PENGARUH THIDIAZURON DAN NAPHTALENE ACETIC ACID UNTUK INDUKSI EMBRIOGENESIS SOMATIK DARI DAUN ANGGREK Phalaenopsis “Sogo Vivien”

Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 31- 40
ISSN 2087 - 7889

Vol. 07. No. 1

PENGARUH THIDIAZURON DAN NAPHTALENE ACETIC ACID UNTUK
INDUKSI EMBRIOGENESIS SOMATIK DARI DAUN ANGGREK Phalaenopsis “Sogo
Vivien”
Pauline Destinugrainy Kasi1 dan Endang Semiarti2
1

Program Studi Biologi, Fakultas Sains, Universitas Cokroaminoto Palopo
2
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada
Email: pauline@uncp.ac.id

ABSTRAK
Phalaenopsis “Sogo Vivien” merupakan salah satu anggrek hibrida hasil persilangan
Phalaenopsis “Sogo Alice” X Phalaenopsis “Zuma‟s Pixie” dengan karakteristik morfologi
berukuran mini serta memiliki bunga serta percabangan infloresensia yang banyak, sehingga
dapat digunakan sebagai tanaman hias dalam pot. Embriogenesis somatik merupakan teknik

mikropropagasi in vitro yang dapat menghasilkan anakan yang seragam dalam jumlah besar.
Induksi embriogenesis somatik pada anggrek P. “Sogo Vivien” dapat dilakukan melalui
perlakuan zat pengatur tumbuh Thidiazuron (TDZ) (0,5 dan 10 mg/l) yang dikombinasikan
dengan Naphtalene Acetic Acid (NAA) 1 mg/l. Eksplan yang digunakan berupa daun dari
seedling in vitro anggrek P. “Sogo Vivien”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TDZ 10 mg/l
yang dikombinasikan dengan NAA 1 mg/l mampu menginduksi pembentukan embrio somatik
secara langsung pada eksplan daun anggrek P. “Sogo Vivien” in vitro. Efisiensi pembentukan
embrio somatik yang diperoleh adalah 5,7% dengan jumlah embrio somatik yang terbentuk
adalah 57 embrio dari 1 eksplan daun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa embrio somatik
dapat diinduksi pada eksplan daun anggrek P. “Sogo Vivien”dengan menggunakan TDZ dan
NAA
Kata kunci : anggrek, embriogenesis somatik, thidiazuron, naphthalene-acetic-acid.

2009).

PENDAHULUAN
Tanaman anggrek telah menjadi tanaman

Di


Phalaenopsis

industri bernilai tinggi di beberapa negara

paling

seperti

Peningkatan

Malaysia

Thailand,
dan

Australia,

Singapura,

Indonesia.


Anggrek

terutama

antara

genus

tersebut,

merupakan anggrek

popular

(Griesbach,

kualitas

ditujukan


anggrek
untuk

yang
2002).
hibrida

mendapatkan

dipasarkan sebagai bunga potong maupun

warna bunga, corak bunga dan ukuran bunga

tanaman

Cymbidium,

yang baru. Selain itu juga diupayakan untuk


Dendrobium, Oncidium dan Phalaenopsis

mendapatkan jumlah bunga yang banyak.

merupakan anggrek yang paling banyak

Lebih

diminati oleh pasar global (Chugh et al.,

komersial telah didaftarkan untuk memenuhi

pot.

Genus

dari

100.000


anggrek

hibrida

31

Pauline Destinugrainy Kasi dan Endang Semiarti (2016)
permintaan bunga potong (cut-flowers) dan

Perbanyakan suatu jenis anggrek tertentu

tanaman pot (potted-plant) di seluruh dunia

umumnya

(Vendrame et al., 2007).

mikropropagasi bagian dari organ anggrek

Permintaan akan tanaman hias dalam pot


tersebut

dilakukan

secara

in

dengan

vitro.

teknik

Perbanyakan

semakin meningkat dalam dekade terakhir.

vegetatif dengan menggunakan mata tunas


Perbanyakan anggrek untuk tanaman hias

dari tangkai bunga dinilai tidak efektif

dalam pot berbeda dengan bunga potong.

karena hanya menghasilkan satu tanaman

Selain warna

yang

dari setiap tunas (Kosir et al., 2004).

