PROPOSAL STIA PENGARUH PENGAWASAN TERHAD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, masalah kinerja merupakan sebuah tugas bagi
pemerintahan yang harus diperbaiki. Kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik masih rendah, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah kinerja dan Pengawasan pegawai dalam pelayanan publik
yang masih kurang. Hal itu disebutkan data yang dimiliki Kemendagri
sebanyak 1.221 orang PNS terjerat kasus hukum. Rendahnya kinerja pegawai
negeri sipil karena tersangkut kasus korupsi adalah karena lemahnya sistem
pengawasan intern dan terbatasnya jumlah aparatur pengawas.
Pengawasan merupakan sebuah aspek penting dalam manajemen
aparatur negara agar segala tugas, fungsi, dan program-program yang
dijalankan pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi
pengawasan juga sangat berpengaruh terhadap kinerja karena dalam proses
pengawasan dapat mengendalikan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu agar aparatur atau pegawai pemerintahan dapat
mencapai kinerja yang baik maka diperlukan fungsi pengawasan yang baik
pula.
Melalui suatu kebijakan pengawasan yang baik dan membina, maka

diharapkan kinerja pegawai negeri sipil yang saat ini dianggap lemah,

1

2

terutama di bidang kontrol pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya
dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahan mampu
mendorong bawahan melakukan pekerjaan dengan kedisiplinan kerja yang
tinggi. Pengawasan kerja terhadap pegawai yang berjalan dengan baik juga
akan mengurangi tingkat kesalahan para pegawai sehingga disiplin kerja
pegawai dapat tercapai semaksimal mungkin. Oleh karena itu pihak
manajemen organisasi dituntut untuk dapat menciptakan prosedur pengawasan
yang baik dan wajar. Pengawasan yang dilakukan secara baik dan wajar akan
mendorong semangat kerja pegawai yang tinggi dan secara tidak langsung
akan meningkatkan disiplin kerja para pegawai.
Dengan adanya pengawasan di unit kerja dapat membantu pengawasan
yang baik dan akan meningkatkan disiplin kerja pegawai, sebab dalam
organisasi apapun disiplin kerja merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan,

faktor ini sangat penting dalam meraih hasil yang diinginkan. Adanya
tindakan pengawasan akan membantu Inspektur/pimpinan dalam mengatur
pekerjaan yang direncanakan dan memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan
tersebut sesuai dengan rencana. Selain itu, pengawasan dilaksanakan
untukmenemukan kelemahan dan kesalahan yang harus dibetulkan dan
mencegah agar kesalahan tersebut tidak terjadi lagi.
Titik berat pengawasan sesungguhnya berkisar pada manusianya,
sebab manusia itulah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam badan usaha
atau instansi pemerintah yang bersangkutan. Kegiatan pengawasan sangatlah

3

dipengaruhi oleh manusianya atau orang-orang yang mengadakan pengawasan
dan seorang pengawas haruslah mengetahui hal-hal apa yang perlu diawasi.
Pendisiplinan pegawai instansi pemerintah adalah suatu bentuk pelatihan yang
berusaha memperbaiki dan memperbentuk pengetahuan, sikap dan prilaku
pegawai untuk bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain.
Disiplin yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab seseorang
inspektur terhadap tugas yang diberikan kepada bawahanya. Maka peraturan
sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai

dalam menciptakan tata tertib yang baik di dalam organisasi, sebab
kedisiplinan suatu organisasi dikatakan baik jika sebagian pegawai menaati
peraturan-peraturan yang ada.1
Kantor Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Dilihat
dari kedudukannya Kantor Camat merupakan tempat yang sangat rentan
terhadap penyalahgunaan fungsinya oleh karena itu untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan operasional, perlu diterapkan tindakan pengawasan yang
rutin dari pimpinan terhadap pegawainya. Dengan pengawasan yang baik
menigkatkan disiplin kerja pegawai, sebab dalam organisasi apapun disiplin
kerja merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan, faktor ini sangat penting
dalam meraih hasil yang diinginkan. Begitupun dengan Kantor Camat Jujuhan
Ilir Kabupaten Bungo, pentingnya pengawasan agar tidak terjadi pelanggaran
1 Hasibuan Melayu SP. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Askara. Jakarta.
Hal. 193-194.

