PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS terhadap nilai

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS

Sunarto dan Agus Prasetyo Budi Program Pascasarjana Universitas Stikubank

email : sunarto_pps@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh leverage, ukuran dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas Perusahaan Daerah Air Minum di Provinsi Jawa Tengah selama periode 2004-2007. Sampel penelitian diambil atas dasar purposive sampling. Kriteria sampel yang memenuhi sebanyak 21 perusahaan. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan teknik ordinary least square (OLS). Jumlah sampel yang memenuhi normalitas sebanyak

81 yang selanjutnya digunakan untuk analisis. Hasil analisis membuktikan bahwa secara bersama-sama variabel leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas PDAM yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai F sig 0,000 yang berarti signifikan pada level kurang dari 0,05. sedangkan secara parsial, variabel leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas PDAM.

Kata Kunci : Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas

ABSTRACT

This research is conducted as a mean to test influence of leverage, company size and growth to profitability of Distric Drinking Water Company (PDAM) in Central Java Province during period 2004- 2007. Research sample taken on sampling purposive basis. Criterion of Sample fulfilling counted 21 companies. Analysis technique using multiple regression with of ordinary square least (OLS) technique. Amount of sampel fulfilling normalitas counted 81 was later on used for analysiseses. Result of analysis prove that by simultan variable of leverage, company size and growth of company have an effect on profitability of PDAM which in Central Java Province. This Result is shown with F sig 0,000 or at level less than 0,05. while by parsial, two independent variable the having an effect on is variable of leverage company size and posed at with signifikansi equal to 0,014 and 0,000 while variable growth of company do not have an effect on to profitability of PDAM.

Keyword : Leverage, Company Size, Company, Growth , and Profitability

PENDAHULUAN

keberadaan dan kelangsungan hidupnya harus Perusahaan

Menurut Undang-undang merupakan badan usaha milik daerah yang

Sumber Daya Air (UU Nomor 7 Tahun 2004), memiliki fungsi sosial dan fungsi komersial.

negara menjamin hak setiap orang untuk Fungsi sosial PDAM yang sangat vital adalah

mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal memberikan pelayanan penyediaan air minum

guna memenuhi kebutuhannya yang sehat, dengan kualitas dan kuantitas sesuai standar

bersih dan produktif. PDAM sebagai BUMD yang ditetapkan untuk kebutuhan hidup manusia

juga mengemban peran dan fungsi pemerintah (PP 16 Tahun 2005, pasal 63), sehingga

dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

melalui penyediaan air bersih dengan tarif yang Di dalam Financial Accounting terjangkau sesuai kemampuan masyarakat. Di

Standard Board (FASB) Statement of Financial samping fungsi sosial di atas, PDAM juga

Accounting No. 1, dinyatakan bahwa sasaran mengemban fungsi komersil berkewajiban

utama pelaporan keuangan adalah memberikan untuk memberikan kontribusi laba dalam

informasi tentang prestasi perusahaan yang menunjang pendapatan asli daerah (PAD).

disajikan melalui pengukuran laba dan Peran

komponennya. Profitabilitas mengambarkan perusahaan seolah jalan di tempat; di satu sisi

kemampuan perusahaan dalam memperoleh perusahaan tidak bisa leluasa menentukan tarif

laba. Menurut Brigham (2006), ukuran yang air karena dibatasi aturan mengingat fungsi

bisa mewakili profitabilitas diantaranya Return sosialnya menyediakan air dengan harga

on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), terjangkau masyarakat; di sisi lain perusahaan

Profit Margin on Sales dan Basic Earning dituntut untuk menghasilkan laba. Kemampuan

Power (BEP). Rasio-rasio profitabilitas tersebut menghasilkan laba atau profitabilitas ini salah

menunjukkan hubungan antara dua data satu menjadi ukuran tingkat kesehatan keuangan

keuangan. Analisa dan penafsiran berbagai rasio PDAM sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri

akan memberikan pemahaman yang lebih baik

47 Tahun 1999. terhadap kinerja dan kondisi perusahaan. Di samping masalah di atas, sebagian

Terdapat beberapa faktor yang bisa PDAM mengalami kesulitan keuangan akibat

profitabilitas, diantaranya timbulnya hutang di masa lalu. Perusahaan

mempengaruhi

leverage (pengungkit) yaitu dana pinjaman yang mengalami kesulitan likuiditas untuk membayar

digunakan untuk meningkatkan profit. Menurut hutang yang terdiri dari angsuran pokok, bunga,

Modigliani dan Miller dalam Husnan (2002) denda keterlambatan pembayaran. Timbulnya

dengan modal yang berasal dari hutang maka hutang, sebagian besar terjadi beberapa tahun

bunga yang dibayarkan bisa mengurangi silam yang melibatkan manajemen lama,

penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax sedangkan manajemen baru saat ini merasa

deductable) sehingga meningkatkan profit. tidak harus bertanggung jawab. Dengan

Menurut Machfoedz (1994), yang menguji demikian kondisi kinerja keuangan manajemen

manfaat rasio keuangan dalam memprediksi baru akan selalu terlihat buruk bila dilihat dari

perubahan laba di masa mendatang, hasilnya rasio-rasio keuangan yang ada. Dari kondisi

adalah leverage berpengaruh positif terhadap tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak

perubahan laba. Hal ini juga sejalan dengan PDAM belum dapat memberikan kontribusi

penelitian yang dilakukan Ediningsih (2004) bagi pendapatan asli daerah dalam bentuk

yang meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap pembagian laba karena adanya beban bunga

hasilnya rasio pinjaman mengakibatkan tingkat laba masih

pertumbuhan

laba,

indebtenes/equity berpengaruh positif paling rendah ataupun masih menderita kerugian.

dominan terhadap pertumbuhan laba ke dua Profit atau laba perusahaan diperlukan

tahun ke depan. Penelitian sejenis juga untuk kepentingan

dilakukan oleh Widodo (2001), meneliti asosiasi perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan

kelangsungan

hidup

likuiditas, struktur modal dan kualitas aktiva dalam mendapatkan laba akan menyebabkan

produktif terhadap profitabilitas bank, hasilnya kebangkrutan perusahaan. Profit berasal dari

struktur modal (diwakili rasio debt to asset) pendapatan perusahaan setelah dikurangi

berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. dengan beban yang dikeluarkan untuk

