PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kombinasi Ultrasonografi,Kadar Serum Ca 125, Kadar Serum HE4 Dan Status Menopause Sebagai Alat Penapis Pada Neoplasma Epitel Ovarium

  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Neoplasma ovarium merupakan kelompok tumor yang berasal dari ovarium, dapat bersifat jinak, borderline ataupun ganas. Neoplasma ovarium ganas merupakan keganasan ginekologis yang berasal dari jaringan ovarium. Kanker ini dapat berasal dari jaringan epitel jaringan ovarium, yang kita sebut sebagai kanker epitel ovarium. Seluruh dunia setiap tahunnya sebanyak, 204.000 perempuan didiagnosis dengan kanker ovarium dan 125.000 orang diantaranya meninggal akibat penyakit ini. Kanker ovarium ini menempati urutan kedua kasus keganasan ginekologi yang banyak dijumpai di Amerika Serikat,diperkirakan sebanyak 21.990 kasus baru yang dijumpai dengan jumlah kematian sebesar 15.460 orang pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2010 dimana dijumpai 21.880 kasus kanker ovarium baru dan sebanyak 13.850 orang yang meninggal akibat penyakit ini. Di Inggris pada tahun 2008 sekitar 6500 kasus neoplasma ovarium ganas baru yang dijumpai sehingga menempatkan neoplasma ovarium ganas sebagai kanker ginekologi kedua yang paling dijumpai dan menempati posisi kelima pada jenis kanker yang paling sering dijumpai pada

  1,2,3

  wanita Sedangkan di Indonesia pada tahun 2002 pada Rumah Sakit Cipto

  Mangunkusumo, kanker ovarium menempati posisi ketiga kanker ginekologi yang paling sering dijumpai setelah kanker serviks dan kanker payudara.Dengan rata-rata angka ketahanan hidup 5 tahun keseluruhan sebesar 54.8%. Jika dibagikan berdasarkan stadium, angka ketahanan hidup 5 tahun pada stadium I sebesar 94.3%, stadium II 75%, stadium III 31% dan stadium IV 11.7%. Sedangkan angka insidensi kanker ovarium di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan yang diteliti oleh menurut Fadlan pada tahun 1981-1990 adalah sebesar 10,64% dari seluruh keganasan ginekologi.Pada penelitian yang dilakukan Harahap di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada tahun Januari 2008 - Desember 2012 menemukan

  4,5,6 sebanyak 256 kasus kanker epitel ovarium.

  Setiap wanita mempunyai risiko seumur hidup (life time risk) mendapat

  2

  neoplasma ovarium ganas yaitu 1 diantara 70 wanita atau 1,4%. Neoplasma ovarium jenis epitel merupakan penyebab utama kematian wanita akibat kanker

  7,8 ginekologi di Amerika Serikat.

  Tingginya angka morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan oleh neoplasma ovarium ganas ini disebabkan karena kebanyakan dari kasus neoplasma ovarium ganas ini terdeteksi pada stadium lanjut. Timbulnya keluhan pada pasien-pasien neoplasma ovarium timbul setelah massa neoplasma menekan atau menginvasi jaringan sekitarnya, timbulnya asites atau setelah timbulnya metastasis yang didapat secara klinis. Hasilnya sekitar 65% wanita yang terdiagnosa dengan neoplasma ovarium stadium lanjut (stadium III/IV) memiliki angka ketahanan hidup 5 tahun hanya 20-30% dibandingkan jika terdeteksi pada stadium IA dimana angka

  9,10 ketahanan hidup 5 tahun yang tinggi sebesar 90%.

  Dari seluruh kasus neoplasma ovarium ganas , neoplasma epitel ovarium ganas terdiri dari 90 sampai 95 persen , sedangkan 5-10% berasal dari tumor sel

  11 germinal dan tumor sex cord-stroma.

  William Hamilton dan kawan menunjukkan pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam mendeteksi neoplasma ovarium ganas adalah dengan pemeriksaan anamnesa, dimana sering kita jumpai keluhan-keluhan seperti distensi abdomen OR 18 (2.1 sampai 160), menigkatnya frekuensi berkemih OR 3.1 (1.3 sampai 7.3) dan nyeri perut OR 2.6 (1.5 sampai 4.6) Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan riwayat faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan penyakit kanker ovarium dan kanker payudara karena sekitar 5-10% pasien ini akan memiliki predisposisi faktor genetik yang diwariskan. Beberapa faktor risiko lainnya berupa nuliparitas, menarche dini, menopause lambat, peningkatan usia dan ras kulit putih. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan

  10,12 tumor marker dan pemeriksaan ultrasonografi.

  Dengan hanya menggunakan pemeriksaan ginekologi sangatlah sulit untuk membedakan antara neoplasma ovarium ganas stadium dini dari ovarium normal. Sensitivitas pemeriksaan ginekologi dalam mendeteksi massa pelvis hanya sebesar 45% dengan spesifisitas 90%. Pada sebuah penelitian yang melakukan pemeriksaan skrining dengan menggunakan pemeriksaan ginekologi dalam membedakan massa jinak dan ganas memiliki sensitifitas yang rendah sebesar

  2 58%.

