S TM 0905649 Chapter4

(1)

Fani Aditya, 2014

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Instrumen penelitian angket kemudian dikumpulkan dari responden dan hasilnya diberi skor untuk setiap item seluruh reponden, serta dihitung jumlah skornya untuk masing-masing variabel.

1. Deskripsi Variabel X (kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran angket kepada 131 responden, diperoleh persentase kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 4.1

Persentase Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik

Sub Variabel Indikator Persentase Rata-rata

Kemampuan merencanakan pengajaran

Merumuskan tujuan pengajaran 81,37 %

74,75

Menyiapkan bahan ajar 68,34 %

Menyiapkan metode pengajaran 76,26 %

Menyiapkan media pengajaran 73,05 %

Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar

Kemampuan melakukan membuka pengajaran

70,72 %

72,23 Kemampuan melakukan

kegiatan belajar mengajar

73,74 %

Kemampuan mengevaluasi pengajaran

Melakukan pre test dan post test 72,52 %

69,61


(2)

peserta didik mempersepsikan gurunya dalam merencanakan pengajaran sebesar 74,75 %, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar 72,23 % dan kemampuan mengevalusai pengajaran 69,61 %. Berdasarakan nilai rata-rata tersebut, peserta didik mempersepsikan kompetensi pedagogik gurunya di atas 50 % yang artinya guru tersebut mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengenai kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar dan kemampuan mengevaluasi pengajaran.

2. Deskripsi Variabel Y (motivasi belajar pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran angket kepada 131 responden, diperoleh persentase motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin sebagai berikut:

Tabel 4.2

Persentase Motivasi Belajar Pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Sub Variabel Indikator Persentase Rata-rata

Motivasi Intrinsik

Adanya kebutuhan 83,46 %

85,66 %

Adanya pengetahuan 88,87 %

Adanya cita-cita 84,65 %

Motivasi Ekstrinsik

Adanya ganjaran 79,95 %

79,18 %

Adanya hukuman 80,91 %

Adanya persaingan / kompetisi 76,68 %

Berdasarkan tabel hasil perhitungan persentase di atas bahwa peserta didik mempunyai motivasi intrinsik rata-rata sebesar 85,66 % dan motivasi ekstrinsik rata-rata sebesar 79,18 %. Angka persentase tersebut menunjukan bahwa peserta didik rata-rata memiliki motivasi belajar di atas 50 % yang artinya motivasi belajarnya tinggi pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.


(3)

3. Analisis hubungan variabel X dan variabel Y

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket berupa skor mentah maka untuk pengolahan data tersebut terlebih dahulu harus dikonversikan ke nilai T-Skor sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3 Daftar Data Penelitian

Kategori Variabel X Variabel Y

Jumlah Responden 131 131

Skor Rata-rata 51 50

Skor Tertinggi 75 70

Skor Terendah 21 20

Standar Deviasi 8,3 7,1

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji chi kuadrat, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, hal ini digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan pada langkah selanjutnya

1) Uji Normalitas Variabel X

Hasil perhitungan chi kuadrat diperoleh χ2

= 9,39.

Diperoleh p-v = -0,0003, ternyata p-v < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

penyebaran skor variabel X berdistribusi normal pada taraf nyata α= 0,05

2) Uji Normalitas Variabel Y

Hasil perhitungan chi kuadrat diperoleh χ2 = 22,26.

Diperoleh p-v = 0,033, ternyata p-v < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

penyebaran skor variabel X berdistribusi normal pada taraf nyata α= 0,05 b. Uji Homogenitas


(4)

2 2

K B

S S

F  (Siregar S, 2004,hlm.167)

Diketahui data variabel X:

∑X = 6665

∑X2 = 351877

(∑X)2 = 44422225

∑XY = 337904

N = 131

Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan ke dalam rumus:

1

.

. 2 2

2

 

n n

X X

n S

Diketahui data variabel Y:

∑Y = 6528

∑Y2 = 338220

(∑Y)2 = 42614784

N = 131

Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan ke dalam rumus:

1

.

