MURABAHAH DAN PENERAPANNYA DI PERBANKAN

Kelompok 1

MURABAHAH DAN PENERAPANNYA DI
PERBANKAN SYARIAH
Mata kuliah: Kegiatan Usaha Bank
Dosen Pembimbing: Sri Herlina, S.E.I, MA

Disusun oleh:
- Vidia Ramadhona
- Wan Yana Elanda Darwis
- Zefry
- Zulkias Binza Gestinov

STAI Syekh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah
BINJAI
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
1

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu wata'ala, sepenuh langit dan bumi serta
sepenuh sesuatu yang Dihendaki-Nya setelah itu. Shalawat dan berkah kepada Rasulullah
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan juga keluarganya.
Alhamdulillah atas Izin dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul "Murabahah dan Penerapannya di Perbankan Syariah". Semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi untuk mendukung dan membantu dalam proses pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Maka dari itu, kami
membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini.

Kw. Begumit, Januari 2016
Penulis

2

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini banyak kita lihat bank-bank syariah yang bermunculan, baik itu bank
syariah itu sendiri, bank hasil konversi yang sebelumnya menggunakan sistem bunga ataupun
cabang daripada bank yang menggunakan dual system tersebut. Agar tidak khawatir apakah
bank yang kita pilih benar-benar menggunakan sistem syariah (pembiayaan) hendaknya kita
perlu mengetahui apa saja yang termasuk dalam pembiayaan tersebut, definisi dan praktiknya,
seperti halnya murabahah. Murabahah merupakan salah satu jual beli yang sering digunakan
dalam dunia perbankan Islam, untuk lebih mengetahui lebih rinci tentang murabahah maka di
sini kami memaparkan beberapa penjelasan mengenai murabahah.

B. Pembatasan Masalah
1.
2.
3.
4.

Definisi murabahah.
Landasan hukum murabahah.
Rukun dan syarat murabahah.
Teknis penerapan murabahah di perbankan syariah.


C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui definisi murabahah.
Mengetahui landasan hukum murabahah.
Mengetahui rukun dan syarat murabahah.
Mengetahui teknis penerapan murabahah di perbankan syariah.

3

BAB II
Pembahasan
A. Definisi Murabahah
Murabahah atau disebut juga ba' bitsmanil ajil. Kata murabahah berasal dari kata
ribhu (keuntungan). Sehingga murabahah berarti saling menguntungkan. Secara sederhana
murabahah berarti jual beli barang ditambah keuntungan yang disepakati.
Jual beli secara murabahah secara terminologis adalah pembiayaan saling

menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal dengan pihak yang membutuhkan melalui
transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat
nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shahib al-mal dan pengembaliannya
dilakukan secara tunai atau angsur.1
Jual beli murabahah adalah pembelian oleh satu pihak untuk kemudian dijual kepada
pihak lain yang telah mengajukan permohonan pembelian terhadap suatu barang dengan
keuntungan atau tambahan harga yang transparan.2 Atau singkatnya jual beli murabahah
adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural
certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate profit-nya
(keuntungan yang ingin diperoleh).3
Secara istilah para ahli telah mendefinisikan pengertian dari murabahah, di antaranya
sebagai berikut.
1. Menurut Adiwarman A. Karim, murabahah (al- ba’ bi tsaman ajil) lebih dikenal
sebagai murabahah saja. Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah
transaksi jual beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungan yang diperoleh.
Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).4
2. Sunarto Zulkifli, Bai' al-murabahah adalah prinsip bai' (jual beli) dimana harga
jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang


1 Ascarya. hlm. 244.
2 Pasal 20 ayat (6).
3 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Kencana, Jakarta, 2012, hlm. 136-137.
4 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
Cet. Ke-2, hlm. 88.

