PERKEMBANGAN UANG EMAS DAN BANK DI INDON

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Kegiatan perekonomian tidak bisa lepas dari yang namanya uang dan
bank. Dalam hal ini uang dan bank memegang peranan yang sangat penting
karena uang merupakan alat pembayaran yang berlaku untuk semua transaksi jual
beli baik secara langsung maupun tidak langsung. Sekarang ini uang sangat
efisien digunakan sebagai alat tukar maupun menentukan harga yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktivitas karena uang termasuk asset yang
paling likuid. Disisi lain selain adanya uang tentunya ada sebuah lembaga yang
berfungsi mengatur peredaran uang. Lembaga ini disebut lembaga keuangan.
Fungsi lembaga keuangan sebenarnya tidak hanya terbatas pada penyediaan dana,
namun juga bisa berfungsi sebagai pengatur jumlah uang yang beredar dan
menjaga lalu lintas perputaran uang.
Selain itu, ada pula alat pembayaran yang digunakan pada jamannya yaitu
Emas. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga
digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang
moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri

terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia. Bentuk penggunaan emas dalam
bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai
satuan berat gram sampai kilogram.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang uang dan perkembangannya di Indonesia?
2. Bagaimana sejarah perkembangan emas dan standar-standarnya?
3. Apakah yang dimaksud dengan bank dan bagaimana sejarah
perkembangannya di Indonesia?

1.3

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan sejarah uang secara utuh.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan emas dan standar-standarnya.
3. Untuk mengetahui apa itu bank dan bagaimana sejarah perkembangannya
di Indonesia.

1


BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Uang

2.1.1

Definisi Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun
yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima
secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan

pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan
bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah
daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan
dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki
keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam
penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada
akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang
kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun
1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah
kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya
2

lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu
disebut dengan hak oktroi.
2.1.2

Sejarah Perkembangan Uang


Sejarah perkembangan uang terjadi seiring dengan perkembangan
peradaban manusia di dunia. Kehidupan manusia yang semakin kompleks dan
hubungan ekonomi antar-negara yang semakin maju menuntut lahirnya berbagai
kemajuan dalam penggunaan uang. Bagaimana perkembangan uang terjadi?
Berikut akan diuraikan tahapan perkembangan uang dari zaman ke zaman.
1. Tahap Sebelum Barter
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran dan perdagangan.
Kehidupan masyarakat masih sangat sederhana. Setiap kelompok masyarakat
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri-sendiri.
2. Tahap Barter
Dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk, semakin banyak pula
kebutuhan terhadap berbagai jenis barang. Pada kenyataannya,manusia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya dari hasil usaha sendiri sehingga memerlukan
bantuan orang lain. Untuk mendapatkan barang-barang yang mereka tidak
hasilkan sendiri, mereka akan mencari orang lain yang mau menukarkan
barangnya dengan hasil usaha mereka. Kegiatan pertukaran ini disebut dengan
barter.
3. Tahap Uang Barang
Dalam perkembangannya, cara barter tidak dapat digunakan lebih lama karena

memiliki kelemahan. Misalnya kesulitan untuk mencari orang mempunyai
keinginan sama dalam tukar menukar.Kita membutuhkan barang dia, dan dia
membutuhkan barang kita. Oleh karena itu,muncullah benda-benda tertentu yang
selalu dipakai dalam memperlancar proses pertukaran. Contohnya kulit harimau,
gigi binatang, ikan yang dikeringkan, dan kerang. Benda tersebut dijadikan alat
tukar diantaranya karena diterima oleh umum, memiliki nilai yang stabil, praktis,
mudah disimpan,jumlahnya sedikit dan sangat sulit diperoleh.
4. Tahap Uang Logam
Penggunaan uang barang pun masih memiliki banyak kelemahan, diantaranya:
a. Nilai yang dipertukarkan belum memiliki pecahan
b. Banyak jenis uang yang beredar hanya berlaku secara local di setiap
wilayah
c. Uang barang sulit dalam penyimpanan dan pengangkutan

