E-COMMERCE SEBAGAI SOLUSI PEMASARAN BAGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

E-COMMERCE SEBAGAI SOLUSI PEMASARAN BAGI USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
Syaharullah Disa
Jurusan Sistem Informasi, STMIK AKBA, Makassar
e-mail : syahrul181073@yahoo.com

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memaparkan ide-ide apa sajakah yang mendorong UMKM
menggunakan e-Commerce dalam kepentingan bisnis dan seberapa besarkah manfaat
yang telah diperoleh jika UMKM telah menerapkan e-Commerce. Dengan menggunakan
e-Commerce kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang meliputi layanan
konsumen dan citra perusahaan menjadi baik, menemukan partner bisnis baru, proses
menjadi sederhana dan waktu dapat dipadatkan, dapat meningkatkan produktivitas, akses
informasi menjadi cepat, penggunaan kertas dapat diminimalkan, biaya transportasi
berkurang dan fleksibilitas bertambah. Faktor trust merupakan salah satu faktor kritis
dalam e-Commerce, terutama menyangkut competence trust dan goodwill trust. Transaksi
melalui internet tidak bisa jalan tanpa adanya faktor kepercayaan. Faktor kepercayaan ini
sangat sukar dibangun, namun sangat mudah sekali dirusak. Oleh karena itu dibutuhkan
tiga faktor utama dalam rangka membangun dan mempertahankan trust, yaitu kepuasan
pelanggan, reputasi dan itikad baik pemasok, serta pengakuan dari pihak ketiga.
Kata Kunci : e-Commerce, trust, on-line, UMKM

1.

Pendahuluan
Pemasaran masih menjadi kendala
utama yang dihadapi usaha kecil dan
menengah (UMKM). Karena itu, perlu
ada upaya nyata yang dilakukan oleh
pihak-pihak terkait, untuk mencarikan
solusi atas persoalan tersebut. Ecommerce dinilai sebagai salah satu
solusi. E-commerce sendiri, merupakan
produk dan fasilitas yang seharusnya bisa
dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dalam
memasarkan produknya. Apalagi dengan
adanya berbagai kebijakan pemerintah
melalui kerja sama seperti China-ASEAN
Free Trade Agreement (CAFTA), serta
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015. ”Itu semua merupakan peluang
masa depan untuk meningkatkan daya
saing produk Indonesia, termasuk juga

produk UMKM.

Hingga akhir tahun 2008 jumlah toko
online di Indonesia meningkat puluhan
hingga ratusan persen dari tahun
sebelumnya.
Faktor
pendukungnya
adalah semakin banyaknya pengguna
internet di Indonesia. Disamping,
semakin mudah dan murahnya koneksi
internet di Indonesia. E-commerce atau
bisa disebut perdagangan elektronik atau
e-dagang adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa
melalui sistem elektronik seperti internet
atau televisi, www, atau jaringan
komputer lainnya. E-dagang atau ecommerce merupakan bagian dari ebusiness, dimana cakupan e-business
lebih luas, tidak hanya sekedar
perniagaan tetapi mencakup juga

pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan, dan lainlain. E-commerce sebetulnya dapat
1

menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di
Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi
berupa jumlah masyarakat yang besar dan
adanya jarak fisik yang jauh. Sehingga ecommerce dapat dimanfaatkan dengan
maksimal.
Ide dasar serta manfaat e-Commerce
dalam meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan serta meningkatkan daya saing
perusahaan dalam hal ini menjadi sudut
pandang dari penulis yang dijadikan
sebagai obyek dalam tulisan ini. Melihat
kenyataan tersebut, maka penerapan
teknologi e-Commerce merupakan salah
satu factor yang penting untuk
menunjang keberhasilan suatu produk
dari

sebuah
perusahaan.
Untuk
mempercepat
dan
meningkatkan
penjualan,
maka
dengan
melihat
perkembangan teknologi informasi yang
sangat
pesat
tersebut
dapat
memanfaatkan suatu layanan secara online yang berupa e-Commerce.
Dengan adanya layanan electronic
commerce (e-Commerce) ini maka
pelanggan dapat mengakses serta
melakukan pesanan dari berbagai tempat.

Dengan adanya era teknologi yang
canggih saat ini para pelanggan yang
ingin mengakses e-Commerce tidak harus
berada di suatu tempat, hal itu
dikarenakan di kota kota besar di
Indonesia telah banyak tempat yang
menyediakan suatu fasilitas akses internet
dengan menggunakan teknologi wifi.
Maka dari itu saat sekarang sangat
diperlukan dan diminati perusahaanperusahaan yang menerapkan layanan eCommerce.
2.

Perumusan Masalah
Penggunaan
e-Commerce
di
Indonesia
masih
sangat
terbatas.

