Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 2 S

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP 2)
Sekolah
Mata Pelajaran

: SMK Negeri 2 Depok
: Sejarah (Wajib)

Bidang Keahlian

: Semua Bidang Keahlian

Program Keahlian

: Semua Program Keahlian

Kelas/Semester

: XI/ 1 (Gasal)

Alokasi Waktu


: 2 JP (1 x pertemuan)

Materi Pokok

: 1. Masa Pemerintahan Republik Bataaf
2. Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia

A. Kompetensi Inti
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar

KD pada KI-3
3.1

Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Eropa (Portugis,
Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia

KD pada KI-4
4.1

Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah

1

C. Indikator Pencapian Kompetensi
Indikator KD pada KI-3
3.1.1 Menjelaskan tujuan kedatangan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) ke
Indonesia
3.1.2 Mengklasifikasikan kebijakan-kebijakan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan

Inggris) dalam menjalankan pemerintahannya di Indonesia
3.1.3 Menganalisis kehidupan masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan Bangsa
Eropa (Republik Bataaf dan Inggris)
3.1.4 Mengevaluasi dampak pemerintahan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) di
Indonesia bagi kehidupan masa kini
Indikator KD pada KI-4
4.1.1 Membuat peta

pulau Jawa dan menandai daerah-darah

yang menjadi tempat

pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik mampu :
1. Menjelaskan tujuan kedatangan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) ke
Indonesia
2. Mengklasifikasikan minimal 2 kebijakan-kebijakan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan
Inggris) dalam menjalankan pemerintahannya di Indonesia dalam bidang pemerintahan,
peradilan, ekonomi/sosial, pertahanan dan pengetahuan.

3. Menganalisis kehidupan masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan kolonial masa
Republik Bataaf atau Inggris
4. Mengevaluasi minimal 3 dampak pemerintahan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan
Inggris) di Indonesia bagi kehidupan masa kini
5. Membuat peta pulau Jawa dan menandai daerah-darah

yang menjadi tempat

pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan
E. Materi Pelajaran
 Masa Pemerintahan Republik Bataaf
 Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia

2

F. Pendekatan, Model PBM dan Metode
Pendekatan

: Saintifik (Pendekatan keilmuan) dengan langkah-langkah: mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.


Model

: Mind Mapping

Metode

: Studi literatur, Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Penugasan

G. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media/Alat


Power Point



Video pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan




Gambar Deandels, Janssens dan Raffles



Gambar dampak kebijakan Deandels dan Raffles pada masa kini



Laptop



LCD Proyektor

2. Bahan


Materi pembelajaran KD 3.1 dan KD 4.1


3. Sumber Belajar


Sudirman, Adi. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia. Jogjakarta: DIVA Press



Buku siswa



Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan

Deskripsi

Pembelajara
n

Pembukaan

Alokasi
Waktu



Guru mengucapkan salam



Guru mengkondisikan kelas dan memulai pembelajaran

10 Menit

dengan membaca doa


Guru melakukan apersepsi




Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
3



Mengaitkan materi sekarang dengan materi sebelumnya



Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai

Inti

70 Menit



Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang
akan ditanggapi oleh peserta didik
-

(Mengamati)

Guru

menayangkan

video

pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan
-

Siswa

mengamati

video,


lalu

menyampaikan

pendapat tentang video yang ditayangkan oleh guru
-

Guru meminta siswa membaca buku tentang materi
“Tujuan

kedatangan Bangsa Eropa (Republik

Bataaf dan Inggris) ke Indonesia”
-

Guru menjelaskan secara singkat tentang kebijakankebijakan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan
Inggris) dalam menjalankan pemerintahannya di
Indonesia

-

(Menanya) Peserta didik mendengarkan penjelasan
dari guru, lalu menanyakan apabila ada hal-hal yang
belum dipahami



Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
-

Guru meminta siswa membentuk kelompok dengan
jumlah anggota 3 orang

-

Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masingmasing

4

-

Guru membagikan LKPD kepada peserta didik,
yang berisi tentang permasalahan yang akan
didiskusikan.

