PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDI

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Maharani Robiatul Islam, Made Sri Damayanti, Sinta Novianti, Andri Saputra,
Dwi Susanto, Wulan Sari, Yesa Listika.
Email: maharanirobiatul@gmail.com
Abstract
Educational facilities are one thing to support the quality of education because it
can facilitate all parties, students, teachers, and others during the learning process.
This is of course getting support from educational institutions. The process of
managing the educational facilities has several phases, including planning,
procurement, storage, distribution, maintenance, and rehabilitation. But in
practicing, there are obstacles to the success of the quality of education, including
in matters relating to education facilities and infrastructure. It certainly can be
done by the various parties concerned with education facilities and infrastructure.
One certain parties who are not responsible for that comes from students in a
school and it must be addressed carefully as possible so that the problem can find
a solution, so the efforts in ensuring the success of quality education can run
smoothly and can achieve the goals that have been set. The purpose of this
research is to know well about how the process of educational management
facilities in schools. The method used in this research is qualitative descriptive
method that produces descriptive data and the method is to describe a particular

activity then it will be compared with certain theories and the data collection
techniques use library research.
Keyword: management, educational facilities and infrastructure
Abstrak
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu hal yang dapat menunjang
kualitas suatu pendidikan karena dapat mempermudah semua pihak, baik siswa,
guru, dan lain-lain selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tentu saja
mendapat dukungan dari lembaga pendidikan. Proses pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan memiliki beberapa tahap, yaitu perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, dan rehabilitas. Namun didalam
pelaksanaannya, ada saja kendala dalam menyukseskan kualitas suatu pendidikan,
termasuk dalam hal yang menyangkut sarana dan prasarana pendidikan. Hal itu
tentu saja dapat dilakukan oleh berbagai pihak yang bersangkutan dengan sarana
dan prasarana pendidikan. Salah satu pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab
yaitu berasal dari siswa-siswa dalam suatu sekolah dan hal ini harus ditanggulangi
secermat mungkin agar masalah tersebut dapat menemukan solusinya sehingga
upaya dalam menyukseskan kualitas pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dengan baik tentang bagaimana proses pengelolalaan sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu
kegiatan tertentu yang kemudian akan dibandingkan dengan teori-teori tertentu
dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka.
Kata kunci: pengelolaan, sarana dan prasarana pendidikan

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan di zaman
globalisasi saat ini terutama di negara-negara maju dan berkembang. Majunya
suatu negara dapat dilihat dari tingkat pendidikan negara tersebut. Semakin baik
tingkat pendidikan dalam suatu negara, maka akan semakin baik pula negara
tersebut. Pendidikan juga berlangsung seumur hidup dan pendidikan tidak hanya
dilaksanakan di sekolah, tetapi pendidikan juga dilaksanakan di dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat. Dengan adanya pendidikan maka akan mempermudah
peserta didik untuk mencapai tujuan mereka. Mereka akan dididik dan dibina oleh
pendidik, baik selama proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.
Menurut Fadhilah (2004: 2), tujuan pendidikan dicapai melalui proses
belajar mengajar dengan memanfaatkan segala sesuatu yang bersifat material dan
non material secara efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Setiap

satuan pendidikan harus memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk
mendukung proses belajar mengajar disekolah dan juga agar tercapainya suatu
tujuan pendidikan sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
Menurut Arikunto (2008: 273), sarana pendidikan merupakan sarana penunjang
bagi proses belajar mengajar. Tanpa adanya sarana prasarana akan membuat
proses pendidikan terutama belajar mengajar menjadi sulit sehingga bisa membuat
tidak tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Megasari (2014: 637), sarana dan prasarana merupakan salah satu
sumber daya pendidikan yang perlu dan sangat penting dikelola dengan baik serta
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manajemen pendidikan.
Seperti gedung, tanah, perlengkapan administrasi sampai pada sarana yang
digunakan langsung dalam proses belajar mengajar di kelas. Sarana dan prasarana

pendidikan juga merupakan salah satu dari unsur manajemen pendidikan yang
memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Jadi, sarana dan
prasarana pendidikan juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan oleh
lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh
pendidik dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat agar
tercapainya kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

