Analisa Tekno Ekonomi Briket Arang dari

Nama Rumpun Ilmu: Teknik Industri

USULAN PENELITIAN DOSEN
SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUSI PALEMBANG

ANALISA TEKNO EKONOMI BRIKET ARANG DARI
SAMPAH DAUN KERING
PENGUSUL
MEYLINDA MULYATI, S.T., M.T
NIDN.0212057702

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUSI PALEMBANG
APRIL 2015
i

HALAMAN PENGESAHAN USULAN
PENELITIAN DOSEN STT MUSI PALEMBANG

Nama Rumpun Ilmu
Peneliti

a. Nama Lengkap
b. NIDN
c. Jabatan Fungsional
d. Program Studi
e. Nomor HP
f. Alamat surel (e-mail)

Analisa Tekno Ekonomi Briket Arang Dari Sampah Daun
Kering
: Teknik Industri
:
: Meylinda Mulyati, S.T., M.T
: 0212057702
: Lektor
: Teknik Industri
: 08127894519
: meyli1205@yahoo.com

Biaya Penelitian


: Diusulkan ke STT Musi PalembangRp 3.000.000,00

:

Judul Penelitian

Mengetahui,
Ketua STT Musi Palembang

Agustinus Riyanto, SCJ., MA
NIDN. 0215117101

Palembang, 30 April 2015
Ketua Peneliti,

Meylinda Mulyati, ST., MT
NIDN. 0212057702

Menyetujui,
Ketua LPPM STT Musi Palembang,


Ir. J.M. Sri Narhadi, MT
NIDN. 0214036801

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul

i

Halaman Pengesahan

ii

Daftar Isi
ABSTRAK

iii


v

BABI:PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang

1

1.2. Permasalahan

2

1.3. Tujuan Penelitian

2

1.4. Kontribusi Penelitian

3

BABII:TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Energi Biomassa

4

2.2. Briket Biomassa

6

2.3 Analisa Tekno Ekonomi

8

BABIII: METODE PENELITIAN
3.1. Tahapan-Tahapan Penelitian

13

3.2. Lokasi Penelitian dan Pengumpulan Data

14


3.3. PengolahanData

14

3.4. Analisis, Simpulan dan Saran

14

BABIV:BIAYA DANJADWAL PENELITIAN
4.1. Biaya

15

4.2. Jadwal Penelitian

15

iii


DAFTARPUSTAKA
Lampiran 1.Justifikasi Anggaran Penelitian
Lampiran 2.Biodata Peneliti
Lampiran 3.Surat Pernyataan Peneliti

iv

ABSTRAK
.

Kebutuhan energi di dunia hingga saat ini cenderung bergantung pada bahan bakar
fosil.Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi persoalan energi
yang serius akibat ketergantungan yang sangat besar terhadap bahan bakar
fosil.Pengembangan energi alternatif masih kurang mendapat perhatian, sementara
Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pengembangan energi alternatif.Sebagai
contoh, dengan memanfaatkan limbah biomassa yang sangat melimpah dari sampah
organik khususnya daun-daun untuk dijadikan bioenergi.Salah satu pemanfaatan sampah
daun yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan briket.Briket sampah daun sebagai
alternatif bahan bakar dapat menjadi solusi ditengah krisis energi.Secara ekonomi bahwa
pembuatan


briket

dari

sampah daun

ini bisa menjadi bisnis

yang

sangat

menjanjikan.Pembuatan briket sampah organik ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam teknik mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.Untuk mesin
pencetakan/press dan pengeringan tanpa menggunakan energi listrik sehingga bebas
biaya.Maka perlu dilakukan suatu analisa tekno-ekonomi untuk proses pembuatan briket
sampah daun ini, agar layak dipakai masyarakat sebagai bahan bakar alternatif penganti
bahan bakar minyak
Kata Kunci: Kebutuhan energi, energi alternatif, Briket sampah daun, Analisa Tekno


