PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal vital yang mana semua orang harus memperolehnya guna menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman yang menuntut semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal. Pembangunan suatu negara diawali dengan pembentukan karakter pribadi seseorang, dimana karakter pribadi seseorang dapat ditentukan oleh pendidikan yang didapatkan. Pentingnya pendidikan untuk pembangunan nasional adalah untuk membentuk dan mempersiapkan manusia-manusia yang bermutu, bermartabat dan siap memberi inovasi-inovasi baru untuk memajukan negara.

Berbagai program telah di lakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada berbagai lembaga-lembaga pendidikan dengan tujuan agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas manusia yang dapat memberi pengaruh positif untuk negara. Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dinyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, juga untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Mulyasa, 2007:21).

Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan harus bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai perspektif global dalam cara berpikir dan dalam bertindak dapat secara lokal (Nursid, 2009:78).

Untuk dapat mewujudkan tujuan nasional dalam pendidikan maka sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi, dimana prestasi setiap siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa. salah satu hal yang memiliki peranan penting untuk dapat menghasilkan siswa-siswa berprestasi adalah dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas belajar yang ada di sekolah yang merupakan tempat berjalannya proses belajar mengajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:84), Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboraturium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain. Dilihat dari pendapat tersebut fasilitas belajar memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan agar dapat menghasilkan siswa yang berkualitas. Adanya fasilitas belajar memang sangat membantu dalam peningkatan hasil belajar siswa, namun tidak secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini hasil belajar siswa di sekolah, fasilitas belajar juga harus di manfaatkan semaksimal mungkin agar tujuan pendidikan dapat diraih. Tersedianya fasilitas belajar tapi tidak dimaksimalkan dengan baik oleh guru maupun siswa pada akhirnya jelas tidak akan memberi pengaruh positif untuk hasil belajar siswa.

SMK Negeri 3 Tondano sebagi objek penelitian yang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah salah satunya. Dengan adanya berbagai fasilitas belajar yang sudah tersedia, diharapkan setiap fasilitas belajar yang ada mampu dimaksimalkan dengan baik agar dicapainya prestasi yang baik dalam hal ini hasil belajar siswa, namun pada kenyataannnya nilai rata-rata hasil evaluasi dari 40 siswa yang dijadikan sampel penelitian ini hanya 72,6 atau di bawah standar ketuntasan minimum yakni 76. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut dimana salah satunya penggunaan fasilitas belajar yang belum maksimal. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar, guru sebagai pengajar mempunyai kewajiban untuk dapat menggunakan setiap fasilitas yang ada, dimana dengan menggunakan fasilitas belajar guru lebih mudah menyampaikan materi ataupun memberikan praktek kepada siswa dan siswa juga lebih mudah menerima setiap materi yang diberikan guru. Kesadaran siswa juga harus diperhatikan, siswa diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas belajar yang ada tanpa harus menunggu perintah guru.

Berkaitan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka penggunaan fasilitas belajar secara maksimal dapat menjadi salah jalan agar tujuan tersebut dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMK N 3 Tondano”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

  • Guru kurang menggunakan fasilitas belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar.

  • Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan setiap fasilitas belajar yang ada.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini di batasi pada faktor pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui adakah pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMK N 3 Tondano”.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka adapun manfaat yang akan diperoleh yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Memberi masukan kepada guru dan siswa agar dapat memanfaatkan fasilitas belajar yang ada agar bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

    1. Fasilitas Belajar

      1. Pengertian Fasilitas Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. (Kamus Besar Indonesia, 2001:314).

Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Widjaya (1994:92), “proses belajar mengajar akan berjalan lancar jika ditunjang oleh sarana yang lengkap, dari gedung sekolah sampai sarana yang dominan yaitu alat peraga”.

Menurut Muhroji (2004:49), “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, effektif, dan efisien”.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak bergerak serta uang (pembiayaan) yang dapat mempermudah, memperlancar, mengefektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar.

b. Peranan Fasilitas Belajar

Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya”.

Lebih lanjut Mohamad Surya (2004:80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus, sekolah ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil belajar”.

Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik jika didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi yang baik sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.

c. Jenis-jenis Fasilitas Belajar

Menurut The Liang Gie (2002:47), fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana aktivitas belajar itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu fasilitas belajar di sekolah dan fasilitas belajar di rumah.

Menurut Oemar Hamalik (2003:102), terkait fasilitas belajar sebagai unsur penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar”.

Menurut Mulyani dalam Suharsismi dan Lia (2008:116), “Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistemik dengan cara tertentu untuk digunakan siswa dan guru sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program belajar dan mengajar.

Dari paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli dapat di tarik sebuah kesimpulan mengenai jenis-jenis fasilitas yang secara umum dapat mempengaruhi sebuah kegiatan belajar serta dapat membantu proses kelancaran belajar diantaranya adalah:

        1. Fasilitas Belajar Di Sekolah

          1. Gedung Sekolah

Gedung sekolah menjadi sentral perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan menganggap sekolah tersebut sebagai sekolah yang ideal.

b. Ruang Belajar

Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang belajar yang efektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan.