disepakati. Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi
sementara pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan.5
3. Karnain Perwataatmadja, murabahah berarti barang dengan pembayaran ditangguhkan
(1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst). Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang
memberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi.
Pembiayaan mirip dengan kredit modal kerja yang bisa diberikan oleh bank-bank
konvensional, dan karena pembiayaan murabahah berjangka waktu dibawah 1 tahun
(short run finacing).6
4. Yusak Laksmana, murabahah adalah pembiayaan jual beli dimana penyerahan barang
dilakukan diawal akad. Bank menetapkan harga jual barang itu harga pokok perolehan
barang ditambah sejumlah margin keuntungan bank. harga jual yang telah disepakati
diawal akad tidak boleh berubah selama jangka waktu tertentu.7
5. Para Fukaha, mendefinisikan murabahah adalah sebagai penjualan barang seharga

biaya atau harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up margin keuntungan
yang disepakati.8

B. Landasan Hukum Murabahah
Landasan hukum murabahah ini berdasarkan kepada al-Quran dan Hadis.
QS. Al-Baqarah: 275

‫ه‬
‫ما ي خ ه‬
‫ن ٱلررب خووا ا خل ي خ ه‬
‫ذي‬
‫ذي ي خت خ خ‬
‫م ٱل ب ذ‬
‫ٱل ب ذ‬
‫مو خ‬
‫ن ي خأأك ههلو خ‬
‫قو ه‬
‫خب بط ه ه‬
‫ن إ ذبل ك خ خ‬
‫قو ه‬

‫خ‬
‫شيأط وخن من ٱلأم سسس ذ وخل خ خ‬
‫خ‬
‫ح ب‬
‫مثأ ه‬
‫ٱل ب‬
‫ل‬
‫ذ‬
‫ما ٱلأب خيأعه ذ‬
‫ل ٱلررب خووا ا وخأ خ‬
‫ك ب ذأن بههمأ خقال هووا ا إ ذن ب خ‬
‫ه ذ خ خس‬
‫هۥ‬
‫موأ ذ‬
‫من خ‬
‫ه ٱلأب خيأعخ وخ خ‬
‫حبر خ‬
‫ى فخل خ ه‬
‫عظ خةة ر‬
‫جاخءه هۥ خ‬

‫م ٱلررب خوواس ا فخ خ‬
‫ٱلل ب ه‬
‫من برب رهذۦ فخٱنت خهخ و‬
‫عاد فخأ هول خوئ ذ خ خ‬
‫ما سل خ خ خ‬
‫ب ٱلبنا سرر ههمأ ذفيخها‬
‫ح ه‬
‫ك أصأ وخ‬
‫منأ خ خ‬
‫خ خ‬
‫ف وخأمأهره هۥۥ إ ذخلى ٱلل ب سهر وخ خ‬
‫ا‬
‫ن‬
‫وخ‬
‫دو خ‬
‫خل ذ ه‬

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang

demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah Menghalalkan jual beli dan Mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya Larangan dari Tuhan-nya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
5 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari'ah, Zikrul Hakim, Jakarta, 2003, hlm. 43.
6 Kernain Perwataatmadjha, Apa dan Bagaimana Bank Islam, PT. Intermasa, Yogyakarta, 1993, Cet. Ke-2, hlm.
25.
7 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Accaunt Officer Bank Syari'ah, PT. Elex Media Komputine, Jakarta, 2009,
hlm. 24.
8 Wiroso, Jual Beli Murabahah, UII Press, Yogyakarta, 2005, Cet. Ke-1, hlm. 13.

5

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
QS. An-Nisa: 29

‫خ‬
‫ل إ ذبل خأن ت خ ه‬
‫كم ب خيأن خ ه‬

‫مهنوا ا خل ت خأأك هل هووا ا أ خمأووخل خ ه‬
‫ن‬
‫ي خوأي يخها ٱل ب ذ‬
‫كو خ‬
‫ن خءا خ‬
‫كم ب ذٱلأب وخط ذ ذ‬
‫ذي خ‬
‫ه خ‬
‫ما‬
‫منك همأس وخخل ت خقأت هل هووا ا خأن ه‬
‫جخرة ة خ‬
‫ن ب ذك همأ خر ذ‬
‫كا خ‬
‫سك همأس إ ذ ب‬
‫ت ذ وخ‬
‫ف خ‬
‫حي م‬
‫ن ٱلل ب خ‬
‫عن ت خخراضض ر‬


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.