. 2 2

2

 

n n

X X

n S

Maka :

2 2

K B

S S F

Dimana: SB2 = varian terbesar;

2

K

S = varian terkecil

P-value = 0,185 > α = 0,05, maka berada pada penerimaan homogen,

artinya kedua kelompok homogen pada taraf signifikasi 0,185. c. Analisis Linieritas dan Regresi Sederhana


(5)

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Hasil perhitungan persamaan regresi linier variabel X dan variabel Y diperoleh harga koefisien a sebesar 26,84 dan koefisien b sebesar 0,45 sehingga diperoleh persamaan regresi ̂= 26,84 + 0,45.X

2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

Hasil Perhitungan untuk Linieritas dan Regresi Sederhana diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber Varians dk JK JKR F p-v

Regresi (a) Regresi (a/b) Residu 1 1 129 69 , 325303 99 , 2597 15514,3 - 99 , 2597

118,43 21,94

Total 131

Tuna Cocok Galat 27 102 2440873,44 -2425359,14 90402,72 23778,03 3,80

Pengujian keterkaitan hipotesis yang diuji H0 : ρ = 0, diperoleh F = 21,94. Hasil perhitungan tersebut kemudian didistribusikan ke dalam rumus:

ttabel p-v = α1–(α1- α2) 

       2 2 1 2 2 1 2 x x x x h

Karena p-v = - 0,215, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya ada ikatan linier, antara X dengan Y. Pengujian kelinieran karena galat, hipotesis yang diuji H0: ρ = 0 diperoleh F = 3,80. Hasil perhitungan tersebut kemudian disubsitusikan kedalam rumus:

p-v = α1–(α1- α2)

       2 2 1 2 2 1 2 x x x x h

Diperoleh p-v = -0,198< 0,005, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya ada hubungan linier, jadi Galat tidak merubah kelinieran regresi


(6)

02 , 0

b

S . Hasil perhitungan tersebut, kemudian disubsitusikan, ke dalam rumus:

1 2

1 2

1

1 ( )

t t

t t v

p h

  

 

   

Untuk ta diperoleh p-v= 0,02 < 0,05 maka koefisien a sangat bermakna dalam regresi ̂= a + b.X, sedangkan untuk tb diperoleh p-v= 0,009< 0,05, maka koefisien b sangat bermakna dalam menjelaskan regresi ̂= a + b.X.

d. Perhitungan koefisien korelasi

Perhitungan uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus r product moment, diperoleh harga r sebesar 0,45, selanjutnya harga koefisien korelasi ini diinterprestasikan pada indeks korelasi termasuk dalam korelasi/ hubungan sedang, dan mempunyai arah hubungan yang positif.

e. Pengujian koefisien korelasi

Uji ini dimaksudkan untuk melihat berarti atau tidaknya hubungan yang ada antara variabel X dan Y. Hasil perhitungan diperoleh thitung = 5,72; dan ttabel untuk dk= 129 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh ttabel = 1,645, maka 5,72 > 1,645; sehingga dapat disimpulkan korelasi berarti.

f. Perhitungan Koefisien Determinasi

Hasil perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 20,25 % sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X memberikan kontribusi terhadap variabel Y sebesar 20,25 % Perhitungan korelasi diperlihatkan pada lampiran.

g. Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis penelitian diperoleh thitung = 5,72 dengan dk = 129


(7)

dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n-2 untuk harga t1 dan t2

dengan mengambil taraf kepercayaan α1= 0,05 dan α2 = 0,01

α1 =0,05 dengan t1 = 1,645

α2 = 0,01 dengan t2 = 2,33 p-v =α1–(α1- α2) 

       1 2 1 t t t th

p-v = 0,002

65 , 1 35 , 2 65 , 1 72 , 5 ) 01 , 0 05 , 0 ( 05 , 0     

Berdasarkan kriteria pengujian p-v = 0,002 < 0,05; maka H0 ditolak dan HA diterima yaitu: “Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran dan kejelasan serta pemahaman atas hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

1. Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Berdasarkan hasil perhitungan dari angket yang terkumpul bahwa rata-rata persepsi peserta didik terhadap kompetensi pedagogik guru yang meliputi kemampuan merencanakan pengajaran yaitu sebesar 74,75 % termasuk ke dalam kategori tinggi, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar yaitu 72,23 % termasuk ke dalam kategori tinggi dan kemampuan mengevaluasi pengajaran yaitu 69,61 % termasuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik mempersepsikan kompetensi pedagogik gurunya baik. Sesuai dengan yang diungkapkan Walgito (2005,hlm.100) bahwa “persepsi itu merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon integrated dalam diri


