068 TINGKAT INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA

  

TINGKAT INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA

PADA KEPUTUSAN MANAJEMEN

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Provinsi Banten)

  Mira Mardhiya Al-Baab (Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Mahasiswa Magister

  Akuntansi UNDIP)

  

ELVIN BASTIAN

EWING YUVISA IBRANI

(Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

  

Abstract

The purpose of this study is to examine the effect of integration level

of accounting system on perceived system success and effectiveness of

controllership with consistency of financial language as a mediating

variable. Integration of information systems that reflect the complexity and

interconnectedness between the one and the other part. Integration of

information has function as coordinator in controlling of decision-making.

  

Benefits from integration of information systems important when managers

are faced with a situation in which to take decisions that will affect other

parts or units. In this research integration level of accounting system

consists of five sub-indicators, namely planning and budgeting, reporting,

performance measurement, design of accounting information technology

and administrative control functions. Data were collected using a dyadic

survey of 53 respondents. This hypothesis was analyzed using Partial Least

Square (PLS) version 1.0. Based on the test result can be said that

integration level of accounting system have a positive influence on

perceived system success and consistency of financial language fully

mediates the effect of integration level of accounting system on the

effectiveness of controllership.

  

Keywords: integration level of accounting system, perceived system

success, effectiveness of controllership, consistency of financial language

1. PENDAHULUAN

  dengan yang lainnya yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi manajemen (Angelkort and Weiβenberger, 2011). Menurut Sutabri (2004, p.1) sistem akuntansi keuangan disusun untuk menghasilkan informasi yang umumnya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Karena laporan ini ditujukan kepada pihak di luar perusahaan, maka cara penyajian dan isinya diatur oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

  Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer (Bouwens and Abernethy, 2000). Sistem akuntansi manajemen dapat membantu manajer dalam pengendalian akitivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan (Gordon and Miller 1986; Kaplan 1984; Anthony et al. 1998; Atkinson, 1995). Secara tradisional, rancangan sistem akuntansi manajemen berorientasi pada informasi keuangan internal perusahaan yang berbasis pada data historis. Namun demikian, hal lain yang harus diperhatikan adalah akuntansi manajemen hendaknya memperhatikan konsep-konsep manajemen dan akuntansi yang tepat, serta teknik untuk menyajikan informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dalam melakukan perencanaan, pengawasan, pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya yang paling ekonomis (Maharsi, 2000).

  Perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk kepentingan pengambilan keputusan dan tujuan-tujuan pengendalian. Pengendalian ini bertujuan untuk mengendalikan perilaku manusia atau artefak seperti cash atau material flows pada level organisasi, unit bisnis, manajemen atau individu (Malmi and Brown, 2008). Sebagai contoh, data akuntansi selaras dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba dan dapat disesuaikan untuk pengambilan keputusan manajerial serta pengendalian pada setiap level organisasi (Murphy, 1999; Ittener et al, 1997).

  Penelitian yang dilakukan Bhimani, (2003) melihat bahwa dalam desain sistem akuntansi manajemen (SAM) yang inovatif tertanam unsur-unsur budaya organisasi. Keselarasan antara budaya dari SAM dan budaya yang dianut oleh pengguna SAM mempengaruhi perceived system success dari sistem baru. Selain itu, desain dan penggunaan sistem akuntansi manajemen mempengaruhi perubahan strategi perusahaan (Bouwens and Abernethy, 2000; Baines and

  Langfield-Smith, 2003; Naranjo-Gil and Salah satu karakteristik informasi yang baik menurut persepsi manajemen Sejak tahun 1990-an, semakin banyak perusahaan di Jerman yang mengubah sistem akuntansi terpisah menjadi sistem akuntansi terintegrasi untuk pengambilan keputusan dan tujuan pengendalian (Ewert and Wagenhofer, 2007; Wagenhofer, 2006; Jones and Luther, 2005). Integrasi sistem akuntansi di Indonesia mulai dikenal sejak 1996, ketika itu perusahan pertama yang menggunakan integrasi sistem akuntansi adalah Astra International dan Sinar Mas Group. Kemudian setelah tahun 2000 semakin banyak perusahaan yang mulai menggunakan System, Application, and Product in Data

  Processing ( SAP) sebagai sistem untuk berbagai kegiatan bisnis mereka.

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji integrasi sistem akuntansi dikaitkan dengan efektivitas controllership dan perceived system success dengan menambahkan

  consisitency of financial language sebagai variabel mediasi (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011; Chapman and Khin, 2008). Efektivitas controllership dilihat berdasarkan kualitas output controllership dan dampak controllership pada keputusan manajemen .

