Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI SDN Inpres Buko Materi FPB Dan KPK Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI SDN
Inpres Buko Materi FPB Dan KPK Melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Melkianus Sagulani
SDN Inpres Buko, Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya pada materi FPB dan KPK dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Penelitian ini dilaksanakan di kelas
VI SDN Inpres Buko. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari dua kali pertemuan dalam satu siklus. Tahap yang digunakan mengikuti model Kemmis and Mc. Taggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komperatif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan peserta didik, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dari siklus I ke suklus II meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan Kooperatif Numbered Heads
Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya materi
FPB dan KPK.Kata Kunci: FPB dan KPK, metode Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) I.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan ( Farhan & Retnawati, 2014; Masykur &
Fathani, 2008). Hal ini dapat dilihat dari jam pelajaran matematika di sekolah lebih banyak daripada jam mata pelajaran lainnya. Pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Guru menyadari bahwa matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, pelajaran yang paling tidak disenangi dan ditakuti oleh sebagian besar peserta didik (
Farhan & Retnawati, 2014). Sehingga banyak peserta didik yang kurang memperhatikan ketika guru memberikan materi pelajaran serta banyak peserta didik yang enggan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.Ini menandakan bahwa keaktifan serta motivasi peserta didik dalam belajar matematika masih kurang, sehingga prestasi belajar matematika juga rendah.
Menurut Kline (dalam Pitadjeng, 2006) belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Pitadjeng (2006) menambahkan jika orang yang belajar akan merasa senang jika memahami apa yang dipelajari. Pendapat keduanya juga berlaku bagi siswa Sekolah Dasar yang sedang belajar Matematika. Oleh karena itu, di dalam belajar anak diberi kesempatan untuk merencanakan dan menggunakan cara belajar yang mereka senangi. Selain itu, guru dalam mengajarkan matematika harus mengupayakan agar siswa dapat memahami dengan baik materi yang sedang dipelajari. Oleh sebab itu, dalam pengajaran matematika peserta didik diharapkan lebih aktif dalam belajar, dengan demikian peserta didik bisa benar-benar paham dan bisa lebih lama untuk mengingat tentang materi pelajaran yang diberikan oleh guru.Keaktifan peserta didik dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar (Mariani, Wiarta, & Suara, 2014).
Permasalahan ini juga terjadi pada peserta didik kelas VI SDN Inpres Buko dalam materi KPK dan FPB. Tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pokok tersebut rendah. Hal ini diketahui dari hasil evaluasi bahwa dari 18 peserta didik, hanya 6 peserta didik (33,33 %) yang memperoleh nilai diatas KKM. Sedangkan nilai 12 peserta didik (66,67 %) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika kelas VI SDN Inpres Buko adalah 70 dan ketuntasan klasikal 80% dari seluruh peserta didik memperoleh nilai di atas KKM.
Menurut Mariani, Wiarta, dan Suara (2014) menerapkan strategi pembelajaran aktif dapat digunakan untuk menangani masalah-masalah pembelajaran yang berkaitan dengan kepasifan dan kurangnya motivasi siswa karena pembelajaran aktif menekankan siswa untuk melakukan sebagian besar aktivitas belajar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika materi FPB dan KPK melalui metode pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada peserta didik kelas VI SDN Inpres Buko. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka (Isjoni, 2009). Sedangkan Numbered Heads
Together (NHT) merupakan teknik belajar mengajar yang melibatkan banyak siswa
dalam mereview materi pelajaran serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama (Sonhadi, 2009).
II. METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SDN Inpres Buko yang berjumlah 18 peserta didik yang terdiri dari 12 laki-laki dan 6 perempuan. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus
- – Nopember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reasearch) yang hakekatnya digunakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran. Penelitian ini mengikuti tahapan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) yang secara garis besar ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yakni: 1. Perencanaan (planning), 2. Tindakan (acting), 3, Pengamatan (Observing), dan 4.Refleksi (reflecting). Keempat langkah ini berlangsung berulang.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa yang berbentuk nilai hasil ulangan atau test pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Sementara sumber data sekunder berasal dari catatan-catatan dan temuan teman sejawat selaku pengamat selama berlangsungnya penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik diskriftif kualitatif dan diskriftif komparatif. Analisi diskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai pada kondisi awal, dengan nilai pada siklus I dan pada siklus II. Sementara analisis kwalitatif didasarkan pada hasil observasi dan refleksi dari masing-masing siklus.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang FPB dan KPK di kelas VI SDN Inpres Buko dilaksanakan dengan metode ceramah yang memungkinkan guru yang selalu aktif dalam pembelajaran dan peserta didik hanya mendengarkan penjelasan dari pendidik yang membuat peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang mengakibatkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh peserta didik sangat rendah dan banyak yang tidak mencapai ketuntasan minimal. Dari 18 peserta didik hanya 6 (33,33 %) peserta didik yang memenuhi KKM dan 12 (66,67 %) peserta didik belum memenuhi KKM. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
Siklus I Terdapat 14 (77,78 %) peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar.
Nilai tertinggi dan terendah juga mengalami peningkatan. Untuk tertinggi yang tadinya 80 menjadi 90 dan yang terendah yang tadinya 30 menjadi 50. Untuk rata- rata nilai juga berubah yang sebelumnya 58,88 menjadi 73,89.
Walaupun mengalami peningkatan, akan tetapi belum dikatakan berhasil karena belum mencapai 80 % ketuntasan kelas atau belum melampaui KKM. Metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah tepat digunakan dalam materi FPB dan KPK karena sudah ada peningkatan dari segi apapun. Walaupun dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan yang terjadi.
Dari hasil refleksi, belum maksimalnya metode ini dikarenakan banyak peserta didik yang kurang fokus terhadap materi pelajaran dan masih banyak yang kurang paham dengan metode pembelajaran ini. Pada saat diskusi berlangsung, sebagian siswa masih banyak yang bermain dan sibuk sendiri serta mendiskusikan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Banyak siswa yang ketika mendapat giliran untuk menjawab, masih malu-malu. Untuk itu, guru diharapkan lebih mampu mendorong siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dan menumbuhkan sikap percaya diri siswa dalam menjawab soal.
Siklus II
Pada siklus II ini masih tetap dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), yang membedakan pada siklus II ini adalah jumlah kelompok dan anggota sertiap kelompoknya. Pada siklus II ini dengan cara membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang tadinya pada siklus I hanya 3 kelompok dan anggota kelompok juga berubah dari 6 peserta didik menjadi 3 peserta didik pada setiap kelompoknya yang membuat peserta didik mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam kelompoknya.
Pada siklus II ini mengalami banyak peningkatan karena dari 18 peserta didik 17 peserta didik (94,45 %) memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang sebelumnya hanya 14 (77,78 %). Untuk nilai tertinggi mengalami peningkatan dari 90 menjadi 100 sedangkan nilai terendah juga mengalami peningkatan yang tadinya 50 menjadi
60. Untuk rata-rata nilai yang sebelumnya 73,89 menjadi 81,67.
Siklus II sudah dikatakan berhasil karena dalam satu kelas yang nilainya mencapai KKM sudah diatas 80 %. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sangat tepat digunakan untuk materi FPB dan KPK mata pelajaran matematika kelas VI SDN Inpres Buko.
Pembahasan
Perbandingan hasil belajar dari prasiklus dampai siklus kedua dapat dilihat pada Tabel 1. Dengan KKM 70 peserta didik yang memenuhi KKM mengalami peningkatan dari 6 peserta didik menjadi 14 peserta didik atau 77,78 %. Sedangkan yang belum memenuhi KKM berkurang dari 12 peserta didik menjadi 4 peserta didik atau 22,22 %. Walaupun dalam pembelajaran peserta didik sudah mengalami peningkatan ketuntasan minimal, tapi belum dikatakan berhasil karena belum mencapai 80 % dari ketuntasan kelas, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran Siklus II.
