Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga Dan Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand (Studi Pada Mahasiswa i Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara) Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif
adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel
memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu
variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya (Juliandi, 2013:14).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada konsumen produk Bear Brand di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jalan Prof. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus Universitas
Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan
April sampai bulan Mei 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen
produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera
Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yang mewakili jumlah populasi adalah
konsumen produk Bear Brand yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan
hasil variabel yang akan di teliti. Apabila ukuran populasi dalam penelitian tidak
dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan
formula Lameshow sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
n=
Keterangan:
N
: ukuran sampel
Z
: score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 90
%) maka Z= 1,64
P
: Proporsi sampel yang memiliki cirri spesifik (maksimal estimasi = 0,5)
d
: presisi (0,1)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
n=
n=
n = 67,24
Maka jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini memiliki jumlah
minimal 67 orang responden. Namun, untuk lebih memudahkan penelitian penulis
menetapkan jumlah responden sebanyak 70 orang.
3.4 Hipotesis
Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan,
kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis
relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang
dipertanyakan pada rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis 1, dengan kriteria:
H 1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan
terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
pelanggan terhadap minat beli ulang.
Hipotesis 2, dengan kriteria:
H 2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap minat
beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap
minat beli ulang.
Hipotesis 3, dengan kriteria:
H 3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan merek
dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan
merek dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Hipotesis 4, dengan kriteria:
H 4 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan,
harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
pelanggan, harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
3.5 Definisi Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
yang pada umumnya dinyatakan dalam suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan
definisi konsep penelitian yaitu:
1. Menurut Kotler (2005), kepuasan adalah sejauh mana suatu tingkatan
produk dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli.
2. Menurut Rahman (2014), harga adalah nilai tukar yang bisa disamakan
dengan uang untuk memperoleh barang atau kelompok pada waktu dan
tempat tertentu.
3. Menurut Amir (2005:62), kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di
satu produk ada atribut tertentu.Keputusan pembelian adalah suatu proses
yang dijalankan individu mulai dari mencari, memilih, membandingkan,
serta menilai pilihan secara sistematis untuk menentukan keuntungan serta
kerugiannya masing-masing sebelum melakukan pembelian.
4. Menurut Kusumawati (2013:16), minat pembelian ulang adalah keinginan
dan tindakan pelanggan untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya
kepuasan yang diterima sesuai yang diinginkan dari suatu produk.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran
tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini diukur dengan dua jenis
variabel yaitu variabel bebas yang terdiri dari kualitas produk serta kepercayaan
terhadap merek dan variabel terikat yang berupa keputusan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1
Operasi Variabel Penelitian
Variabel
Defenisi
Kepuasan
Kepuasan konsumen
Pelanggan
akan mendorong
Indikator
a. Kualitas yang
Skala
Likert
dipersiapkan
konsumen untuk
b. Keistimewaan tambahan
membeli/memakai
c. Estetika
produk yang sama lagi
di kemudian hari.
Harga
Harga merupakan
a. Keterjangkauan harga
salah satu penentu
b. Kesesuaian harga dengan
keberhasilan suatu
kualitas produk
perusahaan karena
c. Daya saing harga
harga menentukan
d. Kesesuaian harga dan
seberapa besar
Likert
manfaat produk
keuntungan yang akan e. Harga mempengaruhi
diperoleh perusahaan
setelah produk itu
terjual ke konsumen.
daya beli konsumen
f. Harga dapat
mempengaruhi
konsumen dalam
mengambil keputusan
Kepercayaan
kepercayaan merek
a. Brand Characteristic
Merek
dapat didefinisikan
b. Company Characteristic
komitmen konsumen
c. Consumer-brand
untuk memperkuat
Likert
Characteristic
hubungan antara
konsumen dengan
produk atau merek.
Minat Beli
Minat beli ulang
a. Minat transaksional
Ulang
bermula dari
b. Minat referensial
pembelian pertama
c. Minat preferensial
Likert
Universitas Sumatera Utara
kali yang dilakukan
d. Minat eksploratif
oleh pelanggan, yang
kemudian berniat
untuk melakukan
pembelian kedua,
ketiga, keempat, dan
seterusnya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder.
3.7.1 Data Primer
Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli atau subjeknya tanpa melalui
perantara. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
1. Angket/kuesioner, adalah pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti
untuk mengetahui pendapat/persepsi responden penelitian tentang variabel
yang diteliti. Bentuk angket yang digunakan secara tertutup (Juliandi,
2013 : 71). Angket diberikan kepada konsumen produk Bear Brand di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Wawancara/interview, adalah dialog langsung antara peneliti dengan
responden penelitian (konsumen). Bentuk wawancara yang digunakan
secara tidak terstruktur/tidak terpimpin yaitu peneliti tidak mempersiapkan
pedoman wawancara (Juliandi, 2013 : 71). Wawancara dilakukan kepada
konsumen produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain.
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:
1.
Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari bukubuku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang relevan dengan
permasalahan kualitas produk dan kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian.
2.
Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah
berlalu yang berupa dokumentasi tertulis (buku, dokumen, dan laporan)
dan dokumentasi elektronis (internet).
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisis data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor yaitu dengan menggunakan penskalaan
model Likert. Penskalaan model ini merupakan metode penskalaan pernyataan
sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori jawaban ini
memiliki intensitas yang sama. Skala likert diungkapkan ke dalam lima kategori
sikap setuju, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No.
Skala
Skor
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Netral (N)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber: Sugiono, 2012
3.9 Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
3.9.1 Metode Uji Instrumen
3.9.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu
program komputer SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang
signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut
dinyatakan valid. Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan
dikeluarkan atau dibuang dari instrumen. Kriteria dalam menentukan validitas
suatu kuisioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Universitas Sumatera Utara
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Dalam buku Juliandi (2013 : 83) reliabilitas memiliki berbagai nama lain
seperti keterpercayaan, kehandalan, kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas
adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang
handal dan dapat dipercaya. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Juliandi, 2013 : 155). Uji
reliabilitas dilakukan setelah uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS
versi 21.
Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah:
1.
Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6, maka instrumen yang diuji memiliki
reliabilitas yang baik / reliabel / terpercaya.
2.
Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut
tidak reliabel.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi
klasik terlebih dahulu agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili
populasi secara keseluruhan. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel independen maupun dependen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis
plot grafik histogram dan uji Kolmogorov-smirnov (Uji K-S).
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variable dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau
tidak (Juliandi, 2013: 174). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013: 174)
2. Uji Multikolineritas
Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang
digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013: 175).
Apabila variabel independen memiliki nilai toleransi yang telah ditentukan
sebesar 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
3. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maan disebut
homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalh yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
(Santoso dalam Dewi, 2010). Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur), bergelombang (melebar kemudian menyempit),
maka terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Heterokedastisitas denag Uji Glejser bertujuan untuk menguju apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik maka tidak terjadi heterokedastisias.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
• Tidak terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
• Terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3.9.3 Metode Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linear
berganda:
Y = a + b1 X1 + b2 X 2 + b3 X 3 + e
Dimana:
Y
= Minat Beli Ulang
X1
= Kepuasan Pelanggan
X2
= Harga
X3
= Kepercayaan Merek
a
= Konstanta
Universitas Sumatera Utara
b1.2
= Koefisien Regresi
e
= Standar Error
3.9.4 Pengujian Hipotesis
1.
