IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK.

(1)

IM TE P UN MPLEMEN TI UNTUK M EMA 5 PEN

MO

PROGRAM FAK NIVERSITA

NTASI STR IPE TEAM MENINGK NGALAMA OJOSARIR SIT M PENING GURU MA KULTAS T AS ISLAM

RATEGI C MS GAMES

KATKAN H ANKU KE REJO DRI

SKRIP Oleh TI NUR KA

D57211 GKATAN K ADRASAH TARBIYAH NEGERI COOPERAT S TOURNA HASIL BEL ELAS 1 DI M

YOREJO G PSI : ASANAH 159 KUALIFIKA H IBTIDAI H DAN KE SUNAN AM TIVE LEAR AMENTS LAJAR SI MI DARUL GRESIK ASI AKAD IYAH GURUAN MPEL SUR RNING SWA L ULUM DEMIK RABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM

MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK

Guru bertanggung jawab atas segala hal untuk menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Kurikulum 2013 diharapkan lebih efektif dan efisien, karena pembelajarannya berbasis aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran trandisipliner melalui tema-tema tanpa ada materi yang tumpangtindih.

Berdasarkan penelitian bahwa realitanya guru kelas 1 di MI Darul Ulum sering kali menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas, maka dapat diinternalisasikan permasalahan yang muncul di kelas tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, siswa cenderung hanya menerima ilmu pengetahuan dari guru, siswa tidak aktif di kelas. Kedua, ilmu pengetahuan yang diserap tidak maksimal sehingga mengakibatkan hasil belajar yang kurang memuaskan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dan yang terpenting adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan strategi cooperative learning tipe teams games tournaments pada siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku di kelas 1 MI Darul Ulum mojosarirejo Dritorejo Gresik.

Cooperative Learning adalah pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa agar punya ketrampilan untuk bisa bekerjasama dan berkolaborasi. Teams Games Tournaments adalah sebuah permainan kuis yang menggunakan turnamen akademik dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim anggota lain. Strategi ini di anggap sesuai dan mampu untuk mengatasi problematika di atas.

Implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournamenrs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di Mi Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik

Kata kunci: Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments.

Hasil belajar siswa.  


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL SKRIPSI... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii

ABSTRAK... ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B. Rumusan masalah... 5

C. Tujuan penelitian... 6

D. Manfaat penelitian... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan pemikiran... 8

A.1. Strategi cooperative learning... 8

A.2. Komponen teams games tournaments... 10

A.3. Kegiatan teams games tournaments... 16

B. Definisi teams games tournaments...,, 27

C. Hasil belajar... 30

D. Tema 5 pengalamanku... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian... 34

B. Subjek penelitian... 34

C. Variabel penelitian... 35

D. Data dan tehnik pengumpulan data... 36


(8)

G. Tehnik analisis data... 42 H. Deskripsi lokasi penelitian... 45 I. Visi dan misi sekolah ... 46 BAB IV PEMBAHASAN

A. IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TEMA 5 PENGALAMANKU KELAS 1 DI MI DARUL ULUM MOJOSARIREJO DRIYOREJO GRESIK... 50

B. PEMBAHASAN SIKLUS

B.1. Siklus I... 53 B.2. Siklus II... 66 C. Perbandingan siklus I dan Siklus II... 78 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 80 B. Saran... 81 DAFTAR PUSTAKA... x


(9)

DAFTAR TABEL

PENGAMATAN SIKAP SIKLUS 1... 58

PENILAIAN PRESENTASI HASIL DISKUSI SIKLUS 1... 59

PENILAIAN MEMBUAT KARYA SENI... 60

DISTRIBUSI HASIL POSTES SIKLUS 1... 61

DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I... 62

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFITAS GURU SIKLUS I... 63

PENGAMATAN SIKAP SIKLUS II... 71

PENILAIAN PRESTASI HASIL DISKUSI SIKLUS II... 72

PENILAIAN MEMBUAT KARYA SENI... 73

DISTRIBUSI HASIL POSTES SIKLUS II...74

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFATAS SISWA SIKLUS II... 74

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFATAS GURU SIKLUS II... 75

DAFTAR GAMBAR FOTO PROSES PERSIAPAN UNTUK MEMULAI TGT... i

FOTO PROSES PERSIAPAN UNTUK MEMBERI HADIAH... ii

FOTO PROSES TGT SELAMA PEMBELAJARAN... iii


(10)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pendidikan secara terus menerus mengalami proses perubahan dan perkembangan. Perubahan ini baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan terjadinya paradigma dalam kehidupan masyarakat. Menurut Trianto, perubahan paradigma dalam pembelajaran menuntut guru untuk bisa menyesuaikan dengan dinamika yang ada. Perubahan-perubahan tersebut harus pula di ikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah.1

Guru bertanggung jawab atas segala hal untuk menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.” Untuk itu dalam proses pembelajaran , metode, strategi atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sepatutnya adalah sesuatu yang benar-benar tepat dan bermakna, untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tahap perkembangan anak, maka strategi yang di gunakan guru untuk menyampaikan sesuatu, baik yang berupa penanaman sikap, mental, perilaku, kepribadian maupun kecerdasan harus tepat sasaran.2

       1

 Trianto, model pembelajaran innovatif berorientasi kontruktivisme(Jakarta :prestasi pustaka  2007)hal:2 

2


(11)

2   

Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potendi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Tujuan utama mengajar adalah membentuk pola pikir peserta didik hingga sejauh mana mereka bisa menyerap materi yang diharapkan mampu untuk membentuk pola perilaku peserta didik itu sendiri. Mengajar adalah suatu aktifitas yang mampu mendorong peserta didik untuk belajar.

Pembelajaran itu sendiri adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar, berisikan serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa agar mendukung proses belajar peserta didik baik bersifat internal maupun eksternal. Proses belajar mengajar ini terjadi karena adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik, atau peserta didik dengan sesama peserta didik, yang terbentuk dalam suatu ikatan kerjasama demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku, yang didukung dengan pengetahuan dan ketrampilan,       

3

 Hendrat Sutopo,Wasti Sumanto, pembinaan dan perkembangan kurikulum(Jakarta:Bumi  aksara1993)hal :2 


(12)

3   

maka kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dimana didalamnya merumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Melalui kurikulum 2013 ini diharapkan peserta didik lebih mudah memahami pengetahuan faktual, melalui tema-tema mengikuti proses pembelajaran trandisipliner menempatkan potensi yang dibelajarkan dikaitkan dengan konteks peserta didik dan lingkungan. Materi pembelajaran juga tidak tumpangtindih sehingga materipun dapat diterima peserta didik dengan lebih efektif dan efisien. Pembelajaran ini berbasis aktiviras atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian akan mengarah kepada hal-hal yang dilakukan secara bersama-sama antara guru dan peserta didik dan juga dengan teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru dan peserta didik mempraktikkan materi pembelajaran secara mandiri atau kelompok. Disinilah peran guru dibutuhkan untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dianggap bisa menjembatani proses tranfer ilmu dalam pembalajaran terkait.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik serta informasi dari mitra guru mengajar bahwa kelas tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan kelas lainnya. Absensi peserta didik berkisar antara 60-70 persen dalam kesehariannya.


(13)

4   

Seringnya absen juga bisa berakibat ketinggalan materi atau minimnya penyerapan materi pelajaran oleh peserta didik.4

Dari analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa siswa kelas 1 MI Darul Ulum masih belum maksimal dalam penguasaan materi. Metode ceramah yang digunakan guru secara terus menerus juga membuat mereka jenuh dan tidak ada jalan untuk mengungkapkan potensi terpendam. Proses belajar mengajar seperti ini jelas kurang optimal. Kriteria Ketuntasan Minimum juga sulit dicapai peserta didik, tujuan pembelajaranpun tidak bisa tercapai sesuai rencana yang telah di tetapkan. Oleh karena itu disini, pendidik penting untuk menerapkan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments dalam rangka mengatasi problem pembelajaran di atas.

Dari hasil pengamatan yang di lakukan kurang lebih selama 2 bulan di sekolah, baik pada saat proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar jam pelajaran, maka dapat diinternalisasikan permasalahan yang muncul di kelas tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, dalam proses belajar mengajar di kelas siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh pendidik dan jarang berusaha sendiri untuk memperoleh ilmu pengetahuan sehingga terkesan bahwa guru mendominasi dalam proses pembelajaran dan keterlibatan siswa masih sangat minim (metode       

4

 Sri rahayu,guru kelas 1.a MI Darul Ulum,wawancara pribadi di Driyorejo Gresik,Desember 2014. 

       


(14)

5   

ceramah). Kedua, secara umum sttrategi yang digunakan guru terkesan monotan dan membosankan bagi peserta didik, guru masih kurang innovatif dalam hal strategi pembelajaran. Ketiga, peserta didik kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran, sehingga yang terserap sangat minim dan mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

1. Untuk apakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar denganimplementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments pada siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamnku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik?


(15)

6   

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimanakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik.

2. Mengetahui apakah implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tema 5 pengalamnku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik?