menarik, habitus vegetatif tanaman juga

Produksi massal dalam waktu yang cepat,

merupakan


harus

serta menghasilkan anakan anggrek yang

diperhatikan. Habitus tanaman yang kecil

identik dengan induknya dibutuhkan untuk

(mini),

banyak,

memenuhi permintaan pasar. Salah satu

percabangan infloresensia yang banyak,

teknik mikropropagasi in vitro yang dapat

mudah dipelihara dan cepat berbunga adalah


menghasilkan anakan yang seragam dalam

kriteria yang diinginkan untuk tanaman hias

jumlah besar adalah melalui embriogenesis

dalam pot (Tang and Chen, 2007). Salah

somatik (Arnold et al., 2002).

satu anggrek hibrida Phalaenopsis yang

Pembentukan

dan corak bunga

faktor

jumlah


penting

bunga

yang

yang

embrio

somatik

memenuhi kriteria untuk menjadi tanaman

membutuhkan eksplan (bahan tanaman)

hias dalam pot adalah Phalaenopsis “Sogo

yang berbeda. Penggunaan eksplan daun

Vivien”. Ukuran tanaman mini dan bunga

untuk menghasilkan embrio somatik telah

warna pink dengan pola bergaris membuat

dilakukan pada beberapa jenis anggrek

tanaman

nilai

seperti Phalaenopsis (Chen and Chang,

komersial yang tinggi dan banyak diburu

2006; Kuo et al., 2005; Utami et al., 2007),

oleh para kolektor anggrek. Untuk menjaga

Doritenopsis (Park et al., 2002), Oncidium

keberlangsungan bisnis anggrek hibrida

(Chen et al., 1999), Dendrobium (Martin

diperlukan kontinyuitas penyediaan bibit

and Madassery, 2006) dan Paphiopedilum

tanaman dalam jumlah besar. Namun,

(Chen et al., 2004).

anggrek

ini

memiliki

informasi mengenai propagasi anggrek P.

Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan

“Sogo Vivien” masih sedikit dan belum ada

komponen

publikasi ilmiah mengenai hal tersebut.

embriogenesis somatik (Jimenez, 2001).

penting

dalam

proses

Induksi kalus dan embriogenesis somatik
32

Pengaruh Thidiazuron dan Naphtalene Acetic Acid untuk Induksi Embriogenesis Somatik
dari Daun Anggrek Phalaenopsis “Sogo Vivien”
dan

Alat yang digunakan untuk pembuatan

menggunakan

medium kultur adalah timbangan analitik,

senyawa auksin dan sitokinin telah banyak

labu Erlenmeyer, magnetic stirrer, gelas

dilakukan,

dengan

beker, botol kultur, cawan petri, mikropipet,

menggunkan ZPT thidiazuron (TDZ) dan α-

pipet tip, kertas indikator pH, pipet, batang

naphtaleneacetic acid (NAA) (Park et al.,

pengaduk, blender, penyaring dan autoclave.

2002; Tokuhara and Mii, 2001; Utami et al.,

Alat

2007). Pada penelitian ini ingin didapatkan

penanaman eksplan adalah Laminar Air

metode efektif untuk perbanyakan anggrek

Flow (LAF), pinset, scalpel, cawan petri,

pada

anggrek

dengan

Doritaenopsis

P.

Phalaenopsis

salah

“Sogo

satunya

Vivien”

embriogenesis

melalui

somatik

yang

digunakan

dalam

proses

induksi

lampu Bunsen, labu Erlenmeyer dan gelas

dengan

beker.

menggunakan

ZPT

TDZ

yang

Bahan yang digunakan dalam penelitian

dikombinasikan

dengan

NAA

dengan

ini terdiri atas bahan tanaman dan bahan

menggunakan eksplan berupa daun dari

kimia. Bahan tanaman berupa daun in vitro

seedling in vitro anggrek P. “Sogo Vivien”.

anggrek P. “Sogo Vivien”. Bahan kimia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

yang

digunakan

meliputi

komponen

menentukan konsentrasi yang tepat dari

penyusun medium New Phalaenopsis (NP)