Menurut Bafadal (dikutip dari Rosivia, 2014: 662), sarana pendidikan
adalah semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti kursi, meja papan tulis,
penghapus, buku, alat-alat tulis. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah seperti fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan diantaranya halaman, taman sekolah, kantin,
perpustakaan. Sarana dan prasarana tidak hanya mendukung proses pembelajaran
tetapi juga butuh pengelolaan.
Pengelolaan sarana dan prasarana akan membuat sarana dan prasarana
lebih terjaga dan jelas fungsi dan kegunaanya. Pengelolaan sarana dan prasarana
juga sangat penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan. Dalam mengelola
sarana dan prasarana, lembaga pendidikan harus bertanggung jawab penuh
terhadap sarana dan prasarana tersebut. Namun berdasarkan observasi, penulis
menemukan adanya penyalahgunaan pada pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana harus dikelola dengan baik oleh
lembaga pendidikan. Sehingga penulis tertarik untuk membahas tentang
“Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran”.
B. Pembahasan

Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Namun hal ini tentu saja
membutuhkan kerja sama yang baik diantara semua pihak yang menggunakan

sarana dan prasarana tersebut. Jika sarana dan prasarana pendidikan tidak
didukung oleh semua pihak yang bersangkutan, maka sarana dan prasarana
tersebut tidak akan bertahan lama dan tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Menurut Megasari (2014: 639), pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. Jadi, pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu usaha dari sekolah
untuk menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat digunakan dalam
proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan di lembaga pendidikan dimulai dari proses perencanaan
sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
penyimpanan, penyaluran ,pemeliharaan, dan rehabilitas (Megasari, 2014: 639).
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan adalah adalah suatu proses menetapkan dan memikirkan
program pengadaan fasilitas baik yang berbentuk sarana maupun


prasarana

dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan dan
ketersediaan perlengkapan pendidikan. Menurut Fardiyono (2015), perencanaan
sarana dan

prasarana pendidikan terbagi menjadi perencanaan sarana dan

prasarana program dan perencanaan sarana dan prasarana rumah tangga.
Perencanaan sarana dan prasarana program dilakukan untuk menentukan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung berjalannya
program sekolah.
Perencanaan sarana dan prasarana program di lembaga pendidikan
merupakan langkah menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana program yang
akan dilaksanakan berdasarkan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki.
Perencanaan sarana dan prasarana program melalui serangkaian tahapan yaitu
rapat koordinasi sekolah, penetapan program sekolah, serta penetapan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan untuk pelaksanaan program.
Dalam melakukan perencanaan sarana dan prasaranan program tahapan

tahapan diatas harus dilakukan agar terciptanya pelaksanaan yang baik untuk

kedepanya. Apabila salah satu dari tahapan tersebut tidak dilakukan bisa
menimbulkan masalah dalam pelaksanaanya dalam kedepanya.
1) Rapat Koordinasi Sekolah
Rapat koordinasi sekolah merupakan rapat yang dilakukan pada awal
semester untuk membahas program sekolah serta kebutuhan sarana dan
prasarana yang mendukung program sekolah. Rapat koordinasi sekolah
dihadiri oleh direksi sekolah, guru, dan staf tata usaha. Proses rapat
koordinasi sekolah dipimpin oleh direksi sekolah, kemudian guru dan staf
tata usaha saling memberi masukan untuk mencapai kesepakatan program
serta kebutuhan sarana dan prasarana pendukung program. Rapat koordinasi
sekolah bertujuan untuk membahas program sekolah, kebutuhan sarana dan
prasarana terkait program sekolah. Rapat koordinasi sekolah akan
memberikan gambaran jelas apakah program yang akan dilaksanakan untuk
kedepannya, berdasarkan kesepakatan bersama dari semua pihak yang ada
dalam sekolah.
2) Penetapan Program Sekolah
Penetapan program sekolah dilakukan pada saat rapat koordinasi
sekolah


diawal

semester.

