DEIKSIS DALAM PENERJEMAHAN FILM KARTUN A (1)

DEIKSIS DALAM PENERJEMAHAN FILM KARTUN AMRA' MIN AS-SAMA'
KHALQ AL-SHIRA’ 'ALA AL-HUKM WA AL-HIKMAH SULAIMAN.
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Matakuliah Seminar Proposal
Dosen Pembimbing : Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum.

Oleh:
Izzati : 11140240000016

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Metodologi Penelitian

1. Fokus Penelitian
2. Sumber Data
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Analisis Data
F. Kerangka Teori
1. Penerjemahan Film
2. Teknik-teknik Penerjemahan Film
3. Metode Penerjemahan Semantis
4. Dieksis
5. Jenis-jenis Dieksis
G. Sistematika Kepenulisan
BAB II KERANGKA TEORI
A. Penerjemahan Film Kartun
B. Teknik-teknik Penerjemahan Film
C. Metode Penerjemahan Semantis
D. Deiksis
E. Jenis-jenis Deiksis.
BAB III SEKILAS TENTANG FILM KARTUN AMRA' MIN AS-SAMA'
A. Sejarah Film Kartun Amra' Min As-Sama'
B. Biografi Penulis Naskah Film Kartun Amra' Min As-Sama'.

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN FILM KARTUN AMRA'
MIN AS-SAMA' KHALQ AL-SHIRA’ 'ALA AL-HUKM WA AL-HIKMAH
SULAIMAN.
A. Pendahuluan

B. Terjemahan Film Kartun Amra' Min As-Sama' Khalq Al-Shira’ 'Ala Al-Hukm Wa AlHikmah Sulaiman.
C. Metode Penerjemahan yang Digunakan
D. Deiksis dalam Terjemahan Film Kartun Amra' Min As-Sama' Khalq Al-Shira’ 'Ala AlHukm Wa Al-Hikmah Sulaiman.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

A. Latar Belakang
Deiksis berasal dari kata Yunani deiktikos yang berarti “hal menunjukkan secara
langsung”. Sebuah kata dikatakan deiksis apabila referennya berpindah-pindah atau
berganti-ganti, tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu.1 Nirmala (1988:
51)2 mendefinisikan deiksis sebagai an expression that one meaning but refers to
different entities as the extralinguistics context change ‘suatu ungkapan yang memiliki


satu makna, tetapi merujuk pada aneka entitas selaras dengan perubahan konteks
ekstralinguistik’. Deiksis sendiri merupakan sebuah pembahasan inti yang terdapat
dalam kajian pragmatik
Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau
penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnya studi ini
lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang
dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna yang terpisah dari kata atau frasa
yang digunakan tuturan itu sendiri. Pragmatik juga dapat didefinisikan sebagai studi
mengenai makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu.3 Manfaat pragmatik ialah bahwa
seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka,
maksud atau tujuan serta jenis-jenis tindakan yang diperlihatkan saat berbicara. Di era
modern ini, memahami dan mengerti makna dari lawan bicara (mitra tutur) sangat
penting karena komunikasi dapat berjalan lancar saat penutur dan mitra tutur paham
dengan apa yang dibicarakan.
Berkomunikasi tak melulu hanya menggunakan bahasa ibu (bahasa asal) namun
bisa menggunakan bahasa kedua dan lainnya. Dalam berkomunikasi pokok terpenting
adalah mengerti maksud yang bicarakan oleh lawan bicara (mitra tutur) begitupun
dengan bahasa yang digunakan. Bahasa sering kali menjadi kendala dalam
berkomunikasi selain asing atau jarang digunakan, kemampuan menerjemahkan atau

ilmu penerjemahan yang dimiliki sangatlah kurang.

1

F.X. Nadar mengutip Kaswanti Purwo dan Parker dalam bukunya berjudul Pragmatik dan Penelitian Pragmatik., (Graha
ilmu, Yogyakarta: 2009). H: 54.
2

M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Strategi, Metode, Prosedur, Teknik., (Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2011). H:108.

3

Geoffrey Leech, Prinsip-prinsip Pragmatik., (UI Press, Jakarta: 1993). H:ix.

Penerjemahan menurut Catford (1965: 20)4 ‘translation is the replacement of
textual material in one language by equivalent textual material in another language’.
Menurutnya, penerjemahan adalah pergantian materi tekstual dalam suatu bahasa
dengan materi tekstual yang padan dalam bahasa lain. Sedangkan menurut Pinhhuck
)1977: 38( dia menulis, ‘translation is a process of finding a TL equivalent for an SL

utterance’ yakni penerjemahan adalah proses penemuan padanan ujaran bahasa sumber
di dalam bahasa sasaran. Terlepas dari itu, menerjemahkan tak hanya sebatas
mengalihbahasakan teks sastra ataupun buku yang bersifat tulisan namun juga yang
bersifat audio-visual yang berdedikasi dalam penerjemahan suara, salah satunya adalah
penerjemahan film.
Menerjemahkan film sendiri merupakan salah satu proses penerjemahan yang
mengandalkan suara dan memang belum banyak diminati oleh para penerjemah. Selain
karena kurangnya pemahaman terhadap bahasa lisan, menerjemahkan film sendiri
memiliki banyak tahapan yang rumit mulai dari mendengarkan (istima’/listening),
menulis (kitabah/writing), menerjemahkan, dan membuat subtitle ataupun dubbing.
Selain itu, penerjemahan film bertumpu pada audio-visual.5
Film adalah sebuah lakon (cerita) gambar hidup.6 Film lebih identik diperankan
oleh sekelompok orang yang memerankan sebuah adegan, memiliki alur, plot (jalan
cerita), setting (tempat/lokasi) serta penokohan. Menurut sejarahnya film lahir di
Prancis, tepatnya pada tanggal 28 Desember 1895 dirintis oleh Lumiere bersaudara.7
Berdasarkan karakternya film dibagi menjadi empat yakni (1) film cerita (story film),
(2) film berita (newsreel), (3) film dokumenter (documentary film), (4) film kartun
(cartoon film).8

Film kartun (Cartoon Film) adalah film yang menciptakan khayalan gerak

sebagai hasil pemotretan rangkaian gambar yang melukiskan perubahan posisi. Berarti

4

5

Zuchridin Suryawinata, Sugeng Hariyanto, Translation Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan., (Kanikus,
Yogyakarta: 2003). H: 11.

