Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

  4.1 Gambaran lokasi penelitian

  Gugus Sultan Agung terbentuk pada tahun 1995, yang terdiri dari SDN Kebonsari 1, SDN Kebonsari 2, SDN Jeruk Gulung, SDN Baleromo 1, SDN Baleromo 2, SDN Kuwu. Gugus Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu. Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd, Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi, SPd. Visi dan misi gugus sultan agung adalah sebagai berikut a) visi terwujudnya kwalitas tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, bertaqwa untuk melakukan pembaharuan pendidikan, serta memberikan dorongan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Misinya adalah 1) menyelenggarakan kegiatan kelompok kerja guru dan kepala sekolah, 2) meningkatkan aktivitas guru, kepala sekolah, dan kkg, 3) memfokuskan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang berkaitan dengan tugas guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran, 4) memetakan masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah yang berkaitan dengan tugas pengelolaan sekolah, 5) memecahkan masalah pembelajaran dan manajemen sekolah melalui penerapan berbagai metode, 6) menjadikan jalur rintisan guru dan kepala sekolah dalam rangka membentuk tenaga pendidikan yang profesional, 7) menyelenggarakan pendidikan yang berpilar pada karakter bangsa, 8) menyelenggarakan pembinaan keagamaan melalui hari-hari besar agama, 9) menyelenggarakan pembinaan jiwa nasionalisme melalui hari-hari besar nasional

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Lokasi penelitiannya adalah di Gugus Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu yang merupakan tempat berlangsungnya kegiatan KKG bagi guru-guru yang berada di wilayah Daerah Binaan (Dabin) 2 di Kecamatan Dempet. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Data diperoleh melalui studi dokumentasi, wawancara

  

key

mendalam dengan informen, observasi.

  Pelaksanan penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember 2014, adapun rinciannya sebagai berikut 1) pembuatan instrumen penelitian dan sosialisasi pada minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-2 bulan Oktober 2014, 2) pelaksanaan penelitan pada bulan Nopember 2014 setiap hari sabtu selama 1 bulan penuh, 3) pengolahan data pada minggu ke-1 dan ke-2 pada bulan Desember 2014, 4) penyusunan laporan pada minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-5 bulan Desember 2014. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naratif kualitatif yakni mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana kondisi awal kompetensi profesional guru, pelaksanaan tindakan memberikan supervisi kelompok pada guru untuk meningkatkan artisipasi dalam KKG.

  Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya adalah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Oleh karena itu guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Tugas dan tanggung jawab itu erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi, kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah kompetensi guru. Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan suatu wadah dalam pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan dan tukar menukar informasi dalam satu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. KKG merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang disampaikan oleh Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd sebagai berikut

  

“Pembentukan KKG sebenarnya didasari oleh kesulitan

guru dalam melaksanakan tugas-tugas kesehariannya

terutama dalam hal pengajaran. Oleh karena itu,

KKG diharapkan dapat menjadi ajang sosialisasi,

berbagi informasi dan pengalaman, baik diantara

sesame guru maupun dengan pihak terkait

memfasilitasi kegiatan yang dilaksanakan oleh KKG

seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, perwakilan

dinas pendidikan kabupaten/kota dan narasumber

kegiatan”

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa pembentukan KKG sebenarnya didasari oleh kesulitan guru dalam melaksanakan tugas-tugas kesehariannya terutama dalam hal pengajaran. Oleh karena itu, KKG diharapkan dapat menjadi majang sosialisasi, berbagi informasi dan pengalaman, baik diantara sesama guru maupun dengan pihak terkait memfasilitasi kegiatan yang dilaksanakan oleh KKG seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, perwakilan dinas pendidikan kabupaten/kota dan narasumber kegiatan. Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd juga menjelaskan mengenai awal pembentukan Gugus Sultan Agung sebagai berikut

  

“Awal terbentuknya Gugus Sultan Agung yaitu pada

tahun 1995, yang terdiri dari SDN Kebonsari 1, SDN

Kebonsari2, SDN Jeruk Gulung, SDN Baleromo 1, SDN

Baleromo 2, SDN Kuwu. Gugus Sekolah Sultan Agung

yang berpusat di SDN Kuwu”(Wawancara,22 november

2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa Awal terbentuknya Gugus Sultan Agung yaitu pada tahun 1995, yang terdiri dari SDN Kebonsari 1, SDN Kebonsari 2, SDN Jeruk Gulung, SDN Baleromo 1, SDN Baleromo 2, SDN Kuwu. Gugus Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu. Partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan bentuk keikutsertaan guru dalam upaya peningkatan profesional melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan fungsi dan tugas pokok guru Sekolah Dasar (SD). Partisipasi guru dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) dapat dibuktikan dengan tingkat kehadiran, keaktifan, serta sikap guru dalam mengikuti kegiatan KKG. Permasalahan yang terjadi di Gugus Sultan Agung yaitu masih rendahnya etos kerja guru di Gugus Sultan Agung, masih rendahnya partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi, SPd sebagai berikut

