IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN RELEVANS
Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBUTUHAN
KUALIFIKASI KOMPETENSI LULUSAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Semarang, 21 September 2013
1
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)
Kurikulum yang dapat
menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi
2
Kita Ingin Menghasilkan Generasi Yang Bisa
Membawa Indonesia Menjadi Negara Maju
Sesuai Prediksi Banyak Lembaga Dunia
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu dipersiapkan
social engineering
Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi
pendidikan
Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
4
Daya Saing Indonesia
di Antara 148 Negara Dunia
rangking
rangking
50
38
kenaikan
+12
Indonesia nomor
3 di dunia
dengan kenaikan
tertinggi.
5
Rekapitulasi Perubahan Ranking Daya Saing
2012-2013 vs 2013/2014
No
A
Perubahan Ranking GCI
2012/2013 vs
2013/2014
Naik
Jumlah
Negara
57
Peringkat
37
New Zealand (5), Emirat Arab (5), USA (2), Jerman (2), Jepang (1)
6-10 Peringkat
16
Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6)
11-15 Peringkat
4
1-5
B
Tetap
14
C
Turun
72
D
Daftar Negara (Contoh)
Ekuador (15), Lesotho (14), Indonesia (12), Swaziland (11)
Singapore, Finlandia, Cina, Switzerland dan Kanada
1-5 Peringkat
38
Yaman (-5), Yordania (-4), Denmark (-3), Inggris (-2), Polandia (-1)
6-10 Peringkat
22
Argentina (-10), Pakistan (-9), Brasil (-8), Italia (-7), Korsel (-6)
11-21 Peringkat
12
Honduras (-21), Iran (-16), Mongolia (-14), Lebanon (-12),
Uruguay (-11)
Tidak ada data
Jumlah
5
148
Sumber: Global Competitiveness Report 2013/2014 (World Economic Forum, 2013)
6
Global Competitiveness Index 2013/2014: Indonesia
........ daya saing Indonesia lebih tinggi dari rata-rata daya saing
negara-negara kategori efficieny-driven economy (GDP per capita US$ 3,000 - 8,999) .........
7
Global Competitiveness Index Indonesia:
2012/2013 vs 2013/2014
Health and Primary Education
5,69
Indeks
5,71
0,37%
4,53
4,40
3,08%
2012/2013
2012/2013
2013/2014
Higher Education and Training
2013/2014
4,17
Ranking
4,30
3,03%
50
38
2012/2013
12
2013/2014
Innovation
Peringkat
2012/2013
(144 Negara)
2013/2014
(148 Negara)
3,61
2012/2013
3,82
2013/2014
5,75%
8
Indikator Daya Saing yang Berkaitan Dengan Bidang Pendidikan
Skor
2013/2014
Skor
2012/2013
Perubahan
(%)
Pilar 4. Health and primary education
Primary education
Quality of primary education
5,71
5,32
4,27
5,69
5,30
4,08
0,37
0,48
4,82
Pilar 5: Higher education and training
Secondary education enrollment, gross %
Tertiary education enrollment, gross %
Quality of the educational system
Quality of math and science education
Quality of management schools
Internet access in schools
Quality of education
Availability of research and training services
Extent of staff training
On-the-job training
4,30
80,75
24,89
4,33
4,66
4,45
4,77
4,55
4,46
4,60
4,53
4,17
77,15
23,12
4,13
4,39
4,18
4,47
4,29
4,34
4,32
4,33
3,03
4,66
7,67
4,77
6,09
6,28
6,59
5,95
2,74
6,41
4,57
Pilar 12. Innovation
Capacity for innovation
Quality of scientific research institutions
Company spending on R&D
University-industry collaboration in R&D
Availability of scientists and engineers
PCT patents, applications/million pop.
3,82
4,39
4,13
4,09
4,49
4,48
0,08
3,61
3,86
3,88
3,95
4,18
4,32
0,07
5,75
13,80
6,56
3,71
7,34
3,64
6,91
Pilar dan Indikator
Sumber: World Economic Forum (2012 dan 2013)
9
Milestone 10 Tahun
Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
2012
Perbaikan Penyaluran BOS
Rintisan PMU
2010
UU-Dikti
Reformasi Birokrasi •
BOP-PTN
PP 66/2010 •
Subak diakui
Beasiswa Bidik Misi •
UNESCO
DPPN •
2008
WAJAR DIKDAS
9 Tahun tercapai
2006
Sertifikasi
Guru
2004
2005
• Awal BOS
• UU Guru
dan Dosen
2009
2007
20% APBN
Tunjangan
Profesi Guru untuk
pendidikan
2011
• Pendidikan Karakter
• Integrasi Kebudayaan
• Rehab SD-SMP
• Sarjana Mengajar di 3T
• Tari Saman diakui
UNESCO
baseline
94,1
112,
5
58,0
81,2
49,0
14,3
•
•
•
•
•
% APM SD/MI
95,5
% APK SD/MI
% APM SMP/MTs
% APK SMP/MTs
% APK SMA/SMK/MA
% APK PT
117,6
77,7
99,7
76,4
27,1
2014
2013
• PMU
• Integrasi UN
• Kurikulum 2013
• Akademi Komunitas
• World Cultural Forum
Target Target RPJMN/
Capaian 2013 Kontrak Kinerja
95,7
95,8
96,0
118,2
78,8
103,9
78,7
27,9
118,6
80,0
107,3
82,0
28,7
119,1
76,0
110,0
85,0
30,0
10
Prospek Perkembangan Ekonomi
Indonesia kedepan
11
12
13
Kita optimis mencapai kemajuan tersebut,
karena kita punya MODAL DASAR
14
3 Modal Utama Pembangunan Nasional
1.