Elvinaro Ardianto, lukiati Komala., Komunikasi Masa Suatu Pengantar, (Simbiosa Rekatama Media: Bandung, 2015).
H:148
6 Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline ., Edisi kelima, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
7 Biran, Misbach Yusa, Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa , (Komunitas Bambu, Depok: 2009) H: xv.
8 Elvinaro Ardianto, lukiati Komala., Komunikasi Masa Suatu Pengantar, (Simbiosa Rekatama Media: Bandung, 2015).
H:148.

juga gambar dengan penampilan yang lucu, berkaitan dengan keadaan yang berlaku.9
Film kartun sendiri dibuat untuk konsumsi anak-anak namun kenyataannya remaja
maupun dewasa juga menyukainya. Secara umum, film dibuat untuk menghibur

masyakat luas (penonton) dan tak jarang film diangkat dari cerita sejarah ataupun kisah
nyata. Walaupun yang merajai perfilman dunia adalah Amerika dengan Hollywood
namun benua asia khususnya Asia Barat Daya (Timur Tengah) mulai memproduksi
film-film baik khusus remaja maupun anak-anak (kartun).
Beberapa tahun terakhir, Timur Tengah juga memiliki film kartun yang diproduksi
sendiri, yakni Amra' Min As-Sama'. Di bawah arahan sang penulis Reda Taqtisi film
ini mampu menembus 50 episode yang setiap episode berdurasi 23 menit sampai 35
menit. Film ini sendiri berisi tentang kisah-kisah nabi terdahulu seperti Nabi Daud,
Nabi Sulaiman, Nabi Samuel, dan lainnya.
Alasan peneliti mengambil film kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa Al-Shira’
'ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini,
karena film ini sarat akan nilai-nilai pendidikan agama, selain itu film ini juga
menghadirkan kisah-kisah nabi terdahulu baik 25 nabi yang wajib diketahui umat Islam
ataupun nabi-nabi yang hanya dikenal oleh umat nasrani saja contoh nabi Samuel. Film
ini juga mampu menambah pengetahuan serta wawasan penonton. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk menjadikannya sebuah judul.
“Deiksis dalam Penerjemahan Film Kartun Amra' Min As-Sama' Khalqa AlShira’ 'Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Agar pokok pembahasan dalam penelitian ini tetap fokus pada inti permasalahan,
maka peneliti memberi batasan. Dalam penelitian ini, peneliti menerjemahkan Film

Kartun Amra' Min As-Sama' Khalq Al-Shira’ 'Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman
dengan menerjemahkan 35 menit sebagaimana durasi dari film. Selain itu, penulis juga
akan mengkaji metode penerjemahan semantis dan mengkaji deiksis yang terdapat
dalam film. Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

9

Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline., Edisi kelima, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.

1. Bagaimana penerapan metode penerjemahan semantis dalam penerjemahan
film kartun Amra' Min As-Sama' Khalq Al-Shira’ 'Ala Al-Hukm Wa AlHikmah Sulaiman?
2. Bagaimana deiksis yang terdapat dalam penerjemahan film kartun Amra' Min
As-Sama' Khalq Al-Shira’ 'Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:
1. Mengetahui proses menerjemahan film kartun Amra' Min As-Sama' Khalq AlShira’ 'Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman dengan metode penerjemahan
semantis.
2. Mengetahui jenis-jenis deiksis yang terdapat dalam film kartun Amra' Min AsSama' Khalq Al-Shira’ 'Ala Al-Hukm Wa Al-Hikmah Sulaiman yang
sebelumnya ditranskrip

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dapat menambah referensi ilmu bagi para penerjemahan yang akan
menerjemahkan film sebagai objek penelitian.
2. Menambah wawasan bagi peneliti, pembaca ataupun para penerjemah yang
akan menerjemahkan film.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan tinjauan pustaka ke beberapa karya
tulis ilmiah mahasiswa, baik di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah maupun di luar universitas. Peneliti menyadari bahwa penerjemahan serta
menerjemahkan film adalah dua hal yang baru di Indonesia khususnya film dengan
objek yang berbahasa Arab terlebih membahas deiksis di dalamnya. Peneliti sendiri
belum menemukan sebuah karya ilmiah yang khusus membahas penerjemahan film
ataupun menerjemahkannya. Kebanyakan objek yang dijadikan dalam penelitian
adalah subtitle yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa
sumbernya pun adalah bahasa Inggris. Namun peneliti menemukan beberapa karya
tulis ilmiah yang dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka dan masih memiliki
keterpautan dengan judul yang peneliti pilih.
Melly Amalia, Tarjamah (2010), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi berjudul Penerjemahan Dialog Arab Dalam Film Ayat-Ayat Cinta .