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat, antara lain:

1. Bagi guru:

a) Guru tidak hanya mengajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab saja.

b) Guru lebih bervariatif dan innovatif dalam menjalankan tugasnya untuk mengajar.

c) Guru lebih berwawasan luas dan dapat mencari solusi pemecahan masalah terkait dengan rendahnya hasil belajar siswa


(16)

7   

d) Guru lebih bisa mengendalikan kelas dengan memberikan motivasi belajar melalui strategi cooperative learning tipe teams games tournaments

2. Bagi peserta didik:

a) Peserta didik tidak lagi merasa bosan dan jenuh saat berinteraksi dalam pembelajaran

b) Peserta didik lebih termotifasi saat mengikuti pelajaran

c) Peserta didik lebih termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran.

d) Peserta didik lebih termotifasi untuk masuk bersekolah.

e) Guru dan siswa sama-sama mendapatkan pengalaman baru saat berinteraksi dalam proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas terkait dengan implementasi Strategi Cooperative Learnng tipe Teams Games Tournaments.


(17)

8   

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Landasan Pemikiran

A.1. Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments

Strategi Cooperative Learning adalah pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran kuperatif adalah pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa agar punya ketrampilan untuk bisa bekerjasama dan berkolaborasi. 5

Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi yang dilakukan guru dengan peserta didik, peserta didik dengan sesama teman sekelasnya, dan peserta didik dengan guru (multi way traffic comunication). Pembelajaran ini menggunakan sistem kelompok kecil, yaitu antara 4 - 6 orang dengan latar belakang kemampuan, jenis kelamin, yang berbeda (heterogen). Sistem penilaiannya di lakukan secara kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan penghargaan jika mampu menunjukkan prestasi yang di syaratkan. Bagi mereka yang mendapatkan penghargaan akan sangat senang, dan bagi mereka yang belum mendapatkan penghargaan hal ini akan menjadi motivasi untuk giat belajar dengan harapan akan menyusul mendapatkan penghargaan juga di pembelajaran berikutnya.

       5 


(18)

9   

Strategi Cooperative Learning ini mendorong para siswa agar timnya berhasil, mereka akan membantu anggota timnya untuk lebih baik dan akan melakukannya. Kadang-kadang siswa dapat melakukan suatu hal yang luar biasa dalam menjelaskan gagasan yang sulit dengan bahasanya sendiri. Strategi Cooperative Learning dapat digunakan secara ekstensif pada tiap subjek yang dikonsepkan di tingkat kelas bawah hingga di perguruan tinggi.

Strategi Cooperative Learning ini menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Strategi ini menekankan pada tujuan kesuksesan tim yang hanya akan dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai bahasan yang telah diajarkan. Di dalam strategi ini ada tiga hal yang perlu di perhatikan yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama.

Penghargaan tim akan dapat diperoleh jika mereka berhasil melampaui batasan tertentu yang telah di tentukan. Tidak ada persaingan untuk memperebutkan penghargaan. Satu untuk semua dan semua untuk satu. Tanggung jawab individu maksudnya kesuksesan tim tergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim.Tanggung jawab di tekankan pada kegiatan anggota tim untuk saling membantu dalam belajar dan memastikan bahwa semua anggota dalam tim tersebut siap dalam


(19)

10   

mengikuti kuis atau bentuk penilaian lain tanpa bantuan teman satu timnya.

Kesempatan sukses yang sama maksudnya semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Hal ini akan memacu motivasi mereka dan memastikan bahwa mereka baik yang berkemampuan tinggi, sedang atau rendah akan sama-sama di tantang untuk melakukan yang terbaik.

Walaupun semua siswa belajar bersama, tapi mereka tidak boleh saling bantu untuk menyelesaikan tugas kuis. Tiap siswa harus mengetahui materi pelajaran hari itu. Tanggung jawab individu seperti ini akan memotifasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai materi yang di ajarkan. Kesempatan sukses yang sama dimaksudkan bahwa semua siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi bintang.6

A.2. Komponen Teams Games Tournaments

Teams Games Tournaments adalah sebuah permainan kuis yang menggunakan turnamen akademik dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.


(20)

11   

Deskripsi dari komponen-komponen Teams Games Tournaments adalah sebagai berikut:

a. Tim (teams)

Tim ini terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya memastikan semua anggota siap untuk menyelesaikan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran tersebut melibatkan pembahasan permasalahan yang sama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap-tiap kesalahpahaman yang terjadi saat proses pembelajaran. Setiap anggota tim di harapkan dapat melakukan yang terbaik untuk timnya, dan timpun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

b. Kuis (games)

Kuis ini akan di kerjakan secara individu oleh siswa. Mereka tidak boleh saling membantu satu sama lainnya, sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Skor kemajuan individu akan memotifasi siswa untuk kinerja yang lebih baik dari sebelumnya, dan tiap siswa memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya.7

       7


(21)

12   

c. Membagi Siswa ke Dalam Tim (Teams)

Dalam membagi tim hendaknya dapat mewakili seluruh bagian yang ada di kelas. Jangan biarkan siswa memilih anggota tim sendiri, sebab mereka akan cenderung memilih teman yang kemampuannya setara dengan mereka.

Adapun langkah-langkah yang dapat di laksanakan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Memfoto copi Lembar Rangkuman Tim

Lembar rangkuman tim dikopi sesuai dengan jumlah anak yang mewakili keadaan kelas dari berbagai tingkat kemampuan. Misalnya, empat anak yang memegang kopian dengan klasifikasi satu anak mewakili mereka yang kemampuannya termasuk tinggi, dua anak mewakili mereka yang berkemampuan sedang, satu anak lagi mewakili mereka yang kemampuannya termasuk rendah. Rangkuman ini mencakup materi dalam kurikulum yang dirancang khusus untuk pembelajaran tim siswa. Materi ini cukup mudah dibuat sendiri oleh guru yaitu dengan membuat sebuah lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban, dan sebuah kuis untuk setiap unit yang direncanakan untuk dijabarkan. Tiap unit harus terdiri dari tiga sampai lima intruksi.


(22)

13   

2. Susun Peringkat Kelas

Ambillah sehelai kertas, buatlah urutan peringkat kelas dari yang tertinggi sampai yang terendah kinerjanya. Gunakan informasi dari berbagai sumber untuk dapat melakukan hal ini. Misalnya, di ambil berdasarkan nilai ujian, di ambil dari kwalitas masing-masing siswa, atau berdasarkan penilaian kita sendiri. Membuat peringkat kelas secara tepat memang sulit, tapi bagaimanapun juga kita harus lakukan hal ini dengan yang terbaik. 3. Tentukan Jumlah Tim (Teams)

Satu tim beranggotakan empat siswa, jika hal ini memungkinkan. Hal ini disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Jika jumlah siswa duapuluh, maka dibagi empat, hasilnya adalah lima. Jadi, jumlah tim ada lima dengan anggota nya empat siswa untuk tiap-tiap tim. Apabila jumlah siswa dalam kelas tersebut tiga puluh misalnya, maka kelas bisa dibagi menjadi delapan tim. Enam tim anggota kelompoknya ada empat siswa, sedangkan yang dua tim beranggotakan masing-masing tiga siswa.8 4. Membagi Siswa ke Dalam Tim

Dalam membagi siswa ke dalam tim harusnya seimbang supaya tiap tim terdiri atas level yang setara yaitu berkisar dari rendah, sedang, dan tinggi. Gunakan daftar peringkat siswa berdasarkan kinerjanya, dan bagikan huruf kepada masing-masing tim untuk

       8


(23)

14   

memberi nama pada kelompoknya. Misalnya dalam satu kelas ada empat tim, maka nama dari tim tersebut adalah tim A, tim B, tim C, dan tim D. Membagi para siswa ke dalam tim harus mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Di dalam kelas yang terdiri dari separuh laki-laki dan separuh perempuan, tiga perempat berkulit putih dan seperempat minoritas boleh saja membentuk tim yang terdiri dari empat orang yaitu dua laki-laki dan dua perempuan, tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas, Tim tersebut juga bisa terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi , seorang siswa berprestasi rendah, dan dua lainnya yang berprestasi sedang. Tentunya berprestasi tinggi adalah sebuah terminologi yang relatif, ini berarti tinggi untuk kelas yang bersangkutan, tidak perlu tinggi bila dibandingkan dengan norma-norma nasional.

5. Isi Lembar Rangkuman Tim.

Isilah nama-nama siswa dari tiap tim dalam lembar rangkuman tim. Untuk menentukan skor awal gunakan nilai yang setara. Sebelum memulai program ini sebaiknya membangun tim terlebih dahulu. Hal ini akan sangat naik jika memulainya dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mengenal anggota timnya dan melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Pada saat ini beri kesempatan mereka untuk membuat yel-yel sendiri.


(24)

15   

Adalah penting memberikan penghargaan kelompok (tim) dengan cara-cara yang bervariasi dan bermanfaat. Semisal dengan memberikan hadiah berupa sebuah kotak dan bebas PR. Setelah mereka berhasil menjadi Tim super sebanyak lima kali, dia boleh memilih sebuah hadiah dari kotak yang menarik tersebut. Kita bisa isi kotak tersebut dengan permen atau yang lain yang menjadi kesukaan anak-anak. Teams games Tournaments menggunakan kompetisi dalam suasana yang positif. Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu mereka hadapi setiap saat, tetapi games ini memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu setelah mendapatkan bantuan dari teman dalam team mereka. Mereka membangun ketergantungan atau kepercayaan dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam tournament.

