ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PROFITABILITY OF THE ISLAMIC BANK FINANCING IN INDONESIA Ahmad Muhaemin 1a Ranti Wiliasih 2b

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PROFITABILITY OF THE ISLAMIC BANK FINANCING IN INDONESIA

Ahmad Muhaemin 1a Ranti Wiliasih 2b

1a Jurusan Ekonomi SyariahDepartemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

2b Jurusan Ekonomi Syariah Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

(DiterimaolehDewanRedaksi: 18-01-2016) (Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 01-06-2016 )

ABSTRACT

Profitability is one of the indicators to measure the performance of financial institutions, including Islamic Rural Banks, Islamic bankswhich focus in providing microfinance. The purpose of this study was to analyze the factors those affect the profitability of Islamic Rural Banks in Indonesia. This study used date monthly date from January 2013 until December 2015 with analytical method isOrdinary Least Square(OLS). The result of this study indicated that Capital Adequacy Ratio (CAR) and Financing to Deposit Ratio (FDR) have positive relationshipeffect (significant) to the profitability of Islamic Rural Banks.Non Peforming Financing (NPF), Operational Efficiency Ratio (OER), and inflation have negative relationshipeffect (significant)to the profitability of Islamic Rural Banks, while BI rate hasa negative relationship effect (not significant) on the profitability of Islamic Rural Banks in Indonesia.

Keywords: BPRS, OLS, profitability

ABSTRAK

Profitabilitas merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja lembaga keuangan, termasuk BPRS Bank, fokus bankswhich Islam dalam menyediakan keuangan mikro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas BPR Islam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tanggal tanggal bulanan dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2015 dengan metode analisis isOrdinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki relationshipeffect positif (signifikan) terhadap profitabilitas Islam Rural Banks.Non peforming Financing (NPF), Operasional Efficiency Ratio (OER), Profitabilitas merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja lembaga keuangan, termasuk BPRS Bank, fokus bankswhich Islam dalam menyediakan keuangan mikro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas BPR Islam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tanggal tanggal bulanan dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2015 dengan metode analisis isOrdinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki relationshipeffect positif (signifikan) terhadap profitabilitas Islam Rural Banks.Non peforming Financing (NPF), Operasional Efficiency Ratio (OER),

Ahmad Muhaemin. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia (4): 181-207

PENDAHULUAN

mengalami perkembangan baik dalam hal kelembagaan ataupun

Bank merupakan lembaga kepemilikan aset. Sampai dengan keuangan yang berpengaruh dalam

Desember 2015, telah tercatat 12 perekonomian suatu negara baik

Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit secara mikro maupun secara

Usaha Syariah (UUS) dan 163 Bank makro. Bank memiliki fungsi

Rakyat Syariah sebagai

Pembiayaan

(BPRS) yang tersebar di wilayah (financial intermediary) antara

perantara

keuangan

Indonesia. Selain itu, total aset pihak-pihak yang surplus dengan

yang dimiliki oleh perbankan pihak-pihak yang membutuhkan

syariah pada tahun 2015 mencapai dana

Rp303.99 Triliun. Jumlah tersebut menjalankan aktivitas usahanya

atau defisit.

Dalam

mengalami peningkatan sebesar 8 sebagai lembaga keuangan yang

persen dari tahun 2014. menjual kepercayaan dan jasa,

Bank Pembiayaan Rakyat setiap bank akan berusaha

Syariah (BPRS) adalah salah satu menarik nasabah barusebanyak

bentuk perbankan syariah yang mungkin, menghimpun dana dari

melaksanakan fungsi intermediasi masyarakat dan juga memperbesar

dengan menyalurkan pembiayaan komposisi kredit yang diberikan

masyarakat. BPRS kepada nasabah

kepada

dengan tujuan 2014).

(Firmansyah

didirikan

membantu permodalan unit usaha Disahkannya Undang-Undang

kecil danmenengah Nomor 10 tahun 1998 perubahan

mikro,

Tujuan tersebut atas Undang-Undang Nomor 7

(UMKM).

dalam bentuk tahun 1992 tentang Perbankan

direalisasi

pembiayaan yang disalurkan ke mengenai

lapangan usaha yang termasuk system,telah memberikan peluang

dual

banking

golongan pembiayaan bagi

dalam

UMKM (Adawiyah 2016). BPRS perbankan

tumbuhnya

industri

beroperasi pada daerah yang memberikan kesempatan yang

syariah

dan

masih membutuhkan pembiayaan, luas kepada bank umum untuk

selain menghindari persaingan membuka kantor cabang yang

dengan bank-bank umum juga khusus melakukan kegiatan usaha

membuka akses untuk masyarakat berdasarkan prinsip syariah atau

yang belum bankable. BPRS bahkan mengkonversi diri secara

pada daerah total menjadi bank syariah.

beroperasi

pedesaan/kabupaten,di daerah- Menurut data Otoritas Jasa

yang membutuhkan Keuangan

daerah

sehingga BPRS syariah

(2015), perbankan

pembiayaan

di Indonesia

telah telah

Wibowo dan Syaichu (2013), ROA Bank Pembiayaan Rakyat

untuk mengukur Syariah (BPRS) sebagai bagian dari

digunakan

profitabilitas bank karena Bank perbankan syariah memiliki fokus

Indonesia sebagai pembina dan melakukan kegiatan pada operasi

perbankan lebih sektor riil sehingga memiliki sifat

pengawas

mengutamakan nilai profitabilitas yang berpengaruh besar dalam

yang diukur dari aset yang perubahan kondisi makro ekonomi

dananya berasal dari sebagian (Afifah 2014). Hal tersebut akan

besar dana simpanan masyarakat. mendorong pihak manajemen

Selain itu, BPRS sendiri lebih fokus BPRS untuk melakukan berbagai

kegiatan yang usaha

melakukan

berhubungan pada operasi sektor mendukung tercapainya tingkat

dan strategi

guna

riil. ROA merupakan indikator kesehatan

yang tepat untuk mengukur optimal.

perbankan

yang

profitabilitas dari BPRS. Bank Pembiayaan Rakyat

Haron (2004) menyatakan Syariah

bahwa terdapat dua kategori yang mengalami perkembangan yang

(BPRS)

senantiasa

dapat memengaruhi profitabilitas berfluktuasi baik dari kepemilikan

suatu bank. Kategori pertama aset ataupun kinerja (OJK 2015).

adalah faktor internal yang BPRS mengalami pertumbuhan

berkaitan dengan pengelolaan yang sangat besar dari segi

manajemen bank. Semakin tinggi kepemilikan aset. Pada akhir tahun

profitabilitas suatu bank maka 2015, total aset yang dimiliki oleh

semakin baik pula kinerja bank BPRS mencapai Rp7.7 Triliun,

tersebut. Kategori kedua adalah jumlah

faktor eksternal dimana faktor ini peningkatan sebesar 17 persen

tersebut

mengalami

di luar kendali pihak manajemen dari

seperti kondisi peningkatan total aset BPRS tidak

makroekonomi meliputi Inflasi dan diikuti

volatilitas tingkat suku bunga kinerja.

