Pengaruh tingkat keparahan sepsis bakterialis terhadap nilai low density lipoprotein (LDL) Chapter III V

24

BAB III
METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah case control.

3.2. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Ruang rawat inap terpadu penyakit dalam dan ruang ICU
RSUP H. Adam Malik Medan dengan persetujuan Komisi Etik Penelitian FK
USU,dilaksanakan mulai bulan Januari 2017 - Maret 2017, atau hingga subjek penelitian ini
tercukupi.

3.3 Populasi Penelitian
Populasi adalah semua penderita sepsis. Sampel adalah semua penderita sepsis yang
dirawat di Ruang rawat inap terpadu penyakit dalam, dan ruang ICU RSUP H. Adam Malik
Medan. Sebagai kelompok control adalah pasien infeksi yang tidak mengalami sepsis yang
diambil dari ruang rawat inap terpadu penyakit dalam dan ruang ICU RSUP H. Adam Malik
Medan.
3.4


Besar Sampel
Perhitungan besar sampel:

n=

= 24,32

n

:

Jumlah sampel pada kelompok sepsis



:

Kesalahan tipe I 5% = 1,96




:

Kesalahan tipe II 20% = 0,842

s

:

Simpangan baku gabungan

x1-x2

:

Selisih rerata lipoprotein minimal yang dianggap bermakna = 0,5

s=


= 0,88

s

:

Simpangan baku gabungan

s1

:

Simpangan baku (SD) lipoprotein H0 = 0,81 mmol/L

Universitas Sumatera Utara

25

s2


:

Simpangan baku (SD) lipoprotein H5 = 0,94 mmol/L

n1

:

Jumlah sampel hari ke 0 = 17

n2

:

Jumlah sampel hari ke5 = 17

Berdasarkan perhitungan sampel maka diperoleh besar sampel untuk kelompok sepsis
sebanyak minimal 24 orang dan kelompok tidak sepsis sebesar 24 orang

3.5.


Kriteria yang dimasukkan dan dikeluarkan

3.5.1. Kriteria yang dimasukkan


Pasien sepsis berusia diatas 17 tahun

3.5.2. Kriteria yang dikeluarkan


Pasien sepsis dengan pemakaian lipid lowering drug



Pasien sepsis dengan penyakit ginjal kronis atau penyakit hati kronis atau disfungsi
tiroid atau diabetes atau malignancy




Pasien sepsis dengan penyakit inflamasi kronis seperti HIV, systemic lupus
eritematosus, atau rheumatoid arthritis



Pasien sepsis yang meninggal dalam 48 jam atau dirujuk ke RS lain.

3. 6. Persetujuan setelah penjelas/ informed consent
Seluruh subyek penelitian dimintakan persetujuan secara tertulis tentang kesediaan
mengikuti penelitian (Informed Consent).

3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.

3.8. Cara Kerja
3.8.1. Bahan dan prosedur penelitian
3.8.1.1. Pemeriksaan PCT
• Metode pemeriksaan : ELFA
• Persyaratan Sampel : Serum, plasma (Li Heparin)


Universitas Sumatera Utara

26

• Nilai rujukan : < 0.05 ng/ml
• Reagen/ alat : Elecsys BRAHMS PCT/COBAS e 601
Pengambilan Sampel Darah
• Sampel darah diambil dari vena mediana cubiti dengan terlebih dahulu dilakukan
tindakan anti septic dengan alcohol 70% dan dibiarkan kering. Pengambilan darah
sebanyak 6 cc dilakukan dengan menggunakan disossible syringe 10cc yang dibagi
atas 2 bagian. Bagian pertama sebanyak 3 cc darag dengan antikoagulan EDTA untuk
pemeriksaan darah lengkap. Bagian kedua sebanyak 3 cc darah tanpa antikoagulan
dan diambil serumnya untuk pemeriksaan PCT. Pengambilan sampel darah dilakukan
tanpa memperdulikan hari keberapa pasien dirawat, dimana apabila ditemukan pasien
sepsis maka diambil sampel darahnya dalam kurun waktu 24 jam. Dan pada saat
pengambilan sampel darah, pasien dalam posisi berbaring.

