PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA Sosiawan Ma’mun
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA
Sosiawan Ma’mun
sosiawan_mamun@yahoo.co.id
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMKOP Makassar
ABSTRACT
The research aim to analysis the affects of: (1) the leadership style; (2) the organization culture; (3) the carrier development toward organization commitment and (4) the leadership style; (5) the organization culture; (6) the carrier development; (7) the organization commitment toward performance. This research applied on Regional Government Makassar City. Population all of medic employees as amount 590 persons. Sample as amount 382 respondents with analysis used Structural Equation Model with aim AMOS 18 program.The result of research found that the leadership style have positive affect and insignificant toward commitment. This mean that the application of leadership style such as forced, autocracy, affiliation, quickly, democracy and trainer cannot do implementation of work totality by employee in commitment to progress the organization. The leadership style have ngative and significant affect toward performance through commitment. This show the application of leadership style not yetable to increase the performance, because the employee have low commitment. The carrier development give dominant, positive and significant affected toward organization commitment, which mean that the employee very desire, opportunity to increase the job carrier, so get affected of work commitment.
Keywords: carrier, organization commitment and performance, culture, leadership.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh: (1) gaya kepemimpinan; (2) budaya organisasi; (3) pengembangan karirterhadap komitmen organisasi pegawai negeri sipil dan (4) gaya kepemimpi- nan; (5) budaya organisasi; (6) pengembangan karir; (7) komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai negeri sipil. Penelitian dilaksanakan pada Pemerintah Kota Makassar dengan jumlah populasi pegawai berjumlah 590 orang. Sampel sebanyak 382 responden dianalisis menggunakan Structural Equation Model dengan menggunakan bantuan AMOS 18. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi. Artinya penerapan gaya kepemimpinan berupa paksaan, otokrasi, afiliasi, kecepatan, demokrasi dan pelatih tidak mampu mewujudkan totalitas kerja pegawai dalam berkomitmen organisasi memajukan organisasi. Gaya kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui komitmen organisasi. Ini menunjukkan penerapan gaya kepemimpinan selama ini belum mampu me- ningkatkan kinerja pegawai, karena pegawai juga memiliki komitmen organisasi kerja yang rendah. Pengembangan karir memberikan pengaruh dominan, positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, yang berarti bahwa pegawai sangat menginginkan peluang untuk meningkatkan karir kerja, sehingga memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi kerjanya.
Kata kunci: karir, komitmen organisasi dan kinerja, budaya, kepemimpinan.
PENDAHULUAN
cermin dari pencapaian kinerja pegawai Manajemen sumber daya manusia se-
yang masih rendah dalam mengembang lama ini telah diterapkan, namun hasil dari
amanah melaksanakan tugas pokok dan penerapan tersebut belum terealisasi secara
fungsinya dengan baik untuk mewujudkan optimal sesuai yang diharapkan. Ini ter-
pemerintahan yang baik (good governance).
504 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
Amri et al. (2009: 161-186), menyatakan me- nilai pemerintahan tercermin dari pen- capaian kinerja. Kinerja pemerintahan yang baik dihasilkan dari aparatur yang bersih dan berwibawa sesuai hasil kerja yang dicapai.
Menilai hasil kerja yang dicapai oleh aparatur Pemerintah Kota Makassar saat ini, menunjukkan hasil kerja yang belum opti- mal dilihat dari pencapaian realisasi dari target yang ditentukan sesuai dengan efisiensi dan efektivitas kerja berdasarkan kebijakan yang diberikan oleh pengambil keputusan dalam hal ini Bupati dan masing- masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Data persentase pencapaian kinerja ini diperoleh dari data bagian pengembangan sumber daya manusia pada Bappeda Kota Makassar yang menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir pen- capaian kinerja mengalami penurunan dari 85.25% tahun 2012 menurun hingga men- capai 80.79% tahun 2012 yang jauh dari pencapaian target kinerja yang diharapkan yaitu antara 90% sampai dengan 100%. Tentunya pencapaian kinerja dari masing- masing SKPD ada yang mencapai target 90%–100% tetapi lebih banyak yang tidak mencapai target yang diharapkan dari total persentase kinerja yang dicapai.
Penyebab dari pencapaian total persen- tase kinerja tidak tercapai sesuai realisasi dari target yang diharapkan dikarenakan hasil kerja secara kuantitas, kualitas, efisien- si, efektivitas dan kesetiaan kerja yang di- miliki pegawai rendah. Hal ini dikarenakan ada beberapa pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang rendah. Akibat komitmen organisasi yang rendah, secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang kurang bijaksana, budaya organisasi yang kurang disikapi dan pengembangan karir yang kurang teraktualisasikan pada Pemerintah Kota Makassar.
Memahami hal tersebut, maka peneliti mempertimbangkan untuk mengkaji dan meneliti hal yang relevan dengan yang terjadi di Pemerintah Kota Makassar,
dengan mencermati pengaruh gaya ke- pemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai. Kenyataannya terlihat bahwa diantara beberapa pimpinan SKPD di dalam mengembangkan gaya kepemim pinannya, tidak menjadikan bawahan mam- pu memiliki komitmen organisasi yang kuat dalam meningkatkan kinerja.
Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh pimpinan SKPD belum mampu meng- aktualisasikan gaya kepemimpinan berupa melakukan paksaan, otokrasi, afiliasi, ke- cepatan, demokrasi, dan pelatih, yang men- jadikan pegawai bawahannya memiliki komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerjanya. Atas dasar itu, maka perlu peng- ambil keputusan organisasi untuk me- nerapkan teori karakteristik gaya ke- pemimpinan (leadership style characteristic) dari Goleman (2010: 74), gaya kepemimpi- nan selalu menunjukkan karakteristik me- ngarahkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Ada enam gaya kepemimpinan seorang pimpinan kepada bawahannya untuk mewujudkan tujuan organisasi yaitu gaya paksaan, otokrasi, afiliasi, kecepatan, demokrasi, dan pelatih. Keenam karakteris- tik gaya kepemimpinan ini diaktualisasikan secara konsisten, akan mempengaruhi komitmen organisasi pegawai untuk terus meningkatkan kinerjanya.
Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai Pemerintah Kota Makassar belum disikapi dengan baik oleh kebanyakan pegawai da- lam menjalankan tugas pokok dan fungsi- nya sesuai dengan filosofi nilai budaya normatif yang telah mengakar dalam suatu organisasi. Nilai budaya organisasi yang belum teraktualisasikan dengan baik men- jadikan kecenderungan pegawai memiliki integritas rendah dalam bekerja, tidak me- miliki identitas kerja, kurang bertanggung jawab, kurang disiplin dan tidak ber- orientasi kerja sesuai dengan tuntutan yang menjadi kebiasaan dari suatu organisasi untuk maju dan berkembang.
Atas dasar budaya organisasi yang kurang disikapi oleh sebahagian pegawai di
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 505
lingkup Pemerintah Kota Makassar, maka Memahami pentingnya pengembangan seyogyanya pimpinan harus mampu me-
karir terhadap komitmen organisasi kerja nyikapi pentingnya budaya organisasi
dan kinerja pegawai, maka perlu diterapkan untuk diterapkan dan dilaksanakan secara
teori orientasi karir dari Hasibuan (2010: 82) konsekuen dengan mengacu pada teori
bahwa keberhasilan kerja pegawai ter- penilaian budaya organisasi (organization
gantung pada orientasi karir. Wujud orien- culture appraising theory ) yang dikemukakan
tasi karir meliputi kemampuan bekerja ber- oleh Algerrow (2012: 33), bahwa budaya
dasarkan tingkat pendidikan, pelatihan, organisasi merupakan filosofi kebiasaan
mutasi kerja, dan promosi jabatan yang normatif yang mengakar dan menjadi pe-
pernah dijalani dalam berkarir sesuai de- nilaian dalam memajukan organisasi. Pe-
ngan tugas pokok dan fungsinya. nilaian tentang budaya organisasi terdiri
Ketiga fenomena yang dikemukakan di dari lima aspek penilaian yaitu integritas,
atas, tentunya memberikan pengaruh lang- identitas, tanggung jawab, kedisiplinan dan
sung dan tidak langsung terhadap komit- orientasi hasil.
men organisasi dan kinerja pegawai. Komit- Termasuk pula yang perlu dicermati
men organisasi menjadi penting untuk dalam hal ini adalah pengaruh pe-
dipengaruhi dalam rangka meningkatkan ngembangan karir terhadap komitmen
kinerja pegawai. Komitmen organisasi yang organisasi dan kinerja pegawai. Akibat
baik tidak terlepas dari adanya pengaruh pengembangan karir yang kurang diaktuali-
gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan sasikan dengan baik, tidak sesuai dengan
pengembangan karir.
kebutuhan kerja dan pencapaian tujuan Tentunya pihak manajemen organisasi organisasi, maka di antara pegawai sering
atau pimpinan harus mampu memperbaiki mempertanyakan wujud pengembangan
komitmen organisasi dari masing-masing karir yang harus diperoleh dalam rangka
pegawai dalam rangka meningkatkan mengembangkan komitmen organisasi dan
kinerjanya dengan menerapkan teori kinerjanya.
commitment appraising menurut Allen dan Pengembangan karir menjadi penting
Meyer (2011: 56), bahwa komitmen organi- bagi pegawai dalam menjalankan tugas
sasi dinilai berdasarkan totalitas perilaku pokok dan fungsinya untuk mewujudkan
menurut komitmen organisasi afektif, kebutuhan kerja dan tujuan organisasi, hal
normatif, dan berkelanjutan. Wujud dari itu yang menjadikan pegawai sering me-
komitmen organisasi afektif yaitu berkomit- nuntut peningkatan jenjang pendidikan
men organisasi untuk senantiasa terlibat yang lebih tinggi, karena kenyataannya
(berpartisipasi), berkomitmen organisasi masih banyak pegawai yang berpendidikan
untuk mengembangkan organisasi dan ber- rendah. Meminta untuk diikutkan dalam
komitmen organisasi untuk memajukan berbagi diklat yang sesuai dengan kebutuh-
organisasi.
an kerja, dikarenakan masih banyak pe- Ketiga wujud komitmen organisasi ter- gawai yang belum mengikuti diklat yang
sebut diharapkan pegawai dapat me- berbasis kompetensi. Meminta mutasi ke
ningkatkan kinerjanya yang selama ini ma- unit kerja lain yang lebih baik untuk men-
sih menunjukkan kinerja yang rendah da- dapatkan pengalaman dan suasana kerja
lam pencapaian hasil kerja. Kenyataan yang baru, dan berupaya untuk memper-
pegawai belum mampu mewujudkan hasil oleh promosi jabatan yang lebih layak
kerja yang banyak (kuantitas), menghasil- sesuai dengan karir yang ditekuni, karena
kan kerja yang bermutu (kualitas), bekerja biasanya promosi jabatan cenderung ber-
tepat waktu (efisien), bekerja berdaya guna sifat subyektif berdasarkan kedekatan de-
(efektif), dan memiliki loyalitas yang tinggi ngan pimpinan.
terhadap pimpinan (kesetiaan). Hal inilah yang perlu menjadi pertimbangan bagi
506 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
pimpinan untuk berupaya meningkatkan keturunan atau warisan. Karena orang kinerjanya.
tuanya seorang pemimpin, maka anaknya Berdasarkan uraian di atas, maka per-
otomatis akan menjadi pemimpin meng- masalahan penelitian ini adalah melihat (1)
gantikan orang tuanya (Wursanto, 2012: 7). pengaruh gaya kepemimpinan, budaya
Teori kharismatik dikemukakan Wursanto organisasi, dan pengembangan karir secara
(2012: 8), bahwa seorang menjadi pemimpin langsung terhadap komitmen organisasi, (2)
karena mempunyai kharisma (pengaruh) pengaruh gaya kepemimpinan, budaya
yang sangat besar. Selanjutnya teori bakat organisasi, dan pengembangan karir secara
yang disebut juga teori ekologis bahwa langsung terhadap kinerja pegawai, (3) pe-
pemimpin itu lahir karena bakatnya. Ia ngaruh gaya kepemimpinan, budaya
menjadi pemimpin karena mempunyai organisasi dan pengembangan karir secara
bakat untuk menjadi pemimpin. tidak langsung terhadap kinerja pegawai
Teori sosial menurut Wursanto (2012: melalui komitmen organisasi, dan (4)
8) bahwa pada dasarnya setiap orang dapat pengaruh komitmen organisasi secara lang-
menjadi pemimpin. Setiap orang mem- sung terhadap kinerja pegawai.