  Test serum Ca 125 juga merupakan salah satu dari pemeriksaan penanda tumor yang sering kita gunakan dalam membantu mendiagnosa neoplasma ovarium ganas . Ca 125 adalah penanda eptelial merupakan glikoprotein membran sel yang diekspresikan oleh berbagai sel epitel . Ca 125 ini meningkat pada 90% kasus neoplasma ovarium ganas lanjut dan meningkat 50% pada neoplasma ovarium ganas dini.Ca 125 ini bisa positif pada berbagai jenis kasus kegansan non ovarium. Kanker ginekologi yang lain seperti pada endometrium bisa positif pada beberapa kasus. Hal ini berlaku juga pada kanker non ginekologi seperti kolon dan pankreas dapat meningkatkan kadar serum Ca 125. Tumor berasal dari organ – organ selain ovarium bisa meningkatkan kadar Ca 125 jika sudah metastasis ke ovarium. Oleh karena itu fungsi test Ca 125 kurang mempunyai nilai untuk diagnosa banding

  2,13,14,15 berbagai jenis keganasan.

  Salah satu metode pemeriksaan massa adneksa preoperative yang bersifat non invasif serta murah dalam membedakan kemungkinan jinak dan ganas adalah dengan menggunakan ultrasonografi. Dari pemeriksaan ultrasonografi ini dapat menunjukkan morfologi massa adneksa, seperti adanya struktur dinding, septa, , tebal dinding serta echogenitas pada saat pemeriksaan. Pemeriksaan ultrasonografi memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas sebesar 83% dalam membedakan massa jinak dan ganas.,tetapi hanya memiliki positive predictive value yang sangat rendah 16. yakni sebesar 37%

  Pada sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Jacob, mereka mengusulkan penggunaan indeks risiko keganasan dalam menapis neoplasma ovarium jinak dan ganas dengan menggunakan perkalian antara hasil pemeriksaan ultrasonografi, status menopause dan kadar Ca 125 dengan menggunakan cut off

  

point 200. Tetapi indeks risiko keganasan ini hanya memilki sensitifitas sebesar 85%

  13 dan spesifisitas sebesar 97%.

  Pada tahun 1998 oleh Kirchoff, ditemukan sebuah tumor marker terbaru yaitu

  

Human epididimis protein-4 atau HE4. HE4 ini pertama kali ditemukan pada lapisan

  epitel epididmis distal dan awalnya digunakan untuk memprediksi untuk protease inhibitor yang terlibat pada pematangan sperma.HE4 EIA merupakan enzyme

  

immunometric assay yang digunakan intuk menentukan kadar HE4 yang terdapat

  pada serum manusia. Walaupun tidak spesifik pada jaringan,sejumlah penelitian

  

microarray menunjukkan HE4 merupakan biomarker yang berguna pada neoplasma ovarium ganas. Pemeriksaan ini dapat juga ditujukan untuk memantau kekambuhan

  17,18,19,20 dan progresifitas neoplasma epitel ovarium ganas.

  Dengan menggabungkan keempat parameter yakni pemeriksaan ultrasonografi, status menopause kadar Ca 125 dan HE4 ini diharapkan kita mendapatkan alat penapisan neoplasma epitel ovarium yang memilki angka sensitifitas dan spesifisitas yang cukup tinggi.

  1.2 Rumusan masalah

  Belum optimalnya penanganan neoplasma epitel ovarium ganas yang disebabkan belum adanya alat bantu diagnostik sebelum operasi yang mampu menapiskan neoplasma epitel ovarium jinak dan ganas sebelum operasi secara optimal. Apakah dengan pemeriksaan skoring kombinasi morfologi ultrasonografi, faktor karakteristik dan tumor marker mampu memprediksi dan menapiskan neoplasma epitel ovarium jinak dan ganas sebelum operasi?.

  1.3 TUJUAN PENELITIAN

  1.3.1 Tujuan Umum :

  Untuk menilai apakah skoring kombinasi morfologi ultrasonografi, status menopause, kadar Ca 125 dan HE 4 mampu memprediksi dan membedakan neoplasma epitel ovarium jinak dan ganas pada wanita pre menopause dan menopause sebelum operasi di RSUP. H. Adam Malik Medan

  1.3.2 Tujuan Khusus :

  1. Menentukan sistem skoring ultrasonografi, karakteristik dan kadar Human

  epididimis protein-4 untuk membedakan neoplasma epitel ovarium jinak dan ganas pada wanita pre menopause dan menopause sebelum pembedahan.

  2. Untuk mengetahui nilai Odd Ratio dari faktor karakteristik yang dapat mempengaruhi timbulnya risiko neoplasma epitel ovarium.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

  1.4.1. Manfaat Teoritis

  1. Dapat mengetahui gambaran tipe-tipe neoplasma epitel ovarium jinak dan ganas berdasarkan histopatologi dari pasien usia pre menopause dan menopause yang telah dilakukan tindakan pembedahan serta stadium dari tumor ovarium ganas.

  2. Dapat mengetahui apakah sistem skoring kombinasi ultrasonografi, status menopause Kadar Human Epididmis protein 4 (HE4) dan Ca 125 merupakan alat diagnostik yang lebih efektif dari Kadar Human Epididmis protein 4 (HE4) dan Ca 125 sendiri untuk membedakan neoplasma epitel ovarium jinak dan ganas pada pasien usia premenopause dan menopause.

  3. Hasil Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya

  1.4.2. Manfaat Aplikatif

  1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh metode penapisan yang tepat untuk membedakan neoplasma epitel ovarium jinak dan neoplasma ovarium ganas sebelum pembedahan.

  2. Hasil penelitian diharapkan menjadi kriteria rujukan untuk pasien dengan sangkaan neoplasma epitel ovarium ganas berdasarkan kepada sub bagian Ginekologi Onkologi.