Berdasarkan survey awal masih relatif

sedikit UMKM yang menggunakan eCommerce
sebagai
sarana
untuk
kepentingan pemasaran. Oleh karena itu
dalam tulisan ini akan dikaji tentang
motif serta manfaat yang dirasakan oleh
UMKM
yang
telah
menerapkan
penggunaan
e-commerce
dalam
pemasaran produknya. Melalui tulisan ini
diharapkan dapat diperoleh gambaran
yang jelas tentang motif UMKM dalam
menggunakan e-Commerce.

3. Tujuan Penulisan
Sedangkan tujuan dari tulisan ini
adalah: Ide-ide apa sajakah yang
mendorong perusahaan menggunakan eCommerce dalam kepentingan bisnis dan
seberapa besarkah manfaat yang telah
diperoleh
jika
perusahaan
telah
menerapkan
e-Commerce
dalam
kepentingan bisnis mereka.
4. Tinjauan Pustaka
Electronic Commerce (e-Commerce)
adalah proses pembelian, penjualan atau
pertukaran produk, jasa dan informasi
melalui jaringan komputer. e-Commerce
merupakan bagian dari e-business, di
mana cakupan e-business lebih luas, tidak

hanya
sekedar
perniagaan
tetapi
mencakup juga pengkolaborasian mitra
bisnis, pelayanan nasabah, lowongan
pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan
www, e-Commerce juga memerlukan
teknologi basisdata atau pangkalan data
(databases), e-surat atau surat elektronik
(e-mail), dan bentuk teknologi non
komputer yang lain seperti halnya sistem
pengiriman barang, dan alat pembayaran
untuk e-Commerce ini.
Electronic Commerce (e-Commerce)
merupakan konsep baru yang biasanya
digambarkan sebagai proses jual beli
barang atau jasa pada World Wide Web
Internet (Shim, Quershi, Siegel, Siegel,
2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003)

2

atau proses jual beli atau pertukaran
produk, jasa dan informasi melalui
jaringan informasi termasuk internet
(Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam
buku M. Suyanto,11,2003).
Sedangkan menurut Kalakota dan
Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto
(2003) mendefinisikan e-Commerce dari
beberapa perspektif berikut :
1.
Perspektif Komunikasi : eCommerce merupakan pengiriman
indormasi, produk/layanan, atau
pembayaran melalui lini telepon,
jaringan computer atau sarana
eletronik lainnya.
2.
Perspektif Proses Bisnis : eCommerce
merupakan

aplikasi
teknologi menuju otomisasi transaksi
dan aliran kerja perusahaan.
3.
Perspektif Layanan: e-Commerce
merupakan salah satu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan,
konsumen dan manajemen dalam
memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan
kecepatan pelayanan.
4.
Perspektif Online: e-Commerce
berkaitan dengan kapasitas jual beli
produk dan informasi di internet dan
jasa online lainnya.
Penggolongan e-Commerce yang lazim
dilakukan orang ialah berdasarkan sifat
transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003)
tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan :

1. Business to business (B2B)
2. Business to Consumer (B2C)
3. Consumer to Consumer (C2C)
4. Consumer to Business (C2B)
E-Commerce adalah membeli atau
menjual produk atau jasa melalui media
elektronik, salah satunya adalah melalui
media internet. Melalui e-Commerce ini
pelanggan tidak perlu lagi datang ke
sebuah toko untuk membeli barang yang

diinginkan tetapi pelanggan dapat secara
langsung memesan barang mereka
melalui internet. Selain lebih mudah
penerapannya, dalam segi biaya juga bisa
di katakan murah, berbisnis di internet
juga efisien terhadap waktu.
Meskipun demikian, istilah e-Commerce
sebenarnya dapat di definisikan berdasar
5 perspektif (Phan, 1998; Tabel 1):
Tabel 1. Perspektif Mengenai ECommerce
PERSPEKTI DEFINISI E- FOKUS
F
COMMERCE
On-line
Sistem
yangTransaksi
Purchasing memungkinkan online
Pespective
pembelian dan
penjualan
produk
dan
informasi
melalui internet
dan jasa online
lainnya.
Digital
Sistem
yangKomunikasi
Communicatio memungkinkan secara
n Perspective pengiriman
elektronis
informasi digital
produk, jasa dan
pembayaran
online
Service
Sistem
yangEfisiensi
Perspective
memungkinka dan layanan
pelanggan
upaya
menekan biaya,
menyempurnaka
n
kualitas
produk
dan
informasi instan
terkini,
dan
meningkatkan
kecepatan
penyampaian
jasa
Business
Sistem
yangOtomatisasi
3

memungkinkan proses
otomatisasi
bisnis
transaksi bisnis
dan aliran kerja
Market-of-one Sistem
yangProcess
Perspective
memungkinkan customizati
proses
on
‘Customization’
produk dan jasa
untuk
diadapatasikan
pada kebutuhan
dan keinginan
setiap pelanggan
secara efisien
Process
Perspective

