Higiene Sanitasi Dan Kualitas Mikrobiologi Air Bersih Serta Angka Kuman Peralatan Makan Pada Penjualan Nasi Rakyat Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LatarBelakang
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan

yang dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi.
Makanan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena
mengandung zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan karena tanpa makanan makhluk
hidup akan sulit dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan tubuh dan
otak (Utami, 2011).
Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka perlu
diperhatikan kualitas makanan melalui ketersediaan zat-zat gizi yang terkandung
di dalamnya dan bebas dari cemaran mikroba. Makanan yang tercemar oleh
mikroorganisme

akan

mengakibatkan


gangguan

kesehatan

karena

mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan
timbulnya suatu penyakit (Mulia,2005).
Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan oleh hygiene sanitasi
makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk mendapatkan makanan
dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, maka perlu diadakan pengawasan
terhadap hygiene dan sanitasi makanan dan minuman utamanya adalah usaha
diperuntukkan untuk umum seperti restoran, rumah makan, ataupun pedagang
kaki lima mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang
potensial dalam penyabaran penyakit (Depkes RI,2004).

1

Universitas Sumatera Utara


Hygiene dan sanitasi merupakan hal yang penting dalam menentukan
kualitas makanan dimana Escherichia coli sebagai salah satu indikator terjadinya
pencemaran makanan. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri
lazim terdapat dan hidup sebagai flora normal pada usus manusia. Bakteri E.coli
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti penyakit diare apabila masuk ke
saluran pencernaan, baik melalui minuman maupun makanan. Kontaminasi dapat
terjadi karena hygiene sanitasi makanan dan sanitasi peralatan makan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 peralatan makan tidak boleh mengandung E.coli,
angka kuman E.colipada makanan harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman
angka kuman E.coli harus 0/100 ml sampel minuman (Depkes RI, 2003).
Berdasarkan penelitian Pohan (2009), bahwa kandungan E.coli pada
peralatan makan yaitu piring, gelas dan sendok tidak mengandung E.coli (negatif)
yang digunakan oleh pedagang makanan di Pasar Petisah Medan.
Golongan Escherichia coli mempunyai spesies dengan habitat dalam
saluran pencernaan dan nonsaluran pencernaan, seperti tanah dan air. Biasanya
bakteri Escherichia coli ditemukan di kotoran manusia atau hewan berdarah
panas. Namun, adanya bakteri E.coli dalam makanan tidak selalu menunjukkan
kontaminasi yang berasal dari kotoran manusia atau hewan, melainkan juga

dikarenakan kondisi sanitasi dan penanganan yang kurang baik dari penjamah
makanan (Badan POM RI,2008).
Bakteri Salmonella sp. Merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi.
Faktor yang mempengaruhi yaitu kebersihan sanitasi yang buruk memegang

Universitas Sumatera Utara

peranan penting dalam penyebaran penyakit. Bakteri Salmonella sp. masuk
melalui mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri
tersebut. Salmonella merupakan bakteri yang menyebabkan salmonellosis pada
manusia. Salmonellosis ditandai dengan sakit kepala secara mendadak, sakit perut,
diare, mual, dan muntah disertai demam. Jika terjadi dalam waktu cukup lama,
akan menyebabkan dehidrasi yang berbahaya (P.Hariyadi,2009).
Penyakit bawaan makanan antara lain yang disebabkan oleh bakteri E.coli
pada umumnya menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan dengan rasa
sakit perut, diare dan terkadang disertai dengan muntah. Salah satu penyebabnya
adalah karena kurangnya pengetahuan penjamah makanan dalam memperhatikan
kesehatan diri dan lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik
dan sehat (Musfirah dkk, 2014). Para penjual makanan yang menjajakan makanan
umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, khususnya dalam

hal hygiene dan sanitasi pengolahan makanan. Pengetahuan penjual makanan
tentang hygiene dan sanitasi pengolahan makanan akan sangat mempengaruhi
kualitas makanan yang disajikan kepada masyarakat konsumen (I Nengah Sujaya,
2009).
Berdasarkan laporan Badan POM pada tahun 2008 telah tercatat 197 kasus
keracunan pangan di seluruh Indonesia dengan 9022 penderita, yang meliputi
8943 orang sakit (dirawat dan yang meninggal dunia). Ditinjau dari kejadian KLB
keracunan pangan disimpulkan bahwa 85 (43,15%) kasus belum diketahui
penyebabnya, 54 (27,41%) kasus karena mikrobiologi, 37 (18,78%) kasus karena
bahan kimia dan 21 (10,66%) kasus tidak ada sampel. Profil proporsiangka

Universitas Sumatera Utara

kesakitan dan angka kematian pada kasus KLB keracunan pangan tahun 2008
dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus tertinggi dilaporkan terjadi di Jawa Barat
sebanyak 3166 (35,40%), Jawa Tengah 1240 (13,87%) dan Kalimantan Tengah
sebanyak 860 (9,62%). Dilihat dari jumlah kematian Jambi merupakan daerah
dengan jumlah kematian tertinggi yaitu sebanyak 26 orang (32,91%) disusul
berturut-turut Papua sebanyak 18 orang (22,78%), Jawa Tengah dan Sulawesi
Selatan dengan jumlah kematian sebanyak 7 orang (8,86%) (Badan POM, 2008).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran dan hotel.
Jenis makanan jajanan yang beredar di masyarakat salah satunya adalah
nasi rakyat. Sebutan nasi rakyat pada awalnya dikarenakan harga per porsi
nyasangat murah yaitu sekitar Rp 5.000 harga yang merakyat menurut warga.
Namun seiring berjalannya waktu harga bahan makanan untuk pembuatan nasi
rakyat inipun melonjak. Sehingga, harga nasi rakyat menjadi sama dengan harga
nasi pada umumnya. Nasi rakyat biasanya dijual beserta sayur dan lauk pauk.
Penjualan nasi rakyat hanya dilakukan pada malam hari di emperan rumah toko
yang sudah tutup. Nasi rakyat merupakan jenis makanan jajanan yang dijadikan
sebagai suatu pilihan praktis masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan
terhadap makanan. Hal ini disebabkan karena padatnya aktivitasseseorang

