KEHIDUPAN SOSIAL MAHASISWA CILACAP BARAT

KEHIDUPAN SOSIAL MAHASISWA CILACAP BARAT DI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (TELAAH INTERAKSI
PERGAULAN MENGGUNAKAN TIGA BAHASA DAERAH: BAHASA
JAWA, BAHASA SUNDA, DAN BAHASA BANYUMASAN)
Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Penulisan Studi Masyarakat
Indonesia
Dosen Pembimbing: 1. Dr. Eko Handoyo, M.Si.
2. Drs. Setiajid, M.Si.
3. Cahyo Seftyono, S.S, M.A
Disusun oleh :
Erman Istanto (3301412006)

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013

i

KATA PENGANTAR


Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kehidupan
Sosial Mahasiswa Cilacap Barat di Universitas Negeri Semarang (Telaah
Interaksi Pergaulan Menggunakan Tiga Bahasa Daerah: Bahasa Jawa,
Bahasa Sunda, Dan Bahasa Banyumasan)”
Laporan observasi ini secara umum berisikan tentang hubungan masyarakat dan
bahasa, interaksi sosial, kehidupan sosial mahasiswa Cilacap barat yang berada di
Universitas Negeri Semarang dengan kemampuan penggunaan bahsa Jawa,
bahasa Sunda, dan bahasa Banyumasan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Semarang, 18 April 2013
Penyusun


ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................. 1
Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
Rumusan Masalah................................................................................................. 3
Tujuan Penulisan................................................................................................... 3
BAB II Metodelogi............................................................................................... 4
Dasar Penelitian..................................................................................................... 4
Langkah-langkah Observasi.................................................................................. 4
BAB III Diskripsi Lokasi dan Objek................................................................. 6
Lokasi Observasi................................................................................................... 6
Objek Observasi.................................................................................................... 6
BAB IV Pembahasan........................................................................................... 7
Masyarakat dan Bahasa......................................................................................... 7
Interaksi Sosial...................................................................................................... 8
Kehidupan Sosial Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang Berasal dari

Cilacap Barat.........................................................................................................10
Hasil Observasi......................................................................................................11
BAB V Penutup....................................................................................................14
Simpulan................................................................................................................14
Saran......................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................15
Lampiran..............................................................................................................16
Lampiran 1. Pedoman Wawancara........................................................................17
Lampiran 2. Foto Kegiatan....................................................................................18

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kamus wikipedia di jelaskan bahwa Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berda-sarkan norma dan
nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.1 Jika ditelisik lebih
dalam maka bisa barang tentu bila interaksi sosial ini pula dapat menyebabkan
timbulnya perubahan sosial. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses
perubahan sosial, dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang

melekat disetiap kehidupan masyarakat2. Sehingga tidak salah jika Handoyo
(2007) mengungkapkan bahwa perubahan sosial merupakan proses wajar dan
akan berlangsung secara terus menerus. Kemudian, membicarakan perubahan
sosial tidak dapat dipisahkan dengan membicarakan budaya3. Perubahan sosial
(social change) dan perubahan budaya (culture chnage) hanya dapat dipisahkan
untuk keperluan teori sedang dalam kehidupan nyata keduanya tidak dapat
dipisahkan.4 Lebih lanjut, berbicara mengenai bahasa memiliki fungsi utama yang
salah satunya ialah fungsi budaya (kultural).
Jelas secara filogenetik (hubungan jenis) bahasa adalah bagian atau unsur
kebudayaan (Koenjraningrat, 1985: 2)5. Hal ini menunjukan bahwa bahasa
cenderung selalu terlibat dalam semua aspek kebudayaan, keadaan ini
mengakibatkan hubungan antara bahasa dan budaya terjadi sedemikian erat. Jika
kita melihat daerah masyarakat sasaran study yakni Cilacap Barat yang meliputi
wilayah Kecamatan Wanareja, Majenang, Dayeuhluhur, Karangpucung, dan
Cimanggu, yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Barat. Sebagaimana
dalam kamus wikipedia dijelaskan bahwa Berbatasan langsung dengan Provinsi
1

Para kontributor Wikipedia, "Interaksi sosial." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,
Ensiklopedia Bebas, 30 Nov. 2013. Web. 8 Des. 2013.

