ASSESMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK US (1)

ASSESMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DALAM KURIKULUM 2013
Ernawita
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pasca Sarjana Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
(Email:ernawitarival@g.mail.com)

ABSTRAK
Early childhood assessment is very important to implement in order to know the
level of child development. Assessment can be used to determine the level of
readiness and maturity in following the learning activities, continuing on the stage
of further development and identify problems that will arise in the child. This paper
is a review of libraries that examine early childhood learning assessments in the
2013 curriculum. This paper explains the first Definition of Early Childhood
Assessment. Both Principles, Benefits and the importance of the Third-Ear
Childhood Assessment Assessment clarify the link between Assessment, Evaluation,
and Measurements and the four Early Childhood Education Assessment
Assessments in the curriculum of 2013. The purpose of this Paper is to determine
how important this learning Assessment is in the 2013 curriculum.
Keywords: Assessment, Curriculum 2013, Early Childhood
Abstrak

Assesmen anak usia dini sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka
mengetahui tingkat perkembangan anak. Asesmen dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kesiapan dan kematangan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, melanjutkan pada tahap perkembangan lanjutan dan
mengidentifikasi masalah yang akan muncul dalam diri anak. Paper ini adalah
kajian perpustakaan yang mengaji tentang asesmen pembelajaran anak usia dini
dalam kurikulum 2013. Paper ini menjelaskan pertama Pengertian Assesmen Anak
Usia Dini. Kedua Prinsip, Manfaat dan pentingnya Asesmen Pembelajaran Anak
usia Dini Ketiga menjelaskan kaitan antara Asesmen, Evaluasi, dan pengukuran
dan ke empat Asesmen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam kurikulum
2013. Tujuan Paper ini untuk mengetahui pentingnya Assesmen pembelajaran ini
dalam kurikulum 2013.
Kata Kunci : Asesmen, Kurikulum 2013, Anak Usia Dini.

1

A. PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan seperangkat panduan yang mengatur isi program
pendidikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dan penyelenggaraan
pendidikan. Secara sederhana kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat mata

pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
preriode pendidikan dan jejang tertentu. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaran pendidikan tersebut.
Kurikulum sebagai arahan muatan pendidikan perlu disusun dengan baik
meski setiap sekolah Taman Kanak-Kanak dapat menyusun kurikulum sendiri
bukan berarti bisa asal-asal tanpa sistematika dan tujuan yang jelas. Ruang lingkup
kurikulum TK mengikuti 6 aspek perkembangan yaitu : moralitas dan nilai-nilai
agama, sosial, emosional, dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/
motorik, dan seni.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara
sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan
anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang
dimaksud pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian


rangsangan

pendidikan

untuk

membantu

pertumbuhan

dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Sedangkan dalam proses pembelajaran anak usia dini terdapat asesmen
yang dilakukan yang difokuskan pada tiga wilayah yaitu perkembangan bahasa,
kognitif-logika, dan motorik. asesmen yang dilakukan dalam melihat tingkat
perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini bukan dilihat pada sasaran
prestasinya, melainkan pada tingkat perkembangan dan kemampuannya yang
biasanya berkaitan dengan perasaan yang bersifat verbal dan nonverbal (Rosyid :

2009)

2

Berdasarkan pengamatan diatas perlu dipertimbangan bahwa apapun yang
dilakukan dalam proses pembelajaran anak usia dini perlu menguraikan proses dan
hasil kegiatan anak untuk melihat sejauh mana kemampuan perkembangan dan
pertumbuhan anak dalam masa pendidikan. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal dalam asesmen pembelajaran anak usia dini dituntut keprofesionalan
seorang pendidik yang dikemukan Suryana ( 2011) Pendidik yang memiliki
kualifikasi akademik S1, menguasai kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan
kepribadian, memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Asesmen dilaksanakan untuk melihat proses dan produk hasil belajar. Asesmen
menentukan output pembelajaran yang dilaksanakan (Uno dan Koni, 2013)
Menurut Suryana ( 2013 ) Perkembangan anak harus mendapatkan
pemantauan dari orang dewasa, khususnya dilakukan oleh seorang guru atau pihak

