu termasuk greeting, kemudian doa bila pelajaran di jam

terlebih

memberikan pancingan atau umpan balik yang menuntun ke materi yang akan di pelajari hari itu (wawancara 1 April 2014).

pertama

lalu

Menurut Nur Kholis, S.Pd sebagai Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas

VIII menguatkan bahwa dalam memulai pembelajaran

langkah yang terpenting adalah selain apersepsi adalah mengajak

dikelas

untuk memberikan perhatian yang lebih pada materi yang telah dilakukan dan yang akan di lakuakan. Karena kedua proses pembelajaran ini mampu memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam mengawali pembelajaran sebagaimana diungkap dalam penggalan wawancara dengan peneliti

anak

Yang pasti pertama kali adalah salam lalu sapaan, kemudian menyampaikan atau mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di peremuan lalu dengan tanya jawab secara lisan. Itu juga merupakan salah satu cara saya untuk mengambil

Itu juga merupakan salah satu cara yang saya pilih untuk membuat siswa memberikan perhatian penuh saat pembelajaran. Untuk pemyampaian tujuan terkadang tidak saya sampaikan karena terkadang tujuan itu tersirat dalam teks dan dibuku seringkali ada dan siswa sudah mengetahui gaya mengajar saya serta mereka

penilaian.

membaca tujuan mempelajari teks tertentu di buku (wawancara 1 April 2014).

dapat dapat

Kompetensi

akan ditempuh sebagaimana diungkapkan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX

yang

Pertama selalu dimulai dengan salam lalu sapaan, kemudian absensi, lalu penyampaian tujuan dan manfaat yang akan didapat siswa setelah mempelajari materi tersebut, menanyakan materi lalu kemudian menyampaikan KD yang akan dipelajari hari ini (wawancara 2 April 2014).

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam memulai Pembelajaran

langkah

diantaranya dengan mengucapkan salam dengan lantang dan tegas diikuti dengan pengucapan greetings kemudian mengecek kehadiran siswa (absensi). Langkah selanjutnya adalah mengecek kondisi ruangan baik meja, tempat duduk maupun buku pelajaran. Langkah selanjutnya adalah apresepsi ataupun motivasi seperti memperkenalkan atau menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

menyampaikan atau mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di pertemuan lalu dengan tanya jawab secara lisan dan memberikan site plan

atau

(gambaran umum) tentang materi yang akan di perolehnya

b. Kegiatan Inti Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang memotivasi

didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

peserta

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

yang

(i) Eksplorasi Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk mencari informasi yang luas dan mendalam berdasarkan pengalaman peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Dalam eksplorasi guru; (a) melibatkan peserta didik dengan menerapkan prinsip alam ambang guru dan belajar dari aneka sumber. (b) menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran serta sumber belajar lain yang relevan (c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan (i) Eksplorasi Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk mencari informasi yang luas dan mendalam berdasarkan pengalaman peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Dalam eksplorasi guru; (a) melibatkan peserta didik dengan menerapkan prinsip alam ambang guru dan belajar dari aneka sumber. (b) menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran serta sumber belajar lain yang relevan (c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan

percobaan di laboratorium, studio atau lapangan. Berdasarkan hasil penelitian di SMP N

melakukan

1 Pabelan didapatkan hasil dinataranya Pendekatan dan Strategi pembelajaran Bahasa Inggris di SMP N 1 Pabelan

Penguasaan terhadap metode, alat/media dan teknik pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program pembelajaran. Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode yang digunakan tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing-masing anak dapat dikembangkan

secara optimal sebagaimana di ungkapkan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Tahapan eksplorasi pembelajaran guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan

biasanya guru

menanyakan

kehadiran siswa

yang

tidak

masuk dengan

menggunakan

bahasa inggris. Kemudian menanyakan materi sebelumnya dan menyampaikan materi

akan dipelajari. (Wawancara 15 Maret 2014).

yang yang

Penggunaan

harus disesuaikan dengan

dan kondisi pembelajaran,

situasi

termasuk model penilaian sebagaimana di jelaskan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Bahkan model penilaianan pun disampaikan sehingga anak didik mudah untuk mengikuti dan mentarget nilai (Wawancara 1 April 2014).

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasi- kan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran harus prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode

pembelajaran merupakan jabaran

pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difoku-

dari dari

Saya cenderung student oriented. Jadi kita lihat dulu karakteristik anak seperti apa. Seperti

dalam materi sedang disampaikan dan ada siswa yang ngobrol sendiri maka akan langsung saya hentikan dan menanyakan perihal pelajaran tadi sebagai punishment tapi itu juga tergantung pula pada karakteristik siswa. Untuk siswa yang cenderung pendiam maka saya akan menggunakan pendekatan seperti meminta siswa mengambil buku di perpustakaan atau memberi pertanyaan yang relatif mudah, tapi untuk siswa yang cenderung banyak bicara maka akan saya beri pertanyaan seputar materi yang sedang di pelajari. Selain itu saya juga lebih senang membantu siswa dengan melihat langsung pekerjaan lalu menanyakan apakah ada kendala begitu (Wawancara 1 April 2014).