  (Weiβenberger and Angelkort, 2011) 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Teori

2.1.1 Integrasi Sistem Akuntansi

  Integrasi merupakan salah satu karakteristik informasi yang baik menurut persepsi manajemen (Gul and Chia, 1994; Chia, 1995; Nazaruddin, 1998; Nicolaou, 2000). Integrasi mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian lain. Integrasi sistem akuntansi mengacu pada hasil, yaitu menghasilkan output informasi yang dapat digunakan secara efektif yang berperan sebagai koordinator organisasi dan kendali atas masalah-masalah organisasi dan pengambilan keputusan (Chia, 1995; Nicolaou, 2000). Informasi akuntansi keuangan dan manajemen saling berhubungan sehingga manajemen level atas yang berorientasi pada pengendalian keuangan menyebutnya dengan sistem akuntansi yang terintegrasi bukan sistem akuntansi yang terpisah (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011). Desain sistem akuntansi yang terintegrasi tidak selalu memberikan dampak merugikan pada pengambilan keputusan manajerial dan pengendalian. Manfaat informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan pada situasi diharuskan mengambil keputusan yang Desain integrasi sistem akuntansi memiliki dua keuntungan. Pertama, informasi kinerja keuangan dan non-keuangan mudah direkonsiliasi pada semua level perusahaan, serta menyediakan manajemen dan investor laporan dengan satu versi kebenaran (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011).

  2.1.2 Perceived System Success

  Dalam menerapkan suatu sistem, perusahaan dapat mengalami dua hal yaitu keberhasilan atau kegagalan dalam menerapkan sistem tersebut (Montazemi, 1988; DeLone and McLean, 1992; Nicolaou, 2000; Chapman and Khin, 2008). Perceived

  

system success diukur berdasarkan persepsi pengguna sistem (system use) (Ives, Olson

and Baroudi, 1983; Montazemi, 1988; DeLone and McLean, 1992; Nicolaou, 2000).

  Instrumen yang digunakan (divalidasi sebelumnya oleh Doll dan Torkzateh, 1988) untuk mengukur kepuasan pengguna informasi (User Information Satisfaction/UIS) terdiri dari lima konsep yaitu: kandungan informasi, akurasi, format, kemudahan dalam menggunakan, dan ketepatan waktu (Doll dan Torkzateh, 1988 dalam Nicolaou, 2000). Pengukuran mengenai perceived system success didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Delone dan McLean (1992) menyatakan bahwa kesuksesan sistem informasi didasarkan atas enam hal, yakni: kualitas sistem, kualitas informasi, kegunaan, kepuasan pemakai, pengaruh pribadi dan pengaruh organisasi.

  2.1.3 Efektivitas Controllership

  Seorang pimpinan yang bertanggung jawab dalam bidang akuntansi dalam sebuah organisasi memiliki banyak sebutan seperti: kepala akuntansi, manajer kantor, bendaharawan, kepala pembukuan, dll. Namun sebutan yang paling tepat adalah

  

controller , karena bertambahnya penekanan pada pengendalian akuntansi (accounting

controll ) dan kebutuhan pimpinan akan informasi untuk tujuan statistik dan

  pengambilan keputusan keuangan (Willson and Campbell, 1989, p.11).

  Elemen penting yang menghubungkan peran controller dan fungsi pengendalian yang controllership, dapat dibedakan menjadi tugas inti dan tambahan. Peningkatan tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi mempengaruhi tugas-tugas inti (perencanaan dan penganggaran, pelaporan, dan pengukuran kinerja) dan tugas-tugas tambahan yang juga dipengaruhi oleh hasil teknis (desain teknologi informasi akuntansi) atau alasan organisasi (fungsi pengendalian administrasi) (

  Weiβenberger, 2009). Penyimpangan mungkin saja terjadi pada fungsi-fungsi dasar controller, namun yang bersifat operasional yang dapat melemahkan dan mengurangi efektivitas Weiβenberger, 2009).

  Efektivitas controllership dapat dilihat dari kualitas output controllership dan dampak controllership pada keputusan manajemen (Weiβenberger and Angelkort,

  2011). Output controller adalah menyediakan data yang bersifat keuangan atau statistik kepada pihak eksternal dan internal perusahaan (Willson and Campbell, 1989, p.15). Efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai tujuan dengan benar atau melakukan sesuatu yang benar (doing the right things). Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggagung jawab dengan tujuannya, sehingga semakin besar kontribusi output yang terhadap tujuan perusahaan maka semakin efektif (Anthony and Govindarajan, 2005, p.174).

2.1.4 Consistency of Financial Language

  Belkaoui (1978) mengatakan "Accounting can be viewed as a language, which

  embodies both lexical dan grammatical characteristics "

  Dalam relativitas linguistik, peran bahasa ditekankan sebagai mediator dan pembentuk lingkungan hidup, ini berarti bahwa bahasa akuntansi (financial language) dapat mempengaruhi pengguna informasi terkait persepsi dan perilaku (Belkaoui, 1978). Jika informasi akuntansi digunakan sebagai bahasa dalam pengaturan orientasi keuangan, konsistensi informasi akuntansi keuangan dan manajemen harus menjadi salah satu fitur utama. Jika tidak, bahasa akuntansi atau kode linguistik akuntansi yang berbeda dapat menyebabkan komunikasi menjadi bermasalah (Belkaoui, 1980).