  

“Permasalahan yang terjadi di Gugus Sultan Agung

masih rendahnya etos kerja guru dalam mengikuti

kegiatan Kelompok Kerja Guru. Hal tersebut dapat

dilihat dari absensi kehadiran guru dalam mengikuti

KKG, khususnya di Gugus Sultan Agung yang

menunjukkan bahwa persentase kehadiran mereka

  

secara rata-rata kurang dari 50% dari jumlah guru yang

sebenarnya berjumlah 76 orang. Sehingga perlu

diupayakan peningkatan etos kerja guru dalam

mengikuti KKG“(Wawancara 22 November 2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa permasalahan yang terjadi di Gugus Sultan Agung masih rendahnya etos kerja guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi kehadiran guru dalam mengikuti KKG, khususnya di Gugus Sultan Agung yang menunjukkan bahwa persentase kehadiran mereka secara rata-rata kurang dari 50% dari jumlah guru yang sebenarnya berjumlah 76 orang. Sehingga perlu diupayakan peningkatan etos kerja guru dalam mengikuti KKG. Bapak Sujaedi, SPd Sekretaris Gugus Sultan Agung juga menyampaikan, perlu diadakan upaya untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) khusunya di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

  

”Setelah kami mengumpulkan semua kepala sekolah di

gugus sultan agung dan kita melakukan musyawarah

secara bersama-sama maka kita ambil cara untuk

meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti

kegiatan KKG yaitu dengan melakukan supervisi

kepada guru dengan teknik diskusi kelompok yaitu

teknik supervisi yang dilakukan melalui pertukaran

pendapat tentang sesuatu masalah untuk

mengembangkan ketrampilan para guru dalam

mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi

bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru dapat

berpartisipasi dalam berdiskusi, adanya interaksi antar

guru, guru-guru dapat menimba informasi dari peserta

diskusi untuk mengembangkan profesinya” (Wawancara 22 November 2014) Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa setelah ketua Gugus Sultan Agung mengumpulkan semua kepala sekolah yang ada di Gugus Sultan Agung dan melakukan musyawarah secara bersama-sama maka diambil suatu cara untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG yaitu dengan melakukan supervisi kepada guru dengan teknik diskusi kelompok yaitu teknik supervisi yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru dapat berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, guru-guru dapat memperoleh informasi dari peserta diskusi untuk pengembangan dan mengembangkan profesinya. Agar terjadi peningkatan partisipasi guru dalam mengikuti KKG perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata khususnya dari kepala sekolah masing-masing sekolah dasar seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sekolah SDN Jeruk Gulung Bapak Jamil, SPd sebagai beikut

  

“Dengan adanya permasalahan yang dihadapi oleh

kelompok kerja antara lain: (1) masih minimnya

minat anggota untuk mengikuti pelatihan yang

dilakukan oleh KKG; (2) terbatasnya sarana dan

prasarana yang menunjang program KKG; (3)

terbatasnya dana untuk mengadakan pelatihan

ataupun pendidikan bagi anggota KKG. Kami selaku

kepala sekolah selalu berupaya untuk melakukan

sosialisasi kepada guru-guru, kita juga menjelaskan

pentingnya manfaat KKG secara terperinci lagi dan kita

juga menjelaskan mengenai akan diadakannya

  

supervisi kepada guru untuk meningkatkan partisipasi

daslam kegiatan KKG”(Wawancara,22 November 2014)

  Hasil wawancara dengan kepala sekolah di atas memberikan informasi bahwa uapaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti KKG dengan melakukan sosialisasi ulang kepada guru mengenai pentingnya tujuan, manfaat KKG secara terperinci dan juga juga menjelaskan mengenai akan diadakannya supervisi kepada guru untuk meningkatkan partisipasi daslam kegiatan KKG. Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar,SPd juga menjelasakan mengenai tujuan pelaksanaan supervisi diskusi dalam kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

  

“ Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk

memecahkan masalah– masalah yang dihadapi guru

dalam pekerjaannya sehari–hari dan upaya

meningkatkan profesi melalui diskusi.Teknik supervisi

ini diikuti oleh sejumlah guru dan satu atau beberapa

supervisor.Namun, diharapkan yang terlibat dalam

diskusi adalah para guru.di dalam setiap diskusi,

supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat

memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat,

ataupun saran-saran yang diperlukan’(Wawancara,22

November 2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah– masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari–hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi. Teknik supervisi ini diikuti oleh sejumlah guru dan satu atau beberapa supervisor. Namun, diharapkan yang terlibat dalam diskusi adalah para guru. Didalam setiap diskusi, supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat- nasihat, ataupun saran-saran yang diperlukan. Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd menjelaskan mengenai perencanaan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja sebagai berikut

  

“Dalam merencanakan supervisi diskusi kelompok

untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti

KKG yaitu 1) menyusunan instrumen pengamatan dan

evaluasi, 2) menyusun jadwal supervisi, mengidenifikasi

fasilitas yang diperlukan. 3) melakukan sosialisasi

awal tentang rencana supervisi diskusi, 4) merumusan

indikator keberhasilan guru dalam meningkatkan etos

kerja, perencanakan pelaksanaan supervisi diskusi

kelompok melalui dua sikus “(Wawancara,22 November

2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa Dalam merencanakan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti KKG yaitu 1) menyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi, 2) menyusun jadwal supervisi, mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. 3) melakukan sosialisasi awal tentang rencana supervisi diskusi, 4) merumusan indikator keberhasilan guru dalam meningkatkan etos kerja, perencanakan pelaksanaan supervisi diskusi kelompok melalui dua sikus. Mengenai pelaksanaan supervisi supervisi diskusi kelompok dijelaskan oleh Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd sebagai berikut

  

“pelaksanaan diskusi kelompok saya langsungkan

dalam 2 siklus masing-masing suklus terdiri dari 2

minggu pengamatan. supervisi dengan menciptaan

suasana awal yang akrab dengan guru, mengamati

aspek-aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu etos

guru dalam dalam mengikuti KKG, memberikan nilai

pada setiap aspek yang telah ditentukan bersama pada

instrumen” Indikator yang mempengaruhi etos kerja

adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam

bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan

dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang

pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan

“(Wawancara,22 November 2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa pelaksanaan diskusi kelompok dilangsungkan dalam 2 siklus masing-masing suklus terdiri dari 2 minggu pengamatan. supervisi dengan menciptaan suasana awal yang akrab dengan guru, mengamati aspek-aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu etos guru dalam dalam mengikuti KKG, memberikan nilai pada setiap aspek yang telah ditentukan bersama pada instrumen” Indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan. Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd menjelaskan mengenai langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Sultan Agung menggunakan teknik diskusi kelompok sebagai berikut

  

“Langkah-langkah teknik supervisi diskusi adalah: 1)

Proses supervisi dimulai dengan ada suatu

permasalahan, 2) Masalah terjadi pada guru ditangkap

  

oleh supervisor, 3) Inisiatif mengadakan pertemuan

atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari

supervisor, 4) Undangan dibuat untuk para peserta, 5)

Proses supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru

dan supervisor atau para supervisor berdiskusi, setelah

guru menyampaikan masalahnya atau supervisor

berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya

atau supervisor mengemukakan informasi yang

diterimanya, 6) diskusi berhenti setelah peserta

menemukan jalan keluar permasalahan-permasalahan

yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati

bersama oleh peserta, berarti supervisi sudah selesai, 7)

Tindak lanjut diadakan kalau para peserta

menghendakinya, 8) Tukar menukar pengalaman

“(Wawancara,29 November 2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa Langkah-langkah teknik supervisi diskusi adalah: 1) Proses supervisi dimulai dengan ada suatu permasalahan, 2) Masalah terjadi pada guru ditangkap oleh supervisor, 3) Inisiatif mengadakan pertemuan atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari supervisor, 4) Undangan dibuat untuk para peserta, 5) Proses supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru dan supervisor atau para supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor mengemukakan informasi yang diterimanya, 6) diskusi berhenti setelah peserta menemukan jalan keluar permasalahan-permasalahan yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati bersama oleh peserta, berarti supervisi sudah selesai, 7) Tindak lanjut diadakan kalau para peserta menghendakinya, 8) Tukar menukar pengalaman.

  Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd menjelaskan mengenai materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung sebagai berikut

  “ Materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan

  

KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung adalah meteri

mengenai 1) Pembuatan RPP, Masalah mengenai

kegiatan belajar mengajar, 3) Pembuatan Penilaian, 4)

Pengisian raport “(Wawancara,29 November 2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung adalah meteri mengenai 1) Pembuatan RPP, Masalah mengenai kegiatan belajar mengajar, 3) Pembuatan Penilaian, 4) Pengisian raport. Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd menjelaskan mengenai partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG di Gugus Sultan setelah adanya sosialisasi tentang supervisi yang ditujukan kepada guru untuk mengikuti KKG di Gugus Sultan Agung

  

“Dengan adanya penjelasan ulang tentang kegiatan

KKG di Gugus Sultan Agung, serta penjelasan terperinci

mengenai supervisi yang ditujukan kepada guru di

gugus sultan agung dalam mengikuti KKG dengan

teknik supervsi diskusi kelompok, dimana penjelasan

tersebut dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.

Setelah adanya penjelasan dari kepala sekolah

mengenai supervisi teknik diskusi kelompok kepada

guru di gugus sultan agung dalam keikutsertaanya

pada kegiatan KKG, guru menjadi antusias dan terjadi

peningkatan partisipasi pada pelaksanaan pertama

setelah diadakannya penjelasan mengenai kegiatan

KKG dengan adanya supervisi teknik diskusi kelompok”(Wawancara,29 November 2014) Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa dengan adanya penjelasan ulang tentang kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung, serta penjelasan terperinci mengenai supervisi yang ditujukan kepada guru di gugus sultan agung dalam mengikuti KKG dengan teknik supervsi diskusi kelompok, dimana penjelasan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing. Setelah adanya penjelasan dari kepala sekolah mengenai supervisi teknik diskusi kelompok kepada guru di gugus sultan agung dalam keikutsertaanya pada kegiatan KKG, guru menjadi antusias dan terjadi peningkatan partisipasi pada pelaksanaan pertama setelah diadakannya penjelasan mengenai kegiatan KKG dengan adanya supervisi teknik diskusi kelompok. Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd juga menjelasakan peningkatan peserta KKG dalam kurun waktu 1 bulan setelah adanya penjelasan mengenai supervisi teknik diskusi kelompok yang ditujukan kepada guru dalam mengikuti kegiatan KKG sebagai berikut

  ”Setelah satu bulan pelaksanaan kegiatan KKG dengan teknik supervisi diskusi kelompok terjadi peningkatan keikutsertaan guru-guru di Gugus Sultan Agung, ini dikarenakan guru-guru yang telah mengikuti kegiatan KKG menjelaskan kepada guru yang lain mengenai manfaat dari kegiatan KKG dengan teknik supervisi diskusi kelompok, ini terjadi secara otomatisasi karena guru di gugus sultan agung merasakan manfaat dengan adanya pelaksanaan KKG. Dari presentasi kehadiran terdapat 57 peserta atau 75 % yang mengahdiri KKG di gugus Sultan Agung.” (Wawancara,29 November 2014) Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa setelah satu bulan pelaksanaan kegiatan KKG dengan teknik supervisi diskusi kelompok terjadi peningkatan keikutsertaan guru-guru di Gugus Sultan Agung, ini dikarenakan guru-guru yang telah mengikuti kegiatan KKG menjelaskan kepada guru yang lain mengenai manfaat dari kegiatan KKG dengan teknik supervisi diskusi kelompok, ini terjadi secara otomatisasi karena guru di gugus sultan agung merasakan manfaat dengan adanya pelaksanaan KKG. Dari presentasi kehadiran terdapat 57 peserta atau 75 % yang mengahdiri KKG di gugus Sultan Agung. Pengamatan yang dilaksanakan pada siklus I dan II adalah mengenai indikator etos kerja seperti yang dujelaskan oleh Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd sebagai berikut.