-

Setiap kelompok mendiskusikan tentang :
a. Menganalisis kehidupan masyarakat Indonesia
pada

masa

pemerintahan

Bangsa

Eropa

(Republik Bataaf dan Inggris)
b. Mengevaluasi dampak pemerintahan Bangsa
Eropa

(Republik

Bataaf

dan

Inggris)

di

Indonesia bagi kehidupan masa kini


Tiap

kelompok

menginventarisasi/mencatat

alternatif jawaban hasil diskusi
-

(Mengeksplorasi)
kelompok,

diskusi anggota

membaca

buku

dan

menggunakan

perpustakaan,
internet,

Melalui

peserta

didik

mencari

di

kelas/
sumber
alternatif

jawaban sesuai dengan tugas yang ada pada
LKPD
-

Hasil diskusi dibuat dalam bentuk peta konsep
yang berisi inti-inti pikiran dari jawaban yang
telah ditemukan

-

Guru sebagai fasilitator apabila ada hal-hal yang
belum dimengerti oleh peserta didik sekaligus
mengawasi jalannya diskusi agar berjalan tertib

-

(Mengasosiasi) Setelah diskusi selesai, hasil
5

diskusi berupa peta konsep di tukarkan dengan
kelompok lain untuk medapatkan pemahaman
yang sama


Setiap

kelompok

(diacak

kelompok

tertentu)

membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di
papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
-

(Mengkomunikasikan)

Guru

menunjuk

kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas (2-3 kelompok)
-

Kelompok lain menyimak dengan baik yang
dipresentasikan temannya, lalu menanyakan
apabila ada hal-hal yang belum dipahami dan
menyampaikan masukan/tanggapannya

-

Guru mencatat di papan tulis hasil diskusi dan
mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan



Membuat

kesimpulan

atau

guru

memberi

bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
-

Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
terkait dengan materi
Eropa

(Republik

“Kedatangan Bangsa

Bataaf

dan

Inggris)

ke

Indonesia”
Penutup

Guru

memberikan

penguatan

terhadap



kesimpulan yang disampaikan peserta didik
Guru bertanya pada peserta didik apakah sudah



memahami materi yang telah disampaikan
Sebagai evaluasi, guru memberikan pertanyaan secara

10 Menit

6

acak kepada peserta didik sesuai dengan materi yang


telah dibahas
Sebagai refleksi, guru meminta peserta didik secara
jujur menyampaikan pendapat tentang :
1) Proses pembelajaran dalam kelas menyenangkan
atau tidak !
2) Manfaat pembelajaran bagi peserta didik !
3) Nilai-nilai yang diperoleh selama



proses

pembelajaran !
Menugaskan peserta didik untuk membaca materi
pertemuan yang akan datang: “Dominasi Pemerintah



Kolonial Belanda”
Kegiatan diakhiri dengan doa atau salam.

I. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) dengan menggunakan teknik tes tertulis (Essay)
b. Penilaian Keterampilan (Psikomotor) dengan

lembar observasi/pengamatan dan

portofolio
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Kognitif
Kisi-kisi soal:
Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah
3.1.1

Menjelaskan

tujuan

kedatangan Bangsa Eropa
(Republik
3.1.2

Bataaf

dan

Inggris) ke Indonesia
Mengklasifikasikan
kebijakan-kebijakan
Bangsa Eropa (Republik
Bataaf dan Inggris) dalam
menjalankan

Nomor

Tujuan Pembelajatran
mengikuti

Soal
proses

pembelajaran peserta didik dapat :
1. Menjelaskan tujuan kedatangan

1

Bangsa Eropa (Republik Bataaf
dan Inggris) ke Indonesia
2. Mengklasifikasikan minimal 2
kebijakan-kebijakan

2

Bangsa

Eropa (Republik Bataaf dan
Inggris)

dalam

menjalankan

pemerintahannya di Indonesia

3
7

pemerintahannya
Indonesia
3.1.3 Menganalisis

di

dalam

bidang

peradilan,
kehidupan

pemerintahan,
ekonomi/sosial,

Indonesia

pertahanan dan pengetahuan.
3. Menganalisis
kehidupan

pada masa pemerintahan

masyarakat Indonesia pada masa

Bangsa Eropa (Republik

pemerintahan

masyarakat

Bataaf dan Inggris)
3.1.4 Mengevaluasi
dampak
pemerintahan

kolonial

masa

Republik Bataaf atau Inggris
4. Mengevaluasi
minimal

3

Bangsa

dampak pemerintahan Bangsa

Eropa (Republik Bataaf

Eropa (Republik Bataaf dan

dan Inggris) di Indonesia

Inggris)

bagi kehidupan masa kini

kehidupan masa kini

di

Indonesia

4

bagi

Soal Tertulis :
1.

Jelaskan tujuan kedatangan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) ke
Indonesia !

2.