2.2 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

2.2.1 Pengaruh Tingkat Integrasi Sistem Akuntansi terhadap Kualitas Output

  Controllership

  Dalam desain sistem akuntansi yang terintegrasi, informasi akuntansi keuangan dan manajemen disajikan lebih cepat dibandingkan dengan desain sistem akuntansi yang terpisah ( Weiβenberger and Angelkort, 2011). Anggaran dan laporan keuangan didasarkan pada transaksi keuangan perusahaan dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen. Karena itu, informasi akuntansi keuangan dan manajemen menjadi kurang rawan kesalahan dan lebih dapat diandalkan sebagai dasar data akuntansi keuangan (Wagenhofer, 2006). Peningkatan integrasi sistem akuntansi tidak selalu mengarah pada hilangnya Sistem akuntansi yang terintegrasi mampu menyediakan informasi akuntansi manajemen yang cukup relevan dengan disajikan lebih tepat waktu dan dapat diandalkan dibandingkan desain sistem akuntansi yang terpisah. Diasumsikan bahwa kepuasan manajemen diukur dengan tingkat kualitas ouput yang dikaitakan dengan peningkatan layanan controller terhadap manajer (Weiβenberger and Angelkort, 2011). Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  

H1: Peningkatan tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi mengarah kepada

peningkatan tingkat kualitas output yang disebabkan oleh manajemen pada jasa controller

  

2.2.2 Pengaruh Tingkat Integrasi Sistem Akuntansi terhadap Consistency of

Financial Languange

  Komunikasi bisnis tidak hanya terjadi dengan pihak internal perusahaan, tetapi juga terjadi dengan pihak eksternal perusahaan. Menurut Sutabri (2004, p.2) akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.

  Integrasi sistem akuntansi menghasilkan kekuatan informasi akuntansi. Kekuatan informasi akuntansi meliputi sifat agregasi informasi dan peran informasi sebagai bahasa umum untuk memfasilitasi komunikasi antar manajer dengan latar belakang, pengalaman dan pengetahuan yang berbeda (Hall, 2010). Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  

H2: Peningkatann tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi mengarah kepada

peningkatan consistency of financial language.

  2.2.3 Pengaruh Consistency of Financial Language terhadap Kualitas Output Controllership.

  Menurut Sutabri (2004, p.3), sistem akuntansi yang dirancang dengan baik merupakan contoh sistem yang tertutup. Sistem ini memiliki proses yang mengubah input menjadi output dan menggunakan pengendalian internal untuk membatasi pengaruh lingkungannya terhadap sistem. Input sistem akuntansi merupakan kejadian yang menjadi transaksi akuntansi. Proses dalam sistem akuntansi merekam suatu peristiwa ekonomi sebagai suatu transaksi, menjurnal dan membukukan transaksi dan adalah dokumen dan laporan akuntansi seperti laporan keuangan atau laporan lazim, sehingga dapat dikatatakan sebagai consistency of financial language ( Weiβenberger and Angelkort, 2011).

  Informasi akuntansi manajemen yang diberikan oleh controller konsisten dengan laporan keuangan, yang memicu penilaian positif pada kualitas output

  controllership

  (Weiβenberger and Angelkort, 2011). Bahasa akuntansi (financial

  language ) dapat berfungsi sebagai media untuk memfasilitasi komunikasi antar manajer

  dengan kebutuhan informasi, latar belakang, pengalaman dan pengetahuan yang berbeda (Hall, 2010). Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  H3: Peningkatan consistency of financial language mengarah kepada peningkatan kualitas output.

2.2.4 Peningkatan Kualitas Output Controllership terhadap Dampak

  Controllership pada Keputusan Manajemen

  Berbeda dengan kualitas ouput controllership, dampak controllership pada keputusan manajemen dilihat dari penggunaan output oleh manajemen. Di level atas perusahaan, keputusan ini terdiri dari unsur pengambilan keputusan (yaitu abstraksi dari masalah pengelolaan) serta hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan (yaitu pengaturan kerangka keputusan untuk level yang lebih rendah) (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011). Efektivitas controllership didasarkan pada output dan penggunaan output tersebut, karena hanya kombinasi dari kualitas output yang tinggi dan dampak yang tinggi akan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan dari fungsi pengendalian keuangan pada operasi sistem pengendalian manajemen perusahaan

  (Weiβenberger and Angelkort, 2011)

  . Dalam pengaturan dasar dari teori rasional (Hedsrӧm and Swedberg, 1996) mengasumsikan bahwa peningkatan kualitas output yang dirasakan oleh manajemen mengakibatkan peningkatan penggunaan output yaitu, dampak yang kuat pada pengambilan keputusan dan pengendalian. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  

