PENDAPATAN NASIONAL DARI MANA DAN KEMANA

PENDAPATAN NASIONAL : DARI MANA DAN KEMANA PERGINYA
2.1 Alur Sirkuler Uang
GDP mengukur total output barang dan jasa suatu negara dan pendapatan totalnya.
Sumber dan penggunaan GDP tergambar dalam bagan alir dibawah ini:

2.2 Apa yang Menentukan Produksi Barang dan Jasa Total ?

Output barang dan jasa suatu perekonomian tergantung pada (1) jumlah input,yang
disebut factor-faktor produksi dan (2) kemampuan untuk mengubah input menjadi
output,sebagaimana ditunjukkan dalam fungsi produksi. Kita akan membahas masing-masing
factor produksi tersebut berikut ini.

1. Faktor produksi
1

Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah modal dan tenaga kerja. Contoh
dalam suatu perusahaan akuntan publik, yang menjadi tenaga kerja adalah akuntan dan
modal adalah kalkulator untuk akuntan tersebut.
2. Fungsi Produksi
Teknologi produksi yang ada menentukan berapa banyak output/keluaran yang

diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Para ekonom menggambarkan
teknologi yang ada dengan fugsi produksi.
Fungsi produksi:
Y =F (K , L)
Fungsi produksi tersebut mencerminkan teknologi yang digunakan untuk
mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Bila teknologi berubah maka akan
mempengaruhi fungsi produksi.
a. Skala Ekonomi Meningkat (IRS)
Peningkatan presentase fungsi produksi tertentu mengakibatkan presentase
peningkatan yang lebih besar dalam produksi output. Misalnya ketika sebuah
perusahaan menggandakan input maka perusahaan akan mendapatkan output yang lebih
besar. Ketika perusahaan menetapkan harga input tidak berubah bersama tingkat output
maka akan menyebabkan output meningkat dan biaya rata-rata produksi turun. Di sini
skala ekonomi berhubungan langsung dengan pengurangan biaya per unit output karena
produksi skala yang lebih besar.
b. Skala Ekonomi Konstan (CRS)
Hubungan kuantitas antara input dan output tetap konstan ketika output
meningkat. Jika harga input tetap, penghasilan konstan maka biaya produksi rata-rata
dan skala ekonomi tidak berubah. Dengan kata lain skala penghasilan yang konstan
berarti kurva biaya rata-rata jangka panjang perusahaan tetap datar.

c. Skala Ekonomi Menurun (DSR)

2

Ketika biaya rata-rata meningkat bersama skala produksi, suatu perushaan
menghadapi skala menurun atau skala disekonomis. Skala ekonomi menurun ini terlihat
pada inefisiensi birokrasi. Ketika ukuran perusahaan meningkat melebihi suatu titik
tertentu maka usaha perusahaan tersebut menjadi lebih sulit untuk dikelola.

Penawaran Barang dan Jasa
Jadi, faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan, yang sama dengan output perekonomian.

2.3 Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor-Faktor Produksi ?
Output total suatu perekonomian sama dengan pendapatan totalnya. Karena faktor-faktor
produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan output total barang dan jasa, mereka
juga menentukan pendapatan nasional.

3


Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga-harga faktor.Harga faktor produksi
(factor prices) adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi—upah yang diterima
pekerja dan sewa yang dikumpulkan pemilik modal.
Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran dan permintaan
terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan penawaran adalah tetap, kurva penawaran
berupa garis vertikal. Kurva permintaan menurun landai. Perpotongan penawaran dan
permintaan menentukan harga faktor produksi ekuilibrium.

Harga
faktor
(Upah
atau
sewa)

Harga
faktor
ekuilib
rium

Penawara

n faktor

Jumlah
faktor

Kurva penawaran
vertikal ini
adalah hasil dari
penawaran yang
tetap.
Perminta
an faktor

Untuk membuat produknya, perusahaan memerlukan dua faktor produksi, modal dan tenaga
kerja. Kita tunjukkan teknologi perusahaan itu dengan faktor produksi :

Y = F (K, L)
4

Perusahaan menjual outputnya dengan harga P, meng-gunakan pekerja dengan upah W,

dan menyewa modal dengan bunga R.
Tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan dikurangi biaya.
. Penerimaan sama dengan P × Y, harga jual barang P dikali jumlah barang diproduksi Y. Biaya
mencakup baik biaya tenaga kerja dan modal. Biaya tenaga kerja sama dengan W × L, upah W
dikali jumlah tenaga kerja L. Biaya modal sama dengan R × K, harga sewa modal R dikali
jumlah modal K.

