BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Supervisi Pendidikan

2.1.1 Konsep Supervisi

  Pelaksanaan supervisi atau pengawasan di setiap organisasi memiliki peranan yang cukup penting.Supervisi di setiap organisasi, termasuk organisisi di dalm ranah pendidikan, salah satunya adalah sekolah. Berikut pendapat beberapa ahli mengenai supervisi. Purwanto (2012;76) mengemukakan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sedangkan menurut Muhtar dan Iskandar (2009;40), supervisi berarti mengamati,mengawasi, atau membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud untuk mengadakan perbaikan.

  Pidarta (2009) memandang supervisi sebagai kegiatan membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam mendidik dan mengajar siswanya.Sedangkan menurut Muslim,(2010;41) supervisi adalah serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan supervisor guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar-mengajar.

  Maka supervisi pendidikan dapat diartikan suatu pelayanan untuk membantu, mendorong, membimbing serta membina guru-guru agar mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas pembelajaran.

  Supervisi dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi dahulu yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai data, mengumpulkan data itu dengan standar yang sudah ditentukan terlebih dahulu, kemudian menyusun suatu kesimpulan. Dari hasil inspeksi dapat diketahui kelemahan-kelemahan dalam diri seorang guru.Kelemahan-kelemahan itu harus disadari oleh guru yang bersangkutan.Dengan kemauan untuk mengakui dan menyadari kelemahan tersebut, diharapkan guru tersebut mau meningkatkan kemampuannya.

2.1.2 Tujuan Supervisi

  Sebagaimana yang telah dirumuskan supervisi pendidikan dapat diartikan suatu pelayanan untuk membantu, mendorong, membimbing serta membina guru-guru agar mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas pembelajaran. Terkait dengan rumusan tersebut Muhtar dan Iskandar (2009: 53) menyatakan tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan potensi mengajar; melalui supervisi pembelajaran diharapkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru semakin meningkat, baik dalam pengembangan kemampuan, yang selain ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru, juga pada peningkatan komitmen, kemauan, dan motivasi.

  Lebih lanjut Sargiovanni dalam Muhtar dan Iskandar (2009:53) menegaskan tujuan supervisi pembelajaran adalah:

  

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran

2. Pengawasan kualitas; supervisor dapat memonitor proses pembelajaran di sekolah.

  

3. Pengembangan professional; supervisor dapat membantu

guru mengembangkan kemampuannya dalam memahami pembelajaran kehidupan di kelas, serta mengembangkan keterampilan mengajarnya.

  

4. Memotivasi guru; supervisor dapat mendorong guru

menerapkan dan mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar.

  Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah membantu guru meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran sehingga dapat membantu meningkatkan profesionalisme guru karena guru termotivasi untuk mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan tuga-tugas mengajar.

2.1.3 Fungsi Supervisi

  Supervisi berfungsi memicu dan menggerakkan terjadinya perubahan tertuju pada unsur-unsur yang terkait dengan bahkan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran (Arikunto, 2008: 13). Sama halnya yang disampaikan Muhtar dan Iskandar (2009: 53), fungsi pelaksanaan supervisi adalah:

  

1. Dari pihak guru dapat diketahui kurang adanya semangat

kerja, kesediaan bekerja sama dan berkomunikasi, kecakapan dalam melaksanakan tugas, menguasai metode mengajar, memahami tujuan dan program kerja, dan kurang memahami ketertiban, dan sebagainya.

  

2. Dari pihak siswa/pesrta didik dapat diketahui kurang

adanya kerajinan dan ketekunan siswa/peserta didik, menaati peraturan, keinsyafan tentang perlunya belajar guna mempersiapkan didri bagi kebutuhan masa depan, dan sebagainya.

  

3. Dari sisi prasarana dapat diketahui kurang terpenuhinya

syarat-syarat gedung, halaman, kesehatan, keamanan, dan lain sebagainya termasuk kurang tersedianya alat-alat pelajaran, seperti bangku, kursi, papan tulis, buku pelajaran, dan lain sebagainya.

  

4. Dari pihak kepala sekolah dapat diketahui kurang adanya

tanggung jawab pengabdian, kewibawaan, pengetahuan, dan sebagainya, bahkan mungkin kepala sekolah terlalu otoriter, terlalu lunak, besikap masa bodoh, dan lain sebagainya.

  Dari rumusan-rumusan tersebut di atas dapat diketahui bahwa fungsi supervisi pembelajaran adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap guru-guru dalam wujud layanan profesioanal.

2.1.4. Supervisi Akademik

  Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Asmani, 2012:92).Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran (Prasojo dan Sudiyono dalam Asmani). Glickman dalam Asmani mengatakan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan yang membantu guru dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru- guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Bantuan atau pelayananan dalam supervisi adalah dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan pembelajaran yang meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian prestasi belajar.