Menentukan skor awal pertama. Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya. Apabila kita baru Teams Games tournaments ini setelah kita memberi tiga atau lima kuis atau boleh juga lebih, maka kita gunakan rata-rata skor kuis siswa sebagai skor awal. Selain itu kita juga bisa gunakan hasil nilai terakhir tahun lalu.

Membangun tim sebelum memulai program pembelajaran kooperatif apapun, akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan untuk saling mengenal


(25)

16   

satu sama lain. Misalnya, dengan memberi kesempatan untuk menciptakan logo tim, benner, lagu, syair, atau yel-yell.

A.3. Kegiatan Teams Games Tournaments

Teams Games Tournaments terdiri atas sebuah siklus intruksi kegiatan sebagai berikut:

1. Penyampaian materi atau pengajaran. 2. Kegiatan belajar tim

3. Memainkan tournament 4. Rekognisi tim

Penjelasan dari siklus kegiatan di atas adalah sebagai berikut : 1. Penyampaian Materi atau Pengajaran

a) Waktu pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah 1-2 periode kelas.

b) Gagasan utamanya adalah menyampaikan pelajaran.

c) Materi yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Tiap pelajaran dalam Teams Games Tournament ini dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut didalam kelas. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran kita, kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian yang independen, secara berturut-turut.


(26)

17   

Hal-hal yang perlu ditekankan adalah:

1) Pembukaan

a) Sampaikan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Tumbuhkan rasa ingin tahu para siswa akan masalah dalam kehidupan nyata, dan sarana-sarana lainnya.

b) Buat para siswa bekerja dalam dalam tim mereka untuk menemukan konsep-konsep, atau untuk membangkitkan minat mereka terhadap pelajaran.

c) Ulangi setiap persyaratan atau informasi secara singkat 2) Pengembangan

a) Tetaplah selalu pada hal-hal yang kita ingin agar dipelajari oleh para siswa.

b) Fokuskan pada pemaknaan bukan pada hafalan.

c) Demonstrasikan secara aktif konsep-konsep dengan menggunakan alat bantu visual, cara-cara cerdik dan contoh yang banyak.

d) Nilailah siswa sesering mungkin dengan memberi banyak pertanyaan.

e) Jelaskan mengapa sebuah jawaban bisa salah ayau benar, kecuali jika memang sudah sangat jelas.

f) Berpindahlah pada konsep berikutnya begitu para siswa telah manangkap gagasan utama.


(27)

18   

g) Peliharalah momdengan menghilangkan interupsi, terlalu banyak bertanya, berpindah ke bagian lain pelajaran terlalu cepat.

3) Pedoman pelaksanaan

a) Buatlah agar para siswa mengerjakan tiap persoalan atau contoh, atau persiapan jawaban terhadap pertanyaan yang kita berikan.

b) Panggil siswa secara acak. Ini akan membuat para siswa selalu mempersiapkan diri mereka untuk manjawab.

c) Pada saat ini jangan memberikan tugas-tugas kelas yang memakan waktu lama. Buatlah agar para siswa mengerjakan satu atau dua permasalahan atau contoh, atau mempersiapkan satu atau dua jawaban, lalu beri mereka umpan balik.

2. Kegiatan Belajar Tim

a) Waktu pelaksanaan kegiatan belajar dalam tim adalah 1-2 periode kelas

b) Gagasan utamanya adalah para siswa mempelajari lembar kegiatan dalam tim mereka

c) Materi yang di butuhkan adalah dua lembar kegiatan untuk tim dan dua lembar jawaban untuk tim.


(28)

19   

Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang disampaikan di dalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai materi tersebut. Para siswa mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pembelajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya. Hanya dua kopian dari lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dinerikan pada tiap tim, ini akan mendorong teman satu tim untuk bekerja sama, tetapi bila ada siswa yang ingin punya kopian sendiri guru bisa menyediakan kopian tambahan.9

Pada hari pertama kerja tim, kita harus menjelaskan kepada para siswa apa arti bekerja dalam tim. Khususnya sebelum memulai kerja tim bahaslah aturan tim sebagai berikut; (bisa kita tempatkan pada papan buletin atau papan tulis)

a) Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu tim mereka telah mempelajari materinya.

b) Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim menguasai pelajaran tersebut.

c) Mintalah bantuan kepada semua dalam satu tim untuk membantu temannya sebelum teman mereka itu bertanya kepada guru.

       9


(29)

20   

d) Teman satu tim boleh saling bicara satu sama lain dengan suara pelan.

Kita juga bisa mendorong para siswa untuk membuat aturan tambahan jika mereka mau. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah berikut:

a) Buatlah teman satu tim memindahkan meja mereka bersama atau berpindah ke meja tim mereka.

b) Berikan waktu sekitar sepuluh menit kepada tim untuk memilih nama tim mereka, jika ada tim yang tidak bisa memcapai kesepakatan mengenai nama tim saat itu, boleh menentukannya belakangan.

c) Bagikan lembar kegiatan dan lembar jawaban(dua untuk masing-masing tim).

d) Arahkan siswa untuk bekerja bersama secara berpasangan, bertiga atau bekerja sebagai satu tim, tergantung pada pelajaran yang akan di pelajari. Bila mereka sedang memecahkan permasalahan(seperti dalam matematika), tiap siswa harus mengerjakan masalah itu secara individual lalu mencocokkannya dengan pasangannya. Jika ada yang ketinggalan pertanyaan, teman satu tinnya punya tanggung jawab untuk menjelaskannya. Jika para siswa sedang mengerjakan pertanyaan dengan jawaban singkat, mereka boleh melempar kuis satu sama lain, dengan pasangannya


(30)

21   

secara bergantian memegang lembar egiatan atau berusaha menjawab pertanyaan.

e) Tekankan pada para siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin bahwa teman satu tim mereka akan mendapatkan poin 100 untuk kuisnya.

f) Pastikan kepada para siswa memahami bahwa lembar kegiatan adalah untuk belajar , bukan sekedar untuk diisi dan dipindahtangankan. Sehingga, sangat penting bagi para siswa untuk memiliki lembar jawaban untuk mengetahui kemampuan mereka sendiri dan teman satu timnya sembari mereka belajar. g) Buatlah para siswa saling menjelaskan satu sama lain daripada

hanya sekedar saling mencocokkan lembar jawaban.

h) Ingatkan para siswa bahwa apabila mereka punya pertanyaan, mereka harus bertanya kepada semua teman satu timnya terlebih dahulu sebelum mengajukannya kepada guru.

i) Sewaktu mereka bekerja dalam tim, guru harus berkeliling kelas, pujilah tim yang bekerja dengan baik, duduklah dengan tiap tim untuk mendengar bagaimana anggota tim bekerja, dan sebagainya.


(31)

22   

3. Memainkan Tournament a) Waktu 1 periode kelas

b) Gagasan utama kompetisi dengan tiga peserta, meja turnamen dengan kemampuan homogen.

c) Materi yang di butuhkan adalah lembar pembagian meja turnamen, yang sudah diisi. Satu kopian lembar permainan dan satu lembar jawaban untuk tiap meja turnamen. Satu lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen. Satu boks untuk kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan untuk tiap meja turnamen. Pada awal periode permainan, umumkanlah penempatan meja turnamen.

4. Rekognisi Tim

Rekognisi tim adalah bentuk penghargaan lain selain skor. Dalam kajian kali ini penulis menentukan penghargaan kepada tiap-tiap tim dengan mendapatkan bintang. Bentuk bintang ini adalah hasil kreatifitas guru dan siswa yang terbuat dari kertas emas.


(32)

23   

A.4. Langkah-langkah Strategi Teams Games Tournaments

Strategi Teams Games Tournament merupakan strategi pembelajaran kuperatif dimana setelah peserta didik belajar dalam kelompoknya, masing-masing anggota kelompoknya akan mengadakan tournament atau lomba dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Hasil permainan yang dirancang dalam model pembelajaran ini dapat menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan yang sehat, keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih aktif, dan memungkinkan siswa belajar lebih rileks.10

Langkah-langkah yang harus di lakukan dalam Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament antara lain adalah:

1. Menyiapkan buku absensi siswa. 2. Membuat yel-yel.

3. Menyiapkan lembar materi diskusi.

4. Menyiapkan alat permainan edukatif (kartu-kartu).

5. Menyiapkan reward atau penghargaan berbentuk bintang emas.

       10

 Robert E. Slavin, cooperative learning,(Jakarta,Nusa media,2008) hal: 163   

 

       

   


(33)

24   

Penjelasan langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan buku absensi siswa

Langkah yang pertama adalah guru menyiapkan buku absen. Guru memanggil satu persatu nama-nama siswa sesuai dengan nomor urut yang tertulis di dalamnya.

Hal ini akan dilakukan agar guru mengetahui siapa saja yang masuk dan siapa saja yang tidak masuk sekolah. Siswapun senang karena merasa diperhatikan dengan di panggil namanya.

2. Membuat yel-yel

Selesai mengabsen guru beserta siswa bersama-sama membuat yel-yel. Yel-yelnya singkat dan mudah di hafal oleh siswa. Tidak perlu panjang-panjang, yang terpenting yel-yel ini bisa menyemangati mereka untuk memulai pelajaran hari itu. Sebelum membuat yel-yel guru terlebih dulu membagi kelas menjadi empat sampai lima kelompok kecil.