Prinsip tes : Sandwich principle. Total durasi pemeriksaan : 18 menit.
• Inkubasi 1 : Antigen dalam sampel (30µL). suatu antibody spesifik PCT biotinylated

monoclonal dan suatu antibody spesifik monoclonal yang di label dengan kompleks
ruthenium dan bereaksi membentk kompleks sandwich.
• Inkubasi 2 : Setelah penambahan mikropartikel yang dilapisi streptavidin, kompleks
akan menjadi berikatan ke solid phase melalui interaksi dari biotin dan streptavidin
• Campuran reaksi diaspirasi kedalam measuring cell dimana mikropartikel ditangkap
secara magnetic ke permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan kemudian
dipindahkan dengan Procell. Aplikasi voltase terhadap elektroda akan menginduksi
emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier.
• Hasil ditentukan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrument spesifik oleh 2point calibration dan suatu kurva master yang disediakan melalui barcode reagen.

Darah dengan antikoagulen EDTA segera dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan
morfologi darah tepi. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan alat Cell Dyne 3700 dan
morfologi ® darah tepi diindentifikasi dari blood film dengan pewarnaan Giemsa.
Pemeriksaan laju endap darah dilakukan dengan cara Westergren.

Universitas Sumatera Utara

27

3.8.1.2. Kultur Darah dan Gal Dengan Bactec 9050

Prinsip Pemeriksaan : Membiakkan dan menginokulasikan bakteri yang terdapat pada
sampel darah pada media agar. Jika terdapat pertumbuhan koloni bakteri, dilakukan
identifikasi dan selanjutnya dilakukan uji kepekaan.
Metode : Kultur
Sampel :


Jenis

: Darah



Volume

: 8-10 ml (untuk pasien dewasa), 1-3 ml (untuk pasien anak)



Stabilitas


: 24 jam pada suhu ruang pada media Bactec plus Aerobic

Langkah Kerja :


Persiapan



Prosedur Kerja

Penanganan Sampel
-

Disinfeksi penutup botol dengan kapas alcohol 70%

-

Dengan menggunakan spuit, masukkan 8-10 ml (untuk pasien dewasa) darah

ke dalam botol Bactec Plus Aerobic atau 1-3 ml (untuk pasien anak) darah ke
dalam botol Bactec Peds Plus

-

Masukkan botol ke alat Bactec 9050

-

Inkubasi botol fan aerobic selama 5 hari

-

Keluarkan botol dari alat Bactec 9050

Inokulasi Sampel
-

Dengan menggunakan spuit, ambil 1 ml sampel dari botol yang menunjukkan
hasil positif kemudian ratakan dengan ose (dilakukan secara aseptis) pada
permukaan media agar

-

Inkubasi pada suhu 37 C selama 18 – 24 jam

-

Lakukan pewarnaan Gram, identifikasi dan atau uji kepekaan terhadap koloni
tersangka
Catatan: untuk kultur Gal, lakukan konfirmasi dengan test serologi anti sera
terhadap salmonella

Universitas Sumatera Utara

28

3.8.2. Pemeriksaan LDL
Alat

: Architect Plus

Sampel

: Darah puasa 3 cc

Cara pengambilan darah
Sampel darah diambil dari vena mediana cubiti dengan terlebih dahulu dilakukan tindakan
anti septic dengan alcohol 70% dan dibiarkan kering. Pengambilan darah sebanyak 3 cc,
darah dibekukan dengan suhu ruangan selama 2 menit. Sampel darah yang sudah membeku
dimasukkan ke mesin sentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit. Masukkan
sampel darah ke alat architect plus.

3.9. Definisi Operasional
3.9.1. Low Density Lipoprotein : adalah suatu lipoprotein plasma yg terdiri dari
proporsi moderat protein dengan sedikit trigliserida, yg berfungsi sebagai pembawa
plasma utama kolesterol, membawa kolesterol dari hati (melalui sintesis hepatik dari
VLDL) ke jaringan perifer, terutama kelenjar adrenal, gonad, dan jaringan adiposa.