TDZ yang dikombinasikan dengan NAA

menurut Islam et al. (1998) (Lampiran 1),

untuk menginduksi embriogenesis somatik

sukrosa (Merck), bahan pemadat Gellan

P. “Sogo Vivien”.

Gum, arang aktif (Merck), zat pengatur

Penelitian ini diharapkan memberikan

tumbuh Thidiazuron (Caisson) dan NAA

manfaat antara lain : 1) memberikan

(Merck) dan alluminium foil.

informasi tentang teknik perbanyakan klonal

Cara Kerja

anggrek P. “Sogo Vivien” yang efektif, efisien

Pembuatan medium kultur

serta aplikatif sehingga dapat mendukung

Medium kultur yang digunakan adalah

peningkatan

dapat

medium NP dengan kombinasi TDZ (0, 5

memproduksi bibit anggrek P. “Sogo Vivien”

atau 10 ) mg/L dan NAA 1 mg/L masing-

secara massal.

masing sebanyak 250 mL.

METODE PENELITIAN

medium kultur secara umum adalah sebagai

Alat dan Bahan

berikut: disiapkan akuades sebanyak 100

industri

anggrek;

2)

Pembuatan

mL di dalam labu Erlenmeyer. Masing33

Pauline Destinugrainy Kasi dan Endang Semiarti (2016)
masing komponen makronutrien ditimbang

diambil dengan cara dipotong di bagian

sesuai dengan tabel komposisi medium

pangkalnya.

(Lampiran

dengan

menjadi dua bagian yaitu bagian ujung dan

menggunakan magnetic stirrer. Setelah

pangkal. Eksplan lalu ditanam pada medium

semua

kultur. Setiap cawan petri diisi 5 potongan

1),

dilarutkan

makronutrien

ditambahkan

larut,

dibagi

eksplan. Cawan petri yang berisi eksplan

mikronutrien, 250 µL stok vitamin, 1.250

diinkubasi dalam kondisi gelap (dibungkus

µL stok senyawa besi dan stok zat pengatur

dengan aluminium foil) dan diletakkan pada

tumbuh (1,25 mL atau 2,5 mL TDZ serta

ruang inkubasi dengan suhu 26°C selama 8

250

larut

minggu. Subkultur pada media yang sama

kemudian ditambahkan 37,5 mL air kelapa

dilakukan setiap 4 minggu. Setelah itu

dan 5 g sukrosa. pH medium dibuat pH 5-6

eksplan diinkubasikan pada ruang inkubasi

dengan menggunakan NaOH 0,1 N atau HCl

dengan pencahayaan lampu TL cool-white

0,1 N. Terakhir dimasukkan 0,25 g arang

fluorescent 18 watt (~ 40 lux), suhu (26 ±

aktif dan 0,5 g Gellan Gum sebagai bahan

2) °C dengan durasi pencahayaan 8 jam

pemadat, kemudian medium dipanaskan

terang dan 16 jam gelap. Setiap minggu

hingga

dilakukan pengamatan terbentuknya embrio

NAA).

Gellan

250

daun

µLstok

µL

berturut-turut

kemudian

Selanjutnya

Setelah

Gum

semua

larut.

Medium

selanjutnya disterilisasi dengan autoclave
pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi selama

somatik.
Eksplan yang membentuk embrio

15 menit, kemudian medium dituang ke

somatik

kemudian

dipindahkan

pada

dalam cawan petri. Cawan petri berisi

medium

NP

penambahan

ZPT.

medium disegel dengan plastik wrap dan

Subkultur dilakukan dengan medium baru

didinginkan hingga membeku.

setiap 4 minggu sekali hingga terbentuk

Penanaman eksplan. Daun in vitro

plantlet.

tanpa

Persentase

eksplan

yang

yang digunakan sebagai eksplan tidak

membentuk embrio somatik dihitung dengan

disterilisasi. Daun yang digunakan adalah

menggunakan rumus sebagai berikut:

daun ketiga dari pangkal batang tanaman
anggrek in vitro berumur

2 tahun. Daun
x 100%

34

Pengaruh Thidiazuron dan Naphtalene Acetic Acid untuk Induksi Embriogenesis Somatik
dari Daun Anggrek Phalaenopsis “Sogo Vivien”
Sedangkan efisiensi pembentukan embrio

sebagai sumber eksplan (Gambar 1A).