punyai bakat untuk menjadi pemimpin asal Tujuan yang ingin dicapai dari pe-
dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat nelitian ini adalah ingin mengetahui pe-
dididik menjadi pemimpin karena masalah ngaruh langsung gaya kepemimpinan, bu-
kepemimpinan dapat dipelajari, baik me- daya organisasi dan pengembangan karir
lalui pendidikan formal maupun pengala- terhadap komitmen organisasi, pengaruh
man praktik.
langsung gaya kepemimpinan, budaya Batasan kepemimpinan adalah suatu organisasi dan pengembangan karir ter-
pengertian yang bersifat umum bahwa hadap kinerja pegawai, pengaruh tidak
istilah ini memberikan definisi tentang langsung gaya kepemimpinan, budaya
makna kepemimpinan berdasarkan tinjauan organisasi dan pengembangan karir ter-
gaya yang cenderung dilihat dari sosok hadap kinerja pegawai melalui komitmen
kepemimpinan seorang pemimpin di dalam organisasi, dan pengaruh tidak langsung
memimpin berdasarkan gaya paksaan, komitmen organisasi secara langsung ter-
otokrasi, afiliasi, demokrasi, kecepatan dan hadap kinerja pegawai.
pelatih. Murray (2014: 6-7), memberikan pandangan bahwa kepemimpinan merupa-
TINJAUAN TEORETIS
kan gaya dalam mengembangkan motif
Konsep Gaya Kepemimpinan
tentang cara dalam memimpin secara me- Dimyanti (2012: 6-7), menguraikan be-
maksa (cursive style), mengembangkan oto- berapa teori kepemimpinan yang mem-
krasi (authoritative style), sesuai tingkat ke- bicarakan mengenai bagaimana seseorang
mampuan kendali bebas (affiliate style), menjadi pemimpin dan bagaimana timbul-
tanpa mengabaikan metode demokrasi me- nya seorang pemimpin. Teori tersebut be-
mimpin (demorcative style), dengan cepat rupa teori kelebihan, teori sifat, teori ke-
melakukan tindakan (pacesetting style), dan turunan, teori kharismatik, teori bakat, dan
senantiasa mendidik atau memberikan teori sosial. Teori kelebihan beranggapan
pelatihan (coaching style). bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila memiliki kelebihan daripada
Konsep Budaya Organisasi
pengikutnya. Teori sifat menyatakan bahwa Menurut Robbins (2012: 14), budaya seseorang dapat menjadi pemimpin yang
adalah seperangkat nilai-nilai yang dipelaja- baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih
ri, diyakini, memiliki standar pengetahuan, daripada yang dipimpinnya. Selanjutnya
moral, hukum, dan perilaku yang disampai- teori keturunan yang menyatakan bahwa
kan oleh individu, organisasi atau masya- seseorang dapat menjadi pemimpin karena
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 507
rakat untuk bertindak sesuai kebiasaan didik, dilatih, dan dimutasi untuk me- dasar dalam memandang dirinya.
wujudkan efektivitas pengembangan karir. Kostova dan Roth (2002: 215-233), me-
Secara keseluruhan dapat dipahami bahwa nyatakan organisasi adalah sekumpulan
pengembangan karir dalam suatu organi- lebih dari satu orang yang melakukan kerja-
sasi pemerintahan pada dasarnya di- sama berdasarkan kepentingan dan tujuan
kembangkan atas tiga fokus yaitu pendidi- yang ingin dicapai. Glynn ( 2000: 285-298 ),
kan, pelatihan, dan mutasi. menyatakan budaya organisasi adalah se- kumpulan ideologi, simbol, dan nilai inti
Konsep Komitmen Organisasi
yang kompleks dalam mempengaruhi cara Lazarova dan Caligiuri (2001: 389-401), pandang organisasi.
mendefinisikan komitmen organisasi se- Marcoulides dan Heck (1993: 209-255),
bagai perwujudan totalitas kesetiaan identi- menyatakan budaya organisasi mempunyai
tas diri individu dengan organisasinya. pengaruh yang kuat terhadap pencapaian
Sementara Robbins (2012: 136), memandang kinerja individu dan organisasi. Realitas
komitmen organisasi sebagai suatu orientasi yang terlihat individu yang sensitif ter-
nilai kesetiaan secara totalitas untuk organi- hadap kemajuan berupaya untuk me-
sasi. Ibrahim (2012: 525), mengemukakan ningkatkan kemampuan kerjanya, dengan
tiga karakteristik pedoman komitmen mengembangkan kebebasan kreasi kerja
organisasi, yaitu: (1) kuatnya keyakinan untuk optimalisasi kerja, individu memiliki
mengenai organisasi, (2) mempertahankan keberanian mengembangkan peluang kerja
diri agar tetap menjadi anggota organisasi, untuk meraih prestasi kerja dan terus me-
dan (3) berusaha keras sebagai bagian dari lakukan transparansi kerja yang lebih
anggota organisasi.
profesional. Allen dan Meyer (2011: 18), membeda- kan komitmen organisasi atas tiga kompo-
Konsep Pengembangan Karir
nen yaitu affective commitment, normative Sumber daya manusia merupakan
commitment, dan continuance commitment. salah satu sumber daya yang terdapat da-
affective commitment adalah komitmen lam organisasi yaitu meliputi semua orang
organisasi yang berkaitan dengan emosi- yang melakukan aktivitas. Kaplan (2001:
onal, identifikasi, dan keterlibatan di dalam 353-370) mengemukakan bahwa sumber
organisasi. Individu dengan komponen daya manusia pada organisasi pemerintah
affective yang tinggi, tidak melepaskan diri adalah personalia atau aparatur atau karya-
dari organisasi karena keinginannya untuk wan yang bekerja di lingkungan organisasi
tetap terikat pada organisasi. Kunci dari non-profit.
komitmen organisasi ini adalah employees Uraian di atas diketahui bahwa metode
stay because they want to. Normative commit- pengembangan karir harus didasarkan pada
ment adalah keyakinan individu tentang sasaran organisasi yang ingin dicapai yaitu
kewajiban berkontribusi kepada organisasi. meningkatkan pengetahuan tentang pe-
Individu harus melaksanakan pekerjaannya kerjaan atau technical skill, meningkatkan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan kemampuan pelatihan teknis dalam me-
organisasi. Memiliki istilah employees stay ngerjakan pekerjaan atau technical skill dan
because they have to. Continuance commitment melakukan mutasi dalam memberikan
adalah suatu komitmen organisasi rasional pengalaman dan pengembangan terhadap
yang terbentuk atas dasar pertimbangan suatu nuansa aktivitas kerja yang lebih
untung rugi yang dihadapi individu jika maju.
berhadapan dengan keputusan untuk ber- Jerjawi (2011), menyatakan sumber
gabung dalam organisasi atau hendak daya manusia dalam organisasi perlu di-
keluar dari organisasi (employees stay because they feel they ought to).
