KEBIJAKAN MUTAKHIR BIDANG PENDIDIKAN (1)

KEBIJAKAN MUTAKHIR BIDANG PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang mengamanatkan
Pemerintah Negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Selain itu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
mengamanatkan Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
diatur dengan undang-undan. Sehingga sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Dalam pelaksanaanya, Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan – kebijakan
mutakhir dalam bidang pendidikan. Kebijakan tersebut berupa: 1) Standar Nasional
Pendidikan; 2) Rencana Strategis Pendidikan Naional; 3) Manajemen Berbasis Sekolah;
dan 4) Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Standar Nasional Pendidikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerataan dan mutu
pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life
skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan
lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila.

1

Upaya untuk membangun manusia seutuhnya sudah menjadi tekad pemerintah
sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969—1974, namun
selama ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang
diharapkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab
sistem pendidikan nasional bertekad mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali

dengan menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2000—2009 yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Depdiknas menjadi pedoman bagi semua
tingkatan pengelola pendidikan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, satuan
pendidikan, dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan pendidikan nasional serta mengevaluasi hasilnya.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa pengertian Standar Nasional Pendidikan ?
Apa saja yang termasuk didalam Standar Nasional Pendidikan ?
Apa pengertian Rencana Strategis Pendidikan Nasional ?
Bagaimana pelaksanaan Rencana Strategis Pendidikan Nasional ?

C. Tujuan
1.
2.

3.
4.

Untuk mengetahui pengertian Standar Nasional Pendidikan
Untuk memperdalam pengetahuan mengenai Standar Nasional Pendidikan
Untuk mengetahui pengertian Rencana Strategis Pendidikan Nasional
Untuk mengetahui pelaksanaan Rencana Strategis Pendidikan nasional

BAB II
2

PEMBAHASAN
A. Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
kata lain, SNP merupakan syarat minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan syarat tersebut harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh NKRI.
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global.
Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :

A.1 Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan
meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Standar Kompetensi Lulusan meliputi:
1. SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran
2. SKL Mata Pelajaran SD-MI
3. SKL Mata Pelajaran SMP-MTs
4. SKL Mata Pelajaran SMA-MA
5. SKL Mata Pelajaran PLB ABDE
6. SKL Mata Pelajaran SMK-MAK
Berikut adalah Standar Kompetensi Lulusan yang telah menjadi Permendiknas:

3

No

Nomor Permen

Tentang

1.

Nomor 23 Tahun 2006

Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah

untuk

Satuan

2.


Nomor 24 tahun 2006

Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk
satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah

A.2 Standar Isi
Standar Isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Berikut adalah Standar Isi yang telah menjadi Permendiknas :
No
1.

Nomor Permen

Nomor 22 tahun 2006

2.

Nomor 24 tahun 2006

3.

Nomor 14 Tahun 2007

Tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk
satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah
Standar Isi Program Paket A, Program Paket B, dan

Program Paket C

A.3 Standar Proses
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain
itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berikut adalah Standar Proses yang telah menjadi Permendiknas :
4

No

Nomor Permen

Tentang

1.


Nomor 41 Tahun 2007

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah

2.

Nomor 1 Tahun 2008

Standar Proses Pendidikan Khusus

3.

Nomor 3 Tahun 2008

Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program
Paket A, Paket B, dan Paket C

A.4 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang - undangan yang
berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: 1) Kompetensi pedagogik; 2)
Kompetensi kepribadian; 3) Kompetensi profesional; dan 4) Kompetensi sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan
Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga Kependidikan
meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar,
pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
Berikut adalah Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah menjadi
Permendiknas :
No

Nomor Permen


Tentang

1.

Nomor 12 Tahun 2007

Standar pengawas Sekolah/Madrasah

2.

Nomor 13 tahun 2007

Standar Kepala Sekolah/Madrasah

3.

Nomor 16 Tahun 2007

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

4.

Nomor 24 Tahun 2008

Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
5

5.

Nomor 25 Tahun 2008

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

6.

Nomor 26 Tahun 2008

Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah

7.

Nomor 27 Tahun 2008

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor

8.

Nomor 40 Tahun 2009

Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan

9.

Nomor 41 Tahun 2009

Standar Pembimbing Pada Kursus & Pelatihan

10. Nomor 42 Tahun 2009

Standar Pengelola Kursus

11. Nomor 43 Tahun 2009

Standar Tenaga Administrasi Program paket A ,
Paket B, dan Paket C

12. Nomor 44 Tahun 2009

Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket
A, Paket B dan Paket C

13. Nomor 45 Tahun 2009

Standar Teknisi Sumber Belajar Pada Kursus dan
Pelatihan

A.5 Standar Sarana dan Prasarana
Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat
bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Berikut adalah Standar Sarana dan Prasarana yang telah menjadi Permendiknas :
No
1.