Sumber: diolah dari Phan (1998).
a. Tujuan dari aplikasi e-Commerce
adalah :
1.
Customer/pelanggan yang ingin
membeli barang atau transaksi lewat
internet hanya membutuhkan akses
internet
dan
interface-nya
menggunakan web browser.
2.
Menjadikan portal e-Commerce /
e-shop tidak sekedar portal belanja,
akan
tetapi
menjadi
tempat
berkumpulnya komunitas dengan
membangun
basis
komunitas,
membangun konsep pasar bukan
sekedar tempat jual beli dan sebagai
pusat informasi (release, product
review, konsultasi)
3.
Pengelolaan yang berorientasi
pada pelayanan, kombinasi konsepsi
pelayanan konvensional dan virtual :
Responsif (respon yang cepat dan
ramah), Dinamis, Informatif dan
komunikatif
4.
Informasi yang up to date,
komunikasi multi-arah yang dinamis
5.
Model pembayaran : kartu kredit
atau transfer.

Dalam banyak kasus, sebuah
perusahaan e-Commerce bisa bertahan
tidak hanya mengandalkan kekuatan
produk saja, akan tetapi dengan adanya
tim manajemen yang handal, pengiriman
yang tepat waktu, pelayanan yang bagus,
struktur organisasi bisnis yang baik,
jaringan infrastruktur dan keamanan,
desain situs web yang bagus, beberapa
faktor yang termasuk:
1.
Menyediakan harga kompetitif
2.
Menyediakan jasa pembelian
yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.
Menyediakan informasi barang
dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.
Menyediakan
banyak
bonus
seperti kupon, penawaran istimewa,
dan diskon.
5.
Memberikan perhatian khusus
seperti usulan pembelian.
6.
Menyediakan rasa komunitas
untuk berdiskusi, masukan dari
pelanggan, dan lain-lain.
7.
Mempermudah
kegiatan
perdagangan
Beberapa
aplikasi
umum
yang
berhubungan
dengan
e-Commerce
adalah:
• E-mail dan Messaging
• Content Management Systems
• Dokumen, spreadsheet, database
• Akunting dan sistem keuangan
• Informasi
pengiriman
dan
pemesanan
• Pelaporan informasi dari klien dan
enterprise
• Sistem pembayaran domestik dan
internasional
• Newsgroup
• On-line Shopping
• Conferencing
• Online Banking
b. Kunci sukses dalam e-commerce
4

Dalam banyak kasus, sebuah
perusahaan e-Commerce bisa bertahan
tidak hanya mengandalkan kekuatan
produk saja, tapi dengan adanya tim
manajemen yang handal, pengiriman
yang tepat waktu, pelayanan yang bagus,
struktur organisasi bisnis yang baik,
jaringan infrastruktur dan keamanan,
desain situs web yang bagus, beberapa
faktor yang termasuk:
1.
Menyediakan harga kompetitif
2.
Menyediakan jasa pembelian
yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.
Menyediakan informasi barang
dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.
Menyediakan
banyak
bonus
seperti kupon, penawaran istimewa,
dan diskon.
5.
Memberikan perhatian khusus
seperti usulan pembelian.
6.
Menyediakan rasa komunitas
untuk berdiskusi, masukan dari
pelanggan, dan lain-lain.
7.
Mempermudah
kegiatan
perdagangan.
Penggunaan dan manfaat e-Commerce
dalam bisnis di sebuah Perusahaan:
Manfaat yang dirasakan perusahaan
khususnya untuk kepentingan pelanggan
memperlihatkan bahwa e-Commerce
dapat memberikan manfaat :
1.
Mendapatkan pelanggan baru.
Studi yang menyebutkan bahwa
manfaat penggunaan e-Commerce
dalam bisnis adalah mendapatkan
pelanggan baru dikemukakan oleh
Hamill da Gregory, 1997 dan
Swatman, 1999 serta Hoffman dan
Novak, 2000. Digunakannya eCommerce
memungkinkan
perusahaan tersebut mendapatkan
pelanggan baru baik itu yang berasal
dari pasar domestik maupun pasar
luar negeri.

2.

Menarik konsumen untuk tetap
bertahan. Studi yang dilakukan oleh
Daniel & Storey, 1997 di industri
perbakan menemukan bahwa dengan
adanya layanan ebanking membuat
nasabah tidak berpindah ke bank
lain. Selain itu bank juga akan
mendapatkan pelanggan baru yang
berasal dari bank-bank yang bertahan
dengan teknologi lama.
3.
Meningkatkan mutu layanan.
Dengan
adanya
e-Commerce
memungkinkan perusahaan dapat
meningkatkan
layanan
dengan
melakukan interkasi yang lebih
personal sehingga dapat memberikan
informasinya sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen. Studi
yang
menyebutkan
bahwa
penggunaan
ecommerce
dapat
bermanfaat untuk meningkatkan
mutu layanan ini dikemukakan oleh
Gosh, 1998.
4.
Melayani konsumen tanpa batas
waktu. Studi yang dilakukan oleh
Daniel & Storey, 1997 menemukan
bahwa adanya pelanggan dapat
melakukan
transaksi
dan
memanfaatkan
layanan
suatu
perusahaan tanpa harus terikat
dengan waktu tutup ataupun buka
dari suatu perusahaan tersebut.
c. Permasalahan
Mengimplementasikan Electronic
Commerce di UMKM.
Manfaat dari e-Commerce bagi
konsumen diantaranya dapat melayani
transaksi 24 jam disetiap lokasi,
memberikan banyak pilihan pada
pelanggan, menyediakan produk yang
tidak mahal dengan cara mengunjungi
banyak
tempat
dan
melakukan
pembandingan secara tepat, pengiriman
menjadi
cepat,
partisipasi
dalam
5