Secara ideal menurut Oemar Hamalik (2003:56) Ruang belajar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • Pencahayaan serta ventilasi yang baik, karena ruang demikian akan terasa besar bantuannya dalam kebiatan belajar. Sebaliknya ruang yang gelap atau memerlukan penerangan pada siang hari dan pengap tentunya kurang baik bagi kesehatan dan sedikit-banyak kurang menunjang kepentingan belajar.

  • Jauh dari hiruk-pikuk jalan raya atau keramaian kota, karena hal itu akan mengganggu konsentrasi anak dalam belajar. Menempati ruang yang tenang dan jauh dari kegaduhan lebih mendukung anak dalam belajar.

  • Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan ruangan agar ruangan sedap dipandang mata.

  • Lingkungan tertib dan aman, karena lingkungan yang kurang aman akan turut mengganggu konsentrasi belajar, bahkan secara fisik mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  • Menciptakan situasi ruang belajar yang nyaman, hal terebut dirasa penting guna membantu ketenangan dan kesenangan belajar serta kenyamanan akan membawa kejernihan suasana dan mempengaruhi pula prilaku dan sikap.

  • Ukuran ruang cukup memadai untuk kegiatan belajar, ukuran ruang kelas hendaknya disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat effektif untuk belajar mengajar sehingga daya serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik.

  • Cat tembok, meski tergolong sesuatu yang bersifat subjektif namun hendaknya pemilihan warna jangan yang bersifat mencolok.

  • Atur ruangan agar serasi terhadap penempatan meja dan kursi serta peralatan-peralatan lain, dan jangan biarkan terkesan semrawut dan berantakan karena akan mempengaruhi motif belajar.

c. Alat Bantu Belajar dan Media Pengajaran

Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna meningkatkan efisiensi dalam belajar, sedangkan media pengajaran dapat diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah mengerti bahan pelajaran yang disajikan.

Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila penggunaan media tidak tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus terampil memilih media pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam menunaikan tugasnya.

Beberapa media yang dapat digunakan dalam proses belajar antara lain:

  • Media grafis atau media visual. Dalam media ini pesan-pesan dapat di sampaikan atau dituangkan dalam bentuk Simbol-simbol komunikasi. Contohnya : Wallchart, Gambar, Slide.

  • Media audio dan audio-visual. Media audio adalah media yang berhubungan dengan pendengaran, sedangkan media audio-visual adalah media yang menggabungkan unsur yang bersifat pendengaran (bunyi) dan penglihatan (grafis) secara bersamaan. berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran yang akan disampaikan, dituangkan kedalam lambang-lambang audio baik bersifat verbalis. Contohnya: Radio, rekaman, film, video, program televisi.

  • Media proyeksi. Media proyeksi adalah media baik bersifat visual ataupun audio visual. Media ini interaksinya harus di proyeksikan dengan proyektor terlebih dahulu agar pesan dapat dilihat oleh siswa. Yang termasuk dalam media ini adalah, film bingkai, Overhead projector (OHP) dan transparansi, serta proyektor digital.

  • Objek (benda sebenarnya) dan Model serta media-media lain.

d. Perpustakaan sekolah

Menurut The Liang Gie (2004:89), “perpustakaan adalah sebuah bangunan gedung yang isinya berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai sumber pengetahuan seperti film, chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh para pengguna. Dengan demikian perpustakaan berfungsi sebagai sumber informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah siswa dalam mengakses sumber belajar”.

e. Alat-alat tulis

Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang dibutuhkan. Semakin lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan belajarnya akan terlambat. Alat-alat tulis tersebut adalah berupa: buku tulis, pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain yang berhubungan secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.

f. Buku Pelajaran

Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku yang dapat menunjang dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa antara lain:

  • Buku pelajaran wajib. Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang dipelajari oleh peserta didik.

  • Buku kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan kamus-kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang dipelajari.

  • Buku tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

g. Fasilitas-fasilitas lain

Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas, adapula hal-hal lain yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang, pembiayaan atau kesanggupan pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga beberapa fasilitas lain seperti: rak buku, tas sekolah, transportasi, dan lain-lain.

2. Fasilitas belajar di rumah

Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari atau rak buku, ruangan, alat-alat tulis dan gambar serta penerangan. Mengenai prasayarat yang harus di penuhi terkait fasilitas belajar dirumah agar dikatakan baik bisa juga mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah seperti halnya mengenai ruangan.

Dilihat dari pendapat para ahli, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan proses belajar mengajar meliputi:

  • Keadaan dan ketersediaan tempat belajar.

  • Kelengkapan.

  • Alat bantu belajar.