Ekonomi.

v

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan salah satu permasalahan utama dunia.Kebutuhan energi
di dunia hingga saat ini cenderung bergantung pada bahan bakar fosil.Faktor
pendorong konsumsi bahan bakar fosil yang makin tinggi dapat dilihat dari
banyaknya penggunaan mesin industri dan transportasi penunjang perekonomian
dunia

yang

menggunakan

minyak


bumi

sebagai

bahan

bakar

penggeraknya.Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi
persoalan energi yang serius akibat ketergantungan yang sangat besar terhadap
bahan bakar fosil.Pengembangan energi alternatif masih kurang mendapat
perhatian, sementara Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pengembangan
energi alternatif.Sebagai contoh, dengan memanfaatkan limbah biomassa yang
sangat melimpah dari sampah organik khususnya daun-daun untuk dijadikan
bioenergi.
Timbunan sampah daun-daun kadang menjadi persoalan khusus.Namun
dengan kreasi dan inovasi dari tangan-tangan kreatif, sampah bisa bermanfaat
terutama bagi lingkungan termasuk untuk penghematan energi di bumi ini.Salah
satu pemanfaatan sampah daun yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan
briket dari sampah.Briket merupakan bahan bakar alternatif yang dapat dibuat dari

batubara, kayu, sekam dan bahkan dari sampah organik.Selain sebagai
pemanfaatan sampah, briket sampah juga memiliki nilai ekonomis dan mudah
digunakan. Bahan bakar minyak, bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang
tidak dapat diperbarui dan akan habis dalam puluhan tahun mendatang. Briket
sampah sebagai alternatif bahan bakar dapat menjadi solusi ditengah krisis energi
tersebut.Briket sampah daun ini tidak mengandung belerang sehingga tidak
berbau menyengat.Harganya pun lebih murah dibandingkan dengan arang dari
kayu.Kelebihan lainnya dari briket arang ini adalah pada saat digunakan tidak
cepat menjadi abu karena lebih tahan lama.Namun sayang produksi briket arang
ini belum bisa dipasarkan secara umum karena alat pembuatannya masih terbatas.

1

Pembuatan briket sampah organik ini dapat dilakukan dengan berbagai macam
teknik mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Tentu
kualitasnya akan didapatkan paling baik dengan metode yang paling canggih
namun pada penelitian ini akan dilakukan hanya pada pembuatan briket sampah
daun dalam skala kecil sehingga bisa diadopsi oleh masyarakat luas secara mudah.
Secara sederhana proses pembuatan briket sampah ini meliputi pembuatan arang
dari sampah daun, penumbukan arang, pencampuran perekat, pengepressan dan
penjemuran
Secara ekonomi bahwa pembuatan briket dari sampah daun ini bisa
menjadibisnis yang sangat menjanjikan.Masyarakat saat ini sangat menginginkan
harga bahan bakar stabil begitupun dengan pasokannya. Sistem bank sampah yang
dikembangkan dapat meningkatkan pasokan sampah organik, khususnya sampah
daun..Untuk mesin pencetakan/press dan pengeringan tanpa menggunakan energi
listrik sehingga bebas biaya.Pasokan sampah organik dengan sistem bank sampah
dapat melalui masyarakat luas Pemakai briket sampah daun ini adalah rumah
tangga, pengusaha kuliner yang dapat juga yang utamanya menginginkan harga
bahan bakar yang stabil dan juga dunia kuliner menyukai bahan bakar arang
karena hasil masakan yang lebih lezat.Maka perlu dilakukan suatu analisa teknoekonomi untuk proses pembuatan briket sampah daun ini, agar layak dipakai
masyarakat sebagai bahan bakar alternatif penganti bahan bakar minyak.

1.2 Permasalahan
Dari latar belakang yang ada, maka didapatkan permasalahan bagaimana
analisa tekno ekonomibriket daun keringagar dapat digunakan masyarakat umum
sebagai bahan bakar alternative pengganti BBM?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendapatkan data serta informasi karakteristik fisik briket sampah daun
kering sebagai bahan bakar tungku.