Namun demikian leverage atau penggunaan memperoleh pendapatan tersebut. Untuk

hutang bisa berpengaruh negatif terhadap memperoleh

profitabilitas, hal ini diteliti oleh Martono melakukan kegiatan operasional, yang dapat

(2002), yang menghasilkan leverage dan terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber

intensitas modal berpengaruh negatif terhadap daya yang bisa dilihat dalam neraca, sumber

Return on Equity.

daya yang dimiliki yang bersumber dari hutang Permasalahan tersebut pernah diteliti maupun modal sendiri.

oleh Wildaniningrum (2006) yang meneliti

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

pengaruh likuiditas, struktur modal dan tarif terhadap tingkat keuntungan perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan daerah

(profitabilitas); 2) Bagaimana pengaruh ukuran air minum di provinsi Jawa Tengah. Hasil

perusahaan terhadap tingkat keuntungan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa

perusahaan (profitabilitas); 3) Bagaimana variabel yang mempunyai pengaruh positif

pengaruh pertumbuhan perusahan terhadap signifikan terhadap profitabilitas

tingkat keuntungan perusahaan (profitabilitas) ? likuiditas dan struktur modal. Sedangkan variabel tarif tidak berpengaruh dan tidak

adalah

LANDASAN TEORI

signifikan terhadap profitabilitas. Kelemahan

Teori Keagenan (Agency Theory)

dari penelitian tersebut adalah variabel tarif Tujuan utama perusahaan adalah untuk yang (ditetapkan oleh perusahaan) tidak

perusahaan melalui memperhitungkan penutupan biaya (cost

meningkatkan

nilai

peningkatan kemakmuran pemilik atau para coverage) tetapi lebih ditekankan oleh faktor

pemegang saham (Brigham, 2006). Namun politik. Di samping itu dalam penelitian itu

pihak manajemen atau manajer perusahaan tidak membedakan perusahaan dari skalanya

tujuan lain yang (ukuran perusahaan) serta adanya tingkat

sering

mempunyai

bertentangan dengan tujuan utama tersebut. pertumbuhan yang berbeda sehingga perusahaan

Sehingga timbul konflik kepentingan antara yang memiliki profitabilitas rendah tidak bisa

manajer dan pemilik yang dikenal dengan dianggap memiliki kinerja yang tidak baik.

problem keagenan (agency problem). Hubungan Disamping unsur leverage yang bisa

antara principal dan agent ini merupakan mempengaruhi profit perusahaan, perbedaan

intisari dari teori keagenan (agency theory). skala/ukuran perusahaan dan pertumbuhan

Pada agency theory yang disebut hubungan perusahaan

keagenan (agency relationship) merupakan profitabilitas. Tolok ukur yang menunjukkan

kontrak dimana satu atau beberapa orang yang besar kecilnya perusahaan, antara lain total

merupakan principal memberi tugas kepada penjualan, total aktiva, jumlah pelanggan tetap.

orang lain (agent) untuk melakukan tugas/jasa Perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses

atas nama principal dan mendelegasikan pasar modal dibanding perusahaan kecil.

kepada agent (Jensen dan Dengan tersedianya dana akan memberi

wewenang

Meckling,1976). Dalam teori ini principal kemudahan perusahaan untuk melaksanakan

adalah pemilik/pemegang saham dan yang peluang investasi yang ada.

dimaksud dengan agent adalah manajemen yang Dengan latar belakang kondisi tersebut,

mengelola perusahaan.

dalam proposal tesis ini penulis akan melakukan Manajemen perusahaan mempunyai penelitian untuk melihat faktor-faktor yang kecenderungan untuk memperoleh keuntungan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. (profitabilitas) yang bisa dicapai manajemen Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa perusahaan melalui rasio leverage, ukuran agency problem akan terjadi bila proporsi perusahaan serta pertumbuhan perusahaan. kepemilikan manajer atas saham perusahaan

Penelitian ini difokuskan pada perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer cenderung daerah air minum di Provinsi Jawa Tengah,

bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya karena adanya unsur hutang dalam neraca

dan sudah tidak berdasarkan maksimalisasi perusahaan yang digunakan untuk sumber

nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. pendanaan.

Jensen dan Meckling menyatakan bahwa Adapun

kondisi di atas merupakan konsekuensi dari penelitiaan ini bahwa profitabilitas dapat

permasalahan

dalam

pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi dipengaruhi oleh leverage, ukuran perusahaan

kepemilikan atau sering disebut dengan the dan pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan

separation of the decision-making and risk rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan-

bearing functions of the firm. Manajemen tidak pertanyaan penelitian dapat dirinci sebagai

menanggung risiko atas kesalahan dalam berikut:1) Bagaimana pengaruh rasio leverage

mengambil

keputusan,

risiko tersebut

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

sepenuhnya ditanggung pemegang saham Profitabilitas adalah hasil akhir dari (principal). Oleh karena itu manajemen

sejumlah kebijakan dan keputusan yang cenderung melakukan pengeluaran yang bersifat

dilakukan oleh perusahaan (Brigham, 2006). konsumtif

Profitabilitas sering juga disebut Rentabilitas kepentingan pribadinya, seperti peningkatan

dan tidak

produktif

untuk

yang berarti kemampuan suatu perusahaan gaji, fasilitas dan status.