somatik dihitung dengan

menggunakan

Embrio somatik terbentuk pada eksplan

rumus : Jumlah embrio somatik yang

daun bagian pangkal yang dikulturkan pada

terbentuk

medium NP dengan penambahan TDZ 10

X

persentase

eksplan

yang

membentuk embrio somatik.

mg/L dan NAA 1 mg/L. Dari 5 eksplan yang
dikulturkan,

embriogenesis

1

eksplan

yang

membentuk embrio somatik. Sementara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Induksi

hanya

somatik

pada eksplan daun bagian ujung dan pada

pada daun in vitro anggrek P. “Sogo Vivien”

perlakuan TDZ 0 dan

menggunakan eksplan daun kedua dari

ada

pangkal batang plantlet anggrek P. “Sogo

somatik (Tabel 1).

eksplan

yang

5 mg/L tidak
membentuk

embrio

Vivien” in vitro yang berumur 2 tahun
Tabel 1. Persentase pembentukan embrio somatik pada daun in vitro anggrek P. “Sogo Vivien”
dengan kombinasi TDZ dan NAA, 8 minggu setelah tanam.

Media
Perlakuan

T0N1
T5N1
T10N1

Jumlah
Eksplan
Awal

Asal
Eksplan

5
5
5
5
5
5

Pangkal
Ujung
Pangkal
Ujung
Pangkal
Ujung

Persentase
Jumlah Eksplan Eksplan yang
yang Membentuk Membentuk
Embrio Somatik
Embrio
Somatik
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
1
20 %
0
0%

Daun pada bagian pangkal memiliki sel-

amabilis

sel yang secara fisiologis lebih muda

somatik.

untuk

Jumlah
Embrio
Somatik
yang
Terbentuk
0
0
0
0
57
0

mendapatkan

embrio

ujung,

Pada perlakuan TDZ 5 mg/L dan NAA 1

sehingga terdapat lebih banyak sel yang

mg/L hanya terbentuk kalus namun tidak

bersifat meristematis dan dapat tumbuh

bersifat

menjadi embrio somatik. Utami et al. (2007)

embriogenik mulai terbentuk pada umur 2

juga menggunakan eksplan berupa daun

minggu setelah inokulasi eksplan. Kalus non

bagian pangkal dari tanaman anggrek P.

embriogenik berwarna bening transparan,

dibandingkan

dengan

bagian

embriogenik.

Kalus

non

35

Pauline Destinugrainy Kasi dan Endang Semiarti (2016)
tumbuh di tepi potongan eksplan dan tidak

Sementara pada perlakuan TDZ 10 mg/l dan

mengalami
(Gambar
mengalami

perkembangan

lebih

lanjut

NAA 1 mg/l embrio somatik terbentuk

Eksplan

yang

tidak

secara langsung tanpa melalui tahapan

perkembangan

lebih

lanjut

pembentukan kalus terlebih dahulu (Gambar

1B).

mengalami nekrosis dan kemudian mati.

1C).

Gambar 1. Perkembangan embrio somatik pada daun anggrek P. “Sogo Vivien” secara in vitro.
A. Sumber eksplan adalah plantlet anggrek P. “Sogo Vivien” in vitro yang berumur 2 tahun
(Skala bar: 1 cm). B. Kalus non embriogenik (tanda panah) yang terbentuk pada eksplan daun
dengan perlakuan TDZ 5 mg/l dan NAA 1 mg/L 2 minggu setelah inokulasi eksplan. C. Embrio
somatik (tanda panah) yang terbentuk pada eksplan daun 8 minggu setelah inokulasi eksplan
dengan perlakuan TDZ 10 mg/l dan NAA 1 mg/L. D, E. Embrio somatik (tanda panah) yang
terbentuk berwarna putih mengkilat. F, G. Embrio somatik (tanda panah) berubah warna menjadi
hijau setelah dikulturkan di ruang terang pada umur 11 minggu setelah inokulasi eksplan. (B-G.
Bar: 1 mm).
Embrio terbentuk pada tepi potongan
eksplan (di bagian pelukaan). Embrio

sebagian berbentuk globular (Gambar 1D)
dan

sebagian

sudah

mengalami
36

Pengaruh Thidiazuron dan Naphtalene Acetic Acid untuk Induksi Embriogenesis Somatik
dari Daun Anggrek Phalaenopsis “Sogo Vivien”
perkembangan lebih lanjut (Gambar 1E).

