BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pasar Efisien - Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pasar Efisien

  Teori Pasar Efisien merupakan salah satu teori keuangan yang penting. Teori ini dikemukakan oleh Eugene F. Fama pada tahun 1970. Fama mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan pasar efisien adalah apabila harga saham perusahaan mencerminkan keseluruhan informasi yang tersedia.

  Konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Konsep tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respons atas informasi baru yang masuk ke pasar (Tandelilin, 2001:112).

  Sejumlah besar penelitian empiris (induktif) memperlihatkan bahwa harga-harga

sekuritas yang diperdagangkan secara publik bereaksi secara cepat dan tidak bias

(rapidly and unbiased) terhadap informasi baru. Oleh karena itu, harga pasar

sekuritas diasumsikan mencerminkan sepenuhnya semua informasi yang tersedia bagi

publik (Bastian, 2006 : 212). Yang perlu diperhatikan bahwa harga terbentuk melalui

proses transaksi atau bertemunya penawaran dan permintaan yang secara otomatis

akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau bisa dikatakan bahwa

perubahan harga saham akan diikuti dengan peningkatan frekuensi perdagangan.

  Empat kondisi yang diperlukan agar suatu pasar efisien secara informasional menurut Tandelilin (2001:113) adalah (1) ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit, (2) semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah, (3) informasi yang terjadi bersifat random, (4) investor bereaksi secara cepat terhadap informasi sebenarnya akibat informasi tersebut. Jelas sekali keempat kondisi tersebut tidak terdapat pada dunia nyata.

  Oleh karena itu perlu dibedakan antara pasar yang perfectly informationally

  

efficient dan economically informationally efficient. Pasar yang perfectly efficient,

  yakni yang memenuhi keempat kondisi di atas, harga selalu merefleksikan semua informasi yang diketahui, harga akan menyesuaikan diri dengan informasi baru secara cepat dan excess return hanya dapat diperoleh karena keberuntungan. Pada pasar yang economically efficient, harga tidak menyesuaikan diri dengan informasi baru secara cepat namun excess return tetap tidak dapat diperoleh setelah keuntungan dikurangi dengan biaya informasi dan transaksi.

  Menurut Fama (1970) bentuk pasar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien. Ketiga bentuk pasar tersebut adalah :

  1. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak Form) Dalam hipotesis ini, harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, misalnya merupakan cerminan dari pergerakan saham yang bersangkutan di masa lalu.

  2. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi Strong Form)

  Menurut hipotesis ini, harga mencerminkan semua informasi public yang relevan. Di samping merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar, termasuk di dalamnya peraturan akuntansi. Menurut konsep ini, investor tidak akan mampu untuk memperoleh abnormal return dengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik.

  3. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat (Strong Form) Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik maupun informasi pribadi (private information). Dalam konteks pasar efisien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik individu maupun institusi dapat memperoleh abnormal

  

return, untuk suatu periode tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia

  di publik dalam konteks kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.

  Hipotesis pasar efisien secara potensial memiliki implikasi penting terhadap akuntansi dan keuangan, sebagai contoh, informasi dengan cepat tercermin dalam harga sekuritas sehingga mendorong pengungkapan (disclosure) informasi keuangan (Bastian, 2006:212).

2.2 Teori Keagenan

  Teori keagenan merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang akrab dengan implikasi perilaku dari mempercayakan pengambilan keputusan kepada pihak ketiga (Dunn, 2010:7). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang menggunakan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka termasuk mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang mereka tanamkan, salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang mereka miliki.

  Masalah keagenan sering terjadi prinsipal dan agen. Masalah ini dapat diatasi dengan beberapa cara, dengan mendesain suatu penghargaan (reward) yang memotivasi agen agar bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Cara lain adalah dengan mengawasi tindakan dari agen, dan itu adalah ketika informasi keuangan ditampilkan. Jika prinsipal memiliki akses kepada laporan keuangan yang informatif, mereka dapat menilai prestasi dari agen (Dunn, 2010:8).

  Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Semakin tinggi laba, harga saham dan semakin besar deviden, maka agen dianggap berhasil dan memiliki kinerja yang baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan kondisi keuangan dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas mereka, dalam hal ini hubungannya dengan pemilik, kreditur, maupun pemerintah.