untuk mendapatkan laba selama periode Konflik kepentingan antara manajer dan

tertentu. Menurut Riyanto (2001), rentabilias pemegang saham dapat diminimumkan dengan

perusahaan menunjukkan perbandingan antara suatu konsekuensi adanya agency cost atau

laba dengan aktiva atau modal yang biaya keagenan. Jensen dan Meckling

menghasilkan laba. Bagi perusahaan pada mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari

umumnya masalah rentabilitas adalah lebih (1) the monitoring expenditures by principal,

penting daripada masalah laba, karena laba besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa

yang merupakan mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh pemilik, dalam praktek hal ini

perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan

dapat dilihat dengan adanya dewan komisaris, komite audit serta auditor eksternal; (2) the

membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba

bonding expenditure by the agent, berupa pemberian remunerasi, bonus, jasa produksi

tersebut. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya

serta fasilitas lain kepada manajer sebagai agent bagaimana usaha untuk membesarkan laba, untuk menjamin manajer tidak akan melakukan tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk tindakan yang membahayakan perusahaan; mempertinggi rentabilitasnya. (3)residual loss, berupa sejumlah uang yang

mengurangi kekayaan pemilik akibat hubungan Rasio profitabilitas akan menunjukkan keagenan.

kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang pada hasil-hasil operasi

Pendekatan terhadap biaya keagenan (agency cost) juga turut menjadi pertimbangan

(Brigham, 2006). Rasio profitabilitas dapat dalam menentukan komposisi atau proporsi

menentukan apakah yang optimal antara ekuitas dari luar (Outside

digunakan

untuk

perusahaan mempunyai prospek yang cukup Equity) dengan pendanaan utang (Debt) ataupun

baik. Perusahaan yang profitabel umumnya Struktur Kepemilikan. Peningkatan biaya

akan berkembang di masa yang akan datang. keagenan

Tetapi harus pula disadari bahwa tingkat perusahaan dari luar meningkat, sedangkan

keuntungan (profitabilitas) untuk masing- secara teoritis biaya keagenan mancapai

masing jenis industri bisa berbeda-beda maksimal ketika seluruh pendanaan dari utang

tergantung sifat usaha dan risiko. Meskipun tanpa adanya ekuitas dari luar. Titik biaya

tingkat keuntungan tersebut berbeda-beda, tetapi keagenan minimal terjadi ketika perbandingan

selalu ada tingkat hasil minimum yang ekuitas dari luar dengan utang mencapai

diharapkan yaitu lebih besar dari tingkat keuntungan investasi bebas risiko.

optimal. Sementara untuk menentukan jumlah optimal sumber pendanaan yang berasal dari utang dapat ditentukan dengan melihat marginal

Leverage

agency cost. Disamping untuk menentukan proporsi kepemilikan, konsep biaya keagenan

Leverage atau pengungkit adalah dapat menentukan skala optimal suatu

istilah keuangan yang dimaksudkan sebagai perusahaan, yaitu dengan melihat biaya

dana pinjaman yang bisa digunakan untuk monitoring

meningkatkan/mengungkit profit. Menurut (monitoring and bonding cost) terhadap kurva

Modigliani dan Miller dalam Husnan (2002) indiferen (Jensen dan Meckling, 1976)

dengan sumber dana modal yang berasal dari hutang maka bunga yang dibayarkan bisa

Konsep Variabel Penelitian

digunakan untuk mengurangi penghasilan yang

Profitabilitas

dikenakan pajak (bersifat tax deductable)

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

sehingga bisa menaikan profit. Konsekuensi

Ukuran Perusahaan

dari leverage menurut Weston dan Copeland

perusahaan merupakan (1997) apabila dari penggunaan hutang ternyata ukuran atas besarnya aset yang dimiliki tingkat pengembalian atas aktiva (return) lebih

Ukuran

perusahaan besar besar dari biaya hutang, leverage tersebut umumnya mempunyai total aktiva yang besar menguntungkan dan hasil pengembalian atas pula. Perusahaan besar dapat lebih mudah untuk modal dengan penggunaan leverage ini juga

perusahaan

sehingga

mengakses pasar modal dibandingkan dengan meningkat, sebaliknya jika hasil pengembalian

perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran atas aktiva lebih kecil daripada biaya hutang,

perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan maka leverage akan mengurangi tingkat

modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar, pengembalian atas modal. Makin besar leverage

sehingga investor tertarik untuk menanamkan yang digunakan suatu perusahaan, makin besar

modalnya pada perusahaan tersebut sehingga pengurangannya. Sebagai akibatnya, leverage menaikan nilai perusahaan. Dengan tersedianya dapat

dana tersebut maka memberi kemudahan profitabilitas, tetapi dengan risiko akan perusahaan untuk melaksanakan peluang meningkatkan kerugian pada masa suram. Jadi

keuntungan dan kerugian akan diperbesar oleh leverage, dan makin besar leverage yang

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) digunakan oleh suatu perusahaan makin besar

menyatakan bahwa semakin besar nilai yang pula ketidaktepatan atau naik turunnya

dihasilkan suatu perusahaan, yang tercermin profitabilitas.

dari nilai aset yang dimilikinya, maka akan mempengaruhi prospek perusahaan di masa

Penggunaan leverage disamping depan. Perusahaan yang mempunyai prospek ditentukan oleh pilihan manajer sesuai pecking baik dalam jangka waktu yang lama akan order theory juga memperhatikan perlunya menyebabkan saham perusahaan menarik bagi keseimbangan dalam struktur modal. Menurut investor. Ukuran perusahaan juga dapat balancing theory, berbagai faktor seperti

proxy atas tingkat corporate tax, biaya kebangkrutan dan personal

dijadikan

sebagai

ketidakpastian saham, perusahaan dengan skala tax dipertimbangkan untuk menjelaskan

besar cenderung dikenal oleh masyarakat mengapa suatu perusahaan memilih struktur

mengenai prospek modal tertentu, esensi dari balancing theory

sehingga

informasi

perusahaan berskala besar relatif lebih mudah adalah

diperoleh investor daripada perusahaan dengan pengorbanan yang timbul sebagai akibat

skala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih

dihadapi oleh calon investor mengenai masa lebih besar, hutang akan ditambah. Tetapi

depan perusahaan akan dapat diperkecil dengan apabila pengorbanan karena menggunakan

semakin banyaknya informasi yang diperoleh. hutang sudah lebih besar, maka hutang tidak

Selain itu Short dan Keasey (1999) menyatakan boleh lagi ditambah (Husnan, 2002).

bahwa perusahaan berukuran skala besar akan Pengorbanan karena menggunakan hutang semakin mampu mencapai skala ekonomisnya tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan yang akhirnya akan meningkatkan nilai (bankrupty cost) dan biaya keagenan (agency

perusahaan.

