BAHASA IBU DALAM TULISAN DESKRIPSI SISWA SMP KELAS VII

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

BAHASA IBU DALAM TULISAN DESKRIPSI
SISWA SMP KELAS VII
Dwi Fitriyani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
[email protected]
Abstract
Mother tongue is the first language from childern. The mother tongue of State Junior
High School Number I Banyumas student dominate with local language such as
Javanese of habitual society in communication there. The Childern get difficulties in
language learning especially descriptive. The objective of this research knows of
mother toungue used in descriptive text made by Junior High School number I
Banyumas. This research is using analysis descriptive that mother tongue as the
object of the research. The data collecting technique is using test and interview. The
researcher gives a picture to the students then describes the picture. Furthemore, the
researcher is interviewing the students about their identity. The result showed that the
most of the students still using their mother tongue, Javanese then their national
language, bahasa Indonesia.

Key Words:Mother Tongue, Descriptive Text.


memperoleh

1. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu unsur
yang sangat penting dalam kehidupan

bahasa.

Anak

akan

menyimak apa yang didengarnya dan
menirunya untuk diucapkannya.

manusia. Karena dengan bahasa kita

Bahasa yang diperoleh dan dikuasai


dapat berkomunikasi dengan baik. Tanpa

oleh anak untuk pertama kalinya disebut

bahasa, manusia akan kesulitan dalam

dengan bahasa pertama atau bahasa ibu.

melakukan

Bahasa ibu merupakan bahasa yang

interaksi

atau

menjalin
dalam

pertama kali diperoleh anak ketika sudah


bermasyarakat. Kehidupan bermasyarakat

mampu berbicara. Bahasa ibu bagi setiap

terdiri dari individu-individu yang saling

orang dapat saja berbeda, meski dalam

bergantung dan menggunakan bahasa.

satu keluarga. Henry Guntur Tarigan

hubungan

dengan

yang

lain


Manusia sejak lahir akan mempelajari

(1988:31) menyatakan bahwa bahasa ibu

bahasa dengan sendirinya, meski serumit

identik dengan bahasa leluhur. Artinya,

apapun, seperti pemerolehan bahasa pada

dalam suatu rumah tangga dapat terjadi

anak. Tahap demi tahap anak akan

lebih satu bahasa ibu.
125

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

Bahasa ibu dapat berupa bahasa

Dalam

pembelajaran

Bahasa

daerah, bahasa nasional bahkan bahasa

Indonesia, terdapat empat keterampilan

internasional. Tergantung dari keluarga

bahasa

atau orang tua anak yang mengajarkan


keterampilan

kepada anak. Akan tetapi, pada umumnya

menulis sangat berkaitan dengan kosa

di Indonesia bahasa ibu yang digunakan

kata

adalah bahasa daerah khususnya pada

membuat tulisan. Dalam keterampilan

masyarakat

menulis ada lima jenis tulisan yaitu,

Berbeda


yang

ada

dengan

di

anak

pedesaan.

yang

hidup

diperkotaan, mereka telah mendapatkan
bahasa


ibu

yang

kehidupan

digunakan

sehari-harinya

dan

yang

salah

satunya

menulis.


adalah

Keterampilan

digunakan

anak

dalam

eksposisi, deskripsi, argumentasi, narasi,
dan persuasi.

dalam

Kata deskripsi berasal dari bahasa

bahasa

Latin yaitu kata describere yang berarti


nasional.

menggambarkan atau memerikan suatu

Disaat anak memasuki dunia sekolah,

hal.

Deskripsi

adalah

tulisan

yang

apabila bahasa ibu yang diperoleh atau

tujuannya memberikan perincian atau


yang dikuasai adalah bahasa daerah akan

detail tentang objek sehingga dapat

menjadi kendala bagi anak itu sendiri.

memberi pengaruh pada sentivitas dan

Dimana di dunia sekolah bahasa yang

imajinasi

pembaca

digunakan

bagaikan

mereka

adalah

bahasa

nasional

atau
ikut

pendengar
melihat,

sedangkan anak belum terlalu menguasai

mendengar, merasakan, atau mengalami

bahasa nasional tersebut, terutama dalam

langsung objek tersebut (M. Atar Semi,

memperoleh pelajaran dan keterampilan

2003: 41).

menulisnya

dalam

pelajaran

bahasa

Berdasarkan hal tersebut siswa yang

Indonesia.