dengan

peningkatan

Kinerja BPRS yang

(Siamat 2005).

diproksikan oleh

Usaha mikro, kecil dan profitabilitas pada akhir tahun

rasio

(UMKM) memiliki 2015 mencapai nilai yaitu 2.2

menengah

penting dalam persen, nilai tersebut mengalami

peranan

perekonomian penurunan sebesar 0.05 persen

pembangunan

khususnya pembangunan sektor dari tahun 2014 dan 0.5 persen

riil. Hal tersebut ditunjukan dari tahun 2013.

dengan kontribusi sektor UMKM Profitabilitas

terhadap penyerapan tenaga kerja indikator yang tepat untuk

merupakan

nasionalyang mencapai 107.6 juta mengukur kinerja dan kemampuan

pekerja atau sekitar 97 persen dari bersaing suatu bank (Harahap

jumlah pekerja di Indonesia (BPS 2006). Salah satu indikator yang

2012). Namun, sektor UMKM di digunakan

Indonesia dalam perkembanganya tingkat

untuk

mengukur

mempunyai beberapa kendala melalui Return on Asset (ROA) atau

profitabilitas

adalah adalah

keseluruhan total aset perbankan Salah satu lembaga keuangan

syariah Indonesia yang telah yang

mencapai Rp. 303.99Triliun. Total perkembangan UMKM adalah Bank

dapat

meningkatkan

aset BPRS tersebut tentunya masih Pembiayaan

rendah jika dibandingkan dengan (BPRS). Kontribusi BPRS terhadap

Rakyat

Syariah

keseluruhan total aset perbankan perkembangan UMKM ditunjukan

syariah nasional. dengan

dari aspek pembiayaan oleh BPRS kepada

profitabilitas UMKM yang mencpai Rp3.37

keuntungan,

indikator yang Triliun di tahun 2015 (OJK 2015).

merupakan

menggambarkan kinerja BPRS. Semangat BPRS untuk peduli

Profitabilitas BPRS di Indonesia kepada UMKM didorong oleh

mengalami tren sepanjang periode pengamalan firman Allah SWT

2011 sampai 2015. Pada tahun dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 7 berikut:

2013 profitabilitas BPRS mencapai           nilai tertinggi yaitu 3.1 persen.

Namun,

pada tahun 2015,           profitabilitas BPRS mencapai nilai

terkecil

2.07     persen. Penurunan

yaitu

p rofitabilitas Artinya :

BPRSdipengaruhi oleh “….supaya harta itu jangan faktor beredar di antara orang-orang

internal dan eksternal. Faktor internal

berkaitan Kaya saja di antara kamu…”(QS. Al- dengan Hasyr: 7). manajemen BPRS atau pola alokasi

sumber daya yang memungkinkan

BPRS dapat mempertahankan Namun, peranan penting

Faktor eksternal yang dimiliki oleh BPRS nyatanya

kinerjanya.

berkaitan dengan kondisi yang masih belum diimbangi dengan

berada di luar kendali pihak komposisi total aset. Data Statistik

BPRS, seperti Perbankan Syariah pada bulan

manajemen

makroekonomi yang salah satunya Desember

menjelaskan

adalah inflasi.

bahwa total aset seluruh Bank Pembiayaan

Rakyat

Syariah

Sumber : Statistik Perbankan Syariah, OJK 2015 Gambar 1 TrenProfitabilitas BPRS di Indonesia tahun 2011-2015

Penelitian terdahulu yang berjangka, sertifikat deposito, dilakukan oleh Afifah (2014),

dan/atau tabungan pada bank tentang profitabilitas menunjukan

lainnya. BPRS dilarang menerima bahwa Bank Pembiayaan Rakyat

simpanan berupa giro dan ikut Syariah (BPRS) sebagai bagian dari

dalam lalu lintas bank syariah memiliki hubungan

serta

pembayaran, melakukan kegiatan erat dengan kondisi makro

dalam valuta asing, ekonomi, salah satunya inflasi.

usaha

melakukan penyertaan modal, dan Inflasi

melakukan usaha perasuransian. yangberfluktuasi

di

Indonesia

Kegiatan penyaluran dana dampak negatif terhadap kinerja

memberikan

dari BPRS kepada masyarakat BPRS.

dalambentuk pendapatan utama BPRS terfokus

pembiayaan berdasarkan prinsip pada keuntungan dari pembiayaan

(murabahah, yang bergerak pada sektor riil.

jual

beli

istishna’,salam); prinsip sewa Naiknya biaya produksi dan biaya

menyewa (ijarah);prinsip bagi operasional yang disebabkan oleh

(mudharabah, inflasi membuat risiko yang

hasil

musyarakah);prinsip kebajikan

dihadapi BPRS menjadi tinggi. (qardh

hasan)(Soemitra

2009).Dalam

memberikan

MATERI DAN METODE

pelayanan berupa pembiayaan, BPRS

perlu memahami

Bank Pembiayaan

Rakyat

karakteristik calon nasabahnya,

Syariah

apakah nasabahnya baru memulai Bank Pembiayaan Rakyat

bisnis atau telah Syariah(BPRS) adalah bagian dari

suatu

bisnis, apakah bank syariah yang memiliki fokus

menjalankan

sedang tumbuh melakukan

usahanya

berkembang, stabil atau tidak UMKM. BPRS berfungsi sebagai

pembiayaan

pada

stabil, dan apakah sektor usaha pelaksana sebagian fungsi bank

nasabahnya (pertanian, umum di tingkat regional dengan

dari

perdagangan, industri kecil), dan berlandaskan

sebagainya. Dengan (Soemitra 2009). Bentuk hukum

karakteristik BPRS adalah perseroan terbatas.

memahami

nasabahnya, BPRS tersesbut dapat Berdasarkan UU No. 21 Tahun

menentukan jenis produk dan jasa 2008 tentang Perbankan Syariah,

keuangan yang tepat sesuai operasional

dengan kebutuhan nasabahnya. kegiatan

BPRS

meliputi

Kesalahan dalam menawarkan masyarakat

menghimpun

dana

jenis produk dan jasa keuangan tabungan, deposito, dan atau

dalam

bentuk

menciptakan masalah bentuk lainnya yang dipersamakan

dapat

seperti pembiayaan non lancar. dengan

itu,

menyediakan

pembiayaan dan penempatan dana

Konsep Profitabilitas

berdasarkan prinsip

1. Definisi Profitabilitas menempatkan dananya dalam

syariah,

Profitabilitas merupakan bentuk Sertifikat Wadiah Bank

kemampuan suatu perusahaan Indonesia

mendapatkan laba

(keuntungan) dalam

kemampuan periode tertentu. Laba adalah

suatu

mengukur

bank dalam penerimaan yang diperoleh

manajemen

memperoleh keuntungan (laba) setelah

keseluruhan dari produksi. Perolehan laba yang

pengelolaan aset yang dimiliki. diperoleh merupakan gambaran

Semakin besar ROA suatu bank, kinerja

semakin besar pula tingkat menjalankan

perusahaan

dalam

keuntungan yang dicapai bank usahanya. Profitabilitas juga

kegiatan

tersebut dan semakin baik pula dapat

posisi bank tersebut dari segi evaluasi efisiensi pengelolaan

digunakan

sebagai

penggunaan aset. perusahan tersebut, karena

ROA memberikan informasi efisiensi baru dapat diketahui

mengenai seberapa efisien dengan membandingkan laba

suatu bank dalammenjalankan yang diperoleh dengan aktiva

kegiatan usahanya, karena rasio yang

ini mengindikasikan seberapa menghasilkan laba tersebut.

