Jinas Dalam Kitabالمختار من بيانه و حكمه Al-mukhtāru Min Bayānihi Wa Hikamihi Analisis Ilmu Badi’

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu
1. Suryagraha Pandegatama (NIM : 11110003) dengan judul “

‫ﻋﻨﺎﺻﺮ‬

" (‫ﺍﻟﺴﺠﻌﻮﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻓﻲ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻘﻠﻢ )ﺩﺭﺍﺳﺔ ﺗﺤﻠﻴﻠﻴﺔ ﺑﺪﻳﻌﻴﺔ‬/‘anāṣiru al-saja‘u wa aljināsu fī sūratin al-qalami (dirāsatun taḥlīliyyatun badī‘iyyatun)/ skripsi
pada tahun 2016 di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pada penelitian ini,
objek yang digunakan adalah surah Al-Qalam di dalam Al-Quran.
Penelitian ini menggunakan metode Kepustakaan dan metode Analisis
Deskriptif, dengan teori Ilmu Balaghah dari Ali al-Jarimi dan Musthafa
Amin. Penelitian ini fokus pada berapa jumlah ayat yang terkandung Saja’
dan Jinas dalam surah Al-Qalam dan jenis Jinas yang terdapat dalam surah
Al-Qalam. Hasil penelitian ini menunjukkan pada surah al-Qalam ada dua
uslub yaitu sajak dan jinas. Uslub sajak terdapat pada 47 ayat, dari ayatayat tersebut terdapat dua macam sajak. Sedangkan uslub jinas terdapat
pada tujuh ayat yang terdiri dari empat macam jinas. Dari penelitian ini
dapat diketahui fungsi dari uslub sajak dan jinas, yaitu berfungsi
memperindah kalimat atau ayat-ayat pada surah al-Qalam.


2. Ahmad Irwandi (NIM : 107021001474) dengan judul

‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻭ ﺍﻧﻮﺍ ﻋﻪ‬

‫ﻓﻴﺎﻻﺣﺎﺩﺙ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻻﺫﻛﺎﺭ ﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻨﻮﺭ‬/al-jināsu wa anwā’uhu fī alaḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/ skripsi tahun
2011 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pada penelitian ini, objek yang
digunakan adalah Kitab

‫ﺍﻻﺣﺎﺩﺙ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻻﺫﻛﺎﺭ ﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻨﻮﺭ‬

/al-

Universitas Sumatera Utara

aḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/. Penelitian ini
menggunakan metode Kepustakaan dan metode Analisis Deskriptif dengan
teori Jinas Ahmad Musthafa al-Maraghi, Ahmad Hasyimi, Ali al-Jarimi dan
Musthafa Amin. Penelitian ini fokus pada Keindahan Lafaz pada Jinas dan
pembagiannya, serta pengertian Jinas dan pembagian Jinas yang
terkandung di dalamnya. Hasilnya, Jinas lafzhi terbagi dua, Jinas Tam

(Mumatsal dan Mustaufi), dan Jinas Ghayru Tam (Mahruf, Naqish,
Marduf, Muktanif, Mutharraf, Madzil, Mudhari’, Lahiq dan Qalb). Adapun
yang terkandung di dalam Kitab

‫ﺍﻻﺣﺎﺩﺙ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻻﺫﻛﺎﺭ ﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻨﻮﺭ‬

/al-aḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/yang termasuk
kategori Jinas Taam yang terdiri dari tujuh hadits : (Mumatsal : tujuh
hadits, Mustaufi : tidak ada), dan yang termasuk kategori Jinas Ghayru
Taam terdiri dari dua puluh empat hadits : (Lahiq : tujuh belas hadits,
Mudhari’: tiga hadits, Mahruf: dua hadits, Naqish: dua hadits, Marduf,
Muktanif, Mathruf, Madzil dan Qalb: tidak ada)

3. Nurul Zarina (NIM : 120704001) dengan judul

‫ﺗﺤﻠﻴﻞ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻓﻰ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ‬

‫ ﺟﺰﺃ ﺗﺴﻊ ﻭ ﻋﺸﺮﻳﻦ‬/taḥlīlu al-jināsi fī al-qurāni al-karīmi juz’u tis‘u wa
‘isyrīna/ “Analisis Jinas di dalam Al-Quran Karim juz 29” pada tahun 2016
di Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada penelitian ini, objek yang

digunakan adalah Al-Quran Karim juz 29. Penelitian ini menggunakan
metode Kepustakaan dan Metode Analisis Deskriptif, dengan teori Jinas
Nashaf, Hasyimi, Dayb dan Ahmad Qasym. Penelitian ini fokus pada
jumlah Jinas dan pembagian jenis Jinas di dalam Al-Quran Karim juz 29.
Hasilnya, jumlah Jinas di dalam Al-Quran juz 29 adalah 56 Jinas, dan jenis
Jinas yang terdapat di dalam Al-Quran Karim juz 29 yaitu: Jinas Tam :
Jinas mumatsal terdapat 5 Jinas. Pada Jinas Ghairu Tam : Jinas mudhari’
terdapat 2 Jinas, Jinas Lahiq terdapat 10 Jinas, Jinas mushaf terdapat 2
Jinas, Jinas naqis terdapat 5 Jinas, Jinas mahruf terdapat 2 Jinas, Jinas lafzi
terdapat 2 Jinas, dan Jinas Isytiqaq terdapat 22 Jinas.

Universitas Sumatera Utara

Ketiga penelitian tersebut di atas sudah tentu akan berbeda dengan
penelitian ini, karena dalam penelitian ini peneliti mengkaji objek yang berbeda
dengan tiga peneliti di atas. Objek peneliti adalah Bab I dalam pasal kelima dari
kitab

‫ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻭ ﺣﻜﻤﻪ )ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺍﻻﻭﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﺍﻟﺨﺎﻣﺲ‬/al-mukhtāru min


bayānihi wa ḥikamihi (al-bābu al-awwalu fī al-faṣli al-khāmisi/ yang berisi
kumpulan mutiara hikmah Ali bin Abi Thalib peribahasa. Peneliti juga
menggunakan teori yang berbeda dengan tiga peneliti di atas. Peneliti
menggunakan teori Ibnu ‘Aziz ‘Atyq dan teori pendukung dari Ali al-Jarimi dan
Musthafa Amin, Hasyimi, Dr Qasym dan Mahyuddin.

2.2 Ilmu Balaghah dan Pembagiannya
Sebelum membahas mengenai teori Jinas, peneliti akan memaparkan
terlebih dahulu apa itu Ilmu Balaghah dari kutipan beberapa ahli Balaghah.

‫ ﻓﻼ ﺑﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻔﻜﻴﺮ‬,‫ ﻫﻲ ﻣﻄﺎﺑﻘﺔ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﻔﺼﻴﺢ ﻟﻤﻘﺘﻀﻰ ﺍﻟﺤﺎﻝ‬: ‫ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ ﺇﺻﻄﻼﺣﺎ‬
‫ ﻣﻊ ﺗﻮﺧﻲ ﺍﻟﺪﻗﺔ ﻓﻲ ﺍﻧﺘﻘﺎء‬,‫ﻓﻴﺎﻟﻤﻌﺎﻧﻲ ﺍﻟﺼﺎﺩﻗﺔ ﺍﻟﻘﻴﻤﺔ ﺍﻟﻘﻮﻳﺔ ﺍﻟﻤﺒﺘﻜﺮﺓ ﻣﻨﺴﻘﺔ ﺣﺴﻨﺔ ﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ‬
‫ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﻭﻻﺳﺎﻟﻴﺐ ﻋﻠﻲ ﺣﺴﺐ ﻣﻮﺍﻁﻦ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻭ ﻣﻮﺍﻗﻌﻪ ﻭ ﻣﻮﺿﻮﻋﺎ ﺗﻪ ﻭ ﺣﺎ ﻝ ﻣﻦ ﺍﻥ ﻳﻜﺘﺐ‬
.‫ﻟﻬﻢ ﺍﻭ ﻳﻠﻘﻲ ﺇﻟﻴﻬﻢ‬
/al-balāghatu iṣṭilāḥan : hiya muṭābiqatu al-kalāmi al-faṣīḥi li muqtaḍā al-ḥāli,
fa lā budda fīhā min al-tafkīri fī alma‘āniyyi al-ṣādaqati al-qīmati al-qawiyyati almubtakirati munsiqatin ḥasanatin al-tartībi, ma‘a tawakhī al-diqati fī intiqā’i
al-kalimāti wa li asālībi ‘alā ḥasbi mawāṭini al-kalāmi wa mawāqi‘ihi wa
mauḍū‘ātihi wa ḥālin man an yaktuba lahum au yulqā ilaihim/ `Ilmu Balaghah
secara istilah : adalah kesesuaian antara ucapan (kalam) yang fasih, yang harus
bersumber dari sebuah pemikiran yang dalam, maknanya yang memiliki nilai

sangat indah dan tersusun dengan rapi, ketepatan dalam diksi (pemilihan kata) dan
uslub-uslub yang sesuai dengan perkataan dan posisi dan tema pada hal yang akan
disampaikan`. (Qasym dan Dayyib, 2003:7)