Klasifikasikanlah minimal 2 kebijakan-kebijakan Bangsa Eropa (Republik Bataaf
dan Inggris) dalam menjalankan pemerintahannya di Indonesia dalam bidang
pemerintahan, ekonomi, sosial dan pertahanan!

3.

Analisislah kehidupan masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan kolonial
masa Republik Bataaf atau Inggris !

4.

Jelaskan menurut pendapat sendiri, minimal 3 dampak pemerintahan Bangsa Eropa
(Republik Bataaf dan Inggris) di Indonesia bagi kehidupan masa kini !

Kunci Jawaban:
1. Tujuan kedatangan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) ke Indonesia:
a. Tujuan Masa Pemerintahan Republik Bataaf
Setelah Belanda jatuh ke Perancis, bentuk pemerintahan kerajaan diganti
menjadi bentuk pemerintahan republik. Pemerintahan tersebut lalu diberi nama
Republik Batavia/Republik Bataaf (dalam Bahasa Belanda : Bataafche
8

Republiek). Pemerintah Bataaf kala itu memilih Louis Napoleon untuk memimpin
Kerajaan Belanda atas persetujuan dari kakaknya, Napoleon Bonaparte. Untuk
mengelola Pemerintahan Hindia-Belanda, Louis Napoleon mengangkat Herman
Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dan tugas utamanya
yaitu untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.
b. Tujuan Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia
Pada bulan Agustus 1811, Inggris yang dipimpin Lord Minto berhasil
mengalahkan Belanda, dan memaksa melakukan perundingan Kapitulasi Tuntang
(11 Septermber 1811. Salah satu isinya menyatakan bahwa Pulau Jawa, Madura
dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
2. Kebijakan-kebijakan

Bangsa

Eropa

(Republik

Bataaf

dan

Inggris)

dalam

menjalankan pemerintahannya di Indonesia dalam bidang pemerintahan, ekonomi,
politik dan pertahanan/ilmu pengetahuan:
a) Kebijakan masa pemerintahan Deandels


Kebijakan di Bidang pemerintahan : (1) Membagi Pulau Jawa menjadi
sembilan daerah, (2)Membatasi kekuasaan raja-raja di Nusantara secara ketat,
(3) Menghapus kerajaan Banten dan Cirebon lalu dinyatakan sebagai wilayah
pemerintahan kolonial, (4) Mengubah kedudukan Bupati yang semula sebagai
penguasa tradisional menjadi pegawai pemerintahan yang digaji.



Kebijakan di Bidang Sosial dan Ekonomi : (1) Menambah pemasukan dengan
sistem pemungutan pajak, (2) Meningkatkan penanaman tanaman yang
komoditasnya ekspor, (3) Mengharuskan rakyat untuk melaksanakan
penyerahan wajib hasil pertaniannya, (4) Melakukan penjualan tanah ke pihak
swasta asing, (5) Memaksakan perjanjian dengan penguasa Yogyakarta dan
Surakarta untuk melakukan penggabungan daerah ke dalam pemerintahan
kolonial, seperti di daerah Cirebon.



Kebijakan di Bidang pertahanan dan keamanan : (1) Membangun bentengbenteng pertahanan, (2) Membangun pabrik senjata di Semarang dan
Surabaya, (3) Membangun pangkalan armada militer di Anyer dan Ujung
Kulon, (4) Meningkatkan jumlah tentara yang diambil dari penduduk
9

pribumi. Dari 4.000 pasukan menjadi 18.000 pasukan, (5) Membangun jalan
dari Anyer hingga Panarukan sejauh 1000 kmn(sering dikenal jalan Daendels)
b) Kebijakan masa pemerintahan Raffles


Bidang Pemerintahan : (1)Pulau Jawa dibagi menjadi 16 Karisidenan, (2)
Merubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh pengusaha
pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat, (3)
Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya
yang mereka peroleh secara turun temurun.



Bidang Ekonomi dan Keuangan: (1) Petani diberikan kebebasan untuk
menanam tanaman eksport, (2) Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten)
dan sistem peyerahan wajib (Verplichte Laverantie) yang sudah diterapkan
sejak zaman VOC, (3) Menetapkan sistem sewa tanah (landrent), (4)
Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.



Bidang Sosial : (1) Penghapusan kerja rodi (kerja paksa), (2) Penghapusan
perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri
dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan, (3) Peniadaan pynbank
(disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.