3

Berdasarkan kelemahan tersebut, penggunaan uang barang beralih ke penggunaan
uang yang terbuat dari emas dan perak. Alasannya karena emas dan perak
dianggap memenuhi sayrat-syarat uang yaitu:
a. Emas dan perak merupakan logam yang diterima oleh umum

b. Jika dipecah-pecah nilainya tetap dan tidak berkurang
c. Tahan lama dan tidak mudah rusak.
5. Tahap Uang Kertas
Pada tahap selanjutnya, uang logam kurang diminati sebagai alat pertukaran
karena memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya:
 Jumlahnya terbatas (langka) sehingga menyulitkan dalam melakukan
transaksi yang jumlahnya sangat besar
 Kandungan emas yang dimiliki tiap daerah berbeda sehingga
menyebabkan persediaan emas di setiap daerah tidak sama
 Emas dan perak tidak praktis di bawa kemana-mana, mengandung resiko
hilang, serta keamanannya tidak terjamin.
Untuk mengatasi kelemahan itu, para pemilik uang emas dan perak melakukan
transaksi tidak dengan membawa uang, tetapi cukup dengan bukti kepemilikan
emas dan perak yang ditulis dalam kertas. Sejak itulah uang kertas berlaku dalam
sistem pertukaran.
6. Tahap Uang Giral
Perkembangan kehidupan perekonomian yang semakin meningkat menuntut
adanya alat pertukaran yang lebih mudah, praktis dan lebih aman. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, orang menciptakan uang giral (uang bank). Uang
giral adalah tagihan yang ada di bank yang sewaktu-waktu dapat diambil dengan

menggunakan cek atau giro (pemindahbukuan). Uang giral dapat berbentuk cek,
giro, rekening Koran dan kartu kredit.
2.1.3

Sejarah Perkembangan Uang Rupiah dari Masa ke Masa

Rupiah adalah nama mata uang negara kita tercinta ini, Indonesia.
Meskipun banyak yang mengaitkannya dengan rupee India, namun menurut Adi
Pratomo, salah seorang sejarawan Indonesia mengatakan rupiah berasal dari
bahasa Mongolia. Dalam bahasa tersebut kata aslinya rupia (tanpa huruf h) yang
mana artinya perak. Namun karena pelafalan orang Indonesia, khususnya Jawa,
maka terbentuklah kata rupiah. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, silakan baca:
Asal muasal nama rupiah mata uang Indonesia.
Meskipun resmi digunakan di Indonesia, namun berdasarkan sejarah
bukan berarti Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 langsung menggunakan rupiah.
Barulah beberapa tahun setelah proklamasi nama rupiah mulai diresmikan. Pasti

4

pembaca jadi penasaran nih kira-kira mata uang apa yang digunakan pada awalawal Indonesia merdeka. Bahkan jauh dari itu mata uang apakah yang dipakai

sewaktu wilayah nusantara ini masih zaman kerajaan. Nah di artikel inilah
uangindonesia.com akan coba membahasnya.
 Perkembangan mata uang Indonesia pada zaman kerajaan dan masa
penjajahan Belanda & Jepang
Seperti kita ketahui sebelum negara Indonesia lahir, dulunya di tempat ini ada
banyak bermacam-macam kerajaan. Misalnya kerajaan Mataram Lama, Sriwijaya,
Majapahit, dan sebagainya. Pada masa ini jangankan jual beli, uang pun sudah
mulai ramai digunakan. Jadi transaksinya bukan barter ataupun dengan uangbarang. Uang yang beredar zaman kerajaan seperti ini umumnya berupa logam,
bukan kertas. Bahkan bahan pembuatnya masih berupa emas dan atau perak.
Tidak seperti sekarang ini yang memakai kuningan, nikel, ataupun aluminium.
Setelah penjajah Belanda datang, barulah pemerintah Hindia Belanda (sebutan
wilayah Indonesia sebelum merdeka) mendirikan De Javasche Bank tahun 1828.
De Javasche Bank ini merupakan cikal bakal Bank Indonesia sekarang. Dan dari
De Javasche Bank inilah terbit mata uang Sen dan Gulden. Kedua uang ini
diciptakan khusus untuk dipergunakan di Hindia Belanda saja. Jika anda
penasaran bagaimana penampakannya, silakan lihat gambarnya di bawah ini.

Pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih kependudukan Belanda
atas Hindia-Belanda. Pada masa ini salah satu kebijakan yang dilakukan adalah
menarik semua uang terbitan Belanda dan kemudian menyusun bank Nanpo

Kaihatsu Ginko. Melalui bank ini Jepang mencetak mata uang sendiri. Uang yang
dicetaknya masih menggunakan bahasa Belanda. Namanya “Gulden Hindia
Belanda”. Silakan lihat gambar di bawah ini agar bisa membedakan keduanya.
Salah satu perbedaan yang paling menonjol adalah kalau tebitan Belanda tertulis
De Javasche Bank, sedang terbitan Jepang bertuliskan De Japansche Regeering.

5

Menjelang berakhirnya pendudukan di Indonesia, Jepang mencetak uang
baru lagi. Mungkin hal ini dilakukan upaya menyenangkan hati rakyat Indonesia.
Pasalnya uang yang tercetak kali ini berbahasa Indonesia dan diberi nama “Rupiah
Hindia Belanda”. Nah setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada
17 Agustus 1945, mungkin karena situasi politik dan ekonomi yang masih kacau,
ketiga uang ini baik gulden terbitan Belanda, gulden cetakan Jepang, dan Rupiah
Hindia Belanda, semuanya masih tetap digunakan oleh masyarakat.
Kondisi semakin parah setelah tentara Sekutu mendarat di Indonesia dan
berusaha menduduki Indonesia kembali. Tentara sekutu ini juga dikenal sebagai
Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Setelah di sini salah satu yang
dilakukannya adalah menarik semua Gulden yang dulu pernah dicetak sebelum
masa pendudukan Jepang. Lalu kemudian mulai menerbitkan uangnya sendiri di

Indonesia Timur yang banyak disebut sebagai “Gulden NICA” atau uang NICA.
Gambar uang tersebut bisa dilihat di bawah ini.

Kalau diperhatikan lebih lanjut gambar uang NICA di atas, kita akan tau
bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Belanda. Bahkan gambarnya pun
berupa Ratu Wilhelmina, Kepala Negara Belanda saat itu. Begitu juga lambang
kerajaannya. Karena hal-hal tersebut maka pejuang kemerdekaan Indonesia

6

dengan tegas menolak uang itu. Dan saat uang NICA mulai masuk ke wilayah
pulau Jawa, Bung Karno segera mendeklarasikan bahwa uang NICA itu ilegal.
Sebagai alternatifnya, uang Rupiah Hindia Belanda cetakan Jepanglah yang
dijadikan pilihan untuk digunakan alat pembayaran pada saat itu, khususnya di
wilayah Jawa dan Sumatra.
Akibat Uang NICA tersebut, pemerintah Indonesia yang baru lahir berkat
proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 mulai mengambil langkah-langkah untuk
menerbitkan uang sendiri. Masalahnya, sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencetak uang tidaklah kecil. Selain itu, tentara Sekutu berusaha menyerang
pabrik percetakannya guna mencegah penerbitan uang tersebut.