Setelah itu tiap-tiap kelompok disilahkan untuk membuat yel-yel masing-masing dengan bantuan guru. Dalam kelompok-kelompok tersebut sifatnya homogen. Laki-laki perempuan, tinggi pendek, gemuk kurus, pandai atau yang sedang saja kemampuannya, semua diacak tidak di bedakan.


(34)

25   

3. Menyiapkan lembar materi diskusi

Setelah kelas sudah terbentuk menjadi kelompok-kelompok kecil, guru memberikan materi yang sudah disiapkan. Materi disiapkan sesuai dengan jumlah kelompok yang ada. Permasalahan yang akan didiskusikan berbeda-beda. Meskipun demikian temanya di samakan. Materi ini berupa bacaan dan juga ada beberapa pertanyaan di bawahnya yang harus di jawab dan didiskusikan bersama dalam kelompoknya masing-masing.

Setelah semua pertanyaan terjawab dari semua kelompok-kelompok kecil tersebut, maka setiap kelompok-kelompok memberikan hasil diskusinya kepada guru. Kemudian guru membagi lagi kelompok-kelompok kecil tadi menjadi tiga kelompok-kelompok saja dalam satu kelas. Kelompok yang ini barulah di sesuaikan dengan kemampuan siswa. Kelompok pertama beranggotakan mereka yang kemampuannya tergolong tinggi. Kelompok kedua adalah mereka yang berkemampuan sedang. Kelompok ketiga untuk mereka yang tergolong rendah kemampuannya.

4. Menyiapkan kartu-kartu untuk games

Di dalam kelompok-kelompok yang sudah dibedakan menurut kemampuannya tersebut, akan di bagikan kartu permainan untuk games. Kartu-kartu ini adalah alat permainan edukatif yang sudah di siapkan oleh guru. Kartu ini di sesuaikan dengan tema yang dipelajari hari itu. Di dalam kartu berisikan beberapa pertanyaan seputat tema. Di


(35)

26   

situ juga di siapkan kunci jawabannya. Masing-masing kelompok duduk melingkar. Tunjuklah anak yang sudah lancar membaca untuk menjadi pemimpin dalam kelompok tersebut.

Pemimpin kelompok membacakan pertanyaan untuk anggotannya secara urut. Jika pertanyaan yang di ajukan tidak terjawab oleh urutan yang jadi gilirannya, maka pemimpin kelompok boleh melemparkannya untuk dijawab anggota lainnya. Bagi yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, maka merekalah yang akan mendapat penghargaan (reward).

5. Menyiapkan Penghargaan (reward)

Penghargaan (reward) yang akan diberikan berupa bintang emas yang di buat oleh guru dari kertas emas. Perolehan bintang ini akan menjadi kebanggaan mereka. Bintang penghargaan ini akan dibawa mereka kembali ke dalam kelompok-kelompok kecil yang pertama dimana kelompok-kelompok ini bersifat homogen. Dalam kelompok ini perolehan bintang penghargaan akan di jadikan satu dan di hitung banyaknya.

Perolehan bintang ini pasti berbeda kelompok yang satu dengan yang lainnya. Kelompok yang mendapatkan bintang penghargaan paling banyak akan menjadi juaranya dan mendapatkan penghargaan dari guru yaitu kelompok paling pintar. Sedangkan yang mendapat juara dua mendapat penghargaan sangat pintar. Dan kelompok ketiga yang mendapat bintang penghargaan paling sedikit mendapat


(36)

27   

penghargaan dari guru dengan sebutan kelompok pintar. Siswa tetap merasa senang meskipun kelompoknya kalah, karena mereka tetaplah jadi anak pintar.

Di dalam kelas ini tidak ada anak bodoh. Guru tidak boleh pilih kasih dalam memperhatikan peserta didik. Mereka tidak boleh di beda-bedakan satu sama lainnya. Lembar jawaban untuk tiap meja turnamen. Satu lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen. Satu boks untuk kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan untuk tiap meja turnamen. Pada awal periode permainan, umumkanlah penempatan meja turnamen.11

B. Definisi - definisi Tentang Teams Games Tournaments (TGT)

Sebagian guru khawatir bahwa siswa tidak akan dapat mencakup materi sebanyak mungkin dalam pembelajaran kooperatif seperti yang biasanya mereka lakukan.

Menurut Gary porter guru kelas VI, Summiview Elementery School menyatakan;“

“Bukanlah kuantitas dari informasi yang bisa di cakup, tetapi lebih pada jumlah materi yang bisa di kuasai oleh para siswa.dengan memberikan strategi kooperatif dalam kasus ini khususnya (TGT) telah memotivasi para siswa untuk bisa menguasai lebih banyak konsep dan fakta yang disampaikan. Saya menyadari bahwa sebagian besar siswa tidak “mempelajari” materi yang disampaikan di rumah.Sementara lainnya akan menghasilkan produk pekerjaan rumah, waktu belajar bukanlah produk”. 12

       11 

Ibid, 165  12


(37)

28   

Menurut Bill Boller guru ilmu pengetahuan, senior High School menyatakan:

“Saya sungguh dapat mencakup materi lebih banyak, karena saya tidak jalan samping seperti yang saya lakukan, menyampaikan cerita dan mengulangnya sendiri dan berusaha membuat segalanya menarik. Strategi ini telah membantu saya untuk lenih benar-benar secara berurutan dan bukannya sekedar abstraksi natural. Penelitian terhadap pembelajaran kooperatif menemukan bahwa penghargaan kelompok merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran kooperatif.” 13

Menurut Debra Kauffman, guru kelas V Taylor Elementery School, menyatakan:

“Saya pernah mengalami masalah dengan penghargaan yang sangat populer di kelas V yang saya ajar. Salah satu dari bermacam bentuk penghargaan ini benar-benar sangat membantu saya!. Tim super patan untuk menciptakan penghargaan untuk tim super dan tim sangat baik lainnya. Mereka menggunakan ruang cetak, pernak pernik hadiah, kreasi-kreasi garfield untuk mendesain sertifikat, kupon, dan tiket.Kupon dapat di tebus untuk tugas “bebas”, dan tiket dapat digunakan untuk “waktu tim”, menggunakan komputer-yang lebih sering digunakan untuk hal lain selain mendesain penghargaan. Ini tetap akan penjadi penghargaan yang sangat populer dan istimewa, sekalipun telah digunakan selama berbulan-bulan.”

Menurut Joan kotzin Guru kelas V Poin Pleasant Elementery School, menyatakan:14

“Anak-anak benar-benar berlomba-lomba untuk menjadi Tim Super. Saya telah menambahkan sedikit insentif ekstra dengan sebuah kotak yang menarik dan bebas PR. Setelah para siswa berhasil menjadi Tim Super sebanyak lima kali, dia boleh memilih sebuah hadiah dari kotak yang menarik tersebut. Hadiahnya bermacam-macam dan ada mutiara warna warni yang saya dapatkan di pasar sekitar. Anak-anak yang berhasil menjadi tim Super sebanyak enam kali mendapatkan bebas PR, yang membolehkan mereka tidakmengerjakan satu PR untuk satu pelajaran. Saya juga akan mengajak peraih penghargaan Tim Super dua kali ke bazar atau memberikan poin ekstra jika tiap orang dalam tim telah menyelesaikan dua bab. Ini juga berlaku sebagai insentif.”15

       13

 Ibid 173   

14 


(38)

29   

Menurut Edgar Berger, Guru matematika Cypress Lake Middle School menyatakan;

“Saya memberi kepada para siswa “Burger Buck” yang baik sebagai hadiah ekstra, bebas PR, waktu untuk ke perpustakaan (diluar pelajaran matematika), milkshake gratis, atau hal lain yang masuk akal ( bisa dinegosiasi). Ini diberikan kepada pemenang dan tim turnamen TGT dan juga individu, karena telah melakukan sesuatu di luar kewajiban yang seharusnya, atau untuk kemajuan dramatis dalam pencapaian prestasi.”Karena ia menggunakan games akademik dan juga pembelajaran tim, TGT sering kali dilihat sebagai salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang paling mengasyikkan.16

Menurut Steve Parsons, guru matematika West Frederick Middle School menyatakan:

“Menurut pendapat saya TGT adalah salah satu tehnik terbaik yang pernah saya gunakan di dalam kelas saya. Apa yang dilakukan TGT adalah memberikan kesempatan kepada saya sebagai guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang positif dan kondusif. Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu RKM mereka hadapi setiap saat, tetapi TGT memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari teman mereka. Mereka membangun ketergantungan atau kepercayaan dalam tim asal mereka yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam turnamen.17

Para siswa selalu bertanya kepada saya kapan mereka akan main games. Ini menunjukkan bahwa mereka menikmati suasana permainan dan menyukai kesempatan rekognisi tim mereka. Game ini sendiri menciptakan warna positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa terhadap permainan tersebut. Sebagai guru memang perlu bertindak sebagai wasit untuk menyelesaikan ketidaksepakatan terhadap aturan dan jawaban.