508 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
Konsep Kinerja
budaya organisasi memberikan pengaruh Furtwengler (2011: 37) menjelaskan bah-
positif dan signifikan terhadap komitmen wa menilai kinerja individu dalam suatu
organisasi dan kinerja.
organisasi wujudnya dapat dilihat dari hasil Penelitian Nurjanah (2006), dengan kerja yang dihasilkan secara kuantitas be-
persamaan pada variabel bebas, variabel rupa banyaknya pekerjaan yang dihasilkan,
antara dan variabel terikat yang diteliti. secara kualitas mutu kerja yang dihasilkan,
Dalam menganalisis data juga mengguna- selalu mempertimbangkan efisiensi kerja
kan analisis SEM AMOS. Perbedaan terletak menurut penggunaan waktu kerja dan
pada obyek dan lokasi tempat penelitian. secara efektif selalu melihat manfaat kerja
Keterbaruan penelitian ini dari penelitian yang dihasilkan serta patuh pada aturan
terdahulu yaitu gaya kepemimpinan ber- organisasi. Kinerja sebagai kualitas dan
pengaruh positif dan tidak signifikan ter- kuantitas selalu berkaitan dengan efisiensi
hadap komitmen organisasi, sementara bu- dan efektivitas sesuai loyalitas dalam
daya organisasi memberikan pengaruh bekerja untuk pencapaian tugas-tugas, baik
positif dan signifikan terhadap komitmen yang dilakukan oleh individu, kelompok
organisasi dan kinerja.
maupun organisasi (Schemerhorn et al., Penelitian Halloran (2007), dengan per- 2011: 91).
samaan pada variabel bebas, variabel antara dan variabel terikat yang diteliti. Dalam
Penelitian Terdahulu
menganalisis data juga menggunakan ana- Penelitian Harrison (2011), dengan per-
lisis SEM AMOS. Perbedaan terletak pada samaan pada variabel bebas, variabel antara
obyek dan lokasi tempat penelitian. Keter- dan variabel terikat yang diteliti. Selain itu
baruan penelitian ini dari penelitian ter- dalam menganalisis data menggunakan
dahulu yaitu gaya kepemimpinan berpeng- analisis SEM AMOS, dengan obyek peneliti-
aruh positif dan tidak signifikan terhadap an pegawai pemerintah. Perbedaan terletak
komitmen organisasi dan memberikan pada lokasi tempat penelitian. Keterbaruan
pengaruh negatif dan signifikan terhadap penelitian ini dari penelitian terdahulu
kinerja.
yaitu gaya kepemimpinan memberikan pe- Penelitian Willy (2008), dengan per- ngaruh positif dan tidak signifikan terhadap
samaan pada variabel bebas, variabel antara komitmen organisasi, dan pengaruh negatif
dan variabel terikat yang diteliti. Dalam terhadap kinerja.
menganalisis data menggunakan analisis Penelitian Hoggerts (2011), dengan per-
SEM AMOS. Perbedaan terletak pada obyek samaan pada variabel bebas, variabel antara
dan lokasi tempat penelitian. Keterbaruan dan variabel terikat yang diteliti. Selain itu
penelitian ini dari penelitian terdahulu dalam menganalisis data menggunakan
yaitu budaya organisasi berpengaruh positif analisis SEM AMOS. Perbedaan terletak
dan signifikan terhadap kinerja. pada obyek dan lokasi tempat penelitian.
Penelitian Halloran (2007), dengan per- Keterbaruan penelitian ini dari penelitian
samaan pada variabel bebas, variabel antara terdahulu yaitu gaya kepemimpinan mem-
dan variabel terikat yang diteliti. Dalam berikan pengaruh positif dan tidak signi-
menganalisis data juga menggunakan ana- fikan terhadap komitmen organisasi.
lisis SEM AMOS. Perbedaan terletak pada Penelitian Wijaya (2008), dengan per-
obyek dan lokasi tempat penelitian. Keter- samaan pada variabel bebas dan variabel
baruan penelitian ini dari penelitian ter- terikat yang diteliti. Dalam menganalisis
dahulu yaitu gaya kepemimpinan berpe- data juga menggunakan analisis SEM
ngaruh positif dan tidak signifikan terhadap AMOS. Perbedaan terletak pada obyek dan
komitmen organisasi dan memberikan pe- lokasi tempat penelitian. Keterbaruan pe-
ngaruh negatif dan signifikan terhadap nelitian ini dari penelitian terdahulu yaitu
kinerja.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 509
Penelitian Banamax (2011), dengan per- bebas, variabel antara dan variabel terikat samaan pada variabel bebas, variabel
yang diteliti. Dalam menganalisis data juga antara, dan variabel terikat yang diteliti.
menggunakan analisis SEM AMOS. Per- Dalam menganalisis data juga mengguna-
bedaan terletak pada obyek dan lokasi tem- kan analisis SEM AMOS. Perbedaan terletak
pat penelitian. Keterbaruan penelitian ini pada obyek dan lokasi tempat penelitian.
dari penelitian terdahulu yaitu pengemba- Keterbaruan penelitian ini dari penelitian
ngan karir memberikan pengaruh positif terdahulu yaitu budaya organisasi mem-
dan signifikan terhadap komitmen organi- berikan pengaruh yang positif dan signi-
sasi dan kinerja.
fikan terhadap komitmen organisasi. Penelitian Lindner (2001), dengan per- Penelitian Sumantoro (2010), dengan
samaan pada variabel bebas, variabel anta- persamaan pada variabel terikat yang di-
ra, dan variabel terikat yang diteliti. Dalam teliti. Perbedaan terletak pada analisis data
menganalisis data menggunakan analisis yang digunakan yaitu SEM AMOS pada
frekuensi dan persentase yang menjadi per- penelitian ini dan pada penelitian Lyra
bedaan dengan penelitian ini, karena pe- dianalisis menggunakan regresi linier ber-
nelitian ini menganalisis data menggunakan ganda. Perbedaan lainnya yaitu pada obyek
SEM AMOS. Perbedaan terletak pada obyek dan lokasi tempat penelitian.