Bidang Ilmu Pengetahuan : (1) Ditulisnya buku berjudul History Of Java, (2)
Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (residen Yogyakarta) untuk
mengadakan penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul History Of
The East Indian Archipelago, (3) Raffles juga aktif mendukung Bataviaach
Genootschap, (4) Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi, (5) Dirintisnya
Kebun Raya Bogor, (6) Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India.
Hal ini membuat Prasasti tersebut sering disebut dengan Prasasti Calcuta

3. Menganalisis kehidupan masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan Bangsa
Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) :
 Masa Pemerintahan Republik Bataaf
Dalam praktek kebijakannya, Daendels juga menerapkan kerja paksa atau
kerja rodi. Rakyat yang sudah miskin menjadi semakin sengsara. Apalagi kerja
rodi yang berada di Ujung Kulon untuk membuat pangkalan, jaraknya sangat
jauh dan penuh dengan sarang nyamuk malaria. Faktor kondisi tersebut pada
10

akhirnya mengakibatkan banyak rakyat pribumi yang jatuh sakit bahkan
meninggal.
 Masa Kolonialisme Inggris di Indonesia
Raffles menerapkan sistem-sistem kerajaan Inggris, bahwa tanah adalah
milik raja, sedangkan rakyat hanya sebagai penyewa. Dengan sistem ini Raffles
mengharapkan terjaminnya pendapatan negeri induk Karena pemasukan
pemerintah tetap dan pasti dalam bentuk pajak yang dibayar sebagai uang sewa.
Selain itu, dengan kebebasan ini diharapkan rakyat Indonesia meningkat taraf
hidupnya. Sehingga mereka bisa membeli barang industri Inggris yang
melimpah akibat dari Revolusi Industri.
Dalam peraturannya, pemungutan pajak yang tanah yang ditetapkan
seperlima, dua perlima atau sepertiga hasil panen. Pajak tanah dikenakan pada
semua hasil tanaman sawah, dan dibayarkan dalam bentuk uang atau barang.
Dengan demikian, Raffles berusaha mengubah ekonomi barang menjadi
ekonomi uang. Unsur-unsur paksaan diganti menjadi unsur-unsur kebebasan
(sukarela) dan perjanjian (kontrak). Namun pelaksanaan sistem sewa tanah tidak
diberlakukan di seluruh Jawa. Beberapa daerah masih menjalankan

sistem

pungutan hasil, misalnya di tanah-tanah milik swasta di Batavia dan di Priangan
yang masih tetap menjalankan Prianger Stelsel (kewajiban menanam kopi di
Priangan). Sistem sewa tanah yang diterapkan Raffles ini sebenarnya cukup
baik. Belanda memperlakukan tanah jajahan sebagai tempat eksploitasi sumber
daya alam dan manusia, maka Raffles menghendaki untuk memperlakukannya
sebagai tempat barang-barang industri Inggris. Namun sistem sewa tanah ini
akhirnya mengalami kegagalan, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: (1)
kurangnya para pegawai yang cakap, (2) Rakyat Indonesia masih terikat pada
feodalisme dan belum mengenal ekonomi uang, (3) adanya pegawai pemerintah
yang melakukan manipulasi uang sewa tanah (pajak), (4) masa jabatan Raffles
hanya 5 tahun, sehingga ia belum sempat memperbaiki kelemahan dan
penyimpangan dalam sistem sewa tanah.
4. 3 dampak pemerintahan Bangsa Eropa (Republik Bataaf dan Inggris) di Indonesia
bagi kehidupan masa kini :
11



Jalan raya Anyer-Panarukan yang dibangun pada masa Deandels masih bisa
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hingga sekarang



Kebun Raya Bogor



Bunga Rafflesia Arnoldi

Contoh Pengolahan Nilai
IPK
1
2
3
4

No.

Soal
1
2
3
4
Jumlah

Skor
Penilaian 1
4
3
3
3
13

Nilai

Nilai perolehan KD pengetahuan : rerata
dari nilai IPK
(13/16)*100= 81

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai
Nilai 4 : Jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban.
Nilai 3 : Jika jawaban sesuai kunci jawaban
Nilai 2 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 1 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

12

b. Penilaian Ketrampilan
 Penilaian untuk Kegiatan Diskusi Kelompok
N

Mengkomunikasi

Mendengar

Berargumen

kan
1–4

kan
1-4

tasi
1–4

Nama

o

Berkontribusi

Jumlah
Skor

1–4

1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan :
a) Keterampilan

mengkomunikasikan

adalah

kemampuan

peserta

didik

untuk

mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.
b) Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak
menyela, memotong atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c) Kemampuan

berargumentasi

menunjukkan

kemampuan

peserta

didik

dalam

mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan
gagasannya.
d) Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan
gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk
didalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e) Skor terentang antara 1 – 4 :
1 = kurang
2 = cukup

