IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM UPAYA MENGENTASKAN KEMISKINAN

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM UPAYA
MENGENTASKAN KEMISKINAN
(Kajian Terhadap Mekanisme Dan Kinerja
Badan / Lembaga Pengelola Zakat
Di Kota Cirebon)
Ismayana
ismadiesl@yahoo.co.id
Univeristas Swadaya Gunung Jati

Abstrak
Zakat yang selama ini dikaji secara dogmatis-normatif mulai terbuka untuk dikaji secara
kontekstual. Ide-ide pelaksanaan dan pengelolaan zakat yang masih bersifat tradisional
mulai dirubah polanya sesuai dengan kondisi kehidupan nyata masyarakat modern
sekarang ini. Zakat yang selama ini hanya bersifat karitas, belas kasihan dari si kaya

kepada si miskin yang bersifat atas bawah (top down) yang menempatkan orang kaya
sebagai subyek dan orang miskin sebagai obyek, sudah saatnya untuk dikelola sesuai
dengan pola dan perkembangan manajemen modern agar lebih berdayaguna bagi
pemberdayaan kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat. Pemikiran dan ide yang
bersifat reformatif perlu dikedepankan. Pintu-pintu ijtihad dalam bidang zakat harus
dibuka kembali, demi mencapai substansi dari ajaran zakat yaitu memberdayakan orang
miskin dan mengurangi jurang pemisah yang terlalu dalam antara si kaya dan si miskin.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah menggunakan
metode kualitatif dengan model interaktif (interaktif model of analisis)
Metode yang digunakan adalah kajian yuridis normatif yaitu bagaimana perundangundangan mengatur tentang pengelolaan zakat beserta tujuan yang hendak dicapai oleh
peraturan tersebut. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa Mekanisme
pengelolaan zakat di Wilayah Kota Cirebon menunjukkan adanya variasi dan inovasi
yang dimunculkan dari masing-masing lembaga pengelola mulai proses pengumpulan
sampai dengan pendistribusiannya. Hubungan kinerja antara Pemerintah Kota Cirebon
dengan lembaga pengelola zakat masih sangat minim sekali, hal ini terlihat dari belum
adanya koordinasi yang intensif antara Pemerintah Kota Cirebon dengan lembaga
pengelola zakat (Laziswa ICC Attaqwa), sehingga belum ada sinergi program antara
Pemerintah Kota Cirebon dengan lembaga pengelola zakat dalam upaya pengentasan
kemiskinan.
Kata Kunci : Implementasi, Mekanisme dan Zakat.


82

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

(BAZNAS) serta berbagai Lembaga Amil

Latar Belakang

Zakat (LAZ), merupakan salah satu bukti

Zakat yang selama ini dikaji secara

dari

dogmatis-normatif mulai terbuka untuk
dikaji

secara


kontekstual.

terhadap

UU

down) yang menempatkan orang kaya

sesuai dengan ketentuan nash. Tugas ini

dalam

merupakan bagian dari aktualisasi makna

masyarakat. Pemikiran dan ide yang

zakat yang substansial yaitu memberikan

bersifat reformatif perlu dikedepankan.


dana

Pintu-pintu ijtihad dalam bidang zakat

orang

miskin

dan

yang

menberdayakan,

mengusahakan kelompok penerima zakat

harus dibuka kembali, demi mencapai

memberdayakan


Tentang

dana dari masyarakat dan mengelolanya

pemberdayaan

yaitu

2011

untuk menginventarisir, mengumpulkan

lebih

zakat

Tahun

merupakan tugas daerah masing-masing


sesuai dengan pola dan perkembangan

ajaran

23

Aktualisasi undang-undang zakat itu

obyek,1 sudah saatnya untuk dikelola

dari

No.

Pengelolaan Zakat.

sebagai subyek dan orang miskin sebagai

rentan


dengan

sekarang telah disempurnakan dengan

si miskin yang bersifat atas bawah (top

kelompok-kelompok

ialah

1999 tentang Pendayagunaan Zakat yang

karitas, belas kasihan dari si kaya kepada

bagi

zakat

yaitu Undang-Undang Nomor 38 Tahun


Zakat yang selama ini hanya bersifat

berdayaguna

dan

dikeluarkannya peraturan tentang zakat

nyata masyarakat modern sekarang ini.

agar

tersebut

Selain itu respon positif pemerintah

polanya sesuai dengan kondisi kehidupan

modern


ijtihad

terhadap pelaksanaan zakat di Indonesia.

masih bersifat tradisional mulai dirubah

manajemen

proses

merupakan respon positif pemerintah

Ide-ide

pelaksanaan dan pengelolaan zakat yang

substansi

p-ISSN: 1978-2560

e-ISSN: 2442-5176

keluar dari lingkaran kemiskinan atau
dalam

kata

lain

yang

sederhana,

menjadikan si penerima zakat menjadi si

mengurangi jurang pemisah yang terlalu

pembayar zakat.

dalam antara si kaya dan si miskin.


1.2. Perumusan Masalah

Ijtihad dalam bidang zakat telah dan

1. Bagaimanakah

selalu dilaksanakan di Indonesia, baik

mekanisme

pengelolaan zakat di Wilayah Kota

secara individual maupun konstitusi.

Cirebon mulai dari pengumpulan

Keberadaan Badan Amil Zakat Nasional

83

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
sampai dengan pendistribusiannya?

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

derajat nisab (batas ukuran harta yang
dikenakan zakat) wajib kepada orang-

2.1.

Pengertian Zakat

orang

Secara etimologis, zakat berarti

Di

dalam

tahun

al-Qur’an,

makna”menyucikan

swt”.

zakat

dengan

Sedangkan

menurut

mazhab

Syafi’i, definisi zakat adalah ”sebuah

”Sesungguhnya beruntunglah orang yang

ungkapan untuk ssuatu harta yang keluar

menyucikan diri”, bermakna ”pujian”

dari harta atau badan dengan cara

(madh) seperti dalam Q.S. an-Najm:32:

tententu.