Universitas Sumatera Utara

,‫ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ ﻫﻲ ﺗﺄﺩﻳﺔ ﺍﻟﻤﻌﻨﻲ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻭﺍﺿﺤﺎ ﺑﻌﺒﺎﺭﺓ ﺻﺤﻴﺤﺔ ﻓﺼﻴﺤﺔ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺃﺛﺮ ﺧﻼﺏ‬
‫ﻣﻊ ﻣﻼءﻣﺔ ﻛﻞ ﻛﻼﻡ ﻟﻠﻤﻮﻁﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺎﻝ ﻓﻴﻪ ﻭﺍﻻﺷﺨﺎﺹ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺨﺎﻁﺒﻮﻥ ﻭ ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ ﻣﺄﺧﻮﺫﺓ‬
.‫ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻬﻢ‬
/al-balāghatu hiya ta’diyatu al-ma‘nā al-jalīli wāḍiḥan bi‘ibāratin ṣaḥīḥatin
faṣīḥatin lahā fī al-nafsi aṡri khilābi, ma‘a malā’imatin kullu kalāmin lilmauṭini
allażī yuqālu fīhi wa al-asykhāṣu allaḍī yukhāṭibūna wa al-balāghatu ma’u
khūżatin min qaulihim./ `Balaghah adalah menyampaika makna yang mulia secara
jelas dengan pengungkapan yang benar dan fasih, yang memberi pengaruh dalam
menarik hati, yang sesuai dengan bahasa daerah setempat lawan bicara dan
pembicara`. (Hasyimi, tt:40)
Maka dari pengertian Ilmu Balaghah di atas, dapat dicermati bahwa Ilmu
Balaghah merupakan Ilmu yang khusus dan istimewa karena dengan ilmu
Balaghah dianalisis keindahan bahasa Arab, baik dari segi lafaz maupun dari segi
maknanya yang mencerminkan estetika bahasa Arab.

Luasnya perbendaharaan kata dalam bahasa Arab membuat para ahli
Balaghah membagi ilmu Balaghah menjadi tiga bagian, yaitu: Ilmu Bayan, Ilmu
Ma’ani dan Ilmu Badi’. Dikutip dari tulisan Dr. Qasym dan Dr. Mahyuddin di
dalam kitab ‫ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ‬

‫ﻋﻠﻮﻡ‬/‘ulūmu al-balāghati/

‫ ﻋﻠﻤﺎﻟﺒﺪ ﻳﻊ‬،‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ‬،‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ‬:‫ﻗﺴﻢ ﺍﻟﺒﻠﻐﻴﻮﻥ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ ﻫﻲ‬
/qasama al-balaghiyyūna ‘ulūma al-balāghati ṡalāṡatu aqsāmin hiya : “ilmu
al-ma‘āni, ‘ilmu al-bayāni, ‘ilmu al-badī‘i/ `para ahli balaghah membagi ilmu
balaghah menjadi 3 jenis yaitu : ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’ `.
(Qasym dan Dayyib, 2003:50)
Berikut ini ada penjelasan dari Ilmu Badi’, Ilmu Bayan dan Ilmu Ma’ani

‫ ﻭﺍﺻﻄﻼﺣﺎ ﺗﺰﻳﻴﻦ ﻷﻟﻔﺎﻅ‬.‫ ﺍﻟﺸﻴﺊ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻭﻻ‬.(‫ ﺟﺎء ﻓﻰ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ )ﺑﺪﻉ‬:‫ﺍﻟﺒﺪﻳﻊ ﻟﻐﺔ‬
.‫ ﻭ ﻳﺴﻤﻰ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﻟﻄﺮﻕ ﺍﻟﺘﺰﻳﻴﻦ‬،‫ﺃﻭﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻴﺒﺄﻟﻮﺍﻥ ﺑﺪ ﻳﻌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ ﺍﻟﻠﻔﻈﻲ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻌﻨﻮﻱ‬

Universitas Sumatera Utara

/al-badī‘u lughatan : jā’a fī al-lisāni (bada‘a). al-syai’u al-lażī yakūnu awwalān.


wa iṣṭilāḥan tuzayyīnu li al-fāẓin au al-ma‘āniyyin bi alwānin badī‘atin min
al-jumāli al-lafẓiyyi au al-ma‘nawiyyi, wa yusammā al-‘ālimu al-jāmi‘u liṭariqin
al-tazyīni / `Badi’ secara bahasa dilihat dari kamus Lisan al-‘Arabi berasal dari
kata ‫ﺑﺪﻉ‬/bada‘a/artinya sesuatu yang baru. Secara istilah yaitu menghiasi lafadz
atau makna dengan warna-warna baru dari keindahan lafadz dan makna, para
ulama balaghah menyebutnya sebagai teknik menghias lafaz dan makna`
(Qasym dan Dayyib, 2003:52)

.‫ﻣﺎ ﻳﺒﻴﻦ ﺑﻪ ﺍﻟﺸﻴﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ‬:‫ ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ‬.(‫ ﺟﺎءﻓﻲ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ )ﺑﻴﻦ‬:‫ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﻟﻐﺔ‬
."‫ﻭﺍﺻﻄﻼﺣﺎ ﺟﺎء ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻌﺮﻳﻔﺎﺕ "ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺇﻅﻬﺎﺭ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻢ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺍﻟﺴﻤﻊ‬

/al-bayānu lughatan : jā’a fī al-lisāni (bayyinu). al-bayānu : mā yubayyinu bihi alsyai‘u min al-dalālati wa ghairi hā. wa iṣṭilāḥan jā’a fī kitābin al-ta‘rīfāti
al-bayānu ‘ibāratin ‘an iẓhāri al-mutakallimi al-murādi al-sima‘i/ `Bayan secara
/bayyinu/. ‘Ilmu ‫ﺑﻴﻦ‬bahasa dilihat dari kamus Lisan al-‘Arabi berasal dari kata
Bayan adalah ilmu yang menjelaskan di dalamnya sesuatu dari konteks atau
tidak.Secara istilah, di dalam buku ta’rifat, “Ilmu Bayan adalah perumpamaan dari
penjelasan maksud pembicara yang mendengar`. (Qasym dan Dayyib, 2003:138)

،‫ ﻭﺍﻟﺒﻴﺎﻥ‬،‫ ﻫﻮ ﺃﺣﺪ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺒﻼﻏﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ )ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ‬:‫ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻰ‬،‫ﻓﻲ ﻣﻌﺠﻢ ﺍﻟﻤﺼﻄﻠﺤﺎﺕ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬

‫ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻌﺮﻑ ﺑﻪ ﻣﺎ ﻳﻠﺤﻖ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﻣﻦ ﺍﺣﻮﺍﻝ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻄﺎﺑﻘﺎ ﻟﻤﻘﺘﻀﻰ‬،(‫ﻭﺍﻟﺒﺪﻳﻊ‬
.‫ﺍﻟﺤﺎﻝ‬
/fī mu‘jami al-muṣṭaliḥāti al-’arabiyyati, al-ma‘ān i : hu w
a aḥadu ‘ulūmu
al-balāghati al-’arābiyyati (al-ma‘āni, wa al-bayāni, wa al-badī‘i/ `Di dalam
kamus terminologi Arab, ilmu ma’ani yaitu salah satu dari cabang ilmu balaghah
Arab (ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’), yaitu ilmu yang membahas lafazlafaz yang ditimbulkan dari sebuah keadaan hingga sesuai dengan situasi dan
kondisi` (Qasym dan Dayyib, 2003:259)
Uraian di atas menjelaskan bahwa Badi’ khusus membahaskeindahan lafaz
dan makna, manguraikan keindahan susuan kata dalam lafaz-lafaz bahasa Arab
dan memaparkan dalamnya makna yang terkandung di dalam lafaz bahasa
Arab.Bayan khusus membahasa perumpamaan-perumpamaan dalam bahasa Arab
yang harus dijelaskan dan dipahami makna dari perumpamaan tersebut,

Universitas Sumatera Utara

sedangkan ma’anikhusus mempelajari lafaz-lafaz yang dibuat agar sesuai dengan
situasi dan kondisi.
2.3 Ilmu Badi’
2.3.1 Pengertian Ilmu Badi’

Seperti yang sudah peneliti jelaskan di latar belakang, peneliti mengambil
fokus pembahasan pada Ilmu Badi’ yaitu salah satu cabang Ilmu Balaghah yang
khusus membahas keindahan makna dan keindahan lafazh. Pengertian Ilmu Badi’
dari beberapa kitab lain sebagai berikut