pelayanan maya (virtual action), dapat
berinteraksi dengan pelanggan lain dan
memudahkan persaingan. Manfaat eCommerce bagi masyarakat diantaranya
dapat memungkinkan untuk bekerja
dirumah, terbatasnya jumlah barang yang
dijual, dapat menikmati produk atau jasa
yang susah dipasarkan, memfasilitasi
layanan public seperti perawatan,
kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
Dengan adanya berbagai keuntungan
e-Commerce,
maka
ada
juga
keterbatasannya dengan kategori teknis
dan nonteknis.
Keterbatasan Teknis, meliputi:
1.
Adanya
kekurangan
sistem
keamanan, kehandalan,
2.
Standard dan beberapa protokol
komunikasi.
3.
Adanya
bandwidth
telekomunikasi yang tidak mencukupi.
4.
Adanya pengembangan perangkat
lunak
masih
dalam
tahap
perkembangan dan berubah dengan
cepat.
5.
Sulit menyatukan perangkat lunak
internet dan e-Commerce dengan
aplikasi dan database yang ada
sekarang ini.
6.
Vendor-vendor
kemungkinan
perlu server web yang khusus serta
infrastruktur lainnya selain server
jaringan.
7.
Beberapa perangkat lunak eCommerce mungkin tidak cocok bagi
hardware tertentu.
Keterbatasan Nonteknis, meliputi:
1. Biaya dan Justifikasi
2. Sekuritas dan Privasi
3. Sedikit kepercayaan dan resistensi
pemakai
Pelanggan tidak percaya bila tanpa
melihat wajah penjual yang mereka
kenal.

1.

Tidak adanya sentuhan dan rasa
hubungan secara on line.
2.
Banyak isu hukum yang belum
terpecahkan
3.
e-Commerce sebagai disiplin baru
masih mencari bentuk dan sedang
berkembang dengan cepat.
4.
e-Commerce dapat menimbulkan
jarak hubungan relasi manusia.
5.
Keteraksesan
internet
masih
merupakan hal yang mahal atau tidak
cocok bagi pelanggan potensial.
Namun dari beberapa manfaat eCommerce yang besar ini terhalangi oleh
beberapa kendala seperti sekuritas dan
metode pembayaran.
Hasil
penelitian
menunjukkan,
bahwa praktek pengenaan pajak dalam
perdagangan elektronis belum sesuai
dengan aturan yang berlaku, sehingga
tidak dapat memaksimalkan penerimaan
pajak dari perdagangan elektronis.
Adapun kendala yang dihadapi, dan
merupakan sebuah tantangan bagi kita
sekarang ini adalah mengenai sekuritas
dan metode pembayaran. Yang belum
siap dalam sistem pemasaran online ini
adalah cara bayar transaksi di Indonesia,
yang dalam hal ini hanya bisa dijalankan
dengan menggunakan cara manual
melalui ATM atau transfer bank, tidak
bisa menggunakan cara bayar otomatis
seperti Paypal atau lainnya. Kendala
penerapan e-Commerce di Perusahaan
yang ada Indonesia :
1.
Orang Indonesia masih belum
terbiasa dengan belanja online
2.
Infrastruktur bank dan aturan
belum siap
3.
Akses Internet belum mencakup
seluruh daerah
4.
Pemilik komputer masih terbatas
Dengan
perkembangan
teknologi
internet, diharapkan masalah tersebut
6

akan semakin terkendali untuk masa yang
akan datang.
5.
Pembahasan Penerapan eCommerce di UMKM
Implementasi e-Commerce menuntut
pergeseran
paradigma
secara
fundamental,
dari
yang
semula
marketplace yang menekankan interaksi
secara fisik antara penjual dan pembeli
menjadi marketspace yang mengandalkan
transaksi elektronik. Dalam traditional
marketplace, lalu lintas informasi,
produk/jasa, dan pembayaran bersifat
fisik (location based). Dengan kata lain,
model bisnis yang berlaku adalah
geographic business model. Sebaliknya,
dalam dunia virtual marketplace, aliran
informasi produk, proses komunikasi
antara produsen dan konsumen, distribusi
barang/jasa dan transaksi berlangsung
dalam dunia maya/virtual.
E-Commerce merupakan satu set
dinamis teknologi, aplikasi dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen, dan komunitas tertentu
melalui
transaksi
elektronik
dan
perdagangan barang, pelayanan dan
informasi
yang
dilakukan
secara
elektronik.
M.
Suyanto
(2003)
mengatakan,
e-Commerce
(EC)
merupakan konsep baru yang bisa
digambarkan sebagai proses jual beli
barang atau jasa pada World Wide Web
internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000)
atau proses jual beli atau pertukaran
produk, jasa dan informasi melalui
jaringan informasi termasuk internet
(Turban, Lee, king, Chung, 2000).
Kalakota
dan
Whinston
(1997)
mendefinisikan
e-Commerce
dari
beberapa perspektif berikut:
1.
Dari perspektif komunitas, eCommerce merupakan pengiriman
informasi,
produk/layanan,
atau