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen
variabel (X). Apakah variabel kepuasan pelanggan (X 1 ), harga (X 2 ) dan
kepercayaan merek (X 3 ) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan
terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu minat beli ulang.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Ho : b1 = 0 , artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat.
b. H 1 : b1 ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)
= 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a. t hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima.
b. t hitung < t tabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak.
Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu:
a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
2.
Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan secara serentak apakah variabel bebas atau
dependent variabel (X) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, serta
signifikan terhadap variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Universitas Sumatera Utara
Ho : b1 = b2 = 0
Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari varibael bebas yaitu kepuasan pelanggan, harga dan
kepercayan merek terhadap variabel terikat yakni minat beli ulang.
Ho : b1 ≠ b2 ≠ 0
Artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaan / penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)
= 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikansi F hitung > 0,05 maka Ho diterima atau Ha
ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi F hitung < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha
diterima.
3.9.5 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai
semakin kecil
(mendekati nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau memiliki pengaruh yang kecil.
Dan jika nilai
semakin besar (mendekati satu)
berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi dependen atau memiliki pengaruh yang besar (Ghozali dalam
Dewi 2010).
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum PT. Nestlé Di Indonesia
Nestlé adalah sebuah perusahaan multiinternasional di Vevey, Swiss yang
bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Didirikan pada tahun 1868 oleh
Hendry Nestlé. Perusahaan ini menghasilkan makanan nutrisi dan minuman
nutrisi seperti makanan bayi, susu, kopi, cokelat, dan lain-lain. Perusahaan ini
masuk dalam bursa saham SWX Swiss Exchange.
Sejarah perusahaan dimulai pada tahun 1866, dengan didirikannya AngloSwiss Condensed Milk Company. Henri Nestlé kemudian menciptakan sebuah
produk makanan terobosan untuk bayi pada tahun 1867, dan pada tahun 1905
perusahaan yang didirikannya bergabung dengan Anglo-Swiss, untuk membentuk
yang sekarang ini dikenal sebagai Grup Nestlé. Selama periode ini, berbagai
daerah berkembang dan jalur kereta api serta penggunaan kapal uap membantu
mengurangi harga komoditas, memacu perdagangan barang konsumen secara
internasional.
Pada tahun 1905, Nestlé & Anglo Swiss memiliki lebih dari 20 pabrik dan
sudah mulai memanfaatkan anak-anak perusahaan di luar negeri untuk
membangun sebuah jaringan penjualan yang tersebar dari Afrika hingga Asia,
Amerika Latin dan Australia. Menjelang Perang Dunia I, perusahaan sempat
menikmati periode kemakmuran yang disebut dengan periode Belle Époque, yang
berarti 'masa yang indah', dan berkembang menjadi perusahaan susu global.
Melalui berbagai akuisisi, Nestlé mulai memasuki area-area baru yang sedang
Universitas Sumatera Utara
bertumbuh pesat seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari
area susu, kopi dan makanan dalam kemasan kaleng. Pada tahun 1970an,
perusahaan melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan kosmetik. Nestlé juga
mulai menuai kritik dari kelompok-kelompok aktivis yang menyatakan bahwa
pemasaran produk makanan bayi Nestlé tidak etis. Nestlé kemudian menjadi salah
satu perusahaan pertama yang menerapkan Kode Etik Internasional World Health
Organization (WHO) tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu di seluruh
bisnisnya.
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang
terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di
Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 149 tahun lalu oleh Henri Nestlé,
seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang
ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini
perusahaan mempekerjakan lebih dari 3.400 karyawan untuk menghasilkan
beragam produk Nestlé di empat pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur
untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ
DANCOW IDEAL, Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan
NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang
gula FOX’S dan POLO, dan baru saja dibangun pabrik ke-empat di Karawang
untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC.
Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestlé telah mengoperasikan
empat pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000
peternak susu di Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi
Universitas Sumatera Utara
di Lampung setiap tahun. Bersama empat sentral distribusi dan ratusan distributor
Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan
produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen diseluruh Indonesia.
Moto Nestlé “Good Food, Good Life” menggambarkan komitmen
perusahaan yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi
guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar
manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta
lezat rasanya.
4.1.2 Visi dan Misi PT. Nestlé Indonesia
a. Visi Nestlé
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di
Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih
sehat.
b. Misi Nestlé
1. Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia
memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan
(health), dan keafiatan (wellness) dari konsumen.
2. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan
nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia.
3. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang
dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang
mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
4. Menjadi pemimpin pangsa pasar.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Logo Nestlé
Gambar 4.1
Logo Nestlé
Sumber: https://www.nestle.co.id, diakes 27 Mei 2017
4.1.4 Produk Nestlé
Kegiatan Usaha di Nestlé terbagi atas dua jenis, yaitu produk makanan dan
produk minuman.
a. Produk makanan terdiri dari: Koko Krunch, Corn Flakes, Fitness, Kit Kat,
dll
b. Produk minuman terdiri dari: Bear Brand, Milo, Nestea, Nescafe, dll
Pada masing-masing produk mereka terkandung banyak nutrisi yang baik
bagi tubuh, dan seperti yang tertera pada logo perusahaan “Good Food Good
Life” yang selalu menjadi landasan bagi perusahaan untuk menghasilkan makanan
dan minuman yang berkualitas.
4.1.5 Sejarah Singkat Bear Brand
Bear Brand adalah merek minuman susu bubuk yang diperkenalkan pada
tahun 1976, yang dimiliki oleh Nestlé. Produk ini tersedia di sebagian besar
wilayah Asia Tenggara. Bear Brand juga dipasarkan dengan merek Marca Oso,
yang merupakan bahasa Spanyol untuk "Bear Brand". Nama merek Indonesia
adalah Susu Cap Beruang. Pada tahun 2014, sebuah perusahaan riset konsumen
Universitas Sumatera Utara
memilah-milah susu Bear Brand sebagai Nomor 6 di antara 50 barang konsumen
paling cepat bergerak populer di Filipina.
Bear Brand merupakan merek susu steril yang terbuat dari 100% susu
murni berkualitas tinggi yang telah mengalami proses sterilisasi tanpa
penambahan bahan pengawet sehingga dapat langsung dikonsumsi. Dengan
segala kebaikan susu, kemurnian Bear Brand dapat membantu menjaga kesehatan
tubuh.
Bear Brand Gold White Tea dengan kandungan teh putih yang diperoleh
dari daun teh pilihan serta dilengkapi dengan vitamin A, C dan E yang membantu
proses regenerasi kulit dan mencegah kerusakan sel kulit lebih dini. Bear Brand
Gold White Malt dengan kandungan malt serta dilengkapi dengan vitamin B1, B2,
B6 dan B12 yang membantu mempercepat proses pengolahan energi untuk
menjalani aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat.
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Data umum identitas responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi
responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa/i FISIP USU yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand lebih dari
satu kali yang berjumlah 70 orang. Karakteristik responden ini meliputi jenis
kelamin, usia, jurusan, dan stambuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabeltabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-Laki
22
31,4%
2
Perempuan
48
68,6%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 48 orang atau 68,6% . Hal ini berarti yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh
mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
Frekuensi
Persentase
1
17-19 Tahun
12
17,1%
2
20-22 Tahun
54
77,1%
3
23-25 Tahun
4
5,7%
4
26-28 Tahun
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berusia 20 – 22
tahun sebanyak 54 orang atau 77,1% . Hal ini berarti yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh mahasiswa
yang berusia 20 – 22 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Jurusan
No.