  • Peralatan perlengkapan belajar.

  • Perpustakaan.

  • Kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses belajar siswa.

    1. Hasil Belajar

      1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha untuk merubah tingkahlaku, belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya (Sutikno 2013:3). Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008:141), “Prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan”. Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000:7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) Menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan tingkah laku (Aunarrahman 2012:36).

Dari penjelasan beberapan ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah sejauh mana penguasaan materi pembelajaran dikarenakan adanya proses perubahan sikap dan perilaku siswa dalam berbagai aspek yang ditekuninya sehingga terjadi suatu perbedaan yang jelas antara sebelum siswa tersebut belajar dan sesudah belajar.

b. Klasifikasi Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Nurgiyanto Burham (2012:57-60) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatan aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian dan karaterisasi nilai.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks keterampilan pada dasar kemampuan perceptual, kemampuan dibidang fisik, gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpreatif.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan guru. Interaksi antara antara siswa dan guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Chatib (2012:170), hasil belajar seseorang dapat dimaknai sebagai perubahan perilaku anak, perubahan pola pikir anak, dan membangun konsep baru. Menurut Nasution (1994:73), ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar seseorang, yaitu:

  • Tingkat intelegensi seorang siswa.

  • Cara belajar yang cepat.

  • Konsentrasi dalam menerima materi dalam kelas.

  • Penggunaan metode yang didapat dari guru.

  • Penerapan keterampilan-keterampilan mengajar oleh guru.

  • Fasilitas yang memadai seperti buku-buku, gedung sekolah, perpustakaan, dan laboratorium.

  • Pemberian motivasi oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar merupakan suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (Suprayekti, 2003:4). Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai dari hasil proses pembelajaran yang didapatkan.

Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid dan Mansyur, 2008:67). Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu :

1. Faktor bahan atau hal yang dipelajari

Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat sesuai dengan yang diharapkan.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial, yang dimaksud dengan lingkungan alami dan sosial adalah sebagai berikut:

  • Lingkungan alami: Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan lingkungan disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti temperatur udara dan kelembaban. Meski tidak begitu berpengaruh tapi belajar dengan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam kondisi pengab dan udara panas.

  • Lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar siswa. Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan dan dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar mandir didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.

3. Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan pemanfaatannya telah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang, faktor ini dapat berupa:

  • Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat praktikum.

  • Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program, peraturan dan pedoman pembelajaran.

4. Faktor kondisi individu siswa

Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu:

  • Kondisi Fisiologis: Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran seorang siswa. Seorang siswa yang dalam kondisi bugar jasmaninya akan berlainan dengan belajarnya siswa yang dalam keadaan kelelahan. Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan pendengaran.

  • Kondisi Psikologis: Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif (Suryasubrata, 1989:113)

B. Kerangka Berpikir

Kelengkapan fasilitas belajar dengan hasil belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan. fasilitas belajar adalah segala macam benda yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan belajar mengajar yang diciptakan dengan sengaja untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pendayagunaan fasilitas belajar memiliki arti yang sangat penting untuk melengkapi dan memperkaya ilmu. Adanya fasilitas belajar juga menguntungkan bagi guru dan siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi. Dengan menggunakan fasilitas belajar secara maksimal, mereka akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan dan kemauan siswa dalam menggunakan fasilitas belajar yang ada maka semakin baik pula prestasi belajarnya.

C. Hipotesis Penelitian

  • H0 = Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

  • Ha = Terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2003:14). Menurut Fraenkel dan Wallen (2008:328), Penelitian korelasional atau korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).Variabel bebas (X) adalah “Fasilitas Belajar” sedangkan variabel terikat (Y) adalah “Hasil Belajar”.

X

Y

Y


Gambar 3.1 Variabel Penelitian

Dimana :

X = Fasilitas Belajar

Y = Hasil Belajar

Adapun definisi yang dimiliki oleh setiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien. Dengan indikator sebagai berikut:

  • Komputer

  • Laboratorium komputer

  • Perpustakaan

  • Media LCD

  • Ruangan kelas

  • Fasilitas di dalam kelas

  • Buku

  • Internet

2. Variabel Terikat (Y) Hasil Belajar

Dokumentasi nilai hasil evaluasi mata pelajaran perakitan komputer 40 siswa kelas X TKJ SMK NEGERI 3 TONDANO.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti. Riduwan dan Akdon (2008:237) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, berdasarkan penggolongan populasi di atas maka termasuk populasi yang terhingga yaitu populasi yang memiliki elemen atau unsur dengan jumlah tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa X, XI, dan XII TKJ SMK NEGERI 3 TONDANO yang berjumlah 121 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2007:56). Mengenai penentuan sample penelitian ini, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dilihat dari hal-hal berikut:

  • Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana,

  • Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan

  • Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. jika sample besar, hasilnya akan lebih baik dan lebih akurat.