2
Khirunnisa, Nighrina, Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat
Sukabumi (Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sukabumi), http://ichanisrina.blogspot.com/2013/05/jurnal-ips.html, diunduh pada
tanggal 20 November 2013
3
Handoyo, Eko, Studi Masyarakat Indonesia, (Semarang: Unnes Press, 2007), hal 69
4
Dikutip, dalam, ibid,
5
Mulyana, Pencerminan Budaya dalam Prilaku Kode-Kode Bahasa (Sikap Kultural Masyarakat
Jawa dalam Bahasanya), http://staff.uny.ac.id diunduh pada tanggal 20 November 2013

1

Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah pertemuan budaya Jawa Banyumasan
dengan budaya Sunda (Priangan Timur)6. Maka, tidak salah jika setiap orang di
Cilacap bagian barat terutamanya, menggunakan tiga bahasa yakni: bahasa jawa,
bahasa sunda, dan bahasa banyumasan dalam setiap pergaulannya.
Lebih lanjut, bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian

atau subsistem dari sistem kebudayaan, bahkan dari bagian inti kebudayaan.
Bahasa terlibat dalam semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan cara
mempunyai nama atau istilah dari unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan itu.
Sehingga, menjadi sangat relevan jika mahasiswa Universitas Negeri Semarang
yang berasal dari Cilacap Barat juga menggunakan tiga bahasa ini dalam
pergaulan mereka maupun dal setiap interaksi mereka. Karena tidak dapat
dipungkiri hal ini sering ditemukan dalam kehidupan kampus di Universitas
Negeri Semarang, dimana banyak mahasiswa yang berasal dari Cilacap Barat
mampu bergaul dengan berbagai mahasiswa di Universitas Negeri Semarang yang
kebanyakan menggunakan bahasa banyumasan, bahasa jawa, maupun bahasa
sunda meskipun hal ini sangat sedikit jumlahnya. Sedikit banyak, kemampuan
yang dimiliki mahasiswa Cilacap Barat yang menempuh study di Universitas
Negeri Semarang dalam hal bahasa mampu
Jika melihat ini dalam ranah sosiologi penggunaan tiga bahasa yang
digunakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari
Cilacap barat merupakan suatu bentuk interaksi yang harus memenuhi syaratsyarat terjadinya interaksi yakni adanya kontak sosial (social contact), yang dapat
berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar inividu dengan
kelompok, antar kelompok. Selain itu kontak dapat pula bersifat langsung maupun
tidak langsung. Kemudian, adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada
prilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin di sampaikan oleh orang

tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan
yang ingin di sampaikan oleh orang tersebut7. Sehingga tidak salah jika dalam
setiap interaksinya mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari
Cilacap Barat selalu memenuhi adanya kontak sosial (social contact) dan
6

Para kontributor Wikipedia, "Interaksi sosial." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,
Ensiklopedia Bebas, 30 Nov. 2013. Web. 8 Des. 2013.
7
Lebih lanjut, baca, Soekanto, Soerdjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rajagrafindo,
2006), hal 62

2

komunikasi yakni melalui penggunaan tiga bahasa dalam kehidupan sosial
mereka.
Bertitik tolak pada pemikiran di atas penulis tertarik untuk melakukan
kajian dengan judul : “Kehidupan Sosial Mahasiswa Cilacap Barat di
Universitas Negeri Semarang (Telaah Interaksi Pergaulan Menggunakan
Tiga


Bahasa

Daerah:

Banyumasan)”.