2

2. mendapatkan jenis dan konsentrasi perekat yang sesuai untuk pembuatan
briket sampah daun kering
3. Mengetahui nilai bakar briket sampah daun kering
4. Melakukan analisa tekno-ekonomi briket sampah daun kering agar dapat
digunakan masyarakat umum dan menaikan harga briket sampah daun
kering.

1.4 Kontribusi Penelitian
Kontribusi ini adalah:
1

Untuk membantu pihak masyarakat umum dalam mengatasi masalah krisis
energi dan membantu masyarakat menggunakan briket daun kering jadi bahan
bakar alternatif pengganti BBM dari aspek tekno-ekonomi.

2.

Untuk peneliti, penelitian ini dapat mengembangkan teori-teori yang ada
melalui aplikasi secara langsung pada penggunaan briket sampah daun pada
masyarakat.

3.

Untuk Membantu mereduksi masalah lingkungan akibat penumpukan sampah
daun kering.

.

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,
baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan
ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan
sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar
adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah
diambil produk primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui ( renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan ( suistainable).

Di

Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain
yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan
menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan
bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi
energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua,
penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari
pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan
sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan
mahal, khususnya di daerah perkotaan.

4

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel.

Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago

merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan
teknologi untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi
biomassa, dijelaskan pada Gambar 1. Teknologi konversi biomassa tentu saja
membutuhkan

perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi

biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan.

Gambar 1. Teknologi Konversi Biomassa
Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan
konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling
sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar.
Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk
kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan teknologi
yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam

5

menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi
konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber
energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga
bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara
namun tidak hanya batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti
sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa
yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak
terlalu rumit.

2.2 Briket Biomassa
Pembuatan briket arang atau biomasa lainnya meliputi tahapan:
penggilingan, pencampuran dengan perekat, pencetakan/ pengempaan dan
pengeringan. Menurut Nurhayati (1983), ukuran serbuk arang yang halus untuk
bahan baku briket arang akan mempengaruhi ketahanan tekan dan kerapatan
briket arang. Semakin halus maka kerapatannya akan semakin meningkat. Makin
halus ukuran partikel, makin baik briket yang dihasilkan (Boedjang, 1973).
Ukuran partikel yang terlalu besar akan menyulitkan proses perekatan, sehingga
mengurangi keteguhan tekan briket yang dihasilkan. Sebaiknya partikel
mempunyai ukuran 40-60 mesh (Mikrova, 1985). Tujuan pencampuran dengan
perekat adalah untuk memperbaiki kerapatan (densitas) dari briket yang
dihasilkan. Dengan pemakaian perekat maka tekanan yang diperlukan untuk
pembentukan briket akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan briket tanpa
memakai bahan perekat (Boedjang, 1973). Terdapat dua macam perekat yang
biasa digunakan dalam pembuatan briket yaitu perekat yang berasap (tar, molase),
dan perekat yang tidak berasap (pati dan dekstrin tepung beras). Untuk briket yang
digunakan di rumah tangga sebaiknya memakai bahan perekat yang tidak berasap
(Abdullah dan Irwanto, 1991).
Menurut Sudrajat (1983), jenis perekat yang digunakan dalam pembuatan
briket arang berpengaruh terhadap kerapatan, ketahanan tekan, nilai kalor, kadar