Dalam penelitian ini untuk teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan proporsif random sampling. Jadi jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 40 siswa Kelas X TKJ SMK N 3 TONDANO.

D. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK N 3 TONDANO

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 hingga Juni 2014.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket (questioner) dan dokumentasi, instrument angket untuk fasilitas belajar (variabel bebas), dokumentasi hasil evaluasi mata pelajaran perakitan komputer untuk hasil belajar (variabel terikat).

1. Pengumpulan Data Variabel (X) Fasilitas belajar

Instrumen fasilitas belajar siswa dikembangkan dengan cara menyusun butiran-butiran yang berpatokan pada indikator-indikator fasilitas belajar. Instrumen fasilitas belajar disusun berdasarkan landasan teoritis sebanyak 20 butir pernyataan dengan menggunakan skala linkert yang terdiri dari empat alternatif pilihan. Skala ini skor untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pilihan Jawaban Angket dan Skor

Pilihan

Jawaban

Skor

A

Sangat Setuju

4

B

Setuju

3

C

Tidak Setuju

2

D

Sangat Tidak Setuju

1

Sedangkan untuk pernyataan negatif diskor sebaliknya, berlawanan dengan pernyataan positif.

Setelah diujicobakan dan dianalisis, pada instrument terdapat 17 butir soal valid dan reliabel. Instrumen dapat dilihat pada lampiran 1, untuk pengujian validitas instrumen fasilitas belajar dapat dilihat pada lampiran 2 dan uji reliablitas kedua variabel terdapat pada lampiran 3.

2. Pengumpulan Data Variabel (Y) Hasil Belajar

Dokumentasi dari hasil belajar berupa hasil evaluasi pada mata pelajaran perakitan komputer siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Tondano.

F. Teknik Analisa Data

Untuk menguji hipotesis pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan korelasi sederhana antara X terhadap Y.

1. Teknik Analisis Regresi Sederhana

Teknik analisis regresi sederhana (Sugiyono, 2012:262) adalah sebagai berikut:

Dimana:

= Bilangan Konstanta

= Koefisien Regresi

= Variabel prediksi hasil belajar

= Variabel Independen Fasilitas belajar

Koefisien dan dapat dicari dengan rumus:

2. Teknik Korelasi Sederhana

Teknik korelasi (Person Product Moment Corelation) dari Sugiyono (2012:255):

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

(jumlah sampel)

Tujuan dari kedua analisis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam menggambarkan hasil penelitian angka.

Untuk menguji signifikan dari koefesien korelasi digunakan uji t (Sugiyono, 2012:259), dengan rumus sebagai:

Dimana:

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Penelitian Dan Analisis Data

Sebagaimana telah dikemukakan pada uraian sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat korelasional dalam arti memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa dengan mengumpulkan data dengan teknik angket dan teknik pengambilan dokumentasi yang kemudian diolah untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y dengan menggunakan pengujian korelasi dan pengujian regresi.

Dalam penelitian ini, penulis telah mengumpulkan sebanyak 40 angket sebagai data penggunaan fasilitas belajar (variabel X) dan dokumentasi data hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran perakitan komputer untuk hasil belajar (variabel Y) yang kemudian diproses sebagai berikut:

  • Daftar pertanyaan (angket) yang diedarkan terdiri dari 20 pertanyaan yang mengarah pada penggunaan fasilitas belajar (variable X). hasil skor instrument setiap individu selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

  • Untuk variabel Y diambil dari hasil evaluasi sampel 40 siswa pada mata pelajaran perakitan komputer. Dokumentasi hasil evaluasi dapat dilihat pada lampiran 1.

Berdasarkan pedoman dan hasil pengumpulan data, maka diperoleh nilai-nilai atau skor tiap individu dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Skor Individu Variable X dan Y

No.

Nama Siswa

Variabel (X)

Variabel (Y)