Bahasa

Jawa,

Bahasa

Sunda,

Dan

Bahasa

Hal ini di karenakan terdapat beberapa karakteristik yang


menarik yang ditunjukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang
berasal dari Cilacap Barat terutama dalam penggunaan bahasa dalam kehidupan
sosial di kampus Universitas Negeri Semarang. Kemudian, dalam penulisan paper
ini penulis melakukan kajian literatur mulai dari artikel bebas, literatur internet,
buku, maupun jurnal ilmiah selain itu juga melakukan metode wawancara pada
narasumber.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana

pengaruh bahasa

dalam

kehidupan

sosial

masyarakat


mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari Cilacap Barat?
2. Bagaimana interaksi dan pergaulan mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang berasal dari Cilacap Barat apakah mampu menyesuaikan
diri dengan berbagai kultur daerah yang ada di Universitas Negeri
Semarang?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami kehidupan sosial masyarakat mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang berasal dari Cilacap Barat
2. Mengerti dan memahami interaksi dan pergaulan mahasiswa Universitas
Negeri Semarang yang berasal dari Cilacap Barat apakah mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai kultur daerah yang ada di Universitas
Negeri Semarang.

3

BAB II
METODELOGI
1. Dasar Penelitian
Suatu


penelitian

untuk

mendapatkan

hasil

yang

optimal

harus

menggunakan metode penelitian yang tepat. Ditinjau dari permasalahan penelitian
ini yaitu tentang kehidupan sosial, interaksi dan pergaulan mahasiswa Universitas
Negeri Semarang yang berasal dari Cilacap Barat maka penelitian ini bersifat non
eksperimen yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Karl dan Milles (Moleong,
2002:3), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan kepada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut8. Dengan demikian
peneliti berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama9.
2. Langkah-langkah Penelitian
a. Penentuan lokasi penelitian, yaitu di Universitas Negeri Semarang
b. Pengambilan sumber data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian sample
dengan sampel penelitian adalah Mahasiswa Universitas Negeri
Semarang sebanyak 3 orang yang penulis anggap sudah dapat
memberikan respon secara objektif.
c. Teknik pengolahan data
1. Observasi Langsung
Dalam penelitian ini, pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa,
sehingga peneliti berada bersama objek yang diselidiki, disebut
observasi langsung10.
2. Wawancara
8

Wiratomo, Giri Harto, 2007, Tata Tertib Sekolah Sebagai Sarana Pendidikan Moral Di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang, Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
FIS UNNES, Semarang
9
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal 24
10
Dikutip, dalam, Op.Cit,

4

Dalam kamus wikipedia wawancara (bahasa Inggris: interview)
merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara11. Secara garis besar ada dua
pedoman wawancara:
a. Pedoman

wawancara

tidak

terstruktur,

yaitu

pedoman

wawncara yang hanya memuat garis besar yang akan
ditanyakan.
b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list
(Arikunto, 2010: 270).
3. Dokumentasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dokumentasi
merupakan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan. Selanjutnya diartikan pula
pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar,
kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain).

11

Para kontributor Wikipedia, "Wawancara." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,
Ensiklopedia Bebas, 25 Sep. 2013. Web. 8 Des. 2013

5

BAB III
DISKRIPSI LOKASI DAN OBJEK
1. Lokasi Observasi
Lokasi observasi yang penulis pilih ialah di Universitas Negeri Semarang,
disingkat UNNES,
utamanya

adalah

terletak

di

sebuah perguruan
daerah Sekaran

tinggi di Indonesia.