Kekayaan Sumberdaya Alam
Panas bumi (no.1 di dunia)
Batubara (no.2 di dunia)
Timah, Nikel (no. 2 dan 4 di dunia)
Sawit, Karet, Kakao (no.1, 2, 2 di dunia)
2.
Pengalaman
Tingkat Kemiskinan
18
16
14
12
10
Tingkat Pengangguran
16.6
3,500
3,000
15.4
14.2
11,5-12,5
2,000
8.4
7.9
8
6
4
2
0
3,000
2,590
2,500
13,3
9.1
Pendapatan Per Kapita
7.4
7
1,947
1,500
1,000
500
0
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010 *
3. Sumberdaya Manusia
Jumlah banyak, maka dari itu perlu ditingkatkan kualitasnya
15
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
Kompeten
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
100 tahun kemerdekaan
-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan
8 SNP
"Bonus Demografi"
16
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
90+
0,28
80-89
5,43
60-69
10,75
50-59
Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)
Pendidikan Menengah Universal & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
1,58
70-79
Kelompok umur
Periode Bonus Demografi
2010-2035
45-54 tahun
20,01
40-49
30,57
30-39
38,34
20-29
41,20
10-19
43,55
0-9
45,93
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
Jumlah Penduduk (juta)
35-44 tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Sasaran Kelompok
Strategis
Strategi
Pembangunan
Pendidikan
Generasi yang
cerdas komprehensif: a.l
produktif, inovatif, damai dlm
interaksi sosialnya, sehat dan
menyehatkan dalam
interaksi alamnya, dan
berperadaban unggul
17
Pendidikan S-1 bertujuan memberikan
kemampuan kepada mahasiswanya,
agar punya kompetensi yang dibutuhkan
masa depan.
18
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir kritis dan jernih
• Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
19
Kompetensi Masa Depan
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
Memiliki minat luas dalam kehidupan
20
Kompetensi Masa Depan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan, Kreativitas sesuai dengan
bakat/minatnya.
21
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Kurikulum 2013
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus
Dikerjakan
-Peningkatan Kualifikasi &
Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan
Pengukuran Kinerja
-Rehab Gedung Sekolah
-Penyediaan Lab dan
Perpustakaan
-Penyediaan Buku
-BOS
-Bantuan Siswa Miskin
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis
Sekolah
22
Proses/Tahap Pelaksanaan Kurikulum 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penyusunan Konsep Kurikulum 2013
Penulisan Buku Kurikulum 2013
Pelatihan Guru
Pelaksanaan (Implementasi)
Pendampingan
Monitoring dan Evaluasi (Monev)
23
4 Perubahan besar dalam Kurikulum 2013
1.
2.
Konsep kurikulum: seimbang antara hardskill
dan softskill, dimulai dari Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian.
Buku yang dipakai :
- Berbasis kegiatan (Activity base)
- Tematik terpadu
3.
4.
Proses Pembelajaran.
Proses Penilaian.
24
1. KONSEP KURIKULUM
25
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1
Mapel 2
Mapel 3
SKL Mapel 1
SKL Mapel 2
SKL Mapel 3
SK-KD Mapel
1
SK-KD Mapel
2
SK-KD Mapel
3
....
....
....
Mapel n
SKL Mapel n
SK-KD Mapel
n
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar
26
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL)
STANDAR
PROSES
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR
PENILAIAN
PEDOMAN
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Oleh Satuan Pendidikan
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
27
Kerah
Saku
Lengan Kiri
Lengan Kanan
Muka Kiri
Muka Kanan
Belakang
28
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013
KESIAPAN PESERTA DIDIK
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KEBUTUHAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM
STANDARPROSES
KI KELAS & KD
MAPEL
(STANDAR ISI)
STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
PANDUAN GURU
RENCANA
PEMBELAJARAN
Oleh Satuan
Pendidikan /Guru
BUKU TEKS SISWA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
PEMBELAJARAN
KTSP
BUKU
PENGAYAAN
29
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan
58 cm)
38 cm
saku
86 cm
kerah
58 cm
92 cm
Lengan Kiri
Muka Kiri
Belakang
83 cm
Muka Kanan
Lengan Kanan
30
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci
menjadi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran
Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, pembentuk
berkontribusi terhadap
keterampilan, dan pembentuk pengetahuan pembentukan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan,
4
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti (tiap kelas)
31
2. BUKU
32
BUKU SISWA : TEMA 1 DIRIKU
33
34
35
3. PROSES PEMBELAJARAN
36
Langkah Penguatan Proses
Proses
Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, menalar, mencoba, ....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan
kreatif
37
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan
dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
Pemahaman Lama
Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni
Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat
Keterampilan yang dapat
dipelajari
Originalitas dan nilai (asas
manfaat)
Pengetahuan lapangan sangat
diperlukan
Originalitas
Tidak perlu pengetahuan
pendukung
Terobosan besar
Keterampilan berfikir (kontribusi
dalam pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery
Stimulation play (terarah) dan
discovery
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
38
Persepsi & Pemahaman Guru Ttg Kreativitas
Pengertian Kreativitas
%
Setuju
Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan
98
Berlaku untuk tiap mata pelajaran
Tidak terbatas pada seni
96
86
Tiap orang dapat menjadi kreatif
Bakat bawaan lahir
Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di
sekolah
Dapat diajarkan
Dapat dinilai
88
21
95
70
50
(tidak mudah menilai kreativitas tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari)
R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe.