pembayaran melalui lini telepon,
jaringan komputer atau sarana
elektronik lainnya.
2.
Dari perspektif proses bisnis, eCommerce
merupakan
aplikasi
teknologi
menuju
otomatisasi
transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3.
Dari perspektif layanan, eCommerce merupakan satu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan,
konsumen, dan manajemen dalam
memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan
ketepatan pelayanan.
4. Dari perspektif on line, eCommerce berkaitan dengan kapasitas
jual beli produkdan informasi di internet
dan jasa on line lainnya. E-Commerce
bisa beragam bentuknya tergsntung pada
tingkat digitalitas produk/ layanan untuk
dijual dan sebagainya. Phillip Kotler
(2000)
mengatakan,
pemasaran
merupakan proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi serta penyaluran gagasan, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memenuhi sasaran-sasaran individu
dan organisasi. Strategi menurut Phillip
Kotler adalah program yang luas untuk
mendefinisikan dan mencapai tujuan
organisasi dan melakukan misinya.
Program merupakan peran aktif yang
didasari rasional yang dimainkan oleh
manajemen dalam merumuskan strategi
perusahaan/
organisasi.
Sedangkan
perspektif selanjutnya strategi adalah
pola tanggapan organisasi yang dilakukan
terhadap lingkungannya sepanjang waktu
(James A.F. Stoner 1991).
Membangun
dan
mengimplementasikan sebuah sistem ECommerce bukanlah merupakan sebuah
proses atau program “instant”, namun
merupakan suatu sistem yang perlahan7

lahan berkembang terus-menerus sejalan
dengan perkembangan perusahaan. Tidak
sedikit perusahaan-perusahaan besar yang
memilih
jalan
evolusi
dalam
memperkenalkan dan mengembangkan
E-Commerce
di
perusahaannya.
Mengimplementasikan sebuah sistem ECommerce tidak semudah atau sekedar
mempergunakan
sebuah
perangkat
aplikasi baru, namun lebih kepada
pengenalan sebuah prosedur kerja baru
(transformasi
bisnis).
Tentu
saja
perubahan yang ada akan mendatangkan
berbagai permasalahan, terutama yang
berhubungan dengan budaya kerja dan
relasi dengan rekanan maupun pelanggan
(Fingar, 2000):

Sistem E-Commerce melibatkan
arsitektur perangkat lunak dan
perangkat keras yang akan terus
berkembang
sejalan
dengan
kemajuan
teknologi,
sehingga
strategi
pengembangan
dan
penerapannya-pun akan berjalan
seiring
dengan
siklus
hidup
perusahaan; dan

Mengembangkan
sistem
ECommerce secara perlahan dan
bertahap secara tidak langsung
menurunkan
tingginya
resiko
kegagalan
implementasi
yang
dihadapi perusahaan.
Hal pertama yang baik untuk dilakukan
adalah menyamakan visi E-Commerce
diantara seluruh manajemen perusahaan
melalui berbagai pendekatan formal
maupun informal.
Jajaran Direksi dan Manajemen
Senior harus memiliki visi yang jelas dan
tegas, dan dipahami oleh seluruh
perangkat
perusahaan
untuk
menghasilkan persamaan persepso di
dalam perkembangan implementasi ECommerce. Visi yang jelas juga

diharapkan akan mengurangi berbagai
hambatan-hambatan atau resistansi yang
mungkin
timbul
karena
tidak
didukungnya program tersebut oleh
jajaran manajemen atau staf perusahaan
yang ada.
Mensosialkan visi E-Commerce di
perusahaan dapat dilakukan melalui
berbagai cara, seperti pelatihan formal,
diskusi/rapat bulanan, seminar, diskusi
dan tanya jawab, dan lain sebagainya.
Visi E-Commerce ini harus pula
disosialkan di kalangan rekanan bisnis
dan para pelanggan, karena walau
bagaimanapun mereka semua akan
merupakan bagian yang secara langsung
atau tidak langsung akan memiliki
pengaruh dalam pengembangan dan
implementasi E-Commerce.
Langkah berikutnya adalah melakukan
koordinasi antara berbagai pihak yang
akan membangun sistem E-Commerce
bersama perusahaan terkait. Pihak-pihak
tersebut misalnya: rekanan bisnis (seperti
pemasok dan distributor), vendor
teknologi informasi, pelanggan, bank
(penyedia jasa kartu kredit), pihak
asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari
koordinasi ini adalah pengembangan
sebuah kerangka kerja sama yang
disepakati bersama, sehingga dalam
perjalanan
implementasinya,
ECommerce tidak mendapatkan gangguan
yang berarti. Seluruh pihak-pihak dalam
“konsorsium” ini harus menyadari bahwa
mereka semua berada dalam sebuah
ekosistem E-Commerce, dimana sistem
yang ada baru akan berjalan secara baik
jika
masing-masing
komponennya
memiliki kinerja yang baik sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
Tahap berikutnya merupakan sebuah
fase yang cukup sulit, karena diperlukan
suatu pemahaman yang baik terhadap apa
8