Laba = Penerimaan –
BiayaModal
=
PY
-

Biaya Pekerja



WL

RK


-

Untuk melihat bagaimana laba bergantung pada faktor-faktor produksi, kita gunakan fungsi
produksi Y = F (K, L) mengganti Y mendapat :

Laba = P × F (K, L) - WL
- RK
Permintaan Perusahaan terhadap Faktor-Faktor Produksi
Perusahaan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang akan memaksimalkan laba.
a. Produk Marjinal Tenaga Kerja
Jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan
mempertahankan jumlah modal tetap. Dinyatakan dalam fungsi:
MPL = F (K, L + 1) – F (K, L)

5

Persamaan ini menyatakan bahwa produk marjinal tenaga kerja adalah perbedaan antara jumlah
output yang diproduksi dengan L + 1 unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi hanya dengan
L unit tenaga kerja.Kebanyakan fungsi produksi memiliki sifat produk marjinal yang semakin

menurun (diminishing marginal product)

b. Dari Produk Marjinal Tenaga Kerja ke Permintaan Tenaga Kerja
Keputusan untuk menambah tenaga kerja adalah membandingkan penerimaan ekstra dari
kenaikan produksi yang dihasilkan tambahan tenaga kerja. Penerimaan dari tenaga kerja
tambahan adalah MPL x P. Dinyatakan dalam persamaan:
DLaba = DPenerimaan - DBiaya
= (P x MPL) - W
Bila P x MPL > W à tambahan unit tenaga kerja akan meningkatkan laba
Bila P x MPL = W à perusahaan tidak akan menambah tenaga kerja lagi. Permintaan perusahaan
terhadap tenaga kerja ditentukan dengan:
P x MPL = W dapat dituliskan dengan MPL = W / P
W/P adalah upah riil (real wage). Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menarik tenaga
kerja sampai pada titik dimana produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil.

6

c. Produk Marjinal Modal (MPK) dan Permintaan Modal
adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari unit modal tambahan, dengan
mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan:

MPK = F (K + 1, L) – F (K, L)
Kenaikan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual output
mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin:
DLaba = DPenerimaan - DBiaya
= (P x MPK) - R
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menggunakan lebih banyak modal hingga MPK
turun sama dengan faktor riilnya.
MPK = R/P
Pembagian Pendapatan Nasional
Dengan asumsi perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan
laba, maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses
produksi.
Maka upah riil total yang dibayar ke tenaga kerja adalah MPL x L
Dan pengembalian riil total yang dibayarkan ke pemilik modal adalah MPK x K.
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba
ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan.Laba ekonomis riil adalah:
Laba ekonomis = Y – (MPL x L) – (MPK x K)
Untuk menghitung Y, persamaan diatas diubah menjadi:
7


Y = (MPL x L) + (MPK x K) + Laba ekonomis
Dengan skala hasil konstan, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Sesuai dengan teorema
Euler, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan maka:
F (K, L) = (MPK x K) + (MPL x L)
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran faktor ini
sama dengan output total.
Bila pemilik modal dan pemilik perusahaan adalah orang yang sama, maka laba ekonomis dan
pengembalian modal (return to capital) disatukan, jika disebut sebagai laba akuntansi, maka:
Laba akuntansi = Laba ekonomis + (MPK x K)
Jika asumsi ini mendekati gambaran duniat nyata, maka “laba” dalam pos pendapatan nasional
seharusnya menjadi pengembalian modal.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Pembagian pendapatan nasional di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan dalam periode
jangka panjang.
Pendapatan Modal = MPK x K = a Y
dan
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 - a)Y
a adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan.
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah
F (K, L) = A Ka L1- a

A adalah parameter yang lebih besar dari nol untuk mengukur bagian modal dari pendapatan.
MPL = (1 - a) A Ka L1- a
MPK = a A Ka L1- a
Kenaikan MPL akan mengurangi MPK, demikian juga sebaliknya. Perkembangan teknologi
yang meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara
proporsional.
MPL = (1 - a) Y / L
MPK = a Y / K

8

Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata.
Jika fungsi produksi adalah Cobb Douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor
proporsional terhadap produktivitas rata-ratanya.
Teori dan sejarah menunjukkan adanya kaitan yang erat antara produktivitas tenaga kerja dan
upah riil.