Penetapan

program

sekolah

merupakan

kesepakatan seluruh peserta rapat untuk program yang akan dilaksanakan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Proses penetapan program
sekolah yaitu program sekolah disampaikan oleh direksi sekolah agar diberi
masukan oleh guru, staf tata usaha sehingga diperoleh kesepakatan. Dalam
penetapan program sekolah akan terdapat program-program baru maupun
program-program lama yang akan dilaksanakan untuk kedepanya.
3) Penetapan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Program

Penetapan kebutuhan sarana dan prasarana program merupakan langkah
menentukan kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya
program sekolah yang telah disepakati sebelumya. Penetapan kebutuhan
sarana dan prasarana program dilakukan pada saat rapat koordinasi sekolah
diawal semester. Proses penetapan kebutuhan sarana dan prasarana program
berdasarkan masukan dari guru, staf tata usaha, dan kesepakatan bersama

pada rapat awal semester. Dalam penetapan kebutuhan sarana dan prasarana
program harus jelas agar tidak terjadinya pertanyaan untuk kedepanya dan
akan lebih baik jika penetapan kebutuhan sarana dan prasarana disesuaikan
dengan proporsi program yang telah disepakati bersama.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan sarana dan prasarana pendidikan. Setelah merencanakan sesuatu, maka
diperlukan adanya pengadaan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat diwujudkan dengan membeli,
membuat, atau menyewa alat dan bahan yang diperlukan demi meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada disekolah tersebut. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan
semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan tujuan

untuk membantu kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran, seperti pengadaan alat-alat praktek, ruang
laboratorium, lapangan olahraga, dan lain sebagainya. Sehingga apabila aspekaspek tersebut telah dipenuhi dengan baik maka akan menunjang keberhasilan
siswa-siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Fardiyono (2015:
79), pengadaan sarana dan prasarana program dilakukan berdasarkan keputusan
rapat koordinasi diawal semester dengan menyesuaikan kebutuhan program
sekolah.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan, baik yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu,
maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, perlu adanya catatan yang jelas mengenai alat-alat yang perlu diadakan
didalam sebuah sekolah. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak yang baik
terhadap proses pembelajaran. Sehingga secara tidak langsung hal ini dapat
mendukung proses pembelajaran lembaga pendidikan tersebut.

Didalam melakukan pengadaan, sebuah sekolah tentu saja didukung penuh
oleh lembaga pendidikan yang berwenang diatasnya. Hal ini dimaksudkan agar
sekolah tersebut dapat melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran, sehingga sebuah sekolah dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang
berkompeten dan berkualitas di masa yang akan datang.
3. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Setelah pengadaan sarana prasarana pendidikan, selanjutkan dilakukan
penyimpanan sarana prasarana untuk menjaga keamanan sarana prasarana yang
telah dibeli. Oleh karena itu, perlu adanya penyimpanan barang dengan baik.
Menurut Syahril (dikutip dari Rosivia, 2014: 664), penyimpanan adalah
menampung atau mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi
keamanannya, baik yang belum maupun yang sudah didistribusikan, disebut
penyimpanan.
Kegiatan penyimpanan meliputi; kegiatan menerima barang, menyimpan
barang dan mengeluarkan atau mendistribusikan barang-barang tersebut. Tempat
penyimpanan yang biasa digunakan untuk keperluan penyimpanan biasanya
menggunakan gudang. Untuk itu setiap petugas yang mengelola sarana dan
prasarana harus memperhatikan bagaimana lokasi, ketentuan tata letak barang dan
kontruksi bangunan gudang agar barang yang disimpan dapat tersusun dengan
rapi, teratur, dan aman.
Disebuah sekolah atau tempat lainya, biasanya terdapat satu buah gudang
penyimpanan barang. Di dalam sebuah gudang biasanya disimpan barang-barang
yang sudah tidak layak pakai dan barang-barang yang berlebih, contohnya alat –
alat inventaris seperti meja, kursi, papan tulis, komputer, CPU, dan juga alat
bangunan seperti semen, seng, kayu/balok, kaca, dan lain-lain. Perlu kita cermati
bahwa gudang penyimpanan harus selalu dijaga dan dibersihkan agar barangbarang yang disimpan dapat terjaga dengan baik. Biasanya tempat penyimpanan
yang kurang memadai karena barang-barang yang ada di dalam terlalu penuh dan
ada barang-barang lainnya yang menumpuk di depan gudang dapat menyebabkan
barang yang disimpan akan ikut rusak dan tidak terjaga dengan baik. Maka dari