3.9.2. Procalcitonin : adalah suatu pro hormon dari calcitonin yang diproduksi oleh sel
parafollicular (sel C) tiroid dan oleh sel neuroendokrin paru-paru dan usus. Procalcitonin
digunakan sebagai marker sepsis, dengan nilai cut off ≥ 2ng/ml.

3.9.3. Sepsis
• SIRS : Pasien yang memiliki dua atau lebih kriteria suhu > 38C atau < 36 C, pols >
90x/menit, atau PaCO2 < 32mmHg, Leukosit >12.000/mm3 atau >10% sel imatur
(band)
• Sepsis : SIRS yang dibuktikan atau diduga disebabkan oleh kuman.
• Sepsis Berat : sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau
hipotensi termasuk asidosis laktat, oliguria dan penurunan kesadaran.
• Syok Sepsis

: sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan

secara adekuat, bersama dengan disfungsi organ.
• Septikemia Bakterialis : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan atau tanpa
disfungsi organ.

Universitas Sumatera Utara

29

3.10. Analisa Statistik
10.1. Untuk melihat gambaran karakteristik dan nilai LDL pada kelompok sepsis dan
infeksi non sepsis disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan.
10.2. Untuk melihat uji normalitas data digunakan uji Kolmogorov. Data berdistribusi
normal bila p>0.005.
10.3. Untuk melihat hubungan variable nilai LDL dengan derajat keparahan sepsis
menggunakan uji korelasi Spearman.
10.4. Hasil analisa bermakna secara statistik jika p 65

4 (13,3%)

4 (13,3%)

8 (13,3%)

Pria

14 (46,7%)

19 (63,3%)

33 (55%)

Wanita

16 (53,3%)

11 (36,7%)

27 (45%)

30 (100%)

30 (100%)

60 (100%)

0,987*

Jenis Kelamin

Total

Fisher exact test*

0,194**

Chi-square test **

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik subjek penelitian kelompok sepsis
lebih banyak dengan kelompok umur 56 – 65 tahun (30%), diikuti dengan umur 36 – 45
tahun dan 46 – 55 tahun masing-masing 23,3% dan terendah kelompok umur 25 – 35 tahun
yaitu 10%. Sedangkan untuk kelompok non sepsis lebih banyak dengan kelompok umur 46 –
55 tahun (30%), diikuti dengan umur 56 – 65 tahun (26,7%) dan 36 – 45 tahun (20%),
terendah kelompok umur 25 – 35 tahun yaitu 10%. Secara statistik dengan uji Fisher exact
didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna kelompok umur
pada sepsis dan non sepsis.

Universitas Sumatera Utara

32

Menurut jenis kelamin kelompok sepsis lebih banyak wanita (53,3%) dan kelompok
non sepsis sebagian besar adalah jenis kelamin pria (63,3%). Secara statistik dengan uji Chisquare didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna jenis
kelamin pada sepsis dan non sepsis.

Tabel 4.2

Distribusi jenis bakteri berdasarkan hasil kultur dan sumber infeksi kelompok
penelitian

Jenis Bakteri
Gram Positif
Gram Negatif
Polimikroba
Tidak ada Kuman
Sumber Infeksi
Paru
Abdomen
Saluran Kemih
Lain-lain
Total

KELOMPOK
NON
SEPSIS
SEPSIS
2 (6,7%)
3 (10%)
15 (50%)
18 (60%)
5 (16,7%)
0 (0%)
8 (26,7%)
9 (30%)
14 (46,7%)
10 (33,3%)
5 (16,7%)
1 (3,3%)
30 (100%)

Total
5 (8,3%)
33 (55%)
5 (8,3%)
15 (25%)

16 (53,3%)
30 (50%)
7 (23,3%) 17 (28,3%)
5 (16,7%) 10 (16,7%)
2 (6,7%)
3 (5%)
30 (100%) 60 (100%)