H4: Peningkatan kualitas output mengarah kepada peningkatan dampak

controllership pada keputusan manajemen

2.2.5 Tingkat Integrasi Sistem Akuntansi dan Perceived System Success

  informasi yang dapat digunakan secara efektif yang berperan sebagai koordinator organisasi dan kendali atas masalah-masalah organisasi dan pengambilan keputusan (Chia, 1995; Nicolaou, 2000). Persepsi mengenai efektivitas sistem ditentukan oleh kesesuaian antara integrasi sistem akuntansi dan faktor-faktor kontingen seperti formalisasi organisasi, saling ketergantungan informasi di antara bidang-bidang fungsional dalam organisasi, serta saling ketergantungan dengan organisasi lain (Nicolaou, 2000). Informasi akuntansi harus dirancang untuk memfasilitasi penilaian informasi dan keputusan yang mendukung strategi yang dipilih perusahaan (Bouwens and Abernethy, 2000; Baines and Langfield-Smith, 2003; Naranjo-Gil and Hartmann, 2007). Keberhasilan atau kegagalan dalam penerapan sistem diukur berdasarkan persepsi pengguna sistem (system use) (Ives, Olson and Baroudi, 1983; Montazemi, 1988; DeLone and McLean, 1992; Nicolaou, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Nelson, Tood, dan Wixon (2005) menguji variabel anteseden perceived system success dengan menidentifikasi serangkaian driver dari informasi dan kualitas sistem. Hasilnya mengidentifikasikan bahwa akurasi data sebagai bagian intrinsik perceived system

  

success dan kelengkapan informasi secara signifikan mempengaruhi perceived system

success. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis

  sebagai berikut:

  

H5: Tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi berpengaruh positif pada

perceived system success

2.3 Model Penelitian

  === GAMBAR 1 ===

3 METODE PENELITIAN

3.1 Pengumpulan data dan Teknik Penentuan Sampel

  Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Provinsi Banten dengan responden yang mewakili masing-masing perusahaan. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive

  sampling methode, dengan kriteria : 1.

  Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan

  2. Perusahaan Manufaktur menerapkan integrasi sistem akuntansi berjumlah 25 perusahaan. Penelitian ini mengadopsi desain penelitian dyadic untuk mendapatkan gambaran mengenai efektivitas controllership (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011). Desain penelitian dyadic adalah penelitian yang menggunakan dua pihak yaitu superior dan subordinate yang berperanan dalam proses evaluasi kinerja (Hudayati, 2002) dalam hal ini controller, middle management dan first line

  

management. Kuesioner Variabel tingkat integrasi sistem akuntansi dijawab oleh

controller dan middle management, empat variabel lainnya yaitu variabel perceived

system success, consistency of financial language , kualitas output controllership, dan

  dampak controllership pada keputusan manajemen dijawab oleh first line management ( Weiβenberger and Angelkort, 2011).

3.2 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

  Instrumen-instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti terdahulu (Weiβenberger and Angelkort, 2011; Chapman and Kihn, 2008) masing-masing diukur dengan menggunakan skala likert dari 0 sampai dengan 5 . Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat integrasi sistem akuntansi dan variabel dependennya adalah

  

perceived system success, consistency of financial language, kualitas output

controllership, dan dampak controllership pada keputusan manajemen.

  3.2.1 Integrasi Sistem Akuntansi

  Tingkat integrasi sistem akuntansi menunujukkan bahwa sistem akuntansi manajemen yang digunakan oleh controller secara teknis terintegrasi dengan sistem akuntansi keuangan. Dalam penelitian ini, tingkat integrasi sistem akunatansi diukur berdasarkan lima sub indikator pertanyaan yaitu: perencananaan dan penganggaran, pelaporan, pengukuran kinerja, desain teknologi informasi akuntansi dan fungsi pengendalian administrasi (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011).

  3.2.2 Consistency of Financial Language Consistency of financial language mencerminkan informasi yang disediakan

  oleh akuntansi keuangan dan manajemen dianggap koheren dan konsisten oleh manajemen untuk menunjang fakta bahwa informasi akuntansi digunakan sebagai bahasa untuk komunikasi bisnis, selain itu melihat konsistensi akuntansi sebagai bahasa keuangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum

  (Weiβenberger and Angelkort, indikator pertanyaan yaitu: pemahaman yang sama antara controller dan akuntan prinsip akuntansi yang berlaku umum [Standar Akuntansi Keuangan (SAK)] dan peningkatan informasi yang disediakan oleh controller dan akuntan keuangan konsisten pada bisnis perusahaan (

  Weiβenberger and Angelkort, 2011).

  3.2.3 Kualitas Output Controllership

  Kualitas output controllership diukur berdassarkan ruang lingkup, ketepatan waktu atau ketepatan yang dirasakan oleh manajemen (Weiβenberger and Angelkort, 2011). Output controller adalah menyediakan data yang bersifat keuangan atau statistik kepada pihak eksternal dan internal (Willson and Campbell, 1989, p.15). Dalam penelitian ini, kualitas output controllership diukur berdasarkan enam indikator pertanyaan yaitu: laporan manajemen mencakup semua bidang kegiatan bisnis, sistem informasi manajemen yang disediakan oleh controller mencerminkan keadaan yang sebenarnya, ketepatan informasi yang disediakan oleh controller, keterbaharuan informasi yang disediakan oleh controller, controller menggunakan metode yang dipahami, serta konten dan penjelas informasi.