3 = baik
4 = amat baik

NA = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
Ketentuan :


Peserta didik dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai ≥ KKM 75
13



Peserta didik yang tidak mencapai KKM diberikan remidi



Peserta didik yang mencapai ≥ KKM diberikan pengayaan

14

 Penilaian untuk hasil tulisan peserta didik materi “kehidupan masyarakat Indonesia pada
masa pemerintahan kolonial masa Republik Bataaf atau Inggris dan dampaknya bagi
kehidupan masa kini”
Format Penilaian Portofolio
(Mind Map)
No

1

2

3

Komponen yang
dinilai

Kata kunci

Hubungan cabang
Utama dengan
Cabang lainnya

Desain (warna dan
gambar)

Kriteria

Skor

Penggunaan kata kunci yang sangat
efektif (semua ide ditulis dalam
bentuk kata kunci)
Semua ide ditulis dalam kata kunci
dan kalimat
Penggunaan kata kunci terbatas
(semua ide ditulis dalam bentuk
kalimat)
Tidak ada atau sangat terbatas dalam
pemilihan kata kunci (beberapa ide
ditulis dalam bentuk paragraf)
Menggunakan lebih dari 3 cabang
Menggunakan 3 cabang
Menggunakan 2 cabang
Hanya menggunakan 1 cabang
Mengggunakan
warna
berbeda
disetiap cabang dan pemberian
gambar/ simbol pada ide sentral,
cabang utama dan cabang lainnya
Mengggunakan
warna
berbeda
disetiap cabang dan pemberian
gambar/ symbol hanya pada ide
sentral, dan cabang utama
Mengggunakan
warna
berbeda
disetiap cabang dan pemberian
gambar/ simbol
pada ide sentral
Tidak mengggunakan warna dan
gambar atau hanya menggunakan
satu warna

4

Skor
Maksima
l

3
2

4

1
4
3
2
1
4

4

3
4
2

1

Contoh:
Rumusan Penilaian : 9 x 100 = 75
12
15

16



Penilaian keterampilan untuk pembuatan peta hias Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan
Adapun kriteria yang akan digunakan untuk penilaian gambar peta adalah sebagai berikut :
Kriteria
Kebersihan gambar

Total Nilai
3

Keterangan
Bersih = 3, Agak Kotor = 2,
Kotor = 1

Kerapian gambar

3
Rapi = 3, Agak rapi = 2,
3

Tidak rapi = 1
Syarat terpenuhi 3 = 3, 2 =

peta
Memenuhi komponen

5

2, 1 = 1
5 = 5, 4 = 4, 3 = 3, 2 = 2,

peta
Jumlah Nilai

14

Memenuhi syarat

1=1

Contoh perhitungan nilai :
Si A memperoleh perhitungan nilai berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Kriteria
Kebersihan gambar
Kerapian gambar
Memenuhi syarat peta (Konform, Equidistan,

Nilai
2
1
2

Equivalen)
Memenuhi komponen peta (Judul, Skala,

4

Legenda, Orientasi, Garis astronomis)
Jumlah Nilai

9

Maka nilai yang diperoleh si A adalah : 9 x 100 =

64

14

Yogyakarta,

2017

Mengetahui,
Mahasiswa PPG

Pamong

Kadek Ayu Sutarminingsih

Dra. Catarina Setyawati M.

NIM. 161315018

NIP. 19650801 200501 2 003

Menyetujui,
Kepala SMK N 2 Depok

Drs. Aragani Mizn Zakaria
NIP. 19630203 198803 1 010

LAMPIRAN 1
Materi Ajar
 Masa Pemerintahan Republik Bataaf
Setelah VOC bubar bukan berarti tidak ada kolonialisme dan imperialisme, 2 hal tersebut
masih tetap ada di Indonesia. Bahkan masa pemerintahan setelah VOC dapat terbilang lebih
kejam karena berbagai kebijakannya.
A.