Selain kedua ayat tersebut, skim murabahah juga berlandaskan pada sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Shuhaib bin Sinan Ar Rumy r.a (Arifin,
2001: 25): "Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan adalah: pertama, menjual yang
pembayaran tangguh (murabahah); kedua, muqarradhah (mudarabah) dan ketiga,
mencampuri

tepung

dengan

gandum

untuk

kepentingan

rumah,

bukan

untuk

diperjualbelikan".9

C. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun dan syarat murabahah terdiri dari pihak yang berakad, objek yang diperjualbelikan
dan akad/sighat, penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Pihak yang berakad:
-

Cakap hukum; dan
Sukarela (rida), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa/dibawah tekanan.

2. Objek yang diperjualbelikan:
-

Tidak termasuk yang diharamkan/dilarang;
Bermanfaat;
Penyerahannya dari penjual ke pembeli dapat dilakukan;
Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad; dan
Sesuai spesifikasinya yang diterima pembeli dan diserahkan penjual.

3. Akad/sighat:
-

Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad;

9 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis, Kencana,
Jakarta, 2010, hlm. 42.

6

-

Antara ijab kabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun

-

harga yang disepakati;
Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada

-

hal/kejadian yang akan datang; dan
Tidak membatasi waktu, misal: saya jual ini kepada anda untuk jangka waktu 10 bulan
setelah itu jadi milik saya kembali.
Rukun dan syarat yang ada dan berlaku di dalam transaksi murabahah ini merupakan

rukun dan syarat yang sama dengan yang ada di dalam fikih. Adapun syarat-syarat yang lain
seperti barang, harga, serta cara pembayaran yang bersangkutan adalah sesuai dengan
kebijakan yang diambil oleh bank tersebut.

D. Teknis Penerapan Murabahah di Perbankan Syariah
Skim Pembiayaan Murabahah
Skim pembiayaan murabahah merupakan skim yang muncul karena bank tidak
memiliki barang yang diinginkan oleh pembeli, sehingga bank harus melakukan transaksi
pembelian atas barang yang diinginkan kepada pihak lainnya yang disebut supplier. Dengan
demikian, dalam skim ini bank bertindak selaku penjual di satu sisi, dan di sisi lain bertindak
sebagai pembeli. Kemudian bank akan menjualnya lagi kepada pembeli dengan harga yang
telah disesuaikan yaitu harga beli bank dan margin keuntungan yang telah disepakati.
Pembiayaan murabahah merupakan salah satu dari konsep pembiayaan yang berdasarkan jual
beli yang bersifat amanah.
Secara sederhana yang dimaksudkan dengan murabahah adalah suatu penjualan
seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati, atau merupakan jual beli
barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang telah disepakati antara
penjual dan pembeli. Dalam teknis yang ada di perbankan Islam, murabahah merupakan akad
jual dan beli yang terjadi antara pihak bank Islam selaku penyedia barang yang menjual
dengan nasabah yang memesan dalam rangka pembelian barang itu. Keuntungan yang
diperoleh dari pihak bank Islam dalam transaksi ini merupakan keuntungan jual beli yang
telah disepakati secara bersama. Harga jual bank Islam merupakan harga beli dari para
pemasok ditambah keuntungan yang telah disepakati. Dengan begitu pihak nasabah
mengetahui besarnya keuntungan yang diambil oleh pihak bank Islam.