digunakan

untuk

besar keuntungan yang dapat Bank syariah memperoleh laba

diperoleh rata-rata terhadap dalam bentuk bagi hasil (profit

rupiah asetnya sharing) dengan nasabah atas

setiap

(Siamat2005). ROA dapat pembiayaan yang diberikan dan

diukur dengan perbandingan atau pemberian imbalan atas

antara laba sebelum pajak dana masyarakat.Profitabilitas

terhadap total aset (total menjadi hal yang penting bagi

aktiva).Pengukuran kinerja bank.

keuangan perusahaan dengan profitabilitas

Semakin

tinggi

ROA memiliki keuntungan yaitu menunjukkan semakin baik dan

suatu

bank

ROA sangat mudah dihitung dan efisien kinerja bank tersebut.

dipahami. ROA juga merupakan Untuk menilai profitabilitas

denominator yang dapat suatu perusahaan diperlukan

diterapkan pada setiap unit berbagai

organisasi yang bertanggung tergantung

alat

analisis,

jawab terhadap profitabilitas analisisnya.

dari

tujuan

dan unit usaha. ROA digunakan tersebut

Alat

analisis

sebagai variabel dependen profitabilitas. Jenis-jenis rasio

adalah

rasio

dalam penelitian ini karena ROA profitabilitas

efektifitas digunakan yaitu profit margin,

di dalam Return on Asset (ROA), Return

perusahaan

menghasilkan keuntungan on Equity (ROE), rasio biaya

dengan memanfaatkan aktiva operasional serta Net Interest

yang dimilikinya. Adapun rumus Margin (NIM).

yang dapat digunakan untuk

2. Return on Asset (ROA) mengukur ROA adalah sebagai ROA merupakan alat analisis

berikut:

yang sering digunakan untuk menganilisis

×100% Menurut Dendawijaya (2005),

profitabilitas.

ROA =

ROA digunakan

untuk

Berdasarkan Surat Edaran BI Syariah, Klasifikasi tingkat ROA No9/29/DPbS tahun

secara rinci adalah sebagai tentang

Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip

Tabel 1 Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA

Rasio(%)

Peringkat

ROA > 1.450 Sangat sehat 1.215 < ROA ≤ 1.450

Sehat

0.999 < ROA ≤ 1.215 Cukup sehat 0.765 < ROA ≤ 0.999

Kurang sehat ROA ≤ 0.765

Tidak sehat Sumber: SE BI No9/29/DPbS tahun 2007

3. Profit dalam Prespektif Islam konvensional yang Menurut Rosly (2005), bank

menggunakan sistem bunga. Hal syariah

ini dikarenakan banyak orang menyediakan tempat mobilisasi

didirikan

untuk

berpikir bahwa bank syariah deposito

adalah perusahaan perbankan pembiayaan. Sampai

dan

memperluas

yang beroperasi tanpa bunga. tertentu, perusahaan bisnis

batas

Meskipun hal tersebut benar, keuangan Islam atau bank

secara akurat hal tersebut tidak syariah beroperasi atas dasar

menggambarkan untuk apa untuk

bank syariah keuntungan. Hal ini diupayakan

dengan memperhatikan prinsip- Bank syariah menjalankan prinsip syariah, salah satunya

bisnisnya atas dasar prinsip- adalah

komersial dan menggunakan

perdagangan (al-bai) dimana dikenal sabagai riba dalam

bunga

yang

yang didapat Islam.

keuntungan

dari implikasi maksimalisasi

penambahan nilai (kasb) dan dalam prespektif Islam akan

keuntungan

pengambilan risiko (ghorm). jauh dari praktik yang tidak etis

(2005) memberikan dan menempatkan bank syariah

Rosly

contoh untuk membuat hal ini sebagai

dan mencegah mengedepankan moral.

yang tidak Konsep utama dari perbankan

kebingungan

semestinya. Misalnya, ketika syariah dan pembiayaan adalah

orang musyrik di kota Mekkah dengan larangan menggunakan

mengatakanbahwa bunga, namun begitu penerapan

perdagangan itu mirip dengan perdagangan dan jual beli (al-

riba, Alquran memberikan bai)

penjelasanbahwa Allah SWT pembiayaan bank syariah belum

dalam

aktivitas

menghalalkan jual beli dan mendapat perhatian yang sama

melarang ribadalam Q.S. Al- seperti

halnya

bank

Baqarah ayat 275 berikut :

balas jasa yang diterima oleh bank dan investor. Balas jasa

Artinya : “......padahal Allah telah yang diberikan atau diterima

menghalalkan jual beli dan pada bank konvensional berupa mengharamkan riba.....” (Q.S. Al-

bunga dalam persentase pasti Baqarah : 275) sehingga

hal ini akan

bagi pihak Jual beli (al-bai) dalam konteks

membebani

peminjam. Sementara pada tersebut

mengisyaratkan bank syariah, pemberian dan adanya iwad atau timbal balik

balas jasa yang

penerimaan

berdasarkan perjanjian (akad). bertransaksi. Ketika kebutuhan

seimbang

dalam

Bank syariah akan memperoleh iwad terpenuhi dalam jual beli,

berupa bagi maka akan terjadi kesetaraan

keuntungan

hasiljika menggunakan akad dan keadilan dalam transaksi

bagi hasil sedangkan jika bisnis serta menjadikan bank

menggunakan akad jual syariah lebih unggul dengan

syariah akan sistem tanpa bunga.

beli,bank

memperoleh keuntungan dari Bunga dilarang dalam Islam

margin yang didapatkan. karena dianggap sebagai sarana

yang tidak dibenarkan dalam

Rasio Kinerja Perbankan

pengambilan keuntungan dan

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) penciptaan

adalah rasio yang Pertukaran dari sebuah nilai

kekayaan.