Universitas Sumatera Utara

sehingga tidak sempat memasak makanan untuk diri sendiri dan keberadaannya

yang mudah dijangkau membuat banyak orang tetap menjadikan nasi rakyat
sebagai pilihan alternatif.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang disediakan
di luar rumah, maka produk-produk yang disediakan oleh perusahaan dan
perorangan yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan untuk kepentingan
umum (makanan jajanan), haruslah terjamin kesehatan dan keselamatannya.
Sebagai salah satu jenis pelayanan umum yang mengolah dan menyediakan, maka
penjual makanan memiliki potensi yang cukup besar untuk menimbulkan
gangguan kesehatan atau penyakit bawaan makanan yang dihasilkannya. Dengan
demikian kualitas makanan yang dihasilkan, disajiikan dan dijual oleh penjual
makanan harus memenuhi syarat kesehatan seperti faktor lokasi dan bangunan,
fasilitas sanitasi, peralatan, pengolahan makanan yang baik dan penjamah
makanannya sendiri (Depkes RI,2010).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis tidak ada sumber air
bersih pada lokasi penjualan nasi rakyat. Jadi, untuk proses pencucian peralatan
makan para penjual nasi rakyat di Kota Padangsidimpuan menggunakan air yang
dibawa menggunakan derigen. Penggunaan air yang berulang kali tanpa ada
proses penggantian akan menjadikan air tidak higienis sehingga mudah untuk
tercemar dan memungkinkan mengandung bakteri patogen salah satunya bakteri
E.coli. Keberadaan E.coli dalam sumber air merupakan indikator pasti terjadinya

kontaminasi tinja manusia. Apabila air tersebut digunakan pada peralatan makan
yang akan dicuci maka peralatan makan tersebut sudah mengandung bakteri dan

Universitas Sumatera Utara

tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan. Lokasi yang berdekatan dengan parit
yang terbuka dan dipenuhi sampah menjadikan tempat bersarangnya vektor
penular penyakit. Lokasi penjualan nasi rakyat yang berada di emperan rumah
toko yang sudah tutup, memungkinkan fasilitas sanitasi yang tidak terpenuhi.
Oleh karena itu timbul minat penulis untuk mencoba melakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui keberadaan E.coli pada peralatan makan yang digunakan
oleh penjual nasirakyat.
Berdasarkan pertimbangan dan pentingnya pengawasan makanan dan alat
makan maka perlu dilakukan penelitian tentang “Hygiene sanitasi dan kualitas
mikrobiologi air bersih serta angka kuman peralatan makan pada penjualan nasi
rakyat di Kota Padangsidimpuan Tahun 2017”.
1.2

RumusanMasalah
Tidak tersedianya sumber air bersih yang tetap, lokasi penjualan yang


berdekatan dengan parit memungkinkan tempat bersarangnya vektor sehingga
perlu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui keberadaan E.coli dan
Salmonella sp. pada usapan peralatan makan yang digunakan oleh penjual nasi
rakyat di JL. M.H. Thamrin Kota Padangsidimpuan tahun2017.
1.3

TujuanPenelitian

1.3.1

TujuanUmum
Mengetahui keberadaan bakteri E.coli dan Salmonella sp. pada peralatan

makan yang digunakan oleh penjual nasi rakyat di Jl. M.H. Thamrin Kota
Padangsidimpuan.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2


TujuanKhusus

1.

Mengetahui hygiene dan sanitasi pada penjualan nasi rakyat di JL. M.H.
Thamrin KotaPadangsidimpuan.

2.

Mengetahui kualitas mikrobiologi air bersih yang digunakan oleh penjual
nasi rakyat di Jl. Thamrin KotaPadangsidimpuan.

3.

Mengetahui ada tidaknya bakteri E.coli dan Salmonella sp. pada peralatan
makan yang digunakan oleh penjual nasi rakyat di Jl. Thamrin Kota
Padangsidimpuan.

1.4


ManfaatPenelitian

1.

Sebagai bahan masukan bagi penjual nasi rakyat tentang pentingnya
menjaga kebersihan khususnya dalam hal mencuci peralatan maka agar
terhindar dari kumanpenyakit.

2.

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi instansi terkait, terutama
instansi Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan
kualitas pembinaan dan pengawasan sanitasi makanan sehingga program
yang disusun dapat lebih berhasilguna.

3.

Sebagai bahan acuan untuk penelitianselanjutnya


4.

Menambah pengetahuan dan keterampilan bagi penulis dalam bidang
Kesehatan Lingkungan, serta untuk melengkapi syarat bagi penulis untuk
menjadi Sarjana KesehatanMasyarakat.

Universitas Sumatera Utara