Nilai p*

0,146

0,791

*Fisher exact test
Berdasarkan kultur kuman menunjukkan bahwa kelompok sepsis, sebagian besar
dengan bakteri gram negatif (50%), dengan gram positif hanya 6,7%, serta tidak ada
kuman sebanyak 26,7%, sedangkan pada kelompok non sepsi juga sebagian besar (60%)
dijumpai kuman gram negatif, 10 dengan gram positif dan tidak ada kuman sebanyak 30%.
Secara statistik dengan uji Fisher exact didapat nilai p >0,05 yang berarti tidak ada perbedaan
Berdasarkan sumber infeksi dapat dilihat bahwa pada kelompok sepsis lebih banyak
dari infeksi Paru (46%), diikuti dengan infeksi abdomen (33,3%) dan kemih hanya 16,7%,
sedangkan sumber infeksi pada kelompok non sepsis juga lebih banyak dari infeksi Paru
(53,3%), diikuti dengan infeksi abdomen (23,3%) dan kemih hanya 16,7%. Secara statistik
dengan uji Fisher exact didapat nilai p >0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang
bermakna sumber infeksi antara kelompok sepsis dan non sepsis.

Universitas Sumatera Utara

33

Tabel 4.3 Nilai rerata dan median Procalcitonin (PCT) dan LDL subjek penelitian.
Karakteristik
Laboratorium

N

PCT_1
Sepsis

30

20,02

20,51

18,12

0,70

102

Non Sepsis

30

,74

1,24

0,25

0,04

5,87

PCT_3
Sepsis
Non Sepsis

30
30

15,97
0,48

18,03
0,81

8,64
0,17

0,27
0,04

89,10 0,0001
4,07

PCT_5
Sepsis

30

16,82

20,73

8,85

0,31

88,64

Non Sepsis

30

0,36

0,84

0,04

0,04

4,07

Mean

Std.
Deviasi

Karakteristik
Laboratorium
LDL hari 1
Sepsis

30

Non Sepsis

30 102,23

45,905

LDL hari 3
Sepsis

30

80,17

32,284

Non Sepsis

30 112,10

48,436

LDL hari 5
Sepsis

30

Non Sepsis

30 114,53

N

Mean
77,70

83,50

Std.
Deviasi
33,418

38,676
38,580

Median Minimum Maximum

Median Minimum Maximum
73,50
93,50

14 196

12

84
106

Nilai
p*

0,0001

0,0001
Nilai
p*

0.01
239

22
13

173

0.001

274

84,50

17

243

104

43

212

0.0001

*Mann-Whitney test

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok pasien sepsis nilai rerata
PCT pada pemeriksan awal telah melampuai batas normal (0,05 yang berarti tidak ada perbedaan
bermakna antara kelompok sepsis maupun non sepsis.
Pada penelitian yang dilakukan Abera Kumalo et al di Etiopia Barat, sebanyak 95
sampel dengan lama penelitian mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2013, diperoleh hasil
bahwa jenis kuman terbanyak adalah berasal dari gram positif (53,3%), diikuti dengan gram
negatif sebanyak 46,7%. Berbeda dengan penelitian yang di lakukan di RSHAM Medan,
dimana jenis kuman terbanyak adalah bakteri gram negatif. Hal ini mungkin disebabkan oleh
perbedaan lokasi geografi, perbedaan variasi epidemiologi/agen penyebab, perbedaan
karakateristik populasi pasien, jumlah sampel yang terbatas dan lama studi.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa nilai LDL pada kelompok sepsis pada
pemeriksaan awal adalah 77,70 ± 33,42 mg/dl dan mengalami peningkatan pada hari ke 3
menjadi 80,17 ± 32,284 dan hari ke 5 perawatan menjadi 83,50 ± 38,68 mg/dl . Pada
kelompok non sepsis nilai rerata LDL pada pemeriksaan awal yaitu 102,23 ± 45,90 mg/dl dan
mengalami peningkatan pada hari ke 3 menjadi 112,10± 48,436 dan hari ke 5 perawatan
menjadi 114 ± 38,58 mg/dl. Secara statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna
kadar LDL antara kelompok sepsis dan non sepsis baik pada hari pertama perawatan, hari ke
3 dan hari ke 5 perawatan (p