       16 

Ibid,175  17


(39)

30   

Menurut Wanda Sue Wansley, guru kelas Caloosa middle School, menyatakan:

“Saya sama sekali tidak punya masalah dalam menjaga ketertiban para siswa atau antusiasme mereka terhadap TGT. Bahkan kenyataannya, saya mendengar”Kapan kita akan mengadakan turnamen lagi?”.jauh lebih sering saya dengar daripada, “Apa kita harus melakukannya?.Jika karena suatu alasan kami tidak melakukan turnamen pada waktu yang biasanya(tiap akhir bab), berarti akan banyak protes.Suatu ketika kami melakukan turnamen ekstra karena ada tamu yang ingin mengamati, maka mereka melakukannya dengan sangat senang. Saya selalu mengumumkan tim pemenang pada sistem berita seluruh sekolah setelah turnamen. Para siswa senang mendengar nama mereka dan nama tim mereka dalam pengumuman tersebut.Hasilnya juga dikirimkan ke kelas saya, sehingga mereka bisa melihat bagaimana anak yang lain juga melakukan hal yang sama.”18

C. Hasil Belajar.

Hasil belajar pada pembelajaran kooperatif ini memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. Dalam memotivasi belajar siswa ada tiga struktur tujuan yaitu kooperatif, dimana usaha berorientasi pada tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan angota yang lain. Kompetitif, dimana usaha berorientasi pada tujuan dari tiap individu untuk menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya. Individualistik, dimana usaha berorientasi pada tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekwensi apapun bagi anggota lainnya.


(40)

31   

Sedangkan motivasi belajar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebuah struktur tujuan yang menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu anggota timnya melakukan apapun guna membuat timnya berhasil, dan yang lebih penting mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan hal yang maksimal. Dengan kata lain penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok akan menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota kelompok akan memberi atau menghalangi pemicu-pemicu sosial seperti pujian atau dorongan dalam merespon usaha-usaha yang berhubungan dengan kerja kelompok.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi yang menyenangkan siswa ternyata sangat mempengaruhi hasil belajar. Jika siswa senang, maka proses tranfer ilmu akan mudah terekam oleh mereka. Strategi pembelajaran akan menjadi ujung tombak bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

Tapi, sebaliknya jika mereka belajar dengan strategi pembelajaran yang kurang disukai dan bahkan menimbulkan kejenuhan bagi mereka, maka sudah bisa di pastikan ilmu yang diserap siswa sedikit sekali yang juga sekaligus mempengaruhi hasil belajar yang kurang memuaskan. Hasil belajar dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)


(41)

32   

D. Tema 5 Pengalamanku.

Dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku mencakup empat Sub. Tema . Kita akan mengupas tentang tema tersebut yang akan disampaikan dengan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments, sebagai berikut:

1. Tema 5 : Pengalamanku

a) Sub. Tema 1 : pengalaman masa kecilku yang menyenangkan b) Sub. Tema 2 : pengalamanku disekolah

c) Sub. Tema 3 : pengalamanku bergembira bersama teman d) Sub. Tema 4 : pengalamanku yang berkesan

2. Pemetaan materi

a. Bahasa Indonesia :

1) Menjelaskan cara merawat tubuh 2) Bercerita berdasarkan gambar 3) Menulis kalimat berdasarkan gambar b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1) Melaksanakan tata tertib di rumah sekolah dan tempat umum

2) Menceritakan kebersamaan di rumah dan di sekolah c. Seni Budaya dan Prakarya


(42)

33   

d. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 1) Menjaga kebersihan diri

2) Melakukan aktivitas jasmani untuk keseimbangan tubuh e. Matematika

1) Membilang banyak benda

2) Membaca dan menulis lambang bilangan

3) Membedakan berbagai bangun datar dan bangun ruang 4) Membaca jam


(43)

34   

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian (setting)

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian dan waktu penelitian sebagai berikut:

a. Tempat penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di ruang kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2014-2015. Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender pendidikan MI Darul Ulum, karena penelitian ini memerlukan siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

B. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 Tahun Pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 anak. 8 anak perempuan dan 13 anak laki-laki. Secara terperinci dapat di lihat dari tabel sebagai berikut:19


(44)

35   

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas 1 yaitu rendahnya hasil belajar siswa. Terkait dengan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti melakukan beberapa penelitian untuk mengatasinya.

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan sebagai titik temu untuk menjawab permasalahan tersebut di atas dibedakannya menjadi tiga macam:

1. Variabel input yaitu siswa kelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik.

2. Variabel proses yaitu Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments.

3. Variabel output yaitu peningkatan hasil belajar siswa. No Jenis kelamin Jumlah siswa 1. Siswa laki-laki 13 anak 2. Siswa perempuan 8 anak 3. Jumlah keseluruhan 21 anak


(45)

36   

D. Data dan Tehnik Pengambilan Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, simbol, huruf, suara, angka, atau bahasa lainnya yang bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian ataupun konsep.

Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Data kualitatif

Data kualitatif ini menggambarkan suatu kejadian, baik yang berbentuk narasi, gambar, cerita, dan sebagainya.

Hal tersebut tidak hanya menjawab mengapa peristiwa itu terjadi dan bagaimana cara subjek melakukannya. Jadi tidak berupa angka-angka.20

Adapun yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah data-data untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses penelitian. Selain itu data kualitatif juga digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka.21 Adapun data yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah

       20

 Zainal arifin,penelitian pendidiksn,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2011)hal.139 

21

 P Joko subagyo,Mwtode penelitian dalam teori dan praktek,( Jakarta ,Rineka cipta,2006)hal:97 

       


(46)

37   

tentang hasil test siswa. Dalam tindakan penelitian kelas, tes adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang sering digunakan.

Tehnik tes ditinjau dari bentuknya dapat dibedakanmenjadi dua yaitu tes subjaktif dan tes objaktif. Sedangkan jika ditinjau dari pelaksanaannya tehnik tes dapat dibedakan menjadi dua juga yaitu tes lisan dan tes tulis

E. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah : 1. Siswa:

Untuk mendapatkan hasil belajar setelah menerapkan strategi cooperative learning tipe teams games tournaments.

2. Guru :

Untuk melihat tingkat keberhasilan dari hasil belajar yang telah diperoleh sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan.

3. Guru kolabolator:

Untuk melihat pendekatan penelitian tindakan kelas secara komprehensip baik dari sisi siswa maupun guru.

F. Instrument danTehnik Pengumpulan Data

Banyak sekali cara yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data. Namun kita harus jeli dalam memilih cara yang terbaik dan efisien untuk mendapatkan data yang tepat dalam kepentingan riset.


(47)

38   

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan peneliti untuk menggali data dari objek atau subjek penelitian. Kategori instrument pengumpulan data yang dipilih harus sesuai dengan paradigma yang digunakan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi pengumpilan data dengan menggali makna dibalik data yang nampak, sehingga peneliti sendiri bisa merasakan, menghayati, mengalami dan memahami seperti yang dilakukan oleh subjek penelitian. Oleh karena itu peneliti tidak bisa mewakilkan pada orang lain untuk terjun ke lapangan dalam mencari data, akan tetapi peneliti sendiri yang harus terjun dan terlibat langsung dalam dunia alamiah subjek penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, diantaranya:

1. Wawancara.

Wawancara yang dimaksud adalah proses tanya jawab secara mendalam dengan informan guna memeroleh informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan pada peserta didik dan juga guru yang membantu peneliti mengopservasi proses pembelajaran. Wawancara hanya memerlukan perwakilan dari keseluruhan peserta didik.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara terbuka atau wawancara tak berstruktur. Wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan, dimana peneliti berusaha mendapatkan


(48)

39   

obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam objek.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Tehnik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.22

2. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengamati kondisi, proses, dan perilaku pada saat pembelajaran berlangsung yaitu dari tahap awal sampai tahap akhir. Observasi ini diperlukan untuk mengetahui data tentang aktifitas siswa yang dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar pengamatan siswa.

Observasi adalah uraian tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan peneliti selama pengumpulan dan refleksi data dalam sebuah studi kualitatif. Dalam observasi ini peneliti menggunakan observasi partisipatif artinya dalam observasi ini

       22


(49)

40   

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data (dalam hal ini adalah siswa), dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Ada beberapa tahapan observasi, yaitu:

a) Observasi deskriptif.

Obserfasi ini dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai objek penelitian.

b) Observasi terfokus.

Dalam tahap ini peneliti sudah melakukan minitour observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.

c) Observasi terseleksi.

Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci.


(50)

41   

3. Tes.

Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman dan evaluasi. Artinya tes mempunyai makna tersendiri dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan hasil belajar yakni sebagai berikut:23

a) Pre tes

Pre tes dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan. Pre tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan.

b) Post tes

Post tes diberikan setelah pembelajaran dilakukan. Tujuan post tes untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan.

c) Non tes

Setelah melakukan pre tes dan post tes siswa diarahkan untuk mempraktekkan materi yang telah diajarkan.

       23


(51)

42   

G. Tehnik Analisis Data

Analisa data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari, menemukan, dan menyusun transkip wawancara, catatan-catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan tehnik-tehnik tertentu

Analisa data dapat memberikan petunjuk tehnis tentang cara menganalisis data, yaitu:

1. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan 2. Menghubungkan temuan dengan pengalaman pribadi

3. Meminta masukan dari teman sejawat yang di anggap dapat berfikir kritis

4. Mengkaitkan temuan dengan hasil pustaka 5. Kembalikan kepada teori

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dimana dari data tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa yang bisa dilihat dari ketuntasan (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimum. Tuntas tidaknya nilai (KKM) sangat dipengaruhi oleh hasil belajar siswa.