cost). Biaya kebangkrutan antara lain terdiri legal fee yaitu biaya yang harus dibayar kepada

Pertumbuhan perusahaan

ahli hukum untk menyelesaikan klaim dan Pertumbuhan perusahaan menggambar disstress price yaitu kekayaan perusahaan yang

kan tolok ukur keberhasilan perusahaan. terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu

Keberhasilan tersebut juga menjadi tolok ukur perusahaan dianggap bangkrut. Semakin besar

investasi untuk pertumbuhan pada masa yang kemungkinan terjadi kebangkrutan dan semakin

akan datang. Titman dan Wessel (1988) besar biaya kebangkrutan, semakin tidak

mengatakan bahwa kesempatan tumbuh sebagai menarik menggunakan hutang.

perusahaan merupakan proxy yang tepat untuk biaya agency hutang. Mereka menyarankan

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

bahwa tendensi untuk melakukan investasi penjualan dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan adalah terjadi pada perusahaan-perusahaan yang

yang berada dalam industri yang mempunyai berada dalam industri yang sedang tumbuh.

laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk

pengeluaran perusahaan. ditunjukkan pertumbuhan aset yang dimiliki Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang

membelanjai

lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan. Semakin besar aset diharapkan

digunakan untuk

aktivitas

operasional

perusahaan yang tumbuh secara lambat. Bagi semakin besar hasil operasional yang dihasilkan

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan oleh perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti

penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan peningkatan hasil operasi akan semakin

menggunakan hutang sebagai sumber dana menambah kepercayaan pihak luar terhadap

eksternal yang lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhan

perusahaan. Dengan

meningkatknya

kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan

penjualannya rendah.

maka usaha perusahaan untuk menambah hutang menjadi lebih mudah sehingga

Penelitian Terdahulu

mengakibatkan proporsi hutang semakin lebih Beberapa penelitian yang menghubung besar daripada modal sendidri. Hal ini

kan antara leverage, ukuran dan pertumbuhan didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana

profitabilitas telah yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin

perusahaan

terhadap

peneliti terdahulu dan oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan.

dilakukan oleh

menunjukkan temuan hasil yang bervariasi. Selain itu, indikator pertumbuhan

perusahaan dapat dilihat dari kenaikan

Tabel 1 Penelitian tentang Hubungan Leverage, Size, Pertumbuhan dan Profitabilitas

Peneliti Variabel dalam Penelitian Hasil temuan

Mahfoedz “Financial Ratio Analysis and The Rasio leverage (diwakili Net Income (1994) Prediction of Earning Changes in

to Total Liability; Net Income to Total Indonesia Liabilities; net Worth to Total Liabilities) berpengaruh positif terhadap perubahan laba

Widodo Penggunaan Rasio Keuangan untuk Rasio Loan to Debt Rasio (2001) Prediksi Probablilitas Kebangkrutan Bank berpengaruh terhadap BOPO dan ROA

Martono Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, leverage keuangan berpengaruh (2002) Rasio Leverage Keuangan Tertimbang

negatif terhadap ROA dan ROE Dan Intensitas Modal Tertimbang Serta Pangsa Pasar Terhadap "ROA" dan "ROE" Perusahaan Manufaktur yang Go- Public dii Indonesia

Ediningsih Rasio Keuangan dan Prediksi Rasio indebteness/equity berpengaruh (2004) Pertumbuhan Laba, Studi Empris pada

positif paling dominant terhadap Perusahaan Manufaktur di BEJ pertumbuhan laba dua tahun ke depan

Marti (2005) Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Struktur modal tidak berpengaruh Modal dan Profitabilitas Industri terhadap

signifikan terhadap profitabilitas Profitabilitas Perusahaan perusahaan

Campbell Ownership Structure and The Operating Ukuran perusahaan maupun intensitas

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Peneliti Variabel dalam Penelitian Hasil temuan (2002) Performance of Hungarian Firm modal berpengaruh positif terhadap

profitabilitas

Kaen & Firm Size, Employees and Profitability in Ukuran perusahaan tidak berpengaruh Baumann

U.S. Manufacturing Industries terhadap profit

(2003) Siregar &

”Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Ukuran perusahaan mempunyai Utama (2005) Perusahaan, dan Praktek Corporate

pengaruh negatif signifikan terhadap Governance terhadap Pengelolaan Laba

besaran pengelolaan laba (Earning Management) Damayanti &

Analisis Pengaruh Investas, Likuiditas, Tidak ada pengaruh yang signifikan Achyani

Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan antara ukuran terhadap Dividen (2006) dan Ukuran Perusahaan terhadap

Payout Ratio

Kebijakan Deviden Payout Ratio

Ramezani, Growth, Corporate Profitability dan Value Memaksimalkan pertumbuhan Soenen dan

Creation. Financial Analysis tidaklah memaksimalkan profitabilitas Jung (2002) Hadori Yunus Variabel dependen: Penjualan memiliki pengaruh yang (2003)  Profitabilitas (EVA) negatif terhadap penjualan

Variabel independen :

 Pertumbuhan penjualan  Pertumbuhan pendapatan

Fitzsimons, Growth and Profitability in Small and Tidak ada hubungan yang konsisten Steffens,

Medium Sized Australian Firms, dan jelas antara pertumbuhan Douglas

perusahaan dengan profitabilitas (2005)

Sumber : dari berbagai Jurnal

Hubungan Leverage dan Profitabilitas

Sedangkan dana yang bersumber dari luar

Perusahaan

perusahaan berupa hutang/pinjaman atau modal dari pemilik.