  

“Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan II sesuai

degan indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah

pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja,

tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam

melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan,

antusias terhadap pekerjaan. Indikator yang belum

maksimal yang didapat setelah siklus II adalah

kreativitas dalam bekerja yang hasilnya belum

maksimal “(Wawancara,29 November 2014)

  Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan

  II sesuai degan indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan. Indikator yang belum maksimal yang didapat setelah siklus II adalah kreativitas dalam bekerja yang hasilnya belum maksimal. Ibu Juwariyah guru SDN Baleromo 1 menjelaskan mengenai keterlibatan guru dalam diskusi kelompok saat pelaksanaan KKG di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

  

“Dengan adanya diskusi kelompok ini kami guru-guru

lebih dapat untuk mengembangkan berbagai

ketrampilan pada diri kami dalam mengatasi berbagai

masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar

pikiran antara satu guru dengan yang lain, guru saling

mengetahui, memahami, atau mendalami suatu

permasalahan, sehingga secara bersama–sama akan

mencari secara bersama-sama alternatif pemecahan

masalah yang sedang terjadi.”Wawancara,29 November

2014)

  Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa dengan adanya diskusi kelompok dalam pelaksanaan KKG di Gugus Sultan Agung guru lebih terbantu untuk dapat mengembangkan berbagai ketrampilan untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu guru dengan yang lain, guru saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama–sama secara mencari alternatif pemecahan masalah yang sedang terjadi.

  Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi, SPd menjelaskan mengenai tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

  

”Tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG

di Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru

khususnya di Gugus Sultan Agung dapat

menerapakan ilmu-ilmu yang didapat dari

pelaksanaan KKG dalam pembelajaran di

kelas, dapat mengatasi masalah-masalah yang

terjadi berkaitan dengan proses kegiatan

belajar mengajar, dapat mingkatkan

kompetensi agar tercipta mutu pendidkan

yang sesuai diharapkan dan tentunya prestasi

belajar siswa dapat

ditingkatkan”(Wawancara,29 November 2014)

  Hasil wawancara di atas memberiakan informasi bahwa tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru khususnya di Gugus Sultan Agung dapat menerapakan ilmu-ilmu yang didapat dari pelaksanaan KKG dalam pembelajaran di kelas, dapat mengatasi masalah- masalah yang terjadi berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar, dapat meningkatkan kompetensi agar tercipta mutu pendidikan yang sesuai diharapkan dan tentunya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

  Ketua Gugus Sultan Agung mengumpulkan semua kepala sekolah yang ada di Gugus Sultan Agung dan melakukan musyawarah secara bersama-sama maka diambil suatu cara untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG yaitu dengan melakukan supervisi kepada guru dengan teknik diskusi kelompok yaitu teknik supervisi yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru dapat berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, guru-guru dapat memperoleh informasi dari peserta diskusi untuk pengembangan dan mengembangkan profesinya. Dalam merencanakan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti KKG yaitu 1) menyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi, 2) menyusun jadwal supervisi, mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. 3) melakukan sosialisasi awal tentang rencana supervisi diskusi, 4) merumusan indikator keberhasilan guru dalam meningkatkan etos kerja, perencanakan pelaksanaan supervisi diskusi kelompok melalui dua sikus. Pelaksanaan diskusi kelompok dilangsungkan dalam 2 siklus masing-masing suklus terdiri dari 2 minggu pengamatan. supervisi dengan menciptaan suasana awal yang akrab dengan guru, mengamati aspek-aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu etos guru dalam dalam mengikuti KKG, memberikan

nilai pada setiap aspek yang telah ditentukan bersama pada instrumen” Indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan. Langkah-langkah teknik supervisi diskusi yang dialaksakan dalam kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung adalah: 1) Proses supervisi dimulai dengan ada suatu permasalahan, 2) Masalah terjadi pada guru ditangkap oleh supervisor, 3) Inisiatif mengadakan pertemuan atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari supervisor, 4) Undangan dibuat untuk para peserta, 5) Proses supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru dan supervisor atau para supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor mengemukakan informasi yang diterimanya, 6) diskusi berhenti setelah peserta menemukan jalan keluar permasalahan-permasalahan yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati bersama oleh peserta, berarti supervisi sudah selesai, 7) Tindak lanjut diadakan kalau para peserta menghendakinya, 8) Tukar menukar pengalaman. Materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung adalah meteri mengenai 1) Pembuatan RPP, Masalah mengenai kegiatan belajar mengajar, 3) Pembuatan Penilaian, 4) Pengisian raport.

  Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan II sesuai dengan indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan. Indikator yang belum maksimal yang didapat setelah siklus II adalah kreativitas dalam bekerja yang hasilnya belum maksimal. Direktorat Pendidikan Dasar dalam Roosilawati (2009:7), mengatakan bahwa KKG merupakan wadah bagi guru yang tergabung dalam gugus sekolah, yang terdapat dalam suatu wilayah kepenilikan atau didasarkan atas kelompok sekolah yang berdekatan yang ingin maju bersama di dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui sistem pembinaan professional. Wayan (2010: 39), juga menyebutkan bahwa keberadaan kegiatan KKG merupakan bagian integral dari perwujudan sistem pembinaan kompetensi guru yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan kemampuan professional guru. Lebih lanjut Resmini Wayan (2010:41) juga menegaskan bahwa secara umum hadirnya KKG bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam artian yang luas dan secara khusus untuk meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan yang ada.