dan lokasi tempat penelitian. Keterbaruan Penelitian Tysonic (2008), dengan per-
penelitian ini dari penelitian terdahulu samaan pada variabel bebas, variabel
yaitu pengembangan karir memberikan antara, dan variabel terikat yang diteliti.
pengaruh signifikan terhadap kinerja. Dalam menganalisis data juga mengguna- kan analisis SEM AMOS. Perbedaan terletak
Rerangka Pemikiran
pada obyek dan lokasi tempat penelitian. Konstruk variabel ini penting untuk Keterbaruan penelitian ini dari penelitian
digambarkan dalam memperlihatkan peng- terdahulu yaitu gaya kepemimpinan ber-
aruh variabel bebas yang terdiri atas gaya pengaruh positif dan tidak signifikan ter-
kepemimpinan (GKP), budaya organisasi hadap komitmen organisasi dan memberi-
(BOR) dan pengembangan karir (PKR) ter- kan pengaruh negatif dan signifikan ter-
hadap komitmen organisasi organisasi hadap kinerja.
(KMT) dan kinerja (KNP). Masing-masing Penelitian Sabir dan Afli (2010), dengan
variabel yang ada pada rerangka konseptual persamaan pada variabel bebas dan variabel
ini mengacu pada teori yang mendasari. terikat yang diteliti. Perbedaan terletak
Untuk variabel gaya kepemimpinan ber- pada alat analisis yang digunakan yaitu
dasarkan teori karakteristik gaya ke- regresi linier berganda. Selain itu, per-
pemimpinan (leadership style characteristic) bedaan juga terletak pada obyek dan lokasi
dari Goleman (2010: 74), yang menyatakan tempat penelitian.
bahwa setiap pimpinan harus memiliki Penelitian Ferdinand (2011), dengan
gaya kepemimpinan yang menunjukkan persamaan pada variabel bebas, variabel
karakteristik mengarahkan bawahan untuk antara dan variabel terikat yang diteliti.
mencapai tujuan organisasi. Ada enam gaya Dalam menganalisis data juga mengguna-
kepemimpinan yang dapat ditunjukkan se- kan analisis SEM AMOS. Perbedaan terletak
orang pimpinan kepada bawahannya untuk pada obyek dan lokasi tempat penelitian.
mewujudkan tujuan organisasi yaitu gaya Keterbaruan penelitian ini dari penelitian
paksaan, otokrasi, afiliasi, kecepatan, demo- terdahulu yaitu gaya kepemimpinan mem-
krasi, dan pelatih.
berikan pengaruh yang tidak signifikan Variabel budaya organisasi mengacu terhadap komitmen organisasi.
pada teori penilaian budaya organisasi Penelitian Rahardjo dan Handayanti
(organization culture appraising theory) Alger- (2006), dengan persamaan pada variabel
row (2012: 33), bahwa budaya organisasi
510 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
merupakan filosofi kebiasaan normatif yang komitmen organisasi untuk mengembang- mengakar dan menjadi penilaian dalam
kan organisasi dan berkomitmen organisasi memajukan organisasi. Penilaian tentang
untuk memajukan organisasi. budaya organisasi terdiri dari lima aspek
Variabel kinerja mengacu pada teori penilaian yaitu integritas, identitas, tang-
hasil menurut Fiedler (2011: 81) bahwa pe- gungjawab, kedisiplinan dan orientasi hasil.
nilaian kinerja berdasarkan aktivitas kerja Pengembangan karir menurut teori
dinilai berdasarkan asumsi kuantitas sesuai orientasi karir dari Hasibuan (2010: 82),
banyaknya pekerjaan yang dihasilkan, bahwa keberhasilan pegawai tergantung
kualitas menurut mutu hasil kerja, efisiensi pada orientasi karir. Wujud orientasi karir
berdasarkan ketepatan waktu, efektivitas meliputi kemampuan bekerja berdasarkan
menurut daya guna, dan kesetiaan sesuai tingkat pendidikan, pelatihan, mutasi kerja,
loyalitas terhadap pimpinan. dan promosi jabatan. Variabel komitmen
Pada rerangka konseptual ini juga organisasi mengacu pada teori commitment
terlihat adanya pengaruh langsung dan appraising menurut Allen dan Meyer (2011:
tidak langsung dari variabel bebas terhadap 56), bahwa komitmen organisasi dinilai
variabel antara dan variabel terikat. Pe- berdasarkan totalitas perilaku menurut
ngaruh langsung yang ditunjukkan dari komitmen organisasi afektif, normatif dan
rerangka konseptual ini yaitu pengaruh berkelanjutan.
gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan Wujud dari komitmen organisasi afek-
pengembangan karir terhadap komitmen tif yaitu berkomitmen organisasi untuk
organisasi.
senantiasa terlibat (berpartisipasi), ber-
Gaya Kepemimpinan (GKP)
Komitmen Organisasi
Kinerja
(KMT)
7 Pegawai (KNP)
Budaya
Organisasi (BOR)
Pengembangan Karir (PKR)
Gambar 1 Rerangka Konseptual
Sumber: Peneliti
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 511
Hipotesis
sipil pada Pemerintah Kota Makassar ber- Bertitik tolak pada uraian dan rumusan
jumlah 8.506 orang. Penelitian survei adalah masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian yang mengambil sampel dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
suatu populasi dan menggunakan kuesio-
H 1 : gaya kepemimpinan berpengaruh po- ner sebagai alat pengumpulan data yang sitif dan signifikan terhadap komit-
pokok. Menggunakan rumus Slovin maka men organisasi pegawai;
sampel pada penelitian ini adalah sejumlah
H 2 : budaya organisasi berpengaruh positif
382 orang responden.
dan signifikan terhadap komitmen Variabel dalam penelitian terdiri atas organisasi pegawai;
variabel bebas, variabel antara, dan variabel
H 3 : pengembangan karir berpengaruh terikat. Variabel bebas yaitu gaya ke- positif dan signifikan terhadap komit-
pemimpinan, budaya organisasi, dan pe- men organisasi pegawai;
ngembangan karir. Variabel antara yaitu H4: gaya kepemimpinan berpengaruh po-
komitmen organisasi dan variabel terikat sitif dan signifikan terhadap kinerja
yaitu kinerja pegawai. Lebih jelasnya di- pegawai;
tunjukkan pada definisi operasional varia-
H 5 : budaya organisasi berpengaruh positif bel beserta indikator dan pengukuran pada dan signifikan terhadap kinerja pe-
Tabel 1.