Latarbelakang dan tujuan
Saat VOC mengalami krisis ekonomi, di Benua Eropa sedang terjadi perubahan

tatanan geopolitik. Saat itu Perancis mempengaruhi beberapa negara Eropa dengan
semboyan Revolusi Perancis: liberte (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite
(persaudaraan). Pengaruh Revolusi Perancis juga dirasakan masyarakat Belanda, dan
akhirnya muncul kelompok yang bernama kaum patriot yang berharap adanya negara
kesatuan.
Dalam Perang Koalisi (1792-1797) yang dipimpin Napoleon Bonaparte, Perancis
dapat mengalahkan lawannya yang merupakan gabungan dari Austria, Rusia, Inggris,
Spanyol, Sardinia, dan Belanda. Kejadian tersebut merupakan hal buruk bagi Belanda. Di
dalam Negerinya, Belanda menghadapi kesulitan karena berbagai macam ancaman dan
pemberontakan akibat hasutan Perancis. Sehubungan dengan itu, Raja Willem V
melarikan diri ke Inggris pada tahun 1795 dan mengakibatkan pemerintahan Belanda jatuh
ke tangan Perancis. Semua daerah jajahan Belanda juga ikut jatuh ke tangan Perancis,
termasuk Indonesia.
Setelah Belanda jatuh ke Perancis, bentuk pemerintahan kerajaan diganti menjadi
bentuk pemerintahan republik. Pemerintahan tersebut lalu diberi nama Republik
Batavia/Republik Bataaf (dalam Bahasa Belanda: Bataafche Republiek). Perubahan
Geopolitik inilah yang kemudian mempelopori dibubarkannya VOC. Setelah VOC bubar,
segala hak dan kewajibannya diambil alih oleh Republik Bataaf (termasuk penyelesaian
hutang piutang) sehingga Republik Bataaf didukung penuh oleh pemerintah.
Pemerintah Bataaf kala itu memilih Louis Napoleon untuk memimpin Kerajaan
Belanda atas persetujuan dari kakaknya, Napoleon Bonaparte. Untuk mengelola
Pemerintahan Hindia-Belanda, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels
sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda.

1) Masa Pemerintahan Herman Willem Deandels
Daendels adalah tokoh muda yang dikenal revolusioner. Ia merupakan bagian dari
kaum patriot dan liberal Belanda yang dipengaruhi oleh semboyan Perancis.
Diangkatnya Daendels pada tahun 1808 tentu memiliki tujuan. Ia diberi tugas
utama untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Ia melakukan berbagai
cara dan kebijakan melalui berbagai bidang, mulai dari bidang pemerintahan, peradilan,
sosial ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.
Adapun cara-cara/kebijakan Daendels dalam mempertahankan Pulau Jawa, yaitu :
Kebijakan di bidang peradilan
 Membentuk 3 jenis peradilan. Yakni : peradilan untuk orang Eropa, peradilan untuk
orang Timur Asing, dan peradilan untuk orang Pribumi.
 Membuat sebuah peraturan untuk memberantas korupsi yang berlaku untuk siapa saja,
termasuk orang Eropa dan Timur Asing.
Kebijakan di bidang pemerintahan


Membagai Pulau Jawa menjadi sembilan daerah.



Membatasi kekuasaan raja-raja di Nusantara secara ketat.



Menghapus kerajaan Banten dan Cirebon lalu dinyatakan sebagai wilayah
pemerintahan kolonial.



Mengubah kedudukan Bupati yang semula sebagai penguasa tradisional menjadi
pegawai pemerintahan yang digaji.

Kebijakan di bidang Sosial dan Ekonomi


Menambah pemasukan dengan sistem pemungutan pajak.



Meningkatkan penanaman tanaman yang komoditasnya ekspor.



Mengharuskan rakyat untuk melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya.



Melakukan penjualan tanah ke pihak swasta asing, seperti pengusaha Cina Han Ti
Ko.



Memaksakan perjanjian dengan penguasa Yogyakarta dan Surakarta untuk
melakukan penggabungan daerah ke dalam pemerintahan kolonial, seperti di daerah
Cirebon.

Kebijakan di bidang pertahanan dan keamanan


Membangun benteng-benteng pertahanan.


Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.



Membangun pangkalan armada militer di Ujung Kulon.



Meningkatkan jumlah tentara yang diambil dari penduduk pribumi. Dari 4.000
pasukan menjadi 18.000 pasukan.