  3.2.4 Dampak Controllership pada Keputusan Manajemen

  Dampak controllership pada keputusan manajemen mencerminkan peningkatan kualitas output yang dirasakan oleh manajemen juga akan mengakibatkan peningkatan penggunaan output ini yaitu dampak yang kuat pada pengambilan keputusan dan pengendalian. Dalam penelitian ini, kualitas output controllership diukur berdasarkan tiga indikator pertanyaan yaitu: peran controller dalam proses pengambilan keputusan, pendapat controller dalam proses pengambilan keputusan dan pengaruh controller pada keputusan manajemen (Weiβenberger and Angelkort, 2011).

  3.2.5 Perceived System Success

  Perceived system success di analisis dengan mengidentifikasi akurasi data sebagai properti intrinsik dari suatu sistem informasi yang secara signifikan dirasakan sebagai suksesnya sebuah sistem dan mengidentifikasi kelengkapan informasi yang sangat terkait dengan keberhasilan sistem (Chapman and Khin, 2008; Nelson, Todd, and Wixom, 2005). Dalam penelitian ini, perceived system success diukur berdasarkan dua indikator pertanyaan yaitu: keseluruhan manfaat dari sistem informasi yang digunakan dalam proses penganggaran lebih besar daripada biaya dan sistem informasi yang digunakan dalam proses penganggaran adalah alat untuk mengelola unit bisnis

4 ANALISIS DATA

  Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden di Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten yang telah menerapkan integrasi sistem akuntansi. Kuesioner disebarkan dengan cara mengantar langsung kepada responden. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data selama 1 bulan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 set kuesioner dan dikembalikan sejumlah 53 set kuesioner, dengan tingkat rate sebesar 53%. Data yang bisa diolah untuk analisis sebanyak 53 set kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah controller, midle manajemen dan first line management dalam satu perusahaan.

  === TABEL 1 DISINI ===

  4.2 Uji Validitas Konstruk Pengujian ini dilakukan untuk menguji validitas variabel-variabel penelitian.

  Kriteria model yang baik yaitu jika nilai AVE lebih besar dari 0,5 (Ghozali 2008, p.42). Nilai AVE dari hasil output penelitian disajikan dalam tabel 2 berikut.

  === TABEL 2 DISINI ===

  Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa nilai AVE untuk semua variabel penelitian lebih besar dari kriteria yang dipersyaratkan, yaitu 0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian memenuhi uji validitas.

  4.3 Uji Reliabilitas Konstruk Pengujian ini dilakukan untuk menguji reliabilitas variabel-variabel penelitian.

  Konstruk dikatakan reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,7 (Ghozali 2008, p.43). Nilai composite reliability dari hasil output penelitian disajikan dalam tabel 3 berikut.

  === TABEL 3 DISINI ===

  Hasil output di table 3 menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk semua variabel lebih besar dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian memiliki reliabilitas yang baik.

  4.4 Pengujian Model Struktural (Inner model)

  Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness of fit model (Ghozali 2008, p.43). Besarnya R-square

  yang di peroleh dari output penelitian disajikan dalam tabel 4 berikut.

  === TABEL 4 DISINI ===

4.5 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

  

4.5.1 Pengaruh Tingkat Integrasi Sistem Akuntansi terhadap Kualitas Output

Controllership

  Hipotesis yang pertama diuji untuk mengetahui pengaruh langsung tingkat integrasi sistem akuntansi terhadap kualitas output controllership. Dari hasil olah data menggunakan PLS diperoleh hasil sebagai berikut:

  === TABEL 6 DISINI ===

  Berdasarkan table 6 dapat dilihat bahwa tingkat integrasi sistem akuntansi tidak secara signifikan mempengaruhi kualitas output controllership yang ditunjukan dengan nilai original sampel estimate sebesar 0.048 dan t-statistik sebesar 0.263 yang lebih kecil dari t-tabel 1.96. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan tingkat integrasi sistem akuntansi tidak meningkatkan kualitas output controllership. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh hasilnya

  Weiβenberger and Angelkort, (2011) menunjukkan bahwa sub-indeks pelaporan, desain teknologi informasi akuntansi, dan fungsi pengendalian administrasi menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik sedangkan perencanaan dan penganggaran serta pengukuran kinerja menunjukkan hasil yang tidak signifikan secara statistik. Pada praktiknya integrasi sistem yang terjadi di perusahaan belum terjadi secara menyeluruh tapi hanya sebagian sehingga menyebabkan tidak ada peningkatan kualitas output controllership. Hasil ini didukung oleh penelitian Joseph, et.al (1996) yang menemukan integrasi dalam sistem data dan pelaporan, namun manajer masih mengandalkan informasi akuntansi internal (perencanaan dan penganggaran dan pengukuran kinerja) untuk pengambilan keputusan dan pengendalian.