4

disiplin pegawai harus selalu melakukan pengawasan terhadap pegawai untuk

meningkatkan kedisiplinan.
Kegiatan

pengawasan

oleh

atasan

berarti

mencegah

adanya

penyimpangan, keterlambatan kerja, kesalah pahaman dan penyelewengan
kerja. Oleh karena itu pentingnya melakukan pengawasan secara langsung
sangat diperlukan demi kelancaran pemerintahan, agar pegawai yang bekerja
disana haruslah pegawai-pegawai yang berdaya guna dan mempunyai disiplin
kerja yang tinggi pula.

Atas tujuan tersebut peneliti akan membukukannya dalam sebuah
proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengawasan Terhadap
Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten
Bungo”

1.2 Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain:
1. Sejauh manakah pengawasan kerja pegawai di Kantor Camat Jujuhan Ilir
Kabupaten Bungo?
2. Seberapa besarkah disiplin kerja pegawai pada Kantor Camat Jujuhan Ilir
Kabupaten Bungo?
3. Adakah pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja pegawai
Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo?

5

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui sejauh manakah pengawasan kerja pegawai di Kantor
Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.

2. Untuk mengetahui seberapa besarkah disiplin kerja pegawai pada Kantor
Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin
kerja pegawai Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.

1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
kinerja pegawai negeri sipil, sehingga dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya disiplin ilmu Administrasi Negara serta bagi
penelitian lainnya yang sejenis.
b. Manfaat praktis
Manfaat yang diperoleh bagi pembaca dapat memberikan wawasan dan
sumber pemikiran tentang pengawasan dan kinerja dalam telaah ilmu
administrasi negara. Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan terhadap instansi tekait dalam upaya penarikan
kebijakan tentang pengawasan dan kinerja.

BAB II
LANDASAN TEORI


6

2.1 Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu
diupayakan dalam mencapai tujuan organisasi yang efektif. Dengan adanya
pengawasan dapat mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan,
pemborosan,

penyelewengan,

hambatan,

kesalahan,

kegagalan

dalam

pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Selain itu

pengawasan juga berupa suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi, dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Berkaitan dengan pengawasan di instansi pemerintah jika dikaitkan
dengan Organisasi Pemerintah, maka yang dimaksud dengan pengawasan
adalah salah satu fungsi organik manajemen yang merupakan proses kegiatan
pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan, sasaran serta tugastugas organik akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,
kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.2
Sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan pengawasan yaitu
proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.3
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa pengawasan
adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju pencapaian tujuan
2 Sudibyo Triadmojo. 2000. Sistem Pengawasan : LAN. Jakarta. Hal. 5.
3 Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-fungsi
Manajerial. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 175.
6

7


seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan-penyimpangan
diambil tindakan koreksi.

2.2 Tujuan Pengawasan
Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan
untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena
pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihakpihak yang melaksanakan. Tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
atau hasil yang dikehendaki.
Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan
utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan
tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu
maupun waktu-waktu yang akan datang.4
Syarat-syarat pengawasan dikemukakan oleh Simbolon yaitu :
1. Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan Seseorang

Semua sistem dan teknik pengawasan harus menggambarkan/
menyesuaikan rencana sebagai pedoman.
2. Pengawasan harus dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya
4 Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University. Yogyakarta.
Hal. 173.

8

Sistem pengawasan dan informasi dimaksudkan untuk membantu individu
manajer pengawasan dan harus dikaitkan dengan pribadi individu untuk
memperoleh informasinya.
3. Pengawasan harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan pada halhal yang penting
4. Pengawasan harus objektif
Pengawasan yang objektif ialah pengawasan yang berdasarkan atas
ukuran-ukuran atau standar yang objektif yang telah ditentukan
sebelumnya. Standar objektif dapat bersifat kuantitatif (dapat dihitung)
dan dapat bersifat kualitatif (sukar dihitung).
5. Pengawaan harus luwes (fleksibel)
Fleksibilitas dalam pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai
pelaksanaan rencana alternatif sesuai dengan berbagai kemungkinan

situasi.

6. Pengawasan harus hemat
Pengawasan harus dinilai dengan biaya. Biaya pengawasan relatif hemat,
bila manfaatnya sesuai dengan pentingnya kegiatan.
7. Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan (corrective action)
Sistem pengawasan akan tidak mempunyai arti apabila tidak membawa
tindakan perbaikan. Sistem pengawasan yang efektif ialah apabila
ditemukan terjadinya kegagalan-kegagalan, maka kepada siapa ia harus
bertanggung jawab, dan siapa yang dapat menjamin tindakan perbaikan.5
5 Simbolon, Maringan Marsy. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Ghalia
Indonesia. Jakarta. Hal. 70.