yang disebut sebagai metoda pendekatan
sistem (system thinking). Penggabungan
proses bisnis beberapa perusahaan
dengan menggunakan kerangka ECommerce tidak sekedar menghubungkan
satu divisi dengan divisi lain dengan
menggunakan perangkat telekomunikasi
dan komputer, tetapi lebih jauh
merupakan suatu usaha membentuk
sistem bisnis yang lebih besar dan luas
(internetworking). Pemahaman mengenai
perilaku sebuah sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen arsitektur yang saling
terkait dan terintegrasi merupakan hal
mutlak yang harus dikuasai oleh mereka
yang bertanggung jawab terhadap sistem
tersebut. Tahap ini memiliki tujuan untuk
mengadakan suatu analisa terhadap halhal pokok berkaitan dengan prinsipprinsip dasar bisnis setelah lingkungan
kerjasama baru antar perusahaan
terbentuk, seperti:

Menentukan model bisnis yang
akan diterapkan di dalam ECommerce;

Mendefinisikan segmen pasar dan
tipe pelanggan yang akan menjadi
target;

Menyusun
kebijakan
atau
peraturan pembelian melalui internet
bagi pelanggan;

Membagi tugas dan tanggung
jawab antar berbagai pihak yang
berkerja sama;

Mengusulkan pembagian biaya
dan keuntungan dari model bisnis baru
tersebut; dan lain sebagainya.
Setelah media infrastruktur ECommerce selesai dibangun, tahap
berikutnya adalah menentukan proyek
percontohan atau proyek awal (pilot
project) yang akan diuji coba dan
diimplementasikan. Prinsip “don’t run
before you can walk” merupakan

pedoman
pemikiran
yang
biasa
dipergunakan
dalam
skenario
implementasi teknologi informasi secara
evolusi ini. Diharapkan dari pilot project
ini dapat dilihat seberapa “feasible”
konsep-konsep model bisnis yang telah
dirancang dapat memenuhi objektif yang
dikehendaki. Berdasarkan hasil evaluasi
dan fakta yang terjadi selama pilot
project dirancang dan diimplementasikan,
berbagai perbaikan konsep dilakukan dan
dimatangkan.
Hal terakhir dalam siklus yang harus
dilakukan adalah pembentukan tim
penanggung
jawab
program
pengembangan dan implementasi ECommerce.
Hampir
semua
pengembangan sistem E-Commerce
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan
proyek
(project
management), dimana tim terkait harus
berhadapan dengan portofolio programprogram pengembangan E-Commerce
yang beragam dan bertahap. Yang harus
diperhatikan oleh manajemen perusahaan
adalah suatu kenyataan bahwa tim
penanggung jawab pengembangan dan
implementasi E-Commerce tidak hanya
harus terdiri dari mereka yang memiliki
kompetensi dan keahlian yang memadai,
tetapi mereka haruslah merupakan
pekerja-pekerja waktu penuh (full time);
atau dengan kata lain, mereka tidak boleh
terpecah fokusnya untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan lain di dalam
perusahaan.
Di
dalam
perkembangannya,
inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan
secara natural akan kembali ke siklus
analisa kesempatan bisnis e-Commerce
(inter-enterprise assessment). Dalam
kerangka inilah evolusi secara perlahanlahan akan terjadi dan e-Commerce akan