6

air dan kadar abu. Perekat pati menghasilkan briket dengan kerapatan dan kadar
abu lebih tinggi daripada perekat molase, tetapi menghasilkan keteguhan tekan
dan nilai kalor bakar lebih rendah. Hartoyo (1978) menyatakan bahwa untuk 40
gram briket arang dibutuhkan 2 gram tapioka yang ditambahkan air dengan suhu
70 oC sampai terbentuk kanji. Menurut Achmad (1991) setiap 1 kg serbuk arang
memerlukan perekat 30 gram tepung tapioka (3 % dari berat serbuk arang) dan air
sebanyak 1 liter. Kadar perekat dalam briket tidak boleh terlalu tinggi karena
dapat mengakibatkan penurunan mutu briket dan menimbulkan banyak asap.
Kadar perekat yang digunakan umumnya tidak lebih dari 5 %.
Pengempaan dilakukan untuk menciptakan kontak antara permukaan bahan
yang direkat dengan bahan perekat. Setelah perekat dicampurkan dan tekanan
mulai diberikan, maka perekat yang masih dalam keadaan cair akan mulai
mengalir ke segala arah permukaan bahan (Mikrova, 1995). Knight (1952) dalam
Suryani (1987) menyatakan bahwa tekanan diperlukan supaya perekat dapat
menyebar secara sempurna ke dalam celah-celah dan keseluruhan permukaan
serbuk arang. Pada umumnya, semakin tinggi tekanan akan dihasilkan briket
dengan kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula. Menurut
Boedjang (1973), penambahan tekanan melebihi batas tertentu akan menyebabkan
kekuatan briket arang menurun kembali karena bahan perekat ikut terbuang
keluar. Besarnya tekanan pengempaan akan berpengaruh terhadap kerapatan dan
porositas briket arang yang dihasilkan. Briket yang terlalu padat akan sulit
terbakar, sedangkan briket yang kurang padat dapat mengakibatkan terurainya
briket pada saat pembakaran sehingga menimbulkan kesan tidak bersih meskipun
laju pembakarannya cepat (Abdullah dan Irwanto, 1991).
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50%). Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air
dalam briket sehingga memudahkan pembakaran briket dan sesuai dengan
ketentuan kadar air briket yang berlaku. Pengeringan dapat dilakukan dengan alat
pengering seperti oven, atau dengan penjemuran. Suhu pengeringan dengan oven
umumnya 60 oC dengan lama pengeringan 24 jam. Jika dilakukan penjemuran,

7

lama penjemuran briket cukup tiga hari dalam kondisi cuaca yang cerah (Achmad,
1991).
Mutu briket arang dan briket biomasa lainnya ditentukan berdasarkan sifat
fisik dan kimianya, antara lain oleh kadar air, kadar abu, kadar zat mudah
menguap, kadar karbon terikat, kerapatan (densitas), ketahanan tekan, dan nilai
kalor. Menurut Hendra dan Pari (2000), briket yang memiliki mutu baik
mempunyai ciri-ciri antara lain: (a) berwarna hitam dan apabila dibakar api yang
dihasilkannya berwarna kebiru-biruan, (b) terbakar tanpa berasap, tidak
memercikkan api dan tidak berbau, (c) tidak terlalu cepat terbakar. Menurut
Syafrian (2005), yang diinginkan oleh konsumen terhadap briket sebagai sumber
energi bahan bakar adalah murah, mudah dibakar, laju pembakaran rendah, nilai
kalor tinggi dan tidak mudah pecah atau hancur selama disimpan.

2.3 Analisa Tekno Ekonomi
2.3.1

Analisa Nilai Kalor Briket
Briket adalah

gumpalan

yang

terbuat dari bahan

lunak

yang

dikeraskan. Sedangkan briket bioarang yang sebenarnya termasuk bahan lunak
yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras dengan bentuk
tertentu. Kualitas bioarang ini tidak kalah dengan batu bara atau bahan bakar
jenis arang lainnya (lsmun, 1995). Cara untuk menjadikan briket adalah
dengan menumbuk bioarang tersebut

dalam lesung hingga menjadi adonan

berbuih dan lengket. Bila kurang lengket dapat ditambah perekat seperti kanji
(Johanes, 1991 dalam lsmun UtiAdan, 1995). Briket boarang dapat dibuat
dengan dua cara yaitu bahan organik diarangkan terlebih dahulu kemudian
dicetak