Nomor Permen
Nomor 24 Tahun 2007

Tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA
6

2.

Nomor 33 Tahun 2008

Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB,
dan SMALB

3.

Nomor 40 Tahun 2008

Standar Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK

A.6 Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni Standar pengelolaan
oleh satuan pendidikan, Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan Standar
pengelolaan oleh Pemerintah.

Berikut adalah Standar Pengelolaan yang telah menjadi Permendiknas:
No
1.

Nomor Permen
Nomor 19 Tahun 2007

Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah

oleh

Satuan

A.7 Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pembiayaan pendidikan
terdiri atas:
1.

Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

2.

Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

3.

Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
Berikut adalah Standar Pembiayaan yang telah menjadi Permendiknas:

7

No

Nomor Permen

1.

Nomor 69 Tahun 2009

Tentang
Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)

A.8 Standar Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik. Penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik,
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian
hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diatur oleh masingmasing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berikut adalah Standar Pembiayaan yang telah menjadi Permendiknas:
No
1.

Nomor Permen
Nomor 20 Tahun 2007

Tentang
Standar Penilaian Pendidikan

B. Rencana Strategis Pendidikan Nasional
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya
tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan mutu
pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life
skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan
lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila.
Upaya untuk membangun manusia seutuhnya sudah menjadi tekad pemerintah
sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969—1974, namun
selama ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang
diharapkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab
sistem pendidikan nasional bertekad mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali
8

dengan menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2000—2009 yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Depdiknas menjadi pedoman bagi semua
tingkatan pengelola pendidikan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, satuan
pendidikan, dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan pendidikan nasional serta mengevaluasi hasilnya.
Tahun 2005, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tentang RPJMN
Tahun 2004–2009 yang mengamanatkan tiga misi pembangunan nasional, yaitu (1)
mewujudkan negara Indonesia yang aman dan damai; (2) mewujudkan bangsa
Indonesia yang adil dan demokratis; dan (3) mewujudkan bangsa Indonesia yang
sejahtera. Untuk mewujudkannya, bangsa kita harus menjadi bangsa yang berkualitas,
sehingga setiap warga negara mampu meningkatkan kualitas hidup, produktivitas dan
daya saing terhadap bangsa lain di era global. Saat ini pembangunan pendidikan
nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Depdiknas selaku pemegang
amanah pelaksanaan sistem pendidikan nasional memiliki kewajiban untuk
mewujudkan misi pembangunan tersebut. Manusia seperti apa yang ingin dibangun?
Perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan
aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik perserta didik, atau
dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.
Renstra Depdiknas disusun dengan mengacu pada amanat UUD 1945, amandemen
ke–4 Pasal 31 tentang Pendidikan; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan; Undang- Undang (UU)
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas); UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional; UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah; UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga,
dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Agar Indonesia memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan
mampu memanfaatkan peluang yang datang, maka dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005—2025 Pemerintah mencanangkan untuk
meningkatkan kemampuan manusia bangsa ini, sehingga memiliki daya saing yang
seimbang dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Adapun pelaksanaan Rencana Strategis
Pendidikan Nasional yang telah dilaksanakan saat ini sebagai berikut.
1.

Renstra tahun 2005-2009
Program pembangunan pendidikan nasional tahun 2005--2009 mengacu pada
RPJM 2004--2009 dalam rangka Peningkatan Akses Masyarakat terhadap
pendidikan yang berkualitas. Pembangunan pendidikan jangka menengah dalam
dokumen RPJM Nasional dilaksanakan melalui 15 program, terdiri atas 10
program pada fungsi pendidikan dan 5 program pada fungsi pelayanan
pemerintahan umum dan fungsi perlindungan sosial.
9