‫ﺍﻟﺒﺪﻳﻊ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ )ﺍﻟﺘﻠﺨﻴﺺ( ﻫﻮ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﻌﺮﻑ ﺑﻪ‬
. ‫ﻭﺟﻮﻫﺘﺤﺴﻦ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺑﻌﺪ ﺭﻋﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﻄﺎﺑﻘﺔ ﻭ ﻭﺿﻮﺡ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ‬
/al-badī’u kamā yaqūlu al-khaṭību muḥammadun ibnu ’abdi al-raḥmāni
fī kitābihi (al-takhlīṣu) huwa al-‘ilmu yu‘rifu bihi wujūhu taḥsinu al-kalāmi ba‘da
ri‘āyatin al-muṭābiqati wa wuḍūḥu al-dalālati/ `Badi’ seperti disampaikan oleh
khatib Muhammad bin ‘Abdurrahman (kitab talkhis) yaitu ilmu yang
menampilkan keindahan ungkapan namun tetap menjaga keindahan kata yang
mengikutinya dan kejelasan dalil-dalilnya` (‘Atyq, tt:7)

‫ ﺃﻭ‬,‫ ﺇﻣﺎ ﺑﺴﺠﻊ ﻳﻔﺼﻠﻪ‬: ‫"ﺍﻟﺒﺪﻳﻊ ﻫﻮ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻓﻲ ﺗﺰﻳﻴﻦ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻭ ﺗﺤﺴﻴﻨﻪ ﺑﻨﻮﻉ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻨﻤﻴﻖ‬
‫ ﺃﻭ ﺗﻮﺭﻳﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺑﺈﻳﻬﺎﻡ‬,‫ ﺃﻭ ﺗﺮﺻﻴﻊ ﻳﻘﻄﻊ ﺃﻭﺯﺍﻧﻪ‬,‫ﺗﺠﻨﻴﺲ ﻳﺸﺎﺑﻪ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻔﺎﻅﻪ‬
"‫ ﺃﻭ ﻁﺒﺎﻕ ﺑﺎﻟﺘﻘﺎﺑﻞ ﺑﻴﻦ ﺍﻷﺿﺪﺍﺩ ﻭ ﺃﻣﺜﺎﻝ ﺫﻟﻚ‬,‫ ﻻ ﻳﺸﺘﺮﺍﻙ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬,‫ﻣﻌﻨﻲ ﺃﺧﻔﻰ ﻣﻨﻪ‬
/al-badī‘u huwa al-naẓru fī tazyīni al-kalāmi wa taḥsīnihi binau‘in min
al-tanmīqi : immā bisaj‘in yufaṣilihi, au tajnīsi yusyābihu baina al-fāẓihi, au
taraṣiya‘u yaqṭa‘u auzānuhu, au tauriyatu ‘an al-ma‘nā al-maqṣūdi bi’īhāmi ma‘nā

akhfā minhu, lā yasytarāku al-lafẓi bainahumā, au ṭibāqu bi al-tiqābili baina alaḍdādi wa amṡāli żālika/ `Al-Badi’ adalah teori dalam estetika kata dan
memperbaikinya dengan berbagai cara : adapun saja’ dengan menjelaskan,
sedangkan jinas pemilihan kata yang berpadan bagi kata lainnya, adapun tarasiya’
mencermati bentuk kata, adapun tauriyah tentang makna yang dimaksud dengan
menyembunyikan makna kata yang tidak berkaitan antara keduanya, atau tibaq
dengan saling memadankan antara dua hal yang berlawanan dan semisalnya`.
(Ibnu Khaldun dalam ‘Atyq, tt:7)

Universitas Sumatera Utara

Maka dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, ilmu Badi’ adalah ilmu
yang bukan hanya membahas dan mengupas keindahan keindahan lafaz bahasa
Arab, namun juga membahas dan mnegupas keindahan dan ketinggian makna dari
lafaz bahasa Arab.

2.3.2 Pembagian Ilmu Badi’
Ilmu Badi’ terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu keindahan makna
( ‫ ﺍﻟﻤﺤﺴﻨﺎﺕ ﺍﻟﻤﻌﻨﻮﻳﺔ‬/al-muḥassinātu al-ma‘nawiyyati/) dan keindahan lafazh
( ‫ﺍﻟﻤﺤﺴﻨﺎﺕ ﺍﻟﻠﻔﻈﻴﺔ‬/al-muḥassinātu al-lafẓiyyatu/) yang mana pada masing-masing
pembahasan tersebut memiliki cabang lagi.


‫ ﻣﻌﻨﻮﻱ ﻳﺮﺟﻊ ﺇﻟﻰ ﺗﺤﺴﻴﻦ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﺃﻭﻻ ﻭﺑﺎﻟﺬﺍﺗﻮﺿﺮﺏ‬: ‫ﻭﺍﻟﻤﺤﺴﻨﺎﺕ ﺍﻟﺒﺪﻳﻌﻴﺔ ﺿﺮﺑﺎﻥ‬
‫ﻟﻔﻈﻲ ﻳﺮﺟﻊ ﺇﻟﻰ ﺗﺤﺴﻴﻦ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺃﺻﻼ‬
/wa al-muḥassinātu al-badī‘iyyatu ḍarbāni : ma‘nawiyyu yarji‘u ilā taḥsīni
al-ma‘nā awwalan wa bi liżāti wa ḍaraba lafẓī yarji‘u ilā taḥsīni al-lafẓi aṣlan/
`keindahan Ilmu Badi’ terbagi menjadi dua : makna yang membahas mengenai
keindahan di dalam makna dan lafazh yang membahas mengenai keindahan di
dalam lafaz`. (‘Atyq, tt:76)

‫ ﺍﻟﻠﻒ ﻭﺍﻟﻨﺸﺮ )ﻣﺮﺍﻋﺎﺓ‬,‫ ﺗﺠﺎﻫﻞ ﺍﻟﻌﺎﺭﻑ‬,‫ ﺍﻟﺘﻮﺭﻳﺔ‬,‫ ﺍﻟﻄﺒﺎﻕ ﻭﺍﻟﻤﻘﺎﺑﻠﺔ‬: ‫ﺍﻟﻤﺤﺴﻨﺎﺕ ﺍﻟﻤﻌﻨﻮﻳﺔ‬
.‫ ﺍﻹﺭﺻﺎﺩ‬,‫ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻞ‬,‫ ﺗﺄﻛﻴﺪ ﺍﻟﺬﻡ ﺑﻤﺎ ﻳﺸﺒﻪ ﺍﻟﻤﺪﺡ‬,‫ ﺗﺄﻛﻴﺪ ﺍﻟﻤﺪﺡ ﺑﻤﺎ ﻳﺸﺒﻪ ﺍﻟﺬﻡ‬,(‫ﺍﻟﻨﻈﻴﺮ‬
/al-muḥassinātu al-ma‘nawiyyatu : al-ṭibāqu wa al-muqābalatu, al-tauriyyatu,
tujāhilu al-‘ārifi, al-lafu wa al-nasyaru (marā’atu al-naẓīri), ta’kīdu al-madḥu bimā
yusybihu al-żimmu, ta’kīdu bimā yusybihu al-madḥu, ḥusnu al-ta‘līlu,
al-irṣādu/ `yang termasuk di dalam keindahan makna yaitu : thibaq dan
al-muqabalah, tauriyah, tajahul ‘arif, laf dan nasyar, ta’kid mada bima yusybiu
dzam, ta’kid dzam bima yusybihu madah, husnu ta’lil,irshad`.(Qasym dan
Dayyib, 2003:64)

,‫ ﻟﺰﻭﻡ ﻣﺎﻻﻳﻠﺰﻡ‬,‫ ﺭﺩﺍﻷﻋﺠﺎﺯﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ‬,‫ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ‬,‫ ﺍﻟﺴﺠﻊ ﻭ ﺍﻻﺯﺩﻭﺍﺝ‬: ‫ﺍﻟﻤﺤﺴﻨﺎﺕ ﺍﻟﻠﻔﻈﻴﺔ‬
.‫ﺍﻻﻗﺘﺒﺎﺱ ﻭ ﺍﻟﺘﻀﻤﻴﻦ ﻭ ﺍﻹﺑﺪﺍﻉ‬

Universitas Sumatera Utara

/al-muḥassinātu al-lafẓiyyatu : al-saja‘u wa al-izdawāju, al-jināsu, radda al-a‘jāzi
‘alā al-ṣudūri, lizūmin mā lā yulzamu, al-iqtibāsu, wa al-taḍmīnu, wa al-ibdā‘u/
`yang termasuk di dalam keindahan lafazh yaitu : saja’, azdawaj, jinas, radda
al a’jaz‘ala shudur, lazum ma la yulzam, iqtibas, tadhmin, ibda`. (Qasym dan
Dayyib, 2003:105)
Adapun Jinas termasuk dalam bagian keindahan lafazh seperti yang sudah
diuraikan di atas.
2.4 Jinas dan Pembagiannya
2.4.1 Pengertian Jinas
Pengertian Jinas dikutip dari beberapa buku adala sebagai berikut :