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang dapat dipercaya dan benar. Rancangan penelitian yang diterapkan dalam


(52)

43   

kualitatif. Data kualitatif berupa deskrriptif saat pembelajaran sedang berlangsung, kerjasama kelompok saat berdiskusi, dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar.

Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, dan akan menjadi data yang mati.

Perolehan data akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif yaitu data dari hasil tes belajar siswa untuk mengetahui nilai rata-rata siswa persiklus dan sejauh mana peningkatan nilai hasil belajar siswa dalam materi tema 5 pengalamanku dari siklus I sampai siklus II. Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa persiklus, dianalisis dengan menggunakan rumus rata-rata.

Menurut Sudjana, untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut:24

       24


(53)

44   

Keterangan:

• 1 X = Rata-rata(mean)

• ∑x = Jumlah semua nilai siswa • N = Jumlah siswa

Skor rata-rata yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan kedalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:

a. 91 - 100 : Baik sekali b. 75 - 90 : Baik c. 70 - 74 : Cukup d. 50 - 69 : kurang e. 0 - 49 : kurang sekali

Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

• P = Prosentase yang akan dicari • F = Jumlah siswa yang tuntas • N = Jumlah seluruh siswa


(54)

45   

H. Deskripsi Lokasi Penelitian

MI Darul Ulum berlokasi di Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Berdiri sejak tahun 1946. MI Darul Ulum ini berada di tengah-tengah pemukiman yang tergolong padat penduduknya. Dahulu, MI ini adalah satu-satunya sekolah yang ada di desa ini yang kemudian disusul SD N. Kian hari penduduk desa kian banyak terlebih dengan adanya pemukiman-pemukiman perumahan baru di sekitar desa. Masyarakatnyapun kini bersifat homogen karena banyak berasal dari latar belakang dan karakter yang berbeda. Para penduduk baru berasal dari berbagai macam bahasa, suku dan agama. MI Darul Ulum berdiri berdampingan dengan RA Darul Ulum, berada dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.

I. Visi Misi MI Darul Ulum

Adapun Visi, Misi, Tujuan MI Darul Ulum adalah sebagai berikut:

1. Visi MI Darul Ulum

MI Darul Ulum mempunyai visi ”Berprestasi, berakhlak mulia, berwawasan, dan mandiri”. MI Darul Ulum mempunyai harapan bisa menghantarkan peserta didiknya menjadi pribadi yang kritis, cerdas, dan berprestasi. Disamping akademisnya bagus, mereka juga berkepribadian yang baik, sopan dan berakhlak mulia. Peserta didik MI Darul Ulum harus mempunyai wawasan luas dan peka terhadap perkembangan zaman. Peserta didik dibekali ilmu


(55)

46   

agar mereka juga menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan tidak mudah menyerah.

2. Misi MI Darul Ulum

Untuk mewujudkan Visi yang telah dicanangkan. MI Darul Ulum mempunyai beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan. Hal pertama yang akan dilakukan MI Darul Ulum adalah melaksanakan pengembangan kurikulum 2013. Meskipun ini adalah hal yang baru, MI Darul Ulum menggunakannya sebagai suatu pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu saja pengembangan kurikulum ini disesuaikan dengan kondisi sekolah.

Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan innovatif menjadi jalan bagi MI untuk mewujudkan visi yang telah dibuat. Hal lain yang akan dilakukan adalah meningkatkan peningkatan mutukompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan juga merupakan faktor penting demi terwujudnya pendidikan yang baik.

Melakukan penilaian secara menyeluruh, berkesinambungan, objektif, otentik, mendidik dan bermakna menjadi salah satu misi MI Darul Ulum untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didiknya. Meskipun berbekal bahan seadanya, MI Darul Ulum tetap berusaha menyediakan media pembelajaran dan alat peraga untuk proses belajar mengajar.


(56)

47   

Dalam rangka penciptaan peserta didik yang mandiri, maka MI Darul Ulum juga menanamkan sikap kemandirian pada setiap peserta didiknya. Segala upaya yang dilakukan MI Darul Ulum di atas tidak terlepas dari budaya 6 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun, dan serius).

3. Tujuan pendidikan MI Darul Ulum

Dari visi yang telah dicanangkan dan langkah-langkah konkrit yang dilakukan pada MI Darul Ulum mempunyai tujuan yang pertama adalah terlaksananya pengembangan kurikulum 2013, terlaksananya pengembangan silabus dan RPP, terciptanya kearifan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam hal pembelajaran MI Darul Ulum mempunyai tujuan terlaksananya pembelajaran yang aktif, innofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Serta terlaksananya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, terlaksananya penilaian secara menyeluruh, berkesinambungan, objektif, otentik, mendidik dan bermakna.

Terlaksananya pembelajaran bagi peserta didik dengan berbagai media dan alat pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah di canangkan bersama. Hal ini dimulai dari semerter II Tahun Pelajaran 2014-2015, yaitu dengan Strategi Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournaments.


(57)

48   

4. Struktur organisasi

Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai struktur organisasi untuk menjalankan segala bentuk kegiatan yang ada. Struktur organisasi juga berfungsi untuk mempermudah kinerja masing-masing bagian. MI Darul Ulum menyusun struktur organisasinya sebagai berikut. Sekolah MI Darul Ulum dibawah komando ibu Sri Rahayu, S.pd selaku kepala sekolah . Di MI Darul Ulum ada 6 guru kelas, yang bertangung jawab untuk menjalankan segala bentuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Ibu Siti Nurkasanah sebagai guru kelas I. Ibu Ummul azizah,S.pd bertanggung jawab di kelas II. Ibu Siti Maimunah, S.pd bertanggung jawab di kelas III. Kelas IV dipercayakan kepada Bapak Masnul Adim,S.pd. Ibu Maya Indah Sari,S.pd memegang kelas V. Bapak Mabrur,S.pd memegang kelas VI.

Untuk urusan kebugaran dan kesehatan peserta didik, MI Darul mempunyai guru olah raga yaitu Bapak Ade Febrinanda A. Pak Ade mengajar PJOK mulai dari kelas I hingga kelas VI di MI Darul Ulum. Untuk muatan lokal Bahasa Inggris diampu oleh Ibu Arum Yuliana, Spd.I dan muatan lokal Bahasa Jawa dipegang oleh guru kelas masing-masing. Dalam hal administrasi, MI Darul Ulum mempunyai tenaga ketatausahaan yaitu Ibu Rukiyah, S.E. Dalam hal keuangan beserta sirkulasinya ibu Rukiyah,S.E yang dipercaya untuk mengaturnya.


(58)

49   

Untuk pengembangan diri siswa, MI Darul Ulum mempunyai program ekstra kurikuler diantaranya adalah pramuka, banjari, dan lukis. Kegiatan ekstra kurikuler pramuka dan lukis dipegang oleh kak Eko, sedangkan banjari atau samroh di pegang oleh ibu Alwi. Dalam hal kebersihan sekolah MI Darul Ulum mempunyai seorang pegawai yang bernama ibu Sumiyati.25

5. Keadaan tenaga guru, karyawan dan siswa objek penelitian

Sekolah MI Darul Ulum yang dipimpin oleh ibu Sri Rahayu,S.pd mempunyai dua belas tenaga pendidik untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar. Kesemuanya sudah sarjana. Semua guru atau pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah MI Darul Ulum berjalan dengan baik sesuai dengan tugas masing-masing. Kegiatan pengembangan diri juga berjalan dengan baik. Kegiatan Pramuka, samroh, melukis, dan ekstra olah raga juga berjalan dengan baik.

Proses pelaksanaan penelitian yang menjadi objek penelitian adalah siswa siswi kelas I. Siswa-siswi kelas I pada dasarnya adalah anak-anak yang aktif. Mereka berasal dari desa Mojosarirejo sendiri, meskipun demikian ada juga yang dari pemukiman perumahan.

       25


(59)

50   

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Implementasi strategi cooperative learning tipe teams games tournaments dalam pembelajaran tema 5 pengalamanku kelas 1 di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik

Implementasi strategi cooperative learning adalah salah satu tehnik terbaik bahkan merupakan strategi yang di anggap paling mengasyikkan, karena ia menggunakan games akademik dan juga pembelajaran teams. Teams Games Tournaments memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang kondusif. Siswa juga menyadari bahwa kompetisi adalah sesuatu yang akan mereka hadapi setiap saat, tetapi teams games tournament memberi mereka peraturan dan strategi bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari temannya. Mereka membangun sebuah ketergantungan atau kepercayaan diri dalam team asalkan mereka yang memberikan kesempatan itu memberikan kesempatan untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam tournaments.

Penelitian terhadap pembelajaran cooperative menemukan bahwa penghargaan kelompok merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran cooperative. Adalah penting penghargaan kelompok (teams) diberikan dengan cara-cara yang bervariasi dan bermanfaat. Hal ini akan memberi umpan balik yang positif bagi siswa.


(60)

51   

Kini para siswa sudah mulai asyik dan merasa enjoy dengan strategi cooperative learning bahkan mereka selalu bertanya kapan kita main games tounaments lagi. Ini menunjukkan bahwa mereka menikmati suasana permainan dan menyukai kesempatan rekognisi team mereka. Games itu sendiri menciptakan warna positif di dalam kelas karena kesenangan siswa terhadap permainan tersebut.