Jurusan
Frekuensi
Persentase
1
Administrasi Negara
4
5,7%
2
Antropologi
4
5,7%
3
Kesejahteraan Sosial
13
18,6%
4
Ilmu Politik
2
2,9%
5
Sosiologi
1
1,4%
6
Administrasi Niaga/Bisnis
38
54,3%
7
Administrasi Perpajakan
6
8,6%
8
Ilmu Komunikasi
2
2,9%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis sebanyak 38 orang atau 54,3% . Hal ini berarti yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh
mahasiswa/i jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Stambuk
No.
Stambuk
Frekuensi
Persentase
1
Stambuk 2012
2
2,9%
2
Stambuk 2013
22
31,4%
3
Stambuk 2014
23
32,9%
4
Stambuk 2015
19
27,1%
5
Stambuk 2016
4
5,7%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa yang telah mengkonsumsi produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU didominasi oleh stambuk 2014 sebanyak 23
Universitas Sumatera Utara
orang atau 32,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata–rata yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU berasal dari
stambuk 2014.
4.2.2 Variabel Kepuasan Pelanggan (X1)
Dalam mengukur Variabel Kepuasan Pelanggan yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu kualitas yang dipersiapkan,
keistimewaan tambahan, dan estetika. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan tersebut apakah
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel
di bawah ini.
1. Kualitas Yang Dipersiapkan
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Mempersiapkan Kualitas Produknya Sebelum
Memasarkannya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
24
34,3%
2
Setuju
38
54,3%
3
Netral
4
5,7%
4
Tidak Setuju
2
2,9%
5
Sangat Tidak Setuju
2
2,9%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 38 orang (54,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan kualitas yang baik
sebelum memasarkannya meskipun ada juga 2 responden (2,9%) yang
menyatakan tidak setuju. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat
memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
2. Keistimewaan Tambahan
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Keistimewaan Tambahan
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
17
24,3%
2
Setuju
40
57,1%
3
Netral
12
17,1%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand telah memiliki keistimewaan tambahan
dibandingkan dengan produk sejenis. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear
Brand mempertahankan atau lebih memberikan keistimewaan tambahan yang
membuat mereka berdeda dan memiliki aksen positif agar tidak mengecewakan
semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Estetika
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Citra Yang Baik
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
36
51,4%
2
Setuju
32
45,7%
3
Netral
2
2,9%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat
setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand memiliki dan telah memberikan citra yang
baik kepada masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas pelayan dan kualitas produk
mereka agar dapat memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
4.2.3 Variabel Harga (X2)
Dalam mengukur Variabel Harga yang telah mengkonsumsi produk Bear
Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, peneliti
menggunakan 6 (enam) indikator yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga
dan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat produksi,
harga mempengaruhi daya beli konsumen, dan harga dapat mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 6 (enam) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan tersebut apakah
Universitas Sumatera Utara
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel
di bawah ini.
1.
Keterjangkaun Harga
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga yang Ditawarkan Produk Bear Brand Terjangkau
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
6
8,6%
2
Setuju
27
38,6%
3
Netral
24
34,3%
4
Tidak Setuju
12
17,1%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,4%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 27 orang (38,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan harga yang terjangkau
oleh semua kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear
Brand mempertahankan harga produk mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.
Kesesuaian Harga dan Kualitas Produk
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Kualitas Produknya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
16
22,9%
2
Setuju
43
61,4%
3
Netral
11
15,7%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 43 orang (61,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitas
produk yang mereka jual sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk
Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara setuju bahwa harga yang ditawarkan produk Bear Brand sesuai
dengan kualitas produknya.
Universitas Sumatera Utara
3.
Daya Saing Harga
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Daya Saing Harga
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
9
12,9%
2
Setuju
36
51,4%
3
Netral
18
25,7%
4
Tidak Setuju
7
10%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Tetapi ada juga 7 responden (10%) yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan
bahwa mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i
FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand memiliki daya saing. Jadi
sebaiknya perusahaan Bear Brand lebih memperhatikan lagi harga produknya
apakah sudah cukup bersaing dengan prduk sejenis lainnya dan sudah dapat
mempengaruhi konsumen melakukan pembelian ulang.
Universitas Sumatera Utara
4.
Kesesuaian Harga dengan Manfaat Produksi
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Manfaat yang Diterima Konsumen
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
16
22,9%
2
Setuju
45
64,3%
3
Netral
8
11,4%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 45 orang (64,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan manfaat
yang akan diterima konsumen melalui produk mereka sehingga mayoritas yang
telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU setuju
bahwa harga produk Bear Brand sesuai dengan manfaat yang diterima konsumen.
Universitas Sumatera Utara
5.
Harga Mempengaruhi Daya Beli Konsumen
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi
Daya Beli Konsumen
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
17
24,3%
2
Setuju
41
58,6%
3
Netral
8
11,4%
4
Tidak Setuju
4
5,7%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai dengan kualitasnya
mempengaruhi daya beli mereka. Tetapi ada juga 4 responden (5,7%) yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Jadi sebaiknya perusahaan
bear brand lebih memperhatikan lagi harga produknya apakah sudah sesuai
dengan kualitasnya dan sudah dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
6.
Harga Dapat Mempengaruhi Konsumen dalam Mengambil Keputusan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi
Konsumen dalam Melakukan Pembelian Ulang
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
20
28,6%
2
Setuju
40
57,1%
3
Netral
8
11,4%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,4%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitasnya
sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang
sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada
mahasiswa/i FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai
dengan kualitasnya mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian ulang.
4.2.4 Variabel Kepercayaan Merek (X3)
Dalam mengukur Variabel Kepercayaan Merek pada yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu Brand Characteristic,
Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic. Kemudian
indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari
pernyataan-pernyataan tersebut maka akan diketahui jawaban responden terhadap
Universitas Sumatera Utara
pernyataan tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat
tidak setuju pada tabel-tabel di bawah ini.
1.
Brand Characteristic
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Kualitas Yang Baik Dan Mampu Bersaing
Dengan Produk Minuman Sejenis Lainnya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
24
34,3%
2
Setuju
41
58,6%
3
Netral
4
5,7%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa produk Bear Brand memiliki kualitas yang baik dibanding
dengan merek lain. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan kualitas yang baik sehingga konsumen selalu percaya untuk
datang kembali melakukan pembelian ulang.
2.
Company Characteristic
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Dapat Memenuhi
Kebutuhan Nutrisi Bagi Tubuh
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
29
41,4%
2
Setuju
37
52,9%
3
Netral
3
4,3%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa produk Bear Brand merupakan merek minuman yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh dibanding dengan merek lain. Oleh sebab
itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitas yang baik guna
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh sehingga konsumen selalu percaya untuk
datang kembali melakukan pembelian ulang.
3.
Consumer-Brand Characteristic
Tabel 4.16
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Memiliki Kualitas
Baik Yang Ingin Dikonsumsi Oleh Konsumen
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
25
35,7%
2
Setuju
39
55,7%
3
Netral
6
8,6%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 39 orang (55,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa kualitas yang baik yang diberikan produk Bear Brand
membuat konsumen ingin mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, sebaiknya
perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitasnya guna menjaga minat beli
ulang konsumen terhadap produk minuman Bear Brand.
4.2.5 Variabel Minat Beli Ulang (Y)
Dalam mengukur Variabel Minat Beli Ulang yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
peneliti menggunakan 4 (empat) indikator yaitu minat transaksional, minat
referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Kemudian indikatorindikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari pernyataanpernyataan tersebut maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan
tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju
pada tabel-tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
1.