  

4.5.2 Pengaruh Tingkat Integrasi Sistem Akuntansi terhadap Consistency of

Financial Language

  Hipotesis yang kedua diuji untuk mengetahui pengaruh tingkat integrasi sistem akuntansi terhadap consistency of financial language. Dari hasil olah data menggunakan PLS diperoleh hasil sebagai berikut:

  === TABEL 7 DISINI ===

  Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa tingkat integrasi sistem akuntansi

  

sampel estimate sebesar 0.939 dan t-statistik sebesar 82.446 yang lebih besar dari t-tabel

  Weiβenberger and Angelkort, (2011). Laporan keuangan internal dan eksternal menyediakan pandangan pada objek yang sama dalam periode pelaporan yang sama, oleh karena itu untuk mengintegrasikan keduanya diperlukan consistency of financial language (Weiβenberger and Angelkort, 2011).

4.5.3 Pengaruh Consistency of Financial Language Terhadap Kualitas Ouput Controllership.

  Hipotesis yang ketiga diuji untuk mengetahui pengaruh consistency of financial

  

language terhadap kualitas output controllership. Dari hasil olah data menggunakan

  PLS diperoleh hasil sebagai berikut:

  === TABEL 8 DISINI ===

  Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa consistency of financial language mempengaruhi kualitas output controllership yang ditunjukan dengan nilai original

  

sampel estimate sebesar 0.855 dan t-statistik sebesar 4.772 yang lebih besar dari t-tabel

  1.96. Hasil temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Weiβenberger and Angelkort,

  (2011). Akuntansi adalah bahasa bisnis. Akuntansi harus dipahami sebagai bahasa, yaitu sebagai proses komunikasi dua arah dan interpersonal (Levoi, 1984). Informasi akuntansi disediakan sebagai bahasa keuangan yang berkaitan dengan penggunaan informasi konseptual (Menon and Varadarajan, 1992; Baer and Trice, 1982; Burchell et

  

al , 1980) yaitu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum [Standar Akuntansi

  Keuangan (SAK)]. Informasi akuntansi hanyalah salah satu dari informasi kuantitatif yang diperlukan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  4.5.4 Pengaruh Kualitas Output Controllership terhadap Dampak Controllership

  pada Keputusan Manajemen

  Hipotesis yang keempat diuji untuk mengetahui pengaruh kualitas output

  

controllership terhadap dampak controllership pada keputusan manajemen. Dari hasil

  olah data menggunakan PLS diperoleh hasil sebagai berikut:

  === TABEL 9 DISINI ===

  Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa kualitas output controllership mempengaruhi dampak controllership pada keputusan manajemen yang ditunjukkan dengan nilai original sample estimate sebesar 0.813 dan nilai t-hitung 25.562 yang lebih besar daripada t-tabel 1.96. Hasil temuan ini konsisten dengan hasil penelitian semua kewenangan pengambilan keputusan masih tetap pada fungsi manajemen dan (Weiβenberger and Angelkort, 2011)

4.5.5 Tingkat Integrasi Sistem Akuntansi Terhadap Perceived System Success

  Hipotesis yang kelima diuji untuk mengetahui pengaruh tingkat integrasi sistem akuntansi terhadap perceived system success. Dari hasil olah data menggunakan PLS diperoleh hasil sebagai berikut:

  === TABEL 10 DISINI ===

  Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa tingkat integrasi sistem akuntansi mempengaruhi perceived system succsess yang ditunjukkan dengan nilai Original

  

sample estimate sebesar 0.919 dan nilai t-hitung 48.101 lebih besar daripada t-tabel

1.96. Hasil temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Chapman and Kihn, (2008).

  Kualitas dari informasi dan sistem merupakan kunci awal keberhasilan integrasi sistem akuntansi. Kualitas informasi dinilai berdasarkan kemampuannya dalam membantu pembuatan keputusan (Nelson, Tood, and Wixon, 2005) pembuatan keputusan (Nelson, Tood, and Wixon, 2005).

  Variabel consistency of financial language berhasil memediasi hubungan antara tingkat integrasi sistem akuntansi dengan kualitas output controllership. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung, dimana pengaruh tidak langsung lebih besar daripada pengaruh langsung (0.850>0.048).

  === TABEL 11 DISINI === === TABEL 12 DISINI ===

5 SIMPULAN

  Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat integrasi sistem akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas output controllership. Pada praktiknya di perusahaan integrasi sistem akuntansi terjadi sebagian (integrasi parsial). Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

  Weiβenberger and Angelkort, (2011) dan Joseph, et.al (1996) yang menemukan integrasi dalam sistem data dan pelaporan, namun manajer masih mengandalkan informasi akuntansi internal (perencanaan dan penganggaran dan pengukuran kinerja) untuk pengambilan keputusan dan pengendalian. Tingkat integrasi sistem akuntansi berpengaruh positif terhadap consistency of financial

  

language. Hubungan antara pelaporan keuangan eksternal, akuntansi internal dan

  pengambilan keputusan dihubungkan dengan tiga faktor berikut yaitu: peraturan pengambilan keputusan dan pengaruh auditor eksternal Joseph, et.al (1996). Laporan periode pelaporan yang sama, oleh karena itu untuk mengintegrasikan keduanya diperlukan consistency of financial language (Weiβenberger and Angelkort, 2011).