atau

dengan mencetak

bahan organik terlebih

dahulu kemudian

diarangkan (Widarto dan Suraynata, 1995).
Bomb calorimeter adalah alat yang paling umum untuk mengukur bahan
pembakaran atau daya kalori dari suatu material. Dengan piranti ini suatu
specimen test dari masa ditetapkan dan dibakar di bawah kondisi-kondisi di
standarisasi. Proses pembakaran diaktifkan di dalam suatu atmosfer oksigen
(di dalam suatu container volume tetap, pengeboman adalah suatu kapal yang

8

dibangun atau dibuat dengan tekanan tinggi). Semua itu terbenam di dalam
suatu rendaman air sebelah luar dan keseluruhan alat adalah bejana Kalorimeter
tersebut. Kapal Kalorimeter juga terbenam di dalam suatu rendaman air
sebelah luar. Temperatur air di dalam bejana Kalorimeter dan redaman yang
sebelah luarnya adalah kedua-duanya di monitor.
Analisa kadar air suatu bahan bakar dimaksudkan untuk memperoleh
data tentang kadar air yang dapat mempengaruhi besarnya energi kalor bersih
pada bahan bakar tersebut. Kadar air yang diperoleh dalam pengujian ini
dalam bentuk persentase. Berdasarkan kadar air tersebut didapatkan bahan
kering yang digunakan untuk menganalisa kalor bersih dari hasil pengujian
bomb calorimeter . Untuk mengetahui kadar air dari bahan kering dilakukan

pengovenan dengan menggunakan oven listrik dalam suhu 105oC, kemudian
dianalisa dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
C=

B-A (gram) …………………………………………………(1)

E =

D- A (gram) ……………………………………………….(2)

����������� ��� =

Keterangan:



� 100% ………………………………(3)

A = berat cawan kosong (gram)
B = berat cawan dan briket basah (gram)
C = berat briket basah (gram)
D = berat cawan dan briket kering (gram)
E = berat briket kering (gram)
Analisis kalor suatu bahan bakar dimaksudkan untuk memperoleh data tentang
energi kalor yang dapat dibebaskan oleh suatu bahan bakar dengan terjadinya
reaksi/proses

pembakaran. Nilai kalor

bahan bakar dapat ditaksir dengan

melaksanakan pengujian pada 'oxygen bomb calorimeter' , berbagai data hasil
uji nilai kalor kemudian dapat dipergunakan untuk membentuk persamaanpersamaan empirik/semi empiric (Eddy dan Budi, 1990).
Dalam analisa nilai kalor dengan oxygen bomb calorimeter untuk briket
bioarang yang masih mengandung air yaitu Gross Energy (GE) atau besar
energi bruto menggunakan persamaan:
9

∆T = Takhir - Tawal (oC) ………………………………………….......(4)
KT = (10 - SK) * 2,3 ............................................................ (5)
KT = kawat terbakar
SK = sisa kawat yang tidak terbakar
2.3.2

Analisa Biaya
Menurut Mulyadi (2007), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dapat digolongkan ke dalam lima golongan,
antara lain:
1. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran, misalnya nama obyek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan
dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
a. Biaya produksi, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
b. Biaya pemasaran, misalnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari
gudang ke perusahaan ke gudang pembeli, biaya contoh.
c. Biaya administrasi dan umum, misalnya biaya gaji karyawan bagian
keuangan, akuntansi, personalia, dan lain-lain.
3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai,
biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), merupakan biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume aktifitasdapat digolongkan menjadi 4 jenis, antara lain:
a. Biaya variabel, contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung.

10

b. Biaya semi variabeladalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnyadibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
a. Pengeluaran modal (capital expenditures)
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

2.3.3

Metode Harga Pokok Produksi
Prosedur dalam menentukan harga pokok produk pada metode harga

pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga
pokok satuan.
2. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen
biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen.
3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen
biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses
akhir.