Minat Transaksional
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden tentang
Saya Akan Melakukan Pembelian Ulang Karena Saya Puas Mengkonsumsi
Produk Bear Brand
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
18
25,7%
2
Setuju
37
52,9%
3
Netral
15
21,4%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka melakukan pembelian ulang karena konsumen puas
akan apa yang terkandung dalam produk Bear Brand. Oleh sebab itu, sebaiknya
perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas yang baik agar
konsumen dengan tepat memilih produk Bear Brand untuk melakukan pembelin
ulang.
2.
Minat Referensial dan Minat Preferensial
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden tentang
Universitas Sumatera Utara
Saya Akan Merekomendasi Produk Minuman Bear Brand Kepada Teman
Saya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
15
21,4%
2
Setuju
33
47,1%
3
Netral
22
31,4%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 33 orang (47,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka akan merekomendasi kepada teman mereka jika ingin
minuman yang bernutrisi bagi tubuh dengan kualitas dan citra yang baik. Oleh
sebab itu, sebaiknya perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas
pada produk agar konsumen melakukan pembelian ulang produk mereka.
3.
Minat Eksploratif
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Tentang
Universitas Sumatera Utara
Saya Akan Membeli Produk Minuman Bear Brand Jika Saya Ingin
Minuman Bernutrisi
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
18
25,7%
2
Setuju
30
42,9%
3
Netral
18
25,7%
4
Tidak Setuju
2
2.9%
5
Sangat Tidak Setuju
2
2,9%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 30 orang (42,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka akan membeli produk Bear Brand jika ingin minuman
bernutrisi. Hal ini bisa disebabkan karena mereka sudah percaya dengan kualitas
produk
produk
Bear
Brand.
Oleh
sebab
itu,
sebaiknya
perusahaan
mempertahankan kualitas dan citra baik agar konsumen dengan tepat memilih
produk minuman Bear Brand jika ingin minuman bernutrisi.
4.3 Teknik Analisis Data
4.3.1 Uji Instrumen
4.3.1.1 Uji Validitas
Penyebaran kuesioner penelitian ini diberikan kepada 70 orang responden.
Untuk menguji validitas, nilai pada kolom corrected item total correlation
merupakan nilai r-hitung yang akan dibandingkan dengan r-tabel untuk
mengetahui validitas pada setiap butir instrumen. Nilai r-tabel pada α = 0,05
dengan derajat bebas df = n-2 = 68 pada uji dua arah adalah 0,2352.
1.
Uji Validitas Kepuasan Pelanggan (X1)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20
Hasil Uji Validitas Karakteristik Kepuasan Pelanggan (Variabel X1)
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,762
Pernyataan 2
0,681
Pernyataan 3
0,673
Valid
0,2352
Valid
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik kepuasan pelanggan telah valid.
2.
Uji Validitas Harga (X2)
Tabel 4.21
Hasil Uji Validitas Karakteristik Harga (Variabel X2)
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,644
Valid
Pernyataan 2
0,695
Valid
Pernyataan 3
0,692
Valid
Pernyataan 4
0,582
Pernyataan 5
0,712
Valid
Pernyataan 6
0,643
Valid
0,2352
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik harga telah valid.
3.
Uji Validitas Kepercayaan Merek (X3)
Tabel 4.22
Hasil Uji Validitas Karakteristik Kepercayaan Merek (Variabel X3)
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,743
Pernyataan 2
0,783
Pernyataan 3
0,716
Valid
0,2352
Valid
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik kepercayaan merek telah valid.
4.
Uji Validitas Minat Beli Ulang (Y)
Tabel 4.23
Hasil Uji Validitas Karakteristik Minat Beli Ulang (Y)
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,827
Pernyataan 2
0,827
Pernyataan 3
0,722
Valid
0,2352
Valid
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik minat beli ulang telah valid.
4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila dapat memberikan nilai
cronbach’s alpha > 0,60.
Tabel 4.24
Hasil Uji Reliabilitas X1
Reliability Statistics X1
Universitas Sumatera Utara
Cronbach's Alpha
N of Items
,774
4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,774. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,774>0,60) maka seluruh pernyataan kepuasan pelanggan (X1)
dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.25
Hasil Uji Reliabilitas X2
Reliability Statistics X2
Cronbach's Alpha
N of Items
,762
7
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,762. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,762 > 0,60) maka seluruh pernyataan harga (X2) dalam penelitian
ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.26
Hasil Uji Reliabilitas X3
Universitas Sumatera Utara
Reliability Statistics X3
Cronbach's Alpha
N of Items
,801
4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,801. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,801 > 0,60) maka seluruh pernyataan kepercayaan merek (X3)
dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.27
Hasil Uji Reliabilitas Y
Reliability Statistics Y
Cronbach's Alpha
N of Items
,821
4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,821. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,821 > 0,60) maka seluruh pernyataan minat beli ulang (Y) dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
4.3.2.1 Uji Normalitas
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat apakah data residual
berdistribusi normal atau tidak. Pertama yaitu pedoman pengambilan keputusan
rentang data distribusi normal berdasarkan uji statistik dengan menggunakan
pendekatan Kolmogorov-Smirnov Z yang dapat dilihat dari kriteria berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jika nilai Asymp.sig (2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1, 97, data dikatakan normal.
Tabel 4.28
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N
70
Mean
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
,0000000
Std.
Deviation
1,52948357
Absolute
,099
Positive
,056
Negative
-,099
Kolmogorov-Smirnov Z
,832
Asymp. Sig. (2-tailed)
,493
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada tabel hasil pengolahan data primer diatas dapat dilihat besarnya
perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah 0,493. Artinya, perolehan ini lebih
besar dari 0,05 dan untuk nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,832 dimana
angka ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai ketetapan 1,97. Dengan demikian,
uji statistik telah memenuhi kedua kriteria yang dipersyaratkan dan data dapat
dikatakan berdistribusi normal serta memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Cara kedua untuk Uji normalitas dapat dilakukan melalui perhitungan
regresi dengan SPSS 21 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik yaitu
analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan
antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut
ini penjelasan dari grafik-grafik tersebut :
a. Grafik Histogram
Gambar 4.2
Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada grafik histogram diatas, dapat dilihat bahwa grafik histogram
berbentuk lonceng terbalik, tidak miring ke kiri dan ke kanan. Oleh karena itu,
data dapat dikatakan berdistribusi normal.
b. Grafik Normal P-Plot
Universitas Sumatera Utara
Gambar grafik normal probability plots berikut ini terlihat bahwa gambar
menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.
Gambar 4.3
Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
4.3.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam
model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Berikut ini dapat dilihat cara mendeteksi multikolinieritas dengan
menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF) seperti terlihat pada tabel
berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.29
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
Standardized
Coefficients
Std.
Error
T
Sig.
Beta
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
,572
2,173
,263 ,793
TotalX1
,230
,137
,185 1,679 ,098
,831 1,204
TotalX2
,005
,067
,008
,071 ,944
,877 1,140
TotalX3
,638
,147
,479 4,335 ,000
,832 1,202
a. Dependent Variable: TotalY
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan data hasil pengolahan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa
nilai Tolerance Value semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan
yaitu 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen adalah lebih kecil dari nilai
ketetapan yaitu 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak
mengalami masalah multikolinieritas.