JRC Scientific & Technical Reports.
39
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Pembelajaran berbasis
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan
-
Observing [mengamat]
Questioning [menanya]
Personal
Experimenting [mencoba]
Associating [menalar]
Networking [Membentuk jejaring]
memberikan hasil siginifikan
(hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba
[observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu,
dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
40
40
4. PROSES PENILAIAN
41
Langkah Penguatan Proses
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai
tinggi
Penilaian
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
42
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can
we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian,
• memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan
spontan/ekspresif
43
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan pengetahuan
kepada siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan pembelajaran
adalah siswa diberitahu
tentang materi yang harus
dihafal [siswa diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan,
pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian
hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber
belajar [siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada pengetahuan
melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
44
Ilmu Pengetahuan Sosial
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat
dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
45
Ilmu Pengetahuan Alam
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah
antara Fisika, Kimia, dan
Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Fisika, Kimia, Biologi
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait
dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda
tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam
membentuk ikatan yang stabil.
3
Materi ilmu bumi dan antariksa masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai
dengan standar internasional
4
Materi kurang mendalam
dan cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir
kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional
5
Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 46
Matematika
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Langsung masuk ke materi
abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret,
kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi
permasalahan
2
Banyak rumus yang harus
dihafal untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika
selalu diasosiasikan dengan
[direduksi menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan
tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa untuk Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis] menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan
data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain
sesuai dengan standar internasional
7
Matematika adalah eksak
Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
47
Bahasa Indonesia/Inggris
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis,
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan
secara spontan
48
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan berdasarkan
empat pilar dengan
pembahasan yang terpisahpisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan
menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan
keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter
bangsa
2
Materi disajikan berdasarkan Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas,
pasokan yang ada pada
empat pilar kebangsaan
dan aturan)
3
Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai
warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
4
Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata
dan sikap keseharian.
49
Alhamdulillah, walaupun dalam skala
terbatas, pelaksanaan Kurikulum 2013
mendapat apresiasi dari para guru.
Testimoni Guru
51
SDN 03 MENTENG JAKARTA
52
Guru Kurikulum 2013
1) Denny H.S – Guru Kelas I SDN Menteng 03
Pagi, Jakarta Pusat
Saya suka kurikulum ini, karena sudah
disediakan silabus, buku guru dan murid
sehingga lebih meringankan.
Menurut saya kurikulum ini lebih mudah.
Saya mengajar sejak tahun 1975, sudah
mengalami beberapa pergantian kurikulum.
Kurikulum 2013 ini saya suka. Untuk
menerapkan kurikulum baru saya sudah siap,
tadi sudah dilaksanakan simulasi mengajar,
sehingga kita tahu mengajar sesuai dengan
kurikulum baru. Selama megikuti pelatihan,
alhamdulilah tidak mengalami banyak
halangan.
53
IBU DENNY SIMORANGKIR (GURU KELAS I)
54
SUASANA PEMBELAJARAN DI KELAS
55
GURU MELATIH ANAK MENULIS
56
DISKUSI KELOMPOK
57
Testimoni
2) Endang Siamtini – Guru Kelas I SDN
Penggilingan 09 Jakarta Timur
Insyaallah
saya
sudah
siap
melaksanakan Kurikulum 2013. Kami
merasa tidak terlalu sulit menerima
materi-materi yang diajarkan pada
pelatihan Kurikulum 2013.
Karena sebelumnya banyak yang sudah
menerapkan pelajaran tematik ini.
Bedanya
kalau
sebelumnya
kita
menyiapkan semua sendiri, sekarang kita
hanya menyiapkan RPP harian saja.
Sehingga guru merasa dimudahkan.
58
Testimoni
3) Maria Parwanti – Guru Kelas I SD
Kemurnian 2 Jakarta Barat
Awalnya memang saya mengalami
kesulitan dalam penyususnan RPP
Kurikulum 2013, tematiknya juga
berubah dari tahun lalu. Tapi setelah
melakukan praktik mengajar, ternyata
kurikulum ini sangat menyenangkan
ketika dipraktikan.
Sebagai guru saya siap untuk
menyampaikan
pengajaran
sesuai
dengan Kurikulum baru ini, saya harap
kurikulum ini segera dilaksanakan di
semua sekolah.
59
Testimoni
4) Arsad – Guru Penjaskes, SDN Kebon
Jeruk 11 Jakarta Barat
Sebelum mengikuti pelatihan saya
masih bingung karena guru harus
mengajar secara menyeluruh, tidak hanya
mewakili bidang studi yang diajarkan saja.
Setelah ikut pelatihan kini saya mengerti,
bahwa guru harus mengajarkan secara
terpadu, mnyeluruh sehingga anak bisa
memahami dengan sederhana.
