Pendidikan Anak Usia Dini modul (1)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang memberikan
pengasuhan, perawatan, dan pelayanan kepada anak Usial Lahir sampai 6 tahun. Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki sekolah dasar dan kehidupan tahap berikutnya.
Salah satu pemenuhan hak pendidikan sejak dini pada usia 3-5 tahun yang kemudian
dilakukan masyarakat dan pemerintah yaitu program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Didalam pelaksanaannya, setiap kelurahan yang ada di Indonesia didorong untuk memiliki
minimal satu PAUD. PAUD merupakan alternatif pemenuhan hak pendidikan selain Taman
Kanak-Kanak (TK) .
Pada penyelenggaraan PAUD, jenis pendidikan ini tidak menggunakan kurikulum
baku dari Depdiknas, melainkan menggunakan rencana pengajaran yang disebut Menu Besar.
Menu Besar ini mencakup pendidikan moral dan nilai keagamaan, fisik/motorik, bahasa,
sosial-emosional dan seni. Panduan dalam Menu Besar ini akan dikembangkan oleh tiap
PAUD, berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing-masing PAUD.
a. Penanggungjawab
b. Tujuan

: Emia Lisa Br Bangun (130511228)

: Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu

anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta
mengarungi kehidupan di masa dewasa dan untuk membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Pendidikan anak usia dini
(PAUD) merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam
pembangunan sumber daya manusia. Tidak mengherankan apabila banyak negara
menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini dan
dalam pelaksanaannya diperlukan sinergitas antara tenaga pengajar, tenaga penyerta
dan anak didik demi mendapatkan hasil yang maksimal.
c. Sasaran
: Anak usia dini di Pedukuhan Karanganyar

d. Waktu Pelaksanaan

: Sosialisasi

: 01 April , 20 Mei 2017


Pelaksanaan
Evaluasi
Tempat
e.

: Selasa, 11 Juli, Kamis, 13 Juli, Sabtu,
15 Juli 2017
: Juli
: Sekolah PAUD di Pedukuhan

Karanganyar
Materi
1) Pengenalan Diri Sendiri
Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan konsep diri. Bermain
mendukung anak untuk tumbuh serta mandiri dan memiliki kontrol atas
lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru,
bereksplorasi, meniru, dan mempraktikan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah
langkah dalam membangun ketrampilan menolong dirinya sendiri, ketrampilan ini
membuat anak merasa kompeten.
2) Pengenalan perasaan

Pengenalan perasaan termasuk perkembangan emosi. Melalui bermain anak dapat
belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif.
Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka
sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup.
3) Pengenalan Gerak
Pengenalan berbagai gerak bertujuan untuk membantu memaksimalkan
perkembangan fisik. Bermain dapat memacu perkembangan perseptual motorik
pada beberapa area, yaitu : (1) koordinasi mata-tangan atau mata-kaki, seperti saat
menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secara visual, melempar,
menangkap, menendang, (2) kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh
ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkat, bergulingguling, merayap dan merangkak, (3) kemampuan bukan motorik kasar (statis)
seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok,
duduk, berdiri, bergoyang, (4) manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan
kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk
memulai, berhenti, mengubah petunjuk.
4) Mengembangkan Komunikasi
Mengembangkan komunikasi dapat dilakukan dengan membantu anak dalam
meningkatkan kemampuan berbahasanya. Bermain merupakan alat yang paling
kuat untuk membelajarakan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi
inilah anak dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan

serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan
anakanak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan. Seperti ketika anak

bermain boneka dengan temannya, mereka secara spontan akan berbicara atau
berkomunikasi dengan temannya. Boneka sebagai anaknya, kemudian ada yang
dijadikan ibu dan sebagai bapak. Secara spesifik, bermain dapat memajukan
perkembangan dari segi komunikasi berikut ini : (1) bahasa reseptif (penerimaan),
yaitu mengikuti petunjukpetunjuk dan memahami konsep dasar, (2) bahasa
eksresif, yaitu kebutuhan mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan katakata, frase-frase, kalimat, berbicara secara jelas dan terang, (3) komunikasi non
verbal, yaitu penggunaan komunikasi kongruen, ekspresi muka, isyarat tubuh,
isyarat tangan, (4) memori pendengaran, yaitu memahami bahasa berbicara dan
membedakan bunyi.
f. Metode Penyampaian
Menggunakan berbagai macam metode yaitu :
1) Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau
memberikan Penjelasan tentang suatu cerita kepada anak secara lisan.
2) Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dimana
anak memberikan perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya.

Misalnya, balon ditiup, warna yang dicampur, air dipanaskan, tanaman disiram
dan tidak disirami dan lainlain.
3) Metode Trip study/ karyawisata
Metode yang dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi obyek-obyek yang
sesuai dengan teman.
4) Metode Proyek
Metode Proyek adalah cara memberikan kesempatan kepada anak untuk
menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan
melalui bebagai kegiatan.
5) Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan cara menunjukkan
cara atau memperagakan suatu cara atau suatu ketrampilan. Tujuannya agar anak
dapat memahami dan dapat melakukan dengan benar, misalnya mengupas buah,
memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna, meniup balon kemudian
melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan lain-lain.
6) Metode Sidodrama atau Bermain Peran
Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada anak melalui
bermain peran, yakni anak diminta memainkan peran tertentu dalam suatu
permainan peran. Misalnya, bermain jual beli sayurmayur, bermain menolong
orang yang jatuh, bermain menyayangi keluarga dan lain-lain.