  Agar terjadi peningkatan partisipasi guru dalam mengikuti KKG perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata khususnya dari kepala sekolah masing-masing sekolah dasar . Dengan adanya permasalahan yang dihadapi oleh kelompok kerja antara lain: (1) masih minimnya minat anggota untuk mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh KKG; (2) terbatasnya sarana dan prasarana yang menunjang program KKG; (3) terbatasnya dana untuk mengadakan pelatihan ataupun pendidikan bagi anggota KKG. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti KKG dengan melakukan sosialisasi ulang kepada guru mengenai pentingnya tujuan, manfaat KKG secara terperinci dan juga juga menjelaskan mengenai diadakannya supervisi kepada guru untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan KKG. Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah–masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari– hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi. Teknik supervisi ini diikuti oleh sejumlah guru dan satu atau beberapa supervisor.Namun, diharapkan yang terlibat dalam diskusi adalah para guru.di dalam setiap diskusi, supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat- nasihat, ataupun saran-saran yang diperlukan. Dengan adanya penjelasan ulang tentang kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung, serta penjelasan terperinci mengenai supervisi yang ditujukan kepada guru di gugus sultan agung dalam mengikuti KKG dengan teknik supervsi diskusi kelompok, dimana penjelasan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing. Setelah adanya penjelasan dari kepala sekolah mengenai supervisi teknik diskusi kelompok kepada guru di gugus sultan agung dalam keikutsertaanya pada kegiatan KKG, guru menjadi antusias dan terjadi peningkatan partisipasi yaitu menjadi 57 serta atau 75%. Dengan adanya diskusi kelompok dalam pelaksanaan KKG di Gugus Sultan Agung guru lebih terbantu untuk dapat mengembangkan berbagai ketrampilan untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu guru dengan yang lain, guru saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama–sama secara mencari alternatif pemecahan masalah yang sedang terjadi. Tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru khususnya di Gugus Sultan Agung dapat menerapakan ilmu-ilmu yang didapat dari pelaksanaan KKG dalam pembelajaran dikelas, dapat mengatasi masalah- masalah yang terjadi berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar, dapat mingkatkan kompetensi agar tercipta mutu pendidkan yang sesuai diaharapakan dan tentunya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

  Tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru khususnya di Gugus Sultan Agung dapat menerapakan ilmu-ilmu yang didapat dari pelaksanaan KKG dalam pembelajaran di kelas, dapat mengatasi masalah- masalah yang terjadi berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar, dapat meningkatkan kompetensi agar tercipta mutu pendidikan yang sesuai diharapkan dan tentunya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

  Walaupun ada kenaikan jumlah peserta yang diambil dari data kehadiran, akan tetapi masih ada guru yang tidak hadir sama sekali selama 1bulan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung dan rata-rata merupakan guru Wiyata Bhakti ini bisa menjadi bahan evaluasi selajutnya mengapa ada guru yang masih belum memahami pentinganya menghadiri kegiatan Kelompok Kerja Guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar, mengajar bukan hanya sekedar untuk mentransfer ilmu saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab sebagai seorang guru. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aan Purnanda. 2013. Pelaksanaaan Fungsi Kelompok Kerja Guru (KKG ) Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Berdasarkan temuan dalam penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu pelaksanaan fungsi kelompok kerja guru di Sekolah

  Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab dilihat dari aspek wahana pengembangan profesional tenaga pendidik berada padakategori baik dengan skor rata- rata 4,53, pelaksanaan fungsi kelompok kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab dilihat dari aspek wahana penyelesaian atas berbagai masalah berada pada kategori baik dengan skor rata- rata 4,40, pelaksanaan fungsi kelompok kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab dilihat dari aspek wahana sumber belajar dan kerjasama para anggota berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,27, pelaksanaan fungsi kelompok kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab dilihat dari aspek wahana menemukan dan menjabarkan gagasan baru berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,16, secara umum pelaksanaan fungsi kelompok kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,34.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 4 Satu Atap Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 9

BAB II TELAAH PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 130

BAB III METODE PANELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 92

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Dem

0 0 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten

1 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

0 1 14