(Gunungpati),

bagian

Kampus
Selatan

dari Semarang, Jawa Tengah12. Kegiatan observasi ini pula akan di tekankan pada
rumah kos yang di isi oleh mahasiswa yang dominan berasal dari Cilacap Barat.
2. Objek Observasi
Objek kajian dalam observasi yang mengangkat tulisan yang berjudul
“Kehidupan Sosial Mahasiswa Cilacap Barat di Universitas Negeri
Semarang (Telaah Interaksi Pergaulan Menggunakan Tiga Bahasa Daerah:
Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Dan Bahasa Banyumasan)” ialah mahasiswa
Cilacap Barat di Universitas Negeri Semarang. Mahasiswa Cilacap Barat meliputi
beberapa mahasiswa yang berasal dari beberapa kecamatan di antaranya ialah
sebagai berikut: kecamatan Dayeuhluhur, kecamatan Wanareja, kecamatan
Majenang, kecamatan Karangpucung, dan kecamatan Cimanggu. Hal ini
mengingat jumlah mahasiswa Cilacap Barat di Universitas Negeri Semarang juga
tidaklah sedikit oleh sebab itu penulis optimis memperoleh hasil kajian yang
diharapkan lengkap dari hasil observasi pada objek observasi.

12

Para kontributor Wikipedia, "Universitas Negeri Semarang." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas.
Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, 17 Nov. 2013. Web. 8 Des. 2013

6

BAB III
PEMBAHASAN
1.

Masyarakat dan Bahasa
Masyarakat dan bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya bahkan hal ini sudah menjadi sebuah keniscayaan, dimana
bahasa digunakan di tengah-tengah masyarakat sebagai alat komunikasi.
Fenomena penggunaan bahasa dapat kita temui dalam kehidupan sosial
bermasyarakat, sehingga memungkinkan sekali penggunaan bahasa yang
berbeda, yang mana dalam hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
sebagaimana menurut Hasyim (2008) yang mengungkapkan bahwa seseorang
yang menggunakan bahasa secara berbeda, itu tergantung pada latar
belakangnya sehingga sering sekali ada penyimpulan bahwa ada korelasi
antara aspek-aspek ujaran seseorang dengan tempat ia dibesarkan,
pendidikan, kelompok sosialnya, bahkan pekerjaannya13.
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip oleh Sudikan (2001: 6)
memaknai masyarakat sebagai kesatuan hidup yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan yang terikat oelh
suatu rasa identitas bersama14. Disisi lain Seokanto (2006) mengungkapkan
bahwa agak sukar untuk memberikan batasan tentang masyarakt karena
istilah masyarakat terlalu banyak mencakup pelbagai faktor sehingga
kalaupun diberikan suatu definisi yang berusaha mencakup keseluruhannya,
masih banyak ada juga yang tidak memenuhi unsur-unsurnya. Selanjutnya,
melihat struktur masyarakat Indonesia jika dilihat dari faktor-faktor
pembentuknya, masyarakat Indonesia memiliki struktur yang majemuk.
Kusumohamidjojo (2000: 45) melihat masyarakat Indonesia dan kompleks
kebudayaan masing-masing bersifat plural (jamak) sekaligus juga hiterogen
(aneka ragam)15.

13

Hasyim, Munira, Faktor Penentu Penggunaan Bahasa Pada Masyarakat Tutur Makasar:
Kajian Sosiolungistik di Kabupaten Gowa, Jurnal Humaniora, Volume 20, No.1, Hal 75 (2008)
14
Dikutip dalam, Handoyo, Eko, Studi Masyarakat Indonesia (Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
Unnes Press, 2007), hal 1
15
Handoyo, Eko, ibid, hal 6

7

Sedangkan bahasa sebagaimana diterangkan dalam kamus wikipedia
Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh
dan

menggunakan

sistem komunikasi yang

kompleks,

dan sebuah

bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut16. Menurut Sunahrowi
(2007) dilihat dari segi statusnya bahasa terdiri dari: a) bahasa ibu; b) bahasa
daerah; c) bahasa nasional; d) bahasa negera; e) lingua franca; f) bahasa
pengantar; g) bahasa resmi. Variasi bahasa biasannya dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu geografis, faktor sosial yang berhubungan dengan kelas
sosial, status dan latar belakang pendidikan17.
Sehingga tidak dapat dipungkiri bila, bahasa dan masyarakat adalah dua
entitas yang saling terkait satu sama lain. Penggunaan bahasa pada umumnya
didasarkan pada konteks dilapangan, mulai dari kepada siapa orang berbicara,
tentang dan dimana orang berbicara, serta masih banyak lagi. Fenomena
seperti ini, banyak kita jumpai di Universitas Negeri Semarang yang secara
umum terdiri dari mahasiswa dengan background atau latar belakang bahasa
dan budaya yang berbeda yang mungkin salah satunya di pengaruhi oleh
faktor geografis. Termasuk di dalamnya mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang berasal dari Cilacap Barat.
2.