Setelah melampaui perjuangan berat, pemerintah Indonesia akhirnya
berhasil merilis uang pertamanya pada 3 Oktober 1946, dikenal juga sebagai
“Oeang Republik Indonesia”, atau ORI. Saat itu dideklarasikan bahwa semua
uang terbitan Jepang harus ditukar dengan ORI hingga tanggal 30 Oktober di
tahun yang sama. Standar nilai tukarnya ditetapkan dengan patokan 50 Rupiah
Hindia Belanda = 1 ORI. Pemerintah juga menyatakan bahwa satu ORI memiliki
nilai setara dengan 0.5 gram Emas. Rupiah Hindia Belanda yang masih beredar
setelah bulan Oktober dinyatakan tidak berlaku lagi.
Namun selang beberapa waktu ORI mengalami masalah. Karena
pemerintah mencetaknya dalam jumlah banyak dengan maksud untuk mengisi kas
negara, namun berefek juga pada inflasi yang membumbung tinggi. Hal tersebut
sesuai hukum ekonomi. Silakan baca: Mengapa kurs dan nama mata uang dunia
bisa berbeda-beda?
 Sejarah perkembangan uang rupiah setelah kelahiran Bank Indonesia
Setelah terbentuk NKRI, dalam hal sistem keuangan pemerintah berupaya
untuk menghapuskan hal-hal yang berbau Belanda. Salah satu yang dilakukannya
adalah menggantikan mata uang terbitan Belanda berdenominasi rendah dengan
koin Rupiah pecahan 1, 5, 10, 25, dan 50 sen, serta penerbitan uang kertas 1 dan 2
1/2 Rupiah.
Selain itu pemerintah juga menasionalkan De Javasche Bank dan merubah
namanya menjadi Bank Indonesia. Di tahun 1952-1953, Bank Indonesia mulai
merilis uang kertas baru, mulai dari 1 Rupiah hingga 100 Rupiah. Ini menandai
periode baru dalam sejarah Rupiah, dimana penerbitan dan peredaran uang kertas
Rupiah kini menjadi tugas Bank Indonesia, sedangkan uang koin masih ditangani
oleh Pemerintah secara terpisah. Barulah pada masa Orde Baru, Bank Indonesia
diberi wewenang untuk mencetak dan menerbitkan uang, baik dalam bentuk koin
ataupun kertas, serta mengatur peredarannya.
7

2.1.4

Fungsi Uang

Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran
barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara
barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan
fungsi turunan.
1. Fungsi Asli
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung,
dan sebagai penyimpan nilai.


Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak
perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai
alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi
dengan pertukaran uang.



Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa
yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung
besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga
barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang
berperan untuk memperlancar pertukaran.



Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena
dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang
sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat
menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada
masa mendatang.
2. Fungsi Turunan

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai
fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain:


Uang sebagai alat pembayaran yang sah

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan
beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna
mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia
memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

8



Uang sebagai alat pembayaran utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.


Uang sebagai alat penimbun kekayaan

Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang
dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan
ditabung untuk keperluan pada masa datang.


Uang sebagai alat pemindah kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat
memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam
bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli
rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.


Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi

Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi.
Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
2.1.5

Syarat-Syarat Uang

Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum
(acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus
memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh pemerintah
yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability),
kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga harus mudah
dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta
memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
2.1.6

Jenis-Jenis Uang

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis,
yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral.
Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud
dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di
kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika

9

ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk
narik uang giral, orang menggunakan cek.
-

Menurut bahan pembuatannya

Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan
uang kertas.


Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau
perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil,
bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan
dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam
memiliki tiga macam nilai:
1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya

berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga
yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau
lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
3. Nilai tukar (riil), nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat
ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp.
500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp.
10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan
nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya;
semakin besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya.
Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang
tersebut.
Contoh uang logam :

10

Nama Uang
Seri/ Emisi
Pecahan
Jaman/Masa
Bahan
Bentuk

:Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1997
:Emisi 1997
:Rp 500
:Jaman RI Kesatuan
:Aluminium Bronze
:Bulat pipih

Tanggal
- Penerbitan
- Penarikan

:28 August 1997
:-

Warna Dominan
- Depan
- Belakang

:Kuning emas
:Kuning emas

Ukuran
- Berat
- Tebal
- Diameter

:5,34 gram
:1,83 mm
:24,00 mm

Ciri-ciri
- Depan
- Belakang
- Samping



Gambar lambang negara Garuda Pancasila, teks
: "BANK INDONESIA"
:Teks "Bunga Melati" dan "500 RUPIAH" (besar)
:Rata

Uang kertas

Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat
dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang
sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang
dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat
dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
11

-

Menurut Bank Indonesia

Menurut Bank Indonesia sebagai lembaga yang mengeluarkannya, uang
dibedakan menjadi uang kartal (kepercayaan) dan uang giral (simpanan di bank).