1

Alandra M. Lensun

48

78

2

Aldi Katuuk

52

74

3

Aldo Rumbayan

51

79

4

Aldy Rumbayan

52

78

5

Betsyeba Lompoliu

49

75

6

Calviano Soputan

46

64

7

Cristofel Tinggogoy

57

80

8

Eksel Hamel

50

74

9

Frandy Mangkey

49

82

10

Geril Rompas

47

69

11

Gino Tombokan

50

82

12

Giver Tatilu

45

69

13

Grandy Pinangkaan

49

73

14

Indah Manandri

42

65

15

Jounglive Vangobel

46

70

16

Kevin Kambey

56

78

17

Meldi Moningkey

45

67

18

Michel Masegi

47

72

19

Noviano Rorora

48

72

20

Prince Waworundeng

53

78

21

Prinsky Maukar

48

67

22

Rafly Wuwungan

46

70

23

Rando Limpele

43

66

24

Ravael Moniaga

55

79

25

Regina E. Sangi

43

69

26

Renaldi Sumanti

41

61

27

Renaldo Pangalila

48

75

28

Rendi Mantik

48

60

29

Ricardo Mandang

40

75

30

Rifka S. Tendean

50

71

31

Rivaldo Jacob

47

63

32

Rivaldo Kambey

44

68

33

Ronaldo G. Rumagit

44

71

34

Sefdi Wuner

50

75

35

Sendina Lengkong

52

76

36

Steven Kumontoy

48

71

37

Timoty Maengkom

45

75

38

Villy Boyoh

49

83

39

Winnie Tombeng

52

77

40

Yosua Polii

49

74

  1. Uji Persyaratan Analisis

    1. Uji Normalitas

Uji distribusi normalitas atau biasa disebut dengan istilah uji normalitas digunakan untuk mengukur apakah data yang telah didapatkan berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat digunakan dalam statistic parametis (statistic inverensial).

a. Uji Normalitas Variabel (X)

Lihat pada tabel 6 dilampiran 4. Dari perhitungan yang sudah tercantum pada tabel didapat nilai Lo (selisih tertinggi F(z)-S(z)) 0,086951437 dan Lt . Kesimpulan yang didapat berdasarkan kriteria pengujian Lv < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Belajar

No

Interval

Frekuensi

1

40-42

3

2

43-45

7

3

46-48

12

4

49-51

10

5

52-54

5

6

55-57

3

Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Data Fasilitas Belajar

b. Uji Normalitas Variabel (Y)

Lihat pada tabel 7 dilampiran 4. Dari perhitungan yang sudah tercantum pada tabel didapat nilai Lo (selisih tertinggi F(z)-S(z)) 0,08121092 dan Lt . Kesimpulan yang didapat berdasarkan kriteria pengujian Lv < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar

No

Interval

Frekuensi

1

60-63

3

2

64-67

5

3

68-71

9

4

72-75

11

5

76-79

8

6

80-83

4

Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Data Hasil Belajar

B. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Lihat tabel 8 pada lampiran 4. Pada tabel anova sudah tercantum hasil Signifikansi pada liniearity 0.000. Karena signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear.

C. Hasil Analisa Data

Untuk menganalisis data hasil penelitian yang telah diperoleh terlebih dahulu disusun table kerja sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tabel Kerja variabel X dan Y

N

X

Y

X2

Y2

XY

1

48

78

2304

6084

3744

2

52

74

2704

5476

3848

3

51

79

2601

6241

4029

4

52

78

2704

6084

4056

5

49

75

2401

5625

3675

6

46

64

2116

4096

2944

7

57

80

3249

6400

4560

8

50

74

2500

5476

3700

9

49

82

2401

6724

4018

10

47

69

2209

4761

3243

11

50

82

2500

6724

4100

12

45

69

2025

4761

3105

13

49

73

2401

5329

3577

14

42

65

1764

4225

2730

15

46

70

2116

4900

3220

16

56

78

3136

6084

4368

17

45

67

2025

4489

3015

18

47

72

2209

5184

3384

19

48

72

2304

5184

3456

20

53

78

2809

6084

4134

21

48

67

2304

4489

3216

22

46

70

2116

4900

3220

13

43

66

1849

4356

2838

24

55

79

3025

6241

4345

25

43

69

1849

4761

2967

26

41

61

1681

3721

2501

27

48

75

2304

5625

3600

28

48

60

2304

3600

2880

29

40

75

1600

5625

3000

30

50

71

2500

5041

3550

31

47

63

2209

3969

2961

32

44

68

1936

4624

2992

33

44

71

1936

5041

3124

34

50

75

2500

5625

3750

35

52

76

2704

5776

3952

36

48

71

2304

5041

3408

37

45

75

2025

5625

3375

38

49

83

2401

6889

4067

39

52

77

2704

5929

4004

40

49

74

2401

5476

3626

N=40

1924

2905

93130

212285

140282

Dari data di atas diperoleh nilai-nilai berikut ;

n = 40 ∑x2 = 93130

∑x = 1924 ∑y2 = 212285

∑y = 2905 ∑xy = 140282

Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Tondano maka diuji hipotesis dengan menggunakan teknik regresi sederhana, dengan rumus sebagai berikut:

koefisien b dinamakan koefisien arah regresi linier dan menyatakan perubahan rata-rata dari variabel X, bentuk perubahan ini dapat bertambah bila bertanda positif dan penurunan bila bertanda negatif .

Dengan diukur koefisien dan adalah sebagai berikut:

Dari hasil pengolahan data di atas di dapat hasil dalam bentuk persamaan regresi yaitu , Karena nilai koefisien b (positif) maka model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi. Kemudian untuk menghitung keeratan hubungan antara variable X dan Y, maka dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi sederhana sebagai berikut:

Dari perhitungan koefisien korelasi perolehan nilai r = 0,62. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa.

Dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa SMK NEGERI 3 TONDANO dapat dilihat dari koefesien determinasi yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi, sebagai berikut:

r2= (0,62)2 x 100%

r2= 0,38 x 100%

r2= 38%

Besarnya pengaruh ditentukan oleh koefisien determinasi r2= 0,38. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X (Fasilitas Belajar) memberi pengaruh pada variabel Y (Hasil Belajar) sebesar 38% dan sisanya 62% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Selanjutnya untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi maka digunakan rumus uji t sebagai berikut :

Diketahui: n = 40

r = 0,62

r2 = 0,38(38%)

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu:

  • H0 = Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

  • Ha = Terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

Uji keberartian korelasi dengan kriteria sebagai berikut:

Jika thitung ≥ ttabel H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

thitung ≤ ttabel H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 40, uji satu pihak;

Dk = n – 2 = 40 – 2 = 38 sehingga diperoleh ttabel = 1,686

Ternyata thitung > ttabel yaitu 4,85 > 1,686, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah diadakan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana , hasil analisis data yang diperoleh Ý= 27,32 + 0,94x dimana nilai koefisien b=0,94x (positif) maka model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil analisis korelasi untuk mengetahui seberapa erat hubungan variabel X dan variabel Y diperoleh nilai r = 0,62 ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y yaitu penggunaan fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa.

Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari derajat penentu (koefisien determinasi), (r2) sebagai berikut r2 = 0,38 (38%) yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas belajar sebesar 38% sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dianalisis dengan menggunakan uji t atau statistika pada derajat kepercayaan (dk) = 0,05 nilai t hitung = 4,85 dan t table = 1,686 jadi t hitung > t table.

Dengan demikian hipotesis Ha yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara variable X dan variabel Y diterima. Dengan demikian kesimpulan analisis adalah terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Tondano.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari data penelitian dan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa terlihat dari pengamatan dan hasil analisis; (1) analisis regresi variabel independen penggunaan fasilitas belajar (X) dan variabel prediksi hasil belajar siswa Ý= 27,32 + 0,94x, dimana nilai koefisien b=0,94x (positif) maka model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi.; (2) analisis korelasi produk moment dengan nilai, r = 0,62 menunjukkan terdapat korelasi antara penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa; Sedangkan besarnya pengaruh penggunaan fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh derajat penentu (koefisien determinasi), dengan nilai r2 = 0,38 (38%). yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas belajar sebesar 38% sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat dalam penelitian ini ; (3) Uji signifikan koefisien korelasi dengan uji t didapat thitung > ttabel 4,85 > 1,686, artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian yang sudah dikemukakan di atas dapat disarankan sebagai berikut:

  • Bagi guru supaya dapat memaksimalkan fasilitas belajar yang tersedia untuk meningkatkan hasil belajar.

  • Bagi siswa supaya dapat menggunakan fasilitas sekolah dengan sebaik mungkin agar meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pemberlajaran. Bandung: Alfabeta.

Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa, PT.Mizan Pustaka

Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI.

. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fraenkel dan Wellen. 2008. How To Design And Evaluate Research In Education. New York: McGraw-Hill.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhroji. 2004. Manajemen Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda Karya.

Nasution, Mulia. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Djambatan

Nursid, Sumaatmadja. 2009. Perspketif Global. Jakarta: Universitas Terbuka.

Burham, Nugiyantoro. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Rasyid dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.

Riduwan dan Akdon. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2000. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.

Sugono, Dedy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Suharsimi dan Lia. 2008. Manajement Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta. Direktorat Tenaga Kependidikan, Dikdasmen, Depdiknas.

Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryasubrata. 1989. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.

. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:

Pustaka Bani Quraisy.

Sutikno, Sorbi. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica

Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda karya.

The Liang Gie. 2004. Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

. 2002. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.

Widjaya. 1994. Sarana Pendidikan. Bandung: Tarsito.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

    1. Fasilitas Belajar

    2. Dokumentasi Hasil Belajar

A. Fasilitas Belajar

Angket

Petunjuk:

  • Tuliskan nama anda telebih dahulu.

Nama :

  • Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang akan anda pilih.

1. Jumlah Komputer di sekolah sudah mencukupi untuk siswa.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

2. Kondisi komputer semuanya dalam keadaan baik.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

3. Guru menggunakan fasilitas laboratorium komputer untuk mengajar.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

4. Laboratorium komputer tidak menyediakan fasilitas internet.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

5. Siswa menggunakan laboratorium komputer untuk praktek.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

6. Siswa menggunakan fasilitas perpustakaan saat jam lowong.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

7. Isi laboratorium komputer tidak lengkap.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

8. Guru menggunakan fasilitas belajar berupa media LCD saat mengajar.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

9. Ruangan kelas tidak di rawat dengan baik.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

10. Penggunaan fasilitas laboratorium komputer tidak maksimal.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

11. Siswa tidak menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah dengan maksimal.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