Anak

akan

mengalami

mendapat atau menguasai bahasa ibu

kesulitan dalam menggunakan pilihan

adalah bahasa daerah mempengaruhi

kata. Kata yang digunakan harus tepat

kegiatan

memilih

Kadang kala dalam menulis deskripsi

kata

untuk

mngungkapkan

dalam

menulis

deskripsi.

sebuah gagasan, hal atau barang yang

siswa

akan diamanatkan, dan sesuai dalam

menggunakan kosa kata, sehingga tujuan

mempergunakan

deskripsi tidak tercapai karena tidak

kata

(Gorys

Keraf,

kurang

bervariatif

dalam

2010: 87).
126
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

semua pembaca memahami kosa kata

yang ada kemudian disusul dengan cara

yang digunakan dalam menulis.

menganalisis. Dengan metode deskriptif

Menurut

pendapat

Suparno

dan

analisis ini, bahasa ibu dalam tulisan

Mohammad Yunus (2006: 46), untuk

deskripsi yang dijadikan objek penelitian

mencapai

tujuan

dideskripsikan

dituntut

untuk

deskripsi,

penulis

memilih

dan

mendayagunakan kata-kata yang dapat
memancing kesan serta citra indrawi dan
suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang
kita deskripsikan harus tersaji secara
gamblang

karena

tulisan

deskripsi

bermaksud menyampaikan kesan-kesan
tentang sesuatu, dengan sifat dan gerakgeriknya atau sesuatu yang lain kepada
pembaca.
Penelitian

ini

meneliti

atau

menganalisis bahasa ibu dalam tulisan
deskripsi.

Tujuan

mengetahui
dalam

penggunaan

tulisan

penelitian

penelitian

ini

untuk

bahasa

deskripsi.
diharapkan

ibu

Melalui
dapat

menambah wawasan bagi guru dan siswa
mengenai penggunaan bahasa ibu dalam
tulisan deskripsi.

yang

mengetahui

penggunaan bahasa ibunya.
Populasi penelitian ini adalah siswa
SMP Negeri I Banyumas kelas VII yang
berjumlah 110 siswa. Sampel penelitian
ini peneliti mengambil 14% dari jumlah
populasi yang ada, yaitu 15 siswa. Sesuai
dengan pendapat Suharsimi Arikunto,
(2002: 112), untuk sekedar ancer-ancer
apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan

penelitian

populasi.

Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar
dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 –
25% atau lebih.

Pengambilan sampel

dengan menggunakan

teknik

sampel

random

yaitu

dengan

sampling,

menggunakan

secara

acak

tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam
populasi. Penggunaan teknik ini karena
populasi homogen.

2. METODE PENELITIAN
Metode

untuk

digunakan

dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis (Nyoman Kuntha Ratna, 2009:
53). Metode deskripsi analisis merupakan
metode yang mendeskripsikan fakta-fakta

Teknik

pengumpulan

data

yang

peneliti gunakan adalah dengan teknik
tes. Tes yang digunakan adalah tes
tertulis. Siswa diberi gambar kemudian
diperintahkan mendeskripsikan gambar
127

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

tersebut. Peneliti menganalisis bahasa ibu

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

yang terdapat dalam tulisan deskripsi

Saya liat di sana ada tawon terbang.

yang dihasilkan siswa. Setelah diperoleh

Juga hewan yang lainnya.

data

hasil

tes

dilanjutkan

teknik

wawancara untuk memperoleh identitas
siswa yang mencakup nama, umur, jenis
kelamin, suku, dan bahasa ibu yang
diperoleh atau yang dikuasai.
3.

Dari

kalimat

menggunakan

di

kata

atas

siswa

tawon

yang

merupakan bahasa Jawa. Kata tawon
seharusnya menggunakan kata lebah.
Siswa

tersebut

mendapatkan

dan

menguasai bahasa ibunya adalah bahasa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jawa. Selain bahasa Jawa sebagai bahasa
Penelitian

ini

terdiri

dari

satu

variabel yaitu bahasa ibu dalam tulisan
deskripsi pada siswa kelas VII SMP
Negeri I Banyumas. Hasil penelitian
terhadap siswa kelas VII siswa SMP
Negeri I Banyumas masih banyak kosa
kata yang digunakan dalam tulisan
deskripsi menggunakan bahasa ibu, yakni
bahasa

Jawa.