(8)

2. Motivasi Belajar Peserta Didik pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Motivasi belajar peserta didik yang meliputi motivasi intrinsik yaitu rata-rata sebesar 85,66 % termasuk ke dalam kategori sangat tinggi dan motivasi ekstrinsik yaitu rata-rata sebesar 79,18 % termasuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi belajar peserta didik termasuk ke dalam kategori yang tinggi. Hamalik (1995,hlm.106) menyatakan

bahwa “motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. 3. Besarnya Pengaruh Persepsi Peserta Didik Tentang Kompetensi

Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Arah serta derajat hubungan persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajarnya dinyatakan dengan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, sehingga diperoleh harga rs = 0,45. Nilai rs tersebut jika dikonsultasikan dengan menggunakan kriteria penafsiran koefisien korelasi, ternyata harga rs termasuk dalam korelasi cukup tetapi mempunyai arah hubungan yang positif. Hal ini mencerminkan, bahwa hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dapat memungkinkan motivasi belajar peserta didik menjadi tinggi, karena pada dasarnya faktor itu bisa datang dari luar individu juga. Sudjana (2004,hlm.78) mengungkapkan bahwa:

Motivasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat pelajar, (b) waktu yang tersedi untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan individu. Empat faktor yang disebut di atas (a,b,c dan e) berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (d) adalah faktor di luar individu (lingkungan). Kedua faktor di atas (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan motivasi belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tingi pula motivasi belajar.


(9)

4. Pengaruh Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Motivasi Belajar.

Hasil perhitungan koefisien determinasi didapat sebesar 20,25 %. Berarti variabel X memberikan kontribusi/sumbangan terhadap variabel Y sebesar 20,25 %. Sehingga apabila dimasukan ke dalam persamaan p-v diperoleh 0,002 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan HA diterima.

Penelitian ini menerima hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : “Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar

bensin” dengan kata lain menolak hipotesis nol (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”.

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa ada beberapa komponen kemampuan pedagogik guru terdiri dari kemampuan dalam merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan pengajaran dan kemampuan mengevaluasi pelajaran yang mencakup terhadap kemampuan merumuskan tujuan pengajaran, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan metode pengajaran, menyiapkan media pengajaran, membuka pengajaran, melakukan proses belajar mengajar, melakukan pre test dan post test dan kemampuan membierikan penilaian. Komponen tersebut harus dimiliki dan dilaksanakan sepenuhnya oleh guru karena hal ini dapat mempengaruhi motivasi peserta didik terutama dalam belajar.

Motivasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor motivasi instrinsik seperti adanya kebutuhan, adanya pengetahuan dan adanya cita-cita dan motivasi ekstrinsik seperti adanya hukuman, adaya ganjaran dan adanya persaingan.

Guru sebagai pengajar harus bisa menjadi motivator bagi peserta didik untuk belajar lebih giat, karena apabila motivasi belajar tinggi maka hasil belajar yang


(10)

Surya (1992,hlm.191) yang menyatakan bahwa:

Hasil belajar seorang tergantung pada tingkat potensinya (kemampuan), baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Anak yang berpotensi tinggi cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, demikian pula sebaliknya. Adapun potensi (kemampuan) di sini bisa berupa kerajinan, keseriusan dan motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, tentang motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin, tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMKN 6 Bandung, berhubungan erat dengan hal-hal yang dilakukan atau dilaksanakan oleh guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin dalam kompetensi pedagogiknya selama proses belajar mengajar berlangsung.


(1)

1)

Analisis Regresi Linier Sederhana

Hasil perhitungan persamaan regresi linier variabel X dan variabel Y

diperoleh harga koefisien a sebesar 26,84 dan koefisien b sebesar 0,45

sehingga diperoleh persamaan regresi

̂

= 26,84 + 0,45.X

2)

Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

Hasil Perhitungan untuk Linieritas dan Regresi Sederhana diperoleh sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber Varians

dk

JK

JKR

F

p-v

Regresi (a)

Regresi (a/b)

Residu

1

1

129

69

,

325303

99

,

2597

15514,3

-

99

,

2597

118,43

21,94

Total

131

Tuna Cocok

Galat

27

102

2440873,44

-2425359,14

90402,72

23778,03

3,80

Pengujian keterkaitan hipotesis yang diuji H

0

: ρ = 0, diperoleh F =

21,94.