”Maka janganlah kamu mengatakan

Adapun

mazhab

Hanbali

memberikan definisi ”kewajiban yang

dirimu suci”.

harus dikeluarkan dari harta tertentu

Secara fungsional makna-makna

untuk kelompok tertentu pula”.

kebahasaan di atas kemudian terhimpun

Menurut para ahli hukum Islam,

dalam Q.S. at-Taubah: 103: ”Ambillah
sebagian

harta

ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

mereka,

agar kewajiban zakat dapat dibebankan

dengan zakat itu kamu membersihkan
menyucikan

diri

pada harta yang dimiliki oleh seorang

mereka.

muslim. Syarat-syarat itu adalah:

Maksudnya, zakat itu akan menyucikan

Kepemilikan

orang yang mengeluarkannya dan akan

itu,

Sedangkan secara terminologis,

mendefinisikan

Mazhab

Maliki

zakat

dengan

penguasaan

kekuasaan

memanfaatkannya,

maupun kekuasaan atas pemanfaatan

zakat berarti hak yang wajib dikeluarkan
harta.

dan

yang jelas dan pasti baik status kekayaan

menumbuhkan pahalanya.2.

dari

Hanafi

ditentukan oleh syari’at karena Allah

menyucikan jiwa itu”, Q.S. al-A’la: 14:

dan

Mazhab

tertentu sebagai milik orang tertentu yang

9: ”Sesungguhnya beruntunglah orang

dari

menerimanya

”menjadikan bagian khusus dari harta

jiwa”

(thaharah) seperti dalam Q.S. As-syams:

zakat

(haul)”.

mendefinisikan

penggunaan kata zakat ini digunakan
untuk

berhak

(mustahiqq) setelah melalui masa satu

“tumbuh” (numuww) dan ”bertambah”
(ziyadah).

yang

hasilnya.
Harta itu berkembang baik secara
alamiah maupun karena ikhtiar usaha

”mengeluarkan bagian khusus dari harta

manusia.

tertentu yang dimiliki setelah mencapai

Melebihi kebutuhan pokok bagi

84

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

diri, keluarga dan orng-orang yang

disebuat BAZNAS (Badan Amil Zakat

menjadi tanggungan yang memiliki harta

Nasional) yang ada di tingkat Pusat,

itu.

Propinsi dan Kabupaten. Ketentuan
Harta yang dikenakan zakat harus

pembentukan masing-masing adalah

bersih dari hutang baik kepada Allah

sebagai berikut :

dalam bentuk nadzar, hibah, dan wasiat

1. Tingkat

maupun hutang kepada sesama manusia

Nasional

dibentuk

oleh 3

Presiden atas usul Menteri;

telah mencapai kadar nisab sesuai ukuran

2. Tingkat propinsi dibentuk oleh menteri

masing-masing komoditas yang dizakati.

atas usul gubernur setelah mendapat

Mencapai haul (satu tahun)

pertimbangan BAZNAS;

Dalam Pasal 2 UU No. 23 Tahun 2011

3. Tingkat kabupaten/kota dibentuk oleh

Tentang Pengelolaan zakat disebut kan

Menteri atau pejabat yang ditunjuk

bahwa Pengelolaan zakat berasaskan :

atas usul bupati atau wali kota

a.

Syariat Islam

setelahendapat

b.

Amanah

BAZNAS.

c.

Kemanfaatan

d.

Keadilan

e.

Kepastian hukum

f.

Terintegrasi

g.

Akuntabilitas

Adapun tujuan zakat menurut teori
lainya antara lain sebagai berikut:
1. Mengangkat derajat fakir miskin dan
membantunya keluar dari kesulitan
hidup dan penderitaan, melindungi
masyarakat dari bahaya kemiskinan

Dalam Pasal 3 undang-undang di

dan kemelaratan

atas dikatakan lebih lanjut bahwa

2. Membantu

Pengelolaan zakat bertujuan:

menolong dalam kebaikan.

mewujudkan kesejahteraan masyarakat

4. Menghilangkan sifat kikir, dengki, iri

dan penanggulangan kemiskinan.

yang

dilakukan

di

persaudaraan, gotong-royong, tolong

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk

zakat

yang

3. Membentangkan dan membina tali

pelayanan dalam pengelolaan zakat.

Kelembagaan,

permasalahan

hadapi kaum mustahiq.

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Secara

pertimbangan

hati dan loba pemilik harta.

Pengelolaan
pemerintah

dilakukan oleh badan amil zakat yang

85

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
5. Menjembatani jurang pemisah antara

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

zakat ini adalah 1 sha’ tamar atau satu

yang kaya dan yang miskin diantara

sha’

masyarakat.

makanan pokok yang terdapat di

6. Mengembangkan rasa tanggung jawab,

tergantung

gandum,

jenis

daerah tertentu.

solidaritas sosial dan kasih sayang

Zakat fitrah ini dimaksudkan

pada diri sendiri dan sesama manusia

untuk membersihkan dosa-dosa yang

terutama

pernah

pada

mereka

yang

mempunyai harta.

Ramadhan,

7. Mendidik manusia untuk berdisiplin
menunaikan

dilakukan

kewajiban

agar

dan

fitrah,

orang-orang

itu

dan

juga

untuk

menggembirakan hati fakir miskin

8. Sarana pemerataan pendapatan untuk

pada hari raya idul fitri.

mewujudkan keadilan social.