Hal

tersebut

dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa
menggunakan

bahasa

Jawa

sebagai

bahasa pertama mereka. Penggunaan
bahasa ibu dalam tulisan deskripsi dapat
terlihat dalam kutipan-kutipan kalimat di
bawah ini:

yang diajarkan oleh orang tuanya Putri
banyak melakukan komunikasi dengan
orang-orang yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya dengan bahasa Jawa.
Berdasarkan pendapat Henry Guntur
Tarigan (2011: 67) bahwa pemerolehan
bahasa

terlihat

kesempatan
kehidupan

dengan

berkomunikasi
sehari-hari

bahwa

adanya
dalam
hanya

sedikit insan yang gagal memperoleh
bahasa, kalaupun ada kegagalan tentu ada
penyebab umum yaitu tidak adanya
interaksi komunikatif. Semakin banyak
anak melakukan komunikasi

dengan

bahasa yang digunakan lawan bicara
maka akan mempengaruhi bahasa yang

Data 1
Nama

: Putri Maharani

digunakan oleh anak dan menambah kosa

Umur

: 13 tahun

kata anak.

Jenis Kelamin : Perempuan
Suku

: Jawa

128
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

Dilhat dari teori Tarigan, Putri banyak
mendapatkan kosa kata bahasa Jawa
ddibanding

dengan

karena

Putri

dengan

orang

Əndak

seharusnya tidak.

Idonesia

Siswa tersebut mendapatkan dan

berkomunikasi

menguasai bahasa Indonesia sebagai

bahasa

sering

leksikon pada bahasa Jawa ngoko. Kata

disekelilingnya

yang

bahasa pertamanya atau bahasa yang

menggunanakan bahasa Jawa. ini terlihat

diajarkan oleh orang tuanya,

dengan kata tawon yang digunakan oleh

bahasa yang digunakan di lingkungan

Putri dalam tulisan deskripsi yang dibuat.

tempat tinggalnya menggunakan bahasa

Karena Putri tidak mengetahui bahasa

Jawa. Hal tersebut membuat Linda

Indonesia dari kata tawon.

terpegaruh
bahasa

Data 2

menggunakan

Jawa.

tetapi

kosa

Disebabkan

kata

dengan

banyaknya komunikasi yang dilakukan

Nama

: Linda Kurniati.

oleh

Linda

dengan

Umur

: 12 tahun

lingkungannya,

masyarakat

sehingga

di

Linda

Jenis Kelamin : Perempuan

memperoleh kosa kata-kosa kata dari

Suku

: Jawa

bahasa Jawa.

Bahasa Ibu

: Bahasa Indonesia

Henry

Pada

saat

warga

Indonesia

Sesuai dengan pendapat

Guntur

pemerolehan

Tarigan

bahasa

(2011:67)

terlihat

dengan

berekreasi apa lagi pada saat hari

adanya kesempatan berkomunikasi dalam

libur banyak sekali pengunjungnya,

kehidupan

Əndak

sedikit insan yang gagal memperoleh

hanya warga Indonesia luar

sehari-hari

bahwa

hanya

bahasa, kalaupun ada kegagalan tentu ada

Indonesia juga banyak.

penyebab umum yaitu tidak adanya
Dari

kalimat

menggunakan

kata

di

atas

siswa

Əndak

yang

merupakan bahasa Jawa. Kata

Əndak

interaksi komunikatif.
Berdasarkan pendapat di atas dapat

termasuk ke dalam jenis leksikon yang

dilihat

berafiks, yakni ditandai oleh vokal /Ə/

kemungkinan

pada awal kata. Menurut Sry Satriya

melakukan komunikasi dengan orang

Tjatur WS (2010: 61) /Ə/ dalam kata

berbeda

Əndak

merupakan

prefiks

penanda

bahwa

tidak

anak

bahasa anak

menutup

yang

tersebut

banyak

akan

terpengaruh dengan bahasa orang yang

129
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

sering

diajak

untuk

berkomunikasi.

Seperti yang dilkukan Linda, yang terlhat
ditulisan deskripsi yang dibuat, terdapat
bahasa Jawa yang digunakan.
Data 3

kosa kata dalam tulisan deskripsi yang ia
buat.
Data 4
Nama

: Amar Fauzan

Umur

: 13 tahun

Nama

: Hani Windi Astuti.