12. Fasilitas belajar yang ada di kelas sudah lengkap.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

13. Siswa di beri kesempatan praktek menggunakan komputer.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

14. Kondisi ruangan belajar di sekolah membuar siswa nyaman.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

15. Perpustakaan menyediakan buku-buka dengan kurikulum terbaru.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

16. Penggunaan fasilitas LCD memudahkan siswa untuk memahami materi.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

17. Tersedia komputer khusus untuk praktek.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

18. Sekolah memiliki fasilitas internet untuk di gunakan siswa.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

19. Siswa menggunakan menggunakan laboratorium komputer saat istirahat.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

20. Fasilitas belajar berupa media LCD membuat siswa lebih antusias untuk mengikuti pelajaran.

  1. Sangat Setuju

  2. Setuju

  3. Tidak Setuju

  4. Sangat Tidak Setuju

B. Dokumentasi Hasil Belajar

Mata Pelajaran : Perakitan Komputer

Kelas : X TKJ

Tabel 1. Nilai Hasil Evaluasi

No.

Nama Siswa

Nilai Hasil Evaluasi

1

Alandra M. Lensun

78

2

Aldi Katuuk

74

3

Aldo Rumbayan

79

4

Aldy Rumbayan

78

5

Betsyeba Lompoliu

75

6

Calviano Soputan

64

7

Cristofel Tinggogoy

80

8

Eksel Hamel

74

9

Frandy Mangkey

82

10

Geril Rompas

69

11

Gino Tombokan

82

12

Giver Tatilu

69

13

Grandy Pinangkaan

73

14

Indah Manandri

65

15

Jounglive Vangobel

70

16

Kevin Kambey

78

17

Meldi Moningkey

67

18

Michel Masegi

72

19

Noviano Rorora

72

20

Prince Waworundeng

78

21

Prinsky Maukar

67

22

Rafly Wuwungan

70

23

Rando Limpele

66

24

Ravael Moniaga

79

25

Regina E. Sangi

69

26

Renaldi Sumanti

61

27

Renaldo Pangalila

75

28

Rendi Mantik

70

29

Ricardo Mandang

75

30

Rifka S. Tendean

71

31

Rivaldo Jacob

63

32

Rivaldo Kambey

68

33

Ronaldo G. Rumagit

71

34

Sefdi Wuner

75

35

Sendina Lengkong

76

36

Steven Kumontoy

71

37

Timoty Maengkom

75

38

Villy Boyoh

83

39

Winnie Tombeng

77

40

Yosua Polii

74

LAMPIRAN 2

PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

    1. Skor Instrumen Fasilitas Belajar

    2. Pengujian Validitas Instrumen Fasilitas Belajar

A. Skor Instrumen Fasilitas Belajar

Tabel 2. Skor Individu Butir Soal Instrumen

B. Pengujian Validitas Instrumen Fasilitas Belajar

Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor setiap butir soal instrument dan skor total. Koefisien korelasi tersebut selanjutnya disebut r hitung, kemudian menentukan r tabel dimana N (jumlah responden) sebanyak 40 dan taraf signifikansi 5% diperoleh angka “0.312”. butir soal dinyatakan valid jika r hitung > r tabel dan sebaliknya. Dengan bantuan program ‘Microsoft Excel’ didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen

Dari tabel diatas dinyatakan 17 butir soal instrument valid (No 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20) dan 3 butir soal instrument tidak valid (1,4 dan 12).

LAMPIRAN 3

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

A. Uji Reliablitas Instrumen Fasilitas Belajar

A. Uji Reliabilitas Instrumen Fasilitas Belajar

Dilakukan dengan menghitung koefisien nilai reliabilitas butir-butir soal yang valid dengan mengambil total skor dan memisahkan butir soal bernomor genap dan ganjil. Instrument dinyatakan reliable jika nilai reliabilitas > r tabel ‘0.312’.

Tabel 4. Skor Total Butir Soal Ganjil dan Genap Valid

Kemudian dengan menggunakan program Data Analysis pada software Microsoft Excel didapat output sebagai berikut.

Table 5. Koefisien Reliabilitas Instrumen Fasilitas Belajar

Dari hasil perhitungan menggunakan Microsoft Excel diatas ddidapat nilai reliabilitas 0.794512. karena nilai reliabilitas > r tabel maka instrument dinyatakan reliabel.

LAMPIRAN 4

UJI PERSYARATAN ANALISIS

    1. Uji Normalitas Data Fasilitas Belajar (X)

    2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Y)

    3. Uji Linearitas

A. Uji Normalitas Data Fasilitas Belajar (X)

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji liliefors.

  • Langkah pertama menentukan hipotesa pengujian:

Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

  • Langkah kedua menentukan kriteria pengujian:

Terima Ho jika Lo < Lt

Tolak Ho jika Lo > Lt

Taraf signifikansi α 0,05

  • Langkah ketiga menghitung Z, F(z), S(z), dan selisih antara F(z)-S(z) dan masukan kedalam tabel.