‫ " ﻛﻠﻤﺘﻴﻦ ﺗﺠﺎﻧﺲ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻣﻨﻬﻤﺎ‬: ‫ ﺃﻣﺎ ﺃﺑﻮ ﻫﻼﻝ ﺍﻟﻌﺴﻜﺮﻱ ﻓﻘﺪ ﻋﺮﻓﻪ ﺑﻘﻮﻟﻪ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ‬
.‫ﺻﺎﺣﺒﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﺗﺄﻟﻴﻒ ﺣﺮﻭﻓﻬﺎ‬
/al-jināsu : ammā abū halāli al-‘askariyyi faqad ‘arifahu biqaulihi: “kalimataini
tujānisu kullu wāḥidatin minhumā ṣāḥibatuhā fī ta’līfi ḥurūfihā”./ `adapun jinas
menurut Abu Halal al-‘askari adalah dua kalimat yang sama tiap-tiap unsur
keduanya di dalam penulisan hurufnya`. (Qasym dan Dayyib, 2003:114)

‫ﺍﻟﺘﺠﻨﻴﺲ ﺍﻥ ﺗﺠﻴﺊ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﺗﺠﺎﻧﺲ ﺍﺧﺮﻯ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﺷﻌﺮﻭﻛﻼﻡ ﻭﻣﺠﺎﻧﺴﺘﻬﺎ ﻟﻬﺎ ﺍﻥ ﺗﺸﺒﻬﻬﺎ ﻓﻲ‬
.‫ﺗﺄﻟﻴﻒ ﺣﺮﻭﻓﻬﺎ‬
/al-tajnīsu an tajī’a al-kalimatu tujānisi ukhrā fī baitin syi‘rin wa kalāmin wa
majānisatihā lahā an tasybahuhā fī ta’līfi ḥurūfihā/ `jinas ialah kata yang jenisnya
sama di dalam bait syair dan kalimat dan persamaannya terletak persamaan huruf
dan susunan hurufnya`. (‘Atyq, tt:195)
Maka dari uraian mengenai jinas di atas dapat disimpulkan bahwa jinas
termasuk ke dalam bagian pembahasan keindahaan lafaz dalam bahasa Arab, jinas
adalah persamaan atau kemiripan dua kata, baik dari huruf, jumlah huruf, harakat
huruf, dan susunan huruf / jenisnya namun memiliki makna yang berbeda.

2.4.2 Pembagian Jinas

Universitas Sumatera Utara

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Ibnu ‘Aziz ‘Atyq,
kitab Ilmu Badi’ yang membagi Jinas menjadi dua, yaitu Jinas Tam dan Jinas
Ghairu Tam.

‫ ﻫﻮ ﻣﺎ ﺍﺗﻔﻖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻠﻔﻈﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﺭﺑﻌﺔ‬: ‫ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﺘﺎﻡ‬, ‫ ﺗﺎﻡ ﻭ ﻏﻴﺮﺗﺎﻡ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻳﻨﻘﺴﻢ ﻗﺴﻤﻴﻦ‬
.‫ ﻭﺗﺮﺗﻴﺒﻬﺎ‬,‫ ﻭﻫﻴﺌﺘﻬﺎ ﺍﻟﺤﺎﺻﻠﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻭﺍﻟﺴﻜﻨﺎﺕ‬,‫ ﻭﺃﻋﺪﺍﺩﻫﺎ‬,‫ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬: ‫ﺃﻣﻮﺭ ﻫﻲ‬
/al-jināsu yanqasimu qismaini : tāmmun wa ghairu tāmmi, al-jināsu tāmmu : huwa
mā ittafaqa fīhi al-lafẓāni fī arb‘atin umūrin hiya : anwā‘u al-ḥurūfi, wa a‘dāduhā,
wa haiatuhā al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al-sakināti wa tartībihā/ `Jinas terbagi
dua, tam wa ghairu tam. Adapun jinas tam ialah : jinas yang di dalamnya terdapat
dua lafaz yang sama dalam empat hal, yaitu kesamaan huruf, jumlah, harakat dan
susunannya`. (‘Atyq, tt:197)
Defenisi di atas menunjukkan bahwa jinas taam memiliki ciri sebagai berikut :
1. 2 kata yang memiliki kesamaan huruf
2. 2 kata yang memiliki kesamaaan jumlah
3. 2 kata yang memiliki kesamaan harakat
4. 2 kata yang memiliki kesamaan susunan

Contohnya :

...




U

U

/yakādu sanā barqihī yażhabu bi al-abṣāri (43) yuqallibu allāhu al-laila wa
al-nahāra inna fī żālika la‘ibratan liuli al-abṣāri/ `Kilauan kilatnya hampir-hampir
menghilangkan penglihatan. Allah mempergantikan malam dan siang. Sungguh,
pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai penglihatan (yang tajam)`. (QS. 24:43-44) (‘Atyq, tt:198)
U

U

Pada contoh, didapati kata ‫ﺍﻷﺑﺼﺎﺭ‬/al-abṣāru/ diulang dua kali, makna kata

‫ﺍﻷﺑﺼﺎﺭ‬/al-abṣāru/ yang pertama adalah penglihatan (melihat dengan mata),
sedangkan makna kata ‫ﺍﻷﺑﺼﺎﺭ‬/al-abṣāru/ yang kedua adalah penglihatan kasat
mata (pemahaman, ilmu).Tanda jinas dari kedua kata di atas yaitu sama hurufnya

Universitas Sumatera Utara

( ‫ ﺭ‬,‫ ﺍ‬,‫ ﺹ‬,‫ ﺏ‬,‫)ﺃ‬, sama harakat kedua kata, jumlah huruf yang sama, dan susunan
huruf yang sama dalam bentuk ism.
Perkataan Bukhtari

‫ﺇﺫﺍ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺭﺍﺣﺖ ﻭﻫﻲ ﻋﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻬﻮﻯ * ﻓﻠﻴﺲ ﺑﺴﺮ ﻣﺎ ﺗﺴﺮ ﺍﻷﺿﺎﻟﻊ‬
/iẓā al-‘ainu rāḥatu wa hiya ‘ainun ‘alā al-hawā * falaisa basara mā tusirru alaḍāli‘i/ `Apabila mata terpejam, bermimpilah ia. Bukan rahasia lagi, ia pun mulai
memainkan perannya`. (‘Atyq, tt:198)
Pada contoh di atas terdapat kata ‫ﺍﻟﻌﻴﻦ‬/al-‘ainu/ yang diulang dua kali ,
makna kata ‫ﺍﻟﻌﻴﻦ‬/al-‘ainu/ yang pertama adalah melihat, sedangkan makna kata

‫ﺍﻟﻌﻴﻦ‬/al-‘ainu/ yang kedua adalah mata-mata (spy). Adapun tanda jinas kedua kata
di atas yaitu sama hurufnya ( ‫ ﻥ‬,‫ ﻱ‬,‫)ﻉ‬, sama harakat kedua kata, jumlah huruf
yang sama, dan susunan huruf yang sama yaitu dalam bentuk ism.
Adapun penjelasan Jinas Ghairu Tam adalah sebagai berikut

‫ ﻭ ﻫﻮ ﻣﺎ ﺍﺧﺘﻠﻒ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻠﻔﻈﺎﻥ ﻓﻲ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﺍﻟﺴﺎﺑﻘﺔ ﺍﻟﺘﻲ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺘﺎﻡ‬
‫ ﻭﻫﻴﺸﺘﻬﺎ ﺍﻟﺤﺎﺻﻠﺔ ﻣﻦ‬,‫ ﻭﺃﻋﺪﺍﺩﻫﺎ‬,‫ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬: ‫ ﻭﻫﻲ‬, ‫ﻳﺠﺐ ﺗﻮﺍﻓﺮﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﺘﺎﻡ‬
.‫ ﻭﺗﺮﺗﻴﺒﻬﺎ‬,‫ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻭﺍﻟﺴﻜﻨﺎﺕ‬
/ al-jināsu ghairu tām : wa huwa ikhtalafa fīhi al-lafẓāni fī wāḥidin min al-umūri
al-arba‘ati al-sābiqati al-latī yajibu tuwāfiruhā fi al-jināsi al-tāmmi, wa hiya :
anwā‘u al-ḥurūfi, wa a‘dāduhā, wa haisyatuhā al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa alsakināti wa tartībuhā/ `Adapun jinas ghairu tam ialah : jinas yang di dalam dua
lafaz terdapat satu perbedaan dari empat hal wajib yang telah disebut sebelumnya
dalam jinas tam, yaitu yaitu huruf, jumlah, harakat, dan susunannya (bentuk)`.
(‘Atyq, tt:205).
Defenisi di atas menunjukkan bahwa ciri jinas ghairu taam ialah apabila 2 kata
memiliki salah satu perbedaan dari 4 ciri jinas taam, sebagai berikut :
1. berbeda hurufnya
2. berbeda jumlahnya
3. berbeda harakatnya

Universitas Sumatera Utara

4. berbeda susunannya
Contoh Jinas berbeda huruf


...
/wa hum yanhauna ‘anhu wa yan’auna ‘anhu/ `dan mereka melarang (orang lain)
mendengarkan
Al-Qur’an
dan
mereka
sendiri
menjauhkan
diri
daripadanya...`.(QS. 6:26) (Hasyimi, 1994:268)
Pada contoh di atas, terdapat kata ‫ﻳﻨﻬﻮﻥ‬

/yanhauna/

yang artinya

“melarang” dan kata ‫ﻳﻨﺄﻭﻥ‬/yan’auna/ yang artinya “menjauhkan”. Adapun tanda
jinas keduanya yaitu, kata ‫ﻳﻨﻬﻮﻥ‬

/yanhauna/

dan ‫ﻳﻨﺄﻭﻥ‬/yan’auna/ memiliki

susunan kata yang sama, harakat huruf yang sama, keduanya sama berbentuk fi’il,
namun ada salah satu huruf yang berbeda yaitu huruf ‫ﻩ‬/h/ dan ‫ﺃ‬/a/.