Jenis Kelamin

: laki-laki

Umur

: 12 tahun

Suku

: Sunda

Bahasa Ibu

: Bahasa Sunda

Jenis Kelamin : Perempuan
Suku

: Jawa

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

Disebuah

air

terjun

Disebuah air terjun terdapat batu
terdapat

beberapa tumbu-tumbuhan dan batubatuan dan jenis hewan. Banyak
hewan

antara

lain,

ulet,

uler,

kalimat

di

atas

siswa

menggunakan kata ulet dan uler yang
merupakan kosa kata bahasa Jawa,
Bahasa

Jawa

banyak

digunakan

di

lingkungan tempat tinggal siswa tersebut.
Kata ulet dan uler seharusnya ulat dan
ular dalam bahasa Indonesia. Dalam
bahasa Jawa, vokal /e/ pada kata ulet dan
uler merupakan ciri khas kosa kata
bahasa

Jawa.

Siswa

dan ada juga hewan ikan yang
membuat cainya hanyir. Sehingga
para wisatawan tidak ada yang
anclup ke dalam.

belalang, kera, ikan dan lain-lain.
Dari

batuan, seperti batu apu, batu besar

tersebut

mendapatkan dan menguasai bahasa Jawa
sebagai bahasa Ibunya sehingga siswa

Siswa atas nama Amar Fauzan
bersuku

Sunda.

kesehariannya

Amar

dalam

menggunakan

bahasa

Sunda. Pemahaman bahasa Indonesia ia
dapat

ketika

Lingkungan

belajar
tempat

di

sekolah.
tinggalnya

menggunakan bahasa sunda sehingga
siswa tersebut menggunakan kosa kata
bahasa Sunda lebih dari satu kosa kata
pada saat menulis deskripsi, yakni pada
kosa kata batu apu, cainya hanyir, dan
anclup.

tersebut terpengaruh dalam menggunakan

130
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

Kata batu apu merupakan bahasa

Sementara

itu,

pada

kata

mbanget

Sunda yang berarti batu kapur. Begitu

penanda bahasa Jawa tampak pada

juga dengan kata cainya hanyir yang

melekatnya

berarti airnya amis dan kata anclup yang

merupakan

berarti

atau

konsonan ‘m’ yang melekat dalam kata

banyak

mbanget disebut ater- ater (awalan)

menggunakan bahasa Sunda dibanding

hanuswara atau swara irung (suara

bahasa Indonesia.

sengau) dalam bahasa Jawa menurut

masuk

menyelam.

ke

Amar

dalam

air

Fauzan

konsonan
ciri

khas

‘m’

yang

bahasa

Jawa.

pendapat Purwadi, Mahmudi, dan Erna

Data 5

(2005: 72).

Kata mbanget memiliki

Nama

: Meli Apri Liani

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Nama

: Sodik Mustofa

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

Umur

: 13 tahun

Pemandangan air terjun itu sangat

Jenis Kelamin

: Laki-laki

indah dan asri. Air terjun itu

Suku

: Jawa

mengalir sangat deres. Di situ

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

banyak mbanget tumbuh-tumbuhan.
Siswa atas nama Meli Apri Liani
merupakan penutur bahasa Jawa. Dilihat
dari kutipan kalimat di atas, siswa

makna sangat dalam bahasa Indonesia.
Data 6

Wisatawan takut untuk berenang di
air terjun. Mereka takut dientup oleh
kalajengking.
Dari kalimat di atas siswa atas nama

tersebut menggunakan kata deres dan

Sodik

mbanget yang merupakan bahasa Jawa.

dientup. Seharusnya kata dientup adalah

kata deres merupakan bahasa Jawa atau

disengat. Sodik menggunakan kosa kata

bahasa yang ia peroleh dari ibunya.

daerah sesuai dengan bahasa ibunya yang

Bahasa tersebut merupakan bahasa Jawa

diperoleh dan dikuasai, yaitu bahasa

yang ditandai dengan perbedaan vokal /e/

Jawa. Sodik tidak mengetahui kata

yang seharusnya menggunakan vokal /a/

dientup dalam bahasa Indonesia adalah

menjadi deras dalam bahasa Indonesia.

disengat.