Program pada fungsi pendidikan adalah program pendidikan anak usia dini,
program wajar pendidikan dasar 9 tahun, program pendidikan menengah, program
pendidikan tinggi, program pendidikan nonformal, program peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan, program manajemen pelayanan pendidikan,
program penelitian dan pengembangan pendidikan, program penelitian dan
pengembangan iptek, dan program pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan. Lima program pada fungsi pelayanan pemerintahan umum dan
fungsi perlindungan sosial, yaitu program peningkatan pengawasan dan
akuntabilitas aparatur negara, program penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan, program pengelolaan sumber daya manusia aparatur, program
peningkatan sarana prasarana aparatur, dan program penguatan kelembagaan
pengarusutamaan gender dan anak.
Program pembangunan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005--2009
diarahkan dalam rangka mewujudkan kondisi yang diharapkan pada tahun 2009,
yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi,
dan daya saing; dan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.
2. Renstra tahun 2010-2015
Rencana strategis Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010-2014 disusun
berdasarkan UU No.17 th 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional tahun
2005-2025, UU No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No.25
Th 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan
Presiden No.5 Th 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014.
Renstra Kemendiknas 2010-2014 mengacu pada visi RPJMN 2010-2014 yaitu
Indonesia yang sejahtera,demokratis, dan berkeadilan; arahan Presiden untuk
memperhatikan aspek change and continuity, de-bottlenecking, dan enhancement
program pembangunan pendidikan; serta rencana Pembangunan Pendidikan
Nasional Jangka Panjang 2005-2025 yang telah dijabarkan ke dalam empat tema
pembangunan pendidikan, yaitu peningkatan kapasitas dan modernisasi (20052009), penguatan pelayanan (2010-2015), penguatan dayasaig regional (20152020), dan penguatan daya saing internasional (2020-2025).
Renstra Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010-2014 disusun sebagai
pedoman dan arah pembangunan pendidikan yang hendak dicapai dalam periode
2010-2014 dengan mempertimbangkan capaian pembangunan pendidikan hingga
saat ini. Renstra Kemendiknas disusun melalui berbagai tahapan, termasuk
interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di pusat
dan daerah, serta partisipasi seluruh pejabat kemendiknas.
Renstra ini perlu dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran Kementrian
Pendidikan Nasional serta para pemangku kepentingan pendidikan dalam rangka

10

menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program pembangunan
bidang pendidikan secara sinergis dan berkesinambungan.
a) Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2010—2014
Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan dan kebudayaan
tahun 2010—2014 disusun untuk memberikan arah dan pedoman bagi
penyelenggara pendidikan dan kebudayaan di pusat dan di daerah terkait
dengan cara-cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran strategis
yang menggambarkan tujuan-tujuan strategis.
1) Strategi Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
Strategi merupakan upaya yang sistematis untuk mencapai tujuan
strategis yang telah ditetapkan melalui pencapaian sasaran-sasaran
strategis dari tujuan strategis tersebut. Tiap strategi menjelaskan
komponen-komponen penyelenggaraan layanan pendidikan dan
kebudayaan yang harus disediakan untuk mencapai sasaran-sasaran
strategis dari tiap tujuan strategis. Komponen-komponen tersebut
antara lain meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, sistem pembelajaran, data dan informasi, dana, serta sistem
dan prosedur yang bermutu. Dalam pemilihan strategi juga
mempertimbangkan disparitas antarwilayah, gender, sosial ekonomi,
serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan
masyarakat.
1.1 Strategi Pencapaian Tujuan Strategis T1
Tujuan strategis T1, yaitu tersedia dan terjangkaunya layanan
PAUD bermutu dan berkesetaraan dicapai dengan menggunakan
strategi sebagai berikut:
a. penyediaan tenaga pendidik dan tutor berkompeten yang merata
di seluruh provinsi,kabupaten, dan kota;
b. penyediaan manajemen satuan pendidikan PAUD berkompeten
yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
c. penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, informasi
berbasis riset, standar mutu, dan keterlaksanaan akreditasi, serta
pengembangan dan pembinaan bahasa untuk PAUD;
d. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
penerapan sistem pembelajaran PAUD bermutu yang merata di
seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
e. penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan
pendidikan TK/TKLB berkualitas yang merata di seluruh
provinsi, kabupaten, dan kota;
f. penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem
pembelajaran PAUD.
1.2 Strategi Pencapaian Tujuan Strategis T2
11

Tujuan strategis T2 yaitu terjaminnya kepastian memperoleh
layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan, dicapai
dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
a. penyediaan tenaga pendidik pendidikan dasar berkompeten
yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
b. penyediaan manajemen satuan pendidikan pendidikan dasar
berkompeten yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan
kota;
c. penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, informasi
berbasis riset, dan standar mutu pendidikan dasar, dan
keterlaksanaan akreditasi serta pengembangan dan pembinaan
bahasa untuk pendidikan dasar;
d. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
penerapan sistem pembelajaran SD/SDLB/Paket A dan
SMP/SMPLB/Paket B bermutu yang merata di seluruh provinsi,
kabupaten, dan kota;
e. penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan
pendidikan dasar bermutu yang merata di seluruh provinsi,
kabupaten, dan kota; dan
f. penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem
pembelajaran Paket A dan B berkualitas yang merata di seluruh
provinsi, kabupaten, dan kota.
Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan
strategis T2 yang dikaitkan dengan program dan kegiatan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan 2010—2014
1.3 Strategi Pencapaian Tujuan Strategis T3
Tujuan strategis T3 yaitu tersedia dan terjangkaunya layanan
pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan,
dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
a. penyediaan tenaga pendidik pendidikan menengah berkompeten
yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
b. penyediaan manajemen satuan pendidikan menengah
berkompeten yang merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan
kota;
c. penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, informasi
berbasis riset, dan standar mutu pendidikan menengah, dan
keterlaksanaan akreditasi serta pengembangan dan pembinaan
bahasa untuk pendidikan menengah;
d. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
penerapan sistem pembelajaran SMA/Paket C bermutu yang
merata di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota;
e. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
penerapan sistem pembelajaran SMK/Paket C Kejuruan
bermutu yang berbasis keunggulan lokal dan relevan dengan
12