Contoh Jinas berbeda harakat
Puisi Salahuddin Al-Shafadi

‫ﺍﻟﺠﺪ ﺑﺎ ﺍﻟﺠﺪ ﻭ ﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ ﺑﺎﺍﻟﻜﺴﻞ * ﻓﺄﻧﺼﺐ ﺗﺼﺐ ﻋﻦ ﻗﺮﻳﺐ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻷﻣﻞ‬

/al-jaddu bi al-jiddi wa al-hirmānu bi al-kasli fa anṣab taṣibu ‘an qarībin ghāyati
al-amali/ `keberuntungan itu terletak pada kesungguhan,dan kemelaratan itu
terletak pada kemalasan. Berjibakulah, engkau akan mendapatkan cita-citamu
segera` (semprulle 44.blogspot.co.id/2013/02/gaya-bahasa-jinas-dalam-asasal_7.html?m=1)
Pada

contoh

di

atas,

terdapat

artinya“keberuntungan” dan kata ‫ ﺍﻟﺠﺪ‬/al-jiddi/

kata

‫ﺍﻟﺠﺪ‬/al-jaddu/

yang

yang artinya “kesungguhan”.

Kedua lafaz tersebut dibedakan oleh harakat huruf ‫ﺝ‬/j/, yang pertama berharakat
fathah dan yang kedua berharakat kasrah.
Contoh Jinas berbeda jumlah huruf

‫ﺩﻭﺍﻡ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﺎﻝ‬

/dawāmu al-ḥāli min al-muḥāli/ `Berkekalannya keadaan itu termasuk hal yang
mustahil`. (Hasyimi, 1994:265)

Universitas Sumatera Utara

Pada contoh di atas, terdapat kata ‫ﺍﻟﺤﺎﻝ‬/al-ḥālu/ yang artinya “keadaan”
berjumlah lima huruf, sedangkan kata ‫ﺍﻟﻤﺤﺎﻝ‬/al-muḥālu/ yang artinya “hal yang
mustahil” berjumlah enam huruf. Tanda jinasnya adalah perbedaan jumlah huruf
keduanya.

Contoh Jinas berbeda susunan

‫ﺭﺣﻢ ﷲ ﺍﻣﺮﺍ ﺃﻣﺴﻚ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﻓﻜﻴﻪ ﻭ ﺍﻁﻠﻖ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﻛﻔﻴﻪ‬

/raḥima allāhu amran amsaka mā baina fakkaihi wa aṭlaqa mā baina kaffaihi/
`mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang dapat mengekang apa yang
ada antara dua tulang rahangnya dan melepaskan apa yang ada antara kedua
telapak tangannya` (Hayimi, 1994:274)

Kata ‫ﻓﻜﻴﻪ‬bermakna `dua tulang rahang` dan kata ‫ﻓﻜﻴﻪ‬bermakna `dua telapak
tangan`. Kata ‫ﻓﻜﻴﻪ‬dan ‫ﻛﻔﻴﻪ‬terbalik susunan hurufnya pada huruf /k/ dan /f/. Kata

‫ﻓﻜﻴﻪ‬tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan/h/ sedangkan pada kata ‫ﻓﻜﻴﻪ‬tersusun dari
huruf /f/, /k/, /y/, dan /h/.

Dari buku yang sama, Jinas Tam dan Jinas Ghairu Tam terbagi lagi menjadi
beberapa bagian sebagai berikut

‫(ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﺘﺮﻛﻴﺐ‬۳ ، ‫( ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻣﺴﺘﻮﻓﻰ‬۲ ، ‫( ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﻤﺎﺛﻞ‬۱: ‫ﺍﻗﺴﻤﺎﻡ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﺘﺎﻡ‬
‫( ﺟﻨﺎﺱ ﻻ ﺣﻖ‬۲ ‫( ﺟﻨﺎﺱ ﻣﻀﺎﺭﻉ‬۱ : ‫ﺍﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺘﺎﻡ‬
/ aqsāmu al-jin āsu tām : 1 ) al-jināsu al-mumāṡalu, 2) al-jināsu mustaufi, 3)
al-jināsu al-tarkību. aqsāmu al-jināsu ghairu tām : 1) jināsu muḍāri‘u, 2) jināsu lā
ḥaqqu./ `jinas terbagi kepada 2 bagian, yaitu jinas tam dan ghairu tam. pembagian
jinas tam : 1) jinas mumatsal, 2) jinas mustaufa, 3) jinas tarkib. pembagian jinas
ghairu tam : 1) jinas mudhari’, 2) jinas laa haq`.
2.4.2.1 Jinas Tam
Sebagaimana telah diuraikan di atas, Jinas Tam adalah jinas yang di
dalamnya terdapat dua lafazh yang memiliki kesamaan dalam huruf, jumlah,
harakat dan susunannya. Jinas Tam menurut ‘Atyq terbagi menjadi tiga, yaitu
Jinas Mumatsal, Jinas Mustaufi dan Jinas Tarkib.
2.4.2.1.1Jinas Mumatsal

Universitas Sumatera Utara

Ibnu ‘Aziz ‘Atyq di dalam bukunya ‘Ilmu Badi’ menyebutkan :

‫ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻧﺎ‬,‫ ﻫﻮ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺭﻛﻨﺎﻩ ﺃﻱ ﻟﻔﻈﺎﻩ ﻣﻦ ﻧﻮﻉ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﻤﺎﺛﻞ‬
.‫ ﺃﻭ ﺣﺮﻓﻴﻦ‬,‫ ﺃﻭ ﻓﻌﻠﻴﻦ‬,‫ﺇﺳﻤﻴﻦ‬
/al-jināsu al-mumāṡalu : huwa mā kāna ruknāhu ay lafẓāhu min nau‘in wāḥidin
min anwā‘i al-kalimati, bima‘nā an yakūnā ismaini, au fi‘laini, au ḥarfaini/ `jinas
mumatsal yaitu jinas yang rukun lafazhnya (huruf) terdiri dari jenis kata yang
sama seperti ism dengan ism, fi’il dengan fi’il dan huruf dengan huruf `
(‘Atyq, tt:197)
Contoh :

‫ﺭﺣﺒﺔ ﺭﺣﺒﺔ‬
/raḥbatun raḥbatun/ `beranda rumah yang luas` (Hasyimi, 1994:264)
Kata ‫ﺭﺣﺒﺔ‬/raḥbatun/yang pertama makna yang dimaksud adalah beranda
(rumah), sedangkan pada kata‫ﺭﺣﺒﺔ‬/raḥbatun/yang kedua makna yang dimaksud
adalah keadaan yang luas. Contoh lafazh di atas menunjukkan lafazh jinas
mumatsal ism dengan ism.
Kesimpulannya adalah, jinas mumatsal yaitu dua kata yang sama hurufnya,
sama jumlah hurufnya, sama harakatnya dan sama susunan hurufnya namun
memiliki arti yang berbeda dan dua kata tersebut dari jenis kata yang sama seperti
fi’il dengan fi’il, ism dengan ism, dan huruf dengan huruf.
2.4.2.1.2 Jinas Mustaufi
Defenisi jinas mustaufi menurut Atyq adalah sebagai berikut :

‫ ﺑﺄﻥ‬,‫ ﻫﻮ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺭﻛﻨﺎﻩ ﺃﻱ ﻟﻔﻈﺎﻩ ﻣﻦ ﻧﻮﻋﻴﻦ ﻣﺨﺘﻠﻔﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺴﺘﻮﻓﻰ‬
.‫ ﺃﻭ ﺑﺄﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺣﺮﻓﺎ ﻭﺍﻻﺧﺮ ﺍﺳﻤﺎ ﻭ ﻓﻌﻼ‬.‫ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺍﺳﻤﺎ ﻭﺍﻻﺧﺮ ﻓﻌﻼ‬