  Dengan demikian esensi supervisi akademik adalah untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Namun, penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran tidak lepas dari supervisi akademik. Hal ini dikarenakan sebelum pelaksanaan supervisi akademik perlu diadakan penilaian kemampuan guru.

  Penilaian unjuk kerja dalam supervisi akademik untuk melihat realitas kondisi guna menjawab pertanyaan-pertanyaan. Misalnya, apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan murid-murid di dalam kelas? Aktivitas- aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bearti bagi guru dan murid? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran.

  Setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru, tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi akademik. Namun, harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh guru. Dengan demikian, melalui supervisi akademik, guru semakin mampu menfasilitasi belajar bagi murid- muridnya.

  Untuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Menurut Asmani (2012:96), Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud: (1) memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan (2) membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran. (3) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa (4) membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajran/bimbingan (5) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan, dan menggunakan media pendidikan dalam fasilitas pembelajaran dan (6) memotivasi guru untuk memanfaatkan tehnologi informasi untuk pembelajaran.

  Inti supervisi akademik adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu, sasarannya adalah guru dalam proses dalam pembelajaran, yang terdiri atas materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunanan media teknologi dan informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

  Permen Diknas nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/ madrasah harus memiliki lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu kompetensi kepala sekolah adalah supervisi akademik yang meliputi tiga aspek yaitu:

  1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, dengan jabaran subkompetensi meliputi:

  a) memahami landasan teoritik supervisi akademik, b) memahami landasan hukum dan kebijakan pemerintah di bidang kurikulum dan pembelajaran, dan c) menyusun rencana supervisi secara sistematis sesuai landasan teori dan peraturan yang berlaku;

  2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

  Pada tahap pelaksanaan ini dijabarkan dalam: a) menerapkan prinsip supervisi ( kontinyu, objektif, konstruktif, humanistik, dan kolaboratif),

  b) menerapkan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat;

  3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatam profesionalisme guru. Supervisi sebagai salah satu kompetensi kepala sekolah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Subkomponen menindaklanjuti hasil supervisi akademik: a) menyusun kreteria keberhasilan supervisi akademik, b) menyusun instrumen supervisi akademik, c) melaksanakan evaluasi hasil supervisi, dan d) menyusun program tindak lanjut. Hal yang sama juga disampaika oleh Rosidi (2013:11) bahwa:

  

Kegiatan supervisi akademik terdiri dari tiga aspek,

yaitu:

  1.Aspek Perencanaan

Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada tahap

ini adalah: (1) kepala sekolah membuat

perencanaan program supervisi akademik; (2)

kepala sekolah membuat jadwal pelaksanaan

supervisi akademik; (3) kepala sekolah harus

memiliki instrumen supervisi akademik; (4) kepala

sekolah akan lebih baik jika membuat sendiri

instrumen supervisi akademik tersebut

disesuaikan dengan kebutuhan guru; (5) kepala

sekolah memberikan intrumen supervisi akademik

kepada guru; (6) kepala sekolah menjelaskan

tentang isi instrumen supervisi akademik kepada

guru; (7) kepala sekolah membuat kesepakatan

dengan guru tentang instrumen yang akan

digunakan; (8) kepala sekolah mengadakan

pertemuan dengan guru guna menyamakan

persepsi; (9) kepala sekolah memberitahukan

kepada guru untuk mempersiapkan diri; (10)

kepala sekolah mengadakan kesepakatan tentang

fokus yang akan diamati. Disamping itu kepala

sekolah harus menciptakan suasana yang akrab

dengan guru, sehingga terjadi suasana kolegal.

Dengan kondisi ini diharapkan guru dapat

melaksanakan proses pembelajaran dengan

nyaman tanpa merasa diawasi.

  1. Aspek Pelaksanaan

Pada tahap ini guru mengajar di kelas dengan

pedoman pada instrumen yang telah disepakati

bersama. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

(1) kepala sekolah menunggui guru mengajar

sampai akhir; (2) kepala sekolah melaksanakan

supervisi akademik sesuai jadwal yang telah

disepakati; (3) kepala sekolah dalam melaksanakan

supervisi akademik harus selalu menggunakan

instrumen supervisi akademik; (4) kepala sekolah

membuat catatan; (5) kepala sekolah

memperhatikan secara seksama ketika guru menyampaikan materi pelajaran; (6) kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik tidak semata- mata mencari kesalahan guru dalam mengajar; (7) kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik tidak hanya sekedar menjalankan fungsi administrasi; (8) kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik mengamati guru dalam menggunakan alat bantu; (9) kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik mengamati pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru; (10) kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik memiliki rasa percaya diri.