CAR

memperlihatkan seberapa jauh dengan nilai yang lebih tinggi

seluruh aktiva bank yang tidak memerlukan kreditor

mengandung risiko (kredit, (peminjam) untuk menanggung

penyertaan, surat berharga, risiko pasar dan sistem,

tagihan pada bank lain) ikut mengingat pinjaman dijamin

dibiayai dari dana modal bank oleh pihak ketiga. Kreditor

sendiri,disamping memperoleh secara

dana-dana dari sumber di luar memberikan tambahan kepada

praktis

tidak

bank. Dengan kata lain CAR debitor.

adalah rasio kinerja bank untuk gambaran

Ini

merupakan

mengukur kecukupan modal instrumen pendapatan tetap (fix

umum

dalam

yang dimiliki bank untuk income). Dengan penerapan

aktiva yang sistem bunga akan membuat

menunjang

mengandung atau menghasilkan keadilan ekonomi yang berisiko

risiko, misalnya pembiayaan dan

(Ismail 2011). Nilai CAR yang terkonsentrasi

kesejahteraan

hanya

akan memberikan beberapa orang yang dapat

kontribusi yang cukup besar mengancam kesejahteraan dan

profitabilitas dan stabilitas sosial.

bagi

mengindikasikan bahwa bank Perbadaan antara manajemen

tersebut mempunyai aset yang bank syariah dengan bank

likuid dalam jangka panjang. konvensional terletak pada

Tingginya rasio modal dapat pembiayaan dan pemberian

melindungi

deposan dan deposan dan

administratif. CAR dihitung masyarakat kepada bank, dan

kepercayaan

dengan menggunakan rumus: pada

x 100% meningkatkan

Bank Indonesia menetapkan suatu bank.

ketentuan modal minimum bagi Perhitungan penyediaan modal

sebagaimana minimum (CAR) didasarkan ketentuan dalam standar Bank pada prinsip bahwa setiap for International Settlemens penanaman dana bank yang

perbankan

(BIS) bahwa setiap bank mengandung

risiko

harus

diwajibkan menyediakan modal disediakan

jumlah

modal

minimum sebesar 8 persen dari sebesar persentase tertentu dari

Aktiva Tertimbang jumlah penanamannya. CAR

total

Risiko (ATMR). dapat dirumuskan

Menurut

sebagai

Berdasarkan Surat Edaran BI perbandingan antara modal

No9/29/DPbS tahun bank

terhadap

aktiva

2007tentang Penilaian Tingkat tertimbang menurut

risiko

Kesehatan Bank Perkreditan (ATMR). Modal bank adalah

Rakyat Berdasarkan Prinsip total modal yang berasal dari Syariah,klasifikasi tingkat CAR modal

secara rinci adalah sebagai pelengkap.

merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR

Tabel 2 Matriks Kriteria Peringkat Komponen CAR

Rasio(%)

Peringkat

CAR ≥ 11 Sangat sehat

9.5 ≤ CAR < 11 Sehat

8 ≤ CAR < 9.5 Cukup sehat

6.5 < CAR < 8 Kurang sehat CAR ≤ 6.5 Tidak sehat

Sumber: SE BI No9/29/DPbS tahun 2007

2. Financing to Deposit Ratio (FDR) membayar kembali penarikan Pendeknya

dana yang dilakukan deposan penarikan dan penyetoran oleh

waktu

antara

mengandalkan nasabah dapat menyebabkan

dengan

pembiayaan yang diberikan masalah likuiditas pada bank.

sebagai sumber likuiditasnya. Kriteria yang digunakan untuk

Dengan kata lain, seberapa jauh mengukur

pemberian pembiayaan kepada adalah Financing to Deposit

likuiditas

bank

nasabah dapat mengimbangi Ratio (FDR). Menurut Ismail

kewajiban bank untuk segera (2011), FDR merupakan rasio

memenuhi permintaan deposan antara seluruh jumlah kredit

yang hendak menarik kembali yang diberikan bank dengan

dananya yang telah disalurkan dana yang diterima oleh bank.

oleh bank berupa pembiayaan. Rasio

Semakin tinggi nilai FDR suatu kemampuan

bank, mengindikasikan bahwa bank, mengindikasikan bahwa

dengan asumsi bank tersebut daripada dana yang berhasil

lebih

besar

menyalurkan dihimpun dari pihak ketiga.

mampu

pembiayaan dengan efektif, Disatu sisi FDR yang tinggi

sehingga jumlah pembiayaan menunjukkan bahwa

macetnya akan kecil. FDR dapat tersebut produktif dan fungsi

bank

dari perbandingan sebagai lembaga intermediasi

diukur

seluruh jumlah berjalan dengan baik. Tetapi

antara

pembiayaan yang diberikan disisi lain, FDR yang terlalu

terhadap dana pihak ketiga. tinggi menunjukkan likuiditas

dihitung dengan yang rendah. Hal ini disebabkan

FDR

menggunakan rumus: jumlah dana yang diperlukan

x 100% untuk

Berdasarkan Surat Edaran BI menjadi

besar

sehingga

No9/29/DPbS tahun 2007 ketersediaan dana cadangan

untuk menutupi permintaan

Penilaian Tingkat dana jika nasabah ingin menarik

tentang

Kesehatan Bank Perkreditan simpanannya

Rakyat Berdasarkan Prinsip berkurang.. Besarnya jumlah

menjadi

Syariah, klasifikasi tingkat FDR pembiayaan yang disalurkan

secara rinci adalah sebagai berikut :

akan menentukan keuntungan

bank. FDR yang tinggi akan

Tabel 3 Matriks Kriteria Peringkat Komponen FDR

Rasio(%)

Peringkat

FDR ≤ 75 Sangat sehat

75 < FDR ≤ 85 Sehat

85 < FDR ≤ 100 Cukup sehat 100 < FDR ≤ 120 Kurang sehat

FDR > 120 Tidak sehat

Sumber: SE BI No 9/24/DPbS tahun 2007

3. Non Performing Financing (NPF) tinggi rasio ini maka semakin Non Performing Financing(NPF)

buruk kualitas pembiayaan atau Non Performing Loan

suatu bank. Hal ini dikarenakan (NPL) adalah kredit bermasalah

pembiayaan merupakan sektor yang terdiri dari kredit yang

terbesar dalam menyumbang berklasifikasi Kurang Lancar,

pendapatan bagi bank. Diragukan dan Macet. Termin

adalah tingkat NPL diperuntukkan bagi bank

NPF

pengembalian kredit yang umum, sedangkan NPF untuk

diberikan deposan kepada bank bank

kata lain NPF menunjukan

merupakan tingkat kredit macet kemampuan manajemen bank

bahwa

pada bank tersebut. NPF dalam mengelola pembiayaan

dengan cara bermasalah yang diberikan oleh

diketahui

menghitung Pembiayaan Non bank (Stiawan 2009).Semakin

Lancar

terhadap Total

Pembiayaan. Apabila semakin

x 100% rendah NPF maka bank tersebut

NPF =

akan semakin

tinggi

keuntungannya, sebaliknya bila Berdasarkan Surat Edaran BI tingkat NPF tinggi bank tersebut

No. 9/29/ DPbs tahun 2007 akan mengalami kerugian yang

Penilaian Tingkat diakibatkan

tentang

Kesehatan Bank Perkreditan pengembalian kredit macet.

tingkat

Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah,

klasifikasi tingkat NPF dapat dirusmuskan sebagai

NPFsecara rinci adalah sebagai berikut:

berikut :

Tabel 4 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPF

Rasio (%)