itu disarankan agar setiap petugas yang menjaga tempat penyimpanan diharapkan
agar dapat selalu membersihkan dan merapikan gudang penyimpanan agar tidak
terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan.
4. Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penyaluran atau pendistribusian merupakan kegiatan yang menyangkut
pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi atau pemegang yang satu
kepada instasi atau pemegang yang lain. Dalam lingkungan yang sempit seperti di
lingkungan sekolah, maka kegiatan penyaluran dapat berupa pendistribusian atau
kegiatan membagi atau mengeluarkan barang sesuai kebutuhan guru, dosen dan
seksi bagian dalam instasi.
Menurut Bafadal (dikutip dari Wulandari, 2014: 4), pendistribusian sarana
dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung
jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orangorang yang membutuhkan barang tersebut. Adapun kegiatan penyaluran barang
meliputi tiga bagian
a. Penyusunan Alokasi
Untuk menghindari pemborosan dalam pembagian atau pendistribusian
barang sehingga merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya
masing-masing, maka perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi
pendistribusiannya sehingga sungguh-sungguh dapat menunjang kegiatan
instruksional.

Dalam

penyusunan

alokasi

barang

tersebut

perlu

memperhatikan beberapa hal, antara lain penerimaan barang, waktu
penyerahan barang, jenis barang, jumlah barang, kegunaan serta keperluan
barang.
b. Pengiriman Barang
Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan
beberapa hal yaitu cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan
dan pembongkaran.
c. Penyerahan Barang
Dalam penyerahan barang diharuskan untuk mengisi daftar penyerahan
barang, surat pengantar, faktur, tanda terima peyerahan barang, biaya

pengiriman dan sebagainya. Apabila pendistribusiannya tidak diatur dengan
sebaik-baiknya, pengelolaan perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan
dalam membuat laporan pertanggung jawabannya.
Menurut Sukirman (dikutip dari Rahayu, 2013: 22), penyaluran sarana
dan prasarana dibedakan atas dua kategori yaitu alat yang langsung dan yang tidak
langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, dalam proses ini termasuk
didalamnya adalah kegiatan inventarisasi barang, pengelompokan penyimpanan
barang serta pendistribusiannya dan barang-barang yang sudah diterima dan di
inventarisasikan langsung di salurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan
tanpa melalui proses penyimpanan. Sedangkan sistem secara tidak langsung yaitu
barang-barang yang sudah diterima dan di inventarisasikan tidak secara langsung
di salurkan melainkan harus disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan
dengan teratur.
5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Megasari (2014: 6), pemeliharaan merupakan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan Menurut Dawous, Suharto dan
Rosalin (2013: 7), pemeliharaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu
bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar barang yang tersedia tetap
dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai mestinya. Jadi, dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan atau perawatan adalah usaha yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mempertahankan dan merawat sarana
dan prasarana agar dapat digunakan dengan baik dan bertahan lama sehingga
dapat menunjang kualitas pembelajaran dari lembaga pendidikan tersebut.
Menurut Darma (2007: 31), ada empat tujuan pemeliharaan sarana dan
prasarana. Tujuan pemeliharaannya yaitu:
a.

Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting
terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu
peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat
bagian dari peralatan tersebut.

b.

Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

c.

Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pencekkan secara rutin dan teratur.

d.

Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan
alat tersebut.

Menurut Darma (2007: 32), ada lima manfaat dari pemeliharaan sarana
dan prasarana. Manfaat pemeliharaannya yaitu:
a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak
perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang
berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol
sehingga menghindar kehilangan.
d.

Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan
dipandang.

e. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
Didalam pemeliharaan sarana dan prasarana terdapat beberapa tahapan.
Menururt Barnawi dan Arifin (dikutip dari Fardiyono, 2015: 43), ada lima
tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana disekolah.
a. Penyadaran, kepala sekolah perlu mengundang Kelompok Kerja
Rencana Kerja Sekolah (KK-RKS) dan memebentuk tim kecil untuk
menginisiasi pengantar pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah.
b. Pemahaman, diberikan kepada stakeholders dengan cara menjelaskan
program

pemeliharaan

yang

dibuat

oleh

sekolah.