Hasil perhitungan tersebut kemudian didistribusikan ke dalam rumus:

t

tabel

p-

v = α

1

1

-

α

2

)

2 2 1 2 2 1 2

x

x

x

x

h

Karena p-v = - 0,215, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya ada

ikatan linier, antara X dengan Y. Pengujian kelinieran karena galat,

hipotesis yang diuji H

0

: ρ = 0

diperoleh F = 3,80. Hasil perhitungan tersebut

kemudian disubsitusikan kedalam rumus:

p-

v = α

1

1

-

α

2

)

2 2 1 2 2 1 2

x

x

x

x

h

Diperoleh p-v = -0,198< 0,005, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang

artinya ada hubungan linier, jadi Galat tidak merubah kelinieran regresi


(2)

antara X dengan Y. Pemeriksaan keberartian regresi diperoleh

S

a

5

,

04

dan

02

,

0

b

S

.

Hasil perhitungan tersebut, kemudian disubsitusikan, ke dalam

rumus:

1 2

1 2

1

1

(

)

t

t

t

t

v

p

h

Untuk t

a

diperoleh p-v= 0,02 < 0,05 maka koefisien a sangat bermakna

dalam regresi

̂

= a + b.X, sedangkan untuk t

b

diperoleh p-v= 0,009 < 0,05,

maka koefisien b sangat bermakna dalam menjelaskan regresi

̂

= a + b.X.

d.

Perhitungan koefisien korelasi

Perhitungan uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus r

product

moment, diperoleh harga r sebesar

0,45

, selanjutnya harga koefisien korelasi ini

diinterprestasikan pada indeks korelasi termasuk dalam korelasi/ hubungan

sedang, dan mempunyai arah hubungan yang positif.

e.

Pengujian koefisien korelasi

Uji ini dimaksudkan untuk melihat berarti atau tidaknya hubungan yang ada

antara variabel X dan Y. Hasil perhitungan diperoleh thitung = 5,72; dan ttabel untuk

dk= 129 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh ttabel = 1,645, maka 5,72 > 1,645;

sehingga dapat disimpulkan korelasi berarti.

f.

Perhitungan Koefisien Determinasi

Hasil perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 20,25 %

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X memberikan kontribusi terhadap

variabel Y sebesar 20,25 % Perhitungan korelasi diperlihatkan pada lampiran.

g.

Pengujian Hipotesis

Perhitungan hipotesis penelitian diperoleh t

hitung

= 5,72 dengan dk = 129

terletak pada α = 0,05 dengan ttabel

= 1,645 Perhitungan hipotesis dilakukan


(3)

dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n-2 untuk harga t

1

dan t

2

dengan mengambil taraf kepercayaan α1

= 0,05 dan α2

= 0,01

α1

=

0,05 dengan t

1

= 1,645

α

2 = 0,01 dengan t

2

= 2,33

p-v =

α1

(α1

-

α2

)

1 2

1

t

t

t

t

h

p-v =

0

,

002

65

,

1

35

,

2

65

,

1

72

,

5

)

01

,

0

05

,

0

(

05

,

0

Berdasarkan kriteria pengujian p-v = 0,002 < 0,05; maka H0 ditolak dan HA

diterima

yaitu: “

Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi

peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis

sistem bahan bakar bensin

B.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran dan

kejelasan serta pemahaman atas hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

1.

Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru pada

Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Berdasarkan hasil perhitungan dari angket yang terkumpul bahwa rata-rata

persepsi peserta didik terhadap kompetensi pedagogik guru yang meliputi

kemampuan merencanakan pengajaran yaitu sebesar 74,75 % termasuk ke dalam

kategori tinggi, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar yaitu 72,23 %

termasuk ke dalam kategori tinggi dan kemampuan mengevaluasi pengajaran

yaitu 69,61 % termasuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat

dikatakan bahwa peserta didik mempersepsikan kompetensi pedagogik gurunya

baik. Sesuai dengan yang diungkapkan Walgito (2005,hlm.

100) bahwa “persepsi

itu merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon integrated dalam diri

individu”.


(4)

2.

