Efektivitas Penggunaan E-Faktur Dalam Upaya Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dikantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha
Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). Atau dengan kata lain, ketika PKP menjual
suatu barang atau jasa kena pajak, ia harus menerbitkan Faktur Pajak sebagai
tanda bukti bahwa ia telah memungut pajak dari orang yang telah membeli barang
atau jasa kena pajak tersebut. Perlu diingat bahwa barang atau jasa kena pajak
yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya
itu sendiri.
PKP adalah bisnis/ perusahaan/ pengusaha yang melakukan penyerahan barang
kena pajak dan/ atau jasa kena pajak yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai
(PPN). Tetapi, untuk menjadi PKP, pengusaha tersebut harus dikukuhkan terlebih
dahulu oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dengan memenuhi beberapa
persyaratan tertentu.
Faktur Pajak sendiri harus dibuat oleh PKP untuk setiap penyerahan BKP
dan/ atau JKP, ekspor BKP tidak berwujud, dan ekspor JKP.Peran penting Faktur
Pajak sangat lah berguna bagi PKP. Dengan adanya faktur pajak maka PKP
memiliki bukti bahwa PKP telah melakukan penyetoran, pemungutan hingga

pelaporan surat pemberitahuan (SPT) Masa PPN sesuai dengan peraturan yang
berlaku.Jika tejadi kesalahan dalam mengisi faktur pajak, PKP dapat melakukan
pembetulan faktur pajak tersebut. Jika tidak dilakukan pembetulan sama sekali,

1
Universitas Sumatera Utara

maka hal ini akan merugikan PKP yakni pada saat Audit datang ke PKP dan
melakukan pemeriksaan pajak.
Kementerian Keuangan telah menerbitkan peraturan yang menetapkan
pengertian bentuk Faktur Pajak terbaru, yang terdiri dari bentuk elektronik (eFaktur) dan tertulis (hardcopy) - PMK Nomor 151/PMK.011/2013.
Berikut beberapa peraturan terkait E-Faktur beserta penjelasannya:
a)

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang
Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik

b) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan

Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara
Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
c)

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang
Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur
Pajak Berbentuk Elektronik

Setiap perubahan peraturan pemerintah terbaru, secara otomatis diperbarui
di dalam aplikasi pajak OnlinePajak, memastikan seluruh laporan yang dibuat
secara akurat sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku. e-Faktur atau faktur
Pajak yang berbentuk elektronik merupakan faktur pajak yang dibuat melalui
aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh DJP.
Sejak Juli 2014, sebanyak 45 perusahaan telah ditetapkan sebagai peserta pilot
project e-Faktur.Bulan Juli 2015 direncanakan program ini akan diberlakukan

2
Universitas Sumatera Utara

untuk Pengusaha Kena Pajak (PKP) seluruh indonesia. Sedangkan pemberlakukan

e-Faktur secara nasional akan secara serentak dimulai pada 1 Juli 2016.Seluruh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak
Khusus, Kantor Pelayanan Pajak Madya dan seluruh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama yang ada diindonesia mengadakan sosialisasi e-Faktur kepada PKP yang
terdaftar di KPP nya, sehingga pada saat penerapan e-Faktur per 1 Juli 2015
semua PKP yang diwajibkan e-Faktur telah siap melaksanakan. Untuk
menerapkan pembuatan e-Faktur ini, Direktorat Jenderal Pajak telah menyediakan
aplikasi yang dapat diinstall di perangkat komputer Pengusaha Kena Pajak dan eFaktur ini otomatis terhubung ke program e-SPT, sehingga akan memudahkan
Pengusaha Kena Pajak dalam membuat SPT Masa PPN secara elektronik
menggunakan program e-SPT.
Alasan DJP membuat aplikasi ini adalah karena memperhatikan masih
terdapat penyalahgunaan faktur pajak, diantaranya wajib pajak non PKP yang
menerbitkan faktur pajak padahal tidak berhak menerbitkan faktur pajak, faktur
pajak yang terlambat diterbitkan, faktur pajak fiktif, atau faktur pajak
ganda.Selain itu karena beban administrasi yang begitu besar bagi pihak DJP
sehingga suatu sitem elektronik untuk faktur pajak dipandang sangat memberikan
efisiensi bagi DJP maupun PKP itu sendiri.