Interaksi Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat
dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial (Soekanto, 2006: 55). Selanjutnya interksi
sosial adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila orang perorangan ataupun
kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lainnya
terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sebagai unsur
pokok struktur sosial18. Ada pula yang mengartikan bahwa interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

16

Para kontributor Wikipedia, "Bahasa." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia, Ensiklopedia
Bebas, 19 Ags. 2013. Web. 8 Des. 2013.
17
Sunahrowi, Variasi dan Register Bahasa dalam Pengajaran Sosiolingistik, Jurnal Inansia,
Volume 12, No.1, Hal 4-6 (2007)
18
Setiajid, Sosiologi: Paparan Kuliah/Buku Ajar, (Semarang: Jurusan Politik dan
Kewarganegaraan-FIS-Unnes, 2004), hal 15-16

8

hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia19.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor,
antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor imitasi
merupakan keinginan untuk meniru sesuatu yang dianggap menarik.
Sedangkan, Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima
oleh

pihak

lain.

Kemudian,

kecenderungan-kecenderungan

identifikasi

atau

sebenarnya

keinginan-keinginan

merupakan
dalam

diri

seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Selanjutnya, proses simpati
merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain
(Soekanto, 2006: 57-58).
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak
memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial (social-contact);
2. Adanya Komunikasi
Dalam hal ini, akan dibahas lebih dalam mengenai komunikasi sebagai
salah satu syarat suatu interaksi sosial. Komunikasi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak. Jika hal ini kita korelasikan dengan bahasa maka akan
semakin berkaitan erat satu sama lainnya. Bahasa merupakan alat
komunikasi, dalam arti luas. Joko Nurkamto (2001: 205) menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses transaksi dinamis yang memadatkan
komunikator menyandi (to code) prilakunya, baik verbal maupun noverbal,
untuk menghasilkan pesan yang disampaikan melalui saluran tertentu dari
komunikasi20.
Oleh sebab itu jelas kaitannya bila interaksi sosial erat kaitannya
dengan komunikasi, begitu pula selanjutnya komunikasi erat kaitannya
dengan penggunaan bahasa. Semua itu, tidak dapat dipisahkan satu sama
19

Gillin dalam, Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Pustaka, 2006), hal 55
20
Abdurahman, Sosiolinguistik: Teori, Peran, dan Fungsinya Terhadap Kajian Bahasa Sastra,
Jurnal Inansia, Volume 12, No.1, Hal 4-6 (2007)

9

lainnya, dan sudah menjadi keniscayaan bawasannya hal ini merupak suatu
kenyataan sosial yang tidak dapat dihindarkan. Menjadi sangat unik sekali
bila ini kita kaitkan dengan masyarakat Indonesia yang sangat hiterogen
dengan beranekaragam sistem sosial, budaya, serta bahasanya di masingmasing wilayah Indonesia.
3.

Kehidupan Sosial Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang Berasal
dari Cilacap Barat
Objek kajian dalam observasi yang mengangkat tulisan yang berjudul
“Kehidupan Sosial Mahasiswa Cilacap Barat di Universitas Negeri
Semarang (Telaah Interaksi Pergaulan Menggunakan Tiga Bahasa
Daerah: Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Dan Bahasa Banyumasan)” ialah
mahasiswa Cilacap Barat di Universitas Negeri Semarang.