Program

pemeliharaan mencakup manfaat pemeliharaan, tujuan dan sasaran,
hubungan pemeliharaan dengan manajemen aset sekolah, jenis
pemeliharaan dan lingkup masing-masing serta peran serta seluruh
stakeholders.

c. Pengorganisasian, pada tahap ini diatur dengan jelas siapa yang
bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan, dan siapa yang
mengendalikannya. Pengorganisasian pengelola pemelihara melibatkan
semua warga sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, komite
sekolah, dan tim teknis pemeliharaan.
d. Pelaksanaan, terbagi atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan
berkala.
e. Pendataan, dilakukan dengan menginventarisasi sarana dan prasarana
sekolah sesuai dengan ketersediaan dan kondisinya.
6. Rehabilitas Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Megasari (2014: 7), rehabilitasi merupakan kegiatan untuk
memperbaiki barang dari kerusakan dengan tambal sulam atau penggantian suku
cadangnya agar barang tersebut dapat dipergunakan lagi sehingga mempunyai
daya pakai yang lebih lama dan adanya proses rehabilitasi karena ada kerusakan
ringan atau kerusakan yang berat. Rehabilitasi adalah barang yang sudah rusak
atau yang tidak layak dipakai, maka barang tersebut harus dilakukan perbaikan
agar sarana dan prasana pendidikan dapat di pergunakan kembali dengan baik.
Tujuan dari kegiatan rehabilitasi dalam bidang pendidikan adalah untuk
membuka kesempatan luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan
pendidikan dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan pada tahap rehabilitasi
ditujukan untuk memastikan berfungsinya kembali fasilitas pelayanan pendidikan
untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar melalui rehabilitasi fasilitas
pendidikan dan penyediaan materi belajar mengajar termasuk peralatan sekolah.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Irwandi (2015: 8), metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan fonomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Metode penelitian adalah sebuah cara yang dilakukan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian Dalam penulisan jurnal
ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam bentuk
kata-kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu studi pustaka.
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh sumber data. Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau
permasalahan yang akan diteliti, dan informasi tersebut diperoleh dari buku-buku
ilmiah, laporan penelitian, dan sumber-sumber tertulis lainnya.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat penting maka
dari itu sarana dan prasarana harus dikelola dengan baik. Sarana dan prasarana
pendidikan termasuk ke dalam sumber daya pendidikan karena sarana dan
prasarana pendidikan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil
dari pembelajaran. Selain itu pengelolaan sarana dan prasarana yang baik akan
membantu guru dalam menciptakan kondisi belajar yang baik bagi siswa sehingga
indikator pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Jadi dengan
pengelolaan sarana dan prasarana yang baik dalam suatu lembaga pendidikan
akan mendukung berjalannya proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga
tersebut dengan baik pula karena setiap aspek dalam proses terjadinya kegiatan
belajar mengajar dapat terbantu dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana
tersebut. Kemudian hal itu akan memicu hasil dari pembelajaran yang telah
dilakukan apabila dalam prosesnya sudah baik dan bagus pasti hasilnya akan baik
juga.
2. Saran
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar dapat membantu lembaga
pendidikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam pengelolaan sarana dan
perasarana pendidikan tersebut. Selain itu dengan adanya pengeolaan sarana dan

prasarana pendidikan maka akan mempermudah proses pembelajaran yang ada
dilembaga pendidikan tersebut.

Referensi
Arikunto, S., & Yuliana, L. 2008. Manajemen pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media .
Darma, S. 2007. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
berbasis sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Pendidikan
Fadhilah, N. I. 2014. Peranan sarana dan prasarana pendidikan guna menunjang
hasil belajar siswa di SD Islam al syukro universal. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Fardiyono, A. 2015. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
dasar kanisius eksperimental (SDKE) Mangunan. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Dawous, G.G., Suharto, N., & Rosalin, E. 2013. Pengaruh manajemen sarana
dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasaranadiklat di pusat
pendidikan dan pelatihan pusdiklat. Jurnal Administrasi dan Manajemen
Pendidikan Vol 1.

Irwandi. 2015. Peranan sarana dan prasarana terhadap motivasi belajar pada
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri
3 Banda Aceh.
Megasari, R. 2014. Peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
untuk meningkatan kualitas pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi Padang:
Universitas Negeri Padang.
Rahayu, S. 2013. Pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di
SMK Muhammadiyah 1 Tempel Kabupaten Sleman. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rosivia. 2014. Peningkatan pengelolaan sarana prasarana pendidikan di SMP
Negeri 10 Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.
Wulandari, A. 2014. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam
meningkatkan kualitas belajar PAI siswa di SDIT Muhammadiyah Al
Kautsar Gumpang Kartasura. Jawa Barat: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.