Universitas Sumatera Utara

/al-jināsu al-mustaufī : huwa mā kāna ruknāhu ai lafẓāhu min nau‘aini
mukhtalifaini min anwā‘i al-kalimati bi an yakūna aḥadu humā isman wa alākhiru fi‘lan au bi an yakūna aḥadu humā ḥarfan wa al-ākhiru isman wa fi‘lan/
`jinas mustaifi yaitu jinas yang rukun lafazhnya (huruf) dari dua jenis kata yang
berbeda seperti ism dengan fi’il, atau salah satunya terdiri dari huruf dan lainnya
ism dan fi’il` (‘Atyq, tt:200)
Contoh :

‫ﻗﺪ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﻀﻬﻢ‬

‫ﺍﺫﺍ ﺭﻣﺎﻙ ﺍﻟﺪﻫﺮ ﻓﻲ ﻣﻌﺸﺮ‬

‫ﻭﺍﺭﺿﻬﻢ ﻣﺎ ﺩﻣﺖ ﻓﻲ ﺍﺭﺿﻬﻢ‬

‫ﻓﺪﺍﺭﻫﻢ ﻣﺎ ﺩﻣﺖ ﻓﻲ ﺩﺍﺭﻫﻢ‬

/iżā ramāka al-dahru fī ma‘syarin qad ajma‘a al-nāsu ‘alā bughḍihim fadārihim mā
dumta fī dārihim wa arḍihim mā dumta fī arḍihim/ `bila anda dituduh oleh masa,
dalam suatu kelompok tertentu, yang para manusia telah sepakat untuk membenci
mereka, maka hiburlah mereka itu selama anda di kampung mereka dan
relakanlah mereka selama anda di bumi mereka` (‘Atyq, tt:200)
Kata‫ﺩﺍﺭﻫﻢ‬/dārihim/yang pertama berbentuk fi’il yang bermakna `hiburlah`
dan kata ‫ﺩﺍﺭﻫﻢ‬/dārihim/ yang kedua berbentuk ism yang bermakna `kampung
mereka`.
Kesimpulannya adalah, jinas mumatsal yaitu dua kata yang sama hurufnya,
sama jumlah hurufnya, sama harakatnya dan sama susunan hurufnya, namun
memiliki arti yang berbeda, dan dua kata tersebut terdiri dari jenis kata yang
berbeda, seperti fi’il dengan ism, ism dengan huruf dan sebaliknya.
2.4.2.1.3Jinas Tarkib
Pembagian jinas tam yang ketiga yaitu jinas tarkib yang terbagi lagi menjadi
tiga.

‫ ﻭﻫﺬﺍ‬: ‫ ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪ ﺭﻛﻨﻴﻪ ﻛﻠﻤﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻭﺍﻷﺧﺮﻯ ﻣﺮﻛﺒﺔ ﻣﻦ ﻛﻠﻤﺘﻴﻦ‬: ‫ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﺘﺮﻛﻴﺐ‬
.‫ ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺮﻓﻮ‬, ‫ ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﻔﺮﻭﻕ‬, ‫ ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻪ‬,‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﺿﺮﺏ‬
/jināsu al-tarkībi : wa huwa mā kāna ahadun rukniyyahu kalimatan wāḥidatan wa
al-ukhrā min kalimataini : wa hāżā al-jināsi ṡalāṡatu aḍrabi, jināsu al-mutasyābihi,

Universitas Sumatera Utara

jināsu al-mafrūqi, jināsu al-marfuwwi/ `jinas tarkib yaitu bentuk jinas yang kedua
lafazhnya satu berbentuk kata dan satunya lagi berbentuk tarkib (susunan kata).
jinas tarkib terbagi menjadi tiga bagian : jinas mutasyabih`, jinas mafruq dan jinas
marfu` (‘Atyq, tt:202)
2.4.2.1.3.1 Jinas Mutasyabih

‫ ﺃﻱ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩﺓ ﻭﺍﻷﺧﺮﻯ ﺍﻟﻤﺮﻛﺒﺔ ﻟﻔﻈﺎ ﻭ ﺧﻄﺎ‬,‫ ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﺗﺸﺎﺑﻪ ﺭﻛﻨﺎﻩ‬: ‫ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻪ‬
/jināsu al-mutasyābihi : wa huwa mā tasyābuhu ruknāhu ai al-kalimatu almufradatu wa al-ukhrā al-murakkabatu lafẓan wa khaṭṭan/ `jinas mutasyabih yaitu
jinas yang pada salah satu katanya mufrad dan yang satunya lagi murakkab, dan
berbaris` (‘Atyq, tt:202)

‫ﻓﺪﻋﻪ ﻓﺪﻭﻟﺘﻪ ﺫﺍﻫﺒﻪ‬

‫ﺇﺫﺍ ﻣﻠﻚ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺫﺍﻫﺒﻪ‬

/iżā malikun lam yakun żāhibahu fada‘hu fadaulatuhu żāhibuhu/ `apabila seorang
raja bukan orang yang memberi, maka hendaklah biarkan saja kekuasaannya akan
pergi` (‘Atyq, tt:202)
Kata ‫ ﺫﺍﻫﺒﻪ‬/żāhibahu/ yang pertama bermakna `orang yang memberi`
berbentuk murakkab dan kata ‫ ﺫﺍﻫﺒﻪ‬/żāhibuhu/ yang kedua bermakna `akan pergi
berbentuk mufrad.
Maka dapat disimpulkan, jinas mutasyabih yaitu dua kata yang jenis katanya
antara mufrad dan murakkab, yang ujung katanya sama, seperti harakatnya,
hurufnya, atau titik pada hurufnya.
2.4.2.1.3.2 Jinas Mafruq

.‫ ﺃﻱ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩﺓ ﻭﺍﻷﺧﺮﻯ ﺍﻟﻤﺮﻛﺒﺔ ﻟﻔﻈﺎ ﻻ ﺧﻄﺎ‬,‫ ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﺗﺸﺎﺑﻪ ﺭﻛﻨﺎﻩ‬: ‫ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﻔﺮﻭﻕ‬
/jināsu al-mafrūqi : wa huwa mā tasyābuhu ruknāhu ai al-kalimatu al-mufradatu
wa al-ukhrā al-murakkabatu lafẓan lā khaṭṭan/ `jinas mafruq yaitu jinas yang
rukunnya dalam bentuk mufrad dan yang satu lagi murakkab, tidak sama
ujungnya` (‘Atyq, tt:203)
Contoh :

‫ﻭﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺑﺎﻟﻐﺖ ﻓﻲ ﺗﻬﺬﻳﺒﻬﺎ‬

‫ﻻ ﺗﻐﺮﺿﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻭﺍﺓ ﻗﺼﻴﺪﺓ‬

‫ﻋﺪﻭﻩ ﻣﻨﻚ ﻭﺳﺎﻭﺳﺎ ﺗﻬﺬﻯ ﺑﻬﺎ‬

‫ﻓﺈﺫﺍ ﻋﺮﺿﺖ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﻏﻴﺮ ﻣﻬﺬﺏ‬

Universitas Sumatera Utara

/lā taghriḍanna ‘alā al-ruwwati qaṣīdatan mā lam takun bālaghta fī tahżībihā faiżā
‘araḍta al-syi‘ra ghaira muhażżabin ‘addauhu minka wasā wisan tahżī bihā/
`janganlah anda memperlihatkan suatu kasidah kepada orang-orang yang
meriwayatkan selama anda tidak mengusahakan untuk memeliharanya. bila anda
memperlihatkan syair dengan tanpa dipelihara tentu mereka menganggap darimu
sebagai bisikan hati yang anda mengigau dengannya` (‘Atyq, tt:203)
Bait yang pertama terdapat kata ‫ﺗﻬﺬﻳﺒﻬﺎ‬/tahżībihā/ yang bermakna
`memeliharanya` yang berbentuk murakkab ( ‫ ﻫﺎ‬+ ‫) ﺗﻬﺬﻳﺐ‬, dan pada bait kedua
terdapat kata ‫ﺗﻬﺬﻯ‬/tahżī/ yang bermakna `mengigau` yang berbentuk mufrad.
Maka dapat disimpulkan, jinas mafruq yaitu dua kata yang jenis katanya
antara mufrad dan murakkab, yang ujung katanya tidak sama, seperti harakatnya,
hurufnya, atau titik pada hurufnya
2.4.2.1.3.3 Jinas Marfu