Mahasiswa

Cilacap Barat meliputi beberapa mahasiswa yang berasal dari beberapa
kecamatan di antaranya ialah sebagai berikut: kecamatan Dayeuhluhur,
kecamatan Wanareja, kecamatan Majenang, kecamatan Karangpucung, dan
kecamatan Cimanggu.
Masyarakat universitas adalah sekelompok orang yang berada pada
sebuah lembaga pendidikan dengan kesamaan tujuan yaitu proses belajar
mengajar, namun dalam pelaksanaannya terjadi interaksi sosial dikalangan
universitas itu sendiri yang membentuk paradigma sendiri, secara tidak
langsung masyarakat universitas yang terdiri dari beraneka ragam suku atau
daerah membaur sehingga dapat saling mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial atau budaya dilembaga pendidikan tersebut21.
Universitas Negeri Semarang adalah lembaga pendidikan yang
didalamnya terdapat masyarakat yang beraneka ragam budaya dan berlatar
belakang sosial yang berbeda, namun tetap menjunjung tinggi nilai nilai
kearifan lokal dimana institusi berada yaitu nilai-nilai budaya Jawa,
Banyumasan, Sunda, maupun bahasa-bahasa diluar daerah jawa. Dalam hal
pelestarian bahasa Jawa, Banyumasan, Sunda, maupun bahasa-bahasa diluar
daerah jawa, masyarakat universitas negeri semarang dalam hal ini
21

Khirunnisa, Nighrina, Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat
Sukabumi (Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sukabumi), http://ichanisrina.blogspot.com/2013/05/jurnal-ips.html, diunduh pada
tanggal 20 November 2013

10

mahasiswanya

tetap

melestarikannya

dengan

cara

membiasakan

berkomunikasi memakai bahasa daerah yang baik dan benar pada saat tidak
dalam kegiatan formal kelas, maupun kegiatan akademik lainnya. Hal ini
menunjukan ketahanan budaya lokal mahasiswa meskipun terjadi perbauran
budaya

pada

kalangan

mahasiswa

akan

tetapi

mahasiswa

mampu

menyaringnya. Termasuk di dalamnya mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang berasal dari Cilacap bagian barat.
Secara khusus, mahasiswa Cilacap barat yang berdasarkan backgorund
budaya dan geografis yang terletak di daerah perbatasan Jawa Tengah dan
Jawa Barat memiliki kemampuan menguasai tiga bahasa yang berbeda yakni
bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Banyumasan. Kemudian, kehidupan
sehari-hari mahasiswa Cilacap barat di lingkungan Universitas Negeri
Semarang secara umum pula menggunakan tiga bahasa tersebut dalam
kehidupan di lingkungan kampus, dan bercakap (berkomunikasi) dengan
teman sejawat mereka.
4.

Hasil Observasi
Menurut Sunahrowi (2007) Kemampuan seseorang untuk dapat
mempergunakan bahasa sesuai dengan latar yang dipijak merupakan kearifan
dan apabila kita mampu menjaga dan menghormati variasi bahasa yang terus
berkembang akan membuat kita semakin arif22. Sebagaimana dengan
kehidupan sosial mahasiswa Cilacap bagian barat yang menempuh
pendidikan di Universitas Negeri Semarang, secara umum mereka mampu
bergaul secara baik dalam kehidupan sosial maupun bidang akademik dengan
kemampuan bahasa yang mereka miliki, di Universitas Negeri Semarang.
Berdasarkan tiga responden, dalam interview yang telah di lakukan pada tiga
mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari Cilacap bagian
barat yang terdiri dari Fajar Sukmaya (FMIPA-Fisika), Ibnu Fajar Setiawan
(FT-Pendidikan Teknik Bangunan), Waris Handayani (FT-Teknik Aristektur)
menunjukan bahwa dalam kehidupan pergaulan mereka jika dikaitkan dengan
background wilayah yang merupakan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa

22

Sunahrowi, Variasi dan Register Bahasa dalam Pengajaran Sosiolingistik, Jurnal Inansia,
Volume 12, No.1, Hal 7 (2007)