ketika

Terkadang seorang guru hanya menerangkan materi dengan metode ceramah yang monoton tanpa ada variasi cara mengajar yang lain/ dan terbatas pada transfer materi saja tanpa ada hubungan timbal-balik Terkadang seorang guru hanya menerangkan materi dengan metode ceramah yang monoton tanpa ada variasi cara mengajar yang lain/ dan terbatas pada transfer materi saja tanpa ada hubungan timbal-balik

Pendekatan atau strategi yang akan digunakan harus sesuai dengan kondisi dan karakteristik belajar siswa, sehingga siswa lebih nyaman dalam pembelajaran. Sebagai contoh, bila ada siswa yang ketika pembelajaran lebih mudah dengan visual maka strategi yang akan saya terapkan adalah dengan menggunakan benda nyata atau vidio atau gambar daripada hanya ceramah, dan mengakomodasikan gender dan karakteristik siswa satu dengan yang lain. Banyak menggunakan model yang bervariasi

tidak monoton (Wawancara 2 April 2014).

sehingga

Pendekatan atau strategi yang efektif bagi guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan dalam pembelajaran bahasa inggris diantaranya strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik

belajar siswa, sehingga siswa lebih nyaman dalam pembelajaran

(student oriented). Sebagai contoh, bila ada siswa yang ketika pembelajaran lebih mudah dengan visual maka strategi yang akan saya

adalah dengan menggunakan benda nyata atau vidio

terapkan terapkan

(ii) Elaborasi Pada kegiatan elaborasi, guru; (a) membiasakan peserta didik dalam membaca dan menulis melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; (b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; (c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; (d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif; (e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; (f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individu atau kelompok; (g) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, atau cara-cara lain yang efektif terhadap produk yang dihasilkan; (h) memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang melakukan kegiatan yang

Dalam penelitian di SMP N 1 Pabelan dihasilkan data tentang Pemanfaatan Sumber/media pembela- jaran Bahasa Inggris diantaranya Pemanfaatan sumber belajar mem- bantu guru dalam mengembang-kan pembelajaran bahasa Inggris lebih menarik dan tertantang. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan pembelajaran yang mudah, fleksibel dan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mengeksplorasi pembela- jaran misalnya dengan memanfaatkan sumber daya audio visual seperti VCD, LCD maupun tape recorder. Dalam tahap elaborasai

biasanya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

menyelesaikan persoalan, selanjutnya guru mengatur dan menyampaikan aturan dalam setiap

untuk

dalam belajar sebagaimana disampaikan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII dengan.

kelompok

Kegiatan

(Elaborasi) dalam pembelajaran bahasa inggris di SMP N1 Pabelan, diantaranya misalnya guru membagi menjadi 8 kelompok, siswa mendengarkan aturan main selama

Inti

Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII juga membenarkan bahwa pembelajaran melalui kelompok lebih menyenangkan dan menantang, hal ini untuk memudahkan anak didik menangkap informasi pembelajaran Bahasa Inggris dan menyimpulkan pembelarajan dengan mudah.

Kemudian

setiap kelompok menyebutkan contoh notice sebanyak- banyaknya

sampai dengan mengungkapkan dihadapan kelas dan membuat kesimpulan (Wawancara 1 April 2014).

Namun berbeda dengan Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII dalam memanfaatkan

sumber belajar terutama mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas VIII perlu menerapkan pembelajaran berbasis kebutuhan (needed)

siswa mencari informasi tersendiri setelah memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini dimaksudkan

seperti

untuk melatih ketrampilan

berbicara (speaking), menulis (writing) dan pemanfaatan media pembelajaran, misalnya siswa diminta untuk membawa makanan berbicara (speaking), menulis (writing) dan pemanfaatan media pembelajaran, misalnya siswa diminta untuk membawa makanan

Untuk pemanfaatan sumber belajar atau media maka akan saya pilih media yang terjangkau dengan pengetahuan siswa dan juga apa yang ada di sekolah. Seperti pada procedure, saya akan lebih memilih seperti “How to insert SIM card” daripada “How to operate a car”. Hal ini saya lakukan karena siswa lebih dapat membayangkan dan melihat secara langsung bagaimana melakukannya. Selain itu banyak siswa yang memiliki handphone. Selain itu pemanfaatan internet dalam pembelajaran juga saya lakukan seperti meminta siswa mencari cerita narasi di internet. Belum lama ini juga siswa kelas VII juga mempelajari procedure dan siswa diminta membuat makanan

minuman yang terjangkau bagi mereka (Wawancara 1 April 2014).

atau

keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris adalah memanfaatkan sumber belajar. Guru membimbing dan mengenal media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Peserta

Salah

satu

diminta untuk mendemontrasikan dengan cermat. Misalnya dengan bantuan internet untuk memudahkan siswa dalam mempelajari percakapan, sebagaimana di sampaikan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX

didik didik

juga harus pandai mendesain media belajar yang sesuai dengan

Guru

karakter belajar anak (Wawancara 2 April 2014).

