RISET KEHIDUPAN SOSIAL PETUGAS PPSU PENA

RISET KEHIDUPAN SOSIAL PETUGAS
PPSU
(PENANGANANAN PRASARANA & SARANA UMUM)
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
CHARACTER BUILDING

DI SUSUN OLEH
Achmad Fauzi

(11140431)

Aga Dwi Permadi

(11140443)

Alby Riyandana

(11140542)

Bella


(1140487)

Chesar Ciputra Rahardjo

(11140492)

Rihan Suar Setiawan

(11140535)

Jurusan Sistem Imformasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah penelitian ini yang penulis sajikan dalam buku yang
sederhana. Adapun judul penulisan makalah penelitian ini yang diambil adalah

“Kehidupan Sosial Petugas PPSU”
Tujuan penulisan makalah penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas
akhir matakuliah Character Building pada ProgramSarjana (S.1) STMIK Nusa
Mandiri. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian(observasi),
wawancara dan beberapa sumber literature yang mendukung makalah penelitian.
Penulis menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka
penulisan makalah penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena
itu pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Dosen Character Building, selaku pembimbing untuk tugas ini
2. Para Narasumber yang bersedia di Wawancarai.
3. Rekan-rekan mahasiswa SI.4A yang selaku memberi dorongan dan
semangat kepada penulis.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu
sehingga dapat terwujudanya penulisan makalah penelitian ini. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulis dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah penelitian ini dapat berguna bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 19 April 2016
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ………………………………………….………………… i
Daftar Isi …………………………………………………….……………. ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………...
1.2. Rumusan Masalah.....................................................
1.3. Tujuan Dan Manfaat ....……………………………..
1.4. Metode Penulisan …………………………………....

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori ………………………….......………
2.2. Apa Itu PPSU.............................................................

2.3. Lingkungan Sosial Petugas PPSU ……………….…
2.4. Interaksi Sosial Petugas PPSU …............…………...
2.5. Laporan Penelitian ....................................................

BAB III

PENUTUP ………………………………………………...
3.1. Kesimpulan …………………………………………...
3.2. Saran ………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang


Hubungan antara interaksi sosial dengan lingkungan ternyata mempunyai
hubungan yang sangat erat dan berkaitan untuk membentuk suatu karakter/
kepribadian seseorang. Hal inilah yang menimbulkan argumen bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain dan harus
menjaga hubungan baik dengan lingkungan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat
simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya
diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Sedangkan pengertian
dari lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana
meliputi unsur unsur penting seperti tanah air dan udara, lingkungan sendiri
memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup. Dalam konteks ini
saya mengambil contoh riset para petugas PPSU yang sedang heboh beberapa
bulan ini di kalangan masyarakat Jakarta atas banyaknya petugas PPSU atau
sering juga disebut pasukan oranye bagaimanan kehidupan sosial Petugas PPSU
dimasyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan Judul makala ini “Kehidupan Sosial Petugas PPSU”, terkai
dengan profesi Petugas PPSU dan mengacu pada observasi Kelompok Dua. Maka
latar belakang masalah dapat diidentifikasikan sebagai beikut
1. Apa itu PPSU?
2. lingkungan Sosial Petugas PPSU
3. Interaksi Sosial Petugas PPSU

1.3. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
 Tujuan dari penulian ini guna melengkapi dan memenuhi salah
satu syaraat untuk memperoleh nilai tugas mata kuliah Character
Building.
 Untuk meningkatkan wawasan, Pengetahuan dan Pengalaman
dalam melakukkan observasi.
 Memberikan gambaran kehidupan tentang Petugas PPSU
 Mengingatkan kita untuk lebih peduli terhadap lingkunagan
sekitar.
2. Manfaat
 Dengan Membuat makalah ini diharapkan mampu mebentuk
kepribadiaan yang baik

 Dapat mengetahui dan menghargai perkejaan orang lain tanpa
melihat dari sisi materi tetapi lebih kepada jasa yang telah meraka
perbuat untuk orang lain/masyarakat