Menurut saya dengan Kurikulum baru ini
anak bisa lebih mudah dalam belajar,
orangtua juga lebih mudah untuk
mengajari anak ketika anak belajar
dirumah, karena yang diajarkan ayahnya
merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Awalnya saya menolak, tapi ternyata
Kurikulum ini menyenangkan dan mudah.
60
Testimoni
5) Yuli Sopiah – Guru Inti, Guru SDSN Ujung
Menteng 04 Jakarta Timur
Melihat kompetensi guru-guru yang mengikuti
pelatihan saya yakin mereka telah siap
melaksanakan Kurikulum 2013.
Sebenarnya mereka sudah melakukan pengajaran
dengan pendekatan tematik, Kurikulum 2013 ini
pendekatan tematiknya terpadu, sehingga dalam
mengajar lebig menyenangkan.
Mengingat kurikulum ini hal baru, memang
kesannya harus belajar lagi padahal mereka punya
potensi awal untuk mengajar tematik. Kurikulum
2013 ini lebih menekankan kepada sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Mudah-mudahan dengan penerapan kurikulum
baru ini, pendidikan kita lebih maju dan lebih
bagus lagi. Terutama sikap anak-anak indonesia
yang selama ini kurang santun.
61
Testimoni Petrus Kase, guru kelas 1 SDG OenunutonoKab. Kupang, NTT: "Dengan kurikulum 2013, murid-murid
saya lebih banyak kegiatan di kelas. Mereka belajar dengan
ceria, saya juga mengajar dengan senang hati."
Kepala SMA N 1 Pekalongan
Nama :
TTL :
Alamat:
Sulikin, S. Pd
Pati, 02 Januari 1969
Jl. Airlangga No. 11
Perum. Gama
Permai Pekalongan
• Siswa cukup antusias dalam
mengikuti KBM yang menggunakan
Kurikulum 2013.
• Situasi KBM berjalan aktif dan
kondusif sehingga suasana
pembelajaran lebih hidup.
• Fokus pembelajaran menitik beratkan
pada aktivitas siswa, sehingga
mendorong siswa lebih termotivasi
untuk lebih aktif dalam KBM.
Guru SMAN 4 Banda Aceh
Nama
Mapel
Sekolah
: Faizah Ahmad, S.Pd.
: Bahasa Indonesia
: SMAN 4 Banda Aceh
“Saya sangat berkesan pertama sekali dalam penyajian kepada anakanak sesuai dengan kebutuhan anak sehari-hari. Anak dapat
mempraktekkan langsung seperti pada teks observasi, teks prosedur
dan teks negosiasi.”
Guru SMPN 7 Prabumulih
Nama
Sekolah
Alamat
: Erni Mursanti, S.Pd.
: SMPN 7 Prabumulih
: Jl. Raya Prabumulih-Baturaja,
Kel. Tanjung Rambang, Kec.
Rambang, Kapak Tengah, Kota
Prabumulih, Sumatera Selatan
“Manfaat implementasi kurikulum 2013 yang
saya rasakan adalah guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, dan lebih bersemangat
dalam mengembangkan metode pembelajaran,
serta guru dapat memperhatikan siswa satu
persatu, tapi guru harus lebih aktif
mengembangkan proses pembelajaran dan
lebih banyak memperkaya bahan ajar”.
Guru SMA 2 Kudus
Nama
Sekolah
Alamat
: Drs. M. Zainuri, M.Si.
: SMA 2 Kudus
: Jl. Ganesha
Purwosari Kudus
“Pendekatan Scientific pada kurikulum 2013 memberikan
keleluasaan guru untuk mengeksplor potensi siswa.
LANJUTKAN!”
Kepala SMA N 1 Ternate
Nama:
Alamat:
Ramli Kamaluddin, S.Pd, M.Si
Jln. Kihajar Dewantara, No 198.
Kelurahan Takoma, Ternate
Tengah
Kota Ternate Provinsi Maluku
Utara. Tlp (0921) 3121355
“Kurikulum 2013 sangat efektif untuk menumbuhkan dan
membangun karakter siswa karena lebih bersifat
kolaboratif dan pendekatannya secara sainstistik sehingga
siswa termotifasi untuk belajar lebih giat dan dapat
menimbulkan rasa tanggungjawab, menghargai, jujur dan
sopan terhadap sesamanya.”
Guru SMKN 8 Medan
Nama
Mapel
Sekolah
: Dra.Letty Irwana Pakpahan
: Sejarah Indonesia
: SMKN 8 Medan, Sumatera Utara
"Dengan Kurikulum 2013 siswa dan guru sama-sama aktif. Si anak aktif mencari di jejaring
internet sehingga memudahkan guru dalam mengajar. Buku Siswa dan Guru telah disiapkan
dari pusat sehingga tidak perlu lagi membeli buku yang dapat memberatkan siswa seperti
sebelumnya. Dan juga pada kurikulum yang lalu memberikan nilai hanya berdasarkan apa
yang dicapai siswa saja, namun dengan Kurikulum 2013 penilaian juga mencakup proses
belajar serta sikap siswa.”