  

Consistency of financial language dapat dilihat dari penggunaan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) dan kebijakan laporan keuangan yang dipilih oleh manajemen.

  Kualitas output controllership berpengaruh positif terhadap dampak controllership pada keputusan manajemen. Keandalan output mempengaruhi manajer untuk menggunakan output tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

  Weiβenberger and Angelkort, (2011). Variabel consistency of financial language berhasil memediasi hubungan antara tingkat integrasi sistem akuntansi dengan kualitas output

  

controllership . Tingkat integrasi sistem akuntansi berpengaruh positif pada perceived

system success . Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Chapman and Kihn,

  (2008). Kualitas dari informasi dan sistem merupakan kunci awal keberhasilan integrasi sistem akuntansi. Kualitas informasi dinilai berdasarkan kemampuannya dalam membantu pembuatan keputusan (Nelson, Tood, and Wixon, 2005).

  Keterbatasan dalam penelitian terletak pada ukuran sampel yang relatif kecil dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur di Provinsi Banten. Salah satu yang menyebabkan sampel relatif kecil yaitu banyaknya jumlah kuesioner tidak kembali. Selain itu, ada kemungkinan hasil dari penelitian ini bias karena hanya melalui kuesioner tanpa melalui wawancara langsung kepada responden.

  

DAFTAR PUSTAKA

Irwin, New York.

  Christopher S. Chapman, Lili-Anne Kihn. 2008. “ Information System Integration, Enabling Control and Performance. Accounting, Organizations and Society.

  Hall, Matthew. 2010. “Accounting Information and Managerial Work.” Accounting,

  and Society . 19, 413-426

  Perceived Environment Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Test of Three Way Interaction.” Accounting, Organization

  59– 69. Gul, F.A., dan Yew Ming Chia. 1994. “The Effect of Management Accounting Systems,

  Ghazali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang : badan Penerbit UNDIP. Gordon, E.A. and Miller. 1986. “ A Contigency Framework for the Design of Accounting Information Systems.” Accounting, Organizations and Society. pp.

  German-Speaking Countries.” In: Chapman, C.S., Hopwood, A.G., Shields, M.D. (Eds.), Handbook of Management Accounting Research, vol. 2. Elsevier, Amsterdam, pp. 1035–1069.

  21–48. Ewert, R., Wagenhofer, A. 2007. “Management Accounting Theory and Practice in

  The Dependent Variable.” Information System Research. 3 (1) (March). Pp. 60- 94. Ewert, R. 2006. “ Fair values und deren Verwendung im Controlling. In: Wagenhofer, A. (Ed.), Controlling und IFRS-Rechnungslegung.” Erich Schmidt, Berlin, pp.

  Vol. 34, 151–169 DeLone, W.H. and McLean, E.R. 1992. “Information System Success: The Quest for

  Chia, Y.M. 1995. “Decentralization, Managament Accounting System Information Characteristic and Their Interaction Effects on Managerial Performance: A Singapore Study.” Journal of Business Finance and Accounting, pp. 811-830.

  Atkitson. 1995. Management Accounting. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc. Baines, Annette and Langfield-Smith, Kim. 2003.“Antecedents to Management

  Society . Vol. 25 pp. 221-241

  Bouwens, Jan. and Abernethy, Margaret A. 2000. “The Consequences of Customization on Management Accounting System Design.” Accounting, Organizations and

  Bodnar, George. H dan Hopwood, Wiliam. S. 1996. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

  Organizations and Society . 28, 523–548

  System Ethos and Its I nfluence on Perceived System Success.” Accounting,

  Belkaoui, A. 1980. “The interprofessional linguistic communication of accounting concepts: an experiment in sociolinguistics.” Journal of Accounting Research 18, 362–374. Bhiman, Alnoor. 2003. “A Study of The Emergence of Management Accounting

  Baroudi, J., Olson, M., and Ives, B. 1986. “An Empirical Studi of The Impact of User Involvement on System Usage and Information Satisfaction.” Communications of The ACM. 29 : 3 pp. 232-238.

  Organizations and Society 28 675–698

  Accounting Change: A Structural Equation Approach.” Accounting,

  Organizations and Society . 35, 301–315 Hudayati, Ataina. 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI volume 6 no. 2

  Ives, B., Olson, M.H., and Baroudi, J. 1983. “ The Measurement of User Information Satisfaction.” Communications of The ACM. 26 (10) (October) pp. 785-793. Joseph, N., Turley, S., Burns, J., Lewis, L., Scapens, R.W., Southworth, A. 1996.

  “External financial reporting and management information: a survey of U.K. management accountants.” Management Accounting Research 7, 73–93. Juniarti dan Evelyne. 2003. Hubungan Karakteristik Informasi yang Dihasilkan oleh

  Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Jurnal Akuntansi &

  Keuangan Vol. 5, No. 2, 110 – 122

  Kaplan, R.S. 1984. “ The Evolution of Management Accounting.” The Accounting Review 59, 390–418. Komara, Acep. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

  Informasi Akuntansi. JURNAL MAKSI Vol. 6 No. 2 : 143 – 160 Lavoie, D. 1987. “The Accounting of Interpretations and The Interpretation of

  Accounts: The Communicative Function of “The Language of Business.” Accounting, Organizations and Society 12, 579–604. Maharsi, Sri. 2000. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang

  Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2,: 127 – 137. Merchant, K., Van der Stede, W.A. 2007. Management Control Systems, 2nd ed.

  Prentice Hall, London. Mia, L. Robert H. Chenhall. 1994. “The Usefulness of Management Accounting

  Systems, Functional Differentiation And Managerial Effectiveness.”

  Accounting,Organization and Society , Vol. 19, No 1, pp. 1-19

  Malmi, Teemu. and Brown, David A. 2008. “ Management Control Systems as a Package—Opportunities, Challenges and Research Directions.” Management

  Accounting Research , 19, 287-300

  Montazemy, A.R. 1988. “Factors Affecting Information Satisfaction in The Context of The Small Business Environment.” MIS Quarterly/June. Pp. 239-256. Naranjo-Gil, David and Hartmann, Frank. 2007. “Management Accounting Systems,

  Top Management Team Heterogeneity and Strategic Change.” Accounting,

  Organizations and Society . 32, 735–756

  Nazaruddin, Ietje. 1998. Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi

  Indonesia , Vol.1, No. 2, 141-162

  Nelson, R., Todd, P., & Wixom, B. 2005. “Antecedents of Information and System Quality: An Empirical Examination within The Context of Data Warehousing.”

  Journal of Management Information Systems , 21(4), 199–235

  Nicolaou, Andreas I., 2000. “A Contingency Model of Perceived Effectiveness in Accounting Information Systems: Organizational Coordination and Control Effects.” International Journal of Accounting Information Systems. 1 , 91– 105

  Otley, D., Berry, A.J. 1980. “ Control, Organisation, and Accounting.” Accounting, Organizations and Society 5, 231–244. Roehl-Anderson, J.M., Bragg, S.M. 2004. Controllership. Wiley, New York. Schäffer, U. (Ed.), 2007. Management Accounting and Control Scales Handbook.

  Schäffer-Poeschel, Wiesbaden. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Sutabri, Tata. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : ANDI Sugiyono. 2008. Metode penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta Weiβenberger, B.E. and Angelkort, H. 2007. Controller Exellence unter IFRS in

  Osterreich. Study in cooperation with the Austrian Controllers’ Institute Weiβenberger, B.E. and Angelkort, H. 2011. “Integration of Financial and Management

  Accounting Systems: the Mediating Influence of a Consistent Financial Language on Controllership Effectiveness.” Management Accounting Research 22, 160–180.

  Wilson, James. D and Campbell, Jhon. B. 1989. Controllership, 3th ed. Edisi Indonesia.

  Jakarta : Erlangga.

Dokumen yang terkait

FUNGSI MEDIASI ELEMEN INSTITUSIONAL BUDAYA TERHADAP HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN NILAI-NILAI ISLAM PADA LAPORAN TAHUNAN BANK ISLAM: STUDI LINTAS NEGARA

0 6 27

080 INDEPENDENSI DAN CONFLICT OF INTEREST AUDITOR

0 0 26

PENGARUH BIAS SELF FULFILLING PROPHECY DAN INISIATIF PERUBAHAN MANAJEMEN SEBAGAI UPAYA PENGURANGBIASAN GOING CONCERN JUDGMENT

0 0 27

PENGARUH KOMPETENSI, SKEPTISME, HUBUNGAN KLIEN DENGAN AUDITOR, UKURAN KAP TERHADAP KEPUASAN KLIEN DAN KEGUNAAN UNTUK STAKEHOLDER EKSTERNAL DALAM PERSPEKTIF KLIEN IBNU IRAWAN LILI SUGENG WIYANTORO HELMI YAZID EWING YUVISA IBRANI Universitas Sultan Ageng Ti

1 2 21

PERAN KEKHAWATIRAN MENDAPAT SANKSI PROFESIONAL DALAM PROFESIONALISMA DAN INDEPENDENSI AUDITOR: PENGUJIAN TEORI KOGNITIF SOSIAL FRANCISCA RENI RETNO ANGGRAINI Universitas Sanata Dharma ZAKI BARIDWAN SUWARDJONO HARDO BASUKI Universitas Gadjah Mada Abstract

0 0 20

Universitas Airlangga Abstract - 075 PENGARUH UMUR, GENDER, DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU

0 1 27

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PENENTUAN OPINI AUDIT

1 3 21

Keywords: information system utilization, adaptation, infusion, performance Abstrak - 070 MEDIASI INFUSI SISTEM INFORMASI ATAS PENGARUH

1 9 22

EVALUASI EMPIRIS TRANSPARANSI DAN VISIBILITAS PRAKTIK PELAPORAN KEUANGAN PERBANKAN BASIS INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING)

0 0 28

UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI AKUNTAN PUBLIK

0 2 27