2.3.4

Break Even Point

Break even point (BEP) adalah suatu keadaan di mana dalam operasi

perusahaan, perusahaan itu tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi
(penghasilan = total biaya). Rumus untuk break even point adalah:

11

BEP unit =
BEP Rp =

Biaya Tetap
Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit
Biaya Tetap
1-

Biaya Variabel
Total Penjualan

12

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tahapan-Tahapan Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah-langkah penyelesaian masalah secara
terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban dan solusi atas permasalahan
yang diteliti secara lebih terarah sehingga proses analisa menjadi lebih mudah.
Diagram Alir Metodologi Penelitian dapat dilihat pada gambar 1
Studi Lapangan, Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Pembuatan briket sampah daun dan uji coba nilai bakar di laboratorium
Pengolahan Data:
1. Perhitungan kadar air Briket
2. Perhitungan Nilai Bakar Briket
3. Perhitungan HPP & BEP
Analisis tekno ekonomi hasil pengolahan data dan biaya
Simpulan dan Saran
Gambar 1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Proses pembuatan briket dari sampah daun dilakukan dengan beberapa tahap,
gambar 2 memperlihatkan alur proses pembuatan briket sampah daun.
Sampah Daun
Pengeringan Sampah Daun
Penimbangan Sampah Daun Kering
Proses Karbonisasi
Penghalusan Arang
Pencampuran bahan perekat
Pencetakan Adonan Briket
Pengepresan Adonan Briket
Penimbangan Briket Basah
Pengeringan Briket
Penimbangan Briket Kering
Briket Arang

Gambar 2 Alur Proses Pembuatan Briket Sampah

13

3.2 Lokasi Penelitian dan Pengumpulan Data
Lokasi penelitian ini adalah di Laboratorium Kimia Dasar STT Musi
Palembang. Data yang dikumpulkan adalah data berat briket basah dan kering,
nilai kalor briket, harga bahan baku, dan

data biaya produksi. Data ini

dikumpulkan untuk membuat briket arang yang lebih mudah digunakan dan harga
relatif bersaing dan dapat menjadi energi alternatif bagi masyarakat.

3.3 Pengolahan Data
Setelah data didapatkan pada pengumpulan data, kemudian data diolah
dengan analisa tekno-ekonomi yang meliputi perhitungan kadar air briket,
perhitungan nilai kalor briket dan perhitungan harga pokok produksi. Setelah
didapatkan produk dari hasil percobaan, lalu dihitung harga pokok produksi dari
briket sampah daun yang telah dibuat serta menghitung waktu balik modal
pembuatan briket sampah daun ini.

3.4 Analisis, Simpulan dan Saran
Analisis dilakukan terhadap hasil tekno-ekonomi.Simpulan diharapkan
dapat menjawab tujuan penelitian, sedangkan saran yang diharapkan dapat
memberikan masukan kepada masyarakat yang mau menjadikan briket sampah
daun ini sebagai sumber energi alternatifnya dan kepada pihak yang akan
menjadikannya industri rumah tangga.

14

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. BIAYA
Ringkasan anggaran biaya yang diusulkan untuk penelitian ini seperti yang
disajikan pada tabel 1. Rincian dan justifikasi anggaran dan biaya disajikan dalam
lampiran 1.
Tabel 1.RingkasanAnggaran dan Biaya
No

Jenis Pengeluaran

Biaya Yang Diusulkan (Rp)

1

Gaji dan Upah (Peneliti)

2

Bahan Habis Pakai dan Peralatan

3.300.000

4

Lain-lain(Publikasi pada Jurnal, laporan)

1.000.000

700.000

Jumlah

5.000.000

4.2. JADWALPENELITIAN
Penelitian ini akan diselesaikan dalam waktu 7 (tujuh)bulan. Tabel 2
menunjukkan jadwal kegiatan penelitian ini.
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan
Tahun 2015