Dewasa
mengalami

ini

kita

perubahan

telah

struktural

ekonomi, dari ekonomi agraris beralih

2.2. Macam-macam Zakat
Zakat merupakan shodaqoh wajib

ke ekonomi industri atau jasa, seperti

yang telah ditentukan macam dan

pegawai, dokter, dan pekerjaan lainnya

jenisnya. Dalam ilmu Fiqih zakat

yang memperoleh pendapatan dari

dibagi menjadi 2 macam, yaitu zakat

upah, gaji, honorarium, atau berbagai

fitrah dan zakat maal.

pungutan tertentu atas jasa yang

1. Zakat Fitrah

diberikan. Hasil profesi merupakan

Zakat fitrah adalah zakat yang

sumber pendapatan atau kekayaan

dikeluarkan oleh setiap orang Islam

yang tidak banyak dikenal pada masa

yang mempunyai kelebihan untuk

lampau,

keperluan keluarga yang wajar pada

karenanya

bentuk

khususnya yang berkaitan dengan

dinamakan zakat fitrah karena di
diri

oleh

pendapatan ini tidak banyak dibahas,

malam hari raya Idul Fitri. Zakat ini

dengan

puasa

benar-benar kembali kepada keadaan

menyerahkan hak orang lain padanya.

kaitkan

selama

zakat.

(al-Fitrah)

Meskipun

seseorang. Zakat fitrah dibayarkan

demikian

bukan

berarti harta yang didapatkan dari hasil

pada bulan Ramadhan hingga sholat

profesi tersebut bebas dari zakat, sebab

Idul Fitri. Adapun jumlah dan jenis

zakat

86

pada

hakekatnya

adalah

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

pungutan harta yang diambil dari

dianalogikan dengan zakat emas dan

orang-orang kaya untuk dibagikan

perak,

kepada orang-orang miskin. Dengan

dikeluarkan dari suatu profesi adalah

demikian

seseorang

seperempat puluh atau 2,5%. Hal ini

apabila telah memenuhi ketentuan

karena gaji, upah, atau yang lainnya

wajib zakat maka wajib baginya untuk

pada umumnya diterima dalam bentuk

menunaikan zakat. Kewajiban zakat

uang. Qiyas yang digunakan dalam

profesi ini berdasarkan pemahaman

menentukan zakat profesi adalah qiyas

kembali terhadap keumuman makna

syabah

yang terkandung dalam surat al-

hukumnya ditetapkan dengan metode

Baqarah 267.

syabah.

hasil

profesi

maka

yaitu

zakat

yang

qiyas

wajib

yang

‘illat

Zakat penghasilan bersih dari

Sedangkan Dr. Amin Rais

seorang pegawai atau dari profesi

berpendapat bahwa zakat terhadap

tertentu dapat diambil dari dalam

profesi-profesi

setahun penuh jika pendapatan bersih

tingkatkan sekitar 10% atau 20%. Hal

setahun itu mencapai satu nishab.

ini didasarkan dari begitu mudahnya

Zakat tersebut hanya diambil dari

seseorang dalam mendapatkan rizki

pendapatan bersih, sedangkan gaji atau

yang melimpah. Profesi-profesi yang

upah setahun yang tidak mencapai

mendapatkan rizki secara gampang

nishab (setelah dikurangi biaya hidup)

misalnya

tidak wajib dizakati.

perusahaan,

Menurut Didin Hafidhuddin
bahwa

di

dokter,

komisaris

konsultan,

akuntan,

pengacara, notaris, importir, eksportir,
dan masih banyak lagi profesi modern

dianalogikan pada dua hal, yaitu pada

yang lain. Semua ini demi kehidupan

zakat pertanian serta zakat emas dan

sosial yang lebih sehat supaya jarak

perak. Jika dianalogikan pada zakat

antara yang kaya dan miskin tidak

pertanian, maka zakat profesi tidak ada

semakin menganga lebar.

ketentuan haul. Dan nishabnya senilai

2.3. Pengelola Zakat

kilogram

profesi

perlu

dapat

653

zakat

:

modern

padi

dan

1.

waktu

Pembentukan Amil Zakat.
Pengelola zakat

mengeluarkan zakatnya adalah pada

atau

yang

biasa disebut dengan amil, adalah

saat menerima gaji. Sedangkan bila

87

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
orang atau organisasi yang mengurus

semua mustahiq akan memperoleh

zakat dengan cara mengumpulkan,

bagiannya.

mencatat,

atau

3.

mendistribusikan

Memelihara air muka para

berhak

mustahiq, karena mereka tidak perlu

menerimanya sesuai dengan ketentuan.

berhadapan langsung dengan muzaki

Pada masa Nabi, para amil diangkat

dan mereka tidak harus pula datang

langsung oleh nabi Muhammad SAW.

meminta

kepada

mereka

yang

Nabi menggunakan istilah amil bagi

4. Asnaf yang menerima zakat tidak

orang yang ditunjuk olehnya sebagai

terbatas pada individu, tetapi juga

petugas

untuk kemaslahatan umum

yang

mengumpulkan

dan
zakat.

Berdasarkan UU No: 23 Tahun

Menurut Rasyid Ridho, amil adalah

2011 bahwa organisasi yang berhak

mereka yang ditugaskan oleh imam

mengelola zakat terbagi menjadi dua

atau pemerintah untuk melaksanakan

yaitu : organisasi yang di bentuk oleh

pemungutan,

pemerintah yang di sebut dengan

menyalurkan

sedekah

atau

penyimpanan,

dan

pendistribusiannya. Dari definisi ini

Badan

dapat dipahami bahwa amil haruslah

organisasi

orang

prakarsa masyarakat yang di sebut

yang

ditunjuk

pemerintah.Namun

para

oleh

Amil

Zakat

yang

di

(BAZ)

dan

bentuk

atas

Lembaga Amil Zakat (LAZ).

ulama

berpendapat bahwa amil tidak harus

2. Syarat-Syarat Amil.

dibentuk oleh pemerintah, tetapi para

Untuk menjadi seorang amil, haruslah

ulama’ sepakat bahwa pemerintah

memiliki

mempunyai

berikut:

keterlibatan

dalam

pembentukan amil. Pembentukan amil

a.

mempuyai keistimewaan antara lain :
1.

syarat-syarat

sebagai

Islam, zakat merupakan kewajiban
kaum muslimin, maka orang Islam

Jaminan terlaksananya syari’at

menjadi syarat bagi urusan mereka.

zakat
2.