9

2.3 Pengertian Disiplin
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang
berarti

“latihan

atau

pendidikan

kesopanan

dan

kerohanian

serta

bantuan

kepada

pegawai

untuk

pengembangan tabiat”.
Hal

Ini

menekankan

pada

mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara
pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan disiplin.
Disiplin merupakan suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh
pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan
sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai
tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku. Disiplin kerja dapat diartikan sebagai
pelaksanan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.6
Disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik
yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
wewenang yang diberikan kepadanya.7
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini
merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau
6 Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 82.
7 Ibid. Hal. 99

10

mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan
kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang
sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa disiplin kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang
menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang
terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik
yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang
dilakukan efektif dan efesien.

2.4 Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja
adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok.
Secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain :
1. Agar

para

pegawai

menepati

segala

peraturan

dan

kebijakan

ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku,
baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah
manajemen dengan baik.
2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta
mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu
yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan
yang diberikan kepadanya.

11

3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana,
barangdan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.
4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan normanorma yang berlaku pada organisasi.
5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan
harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.8

2.5 Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Adapun kewajiban, larangan, dan tingkat dan jenis hukuman disiplin
bagi seorang Pegawai Negeri Sipil yang telah diatur di dalam Peraturan
Pemerintah No 53 tahun 2010 Pasal 3 dan 4, yaitu sebagai berikut :
Pasal 3 yang berbunyi, setiap PNS wajib :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Repulik
Indonesia, dan Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
8 Ibid. Hal. 292

12

10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama dibidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan;
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.9
2.6 Pengertian Kecamatan
Kecamatan adalah Daerah bagian kabupaten/kota yang membawahkan
beberapa kelurahan, dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan adalah sebuah
pembagian administratif negara Indonesia di bawah Daerah Tingkat II. Sebuah
kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan dipecah kepada beberapa
kelurahan dan desa-desa. Dalam bahasa Inggris kata kecamatan seringkali
diterjemahkan kepada sub-distrik, meskipun tidak sedikit pula dokumen
pemerintah Indonesia menerjemahkannya sebagai Daerah (distrik), ini karena
kabupaten sebagai pembagian administratif negara Indonesia di bawah
provinsi diterjemahkan sebagai regency. Provinsi Papua dan provinsi Papua
Barat telah secara resmi mengganti penyebutan kecamatan menjadi distrik,
sehingga jelaslah penerjemahan yang lebih sesuai dari kecamatan ke dalam
bahasa Inggris adalah distrik. Di Indonesia, sebuah kecamatan atau kabupaten
adalah pembagian dari kabupaten (kabupaten) atau kota (kota madya). Sebuah
9 PP No. 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

13

kabupaten itu sendiri dibagi menjadi kelurahan atau desa administratif. Dalam
Hal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota yang
mempunyai wilayah kerja tertentu di wilayah di bawah pimpinan Camat.10
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahankelurahan. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai
perangkat

daerah

kabupaten/kota.

Kedudukan

kecamatan

merupakan

perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat. Pembentukan
kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai kecamatan
dikabupaten/kota. Penghapusan kecamatan adalah pencabutan status sebagai
kecamatan di wilayah kabupaten/kota. Penggabungan kecamatan adalah
penyatuan kecamatan yang dihapus kepada kecamatan lain. Dalam konteks
otonomi daerah di Indonesia,

2.7 Tugas dan Fungsi Kecamatan
Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintah. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana di maksud diatas kecamatan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati
untuk menagani sebagaian urusan otonomi daerah.
10 Nawawi, Hadari., 1993. Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah.
Erlangga. Jakarta. Hal. 52

14

2. Pelaksanaan Koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat.
3. Pelaksanaan koordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman

dan

ketertiban umum.
4. Pelaksanaan koordinasi penerapan penegakan peraturan perundangundangan
5. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum.
6. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan kegiatan Pemerintah di tingkat
kecamatan
7. Pembinaan penyelenggaraan pemerintah Desa/Kelurahan;
8. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya;
9. Pembinaan dan pelaksanaan kesekretariatan kecamatan;
10. Pelaksanaan tugas - tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan bidang tugasnya.11
Dari uraian diatas, diketahui peranan kantor kecamatan sangatla besar
terhadap kependudukan, maka pengawasan terhadap kinerja pegawai negeri
sipil harus dilaksanakan sebaik-baiknya hal ini untuk mengantisipasi dan
mengatasi masalah pelanggaran disiplin pegawai dan untuk meningkatkan
kedisiplinan.