Berisi tentang analisis percakapan yang terdapat dalam film ayat-ayat cinta yang mana
sudah diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia dalam bentuk subtitle.
Siti Nur Asiah, Tarjamah (2014), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta. Judul skripsi Analisis Kualitas Terjemahan Subtitle Film Omar . Sang penulis
terdahulu hanya menganalisis kualitas dari subtitle film Omar baik keakuratan,
keberterimaan dan juga keterpahaman yang telah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia.
Skripsi karya Melly Amalia dan Siti Nur Asiah melakukan penelitian yang sama
dengan apa yang peneliti lakukan. Yakni, menjadikan sebuah film sebagai objek pokok
dalam penelitian. Adapun perbedaannya keduanya melakukan analisis terjemahan yang
sudah diterjemahkan melalui subtitle dan tidak bertautan dengan ilmu linguistik
lainnya, sedangkan peneliti sendiri melakukan penerjemahan langsung, membuat
subtitle serta mengkaji dalam ilmu pragmatik.
Nouval Fitriah, Tarjamah (2017), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul skripsi penerjemahan kitab Dau’u al-Misbah fi bayani ahkami al-nikah.
Meneliti tentang penerjemahan kitab serta penggunaan metode semantis dalam
terjemahanya serta penerapan strategi penerjemahan. Adapun perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jika Nouval Fitriah menerjemahkan kitab
klasik maka peneliti menggunakan film sebagai bahan penerjemahan. Selain itu,
Nouval dalam skripsinya tidak menerapkan ilmu linguistik dan murni menerjemahkan

sedangkan peneliti sendiri memasukkan pragmatik dalam analisis, dan juga peneliti
tidak mencantumkan strategi penerjemahan. Persamaan dari penelitian ini adalah
metode yang digunakan sama yaitu metode semantis dalam analisis terjemahan.
Siti Sarah Ismiani, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2016), Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi Deiksis Sosial Pada Surat
Pembaca Harian Kompas Edisi Juli 2016 Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Bahasa Dan Sastra Indonesia Di SMP. Membahas tentang deiksis sosial yang terdapat

dikolom surat pembaca harian terbitan kompas selain itu juga Siti Sarah juga
mencantumkan implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk
jenjang SMP.
Mega Noviana, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2016), Universitas
Lampung. Judul skripsi Deiksis Dalam Novel Mimpi Anak Pulau Karya Abidah ElKhalieqy Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah
Menengah Atas (SMA). Dalam penelitian ini, penulis terdahulu hanya mengkaji deiksis

yang terdapat dalam novel mimpi anak pulau karya abidah el-khalieqy selain itu juga
implikasi terhadap pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA).
Siti Sarah dan Mega Noviana melakukan penelitian yang sama yakni pada tataran
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Keduanya menggunakan media berbahasa
Indonesia jika Siti Sarah menggunakan surat pembaca harian maka Mega Noviana
menggunakan novel, begitupun dengan peneliti yang menggunakan audio visual berupa
film sebagai objek penelitian. Jika Siti Sarah menggunakan deiksis sosial dalam
penelitiannya dan Mega Noviana menggunaka deiksis secara umum (persona, waktu
dan tempat), maka peneliti pun menggunakan deiksis umum dan sosial.
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif sering
kali dijelaskan berdasarkan bentuk-bentuknya yang menggunakan kata-kata dan
merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh
sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti
mengajukan peranyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang
spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema khusus
ke tema umum,dan menafsirkan makna data.10 Sedangakan deskriptif merupakan data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Hal ini disebabkan
penerapan metode kualitatif. Dalam penelitian berbentuk studi kasus, deskiptif
kualitatif bersifat memusatkan diri pada suatu inti tertentu dari berbagai fenomena.11
1. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah menerjemahkan film kartun amra' min assama' khalq al-shira’ 'ala al-hukm wa al-hikmah sulaiman dengan durasi 35 menit.
Selain itu juga menganalisis penerapan metode yang digunakan dalam
menerjemahkan yakni metode penerjemahan semantik serta alisis deiksis yang
terdapat dalam film.
2. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode kepustkaan (library research) yang mana
digunakan untuk memperoleh data dengan penelitian guna menghasilkan
10

John W. Creswell, Research Desain Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, Dan Campuran. (Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2014). H: 4.

11

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualiatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya . (Kencana:
Jakarta, 2007). H: 68.

penelitian yang akurat. Agar hasil penelitian lebih maksimal, peneliti
menggunakan sumber data sekunder yang merujuk pada internet, dan juga jurnal
penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan sumber data primer dalam
penerjemahan film kartun amra' min as-sama' khalqa al-shir a’ ala al-hukm wa
al-hikmah sulaiman yang merujuk pada literatur karya Moch. Syarif Hidayatullah

berjudul Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. Karya Frans
Sayogie berjudul Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia.
Karya M. Zaka Al Farisi berjudul Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia
Strategi, Metode, Prosedur, Teknik. Karya F.X Nadar berjudul Pragmatik dan
Penelitian Pragmatik. Karya Louise Cummings berjudul Pragmatik Sebuah
Perspektif Multidisipliner. Adapun kamus yang digunakan selama penelitian

adalah Kamus Kontemporer Al-‘Asr Arab-Indonesia karya Atabik Ali dan Ahmad
Zuhdi Muhdlor. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia karya Ahmad Warson
Munawwir serta Kamus Mutarjim Arab-Indonesia Online karya Ali menurut
peneliti memudahkan dalam mencari kata dasar yang kemudian disamakan dalam
kamus.
3. Metode Penyediaan Data
Dalam penyediaan data penelitian ini, peneliti menggunakan metode simak
serta teknik catat. Teknik simak sendiri adalah cara yang digunakan oleh seorang
peneliti untuk mendapatkan data dari informan dan banyak digunakan dalam
penelitian bahasa.12 Dalam penelitian ini, peneliti mendengarkan serta menyimak
informan berdialog dengan lawan mainnya.
Teknik catat adalah teknik yang diaplikasikan setelah mendengar apa yang
diucapkan oleh informan. Teknik catat sangat penting dalam penelitian ini, selain
sebagai teknik lanjutan juga sebagai sarana bagi peneliti untuk lebih memahami
dialog yang diucapkan oleh informan. Selain itu, peneliti juga mengidentifikasi,
memilih, memilah dan menata data sesuai dengan konteks data.
4. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan beberapa langkah-langkah analisis
agar penelitian ini berjalan secara sistematis serta bertahap. Adapun tahap
penelitian tersebut.