gawai; Teknik analisis data yang digunakan
H 6 : pengembangan karir berpengaruh dalam menjelaskan fenomena dalam pe- positif dan signifikan terhadap kinerja
nelitian ini adalah teknik analisis statistik pegawai; dan
deskriptif dan analisis Structural Equation
H 7 : komitmen organisasi berpengaruh Modeling (SEM). Analisis statistik deskriptif positif dan signifikan terhadap kinerja
digunakan untuk menjelaskan karakteristik pegawai.
responden meliputi jenis kelamin, pendidi- kan terakhir, umur, dan masa kerja. Per-
METODE PENELITIAN
hitungan dalam analisis statistik deskriptif Penelitian ini merupakan penelitian
dilakukan dengan bantuan komputer meng- exploratory yaitu berusaha untuk mencari
gunakan paket program AMOS 5.0 dan hubungan-hubungan yang relatif baru, dan
SPSS versi 17.0.
explanatory yaitu penelitian yang dilakukan Structural Equation Model (SEM) adalah dengan cara menjelaskan gejala yang
teknik analisis statistik inferensial yang ditimbulkan oleh suatu obyek penelitian.
mengkombinasikan beberapa aspek yang Ditinjau dari aspek datanya penelitian ex
terdapat pada analisis jalur dan analisis post facto , yang berarti setelah kejadian yaitu
faktor konfirmatori untuk mengestimasi be- penelitian yang bersifat pencarian empirik
berapa persamaan secara simultan. Model yang sistematik, di mana peneliti tidak
persamaan struktural (Structural Equation dapat mengontrol variabel bebasnya karena
Modeling ) merupakan generasi kedua teknik peristiwa telah terjadi atau sifatnya tidak
analisis multivariate yang memungkinkan dapat dimanipulasi. Ditinjau dari tujuannya
peneliti untuk menguji hubungan antara merupakan studi kausal yang berusaha
variabel yang kompleks baik recursive menganalisis pengaruh gaya kepemimpi-
maupun non-recursive untuk memperoleh nan, budaya organisasi dan pengembangan
gambaran menyeluruh mengenai ke- karir terhadap komitmen organisasi dan
seluruhan model.
kinerja pegawai negeri sipil kota Makassar. Teknik pengumpulan data (instrumen)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
yang digunakan adalah observasi, kuesio- Berdasarkan cara penentuan nilai da- ner, dan dokumentasi. Populasi dalam pe-
lam model, maka variabel pengujian model nelitian ini adalah seluruh pegawai negeri
pertama ini dikelompokkan menjadi varia-
512 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No. Kuesioner
Gaya
1.a – f Kepemimpinan
Paksaan
Skala Likert
Afiliasi Kecepatan Demokrasi Pelatih
Budaya organisasi
2.a – e (BOR)
Integritas
Skala Likert
Identitas
Tanggungjawab Kedisiplinan Orientasi hasil
Pengembangan
3.a – d Karir (PKR)
Pendidikan
Skala Likert
Pelatihan
Mutasi kerja Promosi jabatan
4.a – f organisasi
Komitmen
Komitmen organisasi
Skala Likert
afektif
Organisasi (KMT)
Komitmen organisasi normatif Komitmen organisasi berkelanjutan
Kinerja Pegawai
5.a – e (KNP)
Kuantitas
Skala Likert
Kualitas
Efisiensi Efektivitas Kesetiaan
Sumber: Peneliti
bel eksogen (exogenous variabel) dan variabel del dievaluasi berdasarkan goodness of fit endogen (endogenous variable).
indices pada Tabel 2 berikut dengan disaji- Variabel eksogen adalah variabel yang
kan kriteria model serta nilai kritisnya nilainya ditentukan di luar model, sedang-
yang memiliki kesesuaian data. Dari evalua- kan variabel endogen adalah variabel yang
si model menunjukkan dari delapan kriteria nilainya ditentukan melalui persamaan atau
goodness of fit indices terlihat hasil evaluasi dari model hubungan yang dibentuk. Ter-
kriteria goodness of fit indices tahap awal masuk dalam kelompok variabel eksogen
belum sesuai dengan nilai cut off yang di- adalah pengukuran gaya kepemimpinan,
tentukan, sehingga dilakukan modifikasi budaya organisasi dan pengembangan karir
model dengan melakukan korelasi antar sedangkan yang tergolong variabel endogen
error indikator sesuai dengan petunjuk dari adalah komitmen organisasi dan kinerja
modification indices.
pegawai. Hasil uji model berdasarkan goodness of Model dikatakan baik bilamana pe-
fit indices pada tabel 3 berikut dengan di- ngembangan model hipotetik secara teoritis
sajikan kriteria model serta nilai kritisnya didukung oleh data empirik. Hasil uji mo-
yang memiliki kesesuaian data.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 513
Tabel 2
Evaluasi kriteria Goodness of Fit Indices Overall Model Goodness of fit index
Cut-off Value
Hasil Model*
Keterangan
Marginal Probability
2 – Chi-square
Diharapkan kecil
Marginal CMIN/DF
Marginal RMSEA
Marginal GFI
Marginal AGFI
Marginal TLI
Marginal CFI
Sumber: Hair et al. (2012), Arbuckle et al. (2010)
Tabel 3
Evaluasi kriteria Goodness of Fit Indices Overall Model Goodness of fit index
Cut-off Value
Hasil Model*
Keterangan
Baik – Chi-square
Baik CMIN/DF
Baik RMSEA
Baik GFI
Baik AGFI
Baik TLI
Baik CFI
Baik
Sumber: Hair et al. (2012), Arbuckle et al. (2010)
Dari evaluasi model menunjukkan delapan sung antara variabel, pengaruh tidak lang- kriteria goodness of fit indices telah memenuhi
sung (indirect effect) artinya terdapat penga- kriteria cut off value, sehingga model dapat
ruh yang positif secara tidak langsung dikatakan telah sesuai dengan kriteria
antara variabel, dan pengaruh total (total goodness of fit indices untuk di analisis. Lebih
effect ) yaitu akumulasi dari pengaruh lang- jelasnya ditunjukkan confirmatory factor
sung dan tidak langsung. Hasil pengujian analysis untuk keseluruhan model.