Kegiatan
5

6

7

8

9

10

11

Studi Lapangan, Studi Pustaka, Metodologi
Pengumpulan Data
Pembuatan Briket Sampah daun dan Uji Coba
Pengolahan Data
Analisis
Pelaporan

15

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K dan K. Irwanto 1991. Energi dan Elektrifikasi Pertanian . Proyek
Peningkatan Perguruan Tinggi IPB, Bogor
Achmad, R. 1991. Briket Arang Lebih Baik dari Kayu Bakar . Jurnal. Neraca
10(4): 21-22.
Edi, Hamadi dan Budi, Utomo. 1990. Teknik Pembakaran Dasar dan Bahan
Bakar . ITS. Surabaya
Boedjang, K. 1973. Pembuatan Arang Cetak. Laporan Karya Utama. Departemen
Teknologi Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB, Bandung.
Hartoyo, J. 1978. Percobaan Pembuatan Briket Arang dari Lima Jenis Kayu.
Laporan Balai Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Hendra, D dan G. Pari. 2000. Penyempurnaan Teknologi Pengolahan Arang .
Laporan Hasil Penelitian Hasil Hutan, Balai Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Bogor.
Ismun U.A. 1995. Membuat Briket Bioarang. Kanisius. Yogyakarta
Mikrova, K. 1985. Pengaruh Pengempaan dan Jenis Perekat dalam Pembuatan
Arang Briket dari Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis quinensis Jacq).
Skripsi. FATETA IPB, Bogor.
Mulyadi. 2007. Akuntansi biaya (5th ed.). Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogya-karta.
Nurhayati, T. 1983. Sifat Arang, Briket Arang dan Alkohol yang Dibuat dari
Limbah Industri Kayu. Laporan Lembaga Penelitian Hasil Hutan No 165,
Bogor.
Sudrajat, R. 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Ketahanan Kempa
terhadap Kualitas Briket Arang . Laporan No. 165. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Suryani, A. 1987. Pengaruh Tekanan Pengempaan dan Jenis Perekat dalam
Pembuatan Arang Briket dari Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis quinensis
Jacq). Skripsi. FATETA IPB, Bogor
Syafrian, A. 2005. Desain dan Uji Unjuk Kerja Mesin Pengempa Briket Semi
Mekanis Tipe Kempa Ulir (Screw Pressing). Skripsi. FATETA IPB, Bogor.
Widarto, L dan Suryanta. 1995. Membuat Bioarang Dari Kotoran Lembu .
Kanisius. Yogyakarta.

16

Lampiran1
Justifikasi Anggaran dan Biaya
1. Honor
Waktu
Honor/jam
Minggu
(jam/minggu)
(Rp)
Peneliti
5
5.000
28
Sub Total (Rp)
2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan
Honor

Jenis Pengeluaran

Justifikasi
Pemakaian

a Alat Tulis Kantor

Pencatatan
Informasi,
pembuatan
Laporan

Peralatan
Pembuatan briket
b pembuatan dan uji
coba
briket
sampah daun
sampah daun

Total (Rp)
700.000
700.000

Kuantitas

Harga
Satuan
(Rp)

Total (Rp)

1 set

300.000

300.000

1 set

3.000.000

3.000.000

Sub Total (Rp)

3.300.000

3. Dan lainnya
Jenis Pengeluaran

Total (Rp)

5

100.000

500.000

1

500.000

500.000

Volume

Jilid 2 Proposal,
dan 3 Laporan
Akhir Penelitian
Publikasi pada
Publikasi
pada Jurnal Ilmiah dan
b
jurnal ilmiah
pembelian jurnal
cetak
a Jilid laporan

Biaya
Satuan
(Rp)

Sub Total (Rp)
Total Anggaran Yang Diperlukan(Rp)
Biaya dari STT Musi(Rp)
Biaya dari Dana Peneliti (Rp)