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

b.
Pemerataan (karena dengan

Mukalaf, yaitu orang dewasa yang
sehat

akal

fikirannya

dan

siap

keterlibatan satu tangan, diharapkan

menerima tanggung jawab mengurus

seseorang tidak akan memperoleh dua

urusan umat.

kali dari dua sumber, dan diharapkan

88

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
c.

4. Fungsi dan Tugas Pokok Amil.

Memiliki sifat amanah, jujur dan

A. Dewan Pertimbangan

adil, sifat ini sangat penting berkaitan
1)

dengan kepercayaan umat.
d.

saran dan rekomendasi kepada badan

melaksanakan segala sesuatu yang

pelaksana

berkaitan

dalam pengelolaan zakat, meliputi

dengan

zakat

kepada

Memiliki

kemampuan

a) Menetapkan

kebijakan

b) Mengeluarkan fatwa syariah baik
diminta

Susunan Organisasi Pengelola

maupun

tidak

berkaitan

dengan hukum zakat yang wajib

Zakat.
Adapun

susunan
zakat

diikuti oleh pengurus.

organisasi

adalah

c) Memberikan pertimbangan, saran dan

sebagai

rekomendasi kepada badan pelaksana

berikut:

dan komisi pengawas baik diminta

a. Organisasi pengelola zakat terdiri atas
Dewan

garis-garis

badan pelaksana.

dalam melaksanakan tugasnya.

pengelola

pengawas

umum bersama komisi pengawas dan

Kesungguhan amil zakat dalam

3.

komisi

2). Tugas Pokok

untuk

baiknya.
f.

dan

aspek syariah dan aspek manajer.

melaksanakan tugas dengan sebaik-

Pertimbangan,

maupun tidak.

Komisi

d) Menampung,

Pengawas, Badan Pelaksana.
Dewan

menyampaikan

Pertimbangan

mengolah

dan

pendapat

umat

tentang pengelolaan zaka

sebagaimana dimaksudkan pada ayat

d.

fatwa,

zakat, yang menyebabkan ia mampu

e.

c.

Fungsi
Memberikan pertimbangan,

Mengerti dan memahami hukum

masyarakat.

b.

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

(1) meliputi unsur Ketua, Sekretaris

B. Komisi Pengawas

dan Anggota.

1). Fungsi
Sebagai

Komisi pengawas sebagaimana

pengawas

internal

dimaksud pada ayat (1) meliputi

lembaga atau operasional kegiatan yang

unsur Ketua, Sekretaris, dan Anggota.

dilaksanakan badan pelaksana.

Badan

pelaksana

sebagaimana

dimaksudkan pada ayat (1) meliputi
unsur Ketua, Sekretaris dan Anggota.

89

7

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
d.

Menyampaikan
pertanggung

2). Tugas Pokok.

laporan

jawaban

kepada

pemerintah.

a) Mengawasi pelaksanaan rencana
e.

kerja yang telah disahkan
b) Mengawasi

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

Bertindak
jawab

pelaksanaan

untuk

dan

bertanggung

dan

atas

nama

kebijakan-kebijakan yang telah

organisasi baik kedalam maupun

ditetapkan dewan pertimbangan.

keluar.

c) Mengawasi operasional kegiatan
yang

badan

Dalam surat at-Taubah ayat 60

mencakup

di sebutkan siapa saja yang berhak

pendistribusian

untuk menerima zakat. Allah SWT

dilaksanakan

pelaksana,

yang

pengumpulan,

2.4. Mustahiq Zakat

berfirman : Artinya : “Sesungguhnya

dan pendayagunaan.
d) Melakukan
operasional

dan

pemeriksaan

zakat-zakat itu hanyalah untuk orang

pemeriksaan

orang

syariah.

fakir,

orang-orang

miskin,

pengurus-pengurus zakat, para mualaf

e) Menunjuk akuntan publik.

yang

dibujuk

hatinya,

untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang
C. Badan Pelaksana

yang berhutang, untuk di jalan Allah

1. Fungsi
Sebagai

dan orang-orang yang sedang dalam
pelaksana

pengelola

perjalanan sebagai suatu ketetapan

yang

meliputi

yang diwajibkan Allah.Dan Allah maha

zakat

pengumpulan,

penyaluran

dan

mengetahui lagi maha bijaksana” (QS.

pendayagunaan zakat.

At Taubah : 60)
Ayat ini menyebutkan hanya ada

2. Tugas Pokok
a. Membuat rencana kerja.

delapan golongan orang-orang yang

b. Melaksanakan

berhak

operasional

menerima

zakat,

dengan

pengelolaan zakat sesuai rencana

demikian yang tidak termasuk di dalam

kerja yang telah disahkan dan

salah satu golongan tersebut tidak

sesuai dengan kebijakan yang

berhak atas zakat. Penjelasan masing-

telah ditetapkan.

masing golongan adalah sebagai berikut
:

c. Menyusun laporan tahun.
90

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

pembagi zakat .Allah memberi bagian

1. Fakir
Fakir

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

adalah

orang

yang

kepada orang yang mengurus zakat dari

tidak

harta zakat.

mempunyai harta atau pun usaha yang
memadai,

sehingga

kebutuhannya

besar

Amil dapat menerima bagian

terpenuhi,

dari zakat hanya sebesar upah yang

sebagian

tidak

meskipun ia memiliki pakaian dan

pantas untuk pekerjaannya.

tempat tinggal. Namun jika orang yang

4. Muallaf.

tidak bisa memenuhi kebutuhannya

Mualaf adalah orng yang diharapkan

dikarenakan

kecendrungan

kemalasannya

bekerja

hatinya

atau

padahal ia mempunyai tenaga, maka ia

keyakinannya dapat bertambah terhadap

tidak termasuk kedalam golongan fakir.

islam atau terhalangnya niat jahat orang

2. Miskin

tersebut terhadap kaum mulimin atau

Miskin

ialah

orang

orang

yang

yang

diharapkan

manfaatnya

menghasilkan sebagian kebutuhannya

menolong kaum muslimin.

tetapi ia tidak dapat mencukupinya.