konsentrasi 10 mg/L. Konsentrasi ini relatif

Embrio somatik berwarna putih mengkilat.

lebih tinggi jika dibandingkan dengan

Setelah dipindahkan ke ruang terang, embrio

beberapa penelitian yang telah dilakukan

somatik berubah warna menjadi hijau

sebelumnya. Park et.al. (2002) menyatakan

(Gambar 1F dan 1G). Jumlah embrio

TDZ dengan konsentrasi 2 mg/L efisien

somatik yang terbentuk adalah 57 embrio

untuk membentuk PLB dari eksplan daun

(Tabel 1) dengan efisiensi pembentukan

Doritenopsis hibrida dengan metode thin-

embrio somatik sebesar 5,7%. Hal yang

section culture. Hal yang sama juga

sama juga ditemukan oleh Park et al. (2002),

diperoleh oleh Kuo et al. (2005), dimana

pada induksi protocorm-like bodies (PLBs)

penggunaan

dari

anggrek

menginduksi embriogenesis somatik pada

terbentuk

eksplan daun P. “Little Steve”, sementara

langsung dari eksplan daun tanpa melewati

Khoddamzadeh et al. (2011) menginduksi

tahap pembentukan kalus. Adapun kalus

PLB dari daun anggrek P. bellina dengan

yang

mengalami

menggunakan kombinasi ZPT TDZ 3 mg/L

perkembangan lebih lanjut menjadi PLBs.

dan NAA 1 mg/L. Penggunaan TDZ pada

Eksplan yang tidak membentuk PLBs

konsentrasi yang lebih rendah dari 5 mg/L

mengalami nekrosis dan mati. Pembentukan

pada eksplan daun anggrek P. “Sogo

embrio somatik langsung dari jaringan

Vivien” tidak menghasilkan pembentukan

eksplan

tahapan

kalus non embriogenik maupun embrio

sebagai

somatik, sehingga diperlukan konsentrasi

kultur

in

Doritaenopsis

vitro

hibrida.

terbentuk

PLBs

tidak

tanpa

pembentukan

daun

melewati

kalus

disebut

yang

TDZ

embriogenesis somatik langsung (Indrianto,

TDZ

lebih

2003). Sel-sel yang mengalami proliferasi

anggrek lainnya.

1

mg/L

tinggi

mampu

dibandingkan

pada eksplan akan membentuk proembrio
yang selanjutnya akan membentuk embrio
somatik globuler (Karami et al., 2009)
Penggunaan TDZ sebagai zat pengatur

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat ditarik simpula bahwa

tumbuh untuk menginduksi embriogenesis

perlakuan

somatik telah banyak dilakukan. Pada

dikombinasikan dengan NAA 1 mg/L pada

penelitian

medium NP + air kelapa 15% adalah

ini

embriogenesis

somatik

terbentuk pada penggunaan TDZ dengan

perlakuan

ZPT

yang

TDZ

10

paling

mg/L

tepat

yang

untuk
37

Pauline Destinugrainy Kasi dan Endang Semiarti (2016)
menginduksi embriogenesis somatik pada
P. “Sogo Vivien”.

eksplan daun
Efisiensi

pembentukan

embrio

Phalaenopsis

amabilis.

Biologia

Plantarum 50: 169–173.

somatik

sebesar 5,7%, dengan jumlah tunas yang

Chugh, S., Guha, S., and Rao, I.U. 2009.

dihasilkan sebanyak 57 tunas dari bagian

Micropropagation of

pangkal daun.

review on the potential of different

orchids:

A

explants. Scientia Horticulturae 122:
507-520.

DAFTAR PUSTAKA
Arnold,

S.,

Sabala,

I.,

Bozhkov,

P.,

Dyachok, J., and Filonova, L. 2002.
Development pathways of somatic
embryogenesis. Plant Cell, Tissue &
Organ Culture 69: 233-249.

Griesbach, R.J. 2002. Development of
Phalaenopsis orchids for the mass
market. In: Jainick, J. and Whipkey,
A (Eds.) Trends in New Crops and
New Uses. ASHS Press. Alexandria.
VA.