4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan melalui metode analisis grafik yaitu
grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan
tersebar baik diat
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif
adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel
memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu
variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya (Juliandi, 2013:14).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada konsumen produk Bear Brand di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jalan Prof. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus Universitas
Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan
April sampai bulan Mei 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen
produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera
Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yang mewakili jumlah populasi adalah
konsumen produk Bear Brand yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan
hasil variabel yang akan di teliti. Apabila ukuran populasi dalam penelitian tidak
dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan
formula Lameshow sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
n=
Keterangan:
N
: ukuran sampel
Z
: score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 90
%) maka Z= 1,64
P
: Proporsi sampel yang memiliki cirri spesifik (maksimal estimasi = 0,5)
d
: presisi (0,1)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
n=
n=
n = 67,24
Maka jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini memiliki jumlah
minimal 67 orang responden. Namun, untuk lebih memudahkan penelitian penulis
menetapkan jumlah responden sebanyak 70 orang.
3.4 Hipotesis
Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan,
kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis
relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang
dipertanyakan pada rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis 1, dengan kriteria:
H 1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan
terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
pelanggan terhadap minat beli ulang.
Hipotesis 2, dengan kriteria:
H 2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap minat
beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap
minat beli ulang.
Hipotesis 3, dengan kriteria:
H 3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan merek
dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan
merek dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Hipotesis 4, dengan kriteria:
H 4 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan,
harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
pelanggan, harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
3.5 Definisi Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
yang pada umumnya dinyatakan dalam suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan
definisi konsep penelitian yaitu:
1. Menurut Kotler (2005), kepuasan adalah sejauh mana suatu tingkatan
produk dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli.
2. Menurut Rahman (2014), harga adalah nilai tukar yang bisa disamakan
dengan uang untuk memperoleh barang atau kelompok pada waktu dan
tempat tertentu.
3. Menurut Amir (2005:62), kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di
satu produk ada atribut tertentu.Keputusan pembelian adalah suatu proses
yang dijalankan individu mulai dari mencari, memilih, membandingkan,
serta menilai pilihan secara sistematis untuk menentukan keuntungan serta
kerugiannya masing-masing sebelum melakukan pembelian.
4. Menurut Kusumawati (2013:16), minat pembelian ulang adalah keinginan
dan tindakan pelanggan untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya
kepuasan yang diterima sesuai yang diinginkan dari suatu produk.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran
tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini diukur dengan dua jenis
variabel yaitu variabel bebas yang terdiri dari kualitas produk serta kepercayaan
terhadap merek dan variabel terikat yang berupa keputusan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1
Operasi Variabel Penelitian
Variabel
Defenisi
Kepuasan
Kepuasan konsumen
Pelanggan
akan mendorong
Indikator
a. Kualitas yang
Skala
Likert
dipersiapkan
konsumen untuk
b. Keistimewaan tambahan
membeli/memakai
c. Estetika
produk yang sama lagi
di kemudian hari.
Harga
Harga merupakan
a. Keterjangkauan harga
salah satu penentu
b. Kesesuaian harga dengan
keberhasilan suatu
kualitas produk
perusahaan karena
c. Daya saing harga
harga menentukan
d. Kesesuaian harga dan
seberapa besar
Likert
manfaat produk
keuntungan yang akan e. Harga mempengaruhi
diperoleh perusahaan
setelah produk itu
terjual ke konsumen.
daya beli konsumen
f. Harga dapat
mempengaruhi
konsumen dalam
mengambil keputusan
Kepercayaan
kepercayaan merek
a. Brand Characteristic
Merek
dapat didefinisikan
b. Company Characteristic
komitmen konsumen
c. Consumer-brand
untuk memperkuat
Likert
Characteristic
hubungan antara
konsumen dengan
produk atau merek.
Minat Beli
Minat beli ulang
a. Minat transaksional
Ulang
bermula dari
b. Minat referensial
pembelian pertama
c. Minat preferensial
Likert
Universitas Sumatera Utara
kali yang dilakukan
d. Minat eksploratif
oleh pelanggan, yang
kemudian berniat
untuk melakukan
pembelian kedua,
ketiga, keempat, dan
seterusnya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder.
3.7.1 Data Primer
Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli atau subjeknya tanpa melalui
perantara. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
1. Angket/kuesioner, adalah pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti
untuk mengetahui pendapat/persepsi responden penelitian tentang variabel
yang diteliti. Bentuk angket yang digunakan secara tertutup (Juliandi,
2013 : 71). Angket diberikan kepada konsumen produk Bear Brand di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Wawancara/interview, adalah dialog langsung antara peneliti dengan
responden penelitian (konsumen). Bentuk wawancara yang digunakan
secara tidak terstruktur/tidak terpimpin yaitu peneliti tidak mempersiapkan
pedoman wawancara (Juliandi, 2013 : 71). Wawancara dilakukan kepada
konsumen produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain.
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:
1.
Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari bukubuku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang relevan dengan
permasalahan kualitas produk dan kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian.
2.
Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah
berlalu yang berupa dokumentasi tertulis (buku, dokumen, dan laporan)
dan dokumentasi elektronis (internet).
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisis data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor yaitu dengan menggunakan penskalaan
model Likert. Penskalaan model ini merupakan metode penskalaan pernyataan
sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori jawaban ini
memiliki intensitas yang sama. Skala likert diungkapkan ke dalam lima kategori
sikap setuju, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No.
Skala
Skor
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Netral (N)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber: Sugiono, 2012
3.9 Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
3.9.1 Metode Uji Instrumen
3.9.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu
program komputer SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang
signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut
dinyatakan valid. Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan
dikeluarkan atau dibuang dari instrumen. Kriteria dalam menentukan validitas
suatu kuisioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Universitas Sumatera Utara
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Dalam buku Juliandi (2013 : 83) reliabilitas memiliki berbagai nama lain
seperti keterpercayaan, kehandalan, kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas
adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang
handal dan dapat dipercaya. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Juliandi, 2013 : 155). Uji
reliabilitas dilakukan setelah uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS
versi 21.
Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah:
1.
Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6, maka instrumen yang diuji memiliki
reliabilitas yang baik / reliabel / terpercaya.
2.
Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut
tidak reliabel.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi
klasik terlebih dahulu agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili
populasi secara keseluruhan. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel independen maupun dependen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis
plot grafik histogram dan uji Kolmogorov-smirnov (Uji K-S).
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variable dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau
tidak (Juliandi, 2013: 174). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013: 174)
2. Uji Multikolineritas
Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang
digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013: 175).
Apabila variabel independen memiliki nilai toleransi yang telah ditentukan
sebesar 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
3. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maan disebut
homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalh yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
(Santoso dalam Dewi, 2010). Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur), bergelombang (melebar kemudian menyempit),
maka terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Heterokedastisitas denag Uji Glejser bertujuan untuk menguju apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik maka tidak terjadi heterokedastisias.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
• Tidak terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
• Terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3.9.3 Metode Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linear
berganda:
Y = a + b1 X1 + b2 X 2 + b3 X 3 + e
Dimana:
Y
= Minat Beli Ulang
X1
= Kepuasan Pelanggan
X2
= Harga
X3
= Kepercayaan Merek
a
= Konstanta
Universitas Sumatera Utara
b1.2
= Koefisien Regresi
e
= Standar Error
3.9.4 Pengujian Hipotesis
1.
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen
variabel (X). Apakah variabel kepuasan pelanggan (X 1 ), harga (X 2 ) dan
kepercayaan merek (X 3 ) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan
terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu minat beli ulang.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Ho : b1 = 0 , artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat.
b. H 1 : b1 ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)
= 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a. t hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima.
b. t hitung < t tabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak.
Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu:
a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
2.
Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan secara serentak apakah variabel bebas atau
dependent variabel (X) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, serta
signifikan terhadap variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Universitas Sumatera Utara
Ho : b1 = b2 = 0
Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari varibael bebas yaitu kepuasan pelanggan, harga dan
kepercayan merek terhadap variabel terikat yakni minat beli ulang.
Ho : b1 ≠ b2 ≠ 0
Artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaan / penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)
= 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikansi F hitung > 0,05 maka Ho diterima atau Ha
ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi F hitung < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha
diterima.
3.9.5 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai
semakin kecil
(mendekati nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau memiliki pengaruh yang kecil.
Dan jika nilai
semakin besar (mendekati satu)
berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi dependen atau memiliki pengaruh yang besar (Ghozali dalam
Dewi 2010).
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum PT. Nestlé Di Indonesia
Nestlé adalah sebuah perusahaan multiinternasional di Vevey, Swiss yang
bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Didirikan pada tahun 1868 oleh
Hendry Nestlé. Perusahaan ini menghasilkan makanan nutrisi dan minuman
nutrisi seperti makanan bayi, susu, kopi, cokelat, dan lain-lain. Perusahaan ini
masuk dalam bursa saham SWX Swiss Exchange.
Sejarah perusahaan dimulai pada tahun 1866, dengan didirikannya AngloSwiss Condensed Milk Company. Henri Nestlé kemudian menciptakan sebuah
produk makanan terobosan untuk bayi pada tahun 1867, dan pada tahun 1905
perusahaan yang didirikannya bergabung dengan Anglo-Swiss, untuk membentuk
yang sekarang ini dikenal sebagai Grup Nestlé. Selama periode ini, berbagai
daerah berkembang dan jalur kereta api serta penggunaan kapal uap membantu
mengurangi harga komoditas, memacu perdagangan barang konsumen secara
internasional.
Pada tahun 1905, Nestlé & Anglo Swiss memiliki lebih dari 20 pabrik dan
sudah mulai memanfaatkan anak-anak perusahaan di luar negeri untuk
membangun sebuah jaringan penjualan yang tersebar dari Afrika hingga Asia,
Amerika Latin dan Australia. Menjelang Perang Dunia I, perusahaan sempat
menikmati periode kemakmuran yang disebut dengan periode Belle Époque, yang
berarti 'masa yang indah', dan berkembang menjadi perusahaan susu global.
Melalui berbagai akuisisi, Nestlé mulai memasuki area-area baru yang sedang
Universitas Sumatera Utara
bertumbuh pesat seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari
area susu, kopi dan makanan dalam kemasan kaleng. Pada tahun 1970an,
perusahaan melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan kosmetik. Nestlé juga
mulai menuai kritik dari kelompok-kelompok aktivis yang menyatakan bahwa
pemasaran produk makanan bayi Nestlé tidak etis. Nestlé kemudian menjadi salah
satu perusahaan pertama yang menerapkan Kode Etik Internasional World Health
Organization (WHO) tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu di seluruh
bisnisnya.
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang
terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di
Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 149 tahun lalu oleh Henri Nestlé,
seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang
ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini
perusahaan mempekerjakan lebih dari 3.400 karyawan untuk menghasilkan
beragam produk Nestlé di empat pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur
untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ
DANCOW IDEAL, Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan
NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang
gula FOX’S dan POLO, dan baru saja dibangun pabrik ke-empat di Karawang
untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC.
Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestlé telah mengoperasikan
empat pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000
peternak susu di Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi
Universitas Sumatera Utara
di Lampung setiap tahun. Bersama empat sentral distribusi dan ratusan distributor
Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan
produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen diseluruh Indonesia.
Moto Nestlé “Good Food, Good Life” menggambarkan komitmen
perusahaan yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi
guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar
manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta
lezat rasanya.
4.1.2 Visi dan Misi PT. Nestlé Indonesia
a. Visi Nestlé
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di
Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih
sehat.
b. Misi Nestlé
1. Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia
memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan
(health), dan keafiatan (wellness) dari konsumen.
2. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan
nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia.
3. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang
dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang
mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
4. Menjadi pemimpin pangsa pasar.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Logo Nestlé
Gambar 4.1
Logo Nestlé
Sumber: https://www.nestle.co.id, diakes 27 Mei 2017
4.1.4 Produk Nestlé
Kegiatan Usaha di Nestlé terbagi atas dua jenis, yaitu produk makanan dan
produk minuman.
a. Produk makanan terdiri dari: Koko Krunch, Corn Flakes, Fitness, Kit Kat,
dll
b. Produk minuman terdiri dari: Bear Brand, Milo, Nestea, Nescafe, dll
Pada masing-masing produk mereka terkandung banyak nutrisi yang baik
bagi tubuh, dan seperti yang tertera pada logo perusahaan “Good Food Good
Life” yang selalu menjadi landasan bagi perusahaan untuk menghasilkan makanan
dan minuman yang berkualitas.
4.1.5 Sejarah Singkat Bear Brand
Bear Brand adalah merek minuman susu bubuk yang diperkenalkan pada
tahun 1976, yang dimiliki oleh Nestlé. Produk ini tersedia di sebagian besar
wilayah Asia Tenggara. Bear Brand juga dipasarkan dengan merek Marca Oso,
yang merupakan bahasa Spanyol untuk "Bear Brand". Nama merek Indonesia
adalah Susu Cap Beruang. Pada tahun 2014, sebuah perusahaan riset konsumen
Universitas Sumatera Utara
memilah-milah susu Bear Brand sebagai Nomor 6 di antara 50 barang konsumen
paling cepat bergerak populer di Filipina.
Bear Brand merupakan merek susu steril yang terbuat dari 100% susu
murni berkualitas tinggi yang telah mengalami proses sterilisasi tanpa
penambahan bahan pengawet sehingga dapat langsung dikonsumsi. Dengan
segala kebaikan susu, kemurnian Bear Brand dapat membantu menjaga kesehatan
tubuh.
Bear Brand Gold White Tea dengan kandungan teh putih yang diperoleh
dari daun teh pilihan serta dilengkapi dengan vitamin A, C dan E yang membantu
proses regenerasi kulit dan mencegah kerusakan sel kulit lebih dini. Bear Brand
Gold White Malt dengan kandungan malt serta dilengkapi dengan vitamin B1, B2,
B6 dan B12 yang membantu mempercepat proses pengolahan energi untuk
menjalani aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat.
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Data umum identitas responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi
responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa/i FISIP USU yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand lebih dari
satu kali yang berjumlah 70 orang. Karakteristik responden ini meliputi jenis
kelamin, usia, jurusan, dan stambuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabeltabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-Laki
22
31,4%
2
Perempuan
48
68,6%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 48 orang atau 68,6% . Hal ini berarti yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh
mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
Frekuensi
Persentase
1
17-19 Tahun
12
17,1%
2
20-22 Tahun
54
77,1%
3
23-25 Tahun
4
5,7%
4
26-28 Tahun
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berusia 20 – 22
tahun sebanyak 54 orang atau 77,1% . Hal ini berarti yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh mahasiswa
yang berusia 20 – 22 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Jurusan
No.