Guru perlu bertindak sebagai wasit untuk menyelesaikan ketidaksepakatan terhadap aturan dan jawaban, tetapi jika ada seorang guru yang berkeliling kelas dan langsung mengintervensi begitu masalah muncul, gangguan seperti ini akan berkurang. Struktur dan aturan permainan sangat menentukan warna dan membantu menjaga sikap positif.

Implementasi strategi cooperative learning membawa dampak positif bagi siswa maupun bagi guru.

Bagi siswa, antara lain;

1. Siswa tidak lagi merasa bosan di kelas karena banyaknya materi yang menjemukan

2. Siswa tidak lagi merasa malas belajar (menulis dan berhitung)

3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas


(61)

52   

5. Siswa mempunyai banyak pengalaman belajar dan bermain saat berinteraksi di kelas

6. Siswa lebih banyak menguasai dan memahami materi daripada sekedar hanya menghafalkan materi yang sudah di sampaikan oleh guru.

Bagi guru, antara lain:

1. Guru tidak lagi mengajar hanya dengan metode ceramah atau tanya jawab saja

2. Guru lebih bervariatif dalam mengajar

3. Guru lebih innovative dalam berstrategi di kelas terkait dengan penyampaian materi ajar

4. Guru lebih berwawasan dalam mencari solusi untuk memecahkan problematika di kelas.

5. Guru lebih bisa mengendalikan kelas dan lebih bisa memberikan semangat atau motivasi belajar terhadap siswanua.

6. Guru lebih bisa memberi pemahaman materi daripada hanya menghafalkan materi kepada siswa.

7. Guru bisa menghantarkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sangat diharapkan.


(62)

53   

B. Pembahasan dari masing-masing siklus

B.1. Siklus I

a. Tahap perencanan

Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus I direncanakan atas dua Sub.Tema. Sub.Tema I tentang pengalaman masa kecilku, dan Sub.Tema II tentang pengalamnku di sekolah. Setiap Sub.Tema akan dilaksanakan ke dalam enam pembelajaran, dengan disesuaikan pada pemetaan materi. Pertemuan akan dilaksanakan 4 x 35 menit ( 2 JP) untuk setiap harinya.

Adapun instrumen yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan siklus I antara lain adalah RPP siklus I(lembar terpisah), lembar kegiatan siswa, lembar observasi, lembar hasil belajar siswa

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah memberikan apersepsi oleh guru, yaitu memulai pertemuan dengan salam dan do’a. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam belajar agar kelak menjadi orang yang sukses. Guru juga menginformasikan pelajaran hari ini, tentang indikator, tentang tujuan pembelajaran, dan tentang strategi pembelajaran yang digunakan . Dalam hal ini akan menggunakan strategi cooperative learning tipe teams games


(63)

54   

tournaments. Siswa terlihat senang karena menganggap bahwa strategi yang dilaksanakan kali ini adalah suatu yang baru.

Kegiatan yang dilakukan pada inti pembelajaran adalah pertama guru memaparkan materi dengan menggunakan metode ceramah. Guru memberi rangsangan pembelajaran kepada siswa dengan menunjukkan gambar yang sesuai dengan tema. Kemudian membagi siswa menjadi tiga kelompok dengan cara mengurutkan nama pisang, semangka, durian secara urut, masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa yang tergabung dalam kelompok heterogen. Setelah semua siswa mendapatkan nama, masing-masing siswa yang mendapat nama pisang berkumpul menjadi satu, masing-masimg siswa yang mendapatkan nama semangka berkumpul menjadi satu, begitupun juga yang mendapatkan nama durian, mereka juga berkumpul menjadi satu. Setiap kelompok dipersiapkan untuk membuat yel-yel supaya lebih semangat dalam memulai aktifitas.

Setiap kelompok yang sudah terbentuk diberi materi diskusi untuk didiskusikan bersama. Dalam proses diskusi tersebut terdapat beberapa siswa yang tidak ikut serta mengerjakan dikarenakan ramai sendiri. Di kelompok pisang ada Jordan yang hanya berlarian kesana kemari. Di kelompok semangka ada Dirga dan Anggi yang asyik mengobrol sendiri. Di kelompok durian ada Ali yang selalu terlihat loyo dan ngantuk di kelas. Namun demikian mereka terlihat bersemangat mengikuti proses pelajaran. Selain itu siswa yang lain saling membantu antar anggota dalam


(64)

55   

membantu siswa yang mengalami kesulitan. Tiap-tiap anggota kelompok memastikan agar semua anggota dalam kelompoknya memahami dan menguasai pelajaran. Setelah proses diskusi kelompok ini selesai, maka kelas dibagi lagi menjadi tiga.

Bagi mereka yang mempunyai kemampuan tinggi, berkumpul dimeja I. Bagi mereka yang kemampuannya sedang berkumpul dimeja 2. Dan bagi mereka yang kemampuannya sedang berkumpul di meja 3. Kemudian guru bisa memulai permainan akademik (TGT). Guru menjelaskan tentang aturan main dalam games tersebut.

Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara diundi. Kemudian pemain yang menang undian , mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal di jawab secara mandiri oleh pemain dan penantang. Setelah mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam.

Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban yang benar, Jika semua pemain menjawab salah, maka kartu diberikan saja, dan apabila pemain atau penantang benar menjawab akan mendapatkan poin ( mendapatkan bintang emas yang dibuat sendiri oleh guru) dari kertas. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis terbaca oleh semua anggota kelompok searah jarum jam agar setiap


(65)

56   

peserta dalam satu meja tournament dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberi jawaban kepada peserta lain. Setelah permainan selesai siswa kembali ke kelompoknya masing-masing dan membawa point (bintang)

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pembelajaran adalah menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya, tetapi hanya tiga siswa yang bertanya. Cukup baik untuk pertemuan awalini. Sebagai penutup guru memberi motivasi kepada siswa untuk tetap semangat dalam belajar, sesekali siswa boleh diberi PR.

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti dan guru mata kelas berdiskusi bersama tentang kekurangan yang perlu diperbaiki, ataupun kelebihan yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanan pembelajaran pada siklus II.


(66)

57   

c. Tahap Pengamatan

Penelitan Tindakan Kelas ini akan dilakukan sebuah penelitian didalamnya olen peneliti yang juga bertindak sebagai guru untuk mengobservasi aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Baik dalam melakukan teams games, maupun proses yang diberikan oleh guru untuk dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu peneliti juga membangun motivasi siswa dengan memberikan pembelajaran melalui strategi games tournament agar siswa lebih bersemangat.dalam mengikuti pelajaran

Pemaparan hasil games tournamens diatas dapat diketahui kelompok terbaik dengan perolehan bintang paling banyak menjadi tim super. Perolehan bintang dengan skor urutan kedua menjadi tim pandai. Dan yang mendapatka poin paling sedikir menjadi tim baik. Perbedaan point tersebut disebabkan karena kurangnya kesempatan siswa pada setiap kelompok yang menyebabkan kelompok tidak berjalan dengan baik. Dalam hal ini yang tidak berjalan adalah saat berdiskusi dan saat menyelesaikan tugas/soal dari guru.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal postest dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah pembelajaran melalui strategi cooperatve learning tipe teams games tournaments pada tema 5 pengalamanku dilaksanakan dikelas I MI Darul Ulum Mojosarirejo Drijorejo Gresik


(67)

58   

Pengamatan Sikap Siklus I

No. Induk Nama siswa Kerjsm aktif M-hrg-i Tg.jab Mandr

B C B C B C B C B C

1. 1521 Ahmad ivan I. v v v v v

2. 1522 Ahmad revan N. v v v v v

3. 1523 Ceisya tegar R. v v v v v

4. 1524 Dirga bagus S v v v v v

5. 1525 Farikhatul laily v v v v v

6. 1526 Fatchul nuri salafi v v v v v

7. 1527 Fatku ramadani v v v v v

8. 1528 Iftida’ul khasanah v v v v v

9. 1529 Jamal baha’udin v v v v v

10 1530 Jordan tri andhika v v v v v

11 1531 Leyla nouriya E. v v v v v

12 1532 Maratus sholikhah v v v v v

13 1533 Moch.ali gunawan v v v v v

14 1534 Muhammad aditya v v v v v

15 1535 M. amilul kahfi v v v v v

16 1536 M.farel sistiawan v v v v v

17 1537 Nur azizah v v v v v

18 158 Rizky mutiara cinta v v v v v

19 1539 Sultan amir khulail v v v v v

20 1540 Yeni dwi ariyanti v v v v v


(68)

59   

Penilaian Presentasi Hasil Diskusi Siklus I

No. Induk Nama siswa Aspek Skor Nilai

1 2 3

1 1521 Ahmad ivan I B C C C C

2. 1522 Ahmad revan N. B C C C C

3. 1523 Ceisya tegar R. B B B B B

4. 1524 Dirga bagus s. C C C C C

5. 1525 Farikhatul laily C C C C C

6. 1526 Fatchul nuri salafi C C C C C

7. 1527 Fatku ramadani B C B B B

8. 1528 Iftida’ul khasanah C C B C C

9. 1529 Jamal baha’udin C C C C C

10. 1530 Jordan afghani C C B C C

11. 1531 Leyla nouriya E. B B B B B

12. 1532 Maratus sholikhah B C B B B

13. 1533 Moch.ali gunawan C C C C C

14. 1534 Muhammad aditya B C C C C

15. 1535 Muh. amilul kahfi B C C C C

16. 1536 Muh.farel sistiawan B C B B B

17. 1537 Nur azizah B B C B B

18. 1538 Rizky mutiara cinta B B C B B

19. 1539 Sultan amir khulail B C C C C

20. 1540 Yeni dwi ariyanti B B B B B


(69)