5. Riqab

Kebutuhan yang dimaksudkan ialah

Riqab

makanan, pakaian dan lain-lain menurut

membebaskan dirinya dari tuannya,

keadan yang layak baginya. Meskipun

dalam pengertian ini tebusan yang di

antara fakir dan miskin hanya memiliki

perlukan untuk membebaskan orang

sedikit perbedaan akan tetapi dalam

Islam yang di tawan oleh orang-orang

teknis operasionalnya sering disamakan,

kafir. Maka untuk membebaskan harus

yaitu orang yang yang tidak memiliki

menebusnya dengan sejumlah uang

penghasilan

kepada

sekali

atau

adalah

tuannya,

membela

ada

memiliki harta atau usaha yang dapat

sama

dalam

akan

budak

maka

yang

ia

dan

akan

berhak

memilikinya tetapi tidak mencukupi

mendapatkan pembagian zakat, hal ini

kebutuhan dirinya dan keluarganya.

merupakan salah satu cara di dalam

3. Amil

Islam untuk menghapuskan perbudakan.

Amil
melaksanakan

adalah

orang

yang

Cara untuk membebaskan budak

segala

sesuatu

yang

bisa dilakukan dengan menolong budak

berkaitan dengan pengelolaan zakat ,

mukhatab

baik

melakukan perjanjian atau kesepakatan

pwnarik,

pencatat,

bendahara,
91

yaitu budak

yang telah

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

dengan tuannya, bahwa ia sanggup

yang

bertentangan

dengan

menghasilkan harta dengan nilai dan

Islam.Dengan demikian definisi jihad

ukuran tertentu untuk membebaskan.

tidak hanya terbatas pada kegiatan
ketentaraan saja.
8. Ibn as-Sabil.
Ibn as-Sabil adalah orang yang

6. Al-Ghari
Al-Gharimin adalah orang yang

kehabisan bekal dalam perjalanan dan

mempunyai hutang bertumpuk untuk

tidak dapat mendatangkan uang dari

memenuhi kebutuhan hidupnya yang

rumahnya. Orang tersebut diberi zakat

kemudian

untuk

hanya sekedar untuk sampai pada tujuan

membayar hutangnya. Maka dengan

yang dimaksud. Ibn as-Sabil dapat

zakat diharapkan dapat dipergunakan

memperoleh bagian zakat apabila benar-

untuk melunasi sebagian atau seluruh

benar membutuhkan uang zakat, artinya

hutangnya.

tidak mempunyai atau kekurangan biaya

tidak

mampu

Para ulama membagi gharimin

untuk kembali ke daerahnya, dan tidak

menjadi dua macam, pertama, orang

sedang dalam perjalanan maksiat, dan

yang berhutang untuk kemaslahatan

tidak mendapatkan orang yang memberi

dirinya dan keluarganya , dan yang

pinjaman pada saat meneruskannya.

kedua, orang yang berhutang untuk
kemaslahatan

orang

lain

atau

2.5. Pendistribusian Zakat Secara

kepentingan umum. Dengan demikian

Produktif
Pendistribusian zakat merupakan

gharimin di beri bagian zakat sekedar
untuk melunasi hutangnya.

penyaluran atau pembagian dana zakat

7. Fi-Sabilillah

kepada mereka yang berhak. Distribusi
zakat mempunyai sasaran dan tujuan.

Fi-Sabilillah adalah orang yang
berperang

di

jalan

Allah,

Sasaran di sini adalah pihak-pihak yang

tanpa

memperoleh gaji atau imbalan. Dalam

diperbolehkan

pengertian yang sangat luas fi-Sabilillah

sedangkan

juga

berdakwah,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

berusaha menegakkan hukum Islam dan

dalam bidang perekonomian sehingga

membendung arus pemikiran-pemikiran

dapat

diartikan

dengan

92

menerima
tujuannya

memperkecil

zakat,
adalah

kelompok

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

masyarakat yang kurang mampu, yang

diberikan kepada yang berhak secara

pada

meningkatkan

konsumtif saja, tetapi dapat diberikan

kelompok muzaki. Dana zakat yang

dalam bentuk lain yang dapat digunakan

telah dikumpulkan oleh lembaga amil

secara produktif.

akhirnya

akan

Pendistribusian

zakat harus segera disalurkan kepada

zakat

kepada

para mustahiq sesuai dengan program

para mustahiq dalam bentuk apa adanya

kerja lembaga amil zakat. Zakat tersebut

untuk digunakan secara konsumtif itu

harus

para

cocok apabila sasaran pendistribusian

mustahiq sebagaimana tergambar dalam

ini adalah orang-orang jompo, anak

surat at-Taubah ayat 60.

yatim, ibn sabil atau fakir miskin yang

didistribusikan

kepada

yang

memerlukan bantuan dengan segera

digunakan dalam pendistribusian zakat

atau untuk hal-hal yang bersifat darurat,

ini,

secara

pemenuhan kebutuhan fakir miskin

parsial, dalam hal ini ditujukan kepada

dengan dana zakat itu hanya sebatas ia

orang yang miskin dan lemah serta

tidak

dilaksanakan

dan

depannya. Kemudian bagi mereka yang

bersifat insidentil. Dengan cara ini

kuat bekerja, memiliki keterampilan dan

masalah

mau berusaha, dapat diberi modal usaha

Ada

dua

Pertama

diatasi

pendekatan

:

pendekatan

secara

langsung

kemiskinan
untuk

pendekatan
seperti

lagi

di

hari

baik berupa uang ataupun barang, serta

cara

dengan cara perorangan atau secara

mengutamakan

kelompok. Pemberian modal ini harus

Kedua

struktural,

lebih

dapat

terlantar

:

sementara.