1.4. Metodologi Penulisan
Metodologi Penelitaian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini ada 2,
Yaitu:
1. Metodologi observasi secara langsung dengan melihat dan melakukan
wawancara kepada Petugas PPSU kelurahan Cempaka Putih
2. Metode Studi pustaka dari berbagai sumber seperti Google dan Slide mata
kuliah Character Building.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Landasan teori
Interaksi

terjadi


jika

satu

individu

melakukan

tindakan,

sehingga

menimbulkan menimbulkan reaksi pada individu-individu yang lain. Karena
itu interaksi terjadi dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain interaksi dapat
diartikan hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi diantara gejala
aneka kehidupan yang dilakukan oleh manusia. Interaksi sosial merupakan
sarana atau alat dalam mencapai kehidupan sosial. Adanya interaksi sosial
merupakan naluri manusia yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan
sesamanya(gregoriousness). Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer
adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang

dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki
sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan
terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan
terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative
process Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi,
sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi
sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang
meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah
interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang
tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang
lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan. Identifikasi adalah interaksi
sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengidentikkan
(menjadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebisaaan
pemain sepak bola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh
faktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain. Empati adalah interaksi sosial

yang didasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,
lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi
sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian

membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan
disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi,
kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baikbaik, kerjasama,
rukun, harmonis, serasi dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan
nasional dengan PT Telkom dalam program Hardiknas. Disasosiatif meliputi
konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik,
penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul
anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang
pengemis dengan cara membentak.
2.1.1 Macam Macam Interaksi Sosial
a. Interaksi antara individu dan individu
Dalam interaksi itu individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan,
atau stimulus kepada individu lainnya. Sebaliknya, individu yang terkena
pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respons. Wujud
interaksinya dapat berupa kerlingan mata, jabat tangan, saling menyapa,
bercakap-cakap, atau mungkin bertengkar, interaksi social dapat terjadi tanpa
berbincang-bincang, misalnya, orang yang sedang marah, tidak menyapa
terhadap temannya, saling berdiam diri atau orang yang bertingkah aneh yang
mengundang perhatian orang banyak.
b. Interaksi antara individu dan kelompok

Dalam interaksi itu seorang individu berinteraksi sosial dengan kelompok.
Contohnya, seorang ketua kelas yang sedang memberlkan penjelasan di depan
teman-temannya mengenai pembagian tugas piket kelas, atau seorang
mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL) yang sedang mengajar didepan
kelas. Interaksi antara kelompok dan kelompok Dalam interaksi ini
kepentingan individuindividu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, dan

berhubungan dengan kepentingan individu-individu dalam kelompok lain
Contohnya, kelompok dasawisma dalam suatu RT mengundang dasawisma
kelompok lain dalam rangka syukuran atas kemenangannya pada lomba
simulasi P-4. Ciri-ciri Interaksi Sosial
2.1.2. Ciri-ciri Interaksi sosial ada empat macam:
a. Pelakunya lebih dari satu orang
b. Ada komunikasi diantara pelaku melalui kontak sosial
c. mempunyai maksud ada tujuan yang jelas terlepas dari sama atau tidaknya
tujuan tersebut dengan yang di perkirakan oleh pelakunya
d. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang
akan menentukan sikap aksi yang sedang berlasung.
2.1.3. Bentuk-bentuk interaksi sosial
a. Proses-proses sosial yang asosiatif
Artinya adalah proses-proses sosial yang mengarah pada kesatuan yang
terwujud dalam bentuk sebagai berikut.
1. Kerjasama (cooperation)
Ada empat bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut.
 Tawar menawar (bargaining) adalah pelaksanaan perjanjian
pertkaran barang dan jasa antara dua organisai atau lebih
 Kooptasi (cooptation) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
organisasi
 Koalisasi (coaltation) adalah kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
 Joint Venture adalah kerja sama dalam mengusahakan proyekproyek tertentu.

2. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi yaitu cara menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan
pihak lawan. Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa
bentuk, sebagai berikut:
 Koresi (coertion) yaitu bentuk akomondasi yang prosesnya terjadi
karena adanya paksaan dari pihak yang lebih kuat.
 Kompromi yaitu bentuk akomondasi dimana pihak-pihak yang
terlibat masing-masing mengurangi tuntutanya agar tercapai suatu
penyelesaiannya.
 Arbitrase yaitu penyelesaian pertentangan oleh pihak ketiga yang
dipilah oleh kedua belah pihak.
 Mediasi yaitu hampir sama dengan abitrase tetapi pihak ketiga
netral, hanya sebagai penasehat.
 Konsiliasi

yaitu

usaha

mempertemukan

pihak-pihak

yang

berselisih bagi tercapainya persetujuan bersama
 Toleransi yaitu usaha untuk menghadirkan diri dari perselisihan
dengan

membiarkan

atau

menghormati

pihak

lain

yang

mempunnyai pandangan yang berbeda.
 Stalemate yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang
bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang sehingga
berhenti pada titik tertentu tanpa bias maju ataupun mundur.
 Adjudikasi yaitu suatu penyelesian perkara melaui pengadilan.
3. Asimilasi (asimilation)
Asimilasi yaitu proses yang ditandai oleh adanya usah-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia.
Proses amilasi dapat terjadi apabila:
 Ada kelompok-kelompok yang berbeda budayanya
 Saling bergaul langsung dan intensif untuk waktu yang lama.

 Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing
berubah dan saling menyesuaikan diri

2.2. Apa itu PPSU
PPSU adalah Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum , Gagagasan
pertama kali dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama,
yang saat itu mulai risih melihat banyaknya sampah, saluran air tersumbat, dan
jalanan rusak di DKI Jakarta, padahal sudah ada puluhan ribu pekerja di lapangan.
Pada tanggal 13 Mei 2015 dikeluarkan Peraturan Gubernur No 169 Tahun 2015
tentang penanganan prasarana dan sarana umum tingkat kelurahan, dalam rangka
mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan gubernur ini yang
kemudian menjadi landasan dalam perekrutan PPSU di tingkat kelurahandanjuga
merupakan gabungan dari PHL di dinas-dinas.
Tugas utama dari PPSU terbagi menjadi tiga garis besar yaitu, pertama,
penanganan prasarana dan sarana jalan, yang bertugas untuk perbaikan jalan
berlubang, perbaikan trotoar, serta pengecatan kantin.Kedua, penanganan
prasarana dan sarana saluran, yang bertugas untuk memperbaiki saluran air yang
tersumbat, memperbaiki saluran yang rusak total, serta melaporkan bila ada
pembangunan infrastruktur yang mengganggu saluran air.Ketiga, penanganan
prasarana dan sarana taman, yang bertugas untuk menangani pohon tumbang,
memangkas ranting yang menutupi rambu-rambu lalu lintas, membabat rumput
dan semak yang sudah mengganggu, mengambil pot-pot rusak, serta melaporkan
penebangan pohon pelindung ke SKPD terkait melalui kelurahan.
Dengan adanya PPSU, lurah dan camat dapat langsung menindak lanjuti
permasalahan skala kecil yang terjadi di wilayahnya misalnya saluran air
terhambat, sehingga keluhan masyarakat dapat direspons dengan cepat.
Masyarakat juga dapat mengawasi dan memantau proses kerja PPSU ini.