7

Produk dengan skim murabahah merupakan produk yang paling populer dan banyak
digunakan oleh perbankan Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa alasan
yang mendasari adalah:
a) Murabahah merupakan suatu mekanisme pembiayaan investasi jangka pendek yang
cukup memudahkan serta menguntungkan pihak bank Islam dibandingkan dengan
konsep profit and lost sharing atau bagi hasil yang dianut oleh konsep mudarabah dan
musarakah.
b) Mark-up dalam murabahah ditetapkan sedemikian rupa yang memastikan bahwa bank
Islam akan dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan
berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam.
c) Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan
sistem PLS.
d) Murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen
bisnis, karena bank bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam
murabahah adalah hubungan antara kreditor dan debitur. (Saeed, 121; 2004)
Di bawah ini merupakan gambar 1 pembiayaan murabahah:

Berdasarkan ketentuan dari gambar tersebut, akad murabahah (pengikatan)
dilaksanakan setelah barang secara prinsip dimiliki oleh bank dan bank tidak boleh
melakukan pengikatan (menjual barang kepada nasabah), sementara barang tersebut belum
dimiliki bank.

8

Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan barang
investasi. Skim ini paling banyak digunakan karena sederhana dan menyerupai kredit
investasi pada bank konvensional.
Karakteristiknya sebagaimana ditulis oleh tim pengembangan perbankan syariah
Institut Bankir Indonesia (2003., hal. 66.) adalah penjual harus memberitahu harga produk
yang ia beli dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Skim murabahah sangat berguna bagi sesorang yang membutuhkan barang secara
mendesak tetapi kekurangan dana. Ia kemudian meminta pada bank agar membiayai
pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima. Harga jual
pada pemesanan adalah harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati. Kesepakatan
harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan tidak dapat berubah menjadi lebih mahal
selama berlakunya akad.
Proses pembiayaan murabahah dapat digambarkan dalam gambar 2 berikut:

Sumber: (Zulkifli, 2003., hal.40.)
Dari gambar 2.1 diatas dapat dijelaskan proses pembiayaan murabahah adalah sebagai
berikut:
1. Negosiasi dan persyaratan, pada tahap ini melakukan negosisasi dengan pihak bank
yang berhubungan dengan spesifikasi produk yang diinginkan oleh nasabah, harga beli
dan harga jual, jangka waktu pembayaran atau pelunasan, serta persyaratan-

9

persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh nasabah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada bank syariah.
2. Bank membeli produk/barang yang sudah disepakati dengan nasabah tersebut. Bank
biasanya membeli ke supplier.
3. Akad jual beli, setelah bank membeli produk sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan nasabah, maka selanjutnya bank menjualnya kepada nasabah, disertai
dengan penandatanganan akad jual beli antara bank dan nasabah, pada akad tersebut
dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan jual beli murabahah. Rukun dan syaratsyaratnya harus terpenuhi.
4. Supplier mengirim produk/barang yang dibeli oleh bank ke alamat nasabah, atau
sesuai dengan akad perjanjian yang telah disepakati antara bank dan nasabah
sebelumnya.
5. Tanda terima barang dan dokumen, ketika barang sudah sampai ke alamat nasabah,
maka nasabah harus menandatangani surat tanda terima barang, dan mengecek
kembali kelengkapan dokumen-dokumen produk/barang tersebut.
6. Proses selanjutnya adalah nasabah membayar harga produk/barang yang dibelinya dari
bank, biasanya pembayaran dilakukan secara angsuran/cicilan dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati sebelumnya.10
Perbedaan Jual Beli Murabahah dengan Bunga
No
1
2
3

4
5
6
7
8

JUAL BELI MURABAHAH
Barang sebagai objek, nasabah
berhutang barang, bukan berhutang
uang.
Sektor moneter terkait dengan sektor
riil, sehingga menyentuhlangsung
sektor riil.
Mendorong percepatan arus barang,
mendorong produktivitas dan
entrepreneuship, yang pada gilirannya
meningkatkan employment.
Pertukaran barang dengan uang.
Margin tidak berubah.
Akad jual beli dan memenuhi rukun
jual beli.
Bila macet tidak ada bunga berbunga.
Jika nasabah tidak mampu membayar,
tidak ada denda. (QS. 2: 283)

BUNGA/RIBA
Uang sebagai objek, nasabah berhutang
uang.
Sektor moneter dan riil terpisah, tidak
ada keharusan mengaitkan sektor
moneter dan riil.
Tidak mendorong percepatan arus
barang, karena tidak mewajibkan
adannya barang, tidak mendorong
produktivitas yang pada akhirnya
menciptakan unemployment.
Pertukaran uang dengan uang.
Bunga berubah sesuai tingkat bunga.
Tidak ada akad jual beli, tetapi uang
langsung sebagai komoditas.
Terjadi compound interest.
Denda/bunga.