secara

ini

mereka

akan

secara

dipertimbangkan secara matang oleh

berkesinambungan yang bertujuan agar

amil. Apakah seseorang yang diberi

pemberian

pertolongan

mengatasi

dana itu mampu mengelolanya apa

masalah kemiskinan dan diharapkan

tidak, sehingga pada suatu saat orang

nantinya mereka menjadi muzaki.

tersebut

mustahiq

zakat

Untuk

dapat

memanfaatkan

tidak

menggantungkan

hidupnya kepada pihak lain.

dan

mendayagunakan zakat dengan sebaik-

Dana zakat akan lebih berdaya

baiknya, diperlukan kebijaksanaan dari

guna jika dikelola menjadi sumber dana

lembaga

Dan

yang penggunaannya sejak dari awal

hanya

sebagai pelatihan atau untuk modal

amil

pendistribusian

zakat

zakat.
tidak

93

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

usaha dan hal ini diharapkan dapat

pendistribusian

mengentaskan

memerangi riba.

seseorang

dari

tersebut

dapat

Hal ini juga disepakati oleh Abu

kemiskinan.
bentuk

zakat

Zahrah, Khalaf dan Hasan. Mereka

Qardhawi,

dalam

beralasan bahwa apabila utang boleh

bukunya yang fenomenal, yaitu Fiqh

dibayar dari harta zakat, maka akan

Selain
produktif,

dalam

Yusuf

menyatakan

Zakat,

bahwa

lebih

juga

utama

bolehnya

dilakukan

pabrik atau perusahaan-perusahaan dari

peminjaman dari zakat dengan 12
cara
yang baik. Mereka menjadikannya

uang zakat untuk kemudian kepemilikan

qiashul

dan keuntungannya diperuntukkan bagi

Muhammad

kepentingan fakir miskin, sehingga akan

Quran itu telah menjadikan dalam ruang

terpenuhi

lingkup zakat satu bagian untuk orang

diperbolehkan

membangun

kebutuhan

hidup

pabrik-

mereka

sedang

aula.

Hamidullah,

menurut
bahwa

sepanjang masa. Dan untuk saat ini

yang

peranan pemerintah dalam pengelolaan

berhutang itu ada dua macam :

zakat

digantikan

lembaga-lembaga

Pertama:

zakat atau badan amil zakat (BAZ).
Dana

zakat

berhutang.

Dan

orang

orang

yang

al

yang

sebab

kefakirannya dan dengan sebab tidak

selain

mempunyai sesuatu cara apapun untuk

didistribusikan dalam bentuk hibah juga

mampu membayar hutangnya. Kedua:

dapat didistribusikan dalam bentuk

orang yang mempunyai kebutuhan-

pinjaman. Menurut Yusuf Qardhawi hal

kebutuhan mendesak, mereka memiliki

ini berdasar dari qiyas antara orang

cara untuk mendapatkan pertolongan

yang meminjam terhadap orang yang

dengan cara memimjam. Hamidullah

berhutang dan qiyas yang benar dan

memasukkan bagian ini kedalam bagian

maksud umum ajaran Islam dalam bab

gharimin. Dalam pendayagunaan dana

zakat,

zakat

membolehkan

pinjaman

pada

memberikan
orang

ada

tiga

hal

yang

perlu

diperhatikan yaitu :

yang

membutuhkannya dari bagian gharimin,

Diberikan hanya yang termasuk dalam

dan hal tersebut harus diatur dalam

delapan asnaf.

pembukuan

Zakat tersebut dapat diterima dan

yang

khusus,

sehingga

dirasakan manfaatnya. 3.Sesuai dengan
94

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
keperluan mustahiq (konsumtif atau

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

wawancara ataupun kuesioner.

produktif).
Pendistribusian

zakat

yang

Analisis Data

dilakukan oleh lembaga amil zakat

Teknik

data 13
yang

analisis

diarahkan pada program-program yang

digunakan dalam penelitian hukum ini

memberi manfaat jangka panjang untuk

adalah menggunakan metode kualitatif

perbaikan

dengan

kesejahteran

mustahiq

model

interaktif

(interaktif

menjadi muzaki, melalui peningkatan

model

kualitas sumber daya manusia dan

kualitatif

pemberdayaan

sosial

serta

berlanjut, berulang-ulang dan terus-

pengambangan

ekonomi,

seperti

menerus. Reduksi data, penyajian data

analisis).

Analisis

data

merupakan

upaya

yang

of

program pengembangan ekonomi umat,

dan

penarikan

kesimpulan

menjadi

program beasiswa, program pelayanan

gambaran keberhasilan secara berurutan

sosial dan kemanusiaan, dan program

sebagai rangkaian kegiatan analisis

dakwah masyarakat.

yang saling susul menyusul. Model
analisis ini meliputi tiga tahap yaitu :
tahap reduksi data, tahap penyajian data

Lokasi dan Objek Penelitian

dan tahap verifikasi atau penarikan

Lokasi penelitian yaitu di wilayah
Kota Cirebon dengan objek penelitian

kesimpulan.

lembaga pengelola zakat di wilayah

Mekanisme Pengelolaan Zakat di
BAZNAS Kota Cirebon
a. Mekanisme Pengumpulan Dan

Kota Cirebon yaitu, BAZNAS Kota
Cirebon dan Laziswa ICC Attaqwa

Pengelolaan

Kota Cirebon.