Motivasi Belajar Peserta Didik pada Kompetensi Memelihara/Servis

Sistem Bahan Bakar Bensin

Motivasi belajar peserta didik yang meliputi motivasi intrinsik yaitu

rata-rata sebesar 85,66 % termasuk ke dalam kategori sangat tinggi dan motivasi

ekstrinsik yaitu rata-rata sebesar 79,18 % termasuk ke dalam kategori tinggi.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi belajar peserta didik

termasuk ke dalam kategori yang tinggi. Hamalik (1995,hlm.106) menyatakan

bahwa “motivasi

adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

3.

Besarnya Pengaruh Persepsi Peserta Didik Tentang Kompetensi

Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar pada Kompetensi

Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin

Arah serta derajat hubungan persepsi peserta didik tentang kompetensi

pedagogik guru dengan motivasi belajarnya dinyatakan dengan koefisien korelasi

antara variabel X dan variabel Y, sehingga diperoleh harga r

s

= 0,45. Nilai r

s

tersebut jika dikonsultasikan dengan menggunakan kriteria penafsiran koefisien

korelasi, ternyata harga r

s

termasuk dalam korelasi cukup tetapi mempunyai arah

hubungan yang positif. Hal ini mencerminkan, bahwa hubungan yang baik antara

guru dan peserta didik dapat memungkinkan motivasi belajar peserta didik

menjadi tinggi, karena pada dasarnya faktor itu bisa datang dari luar individu juga.

Sudjana (2004,hlm.78) mengungkapkan bahwa:

Motivasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a)

bakat pelajar, (b) waktu yang tersedi untuk belajar, (c) waktu yang

diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan

(e) kemampuan individu. Empat faktor yang disebut di atas (a,b,c dan e)

berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (d) adalah faktor di luar

individu (lingkungan). Kedua faktor di atas (kemampuan siswa dan kualitas

pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan motivasi belajar

siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran,

makin tingi pula motivasi belajar.


(5)

4.

Pengaruh Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Pedagogik Guru

terhadap Motivasi Belajar.

Hasil perhitungan koefisien determinasi didapat sebesar 20,25 %. Berarti

variabel X memberikan kontribusi/sumbangan terhadap variabel Y sebesar 20,25

%. Sehingga apabila dimasukan ke dalam persamaan p-v diperoleh 0,002 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan HA diterima.

Penelitian ini menerima hipotesis alternatif (Ha

) yang berbunyi : “

Terdapat

pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap

motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar

bensin”

dengan kata lain menolak hipotesis nol (Ho) yang ber

bunyi “

Tidak

terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik

terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan

bakar bensin

”.

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa ada beberapa komponen

kemampuan pedagogik guru terdiri dari kemampuan dalam merencanakan

pengajaran, kemampuan melaksanakan pengajaran dan kemampuan mengevaluasi

pelajaran yang mencakup terhadap kemampuan merumuskan tujuan pengajaran,

menyiapkan bahan ajar, menyiapkan metode pengajaran, menyiapkan media

pengajaran, membuka pengajaran, melakukan proses belajar mengajar, melakukan

pre test dan post test dan kemampuan membierikan penilaian. Komponen tersebut

harus dimiliki dan dilaksanakan sepenuhnya oleh guru karena hal ini dapat

mempengaruhi motivasi peserta didik terutama dalam belajar.

Motivasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua faktor penting

yaitu faktor motivasi instrinsik seperti adanya kebutuhan, adanya pengetahuan dan

adanya cita-cita dan motivasi ekstrinsik seperti adanya hukuman, adaya ganjaran

dan adanya persaingan.

Guru sebagai pengajar harus bisa menjadi motivator bagi peserta didik untuk

belajar lebih giat, karena apabila motivasi belajar tinggi maka hasil belajar yang


(6)

akan dicapai peserta didik juga tinggi. Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat

Surya (1992,hlm.191) yang menyatakan bahwa:

Hasil belajar seorang tergantung pada tingkat potensinya (kemampuan),

baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Anak yang berpotensi tinggi

cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, demikian

pula sebaliknya. Adapun potensi (kemampuan) di sini bisa berupa kerajinan,

keseriusan dan motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, tentang motivasi

belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar

bensin, tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMKN 6 Bandung,

berhubungan erat dengan hal-hal yang dilakukan atau dilaksanakan oleh guru

kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin dalam kompetensi

pedagogiknya selama proses belajar mengajar berlangsung.