sekolah. Hal itu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian perkembangan.
Assesmen berasal dari istilah bahasa Inggris, yaitu Assesment, namun istilah
assesment sudah ditetapkan menjadi istilah dalam bahasa Indonesia, yaitu asesmen.
Asesmen menurut Morrison ( 2007 ). Assesment is prosess of collecting
information about children’s development, learning, healting, behavior, academic
proses, need for special services and attainment in order to make decisions.
Assesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan,
pembelajaran, kesehatan, perilaku, perkembangan akademik, pelayanan kebutuhan
anak, dan pencapaian mengambil keputusan pemberian tindakan.
Menurut Suryana ( 2013 ) Penilaian (Assesment ) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau pencapaian kompetensi dari
rangkaian kemampuan peserta didik.

3

2. Prinsip Asesmen, Manfaat dan Pentingnya Asesmen Bagi Perkembangan
Anak Usia Dini
Asesmen


dilakukan

untuk

mengetahui

nilai

perkembangan

dan

pertumbuhan anak yang tidak terlepas pada prinsip- prinsip asesmen anak usia dini
( Yus, 2015) sebagai berikut :
1.

Menyeluruhan
Penilaian yang dilakukan terhadap proses dan hasil kegiatan anak yang
diharapkan dapat menggambarkan adanya perubahan prilaku anak baik yang
menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku dan keterampilan.


2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus dengan
mencatat setiap tahap-tahap kegiatan oleh guru. Hal tersebut dilakukan agar
memperoleh betul- betul berasal dari gambaran perkembangan hasil belajar
anak sebagai hasil didik dari kegiatan pelaksanaan program.
3. Berorientasi Pada Proses dan Tujuan
Penilaian pada pendidikan anak TK dilaksanakan dengan berorientasi pada
tujuan dan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Penempatan kegiatan
disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Objektif
Penilaian yang memberikan informasi yang sebenarnya atau mendekati tentang
objek kemampuan dan perkembangan anak. Guru harus dapat menyampingkan
perasaan-perasaan suka atau tidak suka, keinginan dan prasangka yang tidak
ada kaitannya dengan perkembangan dan pertumbuhan anak.
5. Mendidik
Hasil penilaian harus dapat membina dan mendorongnya timbulnya keinginan
anak untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya.
6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus memiliki makna bagi orang tua, anak didik dan pihak lain

yang berkepentingan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal
tersebut akan terpenuhi jika dapat memberikan nilai yang benar-benar
mengambarkan

pencapaianpertumbuhan

dan

perkembangan

anak.

Pembelajaran yang bermakna bagi anak usia dini harus dilihat dari beberapa
prinsip, yaitu anak harus memiliki kesiapan secara umur, kemampuan fisik,
4

kematangan mental dan emosional dikemas dalam bentuk bermain dan
permainan ( Suryana, 2013 )
7. Kesesuaian
Penilaian menunjukan kesesuaian antara hasil atau nilai diperoleh anak dengan

apa yang dilakukan atau diajarkan guru.

Manfaat Asesmen dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
1.

Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak yang
berkaitan

dengan

bidang

pengembangan

pembiasaan

dan

bidang


pengembangan kemampuan dasar.
2.

Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran.

3.

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan
terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5. Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak yang
berkaitan

dengan

bidang


pengembangan

pembiasaan

dan

bidang

pengembangan kemampuan dasar.
6.

Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran.

7.

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan
terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Pentingnya Assesmen Bagi Perkembangan Anak Usia Dini
TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang
menyediakan berbagai program belajar. Program- program ini dimaksudkan untuk
membantu anak untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri yang
optimal. Perkembangan dan pertumbuhan anak dapat dilihat dari pelaksanaan
penilaian sebagai bentuk informasi anak yang diberikan guru kepada pihak lain.

5

Penilaian digunakan sebagai patokan untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan

individu anak, program dan kurikulum sekolah secara

keselurahan, selain itu dengan penilaian dapat diperkirakan seorang siswa
mengalami kesulitan belajar atau tidak. Nilai yang diberikan berguna bagi semua
pihak yang terlibat dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak,
khususnya orang tua, guru, dan anak sendiri. Bagi orang tua diharapkan dapat
menentukan langkah atau upaya apa yang dapat dilakukan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru sebagai masukan dalam
merancang kegiatan belajar selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak sendiri
sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri ( Yus, 2015 )
3. Hubungan Antara Assesmen, Pengukuran Testing dan Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui
kegiatan asesmen dan evaluasi dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat
alternatif- alternatif keputusan. Arikunto ( 2004 ) mengunkapkan bahwa evaluasi
alah rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan. Tayibnapis ( 2000 ) evaluasi adalah proses menilai sampai sejauh mana
tujuan pendidikan dapat dicapai.
Penilaian adalah penerapan berbagai cara yang dipergunakan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif pernyataan naratif dalam kata-kata dan nilai kuantitatif berupa angka.
Pengukuran ( Measurement ) adalah penempatan angka terhadap objek.
Suharsimi ( 1999 ) menyatakan

bahwa mengukur merupakan proses

membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif. Didalam
pengukuran terdapat proses penempatan angka terhadap suatu objek dengan
mengunakan aturan tertentu atau dengan cara sistematik. Salah satu aturan yang
dimaksud yaitu mengunakan alat ukur yang sesuai dengan objek yang diukur.

6

EVALUASI
TESTING
ASSESME
N

PENGUKU
RAN

Gambar 1 : Keterkaitan antara evaluasi, asesmen, testing dan pengukuran
Dari gambar 1 dapat dinyatakan bahwa evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan asesmen, tes dan pengukuran. Namun pelaksanaan assessment, tes
dan pengukuran mungkin saja tidak berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi.
Terdapat data asesmen tidak digunakan sebagai bahan evaluasi.
Bila seorang guru ingin mengetahui bagaimana penguasaan peserta didik
terhadap suatu nilai, misalnya menghargai pendapat orang lain maka guru perlu
melakukan suatu pengukuran. Data yang diperoleh melalui pengukuran kemudian
dideskripsikan atau dijabarkan dalam suatu penjelasan maka guru telah melakukan
4. Asesmen Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kurikulum 2013
Anak usia dini mengalami perkembangan yang fundamental dalam arti
bahwa pengalaman perkembangan pada masa usia dini dapat memberikan
pengaruh yang membekas dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses
perkembangan selanjutnya. Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik fisik
biologis, kognisi maupun sosio-emosional. Anak yang sedang mengalami proses
perkembangan sangat pesat sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan
energik ( Suryana, 2013 )
Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak melalui pendidikan
anak usia dini, program pendidikan harus sesuai dengan karakterisitik yang
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Disetiap proses kegiatan
anak tidak terlepas dari Asesmen sebagai alat untuk mengetahuai sejauh mana
kemampuan anak Assesmen anak usia dini sangat penting untuk dilaksanakan
dalam rangka mengetahui tingkat perkembangan anak dan mengetahui tingkat
7

kesiapan dan kematangan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, melanjutkan
pada tahap perkembangan lanjutan serta mengidentifikasi masalah yang akan
muncul dalam diri anak. Asesemen bagi anak usia dini fokus kepada tes
kemampuan, tes perkembangan setiap aspek perkembangan.
Sedengkan Kurikulum 2013, asesmen dalam pembelajaran anak usia dini
mengarah kepada asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
scientific dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena,
asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan
dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang
sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
Assesment Autentik adalah penilaian yang dilakukan terhadap anak melalui
kegiatan yang diminta oleh penilai untuk melakukan suatu kegiatan yang mampu
mereka lakukan. Fakta-fakta dan informasi yang tidak nampak dianggap tidak
autentik. ( Marrison, 2007) Kegiatan yang dapat dites dengan penilaian autentik
diantaranya :
a.

Menilai anak berdasarkan pada kegiatan aktual. Contoh penilaian hasil
karya anak, penampilan dalam melakukan suatu kegiatan, keterlibatan siswa
dalam pekerjaan yang diinstruksikan guru, cara menceritakan kembali
sebuah cerita, percobaan yang dilakukan dan pengamatan guru.

b.

Menilai anak berdasarkan kegiatan aktual yang sesuai dengan tujuan
kurikulum

c.

Membuat penilaian sebagai bagian dari proses pembelajaran mendorong
anak untuk menampilkan apa yang mereka ketahui melalui presentasi dan
berpartisipasi

d.

Mempelajari tentang keseluruhan kemampuan anak. Membuat kesempatan
kepada anak untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.

e.

Menilai proses perlibatan orang tua dan anak.

8

Menurut Marrison ( 2012 ) Penilaian Autentik disebut juga sebagai
penilaian berbasis performa. Penilaian autentik mengharuskan anak menunjukan
apa yang mereka ketahui dan mampu lakukan. Fakta yang tidak berarti dan
informasi asing dianggap tidak autentik.
Berdasarkan ‘The National Education Goals Panel’ penggunaan asesmen
yang tepat adalah (1) mengakses untuk meningkatkan perkembangan dan belajar
anak; (2) mengakses untuk mengidentifikasi kesehatan dan pelayanan yang di
berikan pada anak; (3) mengakses untuk memonitor kecendrungan dan
mengevaluasi program dan pelayanan dan (4) mengakses prestasi akademik untuk
akuntabilitas anak, guru dan sekolah, memperbaiki cara mengakses kesiapan anak
untuk masuk sekolah (Lara, 2008). Asesmen tidak digunakan untuk mengukur
suatu keberhasilan suatu program tetapi untuk mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar anak. Dalam aplikasinya di PAUD asesmen tersebut tidak
dilakukan di kelas pada akhir program atau akhir tahun tetapi dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan. Dengan cara misalnya, saat anak bermain,
mengambar, atau dari karya yang dihasilkan. Dengan asesmen guru dapat
mengetahui bakat,minat, kelebihan,dan kelemahan anak.Guru bersama orang tua
siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat
diperoleh hasil belajar yang optimal.
Menurut Munif Chatib dalam buku Kelasnya Manusia menjelaskan bahwa
Assesmen autentic memiliki ciri (1) Memandang penilaian dan pembelajaran
secara terpadu (2) Mencerminkan masalah dunia nyata (3) Menggunakan berbagai
cara dan kriteria ( 4 ) Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap,) Jenis assesmen autentic yaitu :
a. Unjuk Kerja yaitu cara mengumpulkan data yang menuntut anak didik untuk
melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek
menyanyi, olah raga dan memperagakan sesuatu.
b.

Penugasan yaitu cara pengumpulan data peruba pemberian tugas yang harus
dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun
kelompok.

9

c. Portofolio yaitu arsip kumpulan tugas atau hasil karaya anak yang dicatat oleh
guru dalam waktu tertentu
d.

Diri (Self Assessment) yaitu penilaian tentang kemampuan yang dimiliki oleh
diri sendiri. Penilaian ini meliputi semua hasil kerja anak. Anak diminta oleh
guru untuk menilai karya baik berupa hasil ataupun saat proses.
Berikut ini beberapa pedoman penilaian autentik menurut Marisson ( 2012 )
1. Nilai anak berdasarkan karya merekayang sebenarnya. Gunakan contoh
karya, pertunjukan, performa, buku harian pembelajaran, jurnal, proyek,
presentasi, percobaan dan observasi guru.
2. Nilai anak berdasarkan apa yang sebenarnya mereka kerjakan dalam
kurikulum.
3. Nilai apa yang dapat dilakukan masing-masing anak. Evaluasi apa yang
dipelajari setiap anak, dan bukan membandingkan satu anak dengan yang
lain atau satu kelompok anak dengan kelompok yang lain.
4. Jadikan penilaian sebagai bagian dari proses belajar. Dorong anak untuk
menunjukan apa yang mereka ketahui melalui prestasi dan partisipasi.
5. Pelajari anak secara menyeluruh. Jadikan proses penilaian sebagai
kesempatan utuk mempelajari lebih dari penguasaan anak akan serangkaian
keterampilan.
6. Libatkan anak dan orang tua dalam proses penilaian yang kooperatif dan
kolaboratif. Penilaian autentik bersifat terpusat pada anak.
7. Berikan penilaian berklelanjutan disepanjang tahun pelajaran. Nilai anak
secara berkelanjutan sepanjang tahun, bukan hanya pada akhir semester
atau tahun pelajaran.

KESIMPULAN
Assesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan,
pembelajaran, kesehatan, perilaku, perkembangan akademik, pelayanan kebutuhan
anak, dan pencapaian mengambil keputusan pemberian tindakan.
Prinsip - prinsip penilaian Anak Usia Dini yaitu Menyeluruhan,
Berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan, objektif, mendidik,
kebermaknaan dan kesesuaian.
10

Penilaian yang dilakukan terhadap proses dan hasil kegiatan anak yang
dihapkan dapat menggambarkan adanya perubahan prilaku anak baik yang
menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku dan keterampilan. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus dengan mencatat
setiap tahap-tahap kegiatan oleh guru. Berorientasi Pada Proses dan Tujuan,
Objektif, Mendidik, Kemermaknaan dan Kesesuaian. Evaluasi dapat dilakukan
dengan menggunakan asesmen, tes dan pengukuran. Namun pelaksanaan
assessment, tes dan pengukuran mungkin saja tidak berkaitan dengan pelaksanaan
evaluasi. Terdapat data asesmen tidak digunakan sebagai bahan evaluasi.
Penilaian Autentik disebut juga sebagai penilaian berbasis performa.
Penilaian autentik mengharuskan anak menunjukan apa yang mereka ketahui dan
mampu lakukan. Fakta yang tidak berarti dan informasi asing dianggap tidak
autentik.
Penilaian digunakan sebagai patokan untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan

individu anak, program dan kurikulum sekolah secara

keselurahan, selain itu dengan penilaian dapat diperkirakan seorang siswa
mengalami kesulitan belajar atau tidak. Nilai yang diberikan berguna bagi semua
pihak yang terlibat dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak,
khususnya orang tua, guru, dan anak sendiri. Bagi orang tua diharapkan dapat
menentukan langkah atau upaya apa yang dapat dilakukan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru sebagai masukan dalam
merancang kegiatan belajar selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak sendiri
sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri

Referensi
Arikunto, S. 2004. Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Chatib, M. 2013. Kelasnya Manusia, Bandung : PT Kaifa
Fridani, lara,dkk. 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta:
Universitas Terbuka
Morrison, G.S.2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT
Indek
Morrison. G.S. ( 2007 ) Fundamentals of Early Childhood Education, USA :
Prentice Hall
Rosyid, harun,dkk.2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini.Yogyakarta:
Multi Presindo
11

Suryana, D. 2013. Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, XII no 2, 53- 61, Retrieved
from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Suryana, D. 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ( Teori dan Praktik Pembelajaran
Padang : UNP Press
Suryana, D. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap dan
Motivasi Guru, Jilid 19 no 2, 196-201
Tayibnapis, F.Y. 2002, Evaluasi Program, Jakarta : Rineka Cipta
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Uno, Hamzah B & Koni, Satria. 2013. Assessment Pembelajaran.Jakarta: PTBumi
Aksara
Yus, Anita. 2015. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta : Prenadamedia Group

12