12

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, Dan Tekniknya., (Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2011).
H: 92.

a) Menerjemahkan film kartun amra' min as-sama' khalqa al-shir a’ ala
al-hukm wa al-hikmah sulaiman dengan beberapa rujukan baik

kamus online maupun cetak.
b) Mengelompokkan hasil terjemahan film kartun amra' min as-sama'
khalqa al-shir a’ ala al-hukm wa al-hikmah sulaiman yang sesuai

dengan metode penerjemahan semantis.
c) Memilah hasil terjemahan film kartun amra' min as-sama' khalqa alshir a’ ala al-hukm wa al-hikmah sulaiman yang di dalamnya terdapat

deiksis.
F. Kerangka Teori
1. Penerjemahan Film
Kamus Besar Bahasa Indonesia laring (KBBI)13 menyatakan bahwa
penerjemahan adalah proses, cara, perbuatan menerjemahkan atau pengalihan
bahasa. Kata terjemah sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni ‫ ترجمة‬yang berarti
menjelaskan dengan bahasa lain atau memindahkan makna dari satu bahasa ke
dalam bahasa lain.14
Eugena Nida dan Taber (1974: 12)15 mengemukakan bahwa penerjemahan
“consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent
of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms
of style”. Jadi, penerjemahan adalah suatu upaya mengungkapkan kembali pesan

dan suatu bahasa ke dalam bahasa lain.
Moeliono (1989: 195) berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemah itu
merupakan kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan
padanan yang paling dekat dan wajah di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari
segi arti maupun gaya. Maka dari itu, penerjemah sejatinya adalah seorang
bilingual sekaligus bikultural. Penerjemahan tak hanya teks saja namun juga
melalui audio visual terutama film.

13

Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline., Edisi kelima, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

14

M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Strategi, Metode, Prosedur, Teknik., (Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2011). H:21.

15

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: 2008). H: 7.

Kamus Besar Bahasa Indonesia laring (KBBI)16 film berarti selaput tipis yang
dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau
untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop). Berarti juga
lakon (cerita) gambar hidup. Diciptakannya film adalah sebagai media hiburan
bagi penonton. Akan tetapi dalam film juga dapat terkandung fungsi informatif
maupun edukatif, bahkan persuasif.
Penerjemahan film berfungsi mengalihbahasakan isi film bahasa sumber
(bahasa asing bersangkutan) ke bahasa sasaran (bahasa Indonesia) baik
menggunakan teknik subtitle ataupun dubbing (sulih suara) yang mana bertujuan
agar penonton dapat menangkap isi yang disampaikan oleh sebuah film.
Penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan pada umumnya, karena
bertumpu pada audio dan visual.
2. Teknik-teknik Penerjemahan Film
Penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan pada umumnya. Film
merupakan media yang bertumpu dalam audio-visual. Dalam penerjemahan film
sendiri terdapat dua jenis di antaranya:
a. Subtitling
Subtitling adalah proses memasukan teks (bisa teks sumber sesuai
dengan penutur maupun teks terjemah bahasa penutur) kedalam suatu video
ataupun film.17 Sedangkan teks yang dimasukkan selama penerjemahan
adalah subtitle. Subtitle words printed on a film, translating the dialogue,
giving the dialogue for dear viewers18. Berarti juga judul tambahan, anak

judul, film: teks bawah pada film.19
Prinsip Subtitling, menurut Lina Ho (2005)20 adalah membantu
penonton memahami isi film bukan membuat penonton sibuk membaca

16

Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline., Edisi kelima, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

17

http://www. indotranslation.co.id/jasa.html?id=Subtitling. Diakses Sabtu, 13 Januari 2018. Pukul 20:38.

18

Oxford University Press is a Department of the university of Oxford, Oxford Learner’s Pocket Dictionary., (fourth edition,
Oxford university press: 2010). H: 443

19

KodeLokus, Kamusku Indonesia-Inggris Online, v6.6.2.

20

Dalam buku Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia , (lembaga penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta: 2008). H: 209.

subtitle. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh penerjemah dalam
membuat subtitle adalah21:
1) Harus diperhatikan time frame pemunculan subtitle yang didasarkan
pada time code (ukuran waktu dalam hh:mm:ss:ff)
2) Pemunculan subtitle amat ditentukan oleh penentuan in-point dan
out-point time code.

3) Waktu pemunculan subtitle adalah antara 2-7 detik.
4) Satu subtitle terdiri dari 2 baris, dan 1 baris maksimal 35 karakter.
5) Pemenggalan

kalimat

perlu

diperhatikan,

dengan

mempertimbangkan tata bahasa dan logika dalam satu kalimat.
6) Lirik lagu hanya diterjemahkan jika merupakan bagian dari film.
7) Jika ada repetisi kata, cukup satu yang diterjemahkan.
8) Cukup menerjemahkan kalimat yang jelas.
9) Tulisan di papan nama, surat, e-mail, dll. Diterjemahkan jika
berkaitan dengan isi film.
10) Nama sutradara, produser, aktor maupun tim kru yang muncul di
opening dan ending-title tidak perlu diterjemahkan.

11) Ungkapan dan peribahasa diterjemahkan dengan padanan yang
sesuai dengan bahasa sasaran.
12) Tidak perlu menerjemahkan semua secara detil
b. Dubbing (sulih suara)
Dubbing atau sulih suara adalah mengganti audio bahasa sumber (bahasa
asing) dengan bahasa sasaran (bahasa Indonesia).22 Untuk penerjemahan
film dengan teknik dubbing (sulih suara), penerjemah harus memperhatikan
beberapa hal berikut:23
1) Kalimat terjemahan sama panjang dengan kalimat bahasa sumber.
2) Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia luwes
yang baik dan benar.
21

Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer Dasar, Teori dan Masalah , (UIN
Press, Jakarta: 2014) h: 128.

22

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia , (lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: 2008). H: 211.

23

Lina Ho dalam Moh. Syarif Hidayatullah dalam buku Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer Dasar,
Teori dan Masalah, (UIN Press, Jakarta: 2014) h: 129.

3) Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber sama
panjang.
4) Hubungan antar kalimat tidak terputus.
5) Mengikuti tata bahasa Indonesia yang benar.
6) Kalimat atau kata sesuai dengan gambar.
7) Bahasa terjemahan mampu menunjukkan strata sosial pemeran.
8) Penerjemah harus jeli melihat ketidaksesuaian kata dengan gambar
film.
3. Metode Penerjemahan Semantik (Semantic Translation ).
Metode penerjemahan semantik merupakan salah satu metode yang
berorientasi pada Bsu (bahasa sumber). Berbeda dengan metode lainnya yang
mengorbankan ‘makna’ yang tepat serta hanya memperhatikan nilai estetik
(aspek keindahan dan keilmiahan) dari Bsa (bahasa sasaran)24, metode semantik
berfokus pada pencarian padanan pada tataran kata, namun tetap terikat dengan
budaya bahasa sumber. Oleh itu, penerjemahan semantik

berusaha

mengalihkan makna kontekstual bahasa sumber sedekat mungkin dengan
struktur sintaksis dan semantik bahasa target25, serta makna kata dan makna
kalimat ditinjau dari sudut konteks naskah sumber.26
Sebagaimana pendapat Peter Newmark terkait metode penerjemahan
semantik. “Semantic translations take more account of the aesthetic value.
Semantic translation is more flexibel, admits the creative exception 100%

fidelity and allows for the translator’s intuitive emphaty with the original.
Semantic translations is used for expressive texts. Semantic translation is
personal and individual, follows the thought processes of the author, tends to
over-translate, pursues nuances of meaning, yet aims at concision in order to

reproduce pragmatic impact”.27

24

Emzir, Teori dan Pengajaran Penerjemahan.,(RajaGrafindo Persada, Depok:2015). H: 61.

25

M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Strategi, Metode, Prosedur, Teknik., (Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2011). H:55.

26

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia , (lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: 2008). H: 92.

27

Nauval Fitriah dalam skripsinya berjudul penerjemahan kitab Dau’u al-Misbah fi bayani ahkami al-nikah, (Tarjamah,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2017). H: 24-15.

Metode penerjemahan semantik cenderung lebih kompleks, lebih terstruktur,
lebih terkonsentrasi dalam memperhatikan proses berpikir penulis teks bahasa
sumber daripada bertujuan memindahkan pesan. Hal ini dapat menyebabkan
penyimpangan antara norma bahasa sumber yang kemudian direfleksikan pada
norma bahasa sumber.28 Penerjemahan semantik juga mempertahankan idiolek
penulis teks bahasa sumber, khususnya bentuk ekspresi yang digunakan dalam
teks bahasa sumber. Metode ini lebih bersifat fleksibel dan memberi keluasan
pada penerjemah untuk berkreatifitas dan menggunakan intuisinya.29
4. Deiksis
Deiksis berasal dari kata Yunani deiktikos yang berarti “hal menunjukkan
secara langsung”. Sebuah kata dikatakan deiksis apabila referennya berpindahpindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata
itu.30 Nirmala (1988: 51)31 mendefinisikan deiksis sebagai an expression that
one meaning but refers to different entities as the extralinguistics context
change ‘suatu ungkapan yang memiliki satu makna, tetapi merujuk pada aneka

entitas selaras dengan perubahan konteks ekstralinguistik’.
Alwi mengatakan bahwa deiksis adalah gejala sematis yang terdapat pada
kata atau konstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan
memperhitungkan situasi pembicaraan. Kata atau konstruksi seperti itu bersifat
deiktis. Deiksis merujuk kepada waktu, tempat, persona semua dan smua hal
yang berhubungan dengan situasi pembicaraan.32
Deiksis disebut juga sebagai informasi kontekstual secara leksikal maupun
gramatikal yang menunjuk pada hal tertentu baik benda, tampat, ataupun waktu,
misalnya he, here, now. Ketiga ungkapan itu merupakan beberapa kata deiktik
yang memberi penunjuk pada konteks tertentu yang berarti bahwa makna ujaran
tersebut harus dipahami. Tenses atau kala juga merupakan deiksis, misalnya

28

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia , (lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: 2008). H: 93.

29

Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek)., (Humaniora, Bandung: 2005). H: 72.

30

F.X. Nadar mengutip Kaswanti Purwo dan Parker dalam bukunya berjudul Pragmatik dan Penelitian Pragmatik., (Graha
ilmu, Yogyakarta: 2009). H: 54.

31

M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Strategi, Metode, Prosedur, Teknik., (Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2011). H:108.

32

Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 2003). H: 42.

then hanya dapat dirujuk dari situasinya. Untuk menafsirkan deiksis-deiksis itu,
semua ungkapan bergantung pada penafsiran penutur dan pendengar dalam
konteks yang sama.33
Kridalaksana (2008:45)34 menyebut deiksis sebagai hal atau fungsi yang
menunjukkan sesuatu di luar bahasa, kata tunjuk pronomina )‫(ضمير‬, ketakrifan
)‫(معرفة‬, dan sebagainya memiliki fungsi deiktis. Terlebih bahasa Arab,
pemakaian deiksis persona, misalnya dalam satu kalimat atau paragraf bisa
banyak jumlahnya
Seorang penutur yang berbicara dengan lawan tuturnya seringkali
menggunakan kata-kata yang menunjuk baik pada orang, waktu maupun
tempat. Kata-kata yang lazim disebut dengan deiksis yang berfungsi
menunjukkan sesuatu, sehingga keberhasilan suatu interaksi antara penutur dan
mitra tutur sedikit banyak bergantung pada pemahaman deiksis yang digunakan
oleh penutur.
5. Jenis-jenis Deiksis
Deiksis dapat dibedakan dalam beberapa macam. Beberapa pakar
mengemukakan pendapat yang berbeda-beda mengenai jenis deiksis. F.X.
Nadar membagi deiksis menjadi tiga macam, yakni: (1) deiksis persona, (2)
deiksis waktu, dan (3) deiksis ruang. Sedangkan menurut Louise Cummings
deiksis dibagi menjadi empat macam, yakni: (1) deiksis persona dan sosial, (2)
deiksis waktu, (3) deiksis ruang, dan (4) deiksis wacana. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan pembagian deiksis menurut pendapat F.X. Nadar.
Levinson (1983: 62)35 berpendapat tentang klasifikasi deiksis:
Person deixis concerns the encording of the participants in the speech event
in which the utterance in question is delivered. Place deixis concerns the
encoding of spatial locations relative to the locations of the participants in the
speech event. Time deixis concerts the encoding of temporal points and spans
relative to the time at which an utterance was spoken (or a written message
inscribed).