Uang Kartal

Yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara berdasarkan undang-undang dan
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Uang kartal di Indonesia terdiri atas
uang logam dan uang kertas.


Uang Giral (simpanan di bank)

Yaitu dana yang disimpan pada koran di bank-bank umum yang sewaktuwaktu dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek
bilyet, giro, atau perintah membayar. Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan
merupakan uang yang tidak berwujud karena hanya berupa saldo tagihan di bank.
-

Menurut Nilainya

Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan
uang tanda (token money)


Uang Penuh (full bodied money)

Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang
tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai
nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang
tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai
emas yang dikandungnya.


Uang Tanda (token money)

Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera
diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau
dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut.
Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya
Rp750,00.
Contoh uang kertas :

12

Nama Uang
Seri/ Emisi
Pecahan
Jaman/Masa
Bahan
Penandatangan

:Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 2000
:Emisi 2000
:Rp 1.000
:Jaman RI Kesatuan
:Serat Kapas
:Anwar Nasution dan Aulia Pohan

Tanggal
- Penerbitan
- Penarikan

:29 November 2000
:-

Warna Dominan
- Depan
- Belakang

:Biru / jingga / violet / merah / hijau
:Biru kemerahan / hijau / kuning / biru / violet

Ukuran
- Panjang x Lebar

:141 x 65mm

Ciri-ciri
- Depan

:Gambar Kapitan Pattimura
Gambar Pulau Maitara dan Tidore di tengahnya
terdapat gambar nelayan yang sedang menebar
: jala
:Cut Nyak Meutia

- Belakang
- Tanda Air
2.1.7

Teori Uang

Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan
dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau
rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini

13

terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori
uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
1. Teori Uang Statis
Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk
menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada
harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak
mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:


Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan
nilai logam yang dijadikan uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.


Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari

Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat
untuk mempermudah pertukaran.


Teori Nominalisme

Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.


Teori Negara

Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat
tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya
kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.
2. Teori Uang Dinamis
Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori
dinamis antara lain:


Teori Kuantitas dari David Ricardo

Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada
jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat,
maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga
sebaliknya.

14



Teori Kuantitas dari Irving Fisher

Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving
Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa
sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.


Teori Persediaan Kas

Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.


Teori Ongkos Produksi

Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan
uang itu dapat dipandang sebagai barang.
2.1.8

Uang dalam Ekonomi

Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan
finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas
tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas
permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna
Schwartz, David Laidler, dan lainnya.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan
bunga yang kemudian akan memengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi
adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat
menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate,
biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk
mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi
tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate,
dan perbankan.
Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap
perekonomian, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan
turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih
memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai
contoh, pada masa keruntuhan Uni Soviet.