SD NO. 103 INPRES HASANUDIN
69
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
70
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
71
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
72
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD 178 MAROS
73
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD 178 MAROS
74
KEGEMBIRAAN ANAK-ANAK SD 178 MAROS
75
Terima Kasih
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBUTUHAN
KUALIFIKASI KOMPETENSI LULUSAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Semarang, 21 September 2013
1
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)
Kurikulum yang dapat
menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi
2
Kita Ingin Menghasilkan Generasi Yang Bisa
Membawa Indonesia Menjadi Negara Maju
Sesuai Prediksi Banyak Lembaga Dunia
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu dipersiapkan
social engineering
Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi
pendidikan
Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
4
Daya Saing Indonesia
di Antara 148 Negara Dunia
rangking
rangking
50
38
kenaikan
+12
Indonesia nomor
3 di dunia
dengan kenaikan
tertinggi.
5
Rekapitulasi Perubahan Ranking Daya Saing
2012-2013 vs 2013/2014
No
A
Perubahan Ranking GCI
2012/2013 vs
2013/2014
Naik
Jumlah
Negara
57
Peringkat
37
New Zealand (5), Emirat Arab (5), USA (2), Jerman (2), Jepang (1)
6-10 Peringkat
16
Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6)
11-15 Peringkat
4
1-5
B
Tetap
14
C
Turun
72
D
Daftar Negara (Contoh)
Ekuador (15), Lesotho (14), Indonesia (12), Swaziland (11)
Singapore, Finlandia, Cina, Switzerland dan Kanada
1-5 Peringkat
38
Yaman (-5), Yordania (-4), Denmark (-3), Inggris (-2), Polandia (-1)
6-10 Peringkat
22
Argentina (-10), Pakistan (-9), Brasil (-8), Italia (-7), Korsel (-6)
11-21 Peringkat
12
Honduras (-21), Iran (-16), Mongolia (-14), Lebanon (-12),
Uruguay (-11)
Tidak ada data
Jumlah
5
148
Sumber: Global Competitiveness Report 2013/2014 (World Economic Forum, 2013)
6
Global Competitiveness Index 2013/2014: Indonesia
........ daya saing Indonesia lebih tinggi dari rata-rata daya saing
negara-negara kategori efficieny-driven economy (GDP per capita US$ 3,000 - 8,999) .........
7
Global Competitiveness Index Indonesia:
2012/2013 vs 2013/2014
Health and Primary Education
5,69
Indeks
5,71
0,37%
4,53
4,40
3,08%
2012/2013
2012/2013
2013/2014
Higher Education and Training
2013/2014
4,17
Ranking
4,30
3,03%
50
38
2012/2013
12
2013/2014
Innovation
Peringkat
2012/2013
(144 Negara)
2013/2014
(148 Negara)
3,61
2012/2013
3,82
2013/2014
5,75%
8
Indikator Daya Saing yang Berkaitan Dengan Bidang Pendidikan
Skor
2013/2014
Skor
2012/2013
Perubahan
(%)
Pilar 4. Health and primary education
Primary education
Quality of primary education
5,71
5,32
4,27
5,69
5,30
4,08
0,37
0,48
4,82
Pilar 5: Higher education and training
Secondary education enrollment, gross %
Tertiary education enrollment, gross %
Quality of the educational system
Quality of math and science education
Quality of management schools
Internet access in schools
Quality of education
Availability of research and training services
Extent of staff training
On-the-job training
4,30
80,75
24,89
4,33
4,66
4,45
4,77
4,55
4,46
4,60
4,53
4,17
77,15
23,12
4,13
4,39
4,18
4,47
4,29
4,34
4,32
4,33
3,03
4,66
7,67
4,77
6,09
6,28
6,59
5,95
2,74
6,41
4,57
Pilar 12. Innovation
Capacity for innovation
Quality of scientific research institutions
Company spending on R&D
University-industry collaboration in R&D
Availability of scientists and engineers
PCT patents, applications/million pop.
3,82
4,39
4,13
4,09
4,49
4,48
0,08
3,61
3,86
3,88
3,95
4,18
4,32
0,07
5,75
13,80
6,56
3,71
7,34
3,64
6,91
Pilar dan Indikator
Sumber: World Economic Forum (2012 dan 2013)
9
Milestone 10 Tahun
Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
2012
Perbaikan Penyaluran BOS
Rintisan PMU
2010
UU-Dikti
Reformasi Birokrasi •
BOP-PTN
PP 66/2010 •
Subak diakui
Beasiswa Bidik Misi •
UNESCO
DPPN •
2008
WAJAR DIKDAS
9 Tahun tercapai
2006
Sertifikasi
Guru
2004
2005
• Awal BOS
• UU Guru
dan Dosen
2009
2007
20% APBN
Tunjangan
Profesi Guru untuk
pendidikan
2011
• Pendidikan Karakter
• Integrasi Kebudayaan
• Rehab SD-SMP
• Sarjana Mengajar di 3T
• Tari Saman diakui
UNESCO
baseline
94,1
112,
5
58,0
81,2
49,0
14,3
•
•
•
•
•
% APM SD/MI
95,5
% APK SD/MI
% APM SMP/MTs
% APK SMP/MTs
% APK SMA/SMK/MA
% APK PT
117,6
77,7
99,7
76,4
27,1
2014
2013
• PMU
• Integrasi UN
• Kurikulum 2013
• Akademi Komunitas
• World Cultural Forum
Target Target RPJMN/
Capaian 2013 Kontrak Kinerja
95,7
95,8
96,0
118,2
78,8
103,9
78,7
27,9
118,6
80,0
107,3
82,0
28,7
119,1
76,0
110,0
85,0
30,0
10
Prospek Perkembangan Ekonomi
Indonesia kedepan
11
12
13
Kita optimis mencapai kemajuan tersebut,
karena kita punya MODAL DASAR
14
3 Modal Utama Pembangunan Nasional
1.
Kekayaan Sumberdaya Alam
Panas bumi (no.1 di dunia)
Batubara (no.2 di dunia)
Timah, Nikel (no. 2 dan 4 di dunia)
Sawit, Karet, Kakao (no.1, 2, 2 di dunia)
2.
Pengalaman
Tingkat Kemiskinan
18
16
14
12
10
Tingkat Pengangguran
16.6
3,500
3,000
15.4
14.2
11,5-12,5
2,000
8.4
7.9
8
6
4
2
0
3,000
2,590
2,500
13,3
9.1
Pendapatan Per Kapita
7.4
7
1,947
1,500
1,000
500
0
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010 *
3. Sumberdaya Manusia
Jumlah banyak, maka dari itu perlu ditingkatkan kualitasnya
15
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
Kompeten
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
100 tahun kemerdekaan
-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan
8 SNP
"Bonus Demografi"
16
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
90+
0,28
80-89
5,43
60-69
10,75
50-59
Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)
Pendidikan Menengah Universal & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
1,58
70-79
Kelompok umur
Periode Bonus Demografi
2010-2035
45-54 tahun
20,01
40-49
30,57
30-39
38,34
20-29
41,20
10-19
43,55
0-9
45,93
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
Jumlah Penduduk (juta)
35-44 tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Sasaran Kelompok
Strategis
Strategi
Pembangunan
Pendidikan
Generasi yang
cerdas komprehensif: a.l
produktif, inovatif, damai dlm
interaksi sosialnya, sehat dan
menyehatkan dalam
interaksi alamnya, dan
berperadaban unggul
17
Pendidikan S-1 bertujuan memberikan
kemampuan kepada mahasiswanya,
agar punya kompetensi yang dibutuhkan
masa depan.
18
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir kritis dan jernih
• Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
19
Kompetensi Masa Depan
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
Memiliki minat luas dalam kehidupan
20
Kompetensi Masa Depan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan, Kreativitas sesuai dengan
bakat/minatnya.
21
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Kurikulum 2013
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus
Dikerjakan
-Peningkatan Kualifikasi &
Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan
Pengukuran Kinerja
-Rehab Gedung Sekolah
-Penyediaan Lab dan
Perpustakaan
-Penyediaan Buku
-BOS
-Bantuan Siswa Miskin
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis
Sekolah
22
Proses/Tahap Pelaksanaan Kurikulum 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penyusunan Konsep Kurikulum 2013
Penulisan Buku Kurikulum 2013
Pelatihan Guru
Pelaksanaan (Implementasi)
Pendampingan
Monitoring dan Evaluasi (Monev)
23
4 Perubahan besar dalam Kurikulum 2013
1.
2.
Konsep kurikulum: seimbang antara hardskill
dan softskill, dimulai dari Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian.
Buku yang dipakai :
- Berbasis kegiatan (Activity base)
- Tematik terpadu
3.
4.
Proses Pembelajaran.
Proses Penilaian.
24
1. KONSEP KURIKULUM
25
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1
Mapel 2
Mapel 3
SKL Mapel 1
SKL Mapel 2
SKL Mapel 3
SK-KD Mapel
1
SK-KD Mapel
2
SK-KD Mapel
3
....
....
....
Mapel n
SKL Mapel n
SK-KD Mapel
n
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar
26
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL)
STANDAR
PROSES
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR
PENILAIAN
PEDOMAN
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Oleh Satuan Pendidikan
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
27
Kerah
Saku
Lengan Kiri
Lengan Kanan
Muka Kiri
Muka Kanan
Belakang
28
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013
KESIAPAN PESERTA DIDIK
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KEBUTUHAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM
STANDARPROSES
KI KELAS & KD
MAPEL
(STANDAR ISI)
STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
PANDUAN GURU
RENCANA
PEMBELAJARAN
Oleh Satuan
Pendidikan /Guru
BUKU TEKS SISWA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
PEMBELAJARAN
KTSP
BUKU
PENGAYAAN
29
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan
58 cm)
38 cm
saku
86 cm
kerah
58 cm
92 cm
Lengan Kiri
Muka Kiri
Belakang
83 cm
Muka Kanan
Lengan Kanan
30
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci
menjadi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran
Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, pembentuk
berkontribusi terhadap
keterampilan, dan pembentuk pengetahuan pembentukan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan,
4
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti (tiap kelas)
31
2. BUKU
32
BUKU SISWA : TEMA 1 DIRIKU
33
34
35
3. PROSES PEMBELAJARAN
36
Langkah Penguatan Proses
Proses
Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, menalar, mencoba, ....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan
kreatif
37
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan
dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
Pemahaman Lama
Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni
Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat
Keterampilan yang dapat
dipelajari
Originalitas dan nilai (asas
manfaat)
Pengetahuan lapangan sangat
diperlukan
Originalitas
Tidak perlu pengetahuan
pendukung
Terobosan besar
Keterampilan berfikir (kontribusi
dalam pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery
Stimulation play (terarah) dan
discovery
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
38
Persepsi & Pemahaman Guru Ttg Kreativitas
Pengertian Kreativitas
%
Setuju
Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan
98
Berlaku untuk tiap mata pelajaran
Tidak terbatas pada seni
96
86
Tiap orang dapat menjadi kreatif
Bakat bawaan lahir
Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di
sekolah
Dapat diajarkan
Dapat dinilai
88
21
95
70
50
(tidak mudah menilai kreativitas tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari)
R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe.
JRC Scientific & Technical Reports.
39
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Pembelajaran berbasis
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan
-
Observing [mengamat]
Questioning [menanya]
Personal
Experimenting [mencoba]
Associating [menalar]
Networking [Membentuk jejaring]
memberikan hasil siginifikan
(hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba
[observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu,
dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
40
40
4. PROSES PENILAIAN
41
Langkah Penguatan Proses
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai
tinggi
Penilaian
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
42
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can
we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian,
• memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan
spontan/ekspresif
43
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan pengetahuan
kepada siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan pembelajaran
adalah siswa diberitahu
tentang materi yang harus
dihafal [siswa diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan,
pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian
hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber
belajar [siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada pengetahuan
melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
44
Ilmu Pengetahuan Sosial
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat
dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
45
Ilmu Pengetahuan Alam
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah
antara Fisika, Kimia, dan
Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Fisika, Kimia, Biologi
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait
dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda
tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam
membentuk ikatan yang stabil.
3
Materi ilmu bumi dan antariksa masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai
dengan standar internasional
4
Materi kurang mendalam
dan cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir
kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional
5
Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 46
Matematika
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Langsung masuk ke materi
abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret,
kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi
permasalahan
2
Banyak rumus yang harus
dihafal untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika
selalu diasosiasikan dengan
[direduksi menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan
tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa untuk Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis] menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan
data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain
sesuai dengan standar internasional
7
Matematika adalah eksak
Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
47
Bahasa Indonesia/Inggris
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis,
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan
secara spontan
48
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan berdasarkan
empat pilar dengan
pembahasan yang terpisahpisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan
menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan
keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter
bangsa
2
Materi disajikan berdasarkan Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas,
pasokan yang ada pada
empat pilar kebangsaan
dan aturan)
3
Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai
warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
4
Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata
dan sikap keseharian.
49
Alhamdulillah, walaupun dalam skala
terbatas, pelaksanaan Kurikulum 2013
mendapat apresiasi dari para guru.
Testimoni Guru
51
SDN 03 MENTENG JAKARTA
52
Guru Kurikulum 2013
1) Denny H.S – Guru Kelas I SDN Menteng 03
Pagi, Jakarta Pusat
Saya suka kurikulum ini, karena sudah
disediakan silabus, buku guru dan murid
sehingga lebih meringankan.
Menurut saya kurikulum ini lebih mudah.
Saya mengajar sejak tahun 1975, sudah
mengalami beberapa pergantian kurikulum.
Kurikulum 2013 ini saya suka. Untuk
menerapkan kurikulum baru saya sudah siap,
tadi sudah dilaksanakan simulasi mengajar,
sehingga kita tahu mengajar sesuai dengan
kurikulum baru. Selama megikuti pelatihan,
alhamdulilah tidak mengalami banyak
halangan.
53
IBU DENNY SIMORANGKIR (GURU KELAS I)
54
SUASANA PEMBELAJARAN DI KELAS
55
GURU MELATIH ANAK MENULIS
56
DISKUSI KELOMPOK
57
Testimoni
2) Endang Siamtini – Guru Kelas I SDN
Penggilingan 09 Jakarta Timur
Insyaallah
saya
sudah
siap
melaksanakan Kurikulum 2013. Kami
merasa tidak terlalu sulit menerima
materi-materi yang diajarkan pada
pelatihan Kurikulum 2013.
Karena sebelumnya banyak yang sudah
menerapkan pelajaran tematik ini.
Bedanya
kalau
sebelumnya
kita
menyiapkan semua sendiri, sekarang kita
hanya menyiapkan RPP harian saja.
Sehingga guru merasa dimudahkan.
58
Testimoni
3) Maria Parwanti – Guru Kelas I SD
Kemurnian 2 Jakarta Barat
Awalnya memang saya mengalami
kesulitan dalam penyususnan RPP
Kurikulum 2013, tematiknya juga
berubah dari tahun lalu. Tapi setelah
melakukan praktik mengajar, ternyata
kurikulum ini sangat menyenangkan
ketika dipraktikan.
Sebagai guru saya siap untuk
menyampaikan
pengajaran
sesuai
dengan Kurikulum baru ini, saya harap
kurikulum ini segera dilaksanakan di
semua sekolah.
59
Testimoni
4) Arsad – Guru Penjaskes, SDN Kebon
Jeruk 11 Jakarta Barat
Sebelum mengikuti pelatihan saya
masih bingung karena guru harus
mengajar secara menyeluruh, tidak hanya
mewakili bidang studi yang diajarkan saja.
Setelah ikut pelatihan kini saya mengerti,
bahwa guru harus mengajarkan secara
terpadu, mnyeluruh sehingga anak bisa
memahami dengan sederhana.
Menurut saya dengan Kurikulum baru ini
anak bisa lebih mudah dalam belajar,
orangtua juga lebih mudah untuk
mengajari anak ketika anak belajar
dirumah, karena yang diajarkan ayahnya
merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Awalnya saya menolak, tapi ternyata
Kurikulum ini menyenangkan dan mudah.
60
Testimoni
5) Yuli Sopiah – Guru Inti, Guru SDSN Ujung
Menteng 04 Jakarta Timur
Melihat kompetensi guru-guru yang mengikuti
pelatihan saya yakin mereka telah siap
melaksanakan Kurikulum 2013.
Sebenarnya mereka sudah melakukan pengajaran
dengan pendekatan tematik, Kurikulum 2013 ini
pendekatan tematiknya terpadu, sehingga dalam
mengajar lebig menyenangkan.
Mengingat kurikulum ini hal baru, memang
kesannya harus belajar lagi padahal mereka punya
potensi awal untuk mengajar tematik. Kurikulum
2013 ini lebih menekankan kepada sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Mudah-mudahan dengan penerapan kurikulum
baru ini, pendidikan kita lebih maju dan lebih
bagus lagi. Terutama sikap anak-anak indonesia
yang selama ini kurang santun.
61
Testimoni Petrus Kase, guru kelas 1 SDG OenunutonoKab. Kupang, NTT: "Dengan kurikulum 2013, murid-murid
saya lebih banyak kegiatan di kelas. Mereka belajar dengan
ceria, saya juga mengajar dengan senang hati."
Kepala SMA N 1 Pekalongan
Nama :
TTL :
Alamat:
Sulikin, S. Pd
Pati, 02 Januari 1969
Jl. Airlangga No. 11
Perum. Gama
Permai Pekalongan
• Siswa cukup antusias dalam
mengikuti KBM yang menggunakan
Kurikulum 2013.
• Situasi KBM berjalan aktif dan
kondusif sehingga suasana
pembelajaran lebih hidup.
• Fokus pembelajaran menitik beratkan
pada aktivitas siswa, sehingga
mendorong siswa lebih termotivasi
untuk lebih aktif dalam KBM.
Guru SMAN 4 Banda Aceh
Nama
Mapel
Sekolah
: Faizah Ahmad, S.Pd.
: Bahasa Indonesia
: SMAN 4 Banda Aceh
“Saya sangat berkesan pertama sekali dalam penyajian kepada anakanak sesuai dengan kebutuhan anak sehari-hari. Anak dapat
mempraktekkan langsung seperti pada teks observasi, teks prosedur
dan teks negosiasi.”
Guru SMPN 7 Prabumulih
Nama
Sekolah
Alamat
: Erni Mursanti, S.Pd.
: SMPN 7 Prabumulih
: Jl. Raya Prabumulih-Baturaja,
Kel. Tanjung Rambang, Kec.
Rambang, Kapak Tengah, Kota
Prabumulih, Sumatera Selatan
“Manfaat implementasi kurikulum 2013 yang
saya rasakan adalah guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, dan lebih bersemangat
dalam mengembangkan metode pembelajaran,
serta guru dapat memperhatikan siswa satu
persatu, tapi guru harus lebih aktif
mengembangkan proses pembelajaran dan
lebih banyak memperkaya bahan ajar”.
Guru SMA 2 Kudus
Nama
Sekolah
Alamat
: Drs. M. Zainuri, M.Si.
: SMA 2 Kudus
: Jl. Ganesha
Purwosari Kudus
“Pendekatan Scientific pada kurikulum 2013 memberikan
keleluasaan guru untuk mengeksplor potensi siswa.
LANJUTKAN!”
Kepala SMA N 1 Ternate
Nama:
Alamat:
Ramli Kamaluddin, S.Pd, M.Si
Jln. Kihajar Dewantara, No 198.
Kelurahan Takoma, Ternate
Tengah
Kota Ternate Provinsi Maluku
Utara. Tlp (0921) 3121355
“Kurikulum 2013 sangat efektif untuk menumbuhkan dan
membangun karakter siswa karena lebih bersifat
kolaboratif dan pendekatannya secara sainstistik sehingga
siswa termotifasi untuk belajar lebih giat dan dapat
menimbulkan rasa tanggungjawab, menghargai, jujur dan
sopan terhadap sesamanya.”
Guru SMKN 8 Medan
Nama
Mapel
Sekolah
: Dra.Letty Irwana Pakpahan
: Sejarah Indonesia
: SMKN 8 Medan, Sumatera Utara
"Dengan Kurikulum 2013 siswa dan guru sama-sama aktif. Si anak aktif mencari di jejaring
internet sehingga memudahkan guru dalam mengajar. Buku Siswa dan Guru telah disiapkan
dari pusat sehingga tidak perlu lagi membeli buku yang dapat memberatkan siswa seperti
sebelumnya. Dan juga pada kurikulum yang lalu memberikan nilai hanya berdasarkan apa
yang dicapai siswa saja, namun dengan Kurikulum 2013 penilaian juga mencakup proses
belajar serta sikap siswa.”
SD NO. 103 INPRES HASANUDIN
69
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
70
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
71
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
72
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD 178 MAROS
73
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD 178 MAROS
74
KEGEMBIRAAN ANAK-ANAK SD 178 MAROS
75
Terima Kasih