33

George Yule, (Penerjemah Rombe Mustajab), Pragmatik, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2014). H: 14.

34

M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Strategi, Metode, Prosedur, Teknik., (Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2011). H:109.

35

F.X. Nadar Pragmatik dan Penelitian Pragmatik., (Graha ilmu, Yogyakarta: 2009). H: 55.

a) Deiksis persona/orang (person deixis).
Deiksis orang yang menjadi kriteria ialah peran peserta dalam
peristiwa bahasa. Peran peserta itu dapat dibedakan menjadi tiga macam.
Pertama ialah orang pertama yaitu kategori rujukan pembicara kepada

dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya, misalnya saya, kita,
kami. Kedua adalah orang kedua yaitu kategori untuk menunjuk kepada

satu atau lebih lawan tuturnya, misalnya kamu, kalian saudara . Ketiga
adalah orang ketiga yaitu kategori untuk menunjuk selain diri penutur
maupun lawan tuturnya, baik hadir maupun tidak, misalnya dia atau
mereka .

Menurut Huang (2007: 136)36deiksis persona (person deixis)
berhubungan dengan pemahaman mitra tutur tentang kategori persona
atau pemberian peran dalam suatu peristiwa tutur. Kategori persona atau
pemberian peran ini kemudian dibedakan menjadi persona I, persona II,
dan persona III. Dalam bahasa Arab terdapat 14 pronomina )‫(ضمير‬, yang
dikelompokkan berdasar pada aspek gender )‫(ت كير وتأنيث‬, aspek
numarelia )‫(ع د‬, meliputi tunggal )‫(مفرد‬, dual )‫(مثنى‬, dan plural )‫(جمع‬,
serta fungsi sintaksis )‫(وظيفة‬.
b) Deiksis tempat/ruang (place deixis).
Konsep tentang jarak yang telah disebutkan berhubungan erat dengan
deiksis tempat, yaitu tempat hubungan antara orang dan benda yang
ditunjukkan. Untuk bahasa Inggris kontemporer hanya memiliki dua
kata keterangan ‘di sini’ dan ‘di sana’, tetapi dalam teks-teks lama dan
beberapa dialek, dapat ditemukan seperangkat ungkapan deiksis jauh
lebih banyak. Sedangkan dalam bahasa Arab terdapat kategori deiksis
ruang yang bersifat (1) lokatif seperti ‫‘هنا‬di sini’ yang merujuk pada
tempat yang dekat, ‫‘هناك‬di sana’ yang merujuk pada tempat yang jauh,
dan sebagainya. (2) demonstratif seperti

‫‘ ه ا‬ini’,

‫‘ لك‬itu’, dan

sebagainya.

36

M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Strategi, Metode, Prosedur, Teknik., (Remaja Rosdakarya,
Bandung: 2011). H:110.

c) Deiksis Kala/Waktu (Time Deixis)
Levinson (1983: 73)37 menyatakan deiksis waktu menunjukkan
keterikatan dengan kata tense dan adverbia penanda waktu ‘time
adverbs’. Senada dengan itu, menurut Mey (1993: 93), ungkapanungkapan deiksis waktu menunjuk pada sesuatu keadaan dengan sudut
pandang tertentu. Dalam bahasa Arab yang termasuk deiksis kala, antara
lain, ‫‘باأمس‬kemarin’, ‫‘غ ا‬besok’, ‫‘ البا حة‬tadi malam’, ‫‘ اليوم‬hari’, dan
lainnya.
Satu tipe dasar dari deiksis waktu (tapi sering kali tidak dikenali)
dalam bahasa Inggris adalah pemilihan waktu kata kerja. Sedangkan
bahasa-bahasa yang lain memiliki banyak bantuk kata kerja yang
berbeda seperti halnya waktu-waktu yang berbeda. Bahasa Inggris hanya
memiliki dua bentuk dasar, waktu sekarang (kini) dan lampau.
Waktu sekarang adalah bentuk proksimal dan waktu lampau adalah
bentuk distal. Sesuatu yang terjadi atau berlangsung di waktu lampau,
diperlakukan secara khusus sebagia jauh dari dari situasi arah penutur.
Barangkali secara lebih tidak jelas, sesuatu yang diperlakukan tidak
mungkin secara khusus (atau tidak mungkin) dari situasi penutur yang
sedang berlangsung juga ditandai melalui bentuk distal (waktu
lampau).38
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari
beberapa sub-bab, yang akan diperincikan sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari enam sub-bab meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II merupakan kerangka teori yang terdiri dari empat sub-bab meliputi
penerjemahan film kartun, teknik-teknik penerjemahan film, metode penerjemahan
semantis, deiksis, serta jenis-jenis deiksis.

37

F.X. Nadar Pragmatik dan Penelitian Pragmatik., (Graha ilmu, Yogyakarta: 2009). H: 56.

38

George Yule, (Penerjemah Indah Fajar Wahyuni), Pragmatik, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2014). H: 14.

Bab III membahas seputar korpus penelitian meliputi sejarah film kartun amra' min
as-sama', serta biografi penulis naskah film kartun amra' min as-sama'.
Bab IV merupakan pembahasan yang terdiri dari dua sub-bab yakni
pertanggungjawaban terhadap metode penerjemahan yang digunakan serta deiksis yang
terdapat dalam perjemahan Film kartun amra' min as-sama' khalq al-shira’ 'ala al-hukm
wa al-hikmah sulaiman.
Bab V merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan juga saran.