Mustofa

Hal

menggunakan

tersebut

kata

menandakan

131
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

bahwa Sodik masih terpengaruh dengan

yakni pada kosa kata kelopo sawit dan

bahasa ibu yang diperoleh dibanding

alang-alang.

menggunakan kosa kata bahasa Indonesia
dalam menulis.

Kosa kata kelopo sawit merupakan
bahasa Jawa yang ditandai dengan vokal

Data 7

/o/ pada kata kelopo yang seharusnya
kelapa pada bahasa Indonesia. Sementara

Nama

: Ujang

Umur

: 14 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku

: Sunda

Bahasa Ibu

: Bahasa Sunda

Bagian

darat

itu, kata alang-alang adalah ilalang
dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan
pengamatan peneliti, kedua kosakata

terdapat

tersebut ia dapat ketika bermain dengan
tumbuh-

tumbuhan yaitu kelopo sawit, alangalang dan masih banyak lagi.

teman-temannya.
Data 8
Nama

: Romy

Umur

: 13 tahun

Sunda. Bahasa pertama atau bahasa Ibu

Jenis Kelamin

: Laki-laki

yang ia peroleh adalah bahasa Sunda.

Suku

: Jawa

Akan tetapi, masyarakat atau teman

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

Ujang merupakan penutur bahasa

bermain di lingkungan tempat tinggal

Manfaat air terjun banyak sekali

Ujang sebagian besar penutur bahasa

bagi kehidupan manusia diantaranya

Jawa. Oleh karena itu, Ujang terpengaruh

sebagai tempat rekreasi, tempat

dengan bahasa yang digunakan oleh

berenang dan mancȇng ikan.

lingkungannya dibanding dengan bahasa
ibu yang diajarkan oleh orang tuanya.
Karena

Ujang

komunkasi

sering

dengan

dilingkungan

tempat

terlihat

kutipan

dari

melakukan
orang-orang

tinggalnya.
kalimat

Ini
yang

dituliskan Ujang pada tulisan deskripsi,

Dari kutipan kalimat di atas siswa
atas nama Romy merupakan penutur
bahasa Jawa dan bahasa Ibu yang ia dapat
adalah bahasa Jawa. Terlihat pada kata
mancȇng. Kata tersebut memiliki makna
memancing dalam bahasa Indonesia.
Romy

menggunakan

bahasa

ibunya

karena keseharian Romy mengguanakan
132
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

bahasa Jawa meskipun tidak banyak

Data 10

bahasa ibu yang digunakan dalam tulisan

Nama

: Firmansyah

deskripsi yang dibuat.

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku

: Lampung

Bahasa Ibu

: Bahasa Lampung

Data 9
Nama

: Harnum Rinta Della

Umur

: 13 tahun

Air terjun itu sangat ramai dengan

Jenis Kelamin

: Perempuan

wisatawan, mereka lapah-lapah di

Suku

: Jawa

pinggir

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

sangat indah dan asri.

Pemandangan air terjun itu sangat
indah, sejuk dan asri. Air terjun itu
mengalir dari daratan yang tinggi ke
daratan yang rendah sampai ke kalikali dan rowo-rowo.

Siswa

merupakan penutur bahasa Jawa. Siswa
tersebut terpengaruh dengan bahasa ibu
yang diperoleh dan dikuasainya. Terlihat
pada kosa kata yang digunakan pada
tulisan deskripsi yang dibuatnya yaitu
pada kata kali-kali dan rowo-rowo. Kata

atas

Lampung.

Akan

tinggal

Firmansyah

tetapi,
dan

lingkungan

teman

bermain

Firmansyah sebagaian besar merupakan
penutur bahasa Jawa, maka Firmansyah
sedikit terpengaruh dengan menggunakan
bahasa Jawa. hal tersebut terlihat pada
kosa kata lapah-lapah dan kalinya pada
tulisan deskripsinya.
Kata lapah-lapah merupakan bahasa
Lampung

yang memiliki makna sungai-sungai dan

jalan-jalan.

yang

mengandung

Kosa

kata

makna

tersebut

ia

Indonesia.

dapatkan dari kedua orang tuanya atau

Harnum memilh kosa kata ini karena ia

bahasa Ibunya. Sementara itu, kosa kata

peroleh di rumah dan di lingkungan

kalinya merupakan bahasa Jawa yang

tempat tinggalnya.

mengandung

rawa-rawa

bahasa

nama

Bahasa Ibu yang ia peroleh adalah bahasa

tersebut merupakan bahasa Jawa yang

dalam

Pemandangannya

merupakan penutur bahasa Lampung.

tempat

Siswa atas nama Harnum Rinta Della

kalinya.