9

berkembang dari satu tahap ke tahap
berikutnya.
a. Keuntungan
UMKM
Menggunakan E-Commerce
Ada sejumlah alasan mengapa
perusahaan memasang iklan di internet.
Alasan pertama karena para penonton
televisi mulai berpindah ke internet. Oleh
karena
itu
media
iklan
harus
mengikutinya dengan asumsi bahwa
tujuan periklanan manapun adalah untuk
menjangkau target audiensnya secara
efektif dan efisien. Para pengiklan
mengakui
bahwa
mereka
harus
melakukan penyesuaian perencanaan
pemasarannya untuk terus mengejar
peningkatan
jumlah
orang
yang
menghabiskan waktu didepan komputer
on
line,
karena
biasanya
dia
meninggalkan media yang lain. Alasan
lain mengapa periklanan pada eCommerce berkembang demikian pesat
adalah:
1.
Iklan dapat di update setiap waktu
dengan biaya minimal, oleh karena itu
iklan iklan di intenet selalu bisa tampil
baru.
2.
Iklan dapat menjangkau pembeli
potensial dalam jumlah yang sangat
besar dalam hitungan global.
3.
Iklan on line kadang-kadang lebih
murah dibandingkan iklan televisi,
Koran atau radio.
4.
Iklan pada e-Commerce dapat
secara
efisien
menggunakan
konvergensi teks, audio, grafik dan
animasi.
5.
Manfaat internet sendiri sedang
berkembang dengan pesatnya.
6.
Iklan di internet dapat dibuat
interaktif
dan
dibidikkan
ke
kelompok-kelompok tertentu atau
perorangan.

Tujuan periklanan harus ditetapkan
berdasarkan
keputusankeputusan
sebelumnya mengenai pasar sasaran,
penentuan posisi pasar dan bauran
pemasaran. Perusahaan yang sudah
bonafit serta menerapkan teknologi yang
ada sangat membutuhkan pemasaran
yang jaringannya luas. Maka cocok jika
menggunakan
e-Commerce
yang
merupakan salah satu sarana pemasaran
yang jangkauannya luas bakan sampai
seluruh dunia. Beberapa keunggulan eCommerce
dapat
dipegang
oleh
perusahaan yang tidak memaksakan
kekuatan potensialnya dengan memahami
keunggulan
perdagangannya
untuk
konsumen maupun untuk dunia bisnis.
Data dan Fakta saat ini penggunaan
teknologi Internet begitu pesat, ini sangat
mendorong kemajuan dari E-Commerce.
Hal ini juga terjadi pada pengguna di
Indonesia. Dengan dukungan dari
berbagai situs web jejaring sosial, blog,
Portal, Forum, dll.
b. Keberhasilan
Manajemen
di
Perusahaan dengan e-Commerce
Era Kity Hawk mengatakan, Pada
tahun 1997, keseluruhan volume
penjualan transaksi bisnis dilakukan
dengan on line. Forrester research di
perusahaan bahwa e-Commerce akan
meledak $327 milyar pada tahun 2000
dengan jumlah kenaikan 233% dari tahun
1997,
karena
e-Commerce
dapat
berpengaruh
terhadap
keunggulan
perdagangan dan baik untuk konsumen
maupun dunia bisnis. Ada beberapa
kreteria dalam melakukan penggunaan
ecommerce, yaitu:
1.
Kenyamanan, berdasarkan Survey
terakhir Forrester research bahwa
belanja secara on line akan lebih
nyaman.

10

2.

Penghematan, dunia bisnis besar
yang sudah ada seperti Dell
Computer Corporation and General
Electric menggunakan internet untuk
menghubungkan pemasok, pabrik,
penyalur dan pelanggan secara on
line.
3.
Pilihan seleksi, batas dunia usaha
sama juga batas web karena tidak
dibatasi oleh batas-batas fisik.
4.
Personalisasi,
Kemampuan
komputer dalam memilih informasi
untuk ditangkap web dunia bisnis
supaya dapat mempersonalisasi
punsak penjualan mereka dan bahkan
produk-produk mereka.
Keberhasilan dari suatu perekonomian
nasional
banyak
ditentukan
oleh
kegiatan-kegiatan
periklanan
guna
menunjang usaha penjualan yang
menentukan kelangsungan hidup industri,
terciptanya lapangan pekerjaan serta
adanya hasil yang mengutungkan dari
seluruh uang yang diinvestasikan. Hal ini
dibuktikan oleh kenyataan bahwa
Negara-negara maju ataupun perusahaanperusahaan top dunia senantiasa di iringi
oleh kegiatan periklanan yang gencar. 50
perusahaan top dunia mengeluarkan
biaya periklanan sebesar 49,3 milyar
dolar untuk 56 negara pada tahun 1996.
Beberapa diantaranya dibelanjakan lewat
iklan di internet. Sedangkan di negaranegara dunia ketiga dan Rusia yang
ekonominya masih lemah dan kegiatan
periklanan masih berada pada taraf
minimum, lapangan kerja sulit dan
investasi tidak mudah mendapatkan
keuntungan.
c. Kerangka e-Commerce
Aktivitas bisnis selalu membutuhkan
tempat, maka jelaslah bahwa aplikasi eCommerce dibangun diatas infrastruktur
teknologi yang ada. e-Commerce bukan