10 Imron al Hushein, "Murabahah", diakses dari http://alhushein.blogspot.co.id/2011/12/murabahah.html, pada
tanggal 2 Januari 2016 pukul 12.16.

10

9

11

Jika nasabah dinilai mampu, tetapi
tidak bayar, dikenakan denda untuk
mendidik. Dananya untuk sosial,
bukan pendapatan bank.
Terjadi pemindahan kepemilikan,
barang sekaligus sebagai jaminan.
Tidak membuka jalan spekulasi.

12

Sah, halal, dan penuh berkah.

13

‫و أحل ال س لله البيع‬

10

14

Denda/bunga berbunga cenderung
menzalimi/eksploitasi, tidak mendidik
dan denda bunga menjadi pendapatan
bank.
Tidak ada pemindahan kepemilikan.
Bunga membuka peluang/menjadi lahan
spekulasi.
Tidak sah, haram, dan jauh dari berkah
serta mendapat laknat.

Uang sebagai alat tukar (purchasing
power).

‫و حرم لربا‬

Over supply of money (inflasi dan
devaluasi).

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Murabahah atau disebut juga ba' bitsmanil ajil. Kata murabahah berasal dari kata
ribhu (keuntungan). Sehingga murabahah berarti saling menguntungkan. Secara
sederhana murabahah berarti jual beli barang ditambah keuntungan yang disepakati.
2. Landasan hukum murabahah ini berdasarkan kepada al-Quran dan Hadis.
3. Rukun dan syarat murabahah terdiri dari pihak yang berakad, objek yang
diperjualbelikan dan akad/sighat.
4. Skim pembiayaan murabahah merupakan skim yang muncul karena bank tidak
memiliki barang yang diinginkan oleh pembeli, sehingga bank harus melakukan
transaksi pembelian atas barang yang diinginkan kepada pihak lainnya yang disebut
supplier. Dengan demikian, dalam skim ini bank bertindak selaku penjual di satu sisi,
dan di sisi lain bertindak sebagai pembeli. Kemudian bank akan menjualnya lagi
kepada pembeli dengan harga yang telah disesuaikan yaitu harga beli bank dan margin
keuntungan yang telah disepakati.
11

B. Saran
Agar terciptanya perekonomian yang bebas dari riba/bunga hendaknya para pelaku
ekonomi di Indonesia khususnya umat Islam benar-benar memahami dan menerapkan sistem
syariah dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian. Jika belum terlalu
memahami mengenai ekonomi Islam itu sendiri paling tidak dalam menabung, kita sudah
memilih bank dengan sistem syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Mardani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana.
Nurul Huda dan Mohamad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Jakarta: Kencana.
Muhammad Iwad al Ikhlas. Murabahah dan aplikasinya di perbankan syariah. Diakses dari
http://muhammad-iwad.blogspot.co.id/2014/05/murabahah-dan-aplikasinya-diperbankan.html pada tanggal 2 Januari 2016 pukul 12.20.
Adiwarman A. Karim. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sunarto Zulkifli. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari'ah. Jakarta: Zikrul
Hakim.
Kernain Perwataatmadjha. 1993. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: PT.
Intermasa..
Yusak Laksmana. 2009. Panduan Praktis Accaunt Officer Bank Syari'ah. Jakarta: PT. Elex
Media Komputine.
12

Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press.
Imron al Hushein. Murabahah. diakses dari
http://alhushein.blogspot.co.id/2011/12/murabahah.html, pada tanggal 2 Januari 2016 pukul
12.16.

13