Dalam mempertimbangkan penggu naan dana yang berasal dari hutang perlu

Masing masing penggunaan modal yang memperhatikan kemampuan perusahaan untuk

bersumber dari luar baik hutang maupun modal memenuhi kewajiban tetapnya. Semakin besar

dari pemilik memiliki keuntungan dan jumlah hutang dan semakin pendek jangka

kelemahan. Oleh karenanya harus dilakukan waktu pelunasannya maka semakin besar beban

analisis secara cermat agar setiap dana yang tetap perusahaan. Selain itu perlu diperhatikan

tertanam dalam aktiva dapat digunakan seefisien antara manfaat yang diperoleh dengan

mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat pengorbanan

keuntungan yang maksimal. Dengan kata lain penggunaan hutang bisa meningkatkan nilai

perlu diupayakan keseimbangan yang optimal perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan

dari kedua sumber tersebut. Struktur modal profitabilitas perusahaan.

yang optimal mendasarkan pada aturan struktur finansial konservatif, dimana dinyatakan bahwa

Untuk menjalankan perusahaan, maka hutang tidak boleh lebih besar dari modal yang manajer perusahaan membutuhkan sumber menjadi jaminannya/agunannya (modal sendiri). dana. Sumber dana dapat diperoleh dari dalam

perusahaan atau dari luar perusahaan. Dana (Riyanto, 2001) menyatakan struktur yang bersumber dari dalam perusahaan antara

modal adalah perimbangan perbandingan antara lain adalah laba ditahan dan cadangan.

modal asing dengan modal sendiri. Baik

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

buruknya struktur modal akan mempunyai efek perusahaan kecil dan perusahaan dengan ukuran langsung kepada posisi finansial perusahaan.

kecil pada umumnya mempunyai tingkat Perusahaan yang mempunyai hutang besar

efisiensi yang rendah dan leverage finansial menanggung beban/biaya dana berupa bunga

yang lebih tinggi. Investor yang bersikap hati- yang lebih berat dibanding yang hutangnya

hati (risk adverse) cenderung melakukan sedikit.

investasi saham pada perusahaan besar karena Bagi perusahaan yang menggunakan

mempunyai tingkat risiko lebih kecil. modal

Hasil penelitian Kristanti (2003) yang keuntungan yang disyaratkan kepada pemilik.

sendiri, biaya

dananya

adalah

menggunakan prediktor profitabilitas dan Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut

leverage, hasilnya menunjukkan bahwa ukuran belum tentu lebih kecil dibanding bunga

perusahaan dapat dijadikan sebagai prediktor pinjaman.

profitabilitas perusahaan. Sehingga peneliti mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut:

Dalam melakukan pemilihan struktur modal tidak ada satu carapun yang dianggap

H 2 =Ukuran perusahaan berpengaruh

tepat. Dengan menggunakan berbagai metode

positif terhadap profitabilitas

tersebut seorang manajer keuangan akan bisa

perusahaan

mendapatkan informasi yang cukup untuk

mengambil keputusan yang rasional. Pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh beberapa faktor

Hubungan Pertumbuhan Perusahaan dan

antara lain lokasi distribusi keuntungan,

Profitabilitas Perusahaan

perusahaan 2002).

stabilitas penjualan dan keuntungan (Husnan,

Pertumbuhan

menggambarkan tolok ukur atau rata-rata Untuk menentukan struktur modal yang

pertumbuhan, perubahan kekayaan perusahaan. optimal, perlu dipertimbangkan waktu yang

Suatu perusahaan yang sedang berada pada tepat dalam mengeluarkan surat berharga, baik

tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana saham maupun obligasi, karena tidak hanya

yang besar. Karena kebutuhan dana semakin faktor dari dalam perusahaan yang berpengaruh

besar, maka perusahaan lebih cenderung terhadap struktur modal, tetapi juga dipengaruhi

menahan sebagian besar labanya. Semakin besar juga faktor dari luar perusahaan. Sehingga

laba yang ditahan dalam perusahaan, berarti struktur modal yang tidak optimal akan

semakin rendah deviden yang dibayarkan menurunkan

kepada pemegang saham, sehingga tidak penurunan

menarik lagi.

kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Tingkat pertumbuhan penjualan yang Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

mengindikasikan bahwa oleh Martono (2002) yang menunjukkan bahwa

semakin

cepat

perusahaan mengadakan ekspansi. Kegagalan struktur modal berpengaruh negatif terhadap

mengakibatkan beban ROA dan ROE. Oleh karena itu, maka hipotesis

ekspansi

akan

harus menutup alternatif yang diajukan adalah :

perusahaan,

karena

pengembalian biaya ekspansi. Makin besar risiko perusahaan makin kurang prospektif

H 1 =leverage berpengaruh negatif

perusahaan yang bersangkutan. Hipotesis yang

terhadap profitabilitas perusahaan

diajukan adalah :

Hubungan Ukuran

H 3 =Pertumbuhan perusahaan Profitabilitas Perusahaan

Perusahaan

dan

berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan

Ukuran perusahaan

merupakan

kemampuan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian. Perusahaan dengan ukuran besar

Kerangka Pemikiran Teoritis

relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Jika dituangkan dalam model Populasi dalam penelitian ini penelitian dapat dirumuskan secara grafis

meliputi semua perusahaan daerah air minum sebagai berikut:

(PDAM) di wilayah Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu Tahun 2004 sampai dengan

LEVERAGE

Tahun 2007, dimana terdapat 35 PDAM di

H 1 wilayah Provinsi Jawa Tengah yang dimiliki pemerintah kabupaten ataupun kotamadya

UKURAN PERUSAHAAN

H 2 dengan berbagai ukuran aset, jumlah pelanggan

PROFITA

dan golongan pelanggan.

H 3 BILITAS

Pengambilan

sampel dalam

PERTUMBUHAN

penelitian ini menggunakan metode purposive

PERUSAHAAN

sampling yaitu pengambilan sampel pada

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian

PDAM bersifat tidak acak dan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan pertimbangan atau

tertentu. Dengan adanya menunjukkan bahwa variabel independen terdiri

konsekuensi terbatasnya data yang diperoleh, dari leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan

kriteria yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan, sedangkan variabel dependen

adalah:

adalah profitabilitas.