2.4 Apa yang Menentukan Permintaan terhadap Barang dan Jasa ?
Ada 4 komponen GDP :






Konsumsi (C)
Investasi (I)
Pembelian Pemerintah (G)
Ekspor Neto (NX)

Untuk menyederhanakan analasis, kita asumsikan sebuah perekonomian tertutup. Jadi ekspor
neto selalu nol. Perekonomian tertutup memiliki tiga penggunaan untuk barang dan jasa yang
dihasilkannya. Tiga komponen GDP ini ditunjukkan dalam identitas pos pendapatan nasional:

Y= C + I +
G
Kita akan lihat bagaimana GDP dialokasikan di antara ketiga penggunaan ini.
1. Konsumsi
Seluruh bentuk konsumsi bersama-sama membentuk duapertiga GDP. Rumah
tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki, membayar
pajak, dan keputusan untuk menabung dan untuk dikonsumsi. Pendapatan yang diterima
rumah tangga sama dengan output perekonomian Y. Pemerinth kemudian menarik pajak
dari Rumah Tangga sejumlah T.
Kita mendifinisikan pendapatan setelah pajak yaitu Y-T,sebagai pendapatan
disposable atau pendapatan yang bias dibelanjakan rumah tangga. Rumah tangga
membagi pendapatan yang bias dibelanjakan dan tabungan.
9

Kita Asumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada disposable
income,semakin tinggi disposable income,semakin besar konsumsi. Jadi C = C(Y-T).
Hubungan antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi.
Marginal Propensity to Consume (Kecenderungan mengkonsumsi marjinal) /
MPC adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposabe meningkat sampai
satu satuan unit moneter. Nilai MPC diantara nol dan satu. Misal jika MPC adalah 0,7
maka rumah tangga mengeluarkan 70 sen dari setiap dolar tambahan dan menabung 30
sennya.

Fungsi Konsumsi menghubungkan C dengan disposable income. Kecendrungan
mengkonsumsi marjinal MPC adalah jumlah kenaikan konsumsi ketika disposable
income meningkat sebesar 1 dolar.
2.

Investasi
Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah persediaan
modalnya dan mengganti modal yang ada setelah habis pakai. Jumlah barang yang
diminta bergantung pada tingkat bunga. Jika suku bunga meningkat lebih sedikit investasi
yang menguntungkan,sehingga barang-barang investasi akan menurun. Agar proyek
investasi menguntungkan, hasilnya harus melebihi biayanya.
Ketika mempelajari peran tingkat bunga terhadap investasi,para ekonom
membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga nominal
(nominal interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan; tingkat bunga yang
10

dibayar investor untuk meminjam uang.Tingkat bunga riil (real interest rate) adalah
tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh inflasi; mengukur
biaya pinjaman yang sebenarnya, membantu menentukan jumlah investasi.
I pada tingkat bunga riil r :

I=I(r)

3. Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah merupakan komponen ketiga dari permintaan terhadap
barang dan jasa. Pembelian hanyalah salah satu jenis pengeluaran pemerintah,jenis
pengeluaran lain adalah pembayaran transfer ke rumah tangga, seperti tunjangan
kesehatan,tunjangan orang miskin,tunjangan untuk lansia dll. Tidak seperti
pembelian,pembayaran transfer tidak dilakukan dalam pertukaran sebagian output barang
dan jasa perekonomian. Karena itu pembayaran transfer tidak termasuk dalam variable G.
Pembayaran transfer mempengaruhi permintaan barang dan jasa secara langsung,
merupakan lawan dari pajak maka meningkatkan disposable income rumah
tangga.sedangkan pajak mengurangi disposable income. Jadi peningkatan pembayaran
transfer didanai oleh peningkatan pajak sehingga disposable income tidak berubah.
Jika pemerintah membeli pajak dikurangi transfer maka G=T, maka pemerintah
memiliki anggaran yang berimbang, jika G>T maka terjadi deficit anggaran yang didanai
dengan menrbitkan surat utang pemerintah. Jika G