60   

Keterangan Aspek:

1 = Penampilan

2 = Sistematika penyampaian 3 = Penguasaan materi

Penilaian Membuat Karya Seni

No. Induk Nama aspek Skor nilai hasil produk dan performan Kera

pian

Kein Dahan

Warna

1. 1521 Ahmad ivan I B C C C C

2. 1522 Ahmad revan N. B C C C C

3. 1523 Ceisya tegar R. B B B B B

4. 1524 Dirga bagus s. C C C C C

5. 1525 Farikhatul laily C C C C C

6. 1526 Fatchul nuri salafi C C C C C

7. 1527 Fatku ramadani B C B B B

8. 1528 Iftida’ul khasanah C C B C C

9. 1529 Jamal baha’udin C C C C C

10. 1530 Jordan afghani C C B C C

11. 1531 Leyla nouriya E. B B B B B

12. 1532 Maratus Sholikah B C B B B

13. 1533 M.Ali Gunawan C C C C C

14. 1534 M. Aditya B C C C C


(70)

61   

16. 1536 M.Farel Sistiawan B C B B B

17. 1537 Nur azizah B B C B B

18. 1538 R. mutiara cinta B B C B B

19. 1539 Sultan Amir K. B C C C C

20. 1540 Yeni dwi ariyanti B B B B B

21. 1541 Anggi Arya S. C C C C C

Tabel I

Distribusi Hasil Postes Siklus I

No. Uraian Prestasi siswa

1. Nilai rata-rata tes formatif 68.20

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 5 3. Prosentase hasil ketuntasan belajar 27.76


(71)

62   

Tabel II

Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Selama Proses Pembelajaran TGT Siklus I

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4

1. Siswa duduk dimejanya saat pelajaran dimulai v

2. Siswa siap dengan buku atau kelengkapan alat tulis v

3. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru v

4. Interaksi antara guru dan siswa v

5. Siswa dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapatnya dalam kelompok

v

6. Siswa antusias menjawab pertanyaan dalam games tournament v

7. Siswa mengerjakan soal hasil postes v

8. Siswa mengumpulkan gasil jawaban postes v

9. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami.

v

10. Siswa lebih menguasai pembelajaran v

Keterangan: - 4 = sangat baik - 3 = baik - 2 = cukup - 1 = kurang


(72)

63   

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada siklus I dapat digambarkan bahwa persiapan siswa sebelum pelajaran dimulai secara umum baik. Pada saat berinteraksi di dalam pembelajaran masih sedikit siswa yang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, bahkan masih terlihat siswa yang hanya main sendiri.

Tabel III

Data Hasil Observasi Aktifkan Guru Selama Proses Pembelajaran TGT siklus I

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4

1. Guru menyampaikajuan pembelajaran v

2. Guru menyampaikan apersepsi berupa motifasi yang tepat sesuai dengan pemetaan materi

v

3. Penjelasan materi yang jelas dan runtut v

4. Penggunaan suara yang jelas v

5. Mimik dan gaya guru dalam mengaja v

6. Perhatian guru menyeluruh untuk semua siswa v

7. Pengelolaan kelas. v

8. Penampilan guru rapi dan mengesankan v

9. Pertanyaan guru diajukan ke seluruh kelas v

10. Pertanyaan guru jelas dan tidak membingungkan siswa v

11. Pertanyaan guru sesuai dengan konteks pembelajaran v

12. Guru memberi penguatan yang tepat pada siswa v


(1)

77   

d. Tahap Refleksi

Pada saat guru menyampaikan bahwa siswa akan belajar dengan menggunakan Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games

Tournaments, siswa dengan rasa semangat menyambut dengan sorak

tepuk tangan dan mengapresiasikan dirinya dalam menjalankan perintah guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Ketika guru meminta siswa untuk berkelompok, siswa tidak lagi merasa bingung dalam menempatkan dirinya dalam kelompok, hal ini disebabkan mereka sudah terbiasa membentuk kelompok serta mendengarkan dengan seksama penjelasan guru terkait dengan prosedur yang sudah dipaparkan. Oleh karena itu pada siklus II ini, guru menjelaskan prosedur diskusi dengan jelas dan bertanya kepada siswa mungkin ada yang belum mengerti akan hal tersebut. Siswa sudah lebih cepat memahami maksud dan tujuan pembelajaran.

Siswa berdiskusi dalam kelompok sudah baik, guru lebih sering memantau diskusi siswa. Diskusi kali ini tidak monoton hanya siswa yang pandai saja yang aktif, tapi siswa yang kurang pandai juga sudah ikut bicara secara aktif dalam kelompok. Hal ini bisa menjadi catatan bahwa dalam siklus II dengan Strategi Cooperative Learning tipe

Teams Games Tournaments bisa membantu mencapai tujuan yang di


(2)

78   

e. Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Strategi

Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) materi

pembelajaran tema 5 Pengalamanku yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa penerapan Strategi

Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) berjalan

dengan baik melalui perbaikan-perbaikan pada tiap siklus.

Pada siklus I penerapan pembelajaran dengan memberikan motivasi sudah dapat dilakukan dengan baik, tetapi siswa tidak begitu cekatan dalam membentuk kelompok, itu dikarenakan metode yang digunakan masih baru bagi mereka. Dalam proses pembelajaran dengan Strategi

Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) siswa dapat

berbagi pengalaman dan saling memberikan motivasi antar individu.

Pada siklus II siswa mulai termotivasi kembali untuk saling berbagi pengetahuan dan berlomba untuk mendapatkan nilai skor kelompok terbaik dikarenakan mereka sudah mengenal Strategi Cooperative

Learning tipe Teams Games Tournament (TGT). Selain itu siswa dapat


(3)

79   

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pelajaran tema 5 Pengalamanku kelas I di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Strategi Cooperative

Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada tema 5 Pengalamanku kelas I di MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik. Pembelajaran dengan strategi ini memiliki prosedural baik secara implisit maupun secara eksplisit yang memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir.

Proses belajar mengajar dapat dilihat dari aktifitas siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan meningkatnya hasil belajar mengajar diatas, maka secara langsung hasil belajar siswapun meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai perolehan siswa pada postes hasil belajar dari 68.20 pada siklus I yang secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM. Namun pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 80.50, sehingga dapat dikatakan bahwa Implementasi Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games


(4)

80   

BAB V

PENUTUP

Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan peneliti selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan, maka peneliti menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Kesimpulan:

a) Implementasi Strategi Cooperatve Learning tipe Teams Games

Tournaments dilakukan peneliti melalui dua siklus. Siklus I, meliputi

pembelajaran sub. Tema 1 dan sub. Tema 2. Dalam siklus 1 belum mendapatkan hasil yang optimal, sehingga peneliti menganggap penting untuk melaksanakannya pada siklus II. Adapun pembelajaran pada siklus II adalah sub.tema 3 dan sub.tema 4. Hasilnya, Implementasi Strategi

Cooprative Learning tipe Teams Games Tournaments sangat diminati

peserta didik dan dapat dipakai sebagai solusi untuk memecahkan problematika pembelajaran yang terjadi dikelas 1 MI Darul Ulum Mojosarirejo Driyorejo Gresik


(5)

81   

2. Saran

Strategi Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments telah di

implementasikan ke dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 terutama pembelajaran di kelas 1 secara jelas, namun karena kurikulum 2013 tergolong baru, maka masih di mungkinkan banyak kekurangannya, baik secara penguasaan materi maupun hal lainnya, untuk itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis sajikan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, bagi pembaca, dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Trianto.Model Pembelajaran Innovatif berorentasi Kontruktivisme, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007) hal:2

Hendrat Sutopo,Wasti Sumanto. Pembinaan dan Perkembangan Kurikulum, (Jakarta Bumu Aksara,1993) hal:2

Amri Sofyan (2010) Proses Pembelajaran Kreatif dan Innovatif dalam Kelas. (Jakarta:Prestasi Pustaka,2008) hal:64 Rineka Cipta,2006) hal:97 Sudjana. Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung:Pustaka Martiana,1988) hal:131

Robert E.Slavin. Cooperative Learning, (Jakarta:Nusa Media,2008) hal:163

Arifin Zainal (2011) Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011) hal : 139

P.Joko Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

The Effectiveness of Using Teams Games Tournaments (TGT) in Teaching Reading of Narrative Text, (A Quasi-Experimental Study at the Second Year Students of SMPN I Pakuhaji)

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV C SD NEGERI 01 METRO UTARA

0 15 93

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV C SD NEGERI 01 METRO UTARA

0 10 167

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA ALAM.

0 2 40

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI MADRASAH IBTYDAI’IYAH DARUL ULUM MOJOSARIREJO GRESIK.

0 0 98

Keywords :Teams Games Tournaments type, Learning outcomes PENDAHULUAN - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2008/200

0 0 8