Peringkat

NPF < 7 Sangat sehat

7 < NPF < 10 Sehat

10 < NPF < 13 Cukup sehat

13 < NPF < 16 Kurang sehat NPF > 16

Tidak sehat

Sumber: SE BI No9/29/DPbS tahun 2007

pastian mengenai Pendapatan

4. Biaya Operasional terhadap

ketidak

kegiatan usaha bank.Risiko (BOPO)

Operasional

berasal dari BOPOatau sering juga disebut

operasional

operasional bila Rasio Efisiensi Operasional

kerugian

terjadi penurunan keuntungan adalah perbandingan antara

yang dipengaruhi oleh struktur biaya

biaya operasional bank dan pendapatan operasional. Rasio

operasional

dengan

kemungkinan terjadinya biaya operasional digunakan

kegagalan atas jasa-jasa dan untuk

produk-produk yang efisiensi dan kemampuan bank

mengukur

tingkat

BOPO dapat dalam melakukan kegiatan

ditawarkan.

dirusmuskan sebagai berikut: operasi (Dendawijaya, 2005). Semakin rendah nilai BOPO

x 100% berarti semakin efisien bank

BOPO =

tersebut dalam mengendalikan Berdasarkan Surat Edaran BI biaya operasionalnya, dengan No. 9/29/DPbs tahun 2007 adanya efisiensi biaya maka

Penilaian Tingkat keuntungan yang diperoleh Kesehatan Bank Perkreditan bank akan semakin besar. Rakyat Berdasarkan Prinsip Nilai BOPO menggambarkan Syariah, klasifikasi BOPO secara upaya

rinci adalah sebagai berikut : meminimalkan

reisiko

operasional, yang merupakan

Tabel 5. Matriks Kriteria Peringkat Komponen BOPO

Rasio(%)

Peringkat

BOPO ≤ 83 Sangat sehat

83 < BOPO ≤ 85 Sehat

85 < BOPO ≤ 87 Cukup sehat 87< BOPO ≤ 89

Kurang sehat BOPO > 89

Tidak sehat

Sumber: SE BI No9/29/DPbS tahun 2007

Variabel Makro Ekonomi

Harga meningkat dengan cepat,

1. Inflasi masyarakat akan kewalahan Inflasi didefinisikan sebagai

menanggung dan mengimbangi suatu kenaikan tingkat harga

harga kebutuhan sehari-hari secara keseluruhan di dalam

yang terus meningkat. Bank suatu perekonomian (Mankiw

mengalami kesulitan 2006). inflasi adalah peristiwa

akan

dalam memperoleh dana pihak moneter yang menunjukkan

ketiga yang merupakan sumber suatu kecenderungan akan

utama modal bank. Bagi bank, naiknya harga barang secara

akan menyebabkan umum, yang berarti terjadinya

inflasi

naiknya biaya produksi maupun penurunan nilai uang. Menurut

biaya operasional bank. Hal ini pandangan

menjadikan bank kesulitan disebabkan oleh gap antara

Keynes,

inflasi

menyalurkan dana serta kemampuan

menanggung biaya dari modal masyarakat terhadap keinginan-

ekonomi

yang ada sehingga pada keinginannya terhadap barang.

akhirnya merugikan bank itu Gap disini adalah permintaan

sendiri yang berimbas pada masyarakat terhadap barang-

profitabilitas bank yang barang lebih besar daripada

bersangkutan. jumlah yang tersedia sehingga

2. Suku Bunga

terjadi kenaikan harga. Inflasi Bunga adalah imbal jasa dapat diukur dengan indeks

atas pinjaman uang yang harga barang-barang konsumsi

merupakan suatu kompensasi dari tahun ke tahun.

kepada pemberi pinjaman atas Inflasi

manfaat kedepan dari uang berdampak pada nilai riil

yang

meningkat

tersebut apabila tabungan yang merosot karena

pinjaman

diinvestasikan (BI 2001). masyarakat

pinjaman tersebut mempergunakan

akan

Jumlah

disebut pokok utang (principal). untuk

hartanya

Persentase dari pokok utang pengeluaran. Dengan kondisi

mencukupi

biaya

yang dibayarkan sebagai imbal seperti ini, minat masyarakat

jasa (bunga) dalam suatu untuk

periode tertentu disebut suku berproduksi menjadi berkurang,

serta para investor yang tidak Secara teoretis terdapat dua mau berinvestasi di sektor riil.

jalur

utama mekanisme utama mekanisme

untuk memperoleh yang beredar dan jalur harga

diajukan

pembenaran (verifikasi) dalam melalui suku bunga. Jalur suku

bentuk dukungan data empiris. bunga merupakan channel yang

penelitian kuantitatif penting untuk perekonomian

Bentuk

penulis gunakan untuk mengetahui Indonesia. Pengujian empiris

pengaruh faktor mengungkapkan

bagaimana

internal dan faktor eksternal pengaruh suku bunga terhadap

bahwa

terhadap profitabilitas BPRS di inflasi mempunyai hubungan

Indonesia.

yang lebih stabil dibandingkan dengan agregat moneter. Upaya

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan tingkat sukubunga tergantung

untuk menekan

fluktuasi

dalam penelitian ini adalah data pada

sekunder berupa data deret waktu mengendalikan gejolak di pasar

keberhasilan

(time series). Data sekunder yang uang.

digunakan diambil dari beberapa sumber, yaitu Statistik Perbankan

MATERI DAN METODE

Syariah dari

website resmi Otoritas Jasa Keuangan berupa

Jenis penelitian

data statistik perkembangan BPRS, Penelitian

website resmi Badan Pusat kuantitatif dengan pendekatan

ini

bersifat

Statistik dan Bank Indonesia yang

berupa data tingkat inflasi dan pendekatan

digunakan

adalah

suku bunga. Data yang dianalisis Pendekatan jenis ini bertujuan

korelasional.

adalah data laporan keuangan untuk melihat apakah variabel

bulanan BPRS dan data bulanan independen memiliki pengaruh

tingkat inflasi serta suku bunga terhadap variabel dependen atau

2013 sampai tidak. Berangkat dari suatu teori,

dari Januari

Desember 2015. gagasan para ahli, ataupun

sekunder yang literatur

Data

digunakan diuraikan dalam Tabel dikembangkan

6 sebagai berikut :

Tabel 6. Variabel-variabel Penelitian

Variabel Ketrangan

Sumber

ROA Persentase

bersih Statistik perbankan syariah OJK sebelum pajak terhadap total asset.

laba

CAR Persentase

bank Statistik perbankan syariah terhadap aktiva tertimbang OJK menurut risiko.

modal

FDR Persentase jumlah Statistik perbankan syariah pembiayaan terhadap total OJK dana pihak ketiga.

NPF Perbandingan antara kredit Statistik perbankan syariah bermasalah

dengan

total OJK total OJK

Perbandingan antara total Statistik perbankan syariah biaya operasional dengan total OJK pendapatan operasional.