Masyarakat dapat melaporkan semua permasalahan tersebut melalui 8 kanal opini
publik yaitu twitter (@jakartagoid), facebook (jakarta.go.id), sms center
(08111272206), email (dki@jakarta.go.id), sistem lapor! (1408), call center (164),
balai warga (www.jakarta.go.id) dan aplikasi Qlue. Laporan yang disampaikan
kemudian dipetakan secara digital dan terintegrasi dengan portal Jakarta Smart
City (smartcity.jakarta.go.id) dan CROP (Cepat Respon Opini Publik) yang
dimiliki Pemprov DKI Jakarta.
PPSU berseragam oranye dalam melaksanakan tugasnya juga mendapatkan hak
layaknya pekerja pada umumnya. Hak-hak yang diberikan Pemprov DKI Jakarta
kepada PPSU di antaranya adalah, seragam dan alat kerja, gaji sesuai dengan
UMP DKI yang dibayarkan melalui Bank DKI, asuransi kesehatan dan
ketenagakerjaan, serta tunjangan sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.Sampai dengan saat ini, PPSU di tiap kelurahan berjumlah rata-rata 40-70
orang, tergantung kebutuhan di kelurahan tersebut.(jsc-sy/shg)
2.3. Lingukngan Sosial Petugas PPSU
Lingkungan sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang, dalam hal ini, kita
akan membahas tentang lingkungan sosial petugas PPSU. Seperti yang kita
ketahui, banyak orang menganggap bahwa pekerjaan PPSU adalah pekerjaan yang
rendah (tidak memerlukan sekolah yang tinggi). Namun , jika kita bisa menyadari,
bahwa betapa pentingnya mereka, tugas PPSU merupakan tugas tinggi/mulia,
karena jika tidak ad mereka, bisa kita bayangkan betapa kotornya wilayah kita.
Walaupun terkadang suasasna keluarga mereka tidak baik mereka harus
melakukan tugasnya dengan tulus. Namun oarang-orang terdekat mereka tersebut
sangat mengahargai mereka.Hal itu yang membuat mereka bertahan mental dalam
perkejaan ini. Dalam lingkunagan pertemanan, mereka sangat dekat, saling
menguatakan dan memberikan masukan. Mereka juga menerima adanya
perbedaan. Hal itulah yang patut kita contoh walaupun pendidikan mereka tidak
semua dari mereka lulusan SMA sedrajat tapi mereka mempunyai rasa demokrasi
yang tinggi. Lingkungan yang sangat memeberikan tekanan bagi mereka dalah

lingkungan masyarakat. Bahkan ada sebagian masyarakat yang mengeluarkan
argumen bahwa jika tidak membuang samapah dijalan maka petugas PPSU tidak
punya kerjaan. Seringkali mereka dianggap rendah oleh masyarakat karena
pekerjaannya yang tidak membutuhkan keahlian khusus. Terkadang mereka juga
harus mengerjakan pekerjaan yang bukan pekerjaan mereka. Dalam kasus ini,
dapat kita ambil kesimpulan bahwa lingkungan keluarga dan hbungan pertemanan
sangat mempengaruhi mereka. Dapat kita bayangkan, jika tekanan tekanan yang
mereka alami terjasdi juga dalam lingkungan keluarga dan pertemanan mereka,
mungkin mereka tidak kuat dalam menjalani pekerjaan ini.
2.4. Interaksi Sosial Petugas PPSU
Setelah kita membahas tentang lingkungan sosial yang memebentuk
kepribadian penyapu jalan, kali ini kita akan membahas tentang interaksi
sosial yang terjalin dalam komunikasi sosial, konflik sosial, serta
pergaulan dan persahabatan. Hal-hal tersebut adlah sebgai kenyataan hidup
sosial untuk membangun sikap yang tepat.
Salah stau segi paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang
lain adalah saling berbagi perasaan. Itupun yang mereka (Petugas PPSU)
rasakan saat berbicara dengan masyarakat dan pemerintah, mereka cukup
mengomunikasikanya sehingga perasaan lega bisa tercipta. Suatu
kenyataan sosial yang merupakan bagian tak terpisahkan dari interaksi
sosial adalah adanya prasangka-prasangka/konflik sosial. Dalam hal
konflik terhadap kelompok dengan kelompok yang dihadapi petugas
PPSU. Ketakutan mereka terhadap pemerintah yang selalu dirasakan
petugas PPSU akan nasib kelansuangan pekerjaanya jika gubernunya
sudah bukan yang sekarang. Namun tidak mudah bagi mereka untuk
mengutarakanya, samapai saat ini. Dalam berinteraksi hambatan mereka
dan dalam dunia pekerjaan yang harus mereka hadapi.

2.5.