disajikan pada Tabel 4. Dari keseluruhan Berdasarkan model empirik yang diaju-
model enam jalur signifikan, satu jalur tidak kan dalam penelitian ini dapat dilakukan
signifikan. Adapun interpretasi dari Tabel 4 pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
dapat dijelaskan sebagai berikut; melalui pengujian koefisien jalur pada
Pertama, gaya kepemimpinan mem- model persamaan struktural. Tabel 4 me-
punyai pengaruh positif dan tidak signi- rupakan pengujian hipotesis dengan me-
fikan terhadap komitmen organisasi dengan lihat nilai p-value, jika nilai p-value lebih
P=0,831>0,05 dengan nilai pengaruh lang- kecil dari 0,05 maka hubungan antara varia-
sung sebesar 0,015 yang berarti penerapan bel signifikan. Selain itu juga menjelaskan
gaya kepemimpinan tidak mampu me- pengaruh langsung (direct effect) artinya ter-
ningkatkan komitmen organisasi pegawai. dapat pengaruh yang positif secara lang-
514 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
Gambar 2 Confirmatory Factor Analysis untuk Keseluruhan Model
Sumber: Peneliti
Tabel 4 Pengujian Hipotesis
Variabel P-
HIP Variabel
Direct Indirect Total Ket.
Value
Independen Intervening Dependen
0,028 -2,195 -0,175 0,011 Signifikan 0,165
Sumber: Data diolah (2014)
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 515
Kedua, budaya organisasi mempunyai Pembahasan hasil penelitian ini men- pengaruh positif dan signifikan terhadap
jelaskan pengaruh variabel bebas terhadap komitmen organisasi dengan P=0,000<0,05
variabel antara dan terikat, sesuai dengan dengan nilai pengaruh langsung sebesar
hasil olah data analisis SEM menggunakan 0,344 yang berarti budaya organisasi yang
program AMOS untuk melihat pengaruh diterapkan pegawai sebagai wujud komit-
dan signifikansi dari masing-masing varia- men organisasi pegawai dalam organisasi.
bel yang diamati.
Ketiga, pengembangan karir mem- punyai pengaruh positif dan signifikan ter-
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
hadap komitmen organisasi dengan P=0,000
Komitmen Organisasi
<0,05 dengan nilai pengaruh langsung Gaya kepemimpinan yang dipahami sebesar 0,470 yang berarti pengembangan
dalam penelitian ini adalah perilaku yang karir pegawai akan meningkatkan komit-
ditunjukkan oleh pemimpin dalam meng- men organisasi pegawai pada organisasi.
arahkan anggota atau bawahan dalam suatu Keempat, gaya kepemimpinan mem-
organisasi mewujudkan pencapaian tujuan. punyai pengaruh negatif dan signifikan
Gaya kepemimpinan yang diterapkan di terhadap kinerja melalui komitmen organi-
Pemerintah Kota Makassar oleh pimpinan sasi dengan P=0,028<0,05 dengan nilai
berupa gaya paksaan, otokrasi, afiliasi, ke- pengaruh langsung sebesar -0,175 dan tidak
cepatan, demokrasi, dan pelatih. Penerapan langsung 0,011, yang berarti penerapan
gaya kepemimpinan ini dari hasil penelitian gaya kepemimpinan masih perlu ditingkat-
menunjukkan secara langsung berpengaruh kan untuk mendukung peningkatan kinerja
positif dan tidak signifikan terhadap komit- pegawai sesuai dengan komitmen organi-
men organisasi organisasi. sasi pada organisasi. Kelima, budaya
Gaya kepemimpinan berpengaruh po- organisasi mempunyai pengaruh positif dan
sitif dilihat dari nilai direct effect yang positif signifikan terhadap kinerja melalui komit-
dan signifikansi gaya kepemimpinan ter- men organi sasi dengan P=0,016<0,05 de-
hadap komitmen organisasi dilihat dari p- ngan nilai pengaruh langsung sebesar 0,203
value di atas 0,05 yang berarti tidak signi- dan tidak langsung 0,247, yang berarti
fikan. Memahami hasil penelitian ini mem- penerapan budaya organisasi mendukung
berikan makna bahwa gaya kepemimpinan peningkatan kinerja pegawai sesuai dengan
yang diterapkan oleh pimpinan perlu untuk komitmen organisasi yang dimiliki.
diperbaiki dan ditingkatkan, sehingga Keenam, pengembangan karir mem-
bawahan yang dipimpin dapat digerakkan, punyai pengaruh positif dan signifikan ter-
diarahkan dan dipengaruhi dalam me- hadap kinerja melalui komitmen organisasi
nentukan komitmen organisasinya untuk dengan P=0,039<0,05 dengan nilai pengaruh
menjalankan tugas pokok dan fungsi de- langsung sebesar 0,185 dan tidak langsung
ngan baik.
0,338, yang berarti penerapan pengembang- Penyebab gaya kepemimpinan berpe- an karir mendukung peningkatan kinerja
ngaruh positif dan tidak signifikan terhadap pegawai sesuai dengan komitmen organi-
komitmen organisasi dikarenakan pimpinan sasi yang dimiliki.
dalam menerapkan gaya kepemimpinan be- Ketujuh, komitmen organisasi mem-
lum tegas, terlalu berkuasa, kurang sosiali- punyai pengaruh positif dan signifikan ter-
sasi, lambat mengambil keputusan, tidak hadap kinerja dengan P=0,000<0,05 dengan
demokrasi dan jarang memberikan pelati- nilai pengaruh langsung sebesar 0,719, yang
han kepada bawahannya. Akibat gaya ke- berarti pegawai yang memiliki komitmen
pemimpinan tersebut menjadikan pimpinan organisasi kerja memberikan pengaruh ter-
kurang memiliki komitmen organisasi da- hadap peningkatan kinerja.
lam menjalankan tugas pokok dan fungsi- nya dengan baik kepada bawahan, yang
516 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 4, Desember 2013 : 503 – 521
menyebabkan gaya kepemimpinan berpe-
Pengaruh Pengembangan Karir terhadap
ngaruh tidak signifikan terhadap komitmen
Komitmen Organisasi
organisasi. Pembahasan mengenai pengembangan karir yang diamati pada penelitian ini
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
dipahami sebagai upaya yang terorganisir
Komitmen Organisasi
dalam suatu periode waktu tertentu yang Budaya organisasi yang dipahami da-
memberikan peluang kepada setiap pe- lam penelitian ini merupakan perwujudan
gawai untuk mengembangkan karirnya se- dari filosofi yang menjadi kebiasaan norma-
suai komitmen organisasi yang dipahami- tif yang telah mengakar dalam suatu
nya. Hasil penelitian pengembangan karir organisasi dan menjadi perekat organisasi
terhadap komitmen organisasi, berdasarkan menjadi maju dan berkembang. Budaya
hasil olah data menunjukkan bahwa pe- organisasi yang diterapkan pada Pemerin-
ngembangan karir berpengaruh positif dan tah Kota Makassar meliputi integritas,
signifikan terhadap komitmen organisasi. identitas, tangggung jawab, kedisiplinan
Pengaruh positif tersebut dapat dilihat dari dan orientasi hasil sebagai indikator budaya
nilai direct effect yang positif dan tingkat yang mempengaruhi komitmen organisasi.