Suku Suku

deposito Laporan Kebijakan Moneter Bunga

bunga

berjangka tiga bulan yang Bank Indonesia dipublikasikan oleh Bank Indonesia

Inflasi

Persentase kenaikan indeks Badan Pusat Statistik harga konsumen (IHK).

Model Penelitian

dihubungkan dengan lebih dari Metode yang digunakan

satu variabel bebas.Variabel bebas dalam penelitian adalah Ordinary

yang digunakan yaituCAR, FPDR, Least Square (OLS). Regresi linear

BOPO, NPF, Inflasi dan Suku bunga. berganda

Persamaan estimasi menggunakan dimana variabel terikat yaitu

merupakan

regresi

model OLSdapat dituliskan dalam variabel Y dalam hal ini adalah

bentuk sebagai berikut : profitabilitas

BPRS

yang

Y= a + b 1 x 1 +b 2 x 2 +b 3 x 3 +b 4 x 4 +b 5 x 5 +b 6 x 6 +e

Keterangan: Y

= ROA (persen)

a = Konstanta

b 1 -b 6 = Koefisien regresi variabel independen x 1 = CAR (persen) x 2 = BOPO (persen) x 3 = NPF (persen) x 4 = FDR (persen) x 5 = Inflasi (persen) x 6 = Suku Bunga (persen)

e = eror

2. CAR

adalah perbandingan

Batasan dan Definisi

antara modal bank terhadap

Operasional

aktiva tertimbang menurut Variabel-variabel

risiko (ATMR). Rasio ini digunakan dalam penelitian ini

yang

digunakan untuk mengukur adalah sebagai berikut :

kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva antara laba sebelum pajak

1. ROA adalah

perbandingan

mengandung atau terhadap total aktiva BPRS.

yang

menghasilkan risiko. Rasio ini digunakan untuk

adalah perbandingan mengukur

3. FDR

antara seluruh pembiayaan manajemen

kemampuan

yang disalurkan BPRS trhadap memperoleh keuntungan (laba)

bank

dalam

dana pihak ketiga. Rasio ini secara

untuk tingkat pengelolaan aset yang dimiliki.

bank atau bank atau

makro dan kinerja BPRS di membayar kembali penarikan

bank

dalam

Indonesia. Metode kuantitatif yang dana yang dilakukan deposan

digunakan dalam penelitian ini dengan

adalah Ordinary Least Square pembiayaan yang diberikan

mengandalkan

(OLS). Metode OLS digunakan sebagai sumber likuiditasnya.

untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang memiliki pengaruh antara pembiayaan tidak lancar

4. NPF adalah

perbandingan

profitabilitas BPRS. terhadap total pembiayaan.

terhadap

Analisis variabel yang paling Rasio ini digunakan untuk

berpengaruh dalam penelitian ini mengukur

didasarkan pada nilai koefisien manajemen

kemampuan

yang paling besar dari hasil mengelola

bank

dalam

estimasi model yang diperoleh. bermasalah yang diberikan.

pembiayaan

5. BOPO adalah perbandingan

Evaluasi Model

antara biaya

Setelah selesai melakukan terhadap

operasional

pengolahan data, harus dilakukan operasional. Rasio ini digunakan

pendapatan

evaluasi terhadap model estimasi untuk

yang dihasilkan. Metode estimasi efisiensi dan kemampuan bank

mengukur

tingkat

yang dihasilkan melalui metode dalam melakukan kegiatan

analisis Ordinary Least Square operasi.

(OLS)

harus dievaluasi

kriteria yang

6. Inflasi adalah peristiwa moneter

berdasarkan

ekonometrika, kriteria statistik, kecenderungan akan naiknya

menunjukkan

suatu

kriteria ekonomi. harga barang secara umum atau menurunya nilai uang.

Uji kriteria Ekonometrika

1. Uji Normalitas atas pinjaman uang yang

7. Suku bunga adalah imbal jasa

Ujinormalitas bertujuan untuk merupakan suatu kompensasi

mengetahui distribusi data kepada pemberi pinjaman atas

dalam variabel yang akan manfaat kedepan dari uang

digunakandalam penelitian. pinjaman

Data yang baik dan layak diinvestasikan.

tersebut

apabila

digunakan dalam penelitian adalah

data yangmemiliki

Metode Pengolahan dan Analisis

distribusi

normal.Uji yang

Data

untuk melihat Proses pengolahan data pada

digunakan

kenormalan data yaitu dengan penelitian

Jarque Bera Test atau dengan menggunakan bantuan software

dilakukan

dengan

melihat plot dari sisaan. Microsoft Excel 2007 dan Eviews

2. Uji Autokorelasi 6.Metode analisis data yang

Firdaus (2011), digunakan

Menurut

merupakan deskriptif dan kuantitatif. Analisis

gangguan pada fungsi regresi deskriptif

yang berupa korelasi di antara memberikan suatu gambaran

digunakan

untuk

faktor gangguan. Autokorelasi secara umum mengenai kondisi

ini akanmenyebabkan model ini akanmenyebabkan model

yang digunakan dalam model Pengujian untuk mendeteksi

mampu menjelaskan variasi gejala

variabel dependen. dilakukan dengan menggunakan uji Breush and Godfrey Serial

autokorelasi

dapat

2. Uji Statistik F ( Uji Simultan) Correlation lagrange Multiplier

Uji F dilakukan untuk melihat Test.

pengaruh

variabel-variabel

3. Uji Heteroskedastisitas independen secara bersama- Suatu model regresi linear

terhadap variabel harus memiliki varians yang

sama

dependen. Selain itu dengan uji sama (Gujarati 2006). Uji

F ini dapat diketahui pula heteroskedastisitas bertujuan

apakah model regresi linier untuk menguji apakah dalam

yang digunakan sudah tepat sebuah model regresi terjadi

atau belum. Pengujian ini ketidaksamaan varian dari

melihat hasil uji signifikansi residual untuk peubah bebas

yang berada di bawah 5 persen yang diketahui.Pengujian yang

(0.05). Jika nilai sig < 0.05 maka dapat dilakukan untuk melihat

Ho diterima, namun jika nilai sig gejala ini adalah dengan

> 0.05 maka H 0 ditolak. menggunakanuji

3. Uji Statistik t (Uji Parsial) dasticity.

Heteroske-

Uji

digunakan untuk

4. Uji Multikolinieritas mengetahui pengaruh variabel Multikolinearitas adalah kondisi

independen (X1, X2,……Xn) dimana peubah-peubah bebas

secara sendiri atau masing- memiliki korelasi diantara satu

terhadap variabel dengan yang lainnya.m Untuk

masing

dependen (Y). Jika nilai mengetahui

signifikan diatasα = 5 persen multikolinearitas dapat dilihat

ada

tidaknya

berarti masing-masing variabel melalui correlation matrix,

independen tidak mempunyai dimana

pengaruh terhadap variabel korelasi antar sesama variabel

batas

terjadinya

Demikian juga bebas adalah tidak lebih dari

dependen.

sebaliknya, jika nilai signifikansi |0.80|. Selain correlation matric,

berada di bawah nilai α = apabila terdapat nilai korelasi

5persen berarti masing-masing yang lebih tinggi dari |0.80|,

independen maka multikoliniearitas dapat

variabel

mempunyai pengaruh terhadap diabaikan selama nilai korelasi

variabel dependen. tersebut tidak melebihi nilai Adjusted R-squared.