11

Barat menunjukan korelasi yang positif dimana mereka mampu bergaul
dengan baik dengan variasi yang mereka punya.
Bahasa dan interaksi sosial memang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya, terlebih dalam memenuhi syarat dari sebuah interaksi sosial yakni
harus adanya komunikasi dan kontak sosial. Diungkapkan Fajar Sukmaya
yang merupakan mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unnes bahwa “bahasa yang paling sering digunakan
dalam lingkungan akademik Universitas Negeri Semarang adalah bahasa
Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Banyumasan” beliau mengungkapkan hal
ini di karenakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang di dominasi oleh
mahasiswa yang berasal dari Jawa Tengah secara umumnya yang
menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia sebagai bahasa keseharian mereka.
Begitu pula dengan dua responden yang lainnya tidak begitu berbeda.
Abdul Chaer dan Leonie Agustina (1995:81) mensinyalir bahwa 20
dalam variasi bahasa atau ragam bahasa terdapat dua pandangan. Pertama,
variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial
penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam
bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam
kegiatan masyarakat yang beraneka ragam23. Sebagaimana diungkapkan oleh
Ibnu Fajar dan Waris Handayani yang berasal dari Fakultas Teknik dengan
jawaban yang hampir sepadan mengungkapkan bahwa “dalam pergaulan
dengan teman sejawat mereka mampu bergaul dengan menggunakan
beberapa dialek yang berbeda sehingga lebih mempermudah mereka dalam
pergaulan di lingkungan Universitas Negeri Semarang”. Hal ini sangat
relevan karena dari tiga respondeng yang penulis interview memiliki
kemampuan dalam berbahasa Jawa, Banyumasan, dan Sunda.
Dalam faktor situasional misalnya: siapa pembicara, bentuk bahasa apa,
kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa, memang sangat
berpengaruh dalam penggunaan bahasa dilingkungan sosial yang berbeda.
Ketiga responden mengungkapkan dalam kondisi situasional tertentu bahasa
mampu mempermudah pergaulan mereka terutama ketika bertemu dengan
23

Abdurahman, Sosiolinguistik: Teori, Peran, dan Fungsinya Terhadap Kajian Bahasa Sastra,
Jurnal UIN Malang, Volume dan Tahun (Belum Terdefinisi), hal 19-20

12

beberapa mahasiswa yang berbahasa sama dengan mereka. Sebagaimana
diungkapkan dimuka bahwa interaksi sosial erat kaitannya dengan
komunikasi, begitu pula selanjutnya komunikasi erat kaitannya dengan
penggunaan bahasa. Semua itu, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dan
sudah menjadi keniscayaan bawasannya hal ini merupak suatu kenyataan
sosial yang tidak dapat dihindarkan.

BAB IV

13

PENUTUP
1. Simpulan
Masyarakat dan bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya bahkan hal ini sudah menjadi sebuah keniscayaan, dimana
bahasa digunakan di tengah-tengah masyarakat sebagai alat komunikasi.
Dalam observasi yang penulis lakukan yang menelaah mengenai Telaah
Interaksi Pergaulan Menggunakan Tiga Bahasa Daerah: Bahasa Jawa, Bahasa
Sunda, Dan Bahasa Banyumasan pada kehidupan sosial mahasiswa
Universitas Negeri Semarang yang berasal dari wilayah Cilacap bagian barat.
Dari observasi dan studi leteratur yang telah dilakukan disimpulkan bahwa:
Pertama, mahasiswa cilacap barat yang notabene berasal dari perbatasan Jawa
Tengah dan Jawa Barat sebagian besar mampu menguasai tiga buah bahasa
yakni bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa banyumasan.
Kedua, dengan kemampuan penguasaan bahasa yang dimiliki
mahasiswa Cilacap bagian barat di Universitas Negeri Semarang, secara
umum mempermudah pergaulan mereka baik dengan teman sejawat, maupun
dalam bidang akademik. Secara dialektika, bagi mereka yang bisa dan
mampu menggunakan tiga bahasa tersebut menunjukan adanya kemampuan
mereka dalam mengkondisikan dengan faktor situasional misalnya: siapa
pembicara, bentuk bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai
masalah apa, memang sangat berpengaruh dalam penggunaan bahasa
dilingkungan sosial yang berbeda.
2. Saran
Saran yang merupakan masukan yang dapat disampaikan berkaitan
penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa Cilacap bagian barat di Universitas Negeri Semarang yang
notabene adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan menguasai tiga
bahasa daerah yang berbeda hendaknya mampu mengkondisikan dengan
faktor situasional misalnya: siapa pembicara, bentuk bahasa apa, kepada
siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa, memang sangat
berpengaruh dalam penggunaan bahasa dilingkungan sosial yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

