ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN PEN
ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN
DENGAN PENGOLAHAN INTFORMASI
UNTUK MENINGKATKAN PANGSA
PASAR TAKSI EXPRESS DI JAKARTA
Tim Gamus
Choirul Rizal Fauzi
1203120104
Muhammad Rizqi Arfian
1203124171
Rezza Dwi Rachmanta
1204124155
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
2014
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Sebagai suatu kota metropolitan tersibuk di Indonesia, ditambah
dengan para pekerja dari daerah terdekat, Jakarta memiliki potensi yang
sangat besar untuk mengembangan trasportasi umumnya, khususnya
taksi. Melihat tingkat perputaran uang dikota Jakarta yang juga menjadi
ibukota Indonesia ini mencapai 82% lebih, tak ayal setiap hari
sedikitnya terdapat 0,2% pertumbuhan masyarakat yang melakukan
aktivitas ekonominya di sini. Ditambah kepadatan penduduk wilayah
Jakarta dan sekitarnya tiap tahun semakin bertambah dan berbanding
lurus dengan kebutuhan akan mobilitas dari satu tempat ketempattempat lain. Hal ini dibuktikan dengan kepadatan di jam-jam sibuk
meningkat hingga 35% dan pertumbuhan kendaraan bermotor melibihi
angka 11% per tahun selama dua tahun terakhir dan angka tersebut akan
diprediksi meningkat seiring dengan banyaknya arus urbanisasi ke
wilayah Jabodetabek. (Sember: kasus bisnis Express Now, PPM)
Tidak memadainya trasportasi umum yang aman dan nyaman
sebagai media para pekerja ataupun para profesional yang enggan
mengendarai mobil pribadinya dengan tetap memungkinkan meraka
dapat bekerja walau sedang di jalan menjadikan taksi menjadi pilihan
tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tingginya peluang bisnis taksi didorong dengan tingkat
keamanan dan kenyamanan yang sulit didapat dari moda trasportasi
umum lain diprediksi akan meningkatkan jumlah permintaan akan
pelayanan taksi. Potensi dari industri yang cukup menjanjikan ini
mendorong para munculnya gerakan prograsid dari perusahaan taksi
dalam beberapa tahun kedepan.
PT Express Transindo Utama Tbk adalah operator taksi
terkemuka di Indonesia khususnya wilayah Jabodetabek. Taksi Ecpress
mulai beroperasi pada bula Desember 1989 dengan jumlah armada 20
unit dan dalam tempo dua tahun, pada tahun 1991 jumlah armada
menjadi 500 unit taksi dan terus bertambah tingkat pertumbuhanya
2
hingga akhir tahun 2014 ini akan menambah armada 2.000 unit taksi
sehingga total armada yang dimiliki menjadi 12.000 unit taksi (Sember:
kasus bisnis Express Now, PPM). Melihat perkembangan dan potensi
yang masih sangat memungkinkan ini, PT Express Transindo Utama
Tbk bertekat untuk selalu hadir disaat yang dibutuhkan dengan cara
memudahkan penumpang mengakses informasi sekaligus memesan
Express taksi yang ada di lokasi terdekat saat itu juga. Lahirnya aplikasi
Express Now menjadi salah satu bentuk inovasi yang diharap mampu
menekan kompetitor terdekat Express taksi. Namun sayangnya
tampilan antar muka yang sangat nyaman dan informatif ini
kurang berguna ketika penumpang sendiri tidak tahu akan
aplikasi tersebut.
Dalam kasus ini kami mencoba menganalisis dan mengajukan
rekomendasi strategi komunikasi pemasaran, yaitu proses promosi dan
pengolahan informasi ke konsumen dengan beberapa pendekatan
SWOT dengan menyesuaikan teori-teori promosi yang ada.
3
DENGAN PENGOLAHAN INTFORMASI
UNTUK MENINGKATKAN PANGSA
PASAR TAKSI EXPRESS DI JAKARTA
Tim Gamus
Choirul Rizal Fauzi
1203120104
Muhammad Rizqi Arfian
1203124171
Rezza Dwi Rachmanta
1204124155
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
2014
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Sebagai suatu kota metropolitan tersibuk di Indonesia, ditambah
dengan para pekerja dari daerah terdekat, Jakarta memiliki potensi yang
sangat besar untuk mengembangan trasportasi umumnya, khususnya
taksi. Melihat tingkat perputaran uang dikota Jakarta yang juga menjadi
ibukota Indonesia ini mencapai 82% lebih, tak ayal setiap hari
sedikitnya terdapat 0,2% pertumbuhan masyarakat yang melakukan
aktivitas ekonominya di sini. Ditambah kepadatan penduduk wilayah
Jakarta dan sekitarnya tiap tahun semakin bertambah dan berbanding
lurus dengan kebutuhan akan mobilitas dari satu tempat ketempattempat lain. Hal ini dibuktikan dengan kepadatan di jam-jam sibuk
meningkat hingga 35% dan pertumbuhan kendaraan bermotor melibihi
angka 11% per tahun selama dua tahun terakhir dan angka tersebut akan
diprediksi meningkat seiring dengan banyaknya arus urbanisasi ke
wilayah Jabodetabek. (Sember: kasus bisnis Express Now, PPM)
Tidak memadainya trasportasi umum yang aman dan nyaman
sebagai media para pekerja ataupun para profesional yang enggan
mengendarai mobil pribadinya dengan tetap memungkinkan meraka
dapat bekerja walau sedang di jalan menjadikan taksi menjadi pilihan
tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tingginya peluang bisnis taksi didorong dengan tingkat
keamanan dan kenyamanan yang sulit didapat dari moda trasportasi
umum lain diprediksi akan meningkatkan jumlah permintaan akan
pelayanan taksi. Potensi dari industri yang cukup menjanjikan ini
mendorong para munculnya gerakan prograsid dari perusahaan taksi
dalam beberapa tahun kedepan.
PT Express Transindo Utama Tbk adalah operator taksi
terkemuka di Indonesia khususnya wilayah Jabodetabek. Taksi Ecpress
mulai beroperasi pada bula Desember 1989 dengan jumlah armada 20
unit dan dalam tempo dua tahun, pada tahun 1991 jumlah armada
menjadi 500 unit taksi dan terus bertambah tingkat pertumbuhanya
2
hingga akhir tahun 2014 ini akan menambah armada 2.000 unit taksi
sehingga total armada yang dimiliki menjadi 12.000 unit taksi (Sember:
kasus bisnis Express Now, PPM). Melihat perkembangan dan potensi
yang masih sangat memungkinkan ini, PT Express Transindo Utama
Tbk bertekat untuk selalu hadir disaat yang dibutuhkan dengan cara
memudahkan penumpang mengakses informasi sekaligus memesan
Express taksi yang ada di lokasi terdekat saat itu juga. Lahirnya aplikasi
Express Now menjadi salah satu bentuk inovasi yang diharap mampu
menekan kompetitor terdekat Express taksi. Namun sayangnya
tampilan antar muka yang sangat nyaman dan informatif ini
kurang berguna ketika penumpang sendiri tidak tahu akan
aplikasi tersebut.
Dalam kasus ini kami mencoba menganalisis dan mengajukan
rekomendasi strategi komunikasi pemasaran, yaitu proses promosi dan
pengolahan informasi ke konsumen dengan beberapa pendekatan
SWOT dengan menyesuaikan teori-teori promosi yang ada.
3