Uji Kriteria Ekonomi

Evaluasi model estimasi

Uji Kriteria Statistika

berdasarkan kriteria ekonomi

1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) dilakukan untuk membandingkan Analisis determinasi dalam

kesesuaian tanda dan nilai regresi

estimator dengan teori ekonomi digunakan untuk menunjukkan

linear

berganda

dan kesesuaian dengan logika. seberapa besar prosentase

Pengaruhnya variabel independen Pengaruhnya variabel independen

yang ditunjukkan dengan CAR. ekonomi.

penjelasan

Nilai CAR BPRS berada di atas 8 persen, sesuai dengan batas

HASIL DAN PEMBAHASAN

minimal yang ditentukan oleh BI. Namun CAR BPRS mengalami

Gambaran Umum Kinerja Bank

penurunan yang cukup signifikan

Pembiayaan Rakyat Syariah dan

pada bulan Februari 2013 sampai

Kondisi Makro di Indonesia

Desember 2014 dan mulai Bank Pembiayaan Rakyat

mengalami peningkatan kembali Syariah (BPRS) sebagai bagian dari

ketika memasuki bulan Januari perbankan syariah harus mampu

2015. Kondisi permodalanyang memberikan risiko yang lebih kecil

mengalami penurunan meng- daripada risiko yang diberikan

akibatkanBPRS tidak dapat leluasa bank konvensional. Untuk me-

melakukan pengembangan bisnis minimalkan risiko maka harus

dan akanmemberikan kontribusi dilakukan

yang kurang baik bagi profita- dengan baik, diantaranya dengan

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK 2015 Gambar 3 Perkembangan CAR BPRS di Indonesia tahun 2011-2015.

Sumber dana pembiayaan BPRS yang tinggi menandakan jumlah selain dari modal sendiri, juga

dana yang disalurkan lebih besar berasal dari dana pihak ketiga.

dari dana yang behasil dihimpun. Pemberian pembiayaan kepada

Rasio likuiditas yang tinggi apabila masyarakat

tidak dikelola dengan baik maka dengan melihat nilai FDR. Nilai

dapat

diketahui

akan membahayakan bagi BPRS FDR BPRS setiap tahunya memiliki

tersebut.

proporsi yang cukup tinggi. nilai Penyaluran pembiayaan harus tersebut

selalu diawasi dengan pengelolaan minimum yang sudah ditetapkan

diatas

ketentuan

manajemen risiko yang ketat. Hal oleh BI yaitu di kisaran 85 - 100

tersebut untuk meminimalisir persen,

pembiayaan ber- pertumbuhannya setiap tahun

Pembiayaan yang mengalami fluktuasi. Hal ini dapat

masalah.

dilakukan secara efektif akan disebabkan oleh manajemen BPRS

menstabilkan nilai FDR. Jika nilai yang belum efektif dalam hal

FDR menurun dapat berakibat pengelolaan dana.

pada penurunan jumlah bagi hasil FDR

menggambarkan yang diterima oleh deposan kondisi likuiditas BPRS. Nilai FDR

maupun oleh BPRS itu sendiri.

Penurunan jumlah bagi hasil yang penurunan pada tingkat laba BPRS. diterima BPRS akan menyebabkan

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK 2015 Gambar 4 Perkembangan FDR BPRS di Indonesia tahun 2011-2015

Hal penting yangperlu juga

diperoleh dari diperhatikan oleh pengelola bank

Rasio

NPF

pembagian antara jumlah ketiga termasuk di dalamnya Bank

kolektibilitas tersebut dengan Pembiayaan rakyat Syariah (BPRS)

pembiayaan yang adalah kualitas pembiayaan yang

jumlah

disalurkan. Dapat dilihat pada disalurkan. Kualitas penyaluran

Gambar 6 bahwa rasio NPF BPRS pembiayaan

Indonesia periode 2011 hingga kolektibilitasnya terdiri atas: 1)

berdasarkan

2015mengalami peningkatan. Nilai Pembiayaan Lancar, 2) Dalam

NPF BPRS pada tahun 2015 Perhatian Khusus, 3) Kurang

mencapai nilai tertinggi yaitu 10.3 Lancar, 4) Diragukan, dan 5)

tersebut Macet. Yang dimaksud dengan Non

persen.Data

menggambarkan kemampuan Performing Financing (NPF)adalah

manajemen BPRS dalam mengelola pembiayaan dengan kolektibilitas

pembiayaan bermasalah yang kurang lancar, diragukan dan

diberikan oleh bank masih belum macet.

optimal.

Sumber : Statistik Perbankan Syariah, OJK 2015 Gambar 5 Perkembangan NPF BPRS di Indonesia tahun 2011-2015

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dicerminkan oleh nilai BOPO. Pada (BPRS)

Gambar 6 dapat diketahui bahwa financialintermediary

sebagai

perkembangan efisiensi BPRS yang mampu efisien dalam menjalankan

harus

diproksikan oleh nilai BOPO.Pada operasional-nya.

tahun 2011`nilai BOPO BPRS mengenai

mencapai nilai terendah yaitu mencapai nilai terendah yaitu

infrastruktur baru. Rasio BOPO BPRS mengalami peningkatan yang

menggambarkan cukup signifikan jika dibandingkan

pada

BPRS

peran BPRS dengan

efisiensi

dalammemajukan perekonomian (Gambar 6). Nilai BOPO pada tahun

tahun

sebelumnya

rakyat melalui sektor unit usaha 2014 mencapai nilai tertinggi yaitu

mikro kecil dan menegah (UMKM).

89.77 persen. UMKM merupakan objek utama Tingginya nilai BOPO BPRS

pembiayaan BPRS dan juga menunjukkan bahwa efisiensi

peranan dalam BPRS menurun dari tahun ke

memiliki

menggerakkan sektor riil sehingga tahun. Hal ini dapat disebabkan

perkembangnnya patut untuk oleh BPRS yang masih dalam tahap

diperhatikan(Fauzi 2014). ekspansi, sehingga membutuhkan

Sumber : Statistik Perbankan Syariah, OJK 2015 Gambar 6 Perkembangan BOPOBPRS di Indonesia Periode 2011-2015

Inflasi dapat berpengaruh buruk yang menurun. Selama periode bagi perekonomian. Peningkatan

2011 hingga 2015, Inflasi di inflasi akan mengakibatkan minat

Indonesia mengalami fluktuasi masyarakat untuk menabung,

seperti yang ditunjukan oleh berinvestasi

danberproduksi Gambar 7. Kondisi tersebut menjadi berkurang.

dampak negatif Inflasi akan mendorong keinginan

memberikan

terhadap kinerja BPRS. Hal ini masyarakat untuk memegang

dikarenakan pendapatan utama uang, hal ini akan mengurangi

BPRS terfokus pada keuntungan jumlah dana yang tersedia di bank

dari pembiayaan yang bergerak akibat

pada sektor riil. Naiknya biaya tabungan pada sektor perbankan.

menurunnya

tingkat

produksi dan biaya operasional Penurunan pada DPK ini akan

yang disebabkan oleh inflasi menyebabkan aset riil dari sektor

membuat risiko yang dihadapi perbankan termasuk BPRS ikut

BPRS menjadi tinggi. menurun dan berpengaruh pada kegiatan penyaluran pembiayaan

Sumber :Badan Pusat Statistik 2015 Gambar 7 Inflasi di Indonesia tahun 2011-2015

Bank Indonesia memiliki tugas perbankan, sehingga pihak bank untuk menjaga stabilitas moneter

mendapatkan dana antara lain melalui instrumen suku

kesulitan

murah dari pihak ketiga (giro, bunga dalam operasi pasar

tabungan, deposito). Pada Gambar terbuka.