Firmansyah

makna

sungainya.

menggunakan kosa kata

bahasa Jawa dalam tulisan deskripsinya
133
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

karena

terpengaruh

lingkungan

dengan

tempat

bahasa

menggunakan kosa kata tersebut karena

yang

belum banyak kosa kata bahasa Indonesia

tinggalnya

merupakan penutur bahasa Jawa.

yang dikuasainya.

Data 11

Data 12

Nama

: Taskia Kharisma

Nama

: Angga Saputra

Umur

: 13 tahun

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku

: Jawa

Suku

: Sunda

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

Bahasa Ibu

: Bahasa Sunda

Pemandangan
sungguh

di

sangat

air
apik

terjun
dan

itu

Tumbuhan-tumbuhan

juga

sejuk.

bermanfaat bagi manusia dan hewan

Suasananya sepi, hanya terdengar air

buat kebutuhannya sehari-hari dan

yang mengalir deres sekali.

di dalam hutan ada burung, monyet,

Dari kutipan kalimat di atas, siswa atas
nama

Taskia

Kharisma

merupakan

penutur bahasa Jawa yang ia peroleh dari
kedua orang tuanya. Siswa tersebut

bajing, dan lain-lainnya. Air terjun
bisa

bermanfaat

buat

manusia

misalnya buat minum.
Siswa atas nama Angga Saputra

menggunakan kata apik pada tulisan

merupakan

penutur

deskripsinya. Berdasarkan pengamatan

Bahasa ibu yang diperoleh dan dikuasai

peneliti, kata apik menurut siswa tersebut

adalah

adalah

bahasa

bahasa

Sunda.

Pada

Sunda.

tulisan

Kata

apik

deskripsi, terdapat kata bajing karena

Indonesia

yang

dianggapnya benar. Bajing merupakan

memiliki makna lain, yakni rapi atau

nama hewan yang memiliki kata lain

bahasa

merupakan

Jawa.

bahasa

Jawa

Tupai. Berdasarkan pengamatan peneliti,

sebagai

Angga tidak mengetahui bajing bukan

pengganti kata bagus. Akan tetapi, pada

merupakan bahasa resmi. Siswa tersebut

pelafalannya terdapat penekanan yang

menganggap bahwa bajing merupakan

mencirikan kosa kata tersebut adalah

bahasa Sunda.

bagus.

Penutur

menggunakan

bahasa

Jawa.

kata

bahasa
apik

Siswa

tersebut

134
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

tersebut

Data 13
Nama

: Ananda Nurul Hikma

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

terpengaruh

bahasa

ibunya

sehingga menggunakannya dalam tulisan
deskripsi yang dibuat.

Data 14
Nama

: Ardiansyah

Pemandangan di air terjun itu

Umur

: 13 tahun

sunguh indah. Banyak wisatawan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

datang untuk melihatnya. Maka dari

Suku

: Lampung

itu kita harus bisa ngejogo dan

Bahasa Ibu

: Bahasa Lampung

ngelestarikan.
Air
Siswa atas nama Ananda Nurul
Hikma merupakan penutur bahasa Jawa.

disekitar

air

terjun

seger

mbanget karena banyak tumbuhan
ijo di sana. Aku seneng ngeliatnya.

Keseharian Ananda menggunakan bahasa
Jawa, sehingga pada saat dia memasuki
dunia

sekolah

atas

nama

Ardiansyah

masih

merupakan

dalam

Lampung. Bahasa pertama atau bahasa

proses pembelajaran. Ini terlihat dari

Ibu yang ia peroleh adalah bahasa

kutipan kalimat di atas.

Lampung. Lingkungan tempat tinggal

menggunakan

terkadang

Siswa

bahasa

ibunya

siswa

penutur

bahasa

Ananda menggunakan bahasa ibu

dan teman sepermainanya sebagian besar

yaitu bahasa Jawa, pada kata ngejogo dan

bersuku Jawa atau penutur bahasa Jawa.

ngelestarikan.