  2. Aspek Umpan Balik Pada tahap ini hasil pengamatan didiskusikan secara terbuka antara kepala sekolah dengan guru. Hal yang perlu dilakukan kepala sekolah pada tahap ini adalah: (1) kepala sekolah menyediakan waktu untuk bersama dengan guru mengevaluasi hasil supervisi akademik; (2) kepala sekolah memberitahu kekurangan-kekurangan guru dalam mengajar; (3) kepala sekolah harus memberikan dorongan, sugesti, bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya; (4) kepala sekolah memberikan penguatan terhadap penampilan dan kekurangan guru dengan santun; (5) kepala sekolah memberikan arahan dan bimbingan kepada guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar; (6) kepala sekolah menyampaikan hasil supervisi akademik kepada guru; (7) kepala sekolah membantu guru menilai hasil kegiatan pembelajaran; (8) kepala sekolah memberi apresiasi terhadap kerja guru; (9) kepala sekolah membantu guru membuat rencana tindaklanjut hasil pembelajaran; (10) kepala sekolah memberikan solusi pemecahan masalah tentang kegiatan pembelajaran

2.1.5. Teknik Supervisi Observasi Kelas

  Observasi kelas adalah pengamatan langsung terhadap proses belajar mengajar yang sedang berjalan di kelas. Tujuannya adalah memperoleh data yang objektif untuk menganalisis kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar (Asmani; 2012:128).

  Pidata (2009: 88) menyatakan teknik supervisi observasi kelas adalah untuk mengetahui secara keseluruhan cara-cara guru mendidik dan mengajar, termasuk pribadi dan gaya mengajarnya.

  Ciri-ciri teknik supervisi observasi kelas, sebagai berikut:1).Waktu mengadakan supervisi: a.tidak memberitahu terlebih dahulu kepada guru yang akan disupervisi, b.memberitahu terlebih dahulu kepada guru tentang kedatangan supervisor, c.cara menentukan waktu kedatangan supervisor namun tidak menyebutkan hari dan tanggalnya, 2).bersifat individual, 3.tidak ada pertemuan awal, 4).minimal dilakukan pada satu pertemuan, 5. objek diamati supervisor, 6).tidak mengintervensi, 7). ada pertemuan balikan, 8).tindak lanjut.

  Selanjutnya menurut Pidata (2009:93) tentang proses supervisi observasi kelas dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

  1. Persiapan Persiapan supervisi hanya dilakukan supervisor sendiri, tidak bersama guru atau oleh guru. Persiapan yang dimaksud terdiri dari: a). guru siapa yang akan disupervisi, b). materi yang diajarkan, c). di kelas mana, d). alat-alat yang dipakai mencatat hasil supervisi, e). cara menentukan waktu.

  2. Proses Supervisi Yang perlu diperhatikan dalam proses supervisi teknik observasi kelas sebagai berikut: a. Sikap Supervisor

  Sikap supervisor harus bisa membawa diri agar tampak tidak mencolok di mata para siswa, agar suasana tidak berubah disebabkan kedatangan orang lain.

  b. Cara Mengamati Guru Supervisor mengamati cara mengajar guru sambil duduk di belakang. Pengamatan dilakukan secara terus- menerus selama pelajaran berlangsung, sehingga semua data tentang guru dapat diketahui atau dicatat.

  c. Hal-hal yang diamati Objek yang diamati dalam teknik supervisi observasi adalah 1).kepribadian guru, watak, dan bakatnya, 2).

  Gaya mengajar dan mendidik, 3).Suasana guru, 4). Pakaian dan cara berdandan, 5). Cara mendidik dan mengembangkan afeksi, 6).Cara mengajar, 7).Respon kelas dan siswa, 8).kesan umum.

  d. Cara Mencatat Data Bentuk catatan ada dua macam, yaitu catatan bentuk daftar isian dan bentuk uraian. Sedangkan cara mencatat data ada empat macam yaitu: 1) daftar isian, 2). tulisan bebas, 3). Daftar isian dan tulisan bebas, 4). Pedoman observasi. e. Mengakhiri Proses Supervisi Mengakhiri proses supervisi tidak perlu cara khusus, melainkan cukup dengan keluar ruangan bersama dengan guru sesudah semua siswa di luar kelas.

  3. Pertemuan Balikan Sesudah proses supervisi selesai, diadakan pertemuan balikan. Dalam pertemuan ini tidak perlu ada guru lain yang hadir, agar guru yang bersangkutan merasa bebas mengemukakan pendapat dan hal-hal yang mengganjal dalam hatinya. Yang harus diperhatikan supervisor dalam pertemuan ini adalah: a). kontak hubungan, b). membahas hasil supervisi, c). penguatan, d). tindak lanjut.