Shadaqah

Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan

bahan

Infak

Dan

di BAZNAS

Kota

Cirebon
hukum

Menurut Drs. H.Sujai Amien

dilakukan melalui studi pustaka berupa

selaku ketua BAZNAS Kota Cirebon

peraturan perundang-undangan, literatur

pengumpulan zakat dari para PNS yang

buku dan lain sebagainya. Disamping

bekerja di Cirebon biasanya memakai

itu juga dengan melakukan penelitian
lapangan

Zakat,

cara potong gaji. Sebelumnya sudah ada

mendapatkan data secara

surat edaran dulu dari masing-masing

langsung di lapangan baik melalui
95

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

pimpinan instansi yang memberitahu

miskin, BAZNAS sangat peduli sekali.

ada potongan gaji untuk kewajiban

Terkait

menunaikan

infak dan shadaqah di BAZNAS Kota

zakat

atau

infak

dan

dengan

penyaluran

shadaqah. Dalam hal ini masing-masing

Cirebon

PNS

akan

wawancara dan mempelajari data-data

menyumbang sebesar 1%, 2%, 2,5%

yang ada di BAZNAS Kota Cirebon,

atau lebih untuk menunaikan membayar

penggunaan

zakat, infak dan shadaqah tergantung

shadaqah di sana

dari

mulai

bisa

memilih

kesanggupan

apakah

dan

keikhlasan

Surakarta,

pendidikan,

formulir potongan gaji.

masyarakat,

Bagi kalangan di luar PNS bisa

hasil

dana zakat, infak dan

dari

masing-masing yang akan dicatat dalam

dari

zakat,

cukup
untuk

beragam,
kepentingan

kepentingan

pengobatan

kepentingan

remaja,

pemberdayaan para penyandang cacat

langsung menyetorkan zakat, infak dan

dan sebagainya.

shadaqahnya ke kantor BAZNAS Kota

Bisa dilihat dalam tabel di

Cirebon dan akan diberikan bukti

bawah ini tentang pendayagunaan zakat,

penyetoran.

infak dan shadaqah yang dilakukan oleh

Menurut

Drs.

H.Sujai

Amien ada juga perseorangan yang

BAZNAS

menyetorkan uang zakat, infak dan

berpendapat,

shadaqahnya ke BAZNAS, walaupun

dilakukan

jumlahnya tidak sebanyak dari kalangan

sudah memenuhi kriteria -kriteria yang

PNS.

sudah

infak

Kota

Cirebon.

hal-hal

BAZNAS

Peneliti

yang
Kota

telah
Cirebon

ditentukan oleh syariah islam

Untuk penggunaan dana zakat,

sebagaimana tercantum dalam Undang-

dan

Undang No 23 Tahun 2011

shadaqah

menurut Drs.

tentang

H.Sujai Amien, BAZNAS Kota Cirebon

Pengelolaan Zakat.

memegang prinsip bahwa zakat, infak

4.2.

dan shadaqah harus digunakan untuk 8

Zakat, Infak dan Shadaqah di

asnaf yang sudah ditentukan dalam Al-

Laziswa

Qur’an

dengan

mengambil

Mekanisme

Attaqwa Kota Cirebon.

Proses

sendiri

Pengumpulan

pengumpulan

dana

mengenai

zakat, infaq dan shadaqah di Laziswa

kedelapan asnaf itu terutama hal-hal

ICC Attaqwa berdasarkan wawancara

yang berkaitan dengan problem orang

dengan

pendapat

BAZNAS

96

Direktur

Laziswa

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Drs.KH.Ahmad
disampaikan

Syatori,
bahwa

*

M.Ag

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
Anak Asuh, yaitu beasiswa dan

pembinaan rutin bagi sejumlah anak

pengumpulan

dilakukan dengan berbagai program

usia

diantaranya yaitu zakat, bulanan dan

mahasiswa. Tujuan program ini

insidental.

untuk

Media

yang

digunakan

SD

sampai

SMA

membantu

serta

siswa

dan

adalah publikasi melalui lounching

mahasiswa kurang mampu untuk

program, kampanye program, sms,

memperlancar

iklan di radio, penerbitan majalah.

yang

Berbagai

program

proses

pendidikan

diikutinya

serta

mengarahkannya kepada aktivitas

telah

yang positif.

ditawarkan oleh pengelola Laziswa
*

ICC Attaqwa yang terdiri dari program

Distribusi Daging Qurban yaitu

pemberdayaan dan karitas. Diantara

optimalisasi

program pemberdayaan yang telah

qurban sehingga bisa dirasakan

dilaksanakan yaitu:

manfaatnya

*

penyaluran

oleh

hewan

masyarakat

di

Prestatif

daerah yang jarang dan tidak pernah

untuk

merasakan hewan qurban, yaitu

mahasiswa di kampus-kampus di

daerah miskin di pedesaan dan

wilayah Kota Cirebon antara lain :

perkotaan. Selain itu, program ini

Unswagati, IAIN, UMC, UNU dan

digunakan

STIA Bunga Bangsa dari awal

pembinaan

masuk sampai selesai kuliah yang

tersebut.

Program
Dhuafa

Beasiswa

yaitu

dirangkai

beasiswa

dengan

*

program

sebagai
di

momentum
daerah-daerah

Kelompok Belajar Anak Pintar

pendampingan belajar, pembinaan

yaitu Pendampingan belajar serta

kemandirian, pembinaan keislaman.

bimbingan belajar gratis untuk anak-

Tujuan

adalah

anak dhuafa di daerah perkotaan

dari

maupun pedesaan. Dibimbing oleh

keluarga tidak mampu agar bisa

relawan dari mahasiswa penerima

menyelesaikan

di

beasiswa dan pengelola Laziswa

memiliki

ICC Attaqwa secara professional

program

mendukung

kampusnya
kemampuan

ini

mahasiswa

pendidikan
serta

lebih

setelah

dan terarah.

lulus

kuliah

Adapun Program Karitas yang telah
97

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
dilaksanakan yaitu:

4.3.

a. Zakat untuk semua yaitu Laziswa
ICC

Attaqwa

Program

Lembaga

Hubungan

memenuhi aspirasi donatur dan

Kebijakan

masyarakat

terhadap

kondisi

Dalam

komunitas,

personal,

masjid,

Kemiskinan.