DAFTAR PUSTAKA
Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia Strategi, Metode, Prosedur,
Teknik., Remaja Rosdakarya, Bandung: 2011.

Ardianto Elvinaro, lukiati Komala, Komunikasi Masa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama
Media: Bandung, 2015.
Arif, M Sarief. Politik Film di Hindia Belanda , Komunitas Bambu: Depok, 2010.
Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline, Edisi
kelima, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Biran Misbach Yusa, Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa , Komunitas Bambu, Depok:
2009.
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial lainnya ., Kenca, Jakarta: 2017.

Crswell, W. John. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran., Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2016.

Cummings,

Louise.

Pragmatik

Sebuah

Perspektif

Multidisipliner.,Pustaka

Pelajar,

Yogyakarta: 2007.
Emzir. Teori Dan Pengajaran Penerjemahan., RajaGrafindo Persada, Jakarta: 2015.
Fitriah, Nauval. Penerjemahan Kitab Dau’u Al-Misbah Fi Bayani Ahkami Al-Nikah., Skripsi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2017.
Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer .,
Alkitabah: Tangerang Selatan, 2014.
KodeLokus. Kamusku Indonesia-Inggris Online., v6.6.2: Bandung .
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa ., Nusa Indah, Flores: 1994.
Leech, Geoffrey. Prinsip-prinsip Pragmatik., UI press, Jakarta: 1993.
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya , Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2011

Nababan, Rudolf, Teori menerjemahkan Bahasa Inggris., Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2007.
Nadar, F.X, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik., Graha Ilmu, Yogyakarta: 2009.
Oxford University Press is a Department of the university of Oxford, Oxford Learner’s Pocket
Dictionary., fourth edition, Oxford university press: 2010.

Sayogie, Frans, Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia., Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2008.
Suryawinata, Zuchridin, Sugeng Hariyanto, Translation Bahasan Teori & Penuntun Praktis
Menerjemahkan., Kanikus, Yogyakarta: 2003.

Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek)., Humaniora, Bandung: 2005.
Yule George, Pragmatik., Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2014.
http://www. indotranslation.co.id/jasa.html?id=Subtitling. Diakses Sabtu, 13 Januari 2018.
Pukul 20:38.

LAMPIRAN
Terjemahan

Percakapan Bahasa Arab

– ‫ء‬

Perintah dari langit.
Perselisihan terhadap hukum serta kebijakan Sulaiman

Daud: Ya Allah, sesungguhnya tubuh ini semakin hari
semakin lemah dan bertambah tua. Hamba telah
melakukan yang terbaik dalam menyebarkan
agama-Mu. Kini, waktunya telah tiba untuk
memilih siapa yang akan menggantikanku agar
dia menegakkan dengan tinggi kalimat-Mu dan
menyebarkan

agama-Mu

dengan

penuh

kekuatan.

Jibril: wahai Daud, hamba-hamba Allah yang paling
mulia, sesungguhnya Allah telah mengabulkan
doamu yang kau panjatkan terus menerus dan
Dia juga telah memilih penggantimu.

Daud: alhamdulillah, bolehkah aku tahu nama orang
itu?

Jibril: dia adalah anakmu Sulaiman, seorang pemuda
ahli ibadah dan hamba yang paling dekat
dengan-Nya.

‫لس‬

‫لح م‬

No

‫ء من‬
‫ع ع‬
‫س ي‬

‫أم‬
‫لص‬
‫ح‬

2

‫أضعف‬

‫ ي ه‬:
‫فشي‬
‫شي‬
‫ق‬
‫أص ح م مس‬
‫ف‬
‫مت ب ضف ج‬
‫ل س‬
‫ل‬
‫ه‬
‫ لم حين‬.‫ي ك‬
‫ل قت ل ن ت‬
‫من يحل م ن ح‬
‫ه‬
‫ب عاء ك‬
‫ي‬
‫ي ك ب ي ي‬
‫نش‬
. ‫أك‬
‫ب‬
‫ ي‬,
‫ ي‬: ‫يل‬
‫ه ل‬
‫أن ل ع‬
‫ه ع‬
‫س‬
‫ق أي‬
‫ل س‬
‫م نك‬
‫عين من ي‬

3

‫ج‬

‫ هل‬,‫ه‬
‫ ل‬:
‫أس طيع أ أع ف‬
‫لشحص؟‬
‫سم ه‬
‫ب ك‬
‫ ه‬: ‫يل‬
‫شب‬
‫ف‬
‫س ي‬

1

4

5

‫ج‬

6

‫ل ص ين من‬
‫بين‬
‫ه ل‬
Daud: terimakasih Ya Allah, hamba merasa terhormat
anakku Engkau berikan kedudukan yang tinggi.
Terimakasih Ya Allah

Jibril:

wahai

Daud,

ketahuilah

bahwa

Allah

memberikan kedudukan ini pada Sulaiman
bukan karena engkau ayahnya yang juga
keturunan nabi, akan tetapi ia pantas untuk itu.
Allah memuliakan ibadah karena niatnya
begitupun dengan amal sholehnya.