.‫ ﻭﻫﻮ ﻣﺎﻳﻜﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﺃﺣﺪﺍ ﺍﻟﺮﻛﻨﻴﻦ ﻛﻠﻤﺔ ﻭﺍﻻﺧﺮ ﻣﺮﻛﺒﺎ ﻣﻦ ﻛﻠﻤﺔ ﻭﺟﺰء ﻣﻦ ﻛﻠﻤﺔ‬: ‫ﺟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺮﻓﻮ‬
/jināsu al-marfuwwi : wa huwa mā yakūnu fīhi aḥadan al-ruknaini kalimatun wa
al-ukhrā murakkaban min kalimatin wa juz’u min kalimatin/ `jinas marfu yaitu
jinas yang salah satu dari rukunnya dalam bentuk kata dan yang satunya
murakkab dari kata dan bagian dari kata` (‘Atyq, tt:204)
Contoh :

‫ﺑﺪﻣﻊ ﻳﻀﺎﻫﻰ ﺍﻟﻤﺰﻥ ﺣﺎﻝ ﻣﺼﺎﺑﻪ‬

‫ﻭ ﻻ ﺗﻠﻪ ﻋﻦ ﺗﺬ ﻛﺎﺭ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﺍﺑﻜﻪ‬

‫ﻭﺭﻭﻋﺔ ﻣﻠﻘﺎﻩ ﻭ ﻣﻄﻌﻢ ﺻﺎ ﺑﻪ‬

‫ﻭ ﻣﺜﻞ ﻟﻌﻴﻨﻴﻚ ﺍﻟﺤﻤﺎﻡ ﻭﻭﻗﻌﻪ‬

/wa lā talha ‘an tiżkāri żanbika wabkihi bidam‘in yuḍāhi al-muzna ḥāla muṣābihi
wa maṡṡil li‘ainaika al-ḥimāma wa waq‘ahu wa rau‘ata mulqāhu wa maṭ‘ama
ṣābihi/ `dan janganlah kamu lelah dari mengingat dosamu dan tangisilah dosa itu
dengan airmata yang menyerupai mendung ketika mencurahkan airnya. dan
gambarkanlah dihadapan matamu tentang kematian dan kedatangannya ketakutan
dijatuhkannya dan rasa dituangkannya` (Hasyimi, 1994:272)
Bait pertama terdapat kata ‫ﻣﺼﺎﺑﻪ‬/muṣābihi/ yang bermakna `mencurahkan
airnya` dan pada bait kedua terdapat kata

‫ﺻﺎ ﺑﻪ‬/ṣābihi/ yang bermakna

Universitas Sumatera Utara

`dituangkannya`. Kedua kata di atas merupakan murakkab dari asal kata yang
sama, yaitu ‫ﺻﺒﺎ‬-‫ ﺻﺐ‬/ṣabba-ṣabban/ yang artinya menuangkan, mencurahkan.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa jinas marfu ialah dua kata yang
berbentuk mufrad dan murakkab, yang murakkabnya diambil dari kata mufrad
sebelumnya.
2.4.2.2 Jinas Ghairu Tam
Jinas Ghairu Tam sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, adalah Jinas
yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang memiliki perbedaan dari salah satu
rukunnya yaitu huruf, jumlah, harakat dan susunan.
2.4.2.2.1Pembagian Jinas Ghairu Tam
‘Atyq membagi jinas ghairu tam menjadi 4 bagian, yaitu jinas ghairu tam
berbeda huruf, jinas ghairu tam berbeda jumlah huruf, jinas gahiru tam berbeda
harakat dan jinas ghairu tam berbeda susunan huruf.
2.4.2.2.1.1 Jinas Ghairu Tam berbeda huruf.
Abdul Aziz Atyq di dalam bukunya Ilmu Badi’ menyebutkan Jinas Ghairu
Tam berbeda huruf terbagi menjadi dua, Jinas Mudhari’ dan Jinas Lahiq

‫ﻓﺈﺫﺍ ﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻟﻠﻔﻈﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ ﻓﻴﺸﺘﺮﻁ ﺃﻻ ﻳﻘﻊ ﺍﻻﺧﺘﻼﻑ ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺣﺮﻑ ﻭﺍﺣﺪ ﻭﻫﺬﺍ‬
. ‫ ﺟﻨﺎﺱ ﻣﻀﺎﺭﻉ ﻭ ﺟﻨﺎﺱ ﻻ ﺣﻖ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﺿﺮﺑﻴﻦ‬
/faiżā ikhtalafa al-lafẓāni fī anwā‘i al-ḥurūfi fayasytaraṭu alā yaqa‘u al-ikhtilāfu bi
akṡari min ḥarfin wāḥidin. wa hāżā al-jināsu ya’tī ‘alā ḍarbaini : jināsun
muḍāri‘un wa jināsun lā hiqun/ `maka perbedaan antara dua lafazh pada jenis
huruf yaitu perbedaan pada salah satu huruf. jinas pada perbedaan huruf terbagi
menjadi dua yaitu jinas mudhari’ dan jinas lahiq` (‘Atyq, tt:205)
a. Jinas Mudhari’ ialah jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang salah
satu hurufnya makhrajnya berdekatan. Seperti pernyataan berikut ini:

‫ ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺤﺮﻓﺎﻥ ﺍﻟﻠﺬﺍﻥ ﻭﻗﻊ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺍﻻﺧﺘﻠﻒ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺨﺮﺝ‬: ‫ﺟﻨﺎﺱ ﻣﻀﺎﺭﻉ‬

/jināsun muḍāri‘un : wa huwa mā kāna fīhi al-ḥarfāni al-lażāni waqa‘a fīhimā alikhtilāfa mutaqāribaini fī al-makhraji/ `jinas mudhari’ yaitu jinas yang pada dua
lafazh terdapat dua huruf yang berbeda dan makhraj kedua huruf berdekatan`
(‘Atyq, tt:205)

Universitas Sumatera Utara

Contoh :

(‫ )ﺍﻟﺨﻴﻞ ﻣﻌﻘﻮﺩ ﺑﻨﻮﺍﺻﻴﻬﺎ ﺍﻟﺨﻴﺮ‬: ‫ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ‬

/qaulu al-nabiyyu ṣalla allāhu ‘alaihi al-salāma : (al-khailu maq‘ūdun binawā
ṣibihā al-khairi/ `Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : pada ubun-ubun
kuda terkandung kebaikan`. (Amin dan Jarim, 1973:384)

Kata ‫ﺍﻟﺨﻴﻞ‬/ al-khailu/ bermakna `ubun-ubun` dan kata‫ﺍﻟﺨﻴﺮ‬/al-khairi/
bermakna `kebaikan`. Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada huruf

‫ﻝ‬/l/ dan ‫ﺭ‬/r/ yang makhraj diantara kedua huruf tersebut berdekatan. Huruf ‫ﻝ‬/l/
makhrajnya pada tengah lidah kanan dan kiri sedangkan huruf ‫ﺭ‬/r/ makhrajnya
juga pada tengah lidah dengan sedikit dilengkungkan.
b. Jinas Lahiq yaitu jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang salah satu
hurufnya makhrajnya berjauhan. Dikutip dari buku Ilmu Badi’ sebagai berikut :

.‫ ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺤﺮﻓﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﻣﺘﺒﺎﻋﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺨﺮﺝ‬: ‫ﺟﻨﺎﺱ ﻻﺣﻖ‬

/jināsun lā ḥiqun : wa huwa mā kāna al-ḥarfāni fīhi mutabā‘idaini fī al-makhraji/
`jinas lahiq yaitu jinas yang kedua huruf di dalamnya (dua lafazh jinas) berjauhan
pada makhrajnya` (‘Atyq, tt:205)
Contoh :





/żālikum bimā kuntum tafraḥūna fī al-arḍi bighairi al-ḥaqqi wa bimā kuntum
tamraḥūna/ `yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka
bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam
kemaksiatan)` (Q.S 40:75) (Amin dan Jarim, 1973:383)
Kata

bermakna bersuka ria dan kata

bermakna bersuka ria (dalam kemaksiatan). Dua kata di
atas hampir sama, hanya berbeda pada huruf ‫ﻑ‬/f/ dan ‫ﻡ‬/m/ yang makhraj di
antara kedua huruf tersebut berjauhan. Makhraj huruf ‫ﻑ‬/f/ berada pada gigi
depan atas, sedangkan makhraj huruf ‫ ﻡ‬/m/ berada di antara dua bibir.
Perbedaan antara jinas mudhari’ dan lahiq hanya pada makhraj dua huruf
yang berbeda. Pada jinas mudhari’ makhraj dua huruf yang berbeda berdekatan,
sedangkan pada jinas lahiq makhraj dua huruf yang berbeda berjauhan.

Universitas Sumatera Utara

2.4.2.2.1.2 Jinas Ghairu Tam berbeda jumlah huruf
Jinas Ghairu Tam berbeda jumlah huruf terbagi dua, 1) jinas yang salah satu
lafazhnya bertambah satu huruf, 2) jinas yang salah satu lafazhnya bertambah satu
huruf di akhir.