pendidikan

dan

dan

dengan

M.Ag

lain

dalam

Cirebon

Pengentasan

wawancara

antara

Kepala BAZNAS

Kota Cirebon Drs. H. Sujai Amin

yaitu

Laziswa ICC Attaqwa bekerja sama

professional

Rangka

peneliti dengan

Bencana

lembaga

Pemkot

Hasil

yang memerlukan bantuan.
Recovery

Kinerjanya Dengan

dan

masalah kemanusiaan disekitarnya

b. Aksi

Pengelola

Zakat Di Kota Cirebon Dan

untuk

lembaga

berusaha

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

yang

Drs. KH. Ahmad Syatori,
bahwa

Cirebon

menangani

BAZNAS

mempunyai

Kota

program-

masalah bencana untuk melakukan

program rutin yang sudah dijalankan

bantuan kepada korban bencana

dengan

alam. Sehingga bantuan dari donatur

dijalankan.

bisa tepat sasaran dan dapat segera

adalah

dirasakan manfaatnya.

pedagang makanan gorengan dan
para

c. Bakti Sosial yaitu aksi sosial di

baik

dan

akan

Beberapa

bantuan

program

modal

pedagang

terus

kecil

untuk

lainnya;

daerah-daerah minus dalam rangka

bantuan untuk keluarga yang anak-

meringankan

anaknya

beban

masyarakat.

tidak

terpenuhi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan

kebutuhannya;

bekerja

pengobatan, misalnya bantuan biaya

sama

lembaga
lembaga

dengan

lembaga-

pembagian

operasi jantung di Jakarta untuk

bentuk

orang yang kurang mampu; bantuan

layanan

orang yang sedang terlilit utang;

kesehatan,
pemberdayaan,

dalam

sembako,

biaya

dan

kemahasiswaan
lainya

bantuan

pembinaan,
penyediaan

dan

bantuan

kegiatan

pendidikan;

bantuan

untuk

siswa-siswa

perbaikan fasilitas umum dan lain

berprestasi; bantuan untuk orang-

sebagainya.

orang yang menyandang disabilitas;
bantuan untuk orang-orang yang
98

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

kehilangan barang dan uang atau

Kota Cirebon sangat minim bahkan

kehabisan bekal bagi yang sedang

bisa dikatakan tidak ada kordinasi

musafir.

yang

baik.

Komunikasi

dilaksanakan sebatas

Menarik sekali bagi peneliti,

baru

komunikasi

ternyata dana zakat, infak dan

antar lembaga pengelola dan itupun

sedekah

belum bisa berjalan dengan baik.

yang

dikelola

oleh

BAZNAS Kota Cirebon tidak hanya

5.1.
1.

untuk bantuan konsumtif, tetapi ada

Simpulan

17
Mekanisme pengelolaan zakat

juga bantuan untuk modal usaha

di

bagi para pedagang kecil, walaupun

menunjukkan adanya variasi dan

jumlahnya tidak besar. Munurut

inovasi

Drs. H. Sujai Amin, bantuan itu

masing-masing lembaga pengelola

rata-rata sebesar Rp 500.000- Rp

mulai proses pengumpulan sampai

1.000.000.

dengan

Bagi

para

pedagang

Wilayah

Kota

yang

Cirebon

dimunculkan

dari

pendistribusiannya.

kecil, menurut pendapat peneliti, hal

Berbagai program dimunculkan agar

itu sudah sangat berarti.

menarik para muzakki berkenan

Penyaluran

dana

mengeluarkan

yang

zakat,

infak

dan

terkumpul di Laziswa ICC Attaqwa

shodaqoh sesuai dengan program

Kota

dilakukan

yang diminati. Lembaga zakat juga

melalui program karitas yaitu amal

memberikan kemudahan bagi para

sosial dan yang bersifat konsumtif,

muzakki yang akan menyalurkan

adapun yang bersifat pemberian

dananya mulai dari potong gaji,

modal belum ada. Permasalahan

transfer, penjemputan dana atau bisa

yang muncul adalah

kurangnya

juga datang sendiri ke kantor.

koordinasi

pemerintah

Berbagai

Cirebon

baru

antara

dengan lembaga pengelola zakat di

untuk

wilayah

ataupun

Cirebon.

upaya

juga

dilakukan

menarik

para

muzakki

sekedar

memberikan

Hal

ini

diungkapkan

oleh

informasi melalui internet, sms,

pengelola Laziswa ICC Attqwa dan

spanduk, brosur, iklan media massa

Baznas Cirebon bahwa selama ini

dan lain sebagainya.

sebagaimana

komunikasi

dengan

2.

pemerintah
99

Hubungan

kinerja

antara

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

(Jakarta: UI Press, 1988

Pemerintah Kota Cirebon dengan

3. Wahbah

lembaga pengelola zakat masih

az-Zuhaily,

al-Fiqhul

sangat minim sekali, hal ini terlihat

Islamy wa Adillatu hu, Juz III

dari belum adanya koordinasi yang

(Damaskus: Dar al-Fikr, 2004

intensif antara Pemerintah Kota

4. Matthew B. Miles dan A. Michael

Cirebon dengan lembaga pengelola

Huberman. 1992. Analisis Data

zakat

Kualitatif.

(Laziswa

ICC

Attaqwa),

Jakarta:

Universitas

Indonesia (UI-Press).

sehingga belum ada sinergi program
antara Pemerintah Kota Cirebon
dengan lembaga pengelola zakat

B. Undang-undang

dalam

1.

upaya

pengentasan

Undang-Undang

Nomor

38

kemiskinan. Belum banyak program

Tahun 1999 tentang Pendayagunaan

dari lembaga pengelola zakat di

Zakat

Wilayah

Kota

ditujukan

khusus

Cirebon

5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

yang

dalam

tentang Pengelolaan Zakat.

rangka

program pengentasan kemiskinan
seperti

pemberian

modal.

Penggunaan dana lebih didominasi
oleh program karitas (charity) atau
yang lebih bersifat konsumtif.

Daftar Pustaka
A. Buku
1. Abdullah Nasih Ulwan, Hukum
Zakat dalam Pandangan Empat
Mazhab (Jakarta: Litera Antar Nusa,
1985
2. Amin Abdullah, Dinamika Islam
Kultural

(Bandung,

Muhammad

Daud

Mizan:2000
Ali,

Sistem

Ekonomi Islam, Zakat, dan Wakaf
100