kebutuhan daerah yang merata di seluruh provinsi, kabupaten,
dan kota;
f. penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan
pendidikan SMA/SMLB/SMK/Paket C bermutu yang merata di
seluruh provinsi, kabupaten, dan kota; dan
g. penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem
pembelajaran Paket C berkualitas yang merata di seluruh
provinsi, kabupaten, dan kota.
Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan yang
dikaitkan dengan program dan kegiatan pembangunan pendidikan
dan kebudayaan 2010—2014
1.4 Strategi Pencapaian Tujuan Strategis T4
Tujuan strategis T4 yaitu tersedia dan terjangkaunya layanan
pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan
berkesetaraan, dicapai dengan menggunakan strategi sebagai
berikut:
a. penyediaan dosen berkompeten untuk mendukung pelaksanaan
tridharma perguruan tinggi yang bermutu dan berdaya saing;
b. peningkatan mutu pengelolaan perguruan tinggi untuk
mendukung pelaksanaan tridharma yang berdaya saing dan
akuntabel;
c. penyediaan informasi berbasis riset dan standar mutu
pendidikan tinggi dan keterlaksanaan akreditasi serta
pengembangan dan pembinaan bahasa untuk pendidikan tinggi;
d. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
penerapan sistem pembelajaran perguruan tinggi bermutu dan
berdaya saing yang merata di seluruh provinsi;
e. peningkatan publikasi hasil penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang bermutu, berdaya saing internasional, dan
relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara; dan
f. penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan
pendidikan perguruan tinggi bermutu yang merata di seluruh
provinsi.
Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan yang
dikaitkan dengan program dan kegiatan pembangunan pendidikan
dan kebudayaan 2010—2014.
1.5 Strategi Pencapaian Tujuan Strategis T5
Tujuan strategis T5 yaitu tersedia dan terjangkaunya layanan
pendidikan orang dewas berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu
dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, dicapai dengan
menggunakan strategi sebagai berikut:

13

a. penyediaan tutor berkompeten yang merata antarprovinsi,
kabupaten, dan kota yang meliputi pemenuhan tutor keaksaraan
fungsional dan pendidikan kecakapan hidup;
b. penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, informasi
berbasis riset, dan standar mutu pendidikan keaksaraan
fungsional, pendidikan kecakapan hidup, homeschooling dan
parenting education dan keterlaksanaan akreditasi serta
pengembangan dan pembinaan bahasa untuk satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan orang dewasa; dan
c. penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem
pembelajaran pendidikan orang dewasa berkualitas yang merata
di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota.
Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan yang
dikaitkan dengan program dan kegiatan pembangunan pendidikan
dan kebudayaan 2010—2014.
1.6 Strategi Pencapaian Tujuan Strategis T6
Tujuan strategis T6 yaitu terwujudnya penerapan nilai-nilai
luhur budaya indonesia yang mencerminkan jati diri bangsa
bermartabat, dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
a. penyediaan sumber daya manusia kebudayaan yang berkualitas
dan berkompeten;
b. peningkatan sistem, data dan informasi, standar mutu
pelestarian (pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan),
dan pengelolaan kebudayaan yang berbasis riset, terarah,
terpadu, dan berkelanjutan;
c. penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
peningkatan pelestaria (pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan), dan pengelolaan kebudayaan yang sistematis,
terarah, dan menyeluruh di wilayah NKRI; dan
d. penyediaan pendanaan untuk peningkatan pelestarian
(pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan), dan
pengelolaan untuk mendukung tercapainya tujuan sasaran
strategis pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar
Nasional Pendidikan terdiri dari : 1) Standar Kompetensi Lulusan; 2) Standar Isi; 3)
Standar Proses; 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 5) Standar Sarana dan
Prasarana; 6) Standar Pengelolaan; 7) Standar Pembiayaan; dan 8) Standar Penilaian
Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab sistem
pendidikan nasional bertekad mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali dengan
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2000
—2009 yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN).
Renstra Depdiknas menjadi pedoman bagi semua tingkatan pengelola pendidikan,
mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat
dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan pendidikan nasional
serta mengevaluasi hasilnya. Rencana Strategis Pendidikan Nasional yang telah
dijalankan saat ini berupa : 1) Renstra 2004-2009 2)Renstra 2010-2015. Sebelum
dilaksanakan Renstra tersebut telah ada rencana pendahulu berupa Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969—1974, namun selama ini
pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan.

15