3
Universitas Sumatera Utara


B. Tujuan dan Manfaat
Laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakanoleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian Tugas Akhir ini yaitu:
a. Mengetahui apakah penggunaan e-Faktur sudah efektif dalam
upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan dikantor
pelayanan pajak pratama Medan Polonia .
b. Mengetahui

permasalahan-permasalahan

yang

timbul

pada


penggunaan e-Faktur pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Polonia.
2. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini adalah :
2.1.Bagi Mahasiswa
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan di bidang
perpajakan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah

pengetahuan

dan

wawasan

penulis

tentang


efektivitas penggunaan e-Faktur.
b. Untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dan
juga sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di
perkuliahan dengan perusahaan yang nyata.
c. Sebagai sarana latihan berfikir bagi mahasiswa dalam dunia
kerja dan pengaplikasian kemampuan di bidang perpajakan.

4
Universitas Sumatera Utara

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
a. Sebagai bahan dalam penerapan peraturan menteri keuangan
(PMK) Nomor 151/PMK.011/2013 demi kemajuan dan
perkembangan penggunaan e-Faktur yang telah diterapkan
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
b. Sebagai bahan evaluasi atas hasil kinerja sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan
dalam memperbaiki kinerja sehingga dapat berjalan

lebih


baik.
c. Memrpererat hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Polonia dengan Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.
2.3.Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Sebagai bahan masukan dan bahan pembanding untuk
melakukan penelitian dan pembelajaran pada masa yang akan
datang.
b. Dapat memberi informasi tentang penggunaan e-Faktur yang
dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
c. Meningkatkan hubungan kerjasama Universitas Sumatera
Utara khususnya Program

Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan.
d. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang diperoleh
mahasiswa selama masa perkuliahan kedalam dunia kerja
khususnya di bidang perpajakan.


5
Universitas Sumatera Utara

C. Uraian Teoristis
1.

Pengertian Pajak

Pada dasarnya pajak merupakan salah satu perwujudan dan kewajiaban
kenegaraan yang merupakan sarana peran serta masyarakat dalam pembiayaan
negara dan pembangunan nasional. Dalam hal ini pajak yang dipungut oleh negara
digunakan unuk menjalankan roda pemerintahan demi menjamin kelangsungan
hidup serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia yang tercantum
dalam pembukaan Undang-Undang 1945 yang bertujuan

untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia.

Oleh karena itu ada beberapa pengertian pajak dibawah yang dikemukakan
oleh para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian yang
berbeda namun pada inti dan tujuannya sama.
a. Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakanuntuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
b. Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro (Mardiasmo, 2009:1):
“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.”

6
Universitas Sumatera Utara

2.


Unsur-Unsur Pajak

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan pajak memiliki beberapa
unsur-unsur, yaitu :
a.

Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak
hanya lah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

b.

Berdasarkan undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau
dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

c.

Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.


d.

Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

3.

Fungsi Pajak

Fungsi pajak antara lain sebagai berikut:
3.1. Fungsi Finansial (Budgeter)yaitu memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Penerimaan dari sektor pajak
dewasa ini menjadi tulang punggung penerimaan negara dalam
Anggara Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3.2. Fungsi Mengatur (Regulerend) yaitu pajak diguanakan sebagai
alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial,
maupun politik dengan tujuan tertentu. Pajak digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh
sebagai berikut:

7
Universitas Sumatera Utara

a. Pemberian

insentif

pajak

(misalnya

tax

holiday,

penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan
investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi
asing.
b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu
dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri.
c. Pengenaan bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka
melindungi produk-produk dalam negeri.
4.

Jenis-Jenis Pajak

Masalah perpajakan tidak lah sederhana hanya sekedar menyerahkan
sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi coraknya
bermacam-macam tergantug pada pendekatannya. Jenis pajak menurut Wirawan
B. Ilyas (2007:19) dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
4.1. Menurut Sifat
a.

Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya harus
dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain, serta dikenakan secara
berulang-ulang pada waktu tertentu.

b.

Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya
dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan
pada hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja.