15

2.2 Emas

2.2.1 Sejarah Perkembangan Emas
Emas, logam yang paling lunak atau mudah dibentuk, dipandang sebagai
logam berharga karena tekstur, kepadatan dan titik cairnya yang tinggi. Nilai dari
karekteristiknya membuat emas menjadi alat yang menguntungkan untuk
digunakan dalam kebijakan-kebijakan moneter sampai dengan saat ini. Sekitar
60% produksi emas digunakan untuk perhiasan, 40% untuk investasi (contohnya
cadangan bank sentral sebagai jaminan melawan inflasi atau resesi), dan 10%
untuk industri. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan
juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam
bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu
sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi
di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar
Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa
bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
Emas mempunyai sifat convertible yakni semua negara mau menerima emas
sebagai alat pembayaran internasional yang sah jika berbentuk batangan. Emas
(dan perak) terbukti mampu mempertahankan statusnya sebagai alat pembayaran
yang sah selama berabad-abad. Uang fiat (uang yang diedarkan dan diakui
pemerintah) juga punya sebagian kualitas emas, namun pasti gagal dalam uji
kelangkaan: terlalu mudah membuat atau mencetak uang fiat. Jika Emas bukan
atau tidak sama dengan uang tetapi sejarah membuktikan bahwa orang-orang yang
membeli dan menyimpan emas dalam satu dekade terakhir mendapatkan
keuntungan yang sangat signifikan.
Pada mulanya masyarakat belum mengenal pertukaran. Setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu dan
mencari buah-buahan jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan
yang sederhana seperti dari kulit pohon, mencari buah-buahan untuk konsumsi
16

sendiri, dan sebagainya. Singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam perkembangan
selanjutnya,mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi
sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya, semakin
lama kebutuhan manusia semakin bertambah jumlah dan macamnya. Kebutuhan
manusia tidak mungkin lagi tercukupi dengan usaha sendiri. Keterbatasan
manusia dalam menghasilkan dan memenuhi kebutuhan ini menyebabkan
manusia mulai memerlukan bantuan orang lain. Untuk mendapatkan barangbarang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau
menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya
dan melakukan pertukaran barang dengan barang. Kegiatan tukar menukar barang
dengan barang ini disebut barter. Namun, pada kenyataannya kegiatan barter ini
menemui banyak kesulitan, antara lain:
a. Sulit menentukan nilai tukar barang
b. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang
diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya
c. Sulit menyesuaikan keinginan dari kedua belah pihak
d. Sulit menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan dengan barang
yang tersedia
e. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang diinginkan
terkadang lama, sehingga sulit menentukan kapan barang akan
diperoleh.
Beberapa kesulitan yang ditemui dalam kegiatan barter ini menyebabkan
manusia mulai mencari barang-barang tertentu dan menetapkan fungsinya sebagai
uang. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan
primer sehari-hari;
misalnya garam yang
oleh
orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran
upah.Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang:
orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa
Latin salarium yang berarti garam. Barang-barang yang dianggap indah dan
bernilai,
seperti
kerang,
pernah
dijadikan
sebagai
alat
tukar
sebelum manusia menemukan uang logam.
Barang- barang yang ditetapkan fungsinya sebagai uang dinamakan uang
barang. Barang-barang yang dijadikan uang barang adalah kulit kerang, mutiara,
bulu unggas, tembaga, gading, garam, dan tembakau.

17

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran masih tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena barang- barang yang dijadikan uang
barang sebagai alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga penentuan nilai
uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan. Selain itu timbul kesulitan akibat kurangnya daya tahan barang-barang
tersebut sehingga tidak tahan lama bahkan mudah hancur.
Oleh karena ada beberapa kesulitan yang ditemui dalam penggunaan uang
barang, maka manusia berusaha mencari alat tukar lain yang tahan lama, mudah
disimpan, mudah dibawa, dan nilainya tetap. Pada akhirnya manusia
menggunakan emas dan perak sebagai alat tukar menukar. Kemudian muncul apa
yang dinamakan dengan uang logam. Emas dan perak ini ditempa menjadi mata
uang. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied
money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya
(nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak
menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak
terbatas dalam menyimpan uang logam. Mengapa emas dan perak dijadikan mata
uang? Mengapa bukan logam yang lain? Emas dan perak memiliki beberapa
keunggulan, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Termasuk logam mulia yang tidak berkarat
Emas dan perak mudah dikenali dan diterima masyarakat
Tahan lama dan tidak mudah rusak
Dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengurangi nilainya.