Siklus II ini dikatakan sudah berhasil karena dari 18 peserta didik yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 17 peserta didik (94,45 %) dan yang belum tuntas 1 peserta didik (5,55 %). Berarti dapat dikatakan bahwa sudah mencapai ketuntasan kelas karena prosentase ketuntasan kelas sudah lebih dari 80 %, maka tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya dan untuk 1 peserta didik yang belum mencapai KKM akan dilakukan bimbingan khusus.
Tabel 1. Hasil Belajar dari Setiap Siklus
Siklus I Siklus II Pra SiklusKetuntasan Persentase Persentase Persentase Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) (%)
Tuntas 6 33,33 14 77,78 17 94,45 Belum Tuntas 12 66,67 4 22,22 1 5,55 Jumlah
18 100 18 100 18 100 Rata-rata 58,88 73,89 81,67 Nilai
80 90 100 Tertinggi Nilai
30
50
60 Terendah
Untuk lebih simpelnya peneliti sajikan dalam bentuk diagram grafik berikut ini :
Grafik 1. Grafik Perkembangan Perbaikan Pembelajaran Dari grafik di atas dapat kita ketahui bahwa nilai rata-rata mengalami peningkatan, nilai terendah juga mengalami peningkatan begitu pula dengan nilai tertinggi dari pra siklus sampai siklus II juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar pada setiap siklus menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) materi FPB dan KPK pada mata pelajaran matematika kelas VI SDN Inpres Buko lebih memuaskan, walaupun masih ada 1 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan. Untuk peserta didik yang belum tuntas diadakan bimbingan dan pembinaan khusus, tetapi secara keseluruhan proses pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK bisa dikatakan berhasil.
VI. PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan proses penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi FPB dan KPK peserta didik kelas VI SDN Inpres Buko telah dapat dibuktikan kebenarannya. Peningkatan hasil belajar siswa adalah 77,78 % pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 94,45 %.
Berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pembelajaran matematika tentang FPB dan KPK dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered
(NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN
Heads Together Inpres Buko.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam pembelajaran supaya prestasi belajar peserta didik meningkat adalah:
1. Bagi Guru 1.
Setiap guru hendaknya selalu memilih metode-metode dan media pembelajaran apa yang sesuai dengan materi pembelajaran,
2. Metode-metode dan media pembelajaran pada mata pelajaran matematika seyogyanya diharapkan bisa meningkatkan aktivitas dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, 3. Guru diharapkan inovatif dapat mengembangkan metode-metode pembelajaran terhadap materi pembelajaran matematika.
4. Senantiasa gunakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Siswa 1.
Peserta didik diharapkan selalu meningkatkan hasil belajarnya.
2. Peserta didik lebih fokus dalam menerima pelajaran dari guru.
3. Bagi Sekolah Sekolah disarankan mengupayakan adanya pelatihan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran selain ceramah, .
DAFTAR PUSTAKA
Farhan, M & Retnawati, H. (2014). Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari Prestasi Belajar, Kemampuan Representasi Matematis, dan Motivasi Belajar. Jurnal
Riset Pendidikan Matematika, 1 (2), 227-240. Doi: 10.21831/jrpm.v1i2.2678
Isjoni. 2009. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : CV Alfabeta. Masykur, Ag., M., & Fathani, A., H. (2008). Mathematical intelligence. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Mariani, N, K, K., Wiarta, I, W., & Suara, I, M. (2014). Pengaruh Strategi
Pembelajaran Aktif melalui Penerapan Model Make A Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdn 11 Padangsambian. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, (Online), Volume 2, Nomdiakses pada tanggal 25 Oktober 2017)
Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.