Laporan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kelurahan Cempaka Putih
2. Obyek Penelitian
 Bapak

Suro

Selaku

mandor/ketua

Cempaka putih
 Bapak Jhoni selaku wakil mandor
3. Tanggal Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 18 April 2016

PPSU

kelurahan

Hasil Penelitian
Mengunakan baju terusan sampai celana oranye berstrip putih
dilengkapi dengan sepatu lars panjang dan topi dengan warna yang
sama. Pak Suro dan Pak Jhoni adalah petugas PPSU yang selalu
berusaha membuat kota Jakarta menjadi lebih bersih , setiap hari
pak Suro dan pak Jhoni bersama rekan-rekan sekerjanya yang lain
mereka mebersihkan lingkungan di daerah kelurahan Cempaka
Putih Timur. Bila pekerjaanya sudah selesai mereka beristirahat di
kelurahan Cempaka Putih Timur dan juga ada yang beristirahat
dirumahnya masing-masing. Karena memang domisili mereka di
daerah kelurahan Cempaka Putih Timur. Menurut Pak Suro selaku
mandor/ketua PPSU Cempaka Putih Timur disana terdapat 60
petugas PPSU yang terbagi menjadi 2 shift. Shift pagi mulai jam
7 pagi sampai jam 3 sore sedangkan shift sore dari jam 3 sore
sampai jam 11 malem. Perkejaan ini memerlukan mental yang kuat
kata pak Suro karena para petugas PPSU melakuakanya diwliyah

domisilinya sendiri. Dan juga memilki resiko yang sangat tinggi
kata pak suro pernah ada rekanya dari kelurahan lain yang
terserempet kendaraan dan juga ada yang tertimpa pohon saat
menebang.Untungnya semua biaya rumah sakit sudah ditanggung
oleh Bpjs Kesehatan yang diddapat dari pemerintah sebagai
fasilitas petugas PPSU.

Juga ada fasilitas seperti Bpjs

Ketenagakerjaan, mendapatkan KJP bagi yang mempunyai anak
dan sedang dalam proses ID Card untuk naik Transjakarta Gratis
juga bagi yang belum berkeluarga berkesempatan menempati
rusunawa. Gaji yang di peroleh pun tidak tergolong kecil tahun
pertama PPSU didirikan pada 2015 2,7 juta sekarang sudah 3,1
juta. Sangat besar dibandingkan uang yang didapat pak Suro dulu
selama masih menjadi kuli bangunan dan pak Jhoni ketika menjadi
montir dibengkel.
Harapan pak Suro dan pak Jhoni adalah agar program PPSU terus
berjalan karena program ini dapat mengurangi pengangguran dan
juga personilnya ditambah lagi.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai
faktor yang saling terkait satu dengan yang lainnya, dengan berbagai proses
pendukungnya. Salah satu faktor yang memegang peranan penting di dalam hal
ini adalah interaksi sosial. Karena pada dasarnya manusia selama hidupnya
mengalami interaksi sosial, yang memungkinkan manusia yang bersangkutan
berkembang.
2. Linkungan sosial tempat kita tinggal dan berada bersama yang lain ada
bermacam-macam, muali dari lingkungan sosial tempat kita untuk pertama
kalinya mengadakan kontak sosial, sampai lingkungan yang lebih luas yang
semakin sulit ditentukan batas-batasnya. Lingkungan sosial yang paling dekat dan
berpengaruh dalam kehidupa kita adalah keluarga, kemudian pertemanan.

3.2 Saran
1. Semoga pemerintah tidak menggunakan PPSU sebagai alat politik dan jika
gubernurnya berganti jangan sampai program PPSU ini berhenti karena
program ini sangat bermanfaat bagi masyrakat selain mengurangi
pengangguran dan untuk menjaga kebersihan lingkunagan.
2. Dengan mengerti bagaimana proses serta pengaruh yang nyata dari
interaksi sosial terhadap pembentukan kepribadian seseorang, diharapkan
kita dapat mengerti kepriadian individu secara tepat dengan segala
keunikannya.

Sehingga

dengan

demikian

diharapkan

kita

dapat

menentukan sikap yang sesuai dengan kepribadian seseorang. Hal mana

akan menentukan keberhasilan kita didalam berkomunikasi dengan
individu lain sesama.

Daftar Pustaka

dPrince Of Smart Tipe Kepribadian Manusia, oleh: Zainuddin sri
kuntjoro, MPSi., Jakarta, 9 april 2002
http://www.e-psikologi.com/usia/090402.htm.
Golongan Kepribadian, http://www.telaga.org/ringkasan.php?
kepribadian.htm. Definition: personality
http://dict.die.net/personalit. Babari Yohanes,Drs.2006.Character
Building II Relasi dengan Sesama.Jakarta.PT. Elex Media
Komputindo