  Praktik IFR bisa dijadikan alat bagi agen untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan. Alasan yang mendasari perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholder dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sehingga sebagai wujud pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh (Dunn, 2010:8).

2.3 Teori Sinyal

  Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor.

  Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible (Hanafi, 2005:316).

  Pengaruh pemberian sinyal berasumsi bahwa terdapat asimetri (ketidakseimbangan) informasi antara pihak manajemen dan para pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengungkapkan informasi keuangan yang berhubungan dengan profitabilitas dan risiko perusahaan yang terkandung didalamnya, sehingga memudahkan pemegang saham dalam menilai prospek perusahaan kedepannya (Horne dan Machowicz, 2007 : 253).

  Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan.

2.4 IFR (Internet Financial Reporting)

  Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan

  perusahaan melalui internet atau website (Lai et al., 2009). Fitriana (2009) keuntungan, yakni :

  1. Menawarkan solusi biaya rendah (bagi kedua belah pihak). Bagi investor, memberikan kemudahan dalam mengakses informasi perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, dapat mengurangi biaya untuk mencetak serta mengirim informasi perusahaan kepada investor Menawarkan ketepatan waktu dalam penyebaran serta akses informasi sehingga informasi lebih relevan karena tepat waktu.

  2. Sebagai media komunikasi massa untuk laporan perusahaan. Informasi dapat diakses oleh pengguna yang lebih luas daripada media komunikasi yang lama.

  Tidak ada batasan wilayah sehingga dapat mengembangkan jumlah investor potensial.

  3. Menawarkan informasi keuangan dalam berbagi format yang memudahkan dan bisa diunduh (Hanifa dan Rashid; 2005 dalam Fitriana, 2009). Adobe Acrobat format dalam portable document format (PDF) biasanya merupakan format yang paling umum digunakan . Selain itu format yang digunakan adalah HTML (Hypertext Markup Language), Excel, XBRL.

  4. Memungkinkan pemakai berinteraksi dengan perusahaan untuk bertanya atau memesan informasi tertentu dengan cara yang jauh lebih mudah dan murah dibanding mengirim surat atau telepon ke perusahaan.

  Berbagai format yang dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet antara lain :

  1. Portable Document Format (PDF) untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli disimpan sebagai gambaran elektronik.

  2. Hypertext Markup Language HTML merupakan standar yang biasa digunakan untuk mempresentasikan informasi melalui internet.

  3. Graphics Interchange Format (GIF) GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik, dengan meringkas mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut, yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna.

  4. Joint Photographic Expert Group (JPEG) Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.

  5. Microsoft Excel Spreadsheet Sebuah aplikasi komputer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan, memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan lajur.

  6. Microsoft Word Ms. Word merupakan aplikasi program computer yang paling banyak digunakan dalam IFR.

  7. Zip Files WinZip adalah program windows yang mengizinkan para pengguna untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi sehingga mereka dapat

  The Steering Committee of the Business Reporting Research Project (FASB,

  2000), menyediakan beberapa motif perusahaan dalam meyajikan informasi melalui internet :

  1. Mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan (annual report).

  2. Akses yang lebih luas daripada praktek tradisional.

  3. Memberikan informasi yang terkini.

  4. Mempercepat waktu dalam distribusi informasi.

  5. Menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya.

  6. Menambah praktek pengungkapan tradisional.

  7. Meningkatkan jumlah dan data yang diungkapkan.

  8. Memperbaiki akses pada investor potensial untuk perusahaan kecil.

2.5 Pengungkapan Laporan Keuangan

2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan

  Menurut Bastian (2006 : 57) laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu pemakainya dalam membuat atau mengambil suatu keputusan.

  Stickney (1996) dalam Fitriana (2009) menyatakan bahwa :

  “Financial statement attempt to portray the operating performance

and financial health of a business firm during a recent period of time.

  

Financial analysis study these financial statements both to evaluate a

likely future performance.”

  Laporan keuangan suatu organisasi secara umum terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan catatan atas laporan keuangan, dan laporan arus kas (Kasmir, 2013 : 67).

2.5.2 Kegunaan dan Tujuan Laporan Keuangan

  Adapun kegunaan dari laporan keuangan adalah : 1.

  Informasi akuntansi sebagai alat komunikasi antara manajemen dengan pemegang saham atau dengan para pemangku kepentingan.

  2. Sebagai alat pertanggungjawaban para pengelola (manajemen)sebagai agent yang ditunjuk oleh pemilik perusahaan (principals) atas usahanya atau tindakannya dalam suatu periode tertentu.

  3. Laporan keuangan sebagai data untuk melakukan perencanaan 4.

  Laporan keuangan mencerminkan kinerja usaha suatu organisasi dalam periode tertentu.

  5. Mencerminkan posisi keuangan suatu perusahaan.

  6. Sebagai dasar atau rujukan dalam pengambilan keputusan keuangan dan non-keuangan.

  Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam Mursyidi (2010) menguraikan karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok :

1. Dapat dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam pemakai.

  2. Relevan. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

  3. Keandalan. Agar bermanfaat, infornasi harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal, jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

  4. Dapat dibandingkan. Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. FASB menetapkan tujuan pelaporan keuangan yang dapat diringkas sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor

  (sekarang maupun potensial) dan pemakai lain dalam membuat keputusan investasi, kredit dan lainnya secara rasional.

  Menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor (sekarang maupun potensial) dan pemakai lain dalam mengevaluasi jumlah, saat, dan ketidakpastian penerimaan kas di masa datang yang berasal dari dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau pelunasan surat berharga atau pinjaman (loans). Karena aliran kas bagi investor dan kreditor berkaitan dengan aliran kas perusahaan, pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor, dan lainnya dalam mengevaluasi jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas perusahaan yang bersangkutan di masa datang.

  3. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomik suatu perusahaan (badan usaha), klaim terhadap sumber ekonomik (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber ekonomik kepada pihak lain yang berhak dan pemilik ekuitas), dan pengaruh transaksi-transaksi, kejadian- kejadia, dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi komposisi dan jumlah sumber-sumber ekonomik perusahaan tersebut serta klaim atas sumber- sumber ekonomik tersebut.

2.5.3 Jenis Pengungkapan Laporan Keuangan

2.5.3.1 Pengungkapan Sukarela

  Perusahaan berhak untuk memberikan informasi tambahan yang bersifat sukarela untuk mempermudah para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2005). Luas pengungkapan sukarela tergantung kebijakan perusahaan lain. Pengungkapan sukarela diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan item- item dalam mandatory disclosure.

  Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham, khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita gembira (good news). Manajemen juga akan menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitas dan kemajuan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan (Suwardjono, 2005). Terdapat banyak perkembangan penelitian empiris terkait dengan Internet Financial Reporting (IFR) yang merefleksikan perkembangan bentuk pengungkapan informasi perusahaan.

  Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela bermanfaat bagi perusahaan. Leftwich et al. (1981) dalam Hargyantoro (2010) menunjukkan bahwa pengungkapan informasi sukarela yang signifikan, baik keuangan maupun non-keuangan, akan menambah nilai dari informasi yang diungkapkan kepada publik. Lima manfaat pengungkapan sukarela meliputi: (1) memperbaiki reputasi perusahaan, (2) menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor, (3) memperbaiki akuntabilitas, (4) memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor, dan (5) menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.

  Praktek pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet Financial Reporting- IFR) merupakan salah satu contoh bentuk pengungkapan sukarela.

  Menurut keputusan ketua Bapepam No. Kep-38/ PM/ 1996 tanggal

  17 Januari 1996, perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan yang memuat Ikhtisar Data Keuangan Penting, Analisis dan Pembahasan Umum oleh Manajemen, Laporan Keuangan yang telah diaudit dan Laporan Manajemen. Laporan keuangan yang disampaikan harus disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam dalam bidang akuntansi serta harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam.

2.6 Penelitian Terdahulu

  Penelitian mengenai IFR cukup banyak dilakukan oleh para peneliti. Ettredge

  

et al . mencoba meneliti pengaruh Ukuran perusahaan, reputasi perusahaan

  terhadap penyajian informasi sukarela. Mereka mengambil sampel dari Association for Investment Management and Research (AIMR) sebanyak 220 perusahaan, dan ada 193 yang memiliki Website perusahaan. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ukuran dan reputasi perusahaan berpengaruh terhadap penyajian informasi secara sukarela.

  Lodhia et al. (2004) melakukan penelitian mengenai pelaporan perusahaan melalui internet pada perusahaan di Australia. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa walaupun di Australia pelaporan perusahaan melalui internet menggunakan internet untuk mengungkapkan informasi keuangan pada pemegang saham.

  Ezat dan El-Masry (2008) menguji pengaruh corporate governance terhadap

  timeliness

  IFR. Hasilnya, terdapat hubungan yang positif antara ketepatan waktu

  IFR dengan ukuran perusahaan, sektor industri, likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi dewan direksi dan ukuran dewan direksi.

  Lai et al., (2009) yang mencoba menghubungkan antara IFR dengan saham. Lai menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan IFR dan perusahaan dengan tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal

  return yang lebih besar dan harga saham yang bergerak lebih cepat.

  Di Indonesia, penelitian mengenai IFR sudah cukup banyak dilakukan. Lestari dan Chariri (2005), Sari (2011), Kusumawardani (2011), melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik IFR di perusahaan.

  Lestari dan Chariri (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor dan umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik IFR.

  Hasil penelitian Sari (2011) adalah bahwa ukuran perusahaan pada sektor perbankan berpengaruh positif terhadap IFR, dan kinerja keuangan serta ketersediaan internet mempengaruhi IFR secara tidak langsung. Sedangkan penelitian Kusumawardani (2011) menemukan dari variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur listing,

  

public ownership , dan foreign ownership yang berpengaruh positif terhadap

dan public ownership.

  Penelitian yang mengaitkan IFR dan saham juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Seperti Santiko (2013) yang mengambil sampel perusahaan yang terdaftar di LQ45 menemukan bahwa IFR berpengaruh negatif terhadap frekuensi perdagangan saham, sedangkan tingkat pengungkapan website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Hargyantoro (2010) yang menemukan bahwa IFR dan tingkat pengungkapan website sama-sama berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

  Penelitian terdahulu diatas dapat diringkas ke dalam tabel, sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  Peneliti (tahun) Variabel yang Digunakan Hasil

  Santiko (2013)

  IFR, tingkat pengungkapan informasi website, frekuensi perdagangan saham

  IFR tidak berpengaruh sedangkan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhdap frekuensi perdagangan saham

  Kusumawardani (2011)

  Ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur listing, public ownership,

  Profitabilitas dan public ownership berpengaruh positif terhadap probabilitas perusahaan dalam menerapkan IFR foreign ownership, IFR Sari (2011) Ukuran perusahaan, Ukuran berpengaruh positif kinerja keuangan, terhadap praktik IFR, kinerja ketersediaan internet, IFR keuangan & ketersediaan internet berpengaruh secara tidak langsung

  Hargyantoro (2010) IFR, tingkat

  IFR dan tingkat pengungkapan informasi pengungkapan informasi website, frekuensi website berpengaruh positif perdagangan saham terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan

  Lai et al., (2009) Implikasi IFR terhadap Perusahaan yang harga saham menerapkan IFR dan perusahaan dengan tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal

  return yang lebih besar dan

  harga saham yang bergerak lebih cepat. Ezat dan El-Masry Corporate governance Terdapat hubungan yang

  (2008) dan timeliness

  IFR. positif antara ketepatan waktu IFR dengan ukuran perusahaan, sektor industri, likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi dewan direksi dan ukuran dewan direksi. Chariri dan Lestari Ukuran perusahaan, Ukuran perusahaan,

  (2005) likuiditas, leverage, likuiditas, leverage, reputasi reputasi auditor, auditor, umur listing profitabilitas, tipe berpengaruh terhadap industri, umur listing dan praktek IFR

  IFR Lodhia et al. (2004) Pengungkapan informasi Di Australia pelaporan keuangan di website perusahaan melalui internet sedang berkembang tapi perusahaan- perusahaan tersebut tidak secara maksimal menggunakan internet untuk mengungkapkan informasi keuangan pada pemegang saham. Ettredge et. al., Ukuran perusahaan, Ukuran perusahaan dan

  (2002) reputasi perusahaan dan reputasi perusahaan penyajian informasi berpengaruh terhadap sukarela penyajian semua informasi yang bersifat sukarela

2.7. Kerangka Konseptual

  a. Hubungan Internet Financial Reporting dengan Frekuesi Perdagangan Saham Internet dipercayakan sebagai media untuk menampilkan dan mengungkapkan berbagai informasi tentang kinerja perusahaan dan keuangan perusahaan yang berguna bagi stakeholder. Media tersebut lazim disebut sebagai

  . Internet Financial Reporting merupakan suatu

  Internet Financial Reporting bentuk pengungkapan sukarela yang dipraktekkan oleh berbagai perusahaan.

  Pengungkapan ini dilakukan perusahan di luar dari apa yang telah diwajibkan oleh badan pengawas keuangan.

  Adanya informasi yang ditampilkan perusahaan berupa laporan keuangan dan non keuangan menjadi salah satu faktor bagi pembuat keputusan untuk mengevaluasi kembali keputusannya dan atas dasar itu mengambil tindakan baru. Investor bereaksi dengan cepat terhadap informasi terbaru yang relevan yang masuk ke pasar, dan menyebabkan saham segera melakukan penyesuaian. Sesuai dengan pernyataan Beaver (1968) dalam Lai et al (2009) yaitu harga saham akan bergerak ketika informasi yang berguna memasuki pasar.

  Semakin banyak informasi yang tersedia dan semakin cepat informasi itu tersedia akan mempemudah investor dalam mengevaluasi portofolio saham yang dimiliki. Informasi tersebut akan membuat investor memeriksa kembali penilaian mereka terhadap nilai saham dan membuat keputusan untuk menjual, memegang saham atau membeli saham baru. Lebih lanjut tindakan investor akan tercermin pada pergerakan saham di bursa. Perusahaan yang menerapkan IFR bisa dikatakan memiliki harga saham yang responsive sehingga mempunyai frekuensi

  Hal ini dikarenakan

informasi yang berguna bagi investor dapatdipublikasikan dengan lebih cepat dan

lengkap.

  b. Hubungan Tingkat Pengungkapan Website dengan Frekuensi Perdagangan Saham

  Kebanyakan investor melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang didapat investor mengenai perusahaan. Untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar dan meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan dapat memberikan sinyal kepada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya. Hal ini sejalan dengan Teori Sinyal yang menyatakan adanya dorongan bagi perusahaan memberikan informasi bagi pihak luar guna mengurangi asimetri informasi.

  Beaver (1968) dalam Lai et al (2009) menyatakan bahwa sebuah manfaat yang

besar bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin sehingga

investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang buruk. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Ashbaugh et al (1999) dalam Hargyantoro (2010), yaitu

elemen penting IFR adalah derajat atau kuantitas pengungkapan. Semakin tinggi

tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka semakin

besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pengungkapan informasi melalui website perusahaan yang meningkat secara

  

terus-menerus membantu investor mendapatkan informasi terpercaya yang nantinya

berdampak pada tindakan investor terhadap saham perusahaan yang membuat harga

saham lebih cepat bergerak dan secara otomatis meningkatkan frekuensi perdagangan

saham.

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang menegaskan pengaruh

  

Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi Website

ditunjukkan pada Gambar 2.1.

  IFR (Internet Financial

  Reporting ) (X 1 )

  Frekuensi Perdagangan Saham (Y)

  Tingkat Pengungkapan Informasi Website (X

  2 )

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

  Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

  1. Internet Financial Reporting berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

  2. Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei

0 110 94

Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

6 60 84

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

13 113 95

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) - Analisis Dampakstock Split Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei (Sektor manufaktur, pertambangan, finansial dan agrikulturdari tahun 2010-2013)

0 2 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham - Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan - Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko Dengan Coso Erm Framework Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2013

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pasar Efisien - Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Internet Financial ReportingTerhadap Volume Perdagangan Saham, Harga Saham, Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di B

0 0 23

1. DATA FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN SAMPEL - Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 16