signifikansi yang ditunjukkan p-value<0,05 Berdasarkan hasil penelitian dari olah
yang berarti berpengaruh signifikan ter- data menunjukkan bahwa budaya organi-
hadap komitmen organisasi. Memaknai sasi berpengaruh positif dan signifikan
atau membahas pengembangan karir yang terhadap komitmen organisasi. Pengaruh
berpengaruh positif dan signifikan terhadap positif ini terlihat dari pengaruh langsung
komitmen organisasi, ini tidak terlepas dari (direct effect) yang bernilai positif dan pe-
pentingnya pengembangan karir yang di- ngaruh signifikan atau nyata dilihat dari p-
terapkan oleh Pemerintah Kota Makassar. value <0,05. Hal ini bermakna bahwa pe-
Kontribusi pengembangan karir sangat di- nerapan budaya organisasi yang diterapkan
tentukan oleh indikator latar belakang pen- oleh pegawai memberikan pengaruh ter-
didikan, pelatihan yang diikuti, kebijakan hadap peningkatan komitmen organisasi di
mutasi yang diterapkan dan pemberian dalam mewujudkan organisasi yang maju,
promosi sebagai penghargaan (reward) yang menjalankan aktivitas kerja sesuai aturan,
menyebabkan pegawai senantiasa me- dan mampu mewujudkan organisasi yang
ningkatkan komitmen organi sasinya dalam berprestasi.
bekerja untuk memajukan, menjalankan se- Penerapan budaya organisasi yang ber-
suai aturan dan menjadikan organisasi pengaruh positif dan signifikan terhadap
berprestasi.
komitmen organisasi tidak terlepas dari besarnya kontribusi indikator nilai integri-
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
tas, identitas, tanggungjawab, kedisiplinan
Kinerja Pegawai
dan orientasi hasil yang dimiliki pegawai Membahas pengaruh gaya kepe- dalam mewujudkan komitmen organisasi
mimpinan terhadap kinerja pegawai se- yang kuat. Ini berarti budaya organisasi
cara langsung memberikan pengaruh nega- menjadi penting dan perlu diterapkan dan
tif dan signifikan. Ini menunjukkan bahwa disosialisasikan oleh setiap pegawai untuk
gaya kepemimpinan yang diterapkan pada senantiasa membudayakan nilai kebiasaan
instansi Pemerintah Kota Makassar masih normatif yang telah mengakar, dipahami
perlu ditingkatkan atau diperbaiki gaya dan diamalkan oleh pegawai dalam me-
kepemimpinan dari pemimpin untuk meng- laksanakan aktivitas kerjanya untuk me-
arahkan, menggerakkan dan mempe- miliki komitmen organisasi yang kuat.
ngaruhi pegawai sebagai bawahannya untuk meningkatkan kinerjanya.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir... -- Ma’mun 517
Pengaruh gaya kepemimpinan yang Memahami pengaruh budaya organi- negatif dan signifikan terhadap kinerja
sasi yang berpengaruh langsung dan tidak dapat diperbaiki atau dibenahi dengan
langsung terhadap kinerja pegawai melalui terlebih dahulu mempengaruhi secara tidak
komitmen organisasi, memberikan penga- langsung komitmen organisasi organisasi.
ruh positif dan signifikan. Berarti budaya Kenyataannya dari hasil penelitian me-
organisasi yang diterapkan selama ini mem- nunjukkan bahwa pengaruh gaya kepe-
berikan pengaruh terhadap peningkatan mimpinan secara tidak langsung terhadap
kinerja, dan peningkatan kinerja tersebut kinerja pegawai melalui komitmen organi-
juga tidak terlepas dari kontribusi penerap- sasi berpengaruh positif dan signifikan.
an komitmen organisasi organisasi pega- Ini berarti gaya kepemimpinan yang
wai dalam menjalankan tugas pokok dan diterapkan oleh pimpinan pada instansi
fungsinya dengan baik.
Pemerintah Kota Makassar perlu ditingkat- kan atau dibenahi dengan terlebih dahulu
Pengaruh Pengembangan Karir terhadap
meningkatkan komitmen organisasi pega-
Kinerja Pegawai
wai, sehingga gaya kepemimpinan ini mem- Pembahasan pengaruh pengembangan berikan pengaruh terhadap peningkatan
karir terhadap kinerja pegawai secara lang- kinerja pegawai.
sung berdasarkan hasil penelitian memberi- kan pengaruh positif dan signifikan. Hal ini
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
dapat ditunjukkan dari direct effect yang
Kinerja Pegawai
positif dengan tingkat signifikansi p-value Berdasarkan hasil penelitian diketahui
<0,05. Pengaruh pengembangan karir secara bahwa budaya organisasi secara langsung
tidak langsung terhadap kinerja melalui berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi juga berpengaruh kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan direct
positif dan signifikan dilihat dari indirect effect yang positif dan p-value yang signi-
effect yang positif dengan p-value<0,05 yang fikan <0,05. Ini bermakna bahwa budaya
berarti signifikan. Ini berarti pengembangan organisasi yang diterapkan pada instansi
karir menjadi hal penting bagi pegawai Pemerintah Kota Makassar telah diterapkan
Pemerintah Kota Makassar dalam me- sesuai dengan nilai integritas, identitas,
ningkatkan kinerjanya dan peningkatan ki- tanggungjawab, kedisiplinan, dan orientasi
nerja melalui komitmen organisasi. hasil yang pengaruhnya memberikan
Pengembangan karir berpengaruh po- kontribusi terhadap peningkatan kinerja
sitif dan signifikan terhadap kinerja ini pegawai.
tidak terlepas dari besarnya kontribusi indi- Pengaruh budaya organisasi terhadap