 Perusahaan telah menyusun laporan keuangan tepat waktu

METODE PENELITIAN

 Perusahaan tidak menderita kerugian

Populasi dan Sampel Penelitian

Tabel 2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No. Variabel

1. NIBE/TA

Rasio antara laba sebelum pos luar

Laba sebelum pos luar biasa Rasio

biasa terhadap total aktiva

Total Aktiva

2. Leverage

Rasio hutang terhadap total aktiva

Hutang

Rasio

Total Aktiva

3. Ukuran Perusahaan

Total penjualan dalam bentuk log

Ln Total Penjualan

Nilai absolut

natural

4. Pertumbuhan

Penjualan t – Penjualan t-1 Rasio Perusahaan

Kenaikan penjualan tahun ke-t

dibanding tahun sebelumnya t-1

Penjualan t-1

Sumber : data diolah dan kembangkan untuk penelitian

Teknik Analisis Data

Jika dituangkan dalam model matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Analisis data bertujuan untuk

menguji pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan

profitabilitas perusahaan oleh karena itu

menggunakan analisis regresi berganda.

Profitabilitas merupakan variabel

Keterangan :

dependen dan dinyatakan dalam NIBE/TA

Y = NIBE/TA

sedangkan leverage, ukuran dan pertumbuhan

L = Leverage

perusahaan merupakan variabel independen. S = Ukuran perusahaan (Size)

G = Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

bersama-sama terhadap variabel  2 = Koefisien regresi variabel Ukuran

 1 = Koefisien regresi variabel Leverage secara

dependen dapat dilihat dari koefisien perusahaan 2

determinasi (R ). Nilai koefisien determinasi  3 = Koefisien regresi variabel Pertumbuhan

menunjukkan persentase variasi yang dapat perusahaan dijelaskan oleh persamaan regresi yang

e = errors dihasilkan. Namun karena jumlah variabel lebih dari dua maka besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen untuk Uji Normalitas 2 model regresi digunakan adjusted R . Digunakan 2 adjusted R karena adanya Uji normalitas bertujuan untuk menguji

kelemahan mendasar pada koefisien determinasi apakah dalam model regresi variabel dependen

(R 2 ), kelemahan tersebut bisa terhadap jumlah maupun independen mempunyai distribusi

variabel independen yang masuk dalam model. normal atau tidak. Model regresi yang baik Setiap tambahan satu variabel independen maka adalah jika residual berdistribusi normal. koefisien determinasi (R 2 ) meningkat tidak Adapun untuk menguji apakah residual peduli apakah variabel tersebut berpengaruh berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan signifikan terhadap variabel independen atau dengan uji statistik sederhana, yaitu dengan

tidak (Ghozali, 2006). Adjusted R 2 ditunjukkan mendasarkan pada nilai skewness. Pengujian

dengan hasil regresi berganda untuk melihat dilakukan dengan membandingkan nilai z besarnya pengaruh pada hipotesis. Adjusted R 2 skewness dan z kurtosis dengan nilai kritis. Data yang semakin besar mendekati 1 merupakan berdistribusi normal jika nilai kritisnya berkisar indikator yang menunjukkan semakin besar antara + 1,96. kemampuan menjelaskan perubahan variabel

Uji asumsi klasik

(Xi) terhadap variabel dependen (Y). Pengujian terhadap asumsi klasik meliputi

Uji Hipotesis

berikut ini: Uji t digunakan untuk mengetahui

(1) Tidak terdapat multikolinieritas antar signifikansi dari pengaruh variabel independen variabel independen;

secara individual/parsial terhadap variabel (2) Tidak terdapat autokorelasi; dependen

menganggap variabel independen lainnya konstan. Bila digunakan uji

dengan

(3) Variabel pengganggu (disturbance dua sisi kanan dengan keyakinan 95% (  = error) adalah konstan

5%/2 atau 2,5%) dengan df = n – k, maka akan (homoskedastisitas).

didapat nilai t tabel (periksa tabel t).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Model (Goodness of Fit)

Uji F

Statistik Deskriptif

Uji F digunakan untuk menguji Sebagaimana disebutkan dalam bab keberartian

sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan independen secara keseluruhan terhadap

pengaruh

variabel-variabel

mengambil studi kasus Perusahaan Daerah Air variabel dependen.Jika nilai signifikansi lebih

Minum di Jawa Tengah. Sampel yang diambil kecil dari 0,05, maka model dinyatakan layak

sebanyak 21 perusahaan dari 35 perusahaan atau secara bersama-sama variabel independen

yang ada di Jawa Tengah dengan periode waktu berpengaruh terhadap variabel dependen.

dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.

Sampel tersebut kemudian dipooling

Uji Determinasi

sebagai bahan analisis dengan satu variabel Untuk

Income Before kemampuan menjelaskan variabel independen

Extraordinary Item to Total Asset (NIBE/TA)

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

dan 3 variabel independen yaitu Debt to Asset Jumlah PDAM di Jawa Tengah 35 perusahaan (DTA),

Periode 5 tahun Pertumbuhan Perusahaan (Sales Growth).

Tahun dasar 2004 Dengan menggunakan data panel didapatkan 84

sampel yang kemudian dijadikan bahan analisis. Periode amatan 4 tahun Untuk kepentingan normalitas data penelitian

Memenuhi kriteria profitabilitas 21 perusahaan maka dilakukan transformasi dan mengeluarkan

Sampel (jumlah perusahaan x periode) 84 perusahaan data outlier dari sampel sehingga tersisa 81 data

Memenuhi kriteria normalitas residual 81 perusahaan sampel.