‫ﻭ ﺇﻥ ﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻟﻠﻔﻈﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻋﺪﺍﺩ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ ﺳﻤﻲ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﻧﺎﻗﺼﺎ ﻭ ﺫﻟﻚ ﻟﻨﻘﺼﺎﻥ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﻠﻔﻈﻴﻦ ﻋﻦ‬
(۲ ,‫( ﻣﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ ﻟﻔﻈﻴﻪ ﺑﺤﺮﻑ ﻭﺍﺣﺪ‬۱ : ‫ ﻭﻫﻮ ﻳﺄﺗﻲ ﻛﺬﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺿﺮﺑﻴﻦ‬,‫ﺍﻻﺧﺮﺓ‬
.‫ﻣﺎﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ ﻟﻔﻈﻴﻪ ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺣﺮﻑ ﻭﺍﺣﺪ ﻓﻲ ﺍﺧﺮﻩ‬
/wa inna ikhtalafa fī a‘dādi al-ḥurūfi summiya al-jināsu nāqiṣan wa żālika
linaquṣāni aḥadu al-lafẓaini ‘ani al-ākhirati, wa huwa ya’tī każālika ‘alā ḍarbaini :
1) mā kānat al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi biḥarfin wāḥidin, 2) mā kānat al-ziyādatu
fī aḥadin lafẓīhi bi akṡarin min ḥarfin wāḥidin fī ākhirihi/ `perbedaan dua lafazh
pada jumlah huruf dinamakan jinas naqis dan itu naqis pada salah satu huruf dari
dua lafazh. jinas naqis terbagi menjadi dua, yaitu tambahan satu huruf pada salah
satu lafazh dan tambahan satu huruf di akhir pada salah satu lafazh`
(‘Atyq, tt:206)
a. Bertambah satu huruf pada salah satu lafazhnya

‫( ﻣﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ ﻟﻔﻈﻴﻪ ﺑﺤﺮﻑ ﻭﺍﺣﺪ‬۱

/mā kānati al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi ḥarfin wāḥidin/ `jinas yang bertambah
satu huruf pada salah satu lafazh` (‘Atyq, tt:206)
Contoh :





/wa al-taqatu al-sāqu bi al-sāqi ilā rabbika yaumaiżi al-masāqu/ `dan bertaut betis
(kiri) dan betis (kanan) kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau`
(Q.S 75:29-30) (‘Atyq, tt:206)
/al-sāqi/ bermakna `betis` dan kata
Kata
/al-masāqu/ bermakna `dihalau`. Kata yang
kedua (/al-masāqu/) bertambah satu huruf di
tengah (huruf ‫ ﻡ‬/m/) dari kata yang pertama /al-sāqi/
b. Bertambah satu huruf di akhir pada salah satu lafazhnya (Madzil)

Universitas Sumatera Utara

‫( ﻣﺎﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ ﻟﻔﻈﻴﻪ ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺣﺮﻑ ﻭﺍﺣﺪ ﻓﻲ ﺍﺧﺮﻩ‬۲

/mā kānati al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi akṡarin min ḥarfin wāḥidin fī ākhirihi/
`jinas yang bertambah pada salah satu lafazhnya huruf di akhir` (‘Atyq, tt:207)
Contoh :
Perkataan Hasan bin Tsabit

‫ﺗﺼﻞ ﺟﺎﻧﺒﻴﻪ ﺑﺎﻟﻘﻨﺎ ﻭﺍﻟﻘﻨﺎﺑﻞ‬

‫ﻭﻛﻨﺎ ﻣﺘﻰ ﻳﻐﺰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻗﺒﻴﻠﺔ‬

/wa kunnā matā yaghzu al-nabiyyu qabīlatan naṣil jānibaihi bi al-qanā wa alqanābili/ `bila Nabi Saw. memerangi suatu kabilah, kami senantiasa melindungi
beliau dengan tombak dan panah terhunus`. (Amin dan Jarim, 1973:384)
Kata‫ﺑﺎﻟﻘﻨﺎ‬bermakna (dengan) tombak dan kata ‫ﺍﻟﻘﻨﺎﺑﻞ‬bermakna panah
terhunus. Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada lafazh ‫ﺍﻟﻘﻨﺎﺑﻞ‬yang
terdapat tambahan dua huruf di akhir yaitu huruf ‫ﺏ‬/b/ dan ‫ﻝ‬/l/.
Jinas yang pertama hanya bertambah satu huruf dan boleh terletak di akhir,
di tengah atau di awal kata, sedangkan jinas yang kedua (madzil) bertambah satu
huruf atau lebih di akhir kata
2.4.2.2.1.3 Jinas Ghairu Tam yang berbeda harakat
Jinas Ghairu Tam terbagi menjadi dua, yaitu Jinas Muharraf dan Jinas
Mushaf.

‫ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ‬,‫ﻭﺇﻥ ﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻟﻠﻔﻈﺎﻥ ﻓﻲ ﻫﻴﺌﺔ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ ﺍﻟﺤﺎﺻﻠﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻭﺍﻟﺴﻜﻨﺎﺕ ﻭﺍﻟﻨﻘﻂ‬
‫ ﻣﺤﺮﻑ ﻭ ﻣﺼﺤﻒ‬: ‫ﻳﺄﺗﻲ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺿﺮﺑﻴﻦ‬
/wa inna ikhtalafa al-lafẓāni fī hai’ati al-ḥurūfi al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa alsakināti wa al-nuqṭi, fainna al-jināsa ya’tī fīhi ‘alā ḍarbaini : muḥarrafun wa
muṣḥafun/ `perbedaan dua lafazh pada pada komponen huruf yaitu harakat, sukun,
dan titik terbagi menjadi dua, yaitu jinas `(‘Atyq, tt:208)
a. Jinas Muharraf

Universitas Sumatera Utara

‫ ﻫﻮ ﻣﺎﻛﺎﻥ ﺍﺗﻔﻖ ﺭﻛﻨﺎﻩ ﺃﻱ ﻟﻔﻈﺎﻩ ﻓﻲ ﻋﺪﺩ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ ﻭ ﺗﺮﺗﻴﺒﻬﺎ ﻭ ﺍﺧﺘﻠﻔﺎ ﻓﻲ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺤﺮﻑ‬
‫ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻓﻘﻂ ﺳﻮﺍء ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﺳﻤﻴﻦ ﺃﻭ ﻓﻌﻠﻴﻦ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺍﺳﻢ ﻭ ﻓﻌﻞ ﺃﻭ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻘﺼﺪ‬
.‫ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ‬
/al-jināsu al-muḥarrafu : huwa mā kāna ittafaqa ruknāhu ai lafẓāhu fī ‘adadi alḥurūfi wa tartībihā wa ikhtilafan fī al-ḥarakāti faqaṭ sawā’un kāna min ismaini au
fi‘laini au min ismin wa fi‘lin au min ghairi żālika fainna al-qaṣda ikhtilāfu alḥarakāti/ `jinas muharraf yaitu jinas yang sama antara dua lafazh pada jumlah
huruf dan susunannya amun berbeda pada harakatnya saja, terkadang dalam
bentuk ism dengan ism, fi’il dengan fi’il, ism dengan fi’il atau yang lainnya yang
berbeda pada harakat ` (‘Atyq, tt:208)
Contoh :





/wa laqad arsalnā fīhim munżirīna fanẓur kaifa kāna ‘āqibatu al-munżarīna/ `dan
Sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di
kalangan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
diberi peringatan itu`. (Q.S 37:72-73) (‘Atyq, tt:208)
Kata /munżirīna/ bermakna `pemberi-pemberi
peringatan (rasul-rasul)

dan kata /al-

munżarīna/ yang bermakna `orang-orang yang diberi peringatan`. Kedua kata di
atas sangatlah mirip, sama hurufnya, sama jumlah hurufnya dan sama susunan
hurufnya. Perbedaannya hanya pada harakat huruf ‫ ﺫ‬/ż/. Huruf ‫ ﺫ‬/ż/ pada kata yang
pertama berbaris kasrah, sedangkan huruf ‫ ﺫ‬/ż/ yang kedua berbaris fathah.
b. Jinas Mushahhaf

‫ ﻫﻮ ﻣﺎ ﺍﺗﻔﻖ ﻓﻴﻪ ﺭﻛﻨﺎ ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺃﻱ ﻟﻔﻈﺎﻩ ﻓﻲ ﻋﺪﺩ ﺍﻟﺤﺮﻑ ﻭ ﺗﺮﺗﻴﺒﻬﺎ ﻭﺍﺧﺘﻠﻔﺎ‬: ‫ﺍﻟﺠﻨﺎﺱ ﺍﻟﻤﺼﺤﻒ‬
‫ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻘﻂ ﻓﻘﻂ‬
/al-jināsu al-muṣḥahhafu : huwa mā ittafaqa fīhi rukna al-jināsi ai lafẓāhu fī ‘adadi
al-ḥarfi wa tartībihā wa ikhtilafan f