Membangun jalan dari Anyer hingga Panarukan sejauh 1000 km (sering dikenal
jalan Daendels)

Dalam praktek kebijakannya, Daendels juga menerapkan kerja paksa atau kerja rodi.
Kerja rodi adalah mempekerjakan orang-orang pribumi secara paksa tanpa diberi upah
sepeserpun. Pekerjaan juga bukan pekerjaan biasa, melainkan pekerjaan yang sangat
melelahkan. Rakyat yang sudah miskin menjadi semakin sengsara. Apalagi kerja rodi yang
berada di Ujung Kulon untuk membuat pangkalan, jaraknya sangat jauh dan penuh dengan
sarang nyamuk malaria. Faktor kondisi tersebut pada akhirnya mengakibatkan banyak rakyat
pribumi yang jatuh sakit bahkan meninggal.
Seiring berjalannya waktu kekuasaan republik bataaf, Daendels mulai memperlihatkan
sikap tidak baiknya. Kebijakan Daendels tersebut dinilai terlalu keras, dan akhirnya Louis
Napoleon mencopot kedudukannya sebagai gubernur. Alasan lainnya karena tindakannya
telah melanggar Undang Undang negara dengan menjual tanah negara ke pengusaha swasta
asing. Pemberhentian Daendels kemudian dilanjutkan dengan pimpinan baru.
Louis Napoleon akhirnya mengangkat Jenderal Jansens untuk memimpin.
2) Masa Pemerintahan Jenderal Jan Willem Janssens (1811)
Setelah Daendels diberhentikan, ia lalu diangkat menjadi Gubernur Jenderal
Republik Bataaf. Janssens dikenal sebagai seorang politikus berkeBangsaan Belanda.
Sebelum menjabat jadi Gubernur Republik Bataaf, ia telah menjabat sebagai Gubernur
Jenderal di Tanjung Harapan, Afrika Selatan (1802-1806).
Saat itu ia terusir dari Tanjung Harapan karena jatuh ke tangan Inggris. Kejadian
itu menyebabkan Janssen diperintahkan untuk memimpin kembali, dan menggantikan
Daendels pada tahun1811.

Janssen mencoba memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels. Kala
itu beberapa daerah Hindia telah berada dibawah kekuasaan Inggris. Penguasa Inggris di
India yang bernama Lord Minto juga telah memberikan perintah pada Thomas Stamford
Raffles yang sudah berkedudukan di Penang. Ia memerintahkan Raffles untuk secepatnya
menguasi Pulau Jawa.
Dan benar saja, pada 4 Agustus 1811 Inggris muncul di perairan Batavia dengan
60 kapal dibawah komando Raffles. Beberapa minggu kemudian, Batavia jatuh ke tangan
Inggris (26 Agustus 1811). Kejadian tersebut membuat Jenssen terdesak dan kemudian
berusaha menjauh ke Semarang bergabung dengan Legiun Mangkunegara dan para
prajurit dari Yogyakarta dan Surakarta. Tindakan Jenssen tersebut tidak berarti bagi
Inggris dan memukul Jenssen beserta pasukannya kembali mundur hingga ke Salatiga.
Jenssen terus menerus terpojok dan akhirnya menyerah di tuntang. Karena Jenssen
menyerah, maka pada 18 September 1811 Jenssen secara resmi dinyatakan kalah dengan
adanya Kapitulasi Tuntang.
Dalam

menjalankan

tugasnya,

ternyata

Jansens

menghadapi

kesulitan

memulihkan pertahanan. Hal ini diperparah dengan tersiarnya kabar bahwa Inggris akan
menyerang Pulau Jawa. Kejadian tersebut tentu sangat gawat. Akhirnya ia segera
mengumumkan bahwa negara dalam keadaan bahaya.
Kekalahan Jenssen dengan ditandai Kapitulasi Tuntang mengakhiri kekuasaan
Belanda-Perancis (Akhir dari Republik Bataaf). Namun masih ada kelanjutan kekuasaan
Bangsa Eropa di Indonesia, yaitu kekuasaan oleh Pemerintahan Inggris.
 Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia
Pada tahun 1811, Daendels digantikan oleh Janssens. Janssens ternyata lemah
dibandingkan dengan Daendels. Pada bulan Agustus 1811, Inggris yang dipimpin Lord
Minto berhasil mengalahkan Belanda, dan memaksa melakukan perundingan Kapitulasi
Tuntang (11 Septermber 1811. Salah satu isinya menyatakan bahwa Pulau Jawa, Madura dan
semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
Kemudian Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles untuk menjadi Letnan Gubernur
di Indonesia. Kebijakannya antara lain:

Bidang Pemerintahan


Pulau Jawa dibagi menjadi 16 Karisidenan



Merubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh pengusaha pribumi
menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.



Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang
mereka peroleh secara turun temurun.

Bidang Ekonomi dan Keuangan


Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman eksport.



Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem peyerahan wajib (Verplichte
Laverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC.