11 Ibid. Hal. 118

15

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis kualitatif deskriptif
sebagai metode untuk menjelaskan bagaimana pengaruh pengawasan terhadap
kinerja pegawai negeri sipil. Penelitian kualitatif menurut Moelong adalah
penelitan yang bermaksud untuk memahami fenomena yang di alamioleh
sunjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain
secara menyeluruh dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata atau bahasa
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.12

3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah Kantor Kecamatan Jujuhan Ilir
Kabupaten Bungo. Alasan memilih lokasi ini adalah karena faktor geografis.

3.3 Populasi Sampel
Menurut Erwan dan Dyah populasi adalah semua individu/unit-unit
yang menjadi target penelitian.Pada penelitian ini menggunakan metode yang
dipakai dalam pengambilan responden adalah metode sensus, dimana seluruh
populasi yang ada diambil sebagai respoden. Populasi yang diambil dalam

12 Moleong, Lexi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Hal. 4.

16

16

penelitian ini adalah pegawai negeri sipil di Kantor Camat Jujuhan Ilir
Kabupaten Bungo.13
3.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana tindakan pegawai dalam
melakukan pelayanan publik seltelah dilakukan pengawasan, dan melihat
bagaimana pengawasan mempengaruhi kinerja pegawai. Jenis observasi
yang digunakan adalah observer as observer. Menurut Moloeng Observasi
jenis observer as observer dilakukan dengan cara peneliti bebas mengamati
seca jelas subyeknya dari belakang kaca sefangkan subjeknya sama sekali
tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati.14
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan sebagai penunjang data dalam observasi. Menurut
Moleong dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber dari
arsip dan dokumen yang ada, dapat berupa surat, memorandum, agenda,
laporan-laporan peristiwa tertulis dan dokumen-dokumen administrasi.15
c. Kuisioner
Kuisioner dilakukan untuk memberi data tentang kepuasan masyarakat
terhadap kinerja pegawai negeri sipil setelah dilakukannya metode
pengawasan pada pegawai.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
inferensi, dengan maksud agar dapat menarik kesimpulan bagaimana
pengawasan mempengaruhi kinerja pegawai negeri sipil.

13 Purwanto, Erwan Agus, Ph. D. Sulistyastuti, Dyah Ratih, Msi. 2007. Metode
penelitian kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Gava Media.
Yogyakarta. Hal. 37.
14 Op Cit. Moleong. Hal. 177.
15 Op Cit. Moleong. Hal. 210.

17

Menurut Erwan & Dyah analisa inferensi adalah analisa yang
dimaksudkan untuk menarik kesimpulan. Di dalam proses penarikan
kesimpulan (generalisasi), setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh
analisa interfensi, yaitu :
a. Memperkirakan karakteristik populasi yang di dasarkan dari data sampel.
b. Memperkirakan apakah perbedaan antar sampel mungkin terjadi dalam
suatu populasi.
c. Memperkirakan apakah pola hubungan yang ditermukan dalam sampel
dapat terjadi atau ditemukan dalam populasi.16
3.6 Teknik Validitas dan Realibitas
Triangulasi adalah teknik pengasaan keabsahan dengan pemanfaatan
suatu yang lain di luar data ini untuk kepentingan pengecekan sebagai
pembanding terhadap data yang diperoleh. Menurut Moleong, teknik
triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber dang triangulasi
metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil kuisioner.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

16 Op Cit. Erwan & Dyah Hal. 96.

18

berpendidikan

menengah

atau

tinggi,

orang

berada,

orang

pemerintahan.
e. Membandingkan dasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.17

17 Op Cit. Moleong, Hal. 162.

19

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan Melayu SP. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Askara.
Jakarta.
Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University.
Yogyakarta.
Moleong, Lexi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Nawawi, Hadari., 1993. Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur
Pemerintah. Erlangga. Jakarta.
Purwanto, Erwan Agus, Ph. D. Sulistyastuti, Dyah Ratih, Msi. 2007. Metode
penelitian kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah
Sosial. Gava Media. Yogyakarta.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial. Bumi Aksara. Jakarta.
Simbolon, Maringan Marsy. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sudibyo Triadmojo. 2000. Sistem Pengawasan : LAN. Jakarta.
Dokumen :
PP No. 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.