Pernyataan tersebut diatas juga dikuatkan oleh hasil obeservasi peneliti kepada siswa yang tengah menikmati telepon gengam berbasis android untuk

pembelajaran bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan. Selain itu pemanfaatan android pada anak

mendukung

dapat merangsang semangat belajar dan menyenangkan. Sebagaimana gambar berikut :

didik

Gambar 4.1 Pembelajaran Multimedia berbasis Android pada SMP N 1 Pabelan

Dalam proses pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran guru dapat menggunakan VCD, LCD atau Tape Recorder dilaboratorium bahasa, selain itu pemanfaatan internet dalam pembelajaran juga dilakukan seperti meminta siswa mencari cerita narasi di internet dan lain-lain.

(iii) Konfirmasi Kegiatan eksplorasi adalah memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai metoda. Guru perlu: (a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik; (b) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; (c) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Dalam hal ini guru: (a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; (b) membantu menyelesaikan masalah; (c) memberi acuan agar peserta didik dapat pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Dalam hal ini guru: (a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; (b) membantu menyelesaikan masalah; (c) memberi acuan agar peserta didik dapat

Menurut kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas IX dalam menyampaikan tahapan

konfirmasi pembelajaran bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan guru perlu memperhatikan simpulan yang diajarkan oleh guru bersama siswa, sehingga mendapatkan pemahaman yang baik.

Kegiatan Akhir (Konfirmasi) diantaranya siswa memperhatikan simpulan tentang hal-hal

diajarkan guru (Wawancara 2 April 2014).

yang

Selanjutnya menurut Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII tahapan konfirmasi dalam

pembelajaran sangat di butuhkan oleh peserta didik, baik dalam memberikan komentar atau refleksi materi yang telah dipahami. Hal inilah berdampak pada kualitas pembelajaran bahasa inggris.

selain

siswa memberi refleksi/komentar tentang hal-hal dan telah dipahami maupun hal-hal yang dipelajari baik yg menyenangkan atau tidak menyenangkan(Wawancara 1 April 2014).

itu

Dengan hanya mengandalkan kegiatan belajar di kelas reguler yang waktunya sangat terbatas tidaklah cukup bagi siswa untuk dapat menguasai materi belajar secara maksimal. Oleh karena itu pemberian tugas oleh guru di luar jam belajar di kelas memiliki peran yang sangat penting

menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Secara garis besar tugas yang diberikan pada siswa berkenaan dengan materi yang dipelajari dibedakan menjadi dua, yaitu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Sebagaimana

dalam

disampaikan oleh

Kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX membenarkan .

Selain itu kadang guru memberikan tugas terstruktur untuk memamtapkan kompetensi, hal ini bisa digali baik melalui media cetak maupun di internet. (Wawancara 2 April 2014).

Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII juga membenarkan bahwa tahapan konfirmasi sangatlah penting dalam proses pembelajaran, namun terkadang ada yang terlupakan dalam menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Dengan demikian siswa secara tidak langsung akan mengetahui materi yang akan

disampaikan bahwa mempermudah anak didik dalam memahami materi. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru bahasa inggris.

Selanjutnya

guru mempersiapkan

materi

akan dibahas pada pertemuan berikutnya. (Wawancara 1 April 2014).

yang

c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk;(a) bersama-sama dengan peserta c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk;(a) bersama-sama dengan peserta

sendiri membuat rangkuman/kesimpulan

dan

atau

pelajaran; (b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan; (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; (d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan

pembelajaran tahap berikutnya.

dalam proses pembelajaran menjadi bagian terpenting yang tak terpisahkan. Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu proses yang berkelanjutan ke arah kesempurnaan dan setiap kali suatu interaksi di kelas diakhiri pada minggu berikutnya interaksi itu pasti akan dilanjutkan. Menutup pelajaran identik dengan mengakhiri pelajaran, menutup pelajaran bukan berarti selesainya seluruh proses belajar mengajar akan tetapi menutup pelajaran berarti mengakhiri pelajaran ini dari pelajaran dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari antara Guru bersama siswa sebagaimana diungkapkan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd

Kegiatan

akhir

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Dalam proses kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi yang telah di pelajari hari itu (Wawancara 15 April 2014).

Selanjutnya Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII menambahkan selain membuat kesimpulan atas materi yang telah disampaikan

mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran karena berfungsi sebagai stimulus untuk giat berfikir kritis, membangkitkan pengertian baru dalam belajar. Selain itu melalui pengajuan

dengan

guru dapat menyelidiki kemampuan dan tingkat penguasaan materi siswa.

pertanyaan,

Saat mengakhiri pembelajaran biasanya kita akan membuat kesimpulan atau summary atas apa yang telah dipelajari saat itu kemudian ada tanya jawab atau menanyakan kepada siswa perihal pemahaman mereka atas materi saat itu (Wawancara 1 April 2014).

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 136

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 10

BAB II KERANGKA TEORITIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 9

BAB II TELAAH PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 130

BAB III METODE PANELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 12