Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan
produktivitas kerja. Salah satu upaya yang mempunyai dampak terhadap
peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah peningkatan status gizi
masyarakat. Keadaan gizi kurang dapat dilihat pada setiap kelompok masyarakat.
Keadaan gizi kurang dapat di lihat sebagai suatau proses kurangnya asupan
makanan ketika kebutuhan normal terhadap satu atau beberapa zat gizi tidak
terpenuhi.
Keberhasilan Pembangunan Nasional tidak terlepas dari kualitas sumber
daya manusia yang bermutu. Menurut data United Nations Development Program
(UNDP) tahun 2014, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) negara Indonesia
berada pada posisi ke-108 dari 187 negara yang disurvei.
Kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok yang tidak dapat
diabaikan dalam pembangunan nasional karena anak usia sekolah, khususnya
anak sekolah dasar adalah sumber daya pembangunan. Sumber daya manusia
yang memiliki kualitas fisik, intelektual, dan keterampilan yang baik menentukan
keberhasilan bangsa Indonesia dalam mewujudkan sebagai bangsa yang mandiri.
Kelompok anak usia sekolah juga merupakan kelompok yang rentan gizi,

kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi. Pada umumnya
kelompok ini berhubungan dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar (Sediaoetama, 2004).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah yang optimal
tergantung kepada pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar.
Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian zat gizi pada anak tidak selalu
dapat dilaksanakan dengan yang diharapkan sehingga mengakibatkan gangguan
pada banyak organ dan sistem tubuh anak misalnya kejadian stunting.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
oleh kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang
berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan,
sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin
mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang
terjadinya stunting.

Stunting merupakan kegagalan untuk mencapai pertumbuhan optimal
yang disebabkan oleh keadaan gizi kurang yang berlangsung dalam waktu yang
lama. Status stunting dihitung dengan menggunakan baku antropometri 2010
untuk anak umur 5-19 tahun yaitu dengan menghitung nilai Z-score TB/U
masing-masing anak (UNICEF, 2013). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013
Prevalensi anak stunting usia 6 – 12 tahun di Indonesia sebesar 30,7% dengan
rincian 12,3% tergolong sangat pendek dan 18,4% pendek. Prevalensi anak
stunting usia sekolah (6-12 tahun) di Provinsi Sumatera Utara mencapai 43,2%
dengan rincian 20,6% sangat pendek dan 22,6% pendek (Riset Kesehatan Dasar,
2013).
Status gizi anak usia sekolah, salah satu indikatornya stunting dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang langsung berhubungan adalah

Universitas Sumatera Utara

3

konsumsi pangan. Menurut Onyango et al. dalam penelitian Yenny (2014),
stunting mengindikasikan kurang gizi kronis yang salah satunya dapat disebabkan
oleh ibu pekerja yang memberikan asupan gizi yang rendah (kualitas dan

kuantitas).
Menurut Riyadi et al.dalam penelitian Intje (2013), mengatakan bahwa
pola makan anak stunting baik jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi tidak
beragam dan sedikit dibanding kelompok anak normal. Selain itu, kontribusi
protein terhadap AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada kelompok anak stunting
lebih rendah dibanding kelompok anak normal. Pada keadaan stunting, tinggi
badan anak tidak memenuhi tinggi badan normal menurut umurnya. Anak yang
stunting berkaitan erat dengan kondisi yang terjadi dalam waktu yang lama seperti
kemiskinan, perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang, kesehatan lingkungan
yang kurang baik, pola asuh yang kurang baik dan rendahnya tingkat pendidikan.
Oleh karena itu masalah anak sekolah pendek merupakan cerminan dari keadaan
sosial ekonomi masyarakat.
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang yang
berimplikasi pada kondisi pertumbuhan adalah tingkat sosial ekonomi yang terdiri
dari pendapatan keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua serta budaya dan
lain-lain (Notoatmodjo, 2007). Menurut Soejtiningsih (2004) pekerjaan atau
pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, jumlah saudara, serta budaya
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu
ukuran standar ekonomi keluarga adalah tingkat pendapatan total yang diterima


Universitas Sumatera Utara

4

keluarga atau jumlah pengeluaran totalnya, meliputi pengeluaran atas pangan dan
non pangan (Suhardjo, 2003).
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu kabupaten yang ada
di Sumatera Utara dengan prevalensi anak stunting yaitu sebesar 48,6 % dengan
rincian 23.3% kategori sangat pendek, 25,3% kategori pendek. Sekolah Dasar
Negeri No. 176350 Hutagurgur merupakan salah satu sekolah dasar yang berada
di Desa Hutagugur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.
SDN No. 176350 Hutagurgur memiliki siswa terdaftar tahun ajaran 2016/2017
sebanyak 104 orang yang terbagi dalam 6 kelas.
Survei awal yang dilakukan dengan pengukuran TB/U pada bulan Agustus
2016 dari 104 anak yang diukur terdapat 61 siswa normal (58,7%), 28 siswa
(26,9%) pendek, 15 siswa sangat pendek (14,4%). Sebagian besar siswa memiliki
kegiatan setelah pulang sekolah yaitu sebagai pengembala, mengasuh adik dan
juga membantu orangtua berladang. Pekerjaan orangtua khususnya ibu mayoritas
memiliki pekerjaan sebagai petani dan buruh tani. Jumlah pendapatan keluarga
juga tidak menentu setiap bulannya tergantung kepada apa yang akan dipanen

sehingga mengharuskan setiap anggota keluarga ikut bekerja demi menambah
pendapatan keluarga. Oleh karena rendahnya pendapatan keluarga maka
ketersediaan makanan didalam rumah tangga setiap harinya terbatas sehingga
berpeluang untuk tidak terpenuhinya gizi seimbang, ditambah lagi jumlah anggota
keluarga yang mayoritas terdiri lebih dari 4 orang anggota keluarga dalam satu
keluarga. Lokasi penelitian yang cukup jauh dari pasar umum mengakibatkan ibu
hanya berbelanja 1 kali dalam seminggu.

Universitas Sumatera Utara

5

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai gambaran karakteristik keluarga, pola makan dan aktivitas
fisik pada anak stunting di SDN 176350 Hutagurgur Kecamatan Dolok sanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran karakteristik keluarga, pola
makan dan aktivitas fisik pada anak stunting di SDN No. 176350 Hutagurgur

Kecamatan Doloksanggul.
1.3 Tujuan Penelitian
Untukmengetahui gambaran karakteristik keluarga, pola makan, aktivitas
fisikpada anak stunting di SDN No. 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak sekolah SDN No. 176350, hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan mengenai gambaran karakteristik keluarga, pola makan dan
aktivitas fisik pada anak stunting.
2. Bagi orang tua responden khususnya Ibu, penelitian ini dapat menambah
pengetahuan

ibu

mengenai

kebutuhan

gizi


dan

status

gizi

anak

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (uks) Pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

15 191 100

Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

2 68 73

Kajian Pemanfaatan Rotan Di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 46 82

Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 16

Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 2

Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 19

Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Chapter III VI

0 0 41

Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

0 4 3

Gambaran Karakteristik Keluarga, Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri 176350 Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 30

LPSE Kabupaten Humbang Hasundutan Doloksanggul

0 3 1