8
Universitas Sumatera Utara

4.2. Menurut Sasarannya
a.

Pajak Subjektifadalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak.
Setelah diketahui keadaan subjeknya berulah diperhatikan
keadaan objektifnya sesuai gaya pikul apakah dapat
dikenakan pajak atau tidak.

b.

Pajak Objektif adalah jenis pajak yang dikenakan pertamatama memperhatikan objeknya baik berupa keadaan
perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya
kewajiban membayar pajak. Setelah diketahui objeknya
baru dicari subjeknya yang mempunyai hubungan hukun
dengan objek yang telah diketahui.

4.3. Menurut Lembaga Pemungut
a.

Pajak Pusat (negara) adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan
oleh Departemen Keuangan khususnya Dirjen Pajak. Hasil
dari pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan dimasukkan
sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).

b.

Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemrintah
daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan
oleh Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah
(BP2RD).
dikumpulkan

Hasil
dan

dari

pemungutan

dimasukkan

sebagai

pajak

daerah

bagian

dari

9
Universitas Sumatera Utara

penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Sesuai dengan Undang-Undang No. 18 Tahun
1997 sebagaimana yang telah diubah dengan UndangUndang No. 34 Tahun 2000.
5.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke
konsumen. Dalam bahasa Inggris, PPN disebut Value Added Tax (VAT) atau
Goods and Services Tax (GST). PPN termasuk jenis pajak tidak langsung,
maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan
penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir)
tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.Mekanisme pemungutan,
penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pihak pedagang atau produsen sehingga
muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang disingkat PKP. Dalam perhitungan
PPN yang harus disetor oleh PKP, dikenal istilah pajak keluaran dan pajak
masukan. Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual
produknya, sedangkan pajak masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP
membeli, memperoleh, atau membuat produknya.Indonesia menganut sistem tarif
tunggal untuk PPN, yaitu sebesar 10 persen. Dasar hukum utama yang digunakan
untuk penerapan PPN di Indonesia adalah Undang-Undang No. 8/1983 berikut
revisinya, yaitu Undang-Undang No. 11/1994 dan Undang-Undang No. 18/2000
dan Undang-Undang No 42/2009.

10
Universitas Sumatera Utara

6.

Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah (PPnBM)

PPnBM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam Undangundang Pajak Pertambahan Nilai. Namun demikian, mekanisme pengenaan
PPnBM ini sedikit berbeda dengan PPN. Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) Undangundang PPN, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dikenakan terhadap :
a. penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang
dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena
Pajak Yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya.
b. impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah.Dengan
demikian, PPnBM hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP
Mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada
saat impor BKP Mewah. PPnBM tidak dikenakan lagi pada
rantai penjualan setelah itu. Adapun pihak yang memungut
PPnBM tentu saja pabrikan BKP Mewah pada saat melakukan
penyerahan atau penjualan BKP Mewah. Sementara itu, PPnBM
atas impor BKP mewah dilunasi oleh importir berbarengan
dengan pembayaran PPN impor dan PPh Pasal 22 Impor.
7.

Pengertian e-Faktur

e-Faktur Pajak adalah faktur pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem
elektronik yang ditentukan dan atau disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak.
Pemberlakuan e-Faktur

dimaksudkan

untuk

memberikan

kemudahan,

kenyamanan, dan keamanan bagi Pengusaha Kena Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan khususnya pembuatan Faktur Pajak. Pengusaha Kena

11
Universitas Sumatera Utara

Pajak (PKP) yang diwajibkan membuat Faktur Pajak berbentuk elektronik
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Pemberlakuan e-Faktur
dilakukan secara bertahap sejak 1 Juli 2014 kepada PKP tertentu. PKP yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jawa dan Bali wajib menggunakan eFaktur per 1 Juli 2015. Sedangkan pemberlakukan e-Faktur secara nasional akan
secara serentak dimulai pada 1 Juli 2016. PKP yang telah wajib e-Faktur namun
tidak menggunakannya, secara hukum dianggap tidak membuat faktur pajak
sehingga akan dikenakan sanksi pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D. Ruang Lingkup
Dalam laporan tugas akhir ini, yang menjadi ruang lingkup penulisan
adalah :
a.

Tingkat kepatuhan PKP dalam melaporkan SPT Masa PPN
setelah penggunaan aplikasi e-Faktur.

b.

Faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam pengisian e-Faktur
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

c.

Permasalahan-permasalahan

yang

timbul

dalam

prosedur

penerapan e-Faktur pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia.
E. Metode Penelitian
Adapun langkah-langkah atau metode yang diperlukan penulis untuk
mendukung pembuatan laporan ini adalah :
1.

Tahap Persiapan
Pada tahap ini berkaitan dengan berbagai persiapan mulai dari
pengajuan judul laporan tugas akhir, persetujuan judul laporan tugas

12
Universitas Sumatera Utara

akhir, mencari dan mengumpulkan bahan untuk proposal hingga tahap
konsultasi dengan dosen.
2.

Studi Literatur
Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang
akan dibahas melaui buku-buku Perpajakan, internet, undang-undang
perpajakan, dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek
pembahasan.

3.

Observasi Lapangan
Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Dalam observasi penulis
memberikan surat pengantar untuk melakukan pengamatan terhadap
data yang diperlukan.

4.

Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dan sekunder yang
berhubungan dengan apa yang diperlukan dalam penyusunan laporan
tugas akhir. Data primer adalah data yang diperoleh dari orang yang
berkompeten

memberikan

masukan

data

dan

informasi

untuk

penyusunan laporan ini, sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak pendukung seperti laporan atau dokumen-dokumen.
5.

Analisa Data dan Evaluasi
Setalah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap data atau keterangan yang
diperoleh pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

13
Universitas Sumatera Utara

F. Metode Pengumpulan Data
Hal ini berkaitan dengan pengumpulan data dan informasi serta keterangan
dalam pelaksanaanEfektivitas Penggunaan e-Faktur Dalam Upaya Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dikantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia, terdapat beberapa cara untuk pengumpulan data, yaitu :
1.

Metode Wawancara (Interview Guide)
Dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab langsung
kepada pegawai instansi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Polonia yang berkompeten dan mampu memberikan masukan data
atau informasi bagi penyusunan laporan tugas akhir ini.

2.

Metode Pengamatan (Observation)
Dalam metode ini penulis langsung ke lapangan untuk melakukan
peninjauan dengan pengamatan dan pencatatan yang berkaitan dengan
judul laporan tugas akhir.

3.

Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Dengan

cara

mengumpulkan

dokumen-dokumen

yang

berhubungan dengan penggunaan e-Faktur pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia, dan data-data lain yang berhubungan
dengan objek pembahasan.

14
Universitas Sumatera Utara

G. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan tugas akhir
ini, yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang
yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan
tugas akhir, tujuan dan manfaat penelitian, uraian teoritis,
ruang lingkup laporan tugas akhir, metode pengumpulan
data laporan tugas akhir dan sistematika penulisan laporan
tugas akhir.

BAB II

GAMBARAN

UMUM

OBJEK

DAN

LOKASI

PENGAMBILAN DATA
Penulis menjelaskan gambaran umum objek dan lokasi
pengambilan data laporan tugas akhir, sejarah singkat tentang
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, struktur
organisasi, uraian tugas dan fungsi masing-masing seksi.
BAB III

GAMBARAN DATA TENTANG PELAKSANAAN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN e-FAKTUR
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai
pengertian-pengertian yang berhubungan dengan masalah
yang diangkut sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, Penerapan Penggunaan e-Faktur
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

15
Universitas Sumatera Utara

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini berisi tentang data-data dan pembahasan
mengenai penerapan penggunaan e-fakur, faktor penyebab
terjadinya

kesalahan

dalam

pengisian

e-Faktur,

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam prosedur
penerapan e-Faktur pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia yang telah dikumpulkan pada saat penelitian
berlangsung, kemudian dianalisis dan dievaluasi.
BAB V

PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis
sehubungan

dengan

uraian-uraian

pada

bab-bab

sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

16
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 70 56

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Efektivitas Penggunaan E-Faktur Dalam Upaya Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dikantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 3 1

Efektivitas Penggunaan E-Faktur Dalam Upaya Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dikantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Chapter III V

1 6 31

Efektivitas Penggunaan E-Faktur Dalam Upaya Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dikantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 15

Efektivitas Penggunaan E-Faktur Dalam Upaya Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dikantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 5 8