Menetapkan sistem sewa tanah (landrent). Untuk menentukan besarnya pajak, tanah
dibagi menjadi 3 kelas, yaitu sebagai berikut. Kelas I, yaitu tanah yang subur,
dikenakan pajak setengah dari hasil bruto. Kelas II, yaitu tanah setengah subur,
dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto. Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan
pajak dua per lima dari hasil bruto.



Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.

Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh
Daendels. Apabila Daendels berorientasi kepada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi
kepada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum yang ada pada masa Raffles
adalah sebagai berikut.


Court of Justice, terdapat pada setiap residen.



Court of Request, terdapat pada setiap divisi.



Police of Magistrace.

Bidang Sosial


Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)



Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya
sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu terbukti dengan
pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu perusahaan temannya,

Alexander Hare, yang sedang kekurangan tenaga kerja, sedangkan di Batavia Raffles
menetapkan pajak yang tinggi bagi pemilik budak.
Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan



harimau.
Bidang Ilmu Pengetahuan


Ditulisnya buku berjudul History Of Java. Dalam menulis buku tersebut Raffles
dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep,
Notokusumo II.



Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (residen Yogyakarta) untuk mengadakan
penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul History Of The East Indian
Archipelago.



Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan



Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.



Dirintisnya Kebun Raya Bogor.



Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India. Hal ini membuat Prasasti
tersebut sering disebut dengan Prasasti Calcuta

Raffles menerapkan sistem-sistem kerajaan Inggris, bahwa tanah adalah milik raja,
sedangkan rakyat hanya sebagai penyewa. Dengan sistem ini Raffles mengharapkan terjaminnya
pendapatan negeri induk Karena pemasukan pemerintah tetap dan pasti dalam bentuk pajak yang
dibayar sebagai uang sewa. Selain itu, dengan kebebasan ini diharapkan rakyat Indonesia
meningkat taraf hidupnya. Sehingga mereka bisa membeli barang industri Inggris yang
melimpah akibat dari Revolusi Industri.
Dalam peraturannya, pemungutan pajak yang tanah yang ditetapkan seperlima, dua
perlima atau sepertiga hasil panen. Pajak tanah dikenakan pada semua hasil tanaman sawah, dan
dibayarkan dalam bentuk uang atau barang. Dengan demikian, Raffles berusaha mengubah
ekonomi barang menjadi ekonomi uang. Unsur-unsur paksaan diganti menjadi unsur-unsur
kebebasan (sukarela) dan perjanjian (kontrak). Namun pelaksanaan sistem sewa tanah tidak
diberlakukan di seluruh Jawa. Beberapa daerah masih menjalankan sistem pungutan hasil,
misalnya di tanah-tanah milik swasta di Batavia dan di Priangan yang masih tetap menjalankan
Prianger Stelsel (kewajiban menanam kopi di Priangan). Sistem sewa tanah yang diterapkan

Raffles ini sebenarnya cukup baik. Belanda memperlakukan tanah jajahan sebagai tempat
eksploitasi

sumber

daya

alam

dan

manusia,

maka

Raffles

menghendaki

untuk

memperlakukannya sebagai tempat barang-barang industri Inggris. Namun sistem sewa tanah ini
akhirnya mengalami kegagalan, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: (1) kurangnya para
pegawai yang cakap, (2) Rakyat Indonesia masih terikat pada feodalisme dan belum mengenal
ekonomi uang, (3) adanya pegawai pemerintah yang melakukan manipulasi uang sewa tanah
(pajak), (4) masa jabatan Raffles hanya 5 tahun, sehingga ia belum sempat memperbaiki
kelemahan dan penyimpangan dalam sistem sewa tanah.
Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama. Kekuasaan Perancis di Belanda runtuh
(1814) oleh karena itu Ratu Belanda yang berada di Inggris mengadakan perundingan dengan
Inggris yang menghasilkan Konvensi London yang isinya antara lain Belanda memperoleh
kembali daerah jajahannya. Penyerahan Indonesia ke Belanda berlangsung di Batavia pada
tanggal 19 Agustus 1816. Sejak itu berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia dan pemerintah
Belanda memperoleh kembali Indonesia. Belanda kemudian mengangkat Van Der Cappelen
sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda.

Dampak pemerintahan Deandels dan Raffles bagi masyarakat masa kini


Jalan raya Anyer-Panarukan yang dibangun pada masa Deandels masih bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat hingga sekarang



Kebun Raya Bogor



Bunga Rafflesia Arnoldi
Korupsi merupakan salah satu budaya yang masih ada dan berkembang pada

masyarakat Indonesia sampai saat ini.