Jurusan
Frekuensi
Persentase
1
Administrasi Negara
4
5,7%
2
Antropologi
4
5,7%
3
Kesejahteraan Sosial
13
18,6%
4
Ilmu Politik
2
2,9%
5
Sosiologi
1
1,4%
6
Administrasi Niaga/Bisnis
38
54,3%
7
Administrasi Perpajakan
6
8,6%
8
Ilmu Komunikasi
2
2,9%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis sebanyak 38 orang atau 54,3% . Hal ini berarti yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh
mahasiswa/i jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Stambuk
No.
Stambuk
Frekuensi
Persentase
1
Stambuk 2012
2
2,9%
2
Stambuk 2013
22
31,4%
3
Stambuk 2014
23
32,9%
4
Stambuk 2015
19
27,1%
5
Stambuk 2016
4
5,7%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa yang telah mengkonsumsi produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU didominasi oleh stambuk 2014 sebanyak 23
Universitas Sumatera Utara
orang atau 32,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata–rata yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU berasal dari
stambuk 2014.
4.2.2 Variabel Kepuasan Pelanggan (X1)
Dalam mengukur Variabel Kepuasan Pelanggan yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu kualitas yang dipersiapkan,
keistimewaan tambahan, dan estetika. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan tersebut apakah
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel
di bawah ini.
1. Kualitas Yang Dipersiapkan
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Mempersiapkan Kualitas Produknya Sebelum
Memasarkannya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
24
34,3%
2
Setuju
38
54,3%
3
Netral
4
5,7%
4
Tidak Setuju
2
2,9%
5
Sangat Tidak Setuju
2
2,9%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 38 orang (54,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan kualitas yang baik
sebelum memasarkannya meskipun ada juga 2 responden (2,9%) yang
menyatakan tidak setuju. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat
memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
2. Keistimewaan Tambahan
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Keistimewaan Tambahan
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
17
24,3%
2
Setuju
40
57,1%
3
Netral
12
17,1%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand telah memiliki keistimewaan tambahan
dibandingkan dengan produk sejenis. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear
Brand mempertahankan atau lebih memberikan keistimewaan tambahan yang
membuat mereka berdeda dan memiliki aksen positif agar tidak mengecewakan
semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Estetika
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Citra Yang Baik
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
36
51,4%
2
Setuju
32
45,7%
3
Netral
2
2,9%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat
setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand memiliki dan telah memberikan citra yang
baik kepada masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas pelayan dan kualitas produk
mereka agar dapat memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
4.2.3 Variabel Harga (X2)
Dalam mengukur Variabel Harga yang telah mengkonsumsi produk Bear
Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, peneliti
menggunakan 6 (enam) indikator yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga
dan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat produksi,
harga mempengaruhi daya beli konsumen, dan harga dapat mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 6 (enam) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan tersebut apakah
Universitas Sumatera Utara
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel
di bawah ini.
1.
Keterjangkaun Harga
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga yang Ditawarkan Produk Bear Brand Terjangkau
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
6
8,6%
2
Setuju
27
38,6%
3
Netral
24
34,3%
4
Tidak Setuju
12
17,1%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,4%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 27 orang (38,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan harga yang terjangkau
oleh semua kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear
Brand mempertahankan harga produk mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.
Kesesuaian Harga dan Kualitas Produk
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Kualitas Produknya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
16
22,9%
2
Setuju
43
61,4%
3
Netral
11
15,7%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 43 orang (61,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitas
produk yang mereka jual sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk
Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara setuju bahwa harga yang ditawarkan produk Bear Brand sesuai
dengan kualitas produknya.
Universitas Sumatera Utara
3.
Daya Saing Harga
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Daya Saing Harga
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
9
12,9%
2
Setuju
36
51,4%
3
Netral
18
25,7%
4
Tidak Setuju
7
10%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Tetapi ada juga 7 responden (10%) yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan
bahwa mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i
FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand memiliki daya saing. Jadi
sebaiknya perusahaan Bear Brand lebih memperhatikan lagi harga produknya
apakah sudah cukup bersaing dengan prduk sejenis lainnya dan sudah dapat
mempengaruhi konsumen melakukan pembelian ulang.
Universitas Sumatera Utara
4.
Kesesuaian Harga dengan Manfaat Produksi
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Manfaat yang Diterima Konsumen
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
16
22,9%
2
Setuju
45
64,3%
3
Netral
8
11,4%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 45 orang (64,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan manfaat
yang akan diterima konsumen melalui produk mereka sehingga mayoritas yang
telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU setuju
bahwa harga produk Bear Brand sesuai dengan manfaat yang diterima konsumen.
Universitas Sumatera Utara
5.
Harga Mempengaruhi Daya Beli Konsumen
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi
Daya Beli Konsumen
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
17
24,3%
2
Setuju
41
58,6%
3
Netral
8
11,4%
4
Tidak Setuju
4
5,7%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai dengan kualitasnya
mempengaruhi daya beli mereka. Tetapi ada juga 4 responden (5,7%) yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Jadi sebaiknya perusahaan
bear brand lebih memperhatikan lagi harga produknya apakah sudah sesuai
dengan kualitasnya dan sudah dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
6.
Harga Dapat Mempengaruhi Konsumen dalam Mengambil Keputusan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi
Konsumen dalam Melakukan Pembelian Ulang
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
20
28,6%
2
Setuju
40
57,1%
3
Netral
8
11,4%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,4%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitasnya
sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang
sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada
mahasiswa/i FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai
dengan kualitasnya mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian ulang.
4.2.4 Variabel Kepercayaan Merek (X3)
Dalam mengukur Variabel Kepercayaan Merek pada yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu Brand Characteristic,
Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic. Kemudian
indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari
pernyataan-pernyataan tersebut maka akan diketahui jawaban responden terhadap
Universitas Sumatera Utara
pernyataan tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat
tidak setuju pada tabel-tabel di bawah ini.
1.
Brand Characteristic
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Kualitas Yang Baik Dan Mampu Bersaing
Dengan Produk Minuman Sejenis Lainnya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
24
34,3%
2
Setuju
41
58,6%
3
Netral
4
5,7%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa produk Bear Brand memiliki kualitas yang baik dibanding
dengan merek lain. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan kualitas yang baik sehingga konsumen selalu percaya untuk
datang kembali melakukan pembelian ulang.
2.
Company Characteristic
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Dapat Memenuhi
Kebutuhan Nutrisi Bagi Tubuh
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
29
41,4%
2
Setuju
37
52,9%
3
Netral
3
4,3%
4
Tidak Setuju
1
1,4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa produk Bear Brand merupakan merek minuman yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh dibanding dengan merek lain. Oleh sebab
itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitas yang baik guna
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh sehingga konsumen selalu percaya untuk
datang kembali melakukan pembelian ulang.
3.
Consumer-Brand Characteristic
Tabel 4.16
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Memiliki Kualitas
Baik Yang Ingin Dikonsumsi Oleh Konsumen
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
25
35,7%
2
Setuju
39
55,7%
3
Netral
6
8,6%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 39 orang (55,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa kualitas yang baik yang diberikan produk Bear Brand
membuat konsumen ingin mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, sebaiknya
perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitasnya guna menjaga minat beli
ulang konsumen terhadap produk minuman Bear Brand.
4.2.5 Variabel Minat Beli Ulang (Y)
Dalam mengukur Variabel Minat Beli Ulang yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
peneliti menggunakan 4 (empat) indikator yaitu minat transaksional, minat
referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Kemudian indikatorindikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari pernyataanpernyataan tersebut maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan
tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju
pada tabel-tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
1.