Tabel 3

Sumber : data diolah

Populasi dan Sampel Penelitian

Deskripsi statistik data penelitian dapat dilihat

Uraian Jumlah sampel pada tabel berikut:

Tabel 4

Statistik Deskriptif Profitabilitas, Leverarage, Ukuran

dan Pertumbuhan Perusahaan

Descriptive Statistics

Std. Error Deviation Statistic nibta_1

,0186095 ,1674857 SALES t

,0170499 ,1534495 Valid N (listwise)

Sumber : Lampiran 3 hal. 1

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan hal-hal penjualan bervariasi dengan rata-rata sebagai berikut:

sebesar Rp 9.074 juta dan minimum sebesar (1) NIBE/TA

Rp 3754,48 juta dan nilai maksimum perbandingan antara laba sebelum pos luar

(nibta_1)

merupakan

sebesar Rp 26304,78 juta. Dengan standar biasa dan total aktiva periode sebelumnya.

deviasi sebesar Rp 4250,01 juta. Nilai NIBE/TA bervariasi naik turun dengan

(4) Pertumbuhan Perusahaan rata-rata sebesar 7,09% dan minimum

(Salgro)merupakan perbandingan antara sebesar 0,12% dan nilai maksimum sebesar

selisih posisi total penjualan tahun berjalan 17,85%. Dengan standar deviasi sebesar

dengan tahun sebelumnya dibandingkan 0,048 menunjukkan variasi naik turun

tahun sebelumnya. Nilai pertumbuhan NIBE/TA pada rentang 4,8%.

bervariasi naik turun dengan rata-rata (2) Debt to Total Asset (dta) merupakan

sebesar 1,70% dan minimum sebesar 0,64% perbandingan antara total hutang dengan

dan nilai maksimum sebesar 90,15%. total aktiva. Nilai DTA bervariasi naik turun

Dengan standar

dengan rata-rata sebesar 27,29% dan deviasi sebesar 0,1534 menunjukkan variasi minimum sebesar 2,32% dan nilai

naik turun pada rentang 15,34%. maksimum sebesar 59,99%. Dengan standar

Pengujian Normalitas Error (Residual)

deviasi sebesar 0,1675 menunjukkan variasi Dalam penelitian ini digunakan naik turun DTA pada rentang 16,75%.

pengujian secara statistik yaitu dengan melihat (3) Ukuran Perusahaan (Sales t) merupakan nilai Rasio Skewnes dari Residual. Data

besaran perusahaan yang ditunjukkan berdistribusi normal jika Nilai Z Statistik atau dengan posisi jumlah penjualan. Nilai

nilai kritis berkisar antara -1,96 sampai

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

dengan 1,96. Hasil pengujian normalitas dalam bentuk logaritma natural (Ln). Setelah uji masing-masing variabel ditunjukkan dalam

normalitas pada data awal dilakukan ternyata tabel 2 sebagai berikut:

variabel pengganggu tidak berdistribusi normal, Berdasarkan hasil uji normalitas

maka dilakukan tahapan mengeluarkan data terhadap data awal sebanyak 84 diketahui

outlier. Data outlier ditentukan dengan melihat bahwa variabel pengganggu tidak berdistribusi

standardized value dari residual, dimana untuk normal, selain itu variabel ukuran perusahaan

tingkat kesalahan yang ditolerir 5 % maka data perlu dilakukan transformasi data mengingat

dengan nilai residual yang distandarkan sebagai nilai perusahaan merupakan nilai absolut dalam

data outlier adalah diatas 1,96. jumlah yang cukup besar (ratusan juta sampai

normalitas variabel dengan milyar rupiah) sedangkan variabel lain

Hasil

uji

pengganggu (residual) setelah data outlier dalam bentuk rasio, maka terhadap variabel

dikeluarkan adalah sebagai berikut: ukuran perusahaan dilakukan transformasi ke

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Residual Setelah Dilakukan Transformasi dan Outlier Dikeluarkan

Std. Error Unstandardized Residual

Statistic

Statistic

Std. Error

Valid N (listwise)

Sumber : ouput SPSS

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103 Dari

Sejalan dengan penelitian ini bisa menunjukkan bahwa Zskewness berada pada

perhitungan

di

atas

diasumsikan jika profitabilitas saat ini kisaran -1,96 dan 1,96 yang berarti dapat

oleh tingkat disimpulkan bahwa residual berdistribusi

ternyata

dipengaruhi

profitabilitas periode sebelumnya, namun normal. Dengan demikian model regresi

demikian penambahan variabel lag dalam layak dilanjutkan karena telah memenuhi

penelitian ini hanya digunakan untuk syarat normalitas.

mengatasi masalah autokorelasi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah

Pengujian Asumsi Klasik

menambah variabel independen dalam

Uji Autokorelasi

model regresi dengan NIBE/TA periode Untuk menguji ada tidaknya

sebelumnya (Lag NIBE/TA t-1 ) pada autokorelasi maka dapat ditempuh pengujian

persamaan regresi, data yang digunakan dengan beberapa cara. Dalam penelitian ini

adalah data NIBE/TA yang diperlamban yang digunakan adalah pengujian Durbin

(lag), pada alat uji SPSS dengan melakukan Watson. Dari pengujian Durbin Watson

transformasi variabel NIBE/TA menjadi lag diperoleh hasil sebesar 0,548, nilai ini akan

NIBE/TA. Kemudian dilakukan anaylsis dibandingkan dengan nilai tabel dengan

regresi pada model yang baru. menggunakan angka signifikansi 5% jumlah

penambahan sampel 81 (N) dan jumlah variabel

Setelah dilakukan

variabel lag pada model regresi, kemudian independen 3 (k=3), maka tabel Durbin

dilakukan Uji Durbin-Watson maka Watson akan didapatkan nilai dl (1,560) dan

diperoleh hasil Nilai sebesar 1,902 tersebut nilai du (1,715) oleh karena nilai DW 0,548

akan dibandingkan dengan nilai tabel lebih kecil dari nilai dl, maka dapat

dengan menggunakan angka signifikansi 5% disimpulkan terdapat autokorelasi positif.

jumlah sampel 81 (N) dan jumlah variabel Untuk

independen 4 (k=4), maka tabel Durbin autokorelasi yang biasa terjadi pada data

mengatasi

masalah

Watson akan didapatkan nilai dl (1,534) dan runtut waktu (time series) dilakukan dengan

nilai du (1,743) oleh karena DW 1,942 lebih menambah variabel independen yang berasal

besar dari du (1,743) dan lebih kecil dari dari variabel dependen periode sebelumnya

nilai 4-du (2,257) atau du < DW < 4-du, (lag variabel). Model regresi semacam itu

maka dapat disimpulkan tidak terdapat disebut dengan autoregression (Gujarati,

masalah autokorelasi pada model regresi. 2003). Hal ini bisa disebabkan salah satu explanatory variabel (variabel penjelas)

Uji Multikolinieritas

adalah nilai lag dari variabel dependen Untuk mengetahui apakah ada tersebut.