hanya dibangun diatas situs web saja,
sesungguhnya lebih dari itu. Pada gambar
3.1 berikut ini akan menunjukkan bahwa
aplikasi e-Commerce ditopang oleh
berbagai
infrastruktur,
sedang
implementasinya tidak lepas dari 4
wilayah utama yang ditunjukkan dengan
4 pilar penyangga, yaitu:
(1) Manusia, (2) Kebijakan public,
(3) Standar Pemasaran dan Periklanan
(4) rotokoler teknis, persediaan, serta
temasuk didalamnya adalah organisasi
lain.
Manajemen e-Commerce yang akan
mengkoordinasikan aplikasi, infrastruktur
dan pilar-pilarnya. Aplikasi e-Commerce
meliputi bidang saham, pekerjaan,
pelayanan, keuangan asuransi, mall,
pemasaran dan periklanan on line,
pwlayanan pelanggan, lelang, travel,
hardware dan software PC.
d. Segmentasi dalam Pemasaran eCommerce
Segmentasi pasar merupakan usaha
untuk meningkatkan ketetapan pemasaran
perusahaan. Titik awal dari pembahasan
segmentasi adalah pemasaran massal,
dalam hal ini penjual menjalankan
produksinya dengan massal. distribusi
massal atau suatu produk bagi semua
pembeli (menurut Regis Mc. Kena).
Argumen penciptaan pasar massal
merupakan daya menciptakan pasar
potensial
terbesar,
yang
akan
menghasilkan biaya yang lebih rendah
sehingga harus memilih banyak untuk
belanja baik di mall raksasa, toko-toko,
jaringan belanja dari rumah maupun toko
virtual di internet. Segmentasi pasar
untuk pemasaran produk konsumen ,
variable segmentasi utama adalah
geografi, demografi, psikografi, perilaku,
dan manfaat.

11

e.

Langkah-langkah dalam Strategi
e-Commerce
Periklanan, promosi dan publikasi
adalah penggunaan media bayaran oleh
seorang
penjual
untuk
mengkomunikasikan informasi secara
persuatif (tentang produk ide, barang,
jasa) ataupun organisasi merupakan alat
komunikasi yang kuat. M.Suyanto
(2000), berpendapat bahwa strategi
perikalanan pada e-Commerce (internet)
merupakan proses
5 tahap yang dikenal dengan 5M, yang
terdiri dari:
1) Penetapan tujuan (mission)
2)
Keputusan tentang anggaran
(money)
3) Keputusan pesan (message)
4) Penetapan media, dan
5) Evaluasi mengenai kampanye
(measurement)
f. Pemasaran e-Commerce
Dampak perumusan pemasaran eCommerce sebagai berikut:
1.
Promosi
e-Commerce
dapat
mempertinggi produk dan layanan
melalui kontak langsung, kaya
informasi dan interaksi dengan
pelanggan.
2.
Saluran
pemasaran
baru
menciptakan saluran distribusi bagi
produk yang ada sehingga banyak
peluang menjangkau pelanggan
dengan
sifat
komunikasi
secaralangsung dan dua arah.
3.
Penghematan langsung dalam
pengiriman
informasi
kepada
pelanggan.
4.
Pengurangan
cycle
time,
pengiriman produk dan pelayanan
digital dapat dikurangi hingga hanya
dalam hitungan detik untuk sampai
ke
tujuan.
Penetapan
Tujuan
Penetapan

Anggaran Keputusan Pesan Evaluasi
Penetapan tujuan.
5.
Layanan konsumen ditingkatkan
dengan cara pelanggan menemukan
informasi detail secara on line.
6.
Citra merk perusahaan, dalam
web
pendatang
baru
bias
membangun citra perusahaan dengan
cepat.
6.Penutup
Dengan menggunakan e-Commerce
kita
dapat
memperoleh
beberapa
keuntungan yang meliputi layanan
konsumen dan citra perusahaan menjadi
baik, menemukan partner bisnis baru,
proses menjadi sederhana dan waktu
dapat dipadatkan, dapat meningkatkan
produktivitas, akses informasi menjadi
cepat, penggunaan kertas dapat dihindari,
biaya
transportasi berkurang dan
fleksibilitas bertambah.
Faktor trust merupakan salah satu
faktor kritis dalam e-Commerce, terutama
menyangkut competence trust dan
goodwill trust. Oleh karena itu
dibutuhkan tiga faktor utama dalam
rangka membangun dan mempertahankan
trust, yaitu kepuasan pelanggan, reputasi
dan itikad baik pemasok, serta pengakuan
dari pihak ketiga.
Daftar Pustaka :
f.1.
http://binaukm.com
f.2.
Richardus Eko Indrajit,
“Electronic Commerce: Konsep dan
Strategi Bisnis di Dunia Maya” Elex
Media Komputindo tahun 2001.
f.3.
Michael S. Sunggiardi,
2009 Kiat kiat pemasaran KiatOnline untuk UKM,, Seminar UKM
25 Nopember 2009
f.4.
Indra Setia Wati, 2011
Jurnal “Penerapan E-Business di
Indonesia”.

12

f.5.
Drw,
2011
Jurnal
“Strategi
dan
Kebijakan
Pengembangan
E-Business
di
Indonesia”

f.6.
M. Suyanto, 2003,
Strategi Periklanan pada ECommerce Perusahaan Top Dunia,
Andi Yogyakart

13