Minat Transaksional
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden tentang
Saya Akan Melakukan Pembelian Ulang Karena Saya Puas Mengkonsumsi
Produk Bear Brand
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
18
25,7%
2
Setuju
37
52,9%
3
Netral
15
21,4%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka melakukan pembelian ulang karena konsumen puas
akan apa yang terkandung dalam produk Bear Brand. Oleh sebab itu, sebaiknya
perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas yang baik agar
konsumen dengan tepat memilih produk Bear Brand untuk melakukan pembelin
ulang.
2.
Minat Referensial dan Minat Preferensial
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden tentang
Universitas Sumatera Utara
Saya Akan Merekomendasi Produk Minuman Bear Brand Kepada Teman
Saya
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
15
21,4%
2
Setuju
33
47,1%
3
Netral
22
31,4%
4
Tidak Setuju
0
0%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 33 orang (47,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka akan merekomendasi kepada teman mereka jika ingin
minuman yang bernutrisi bagi tubuh dengan kualitas dan citra yang baik. Oleh
sebab itu, sebaiknya perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas
pada produk agar konsumen melakukan pembelian ulang produk mereka.
3.
Minat Eksploratif
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Tentang
Universitas Sumatera Utara
Saya Akan Membeli Produk Minuman Bear Brand Jika Saya Ingin
Minuman Bernutrisi
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Setuju
18
25,7%
2
Setuju
30
42,9%
3
Netral
18
25,7%
4
Tidak Setuju
2
2.9%
5
Sangat Tidak Setuju
2
2,9%
Total
70
100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 30 orang (42,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka akan membeli produk Bear Brand jika ingin minuman
bernutrisi. Hal ini bisa disebabkan karena mereka sudah percaya dengan kualitas
produk
produk
Bear
Brand.
Oleh
sebab
itu,
sebaiknya
perusahaan
mempertahankan kualitas dan citra baik agar konsumen dengan tepat memilih
produk minuman Bear Brand jika ingin minuman bernutrisi.
4.3 Teknik Analisis Data
4.3.1 Uji Instrumen
4.3.1.1 Uji Validitas
Penyebaran kuesioner penelitian ini diberikan kepada 70 orang responden.
Untuk menguji validitas, nilai pada kolom corrected item total correlation
merupakan nilai r-hitung yang akan dibandingkan dengan r-tabel untuk
mengetahui validitas pada setiap butir instrumen. Nilai r-tabel pada α = 0,05
dengan derajat bebas df = n-2 = 68 pada uji dua arah adalah 0,2352.
1.
Uji Validitas Kepuasan Pelanggan (X1)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20
Hasil Uji Validitas Karakteristik Kepuasan Pelanggan (Variabel X1)
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,762
Pernyataan 2
0,681
Pernyataan 3
0,673
Valid
0,2352
Valid
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik kepuasan pelanggan telah valid.
2.
Uji Validitas Harga (X2)
Tabel 4.21
Hasil Uji Validitas Karakteristik Harga (Variabel X2)
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,644
Valid
Pernyataan 2
0,695
Valid
Pernyataan 3
0,692
Valid
Pernyataan 4
0,582
Pernyataan 5
0,712
Valid
Pernyataan 6
0,643
Valid
0,2352
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik harga telah valid.
3.
Uji Validitas Kepercayaan Merek (X3)
Tabel 4.22
Hasil Uji Validitas Karakteristik Kepercayaan Merek (Variabel X3)
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,743
Pernyataan 2
0,783
Pernyataan 3
0,716
Valid
0,2352
Valid
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik kepercayaan merek telah valid.
4.
Uji Validitas Minat Beli Ulang (Y)
Tabel 4.23
Hasil Uji Validitas Karakteristik Minat Beli Ulang (Y)
Pernyataan
Koefisien
R-tabel
Keterangan
Korelasi
Pernyataan 1
0,827
Pernyataan 2
0,827
Pernyataan 3
0,722
Valid
0,2352
Valid
Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik minat beli ulang telah valid.
4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila dapat memberikan nilai
cronbach’s alpha > 0,60.
Tabel 4.24
Hasil Uji Reliabilitas X1
Reliability Statistics X1
Universitas Sumatera Utara
Cronbach's Alpha
N of Items
,774
4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,774. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,774>0,60) maka seluruh pernyataan kepuasan pelanggan (X1)
dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.25
Hasil Uji Reliabilitas X2
Reliability Statistics X2
Cronbach's Alpha
N of Items
,762
7
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,762. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,762 > 0,60) maka seluruh pernyataan harga (X2) dalam penelitian
ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.26
Hasil Uji Reliabilitas X3
Universitas Sumatera Utara
Reliability Statistics X3
Cronbach's Alpha
N of Items
,801
4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,801. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,801 > 0,60) maka seluruh pernyataan kepercayaan merek (X3)
dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.27
Hasil Uji Reliabilitas Y
Reliability Statistics Y
Cronbach's Alpha
N of Items
,821
4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,821. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,821 > 0,60) maka seluruh pernyataan minat beli ulang (Y) dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
4.3.2.1 Uji Normalitas
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat apakah data residual
berdistribusi normal atau tidak. Pertama yaitu pedoman pengambilan keputusan
rentang data distribusi normal berdasarkan uji statistik dengan menggunakan
pendekatan Kolmogorov-Smirnov Z yang dapat dilihat dari kriteria berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jika nilai Asymp.sig (2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1, 97, data dikatakan normal.
Tabel 4.28
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N
70
Mean
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
,0000000
Std.
Deviation
1,52948357
Absolute
,099
Positive
,056
Negative
-,099
Kolmogorov-Smirnov Z
,832
Asymp. Sig. (2-tailed)
,493
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada tabel hasil pengolahan data primer diatas dapat dilihat besarnya
perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah 0,493. Artinya, perolehan ini lebih
besar dari 0,05 dan untuk nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,832 dimana
angka ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai ketetapan 1,97. Dengan demikian,
uji statistik telah memenuhi kedua kriteria yang dipersyaratkan dan data dapat
dikatakan berdistribusi normal serta memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Cara kedua untuk Uji normalitas dapat dilakukan melalui perhitungan
regresi dengan SPSS 21 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik yaitu
analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan
antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut
ini penjelasan dari grafik-grafik tersebut :
a. Grafik Histogram
Gambar 4.2
Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada grafik histogram diatas, dapat dilihat bahwa grafik histogram
berbentuk lonceng terbalik, tidak miring ke kiri dan ke kanan. Oleh karena itu,
data dapat dikatakan berdistribusi normal.
b. Grafik Normal P-Plot
Universitas Sumatera Utara
Gambar grafik normal probability plots berikut ini terlihat bahwa gambar
menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.
Gambar 4.3
Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
4.3.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam
model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Berikut ini dapat dilihat cara mendeteksi multikolinieritas dengan
menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF) seperti terlihat pada tabel
berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.29
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
Standardized
Coefficients
Std.
Error
T
Sig.
Beta
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
,572
2,173
,263 ,793
TotalX1
,230
,137
,185 1,679 ,098
,831 1,204
TotalX2
,005
,067
,008
,071 ,944
,877 1,140
TotalX3
,638
,147
,479 4,335 ,000
,832 1,202
a. Dependent Variable: TotalY
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan data hasil pengolahan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa
nilai Tolerance Value semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan
yaitu 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen adalah lebih kecil dari nilai
ketetapan yaitu 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak
mengalami masalah multikolinieritas.
4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan melalui metode analisis grafik yaitu
grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan
tersebar baik diat