variabel-variabel Menurut Gujarati, dalam regresi

korelasi

diantara

independen dapat diketahui dengan melihat dengan data runtut waktu dicontohkan

nilai korelasi parsial antar variabel variabel dependen adalah pengeluaran

independen nilai tolerance dan nilai VIF. konsumsi saat ini ternyata dipengaruhi

Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance variabel pengeluaran konsumsi periode

< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. sebelumnya (variabel lag dependen sebagai

Hasil pengujian multikolinieritas variabel independen). Penjelasan yang

disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai sederhana untuk masalah tersebut adalah

tolerance juga menunjukkan semua variabel konsumen tidak mengubah kebiasaan

independen memiliki nilai tolerance lebih berkonsumsi mereka akibat efek psikolgis,

dari 0,10 dan hasil perhitungan nilai teknologi maupun alasan lainnya.

variance inflation factor (VIF) juga

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103 menunjukkan tidak satupun variabel

regresi variabel independen yang memiliki VIF > 10, jadi

 3 =Koefisien

Pertumbuhan perusahaan dapat disimpulkan bahwa tidak ada

e = errors

multikolinieritas antar variabel independen

perhitungan program SPSS dengan metode regresi

dalam regresi. Berdasarkan

hasil

Uji Heteroskedastisitas

berganda diperoleh hasil yang ditunjukkan Pengujian

ada

tidaknya

pada tabel berikut:

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara pengujian statistik. Pengujian yang

dipakai dalam penelitian ini adalah Uji

Unstdβ sig

Glejser. Dari hasil pengujian didapatkan

perhitungan disimpulkan tidak terjadi

(Constant)

4,322 -0.389 0,000

heteroskedastisitas, hal tersebut ditunjukkan

Dta

- -0.062 0,014

dengan angka signifikansi masing-masing 2,520

variabel independen lebih besar dari 0,05. 0,000

LnSales

Hasil signifikansi 0,119 variabel independen terhadap residualnya masing-masing adalah

Salgro

Lag_nibta_1

DTA 0,695, Ln

Sales

0,277dan

Pertumbuhan Penjualan 0,073 serta Lag Dari tabel tersebut dapat dijelaskan Nibeta 0,181.

bahwa dengan memperhatikan nilai unstandardized coeficient, maka diperoleh

Ringkasan hasil Regresi

model persamaan regresi berganda sebagai Model yang digunakan dalam

berikut:

analisis data adalah model regresi berganda

dengan tujuan untuk menguji pengaruh Y = -0,389 - 0,062 L + 0,047 S + leverage,

0,041 G + 0,631 Y l + e pertumbuhan

ukuran

perusahaan

dan

perusahaan

terhadap

Dengan anggapan bahwa variabel dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

profitabilitas. Model tersebut

dapat

independen lainnya dianggap konstan, maka masing-masing koefisien mempunyai makna Y= + 1 L+  2 S +  3 G + e sebagai berikut:

(1) Jika rasio leverage naik satu satuan, Keterangan :

maka profitabilitas akan berkurang Y = NIBE/TA

sebesar 0,062. (2) Jika ukuran perusahaaan satu satuan,

L = Leverage maka profitabilitas akan bertambah S = Ukuran perusahaan (Size)

sebesar 0,047. (3) Jika rasio pertumbuhan satu satuan,

G = Pertumbuhan Perusahaan maka profitabilitas akan bertambah

(Growth)

sebesar 0,041.

 1 = Koefisien regresi variabel

Hasil Uji Model Leverage Uji F

 model

Dalam

pengujian

2 = Koefisien regresi variabel Ukuran menggunakan uji F memiliki tujuan untuk

perusahaan mengetahui apakah variabel independen

Bambang Koencoro & M arlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103 secara serentak berpengaruh terhadap

dari variasi keempat variabel leverage, variabel dependen NIBE/TA. Pengujian

ukuran perusahaan dan pertumbuhan statistik dengan menggunakan program

perusahaan serta Lag_Nibe/TA sedangkan SPSS diperoleh hasil yang terlihat dalam

sisanya sebesar 48,1% dijelaskan oleh tabel sebagai berikut:

variabel lain di luar model.

Tabel 6

Tabel 7

Hasil Uji F Hasil Uji Determinasi

Adjusted Std. Error Mode

Square Estimate 1 Regressio

Df e F Sig.

Residual ,089 7 a Predictors: (Constant), Lag_nibta_1, dta, Salgro, LnSales

b Dependent Variable: nibta_1

Total

9 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

a Predictors: (Constant), Lag_nibta_1, dta, Salgro, LnSales b Dependent Variable: nibta_1

Sesuai dengan hipotesis yang

Sumber : Lampiran 3 hal. 2

diajukan dalam penelitian ini, maka uji Dari tabel tersebut dapat

hipotesis adalah menguji pengaruh variabel- disimpulkan bahwa nilai F hitung sebesar

variabel independen yang terdiri dari 20,239, dimana F hitung tersebut lebih besar

variabel leverage, ukuran perusahaan, dan dari nilai Ftabel sebesar 2,49. jika Fhitung >

pertumbuhan perusahaan diregres pada dari Ftabel maka Ho ditolak dan Ha

NIBE/TA. Selain itu juga menguji tanda diterima. Dengan demikian terdapat

arah (sifat) hubungan pengaruh antara pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan

variabel independen dengan variabel pertumbuhan

dependen. Secara rinci, hasil pengujian profitabilitas pada tingkat signifikansi

perusahaan

terhadap

hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut. sebesar 5%.

Leverage Berpengaruh Negatif terhadap Koefisien Determinasi

Profitabilitas Perusahaan

Koefisien Determinasi adalah Leverage adalah dana pinjaman untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

yang bisa digunakan untuk meningkatkan model dalam menerangkan variasi variabel

profit perusahaan. Dengan sumber dana dependen. Nilai koefisien determinasi

yang berasal dari hutang maka bunga yang adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang

dibayarkan bisa mengurangi penghasilan kecil berarti kemampuan variabel-variabel

kena pajak. Namun demikian, konsekuensi independen dalam menjelaskan variasi