Awalan /ng/ pada kata

Ardiansyah

kesehariannya

sering

ngejogo dan ngelestarikan disebut awalan

menggunakan bahasa Jawa dibanding

atau ater-ater hanuswara atau swara irung

dengan bahasa Lampung yang di ajarkan

(suara

oleh orang tuanya.

sengau)

dalam

bahasa

Jawa

menurut pendapat Purwadi, Mahmudi,

Dengan

latar

belakang

tersebut

dan Erna (2005: 72). Kosa kata tersebut

Ardiansyah lebih banyak menggunakan

dalam bahasa Indonesia memiliki makna

bahasa Jawa. Terlihat pada kutipan

menjaga

dan

melestarikan.

Siswa

kalimat di atas, pada kata seger,mbanget,

135
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

ijo, dan ngeliyatnya. Kata-kata tersebut

menggunakan bahasa ibunya yaitu bahasa

merupakan
tersebut

Jawa.

Kata-kata

Jawa. Kosa kata yang digunakan kata

seharusnya

digunakan

macem, warnane, dan nempel dalam

bahasa

yang

dalam bahasa Indonesia adalah segar,

bahasa

Indonesia

yang

seharusnya

sangat, hijau, dan melihatnya.

macam, warnanya, dan menempel.
4. SIMPULAN
Berdasarkan

Data 15
Nama

: Vioni Laura

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Bahasa Ibu

: Bahasa Jawa

permasalahan,

hasil

penelitian, serta pembahasan yang telah
diuraikan,

dapat

disimpulkan

bahwa

siswa SMP Negeri I Banyumas masih
banyak yang terpengaruh dengan bahasa
ibu yang dikuasai dan menggunakannya
dalam tulisan deskripsi yang dibuat.
Bahasa ibu yang digunakan sebagian

Di

sebuah

air

terjun

terdapat

besar adalah bahasa Jawa. Hal tersebut

beberapa macam tumbuhan, batu

terjadi karena beberapa faktor, yakni

batuan dan binatang. Di sana ada

masyarakat

banyak macem warnane ikan dan

tempat

tinggal

banyak lumut yang nempel di batu.

sekolah

mereka

yang

ada

dilingkungan

maupun

lingkungan

merupakan

penutur

bahasa Jawa atau bersuku Jawa.
Siswa atas nama Meli Apri Liani
merupakan

penutur

bahasa

Jawa.

Ditemukan

pula

siswa

yang

memperoleh bahasa Ibu sesuai suku

Kesehariannya Meli selalu menggunakan

mereka

bahasa Jawa. Terlihat pada kata macem,

lingkungan

warnane, dan nempel yang terdapat pada

sebab itu, bahasa yang digunakan dalam

tulisan deskripsinya.

tulisan deskripsi adalah bahasa yang ia

tetapi

terpengaruh

tempat

tinggalnya.

dengan
Oleh

Melihat dari banyak kosa kata bahasa

dapat dari lingkungan tempat tinggalnya.

Ibu yang digunakan Meli tidak begitu

Hal tersebut menandakan bahwa bahasa

menguasai

bahasa

Indonesia

seharusnya

digunakan

Sehingga

Meli

yang

di

sekolah.

masih

banyak

ibu yang diperoleh dan dikuasai tidak
hanya dari orang tua tetapi juga dari
lingkungan tempat tinggal.

136
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 125-137

5. DAFTAR PUSTAKA
Gorys Keraf. (2010). Diksi dan Gaya
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Henry
Guntur
Tarigan.
(1988).
Pengajaran
Kedwibahasaan.
Bandung: Angkasa.
Henry
Guntur
Tarigan.
(2011).
Pengajaran Pemerolehan Bahasa.
Bandung: Angkasa.
M. Atar Semi. (2003). Menulis Efektif.
Padang: Angkasa Raya.
Nyoman Kutha Ratna. (2009). Teori,
Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Gama Media.
Purwadi,
Mahmudi,
dan
Erna
Setijaningrum. (2005). Tata Bahasa
Jawa. Yogyakarta: Media Abadi.
Sry Satriya Tjatur WS. (2010). Unggahungguh Bahasa Jawa. Yogyakarta:
Gama Media.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, Mohammad Yunus. (2006).
Keterampilan dalam Menulis.
Jakarta: Universitas Terbuka.

137
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung