Pembangunan Infrastruktur Hijau Berorientasi Kampung (KOGID): Karakteristik, Model Aplikasi, dan Strategi Implementasi Atribut Kota Kompak di Permukiman Kampung Kota - repository civitas UGM

  D D D A B B B B B D L DAFTAR ISI DAFTAR TAB DAFTAR GAM ABSTRAK

  13

  N SARAN Variabel Pene Data Variabe

  Peta-peta Ha

DAFTAR IS

an rmukiman Pe Berkelanjuta Kota Yogyaka d Green Infra erbasis Kam ian nelitian Multi ap Atribut a dengan Inf ngan Infrastr elitian l Penelitian

asil Survei Lap

  SI erkotaan an: Kota Komp arta astructure De mpung: Pro i Tahun frastruktur Hij uktur Hijau pangan pak evelopment” oposisi Kota jau ” a i ii iii

  1

  2

  3

  4

  4

  5

  7

  7

  9

  17

  TIAN Jenis Peneliti p Pertama p Kedua p Ketiga terkaitan Pen

  19

  22

  22

  24

  28

  31

  33

  35

  35

  45

  46

  63

  63

  BAHASAN nen Utama Tia ponen Utam g Kompak den

  STAKA Lampiran I V Lampiran II D Lampiran III n maan) Peneliti gai Model Per ngunan Kota mpak: Kasus K ung Oriented Kompak Be

  BAB I PENDA

  3.3 Pene

  1.1 Lata

  1.2 Tuju

  1.3 Urge

  1.4 Targ

  BAB II STUD

  2.1 Kam

  2.1 Urg

  2.3 Atrib

  2.4 Men (KOG

  2.5 Mod Yog BAB III METO

  3.1 Para

  3.2 Pen

  3.4 Pen

  MPULAN DAN mpulan an

  3.5 Tah

  BAB IV HASI

  4.1 Ana

  4.2 Hub

  4.3 Kaita

  BAB V KESIM

  5.1 Kesi

  5.2 Sara DAFTAR PUS LAMPIRAN 1.

  2.

  3. EL MBAR AHULUAN ar Belakang uan Penelitian ensi (Keutam get Keluaran

  I PUSTAKA mpung sebag gensi Pemban but Kota Kom nuju ”Kampu GID) del Kota gyakarta

  ODE PENELIT adigma dan J nelitian Tahap elitian Tahap nelitian Tahap hapan dan Ke

  IL DAN PEMB lisis Kompon bungan Kom an Kampung

  66 vii ix x xi

  

D DAFTAR TAB BEL

T Tabel 2. 1. Pe erbandingan Kondisi Keko ompakan Kot a Negara Maj ju dan Negar ra 12

Be erkembang T Tabel 3.1. Kam mpung yang Digunakan S Sebagai Stud di Kasus

  23 T Tabel 3.2 Jad wal Penelitia an Tahun Pert tama

  28 Tabel 3.3 Jad T wal Penelitia an Tahun Ked dua

  30 Tabel 3.4 Jad T wal Penelitia an Tahun Ket iga

  33 T Tabel 4.1 Var iabel Pembe ntuk Atribut Densifikasi P Penduduk

  36 T Tabel 4.2 Pre sentase Varia abel Popdens s05 di 5 (Lima

  a) Kampung

  37 Tabel 4.3 Var T iabel Pembe ntuk Atribut Konsentrasi A Aktivitas

  37 Tabel 4.4 Pre T esentase Vari abel Actcons s01 di 5 (Lima

  a) Kampung

  38 Tabel 4.5 Var T iabel Pembe ntuk Atribut Intensifikasi Transportasi Umum

  41 Tabel 4.6 Var T iabel Pembe ntuk Atribut Ukuran dan A Akses Kampu ung

  42 Tabel 4.7 Kon T ndisi Variabel l Kampsize01 di 5 (Lima) K Kampung

  43 T Tabel 4.8 Var iabel Pembe ntuk Atribut Kesejahteraa an Sosial Pen duduk

  44 Tabel 4.9 Kon T ndisi Variabel l Soswel03 di i 5 (Lima) Kam mpung

  44 Tabel 4.10 D T Data nilai atrib but kota kom pak di Kamp ung Cokrodi rjan

  48 Tabel 4.11 D T Data nilai atrib but kota kom pak di Kamp ung Ratmaka an

  50 Tabel 4.12 D T Data nilai atrib but kota kom pak di Kamp ung Sanggra ahan

  53 T Tabel 4.13 D Data nilai atrib but kota kom pak di Kamp ung Sosrowij jayan

  56 T Tabel 4.14 D Data nilai atrib but kota kom pak di Kamp ung Terban

  59

DA AFTAR GAM MBAR

  G Gambar 2.1. K Keberlanjuta n, Kota Komp pak, dan Atrib but Pembent tuknya

  13 Gambar 3.1. L G Lokasi kampu ung yang dig gunakan seba agai studi kas sus penelitian n 24 G Gambar 3.2. T Tahapan dan n Keterkaitan Penelitian M Multi Tahun

  34 G Gambar 4.1 Peta Guna Ba angunan di K Kampung Sos srowijayan

  39 Gambar 4.2 G Peta Guna Ba angunan di K Kampung Ter ban

  40 G Gambar 4.3 Radar Chart 5 5 atribut di Ka ampung Cok krodirjan

  48 Gambar 4.4 G Foto Mappin g Persebaran n Infrastruktu ur Hijau di Kam mpung

  49 Cokrodirjan C G Gambar 4.5 Radar Chart 5 5 atribut di Ka ampung Ratm makan

  51 G Gambar 4.6 Foto Mappin g Persebaran n Infrastruktu ur Hijau di Kam mpung Ratm makan 52

Gambar 4.7 G Radar Chart 5 5 atribut di Ka ampung San ggrahan

  54 Gambar 4.8 G Foto Mappin g Persebaran n Infrastruktu ur Hijau di Kam mpung

  55 Sanggrahan S

Gambar 4.9 R G Radar Chart 5 5 atribut di Ka ampung Sosr rowijayan

  57 G Gambar 4.10 Foto Mappin ng Persebara n Infrastruktu ur Hijau di Ka ampung

  58 Sosrowijayan S n G Gambar 4.11 Radar Chart 5 atribut di K Kampung Ter rban

  59 G Gambar 4.12 Foto Mappin ng Persebara n Infrastruktu ur Hijau di Ka ampung Terb ban 61

Gambar 5.1 R G Radar Chart T Tingkat Kekom mpakan dan Tingkat Infra struktur Hija u 64 G Gambar 5.2 Hubungan Ti ingkat Kekom mpakan dan A Aspek Perseb baran Infrastr ruktur 65

  H Hijau G Gambar 5.3 H Hubungan Tin ngkat Kekom mpakan dan A Aspek Akses I nfrastruktur Hijau 65

II. SUB BSTANSI PEN ELITIAN

  

PEMBANG GUNAN INFR RASTRUKTU UR HIJAU B ERORIENTA ASI KAMPU NG (KOGID

  D):

KA ARAKTERIST TIK, MODEL L APLIKASI, DAN

STRATEG GI IMPLEME ENTASI ATR RIBUT KOTA A KOMPAK

  

DI PERMUK KIMAN KAM MPUNG KOT TA

ABSTRAK K

  Pada hakika atnya, infras truktur hijau u adalah jej aring ruang g hijau lingk ungan bina an yang memp y punyai tujua an untuk me engembalika an penggun naan lahan s sesuai prinsi ip- prinsip kebe p erlanjutan. I nfrastruktur r hijau ini di picu oleh pe embanguna an lingkung an binaan, term b masuk perm ukiman kot a, yang acak k dan merus sak. Dalam h hal ini, konse ep p pembangun nan kota k kompak me empunyai p peran krusia al dan kon ngruen dala am mewujudka m an kerangka a implikasi konsep inf frastruktur h hijau ini. Se ementara it tu, k kondisi ak ktual di Indonesia memperlih hatkan kam mpung de engan per an fundamenta f alnya sebag gai bagian dasar dari struktur ru uang kota, masih buk an menjadi pri m ioritas pem bangunan permukima an kota. Kon nsep kota k kompak yan ng lebih memp l prioritaskan n pembangu unan tenga ah kota, da lam hal ini permukim an kampung k kota di I ndonesia, menjadi s signifikan untuk dian ngkat dala am mewujudka m an kota be erkelanjutan n, dan se cara langs sung berim mplikasi pa da penyediaan p dan pemb angunan in nfrastruktur hijau. Pene litian ini dil akukan unt uk m mengetahu i konsep m maupun emp pirik kondis si atribut ko ota kompak k di kampun ng kota di Ind k donesia mel lalui pemet taan karakte eristik atrib but, model aplikasi yan ng sesuai, sam s mpai strateg gi impleme entasinya, s ehingga se ecara mend dasar mamp pu m merumuska an konsep pembangu nan infrast truktur hija u maupun inisiasi ko ota k kompak be rbasis kamp pung di Ind donesia (Kam mpung Orie ented Green Infrastructu ure

  

Developmen D nt, KOGID) ). Lima kampung di Yogya akarta den ngan raga am

  k karakteristik knya diguna akan sebaga ai represent tasi permuk kiman kamp ung kota d an d digunakan s sebagai kas us dalam pe enelitian ini . Penelitian ini merupak kan rangkai an agenda rise a t penelitian kota komp pak yang tela ah dan teng gah dilakuka an, yang pa da tahap ini ad t dalah untuk k mengeksp plorasi kara kteristik atr ibut dasar kota kompa ak, yakni densif y fikasi pendu uduk, konse entrasi aktivi itas, intensif fikasi transp portasi umu m, u ukuran dan n akses kota a, serta kes ejahteraan sosial pend duduk, dika aitkan deng an konsep pem k mbangunan n infrastruk ktur hijau d di perkotaa n. Penelitia an ini sang gat b berpotensi untuk dibia ayai oleh h ibah strateg gi nasional mengingat t rekam jeja ak, a agenda rise et yang ada, dan pentin ngnya topik ini bagi pe mbangunan n infrastrukt tur h hijau beror rientasi kam mpung seba agai bagian n integral inisiasi kota a kompak di Indonesia.

  

Kata kunci: K : kota kom mpak, infrast truktur hijau u, kampung kota, pemb angunan ko ota

b berkelanjuta an, Indonesia a

BAB I PENDAHU ULUAN 1.1. ar Belakang g Lata Dew wasa ini, perm masalahan k keberlanjuta an (sustainab bility issues) merambah di

  semua bida s ang kehidup pan manusia

  a, tak terke cuali pada “pembangu unan segitig ga” lingkungan- l -sosial-ekon nomi kota, sebuah p pembangun nan kota b berkelanjuta an. Tuntutan ba T ahwa perke mbangan p pada sebuah h kota mula i 2 dasawar rsa terakhir ini h harus aspira atif terhadap p kebutuhan n dan eksiste ensi masa d epan ini, dij jawab deng an b beberapa ka ata kunci se eperti: efisien nsi, intensifi ikasi, konser rvasi, revital lisasi di dala am u upaya me enyelaraskan n pemban ngunan ke embali ko ota (sustain nable urb an

  

r redevelopme ent movem ment). Gera akan ini s secara aks siologi unt uk melaw an

  perkemban p gan pemba ngunan yan ng acak dan merusak te erutama pad da lahan-lah an subur, boro s os energi, berbiaya ti inggi, dan tidak berp pihak pada kesejahter an penduduk k p kota.

  Seba agai respon n kongkritny ya, meskipu un dalam k konsep ope rasional yan ng sangat bera s gam di dun ia, strategi “ “kota kompa ak” (compac ct city strateg gy) dipandan ng sebagai alte s ernatif utam ma ide peng gimplement tasian pem bangunan berkelanjut an d dalam sebu ah kota. Seb bagai akibat tnya, ide ini diadopsi o leh banyak kota di dun nia, utamanya u di negara-n negara maj ju. Kecende erungan pe engadopsia n ide ini, di samping me s embawa efe ek positif pa ada wacana pembangu nan berkela anjutan, teta api b banyak pu ula yang diterapkan n apa ad danya tanp pa mempe ertimbangk an permasalah p an kota ya ng ada dan n kekhasan n sebuah ko ota. Kota-ko ota di nega ara berkemban b g pun mula i mempertim mbangkan u untuk meng gadopsi ide ini, dan tan pa m melihat kese esuaian den ngan karakte er, kondisi, m maupun pot tensi yang d dimiliki.

  Jika kota komp pak diartikan n sebagai s sebuah strat tegi atau k kebijakan ko ota y yang sejala n dengan usaha perw wujudan pe embanguna n berkelanj jutan sebag gai sebuah sine s ergi antara b beberapa at tributnya, se eperti kepad datan optim mal pendud uk k kota, pengk konsentrasia an kegiatan n kota, inte nsifikasi tra ansportasi p publik, ukur an dan akses y d yang optim al, serta pe erwujudan k kesejahteraa an sosial-ek konomi war ga k kota menuju u sebuah ku ualitas hidup p kota yang baik, maka entitas kam mpung kota di hampir sem h mua tengah kota di Ind donesia men njadi sangat t penting k kedudukann nya s sebagai obje ek langsung g dari pener apan strateg gi kota kom pak ini.

  Seca ara langsung

  g, dalam lin gkup mikro o sampai me eso, konsep kota komp pak i ini juga dip ercaya akan n mampu m mendekatkan n kota dalam m pemenuh han konserva asi lahan hijau l u sebagai bagian tun ntutan pem menuhan in nfrastruktur hijau (gre een

  

i infrastructur re) yang sem makin men ingkat, seim mbang deng gan pemen nuhan fasilit tas

  kegiatan pe k enduduk m melalui infra astruktur ab bu-abu (gre ey infrastru cture). Dala am lingkup ma l akro, konsen ntrasi pemb bangunan k kota di wila ayah tengah h kota seca ara langsung ak l kan mening katkan jum lah ketersed diaan infrast truktur hijau u di pinggir an kota sebaga k ai zone peli ndung kota a (buffer zon ne) maupun n sebagai la han produk ktif pertanian. K p Kajian atribu ut kota kom pak ini sang gat mendesa ak bagi pem metaan inisia asi konsep kot k ta kompak di Indones ia, dan sec cara langsun ng bagi pe engembang an i infrastruktu r hijau di Indonesia mengingat t sifat kons sep kota k kompak yan ng

  

k kongruen (s sebangun) b bagi pemen nuhan kebut tuhan infras struktur hija au. Dukung an

  p pengalaman n riset hamp pir 10 tahun n dengan to pik kota kom mpak ini, di mulai deng an kajian kota- k kota di neg ara lain (Jep pang dan In nggris), samp pai pemikira an bagaima na p penerapann nya di Indon nesia, merup pakan pote nsi besar se ekaligus kon ntribusi posi itif pada perma p asalahan ini. .

1.2 Khusus Pe nelitian Tujuan

  Secara a umum tuj juan besar yang dihas ilkan akan terkait lang gsung deng an p pengemban ngan konse ep infrastru ktur hijau, melalui pe encapaian t ujuan khus sus p pada setiap tahap perio ode penelitia an sebagai b berikut:

  1. Mengeta ahui secara a konsepsu al dan em mpiris kondi isi atribut kota komp pak

  (densifik kasi pendud duk, konsen ntrasi aktivit tas, intensif fikasi transp portasi publ lik, ukuran d dan akses k kota, dan ke sejahteraan n sosial pend duduk) sehi ingga mamp pu merumu uskan karak kteristik tia ap atribut berdasarka an kondisi permukim an kampun ng kota di In donesia (tah hun pertama a).

  2. Memode 2 elkan kons sep dan t tipologi pe embanguna an kota ko ompak yan ng represen ntatif dari k kasus perm ukiman kam mpung kota a yang dian ngkat. Fakto or- faktor y yang terkait t di dalamn nya, seperti sosial, bud daya, ekono omi, maupu un lingkung gan, dihara pkan secar ra langsung g bisa dikaj ji dan dim asukkan po ola pengaru uhnya terhad dap model y yang dihasil lkan (tahun kedua).

  3. Merumu uskan strat tegi imple mentasi ya ang sesua i (kompati ibel) deng an karakter ristik maupu un model ap plikasi yang telah dicap pai sebelumn nya, termas uk mengela aborasinya d dalam siste m perkotaa n yang kha as Indonesia

  3

  a, dan mamp pu mengka itkan denga an konsep d dasar kota k kompak seca ara utuh, ter rmasuk dala am pemban ngunan jarin ngan infrastr ruktur hijau (tahun ketig ga).

  1.3 si (Keutama aan) Penelit tian Urgens

  Kota kompak ad dalah salah satu konsep p bentukan kota berke lanjutan yan ng populer de p ewasa ini. Konsep in ni secara langsung merupakan n reaksi at tas pembangun p nan kota yang ac ak dan merusak, dan bertu ujuan unt uk m mentrasform masikan se ebuah kese eimbangan kehidupan n ekonomi, , sosial, d an lingkungan l yang berke elanjutan di dalam kota. . Secara lang gsung, deng gan konsetra asi p pembangun nan kota ya ang terpusa at, dengan tidak banya ak memanfa aatkan laha an- lahan produ l uktif di ping ggiran kota, , konsep ini i juga diyak kini mampu menciptak an jejaring rua j ng dan ling gkungan bin naan yang h hijau (infrast truktur hija u). Konsep ini d ditengarai sangat erat t kaitannya a dengan b bentukan k kota-kota di i Eropa yan ng mempunya m i karakter padat, kon sentrasi ke giatan “mix xed-use” ya ang tinggi di d dalamnya, d dengan duk ungan trans sportasi pub blik yang efi sien, termas suk dukung an b bagi para pejalan ka aki dan se peda. Bebe erapa kunc ci penerapa annya adal ah kepadatan o k optimum (b bukan over-d densitas) di t tengah kota

  a, kegiatan m multi fungsi di d dalam kota, , penggunaa an transpor rtasi publik yang intens sif, akses ma aupun ukur an k kota yang m mudah dijan ngkau oleh p penduduk k ota dengan energi yang g rendah, d an p peningkatan n kualitas h hidup melalu ui perhatian n pada aspe ek sosial ke masyarakat an y yang ada.

  Bera njak dari pa aradigma ya ang berkemb bang ini, ko ota-kota di In ndonesia ju ga dituntut un d ntuk mulai memikirkan n bagaiman na mentras formasi ko ndisi kotan ya menuju seb m buah kondis i kota yang lebih berori ientasi pada a paradigm berkelanjut an i ini. Kota ko ompak, seja auh ini, seb bagian atrib butnya telah h kental de engan kond disi p permukima n kampung g kota di In ndonesia. D alam hal in ni, misalnya permukim an tengah kota t a yang um umnya dido ominasi ole eh perkamp pungan kota a mempuny yai potensi kep p padatan per rmukiman y yang tinggi i dan peng gunaan lah han di teng ah k kota yang cenderung multi fun gsi secara organis an ntara rumah h dan fung gsi campuran la c ain. Kondisi ini di sampi ing mengha asilkan kond disi positif se eperti efisien nsi p penyediaan infrastrukt ur kota yan g cukup tin nggi serta a glomerasi e ekonomi yan ng m menguntun ngkan, tetap pi pada ken nyataannya, , karena ke eterbatasan pengelolaa an, j juga mengh hasilkan ko ndisi permu ukiman yan ng buruk (sl lum settelem ment). Mela lui penelitian p ini, karakte eristik (kon ndisi, poten nsi, dan m asalah) pe rmukiman di permukima p n kampung g kota Indo onesia menj jadi penting g untuk dia angkat. Sela ain untuk meng u gurai benan ng kusut ya ang ada, ha silnya dihar rapkan mam mpu memb eri gambaran g arahan re alisasi bag gi impleme entasi ide kota kom pak maupu un p pembangun nan infrastru uktur hijau s secara langs ung di Indo onesia.

1.4. Keluaran Target

  Keluar ran yang dit targetkan m ampu dihas silkan melalu ui penelitian n ini adalah;

  1. Karakt teristik atrib but kota ko ompak seca ra umum b baik konsep psual maupu un empir is dan kaita annya deng gan pengem mbangan jar ringan infra struktur hij au secara a detil pada a representa asi permuk kiman yang diangkat m melalui kasu us- kasus (keluaran ta ahun pertam ma).

  2. Tipolo ogi dan mo del aplikati f kota kom pak (terma suk jejaring g infrastrukt tur hijau) dengan b basis kampu ung perkota aan, yang secara leng gkap mamp pu memp pertimbangk kan faktor terkait, s osial, buda aya, ekono omi, maupu un lingku ungan (kelua aran tahun k kedua).

  2

  3 tiap a tribut mela lui projek p percontohan n (pilot proj ect) yang d dikembangk an dari ka asus-kasus y yang diangk kat sebelumn nya (keluara an tahun ket tiga).

  3. Simula asi alternati if kebijakan dan strate gi impleme entasi kota kompak pa da

  4. Mode l implemen ntasi kota berkelanjuta an dan jej aring infras struktur hij au melalu ui pengemb bangan atri ibut kota k kompak ber rbasis kamp pung berska ala nasion nal, yang te ertuang dala am artikel i lmiah di jur rnal atau pu un desimina asi bagi m masyarakat d dan pihak te erkait, khusu usnya melalu ui buku.

  4

BAB II S STUDI PU STAKA

  2.1 2 pung sebag ai Model Pe ermukiman n Perkotaan n Kamp

  Kam pung adala h sebuah ist tilah ruang dan wilayah h dalam kota a yang sang gat akrab den a gan kebud dayaan Ind donesia. Su ullivan (19 92) secara a estimolog gis membedaka m an istilah d desa bagi p permukiman n di perdes saan dan ka ampung ba agi p permukima n di perkot taan. Di da lam kampu ung, orang masih bisa menemuk an s sistem sos sial kemas syarakatan ala Indo onesia. Kam mpung pa ada awaln ya menggamb m barkan bagi ian dari st truktur ruan ng kota ya ang diguna akan sebag gai kawasan pe k ermukiman. Pada perke embangann ya, entitas f fisik, sosial e ekonomi, d an b budaya di d dalam kamp pung menja adi semakin n multi dim ensi. Kampu ung lahir d ari i ikatan seja rah sebuah h ruang ko ota dan be erkembang organis se esuai deng an k kapasitas internal m maupun d aya dukun ng ekstern nalnya. Na amun dala am p perkemban gannya, ka mpung leb bih diangga p sebagai istilah yang g berkonota asi n negatif, pad dat, didomi nasi oleh m masyarakat b berpenghas silan rendah h, dan bany yak m mempunya i permasal ahan lingk kungan (ku umuh). Hal ini mulai dipicu sa aat p pemerintah banyak me engembang gkan wilaya h-wilayah p permukiman n baru di lu uar a atau berbed da sama se kali dari tip pologi kamp pung tradisi ional yang ada. Berdas sar s sejarah, per ubahan ime ej kampung ini meman g sengaja d ilakukan de engan maksu ud tertentu se t perti yang telah dilak kukan pada masa pen dudukan (B Belanda) at au k kesalahan memandan g permasa lahan dasa ar kampung g yang tel ah dilakuk an sistematis se s ejak kemerd dekaan. Atm man (1975) m mengindikas sikan bahwa a pada zam an Belanda kam mpung mem mang diang ggap sebaga ai daerah p ermukiman pribumi, la ain d dari permu ukiman yang g mereka bangun ke mudian di kota-kota yang mere eka d duduki.

  Stud di atau kajian n tentang k kampung se cara spesifik k telah bany yak dilakuka an, dan banyak d k di antarany ya menggari isbawahi ba ahwa kajian tentang kam mpung adal ah kajian yang k g sangat lu as, komple k, sekaligus s menarik ( (misalnya G Guiness, 198 86; Setiawan, S 2003; Stein nberg, 199 98, Turner, 1985), Le ebih tegas, , Nas (198 87) mengemuka m akan secar ra eksplisit t bahwa kota tidak k bisa dia nalisis tan pa m mendiskusik kan kampun ng sebagai b bagian integ gral dari keb beradaan ko ota itu send iri. Setiawan ( S 2003) men nekankan b bahwa mes skipun sud ah cukup jelas bahw wa k kampung m menjadi bag ian tak terp pisahkan dar ri masyarak at Indonesia a, pemerint ah masih saja m mengabaik kan sosial p politik aspe ek dalam p pembangun an kampun ng, t terutama d alam peme enuhan keb butuhan per rumahan (h housing mar rket). Deng an d demikian se ecara otoma atis, pertimb bangan sosia al kemasyara akat yang sa angat pentin ng d dalam peng gambilan ke ebijaksan se ektor permu uhana dan permukima an terabaika an. Akibatnya, A secara sub bstansial ap pa yang te lah dan te engah dilak kukan mela lui berbagai ke b ebijakan tid dak menye elesaikan pe ermasalahan n permukim man kota i itu sendiri. s

  Yang g patut me enjadi pertim mbangan d dan ini tela h menjadi bukti, sepe erti d dikemukaka an Mc Gee (1996), ka ampung di Indonesia telah mem megang per an p penting da lam proses pembangu unan kota. Sebagai pe rmukiman informal at au

  

informal se i ttlement (u ntuk mem bedakannya a dari perm mukiman fo ormal (form mal

settlement) s yang senga aja dibangu n oleh pem merintah ata u swasta de engan kond disi

  yang sama y sekali lain dengan kam mpung), ka mpung ma mpu meny ediakan leb bih dari80% rum d mah yang t terjangkau dan terlaya ani secara s sederhana b bagi sebagi an b besar ruma ah tangga di Indones sia. Setiawa n (2003) m menyatakan pula bahw wa k kampung merepresen ntasikan se ebuah pros ses dinam is di man na kelomp ok m masyarakat (yang pad da umumny ya para-mis skin) itu m enyediakan n rumah ba agi m mereka, me engontrol lin ngkungan m mereka, sek kaligus bersa ama-sama m meningkatk an kehidupan k mereka. Le epas dari le egal forma l, sistem p embanguna an, peratur an pembangun p nan, atau k kejenuhan k kondisi ling gkungannya a, kampung g terlihat d an terbukti ma t ampu secar a mandiri m menyediaka an ruang be ermukim ba agi pendud uk k kota. Meski ipun begitu u, pemerint tah masih m mengangga ap bahwa b bukti-bukti di lapangan in l ni masih b elum layak k untuk me engangkat k kampung s sebagai solu usi p permanen p pembangun nan permuki iman di Indo onesia. Sam ma seperti ko ondisi di ma na kampung s k elalu mend dapatkan sis si negatif d dari dualism me kota-desa a, legal-ileg gal, f formal-infor rmal, mode ern-tradision nal. Setiaw wan (2003) menengar rai pendap pat umum, bah u hwa kampun ng masih d dianggap se ebagai perm mukiman de esa di wilay ah kota yang k dibangun d dengan jala an ilegal da an informal, di mana m masyarakat di hidup secar h ra tradisiona al. Namun s sebenarnya sebaliknya, kampung a adalah entit tas u utama struk ktur kota yan ng mampu m menyelerask kan dikotom mi-dikotomi di atas.

  Pem bangunan yang bena r-benar per rnah menja dikan kamp pung sebag gai o obyek utam ma pemban gunan ada lah Kampun ng Improvem ment Progra am (KIP) at au Program Pe rbaikan Kam mpung yang g diinisiasi se ejak Repelita a I (1969-19 74). Meskipu un b berjudul pr rogram per baikan, teta api beberap pa esensi y yang dilaku kan tidak l ah s seluas yang dimaksud. Selain itu, p program yan ng dilakukan n tidak lah b berdasar pa da analisis kriti a s permasala ahan yang s sebenarnya timbul seba agai sebuah kompleksit tas p permasalah an perkotaa an, tetapi leb bih pada keg giatannya it tu sendiri ata au proyekny ya. M Menurut Su uselo dan T aylor (1995 ), cakupan kegiatan KI P adalah ti ngkat terke ecil d dari perba aikan infra astruktur d dan fasilita as lingkun ngan. Setia awan (200 03) menambah m kan bahwa a kelemah an lain da ari KIP in i adalah t tidak adan ya k keberlanjuta an dalam p programnya, , sangat ter rgantung da ari anggara n pemerint ah pusat, serta p partisipasi m masyarakat yang tidak t terlembagak kan.

  2.2 2 nsi Pemban ngunan Kota a Berkelanj jutan: Kota Kompak Urgen

  Pemba angunan be erkelanjutan n, di sisi lain n, telah dica anangkan se ebagai bagi an t tak terpisah hkan dari pe embanguna n perumah an di dunia a. Deklarasi PBB di Rio de

  Jeneiro yan J ng lebih d ikenal seba agai Agend da 21 telah h pula me ngamanatk an pentingnya p pembangu unan yang b berkelanjuta an di banya ak sektor, te ermasuk yan ng utama ada u lah sektor permukima an (Chapter r 7: Promo oting Sustain nable Huma an

  

Settlement S Developme nt dalam UNEP, 200 08). Dalam hal ini p pembangun an

  berkelanjuta b an di sektor r permukim man mencak kup pemban ngunan kota a dan indus stri k konstruksi p pendukung lainnya, di dedikasikan n untuk me mperbaiki k kondisi sosi ial, ekonomi, da e an kualitas l ingkungan. Dalam perk kembangann nya, Deklara asi UN-Habit tat p pada tahun 2001 di Ista ambul mau pun Konfere ensi Tingkat t Tinggi di J Johannesbu urg t tentang Pem mbangunan n Berkelanju utan pada S eptember 2 2002 telah s secara spesi fik menekanka m n perlunya pertimban ngan keberl lanjutan da alam bidang g perumah an maupun pe m rmukiman.

  Deng gan semak kin penting nya pertim mbangan ke eberlanjutan n ini, bany yak muncul be m berapa alte ernatif strat tegi, salah satu yang saat ini po opuler adal ah strategi kot s a kompak ( compact cit ty strategy). Ditengarai strategi ini mulai bany yak diadopsi ole d eh negara-n negara maj u (Jenks, d kk., 1996; D De Roo dan n Miller, 200 00; Williams, dk W kk., 2000). Se ementara itu u, negara be erkembang m masih meng ghadapi tah ap awal dalam a penyelesai an masalah h-masalah d asar sosial e ekonominya a (Burges an nd Jenks, 2001 J ). Motivasi d dari strateg i kota komp pak sendiri didasari pad da kebutuh an m mencari se ebuah bent uk kota (li ingkungan) kota yang g berkelanj utan. Namu un s sayangnya masih bany yak adopsi dari strate gi ini yang g digunakan n di berbag gai tempat tan t npa mempe erhitungkan n karakteris stik kota y yang bersan ngkutan at au langsung d l iterapkan se ebagai sebu uah kebijak kan terpusat t (top-down ) (Jenks, dk kk., 1996). Royc hansyah dk k. (2004, 200 05) seperti t terlihat dala m Gambar 1, secara ga aris b besar meng gemukakan akan ada 6 faktor y yang pentin ng sebagai atribut ko ota k kompak itu u. Atribut tersebut berturut-tur rut adalah: : densifikas si pendudu uk, k konsentrasi kegiatan, i ntensifikasi transportas si umum, u kuran dan a akses optim mal kota, targe k et kesejahte eraan masy yarakat, da n sebuah proses me enuju kond disi kompak. At k ribut terseb but harus sa ling mendu kung sehing gga memba angun sebu ah kondisi yan k ng sejalan dengan us saha peruju udan pemb bangunan berkelanjut an

  (ekonomi, s ( sosial, lingku ungan) unt uk mencap ai sebuah s sinergi anta ara kepadat an p penduduk kota yang lebih ting ggi pada s ebuah uku uran ideal sebuah ko ta, p pengkonset trasian sem ua kegiatan n kota, inten nsifikasi tran nsport publ lik, perujud an kesejahteraa k an sosial-ek konomi war ga kota me enuju penin gkatan tara f dan kualit tas hidup kota. h m w d b c t

  T O T M S Tabel 2. 1. P

  ra Maju datan penduduk a sebagai target uk, dikombinasi kal. ran didisain seca dan tradisional tersegregasi. g sedang dan te am berbagai sk ong intensifikas . ghadapi masala ota (terlalu besa trategi kota kom mbagian wilayah ebih optimal. ekonomi masih utuhkan bukti-bu hasilan konsep k njembatani embangan, bany ebijakan kota buah target trategi baru dan ta Negara Maj

  na api era dal ng im an

  kembang lebih tinggi, mempunyai k melewati (kumuh, i oleh hidup akibat tekanan beradaan sector ant. anya terbatas di mana mereka besar untuk m merupakan rasi secara baik kota dengan ska mbangunan kota dah onomi lebih bes n sosial budaya skusi atau debat asikan bentuk gi konsep kota kembang. ng

  ah bagaima mbang, teta untuk sege punyai mod enduduk yan erti yang laz si oleh ukur

  Negara Berk atan penduduk atan tinggi ini m derungan untuk tas lingkungan ( dasi), didominas ntal ahan campuran ondisi alam, keb al cukup domin gi yang efektif ha ota-kota besar, unyai anggaran udkannya. Belu gi yang terintegr l). inasi oleh kota- m, di mana pem ak bisa lebih mu ementasikan. angan sosial eko da kesenjangan masyarakat. pada tataran dis erlu memformul aling cocok bag ak di negara berk a Berkemban

  pada masala gara berkem npa alasan garai memp epadatan pe hunian sepe h didominas

  Masih p dan pe yang p kompa ju dan Negara

  k t kan Kepada kepada kecend kapasit degrad horison ara Guna la atau ko informa elah ala si Strateg pada ko mempu mewuj strateg (parsia ah ar) mpak. h Didom medium kompa diimple ukti kota Kesenja dari pa dalam yak n

  terutama p pat pada ne i bukan tan bang diteng da aspek ke dan bukan h yang masih

  perdebatan, i secara tep strategi ini ra berkemb erutama pad an hunian d esaran kota

  Mesk mengimple wacana unt diujicobaka besar dalam cukup tingg terlihat di p

  Negar sitas atau kepad derat, pusat kota sifikasi pendudu gan hidup vertik a lahan campur , secara natural atan yang ada t yak strategi yan ombinasikan dal untuk mendoro sportasi umum. erapa kota men ran dan skala ko m penerapan st mbutuhkan pem njadi area yang l enjangan sosial e adi, dan membu piris bagi keberh mpak dalam men enjangan ini. am tahap penge menerapkan ke mpak sebagai seb jakan (banyak s vatif muncul). ompakan Kot

  h menjadi p strategi ini yarakatkan ta di negar rategi ini, te uran kegiata gan, dan be

  ) Kota Dala kota kom kebij inov hansyah, 2010 n Kondisi Keko

  Akses Bebe ukur dala Mem men ahteraan Kese terja emp kom kese

  Kompak duduk Dens mod dens deng giatan Gun baik, kegi mum Bany diko kota trans

  kipun masih mentasikan tuk memas n. Kota-kot m aplikasi st gi, percampu perkampung

  Perbandingan

  Atribut Kota K Densifikasi Pend Konsentrasi keg Insentifikasi Transportasi Um Ukuran dan Optimal Kota Target Keseja Masyarakat Proses (Menuju Kompak Sumber: Roych

  a ala a sar t, s sedang (Roy ychansyah, 2008). Bebe erapa perbe edaan dari a tribut kota kompak yan ng t terjadi di ne egara maju d dan negara b berkembang g bisa diliha at pada Tabe el 1.

  Densif ikas si Kon nsent rasi Penduduk k Keg giat an Charact er Karakt er Pro oses Int ensif ikas i

  Sust ainable Masyaraka at Cit y Pro ocess Time Wakt u

  Me nuj u Kot a Transport as Public si Communit ies Com mpact ness

( to o be t ransport Berkelanj ut t an

com Kom mpak pact ) Kompak Umum int ensif ica at ion

  Ruang Space Ukuran n dan Targ et Akses Kot a Kese ej aht eraan

  

G ambar 2.1. Ke eberlanjutan, , Kota Kompa ak, dan Atribu ut Pembentuk knya

(Roycha ansyah dkk., 20 004, 2005).

  2.3

2 Kota Komp pak: Kasus K Kota Yogya akarta Atribut

  Pene elitian ini a kan mengg gunakan Ko otamadya Y Yogyakarta sebagai stu udi k kasus dan b beberapa da ata di dalam nya akan di ikaitkan den ngan pemba ahasan atrib but kota kompa k ak. Secara h istoris, Kota a Yogyakarta a menempa atkan kampu ung-kampun ng di dalamny d ya sebagai bagian tak terpisahkan n dari struk ktur kotany ya sejak ma asa p pembentuk kan Kerajaan n Yogyakart ta setelah P erjanjian Gi iyanti (1755 5) sampai sa aat i ini.Masa pe ndudukan B Belanda di Y Yogyakarta, , tidak kuat mengaburk kan eksisten nsi kampung-ka k ampung ini, , termasuk m melalui pend dirian perm ukiman baru u pada zam an Belanda, se eperti di K Kotabaru, B Bintaran. P enduduk Y Yogyakarta ini berdas sar Y Yogyakarta dalam Ang gka (2007) b berjumlah 42 2o ribu jiwa

  a, yang terb bagi dalam

  14 k kecamatan dengan kep padatan pen nduduk rata- -rata sekitar r 120 jiwa/ha a. Jika melih hat kepadatan p k penduduk i ni, Yogyaka arta masih m mempunyai kepadatan penduduk di a atas Tokyo ( (70 jiwa/ha) atau pun S Singapura (9 90 jiwa/ha), 2 dari 3 kot a di Asia (sa atu lagi Hongko l ong) yang o oleh Newma an dan Kenw worthy (1999 9) dianggap p sebagai ko ota ideal dalam i efisiensi ba ahan bakar k karena rend ahnya pema akaian kend daraan priba adi dan kepada d atan pendud duknya yang g cukup tin ggi, diband ding kota-ko ota di Ameri ika U Utara, Eropa a, atau Austr ralia.

  Ditin njau dari asp pek konsent rasi kegiatan n, kampung g mempunya ai model yan ng s secara tradi sional telah h banyak me engadopsi p prinsip-prins sip “mixed-u use” (kegiat an b beragam). H Hal ini juga ditandaska n oleh McG Gee (1996) b bahwa kam pung mamp pu m mempresen ntasikan du ualisme dar i kondisi s sosial kema asyarakatan di kota-ko ota negara be n erkembang, antara t radisional-m modern, fo ormal-inform mal, maupu un kegiatan le k egal-ilegal. Dari kasus s dan data a yang ad da di Kota a Yogyakar ta, perbanding p an bangun nan dengan n fungsi h hunian dan n bukan hu unian sang gat menarik. R m oychansyah h (2008) m mengkonfirm masikan ba ahwa prose entase buk an h hunian/hun nian begitu beragam, 0 .3-0.6 (8 kec camatan) da an 0.8-1.4 (6 6 kecamata n). Prosentase kegiatan ca mpuran yan ng tinggi ini i diakibatkan n oleh 2 hal l. Pertama, h hal ini disebabk i kan begitu banyaknya penduduk bekerja da alam sektor informal d an memanfaat m kan lingk ungan te mpat ting ggalnya untuk ber u usaha Yan ng kedua,kecen k nderungan ini terjadi k karena guna a lahan di w wilayah terse ebut meman ng didominasi d oleh kegiat tan non-hun nian, seperti i fungsi kom mersial, perk kantoran, at au pendidikan. p . Meskipun n kondisi i ni bisa di picu oleh ragam tek kanan kare na k keterbatasa n ruang us saha di da lam kampu ung, paling tidak ini menunjukk an k kreativitas a atau kesem mpatan yang g bisa dima anfaatkan o oleh pendud duk kampun ng d dalam mens siasati kesul itan hidup a atau pun lem mahnya pen negakan atu uran yang ad da. Bagaimanap pun, kondis si terbiasany ya pendudu uk atau rua ang kampun ng digunak an d dalam berb bagai mac am bentuk k kegiatan menjadi modal yan ng baik ba agi t tercapainya sebuah kes satuan berba agai kegiata an dalam seb buah ruang kota.

  Selan njutnya unt tuk intensif fikasi transp portasi umu um, atribut ini diangg ap paling berp p pengaruh b bagi ketida ksiapan seb bagian bes sar negara berkemban ng. Burgess da an Jenks (2 2001) meng gemukakan argument asi bahwa pengguna an k kendaraan u umum di ne egara berke embang bisa a saja terjad di, seperti y yang terjadi di India atau B Bangladesh . Hal ini tid dak dipicu o oleh sebuah h rencana y yang tersusu un b baik, tetapi lebih dikar renakan aks es atau kes sempatan u ntuk memil liki kendara an pribadi yan p ng memang g terbatas. Sebaliknya

  a, di Indon nesia, masa alah ini leb bih d diperburuk oleh situasi i kepemilika an motor at au kendaraa an pribadi l ainnya seca ara m mudah. Pen nduduk, sata a ini, bisa m membawa p ulang sebua ah sepeda m motor bahk an dengan tan d pa uang mu uka. Di Yogy yakarta men nurut data B adan Statist tik Yogyakar rta ( (2007), kead daan domin asi sepeda m motor juga demikian b esarnya (24 40075), disus sul b berturut-tur rut oleh ke epemilikan mobil (323 332), truk ( 12730), dan n taksi (77 6). J Jumlah kep emilikan mo otor dan m obil pribadi i ini, bila dij jumlahkan, mencapai 1 /3 dari jumlah d h penduduk k Kota Yog gyakarta. Ju mlah ini, t entu saja a akan semak kin m membengk ak 2 atau 3 kali lipat t, dikarenak kan setiap h harinya Kot ta Yogyakar rta d dipadati tid dak hanya p penduduk da an kendaraa an dari Kota a Yogyakart ta, tetapi ju ga wilayah-wila w ayah aglom erasinya (Ka abupaten Sl leman di uta ara-timur da an Kabupat en Bantul di se latan-barat yang secara a keruangan menyatu d engan Kota Yogyakarta a).

  Dari sudut pand dang atribu t kota komp pak, kondis i dari transp portasi umu um Kota Yogya karta ini ma asih mempr rihatinkan d an jauh dar ri ideal. Mes skipun samp pai s saat ini tela ah ada seki tar lebih da ari 100 arm mada Trans-J Jogja yang dikelola ol eh s sebuah bad dan pengelo ola yang dit tunjuk oleh Pemerintah h Kota Yogy yakarta, teta api p penguranga an jumlah kendaraa an pribadi di dalam m kota m masih belu um menampakk m kan hasil p positif. Dari sini, strate egi dalam intensifikas i transporta asi u umum di ko ota sebesar Yogyakarta a (kota seda ng) akan m menjadi pelaj jaran mena rik bagi kota-ko b ota lain di ne egara berke embang.

  Atrib but selanjut tnya, yakni ukuran da n akses op ptimal kota dimaksudk kan untuk mem u mberikan p ertimbanga an bahwa sebuah ko ta perlu m memiliki jar rak o optimum ya ang mudah dijangkau o oleh pendu duknya dala am pemenu uhan kegiat an s sehari-hari, baik ke te empat kerja a, belanja, maupun re ekreasi. Kot ta Yogyakar rta s sebagai stu udi kasus, m mempunyai jarak yang mudah un tuk dicapai , bahkan d ari wilayah agl w lomerasinya a (Roychans syah, 2008). . Kemudaha an pencapa aian ini mas sih dalam batas d s wajar akse es, sehingga a penduduk k yang bera ktivitas seh ari-hari mas sih m mempunya i pilihan un ntuk bertem mpat tingga al di luar p usat kotany ya. Selain it tu, lahan pusa l at kota yan ng dinilai s semakin ma ahal denga an kondisi wilayah Ko ota Yogyakarta Y hampir sem muanya ter rstruktur da ri perkamp ungan pada at yang tel ah m mempunya i imej negat tif membua at penduduk k lebih mem milih daerah h pinggir ko ta. M Menjadikan Kota Yogy yakarta lebi h optimal d dalam skala a ruang dan n akses, per rlu memperken m nalkan sebu uah imej b baru tentan g kampung g. Kampung g yang tel ah d disalahmen gertikan ol eh sebagia an besar pe enduduk, b bahkan oleh h pemerint ah s sendiri, per rlu segera m mendapatka an prioritas s model pe embangunan nnya kemb bali (kampung re ( edevelopmen nt model).

  Lebi h lanjut, jika a kondisi ke esejahteraan n masyaraka at sebagai at tribut terakh hir kota kompa k ak direfleks sikan di Ko ota Yogyaka arta, maka kondisi pe nduduk yan ng masuk kateg m gori sejahte era 3 cukup besar, disus sul kategori sejahtera 1 , dan katego ori s sejahtera 2 . Seperti d inyatakan o oleh Roycha ansyah (200 08), ada ke ecenderung an kesejahtera k n masyarak kat meningk kat pada tah hun 2005 d dan 2006, te erutama pa da s sejahtera 1 menjadi kat tegori sejah htera 2 dan

  3. Di waktu u yang sama

  a, kategori p pra s sejahtera ju uga mengal ami pening gkatan. Hal ini bisa dil ihat sebaga ai melebarn ya k kesenjangan n antar pe enduduk, te erutama pe enduduk ya ang masuk kategori p pra sejahtera d s an pendud uk yang m masuk kateg gori 2 ke at tas. Aspek kesejahtera an masyarakat m ini sehar rusnya tida ak hanya muncul se ecara trans paran dala am p peningkatan n indikator kondisi so osial ekono omi masyara akat, namu un juga pa da kondisi bag k aimana akse es mereka p pada fasilitas s primer dan n fasilitas be rsama (fasu m, f fasos) di dal am kampun ng.

  Hasil l analisis da ari data um mum kondisi i Kota Yogy yakarta dika aitkan deng an a atribut kota a kompak in ni jelas men nghasilkan k kondisi Kota a Yogyakart ta yang mas sih j jauh dari ideal. Hal ini masih dalam ta araf ide da an memer lukan pros ses pengemban p ngan lebih lanjut. Sam mpai pada se ebuah reali sasi, hal ini i memerluk an k kajian jangk ka panjang d dan memerl ukan sebua h model yan ng interaktif f dan dinam mis. Lebih lanj ut, penelit tian ini b bermaksud memperke enalkan se buah mod del pembangun p nan kota k kompak di Kota Yogy yakarta den ngan kamp pung sebag gai o orientasi ut tamanya. D Dari aspek pembangu nan permu ukimannya, jelas kond disi k kampung ya ang telah pa adat dan di beberapa t empat cend derung kum muh; ditunjan ng d dengan be rbagai kegi iatan di da alamnya; m empunyai komposisi kesejahtera an p penduduk y yang sangat t beragam, namun tida ak ditunjang g oleh ukur ran yang jel las d dan penyed diaan transp portasi umu um yang jug ga masih te erbatas, akan n mempuny yai p perbedaan y yang signifi kan dari apa a yang selam ma ini menja adi model ko ota kompak k di negara maj n u. Seperti k konsep yang g diadopsi d dari Hayashi i (2003), up aya kampun ng k kompak aka an lebih co cok pada g gambaran ti pe homoge en dari sebu uah bentuk an permukima p n, dari pad a tipe terko onsentrasi m maupun tip pe tipe klast ter di wilay ah y yang luas de engan pemb bagian wilay yah adminsi itratif yang c cukup berag gam.

  2 2.4 u ”Kampung g Oriented G Green Infra astructure D Developme ent” (KOGID

  D) Menuju

  Seba agai tindak lanjut dari pendahulu uan dan an nalisis kamp pung komp pak u untuk Kota a Yogyakart ta, bagian ini akan m memperkena alkan konse ep “Kampun ng Oriented G O Green Infra astructure Developme ent” (KOGID

  D) atau p pembangun an i infrastruktu r hijau bero orientasi kam mpung seba agai sebuah h inovasi pe engembang an perumahan p -permukima an yang ter rintegrasi se ecara komp pak di perk kotaan. Seca ara prinsip, hal p ini didasar ri atas fakta a di mana k kampung ti dak bisa di pisahkan d ari struktur kot s ta itu send iri. Sement ara itu pem mbangunan infrastrukt tur hijau ju ga menjadi asp m pek yang se ecara inhere n (langsung g) akan terw wujud dalam m aplikasi ko ota k kompak in ni (Benedic ct dan Mc cMahon, 20 000; CNT, 2010). Da alam hal i ni, pembangun p nan infrastr uktur hijau berorientas si berbasis kampung ( KOGID) har rus dipandang d sebagai pe enyelesaian integratif d dan perman nen, bukan penyelesai an p parsial dan n sementar ra. Tidak h hanya bagi lingkunga an permuki iman beser rta utilitasnya u yang leb ih diident ikkan den ngan infras struktur ab bu-abu (gr rey

  

i infrastructur re), tetapi ju uga mampu u memperku uat jejaring infrastruktu ur hijau dala am

  p permukima n kota, se eperti ruan ng terbuka a hijau se cara lebih luas (gre een

  

i infrastructur re). Kedua, kampung te elah memp punyai sejara ah pengem mbangan yan ng

  d dinilai suks ses lewat K KIP (Kampu ung Improv vement Prog gram), mes skipun dala am t tingkatan y ang berbed da dan lebih h bersifat p royek berda asar anggar ran (tidak a da p program la njutannya). Sebagai tin ndak lanjut nya, sekalig gus untuk m meningkatk an k kondisi kua litas hidup d dan lingkun ngan kota ya ang lebih b aik, KOGID diskenariok kan m mampu me engevaluasi kelemahan n program s sebelumnya a dan menja adi salah sa atu m model pem bangunan p perumahan di perkotaa n secara leb bih kompreh hensif.

  Untu uk menduku ung argum entasi di at tas, saat in i banyak ka ampung at au wilayah per w rkotaan mem mpunyai ko ndisi yang m memprihati nkan. Jika d diukur deng an variabel ter v rkait, sepert ti: kepadata n pendudu k yang di l luar batas, j jumlah ruan ng terbuka hija t au, kualitas kesehatan lingkungan n yang bur uk, maka p pembangun an k kembali ka ampung de engan men gkaitkannya a pada jeja aring infras struktur hij au menjadi seb m buah progra am yang m mendesak. B eberapa asp pek yang p perlu dibena ahi a antara lain adalah de engan jalan n menghu bungkan p program KO OGID deng an program tr p ransportasi umum (tra ansport orie ented devel opment), p rogram yan ng b berorientasi i pada pemb bukaan akse es seluas-lua asnya bagi k kampung (a access orient ted

  

d developmen nt), program m yang b berorientasi pada pew wadahan k kegiatan d an

  penduduk p kampung (p people and activity orie ented develo opment), at tau pun pa da pengoptima p alan jejarin ng ruang terbuka h ijau (green n infrastruc cture orient ted

  

d developmen nt). Semua program kegiatan ini dibing kai satu s sebagai SO OD

  (sustainabili ( ity oriented d developm ment). Setia ap progra m didedik kasikan pa da permasalah p an spesifi k kampun ng di Kot ta Yogyak karta. Seba agai conto oh, p pembangun nan berorie ntasi pada akses dihar rapkan mam mpu membu uka kampun ng dengan jeja d ring wilayah h kota yang lebih luas.

  Untu uk menunju ukkan releva ansi KOGID D dengan ap pa yang te lah dilakuk kan Pemerintah saat ini, p penelitian i ni menggu unakan eva luasi kebija akan maupu un program pe p emerintah y yang diimpl lementasika an di kampu ung perkota aan, misaln ya o oleh Kemen n PU dan Ke menpera (R Roychansyah

  h, 2010). Ada a 6 (enam) p program yan ng m menggunak kan kampun ng sebagai b basis pelaks sanaan prog gram. Empa at (4) progra am m masuk dal am kewen nangan Kem mentrian P Pekerjaan U Umum, yak kni KIP/C-K KIP (Kampung I ( Improvemen nt Program) ), P2KP (Pro ogram Pen gentasan K Kemiskinan di Perkotaan), NUSSP (Ne eighborhood d Upgrading and Shelter r Sector Proj ject), dan R PP ( (Rencana P Pembangun nan Permu kiman ata u juga di sebut CSP , Commun ity

  

Settlement P S Plan). Dua (2 2) program lainnya ma asuk dalam kewenanga n Kementri an

  Perumahan Rakyat (Me enpera), yak kni Bedah Ka ampung dan n PLP2K-BK (Penangan an Lingkungan n Perumaha an dan Perm mukiman K umuh Berb basis Kawasa an). Program m- p program ya ang diforma at dalam ba ahasa asing g, umumnya a mendapa tkan bantu an dari pihak d asing. Den gan metod de ini dihar rapkan, pap per ini dap pat menguk kur k kelayakan K KOD dalam m mengeval luasi progra am sebelum mnya dan menjadi sa atu m model pem mbangunan perkotaan secara terp padu. Menu urut Roycha nsyah (201 0), hasilnya m h enunjukkan n bahwa 6 6 (enam) p program ata au kebijaka an yang ad da, semuanya s menunjukk kan kondis i yang ma asih jauh dari ideal, yang har rus ditampilkan d n oleh mas ing-masing atribut ko ota kompak k. Atribut ya ang mungk kin dikaitkan p d pun, memer rlukan pen gkondisian pada bebe erapa aspe k lain seca ara menyeluruh m h dan sistem mik.

2 Kota Komp pak Berbasis s Kampung

  2.5

  g: Proposisi Kota Yogya akarta Model K