14

Abdurahman. 2007. Sosiolinguistik: Teori, Peran, dan Fungsinya Terhadap
Kajian Bahasa Sastra. Jurnal Inansia. Volume 12, No.1
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Handoyo, Eko. 2007. Studi Masyarakat Indonesia. Semarang: Unnes Press
Hasyim, Munira. 2008. Faktor Penentu Penggunaan Bahasa Pada Masyarakat
Tutur Makasar: Kajian Sosiolungistik di Kabupaten Gowa. Jurnal
Humaniora. Volume 20, No.1
Khirunnisa, Nighrina. Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kearifan Lokal
Masyarakat Sukabumi (Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada
Mahasiswa

Universitas

Muhammadiyah

Sukabumi),-----------------

http://ichanisrina.blogspot.com/2013/05/jurnal-ips.html.

diunduh

pada

tanggal 20 November 2013
Mulyana, Pencerminan Budaya dalam Prilaku Kode-Kode Bahasa (Sikap
Kultural Masyarakat Jawa dalam Bahasanya). http://staff.uny.ac.id diunduh
pada tanggal 20 November 2013
Setiajid. 2004. Sosiologi: Paparan Kuliah/Buku Ajar. Semarang: Jurusan Politik
dan Kewarganegaraan-FIS-Unnes
Soekanto, Soerdjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo
Sunahrowi. 2007. Variasi dan Register Bahasa dalam Pengajaran Sosiolingistik.
Jurnal Inansia. Volume 12, No.1
Wiratomo, Giri Harto. 2007. Tata Tertib Sekolah Sebagai Sarana Pendidikan
Moral Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang. Skripsi.
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UNNES, Semarang
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://id.wikipedia.org

15

LAMPIRAN 1
PEDOMAN INSTRUMEN WAWANCARA
KAJIAN “KEHIDUPAN SOSIAL MAHASISWA CILACAP BARAT DI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (TELAAH INTERAKSI
PERGAULAN MENGGUNAKAN TIGA BAHASA DAERAH:
BAHASA JAWA, BAHASA SUNDA, DAN BAHASA
BANYUMASAN)”
NAMA

:

USIA

:

FAKULTAS :
PRODI
1.

:

Bagaimana keseharian anda dalam bergaul di lingkungan universitas
negeri semarang, jika dikaitkan dengan background saudara yang
berasal dari wilayah Cilacap bagian barat?

2.

Bahasa apa saja yang anda gunakan dalam berinteraksi di lingkungan
akademik Universitas Negeri Semarang?

3.

Bagaimana interaksi sosial anda (menggunakan dialek apakah?)
dengan teman sejawat di lingkungan kampus Universitas Negeri
Semarang?

4.

Apakah anda menguasai 3 bahasa (bahasa sunda, bahasa jawa, bahasa
banyumasan) sebagai seorang mahasiswa yang berasal dari wilayah
Cilacap bagian Barat

5.

Jika iya, apakah dengan kemampuan penguasaan 3 bahasa yang anda
kuasai mampu mempermudah pergaulan saudara di Lingkungan
Universitas Negeri Semarang?

16

LAMPIRAN 2. FOTO OBSERVASI

17

18

19