Tabel 6. Uji Normalitas Variabel X

X

F

Z

F(z)

S(z)

|F(z)-S(z)|

40

1

-2.090339313

0.018293665

0.025

0.006706335

41

1

-1.832272731

0.033455399

0.05

0.016544601

42

1

-1.574206149

0.057719899

0.075

0.017280101

43

2

-1.316139567

0.094063601

0.125

0.030936399

44

2

-1.058072985

0.145011085

0.175

0.029988915

45

3

-0.800006404

0.211853544

0.25

0.038146456

46

3

-0.541939822

0.293929981

0.325

0.031070019

47

3

-0.28387324

0.388253762

0.4

0.011746238

48

6

-0.025806658

0.489705776

0.55

0.060294224

49

5

0.232259924

0.591831931

0.675

0.083168069

50

4

0.490326505

0.688048563

0.775

0.086951437

51

1

0.748393087

0.772888455

0.8

0.027111545

52

4

1.006459669

0.842902749

0.9

0.057097251

53

1

1.264526251

0.896979398

0.925

0.028020602

55

1

1.780659415

0.962515946

0.95

0.012515946

56

1

2.038725996

0.979261309

0.975

0.004261309

57

1

2.296792578

0.989184697

1

0.010815303

  • Langkah keempat menyimpulkan hasil perhitungan.

Dari perhitungan pada tabel diperoleh selisih tertinggi atau Lo senilai 0,086951437. Berdasarkan nilai tabel kritis L uji Liliefors pada α 0,05 dengan n=40 maka diperoleh Ltabel senilai Kesimpulannnya Lo lebih kecil dari Ltabel yaitu Lo 0,086951437 < Lt Berdasarkan kriteria pengujian jika Lo < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian data sampel berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Y)

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji liliefors.

  • Langkah pertama menentukan hipotesa pengujian:

Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

  • Langkah kedua menentukan kriteria pengujian:

Terima Ho jika Lo < Lt

Tolak Ho jika Lo > Lt

Taraf signifikansi α 0,05

  • Langkah ketiga menghitung Z, F(z), S(z), dan selisih antara F(z)-S(z) dan masukan kedalam tabel.

Tabel 7. Uji Normalitas Variabel Y

Y

f

Z

F(z)

S(z)

|F(z)-S(z) |

60

1

-2.178871749

0.014670598

0.025

0.010329402

61

1

-2.006287848

0.022412773

0.05

0.027587227

63

1

-1.661120047

0.04834467

0.075

0.02665533

64

1

-1.488536146

0.068304779

0.1

0.031695221

65

1

-1.315952245

0.094095036

0.125

0.030904964

66

2

-1.143368344

0.126442845

0.175

0.048557155

67

1

-0.970784443

0.165827816

0.2

0.034172184

68

3

-0.798200542

0.212377062

0.275

0.062622938

69

2

-0.625616641

0.265783211

0.325

0.059216789

70

3

-0.45303274

0.325262583

0.4

0.074737417

71

2

-0.280448839

0.389566586

0.45

0.060433414

72

1

-0.107864938

0.457051415

0.475

0.017948585

73

3

0.064718963

0.525801118

0.55

0.024198882

74

5

0.237302864

0.59378908

0.675

0.08121092

75

1

0.409886765

0.659055493

0.7

0.040944507

76

1

0.582470666

0.719875153

0.725

0.005124847

77

4

0.755054567

0.774891879

0.825

0.050108121

78

2

0.927638468

0.823202432

0.875

0.051797568

79

1

1.100222368

0.864382377

0.9

0.035617623

80

2

1.272806269

0.898456602

0.95

0.051543398

82

1

1.617974071

0.947165907

0.975

0.027834093

83

1

1.790557972

0.963317872

1

0.036682128

  • Langkah keempat menyimpulkan hasil perhitungan.

Dari perhitungan pada tabel diperoleh selisih tertinggi atau Lo senilai 0,08121092. Berdasarkan nilai tabel kritis L uji Liliefors pada α 0,05 dengan n=40 maka diperoleh Ltabel senilai Kesimpulannnya Lo lebih kecil dari Ltabel yaitu Lo 0,08121092 < Lt Berdasarkan kriteria pengujian jika Lo < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian data sampel berdistribusi normal.

C. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Dengan menggunakan aplikasi SPSS didapat hasil yang disusun dalam tabel Anova sebagai berikut

Tabel 8. Tabel Anova Uji Linearitas




Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

VARX * VARY

Between Groups

(Combined)

442.817

21

21.087

2.658

.020

Linearity

232.288

1

232.288

29.283

.000

Deviation from Linearity

210.529

20

10.526

1.327

.275

Within Groups

142.783

18

7.932



Total

585.600

39




Dari tabel diatas didapat hasil Signifikansi pada liniearity 0.000. Karena signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear.

LAMPIRAN: r Tabel.