2.2 Fungsi Kepala Sekolah sebagai Supervisor

  Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain: 1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. 2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar. 3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. 4) Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya. 5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing. 6) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

2.3 Penelitian Terdahulu

  Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terdahulu yang sudah membahas tentang supervisi akademik. Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah merupakan yang ada pada penelitian ini, penelitian tersebut sebagai berikut:

  Jurnal Pendidikan Dasar berjudul Implementasi

  

Supervisi Akademik terhadap Proses Pembelajaran di

Sekolah Dasar Se-Kabupaten Sumedang yang ditulis oleh

  Ali Sudin (2013) menyatakan penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa persoalan mendasar yang berkaitan dengan belum optimalnya pelaksanaan supervisi terhadap proses pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini menjadi satu keprihatinan yang perlu disikapi dalam konteks pembelajaran, karena dapat berdampak terhadap rendahnya disiplin dan hasil belajar siswa.

  Kesimpulan secara umum dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi dalam seluruh mata pelajaran belum berjalan optimal

  Dalam jurnal yang ditulis Sukoyo dan Purwati yang berjudul Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui

  

Pengembangan Manajemen Pendidikan dengan

Pendekatan Supervisi Kolaboratif menjelaskan fungsi

  kepala sekolah dalam menjalankan tugas guru yang mendapat tugas tambahan adalah fungsi-fungsi :

  

edukator, manajer, administrator, supervisor, lea-dership,

innovator, motivator. Salah satu fungsi tersebut adalah

  supervisor, yakni fungsi kepala sekolah dalam rangka mengamati pelaksanaan proses pembelajaran sebagai upaya penilaian kinerja dan perbaikan. Supervisi pembelajaran bukanlah ajang pembantaian terhadap guru tetapi sebagai sarana dasar untuk dapat memberikan masukan kepada guru jika dalam pembelajaran ditemukan masih terdapat kekurangan- kekurangan. Akan tetapi sering terjadi kepala sekolah tidak melakukan fungsi ini secara baik sehingga tidak bisa melihat secara utuh kinerja guru di dalam kelas. Hal ini berakibat guru tidak bisa menyadari kelemahannya dan sulit melakukan perubahan dan peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran.

  Jurnal Untan berjudul Pelaksanaan Supervisi

  

Akademik oleh Kepala Sekolah dalam Upaya Pembinaan

Profesionalisme Guru Di SMA(2013) ditulis Kiong MuiLie,

  Usman Radiana, H. Tomo Djudin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam upaya pembinaan profesionalisme guru di SMA. Hasil penelitian ditemukan dalam perencanaan, belum semua guru mengetahui tentang jadwal dan tujuan supervisi akademik.

  Jurnal FKIP Unila yang berjudul Implementasi

  

Supervisi Akademik Kepala Sekolah ditulis oleh

  Muhammad Mubaroh, Alben Ambarita, Irawan Suntoro (2014). Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dalam beberapa cara;3) evaluasi setelah pengawasan, 4) ada respon yang positif terhadap pengawasan, 5) kompetensi pedagogis yang diperlukan guru adalah kemampuan untuk membuat kurikulum dan bahan pembelajaran, penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil belajar.

  Jurnal lain mengenai supervisi adalah Journal of case

  

Studies in Education berjudul Leadership effectiveness and

instructional supervision the case of the failing twin

  menyatakan sebagai administrator kepala sekolah mempunyai kewajiban dalam melaksanakan supervisi dan monitoring.

2.4. Kerangka Pikir

  Supervisi akademik merupakan bagian supervisi pendidikan yang menitikberatkan pada upaya pemberian bantuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru sebegai pengelola proses belajar di kelas. Peningkatan pembelajaran dapat dapat dilihat dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pemberian umpan balik.

  Setiap kegiatan pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik, apabila kepala sekolah dapat mengarahkan dan menggerakkan serta membimbing semua guru untuk menjalankan tugasnya, dalam hal ini kepala sekolah bertindak sebagai supervisor dan motivator.

  Kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai supervisor dan motivator harus melaksanakan supervisi akademik kepada semua guru. Supervisi akademik yang di lakukan Kepala SMA Negeri 3 Demak bertujuan untuk memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kinerja guru.

  PBM

  Perencanaan Supervisi Peningkatan Pelaksanaan

  Akademik Kinerja Guru Umpan Balik Kinerja

  Guru

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Peserta Didik di MTs NU 02 Al Ma’arif Boja Kabupaten Kendal

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Peserta Didik di MTs NU 02 Al Ma’arif Boja Kabupaten Kendal

0 0 16

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

0 0 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

0 1 36

PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT GURU SOSIOLOGI SMA TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBANTUAN CD INTERAKTIF Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

0 0 110

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 0 55