Chen, J.T., Chang, C., and Chang, W.C.
1999. Direct somatic embryogenesis
on leaf explants of Oncidium „Gower
Ramsey‟

and

subsequent

plant

regeneration. Plant Cell Report 19:
143–149

Indrianto, A. 2003. Bahan Ajar Kultur
Jaringan

Tumbuhan.

Fakultas

Biologi. UGM. Yogyakarta.

Islam, M.O., Ichihashi, S., and Matsui, S.
1998.

Control

of

groeth

and

development of protocorm like body
_____________________________. 2004.
Plant regeneration through shoot bud
formation from leaf cultures of

from callus by carbon sources in
Phalaenopsis. Plant Biotechnology
15(4): 183-187.

Paphiopedilum orchids. Plant Cell,
Tissue & Organ Culture 76: 11–15.

Jimenez, V. M. 2001. Regulation of in vitro
somatic

Chen, J.T. and Chang,W.C., 2006. Direct
somatic embryogenesis and plant
regeneration from leaf explants of

embryogenesis

with

emphasis on the role of endogenous
hormones. Revista Brasileira de
Fisiologia Vegetal 13(2): 196-223.
38

Pengaruh Thidiazuron dan Naphtalene Acetic Acid untuk Induksi Embriogenesis Somatik
dari Daun Anggrek Phalaenopsis “Sogo Vivien”
Martin, K.P. and Madassery, J.P.
Karami, O., Aghavaisi, B., and Pour, A.M.

Rapid

in

vitro

2006.

propagation

of

2009. Molecular aspect of somatic-

Dendrobium hybrids through direct

to-embryogenic transition in plants.

shoot formation from foliar explants

Journal of Chemical Biology 2(4):

and protocorm like bodies. Scientia

177-190.

Horticulturae 108: 95–99.

Khoddamzadeh, A. A., Sinniah, U. R.,

Park, S.Y., Yeung, E.C., Chakrabarty, D.,

Kadir, M. A., Kadzimin, S. B.,

and Paek, K.Y. 2002. An efficient

Mahmood, M., and Sreeramanan, S.

direct induction of protocorm-like

2011.

and

bodies from leaf subepidermal cells

protocorm-like

of Doritaenopsis hybrid using thin-

bodies (PLBs) from leaf segments of

section culture. Plant Cell Reports

In

proliferation

induction

vitro
of

Phalaenopsis

bellina

(Rchb.f.)

Christenson.

Plant

Growth

21:46-51

Tang, C. and Chen, W. 2007. Breeding and

Regulation 65: 381-387.

development of new varieties in
Kosir, P., Suzana, S., and Zlata, L. 2004.

Phalaenopsis. pp: 1-22. In: Chen, W.

Direct shoot regeneration from nodes

and

of Phalaenopsis orchids. Acta

Biotechnology.

Agriculturae Slovenica 83:233–242.

Publishing. Singapore.

Kuo, H.L., Chen, J.T., and Chang, W.C.

Chen,

H.

(Eds.).
World

Orchid
Scientific

Tokuhara, K. and Mii, M. 2001. Induction of

2005. Efficient plant regeneration

embryogenic

through

somatic

suspension culture from shoot tips

embryogenesis from leaf explants of

excised from flower stalk buds of

Phalaenopsis „Little Steve‟. In Vitro

Phalaenopsis (Orchidaceae). In Vitro

Cellular and Development Biology

Cellular and Developmental Biology

Plant 41: 453–456.

Plant 37(4) : 457-461

direct

callus

and

cell

39

Pauline Destinugrainy Kasi dan Endang Semiarti (2016)
Utami, E.S.W., Soemardi, I., Taryono dan
Semiarti, E. 2007. Embriogenesis
somatik anggrek bulan Phalaenopsis
amabilis (L.) Bl. : Struktur dan pola
perkembangan. Berkala Penelitian
Hayati 13: 33-38

Vendrame,

W.A.,

Carvalho,

Maguire,

V.S.

2007.

I.,
In

and
Vitro

propagation and plantlet regeneration
from Doritaenopsis Purple Gem
„Ching

Hua‟

Flower

Explants.

HortScience 42(5): 1256 – 1258.

40