1.000.000
5.000.000
3.000.000
2.000.000

17

Lampiran 2 Format Biodata Peneliti
BIODATA PENELITI
A. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIDN
Tempat, Tgl. Lahir
Email
Nomor HandPhone
Alamat Kantor
No. Telephone kantor
Agama
Lulusan Yang Dihasilkan
Mata Kuliah Yang diampu

: Meylinda Mulyati, S.T., M.T
: Perempuan
: Lektor
: 0212057702
: Palembang, 12 Mei 1977
: meyli205@yahoo.com
: 08127894519
: Jl. Bangau No. 60 Palembang, 30113
: 0711-366326
: Kristen Protestan
: S-1= 10 orang
: 1. Kimia Dasar
2. Industri Proses

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Item
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi dan Tesis

Nama Pembimbing

S-1
Universitas Sriwijaya
Teknik Kimia
1995- 2000
Pra Rencana Pabrik
Hidrogen Kapasitas
30.000 ton/tahun
Ir. Fuadi Ramdja,
M.Sc

S-2
Universitas Sriwijaya
Teknik Kimia
2000-2004
Studi Pendahuluan Pengaruh
Elektrolit Asam Sulfat Pada
Proses Pencairan Batubara
Menggunakan Elektrolisa
Dr.Ir. Djoni Bustan, M.Eng

C. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber
Jumlah (Rp)
2012
Pemilihan Jenis bahan
DIPA
13.000.000,00
1
Pengolah Air Limbah
KOPERTIS
Pada Industri Karet
menggunakan Pendekatan
Analytical Hierarchy
Process (AHP)
2

2014

Evaluasi Instalasi
Pengolahan Air Limbah
Rumah Sakit RK Charitas
Palembang

Hibah
Penelitian
Dosen Pemula
DIKTI

15.000.000,00

18

D PengalamanPengabdianKepada MasyarakatDalam5 Tahun Terakhir
No
Tahun
Judul Pengabdian
PENDANAAN
Masyarakat
Sumber
Jumlah(Rp)
1
2013
Enhancing The Role of
50.250.000,00
APTIK Members in
Empowering
Poverty
2
2014
ProneUrban
Areas
Misereor52.000.000,00
through
Community
APTIK
Services
(A concerted
3
2015
action across 4 major
50.500.000,00
cities in Indonesia)
E Publikasi Artikel IlmiahDalamJurnal dalam5 TahunTerakhir
Nama Jurnal
Volume/Nomor/Tahun
No
Judul Artikel Ilmiah
Evaluasi Instalasi
Pengolahan Air Limbah
Rumah Sakit RK Charitas
Palembang

1

Tekno

F.Karya Buku dalam5 TahunTerakhir
No
1

Judul Buku
Industri Proses

Tahun
2014

Jumlah
Halaman
180

Penerbit
PT

Kanisius

Yogyakarta

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, sayas anggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal Dosen Sekolah Tinggi
Teknik Musi Palembang.
Palembang, 30April 2015
Pengusul

Meylinda Mulyati, S.T., M.T

19

SURAT PERNYATAAN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Meylinda Mulyati, S.T., M.T

NIDN

: 0212057702

Pangkat / Golongan

: - / IIIB

Jabatan Fungsional

: Lektor

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul:

ANALISA TEKNO EKONOMI BRIKET ARANG DARI
SAMPAH DAUN KERING
yang diusulkan dalam skema Penelitian Internal Dosen Sekolah Tinggi teknik
Musi Palembang untuk tahun anggaran 2015bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Sekolah
Tinggi Teknik Musi Palembang.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.

Mengetahui,

Palembang, 30April 2015

Ketua LPPM STT Musi,

Yang menyatakan

,

Ir. J.M. Sri Narhadi, MT
NIDN. 0214036801

Meylinda Mulyati,S.T., M.T
NIDN. 0212057702

20