8 dapat dilihat bahwa tingkat suku melalui penerapan suku bunga

Kebijakan

moneter

bunga mengalami peningkatan yang terlalu ketat, akan cenderung

yang cukup signifikan pada tahun bersifat

2013 dan cenderung stabil sampai ekonomi. Begitu pula sebaliknya.

Kenaikan suku

bunga

mengakibatkan ketatnya likuditas

Sumber : Bank Indonesia 2015 (diolah) Gambar 8 Suku Bunga di Indonesia tahun 2011-2015

Faktor-faktor yang

Model etimasi yang dihasilkan

Memengaruhi Profitabilitas

harus dievaluasi berdasarkan

Bank Pembiayaan Rakyat

kriteria ekonometrika, kriteria

Syariah (BPRS) di Indonesia

statistik, kriteria ekonomi. Untuk mengetahui faktor- faktor

yang

memengaruhi

Tahapan Evaluasi Model

profitabilitas BPRS di Indonesia

Berdasarkan Kriteria

dilakukan melalui analisis regresi

Ekonometrika

linier berganda. Dalam hal ini akan

1. Uji Normalitas. dikaji

Pengujian normalitas dilakukan independen yang ada dapat

bagaimana

variabel

dengan Jarque-Bera Test yang mempengaruhi variabel dependen.

terdapat dalam software Eviews terdapat dalam software Eviews

6. Hasil perhitungan dengan

diketahui

Corelation LM test. Nilai menghasilkan output pada

probability obs*R-squared pada Lampiran 2. Dari hasil tersebut

model persamaan adalah 0.38 diperoleh nilai p-value sebesar

yang artinya bernilai lebih besar 0.873464 yanglebih besar dari

dari α = 5 persen. Hal ini taraf

menunjukkan bahwa model menandakan tidak cukup bukti

nyata

5 persen

persamaan yang digunakan untuk melakukan penolakan

dalam penelitian ini tidak terhadap H 0 , dan meng-

masalah indikasikan

memiliki

autokorelasi.Hasil uji tersebut distribusi normal.

residual

ber-

dapat dilihat pada Tabel 7

2. Uji Autokorelasi

berikut.

Pengujian autokorelasi pada perangkat Eviews 6 dapat

Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic

0.4991 Obs*R-squared 1.892503

Prob. F(2,25)

Prob. Chi-Square(2)

3. HasilUji Heteroskedastisitas lebih besar dari α = 5 persen. Pengujian autokorelasi pada

karena itu, model perangkat Eviews 6 dapat

Oleh

persamaan yang digunakan diketahui melaui uji Breusch-

dalam penelitian ini tidak Pagan-Godfrey. Hasil pengujian

memiliki masalah heteros- menunjukkan

kedastisitas.Hasil uji tersebut probability obs*R-squared pada

bahwa

nilai

dapat dilihat pada Tabel 8 model

0.0902 yang artinya bernilai

Tabel 8 Hasil uji heteroskedaastisitas

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic

0.0786 Obs*R-squared 12.33033

Prob. F(7,27)

Prob. Chi-Square(7)

4. Hasil Uji Multikolinearitas. output pada Lampiran 5. Persyaratan

Dengan melihat hasil output (sufficient condition) untuk

kecukupan

tersebut, tidak terdapat nilai terbebas dari

koefisien korelasi yang melebihi asumsi multikolinearitas ini

pelanggaran

nilai R 2 sebesar 0.92 pada adalah nilai koefisien antara

variabel independen dalam variabel

dengan demikian

persyaratan kecukupan telah Hasil perhitungan nilai koefisien

model tidak melebihi nilai R 2 .

sehingga dapat korelasi dengan menggunakan

terpenuhi

disimpulkan bahwa tidak terjadi software Eviews 6 menghasilkan

pelanggaran asumsi multiko- pelanggaran asumsi multiko-

nyata α = 5 persen. Variabel independen CAR, FDR, NPF, BOPO

Tahapan Evaluasi Model

dan

inflasi

memiliki nilai

Berdasarkan Kriteria Statistika

probabilitas lebih kecil daripada Berdasarkan hasil analisis

taraf nyata α = 5 persen. Hal ini data diperoleh nilai koefisien

berarti variabel-variabel inde- determinasi (R 2 ) pada model yaitu

penden tersebut secara parsial 0.9217. Nilai tersebut menandakan

berpengaruh signifikan terhadap bahwa

92.17persenkeragaman profitabilitas BPRS di Indonesia. dari variabel dependen dapat

Variabel suku bunga memiliki nilai dijelaskan oleh variabel-variabel

probabilitas lebih besar dari α = 5 independennya, sedangkan sisanya

persen. Hasil ini berarti variabel sebesar 7.83 persen dijelaskan

suku bunga secara parsial tidak oleh variabel lain di luar model.

memengaruhi profitabilitas BPRS Dari hasil estimasi diketahui nilai

di Indonesia.

Prob (F-Statistic) pada model memiliki nilai 0.000000 yang lebih

Tahapan Evaluasi Model

kecil dibandingkan taraf nya ta α

Berdasarkan Kriteria Ekonomi

sebesar 5 persen sehingga dapat

model yang disimpulkan bahwa setidaknya ada

Estimasi

diperoleh dari hasil pengolahan satu variabel independen yang

data menunjukkan hasil cukup berpengaruh signifikan terhadap

baik karena telah memenuhi profitabilitas BPRS di Indonesia

syarat-syarat pengujian model. dengan tingkat kepercayaan 95

evaluasi dengan persen.Uji-t

Selanjutnya,

kriteria ekonomi perlu dilakukan melihat masing-masing variabel

dilakukan

untuk

dengan melihat tanda dan besaran bebas secara statistik berpengaruh

masing-masing variabel bebas. nyata terhadap profitabilitas BPRS

Tabel 9 menyajikan hasil estimasi di Indonesia. Uji tersebut dapat

untuk masing-masing variabel dilakukan dengan melihat nilai t-

dalam model.

statistic dari