‫ه‬

‫لك ي‬
‫ ش‬:
‫ت مت ع ي‬
‫ل‬
‫ه‬
‫م ح ب‬
. ‫لع ل‬
‫ل‬
.‫لك ي ه‬
‫ش‬

‫ ي‬: ‫يل‬
‫ع م أ ه لم‬
‫ه‬
‫س ي‬
‫ي ح‬
‫انك أنت‬
‫ل ت‬
‫ه من سال‬
‫أب‬
‫ان ي ء بل انه‬
‫أنسب ل‬
‫ك‬
‫ه ي‬
‫ل‬
‫ب ي م‬
‫لع‬
. ‫أع ل م لص لح‬

Syarun: aku tidak akan pernah merasa tenang.

baiklah,

baiklah,

memperbaikinya

kamu

harus

segera

dengan

cepat

karena

8

‫لك‬

‫ ا أشع‬:
‫ش‬
‫ي حسن أب‬

9

‫ ا ت‬:
‫أ يل‬
‫أبي سي حسن ح ا‬

... ‫ أجل‬:
‫ ي ب أ‬...‫أجل‬
‫ي حسن بس ع أ‬
‫ل قت م سب ج‬

10

11

‫م‬
‫ م‬:
‫أ يل‬
‫نحن ن ف في جه‬
‫ل‬
‫لح م‬

12

.
pemerintah akan tetapi kita selalu gagal.

‫ج‬

‫ش‬

sekarang adalah waktu yang tepat.

Ariel: sudah sejak lama, kita berusaha melawan

7

,

‫ق ي‬

Ariel: jangan cemas ayah, semua akan baik-baik saja.

Syarun:

‫من‬
‫ع‬

Pertama Samuel, Luth, dan sekarang Daud. Kini
ia tengah berada di puncak tertinggi.

Syarun: kini, Daud telah lanjut usia. Ia mempunyai 3
putera setelah ia meninggal dan kemudian
agama kita akan memiliki kekuasaan sendiri
dan ke-3 anaknya akan berpikir apa yang akan
mereka lakukan.

Ariel: tentu saja, bukankah begitu ayah?

Syarun: baiklah, baiklah tapi sekarang aku tak bisa
berpikir dengan baik. Dan aku akan membuat
rencana yang lebih baik.

Ariel: aku berharap bisa memperbaiki semuany dengan
cepat karena ayah memiliki posisi yang tinggi
dikeluarga

kita.

Namun,

aku

menyesali

keadaanmu yang masih sakit dan tak bisa
melakukan apapun.

Syarun: dengarkan nasehatku ini Ariel, pikirkan saja
cara kita untuk mendapatkan target dan untuk

‫ل‬

‫ ك‬.
‫فش‬
‫ص م ئيل بع ه‬
‫ا‬
‫ط ل‬
‫ه ف ق ه‬
‫ل‬
.
‫ل‬

‫أص ح‬
:
‫ل يه ثاث‬
‫ه م‬
‫ف‬
‫أب ء أ بع‬
‫ل ي‬
‫سي‬
‫أب ء‬
‫ح‬
‫ح م‬
‫ثاث أم ء ي ب أ‬
.‫ف من ن ع ه‬
‫ن‬

‫ش‬

13

‫ لح ل م‬:
‫أ يل‬
‫ب ل كي أليس ك لك ي‬
‫أبي؟‬

14

...‫ أجل‬:
‫ا‬
‫ ه ل‬...‫أجل‬
‫ي‬
‫أسطيع ل‬
‫ا س ضع خط‬
‫جي‬
.‫ع م أتحس‬

‫ش‬

15

‫أ‬
‫ أت‬:
‫أ يل‬
‫ت حسن بس ع انك‬
‫ف‬
‫ق‬
‫أنت أك‬
‫ل ن لاسف‬
‫ع ئ‬
‫أنت م سض لم‬
‫تس طيع فعل أ شيئ‬

16

‫ س ع ه‬:
,‫ل صيح ي أ بل‬
‫ل ص‬
‫ف‬
‫ف‬

‫ش‬

17

mendapatkannya kita harus memaafkan seorang
pun.

‫من‬
‫لي‬
‫أب‬

...‫ أبي‬:

Ariel: ayah... ayah...

Syarun: dadaku, dadaku...

Ariel : apa yang terjadi padamu ayah?

Syarun: dadaku Ariel, panggilkan aku tabib.

Ariel: ayah, tidak, tidak... akan kupanggikan sendiri
ayah.
Syarun: bawakan tabib Ariel, dadaku sangat sakit.

Ariel: ilyas... ilyas... ilyas...ilyas... ilyas... ilyas...
ilyas...!

Ilyas: saya datang tuan.

Ariel: Sepertinya banjir akan datang malam ini, apa
kamu tak ingin pergi ke kendang?

Ilyas: baik tuan

‫اه فك ف ط‬
‫أجل ل ص‬
‫ا ت حم أخح‬

....
‫حصل لك‬
‫أ يل‬

‫أ يل‬
...‫أبي‬

‫ ص‬:
....
‫ م‬:

18

‫ش‬
‫ص‬

19

‫أ يل‬
‫ي أبي؟‬

20

‫ ص‬:
‫لط يب‬
‫ل‬

‫ش‬
‫أ ع‬

21

‫ ا ا‬...‫ أبي‬:
‫أ يل‬
‫أبي‬
‫ن كك ب ح‬

22

‫لط يب‬
‫ي ل‬

‫ش‬
‫ي‬

23

...‫ لي س‬,‫ ا‬:
‫أ يل‬
...‫ لي س‬...‫لي س‬
...‫ لي س‬...‫لي س‬
...‫لي س‬
!...‫لي س‬

24

‫ أن ج‬: ‫لي س‬
‫ي م لي أن ف خ م‬

25

‫ل ع‬
‫ ط ف‬:
‫أ يل‬
‫هل‬
‫من لي‬
‫ي لح‬
‫أسط ل؟‬
‫ت‬

26

‫م لي‬

‫ أح‬:
‫أ يل ص‬

‫ أجل ي‬:

‫لي س‬

27

Ariel: hewan-hewan itu takut akan kilat dan juga
guntur. Pergilah, ke kendang dan duduklah di
sana sampai subuh.

Ilyas: baik tuan

‫ن‬

‫لحي‬
:
‫أ يل‬
‫ت ف من ل‬
‫هب ل‬
‫ل ع‬
‫اسط ل أقع ه‬
‫لص‬
‫ح‬

‫م اء‬

‫ي‬

‫ أم‬:

‫لي س‬

28

29