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki emas dan perak inilah yang membuat
kedua benda tersebut dipilih sebagai mata uang. Selanjutnya, hal inilah yang
mendasari munculnya mata uang logam. Seiring dengan perkembangan
perekonomian yang semakin pesat mengakibatkan perdagangan juga berkembang
pesat. Hal ini menyebabkan penggunaan uang logam sulit dilakukan untuk
transaksi dalam jumlah besar. Di sisi lain, jumlah emas dan perak semakin langka.
Kedua alasan ini akhirnya mendorong banyak negara menciptakan mata uang
kertas.
2.2.2

Standar Emas

Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara
bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu,
negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas
tanpa batas.
 Standard Emas Penuh (Full Gold Standard)

18

Adalah sistem moneter di mana uang emas sepenuhnya beredar pada
masyarakat.
Persyaratan standard emas penuh :
a. Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat tertentu emas dan
yang beredar uang emas. Ex : 1US$ = 23,22 gram emas murni
b. Pemerintah bersedia melebur dan menempa
c. Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan
sejumlah tertentu emas
d. Adanya kebebasan pengelolaan emas
 Standard Inti Emas (Gold Bullion Standard)
Adalah sistem moneter di mana persediaan emas yang ada dalam negeri
dijadikan sebagai cadangan untuk pembayaran ke luar negeri dan sebagai
jaminan uang kertas yang dikeluarkan.
Persyaratan standard inti emas :
a. Masyarakat tidak mempunyai hak lagi untuk menempa mata uang
emas
b. Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan
seberat tertentu emas
c. Bank sentral bersedia untuk membeli dan menjual emas dengan
harga sesuai undang-undang
d. Mata uang emas masih beredar dalam masyarakat tetapi jumlahnya
lebih kecil
 Standard Wissel Emas (Gold Exchange Standard)
Adalah sistem moneter di mana uang emas sudah tidak beredar lagi di
masyarakat dan diganti dengan uang kertas tetapi nilai satu-satuan uang
tetap dijamin dengan seberat tertentu emas.
Persyaratan standard wissel emas :

19

a. Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan
seberat tertentu emas
b. Bank sentral tidak lagi membeli dan menjual emas
c. Mata uang emas masih tidak beredar dalam masyarakat tetapi
diganti uang kertas
d. Emas disimpan oleh Bank Sentral sebagai jaminan uang beredar,
investasi di luar negeri dan disimpan di bank-bank luar negeri, dan
emas dapat ditukar dengan valuta asing.



Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
1. Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang
didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
2. A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah
timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi
(penurunan harga secara terus-menerus).
3. Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan
minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan
deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan
pencetakan uang kertas dan kredit bank.
4. Basic of international money system, artinya diterimanya uang
kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena
nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar
internasional serta sebagai alat penukar.
5. Stimulus to international investment and trade, artinya standar
emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan
investasi.
6. Uniform international price system, artinya dapat membentuk
harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar
bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada hargaharga internasional.



Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu
diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang
hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang
dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki
pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.

20

2. Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan
secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
3. Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita
percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan
terjadi.
4. Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan
dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan
berakibat nilai uang jatuh.
5. Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan
menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi
tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.
2.3 Bank
2.3.1 Definisi
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari
bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undangundang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
2.3.2

Sejarah Bank

Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan
membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan
tersebut hanya dalam waktu dua belas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada
zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia,
Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan
ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri,
sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam

21

sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam
perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar
kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang
dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi
menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan.
Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.
Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali
kepada masyarakat yang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin
beragam.
2.3.3

Perkembangan Bank Di Indonesia

Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
 Sekilas sejarah ringkas bank perbankan di Indonesia
7. Periode I : Jaminan penjajahan Belanda sampai kependudukan
Jepang. Banyak beroperasinya bank-bank milik Belanda (De Java
Bank, De Nederlandsche Handel Maatschappij, De Nationale
Handelsbank dan Escompto Bank) dan bank-bank lain yang berasal
dari Inggris, Australia dan Cina. Namun ada juga bank milik
pribumi yaitu Bank Desa, Lumbung Desa dan Alegemene
Volkscredietbank AVB).
8. Periode II : Pada tahun pertama pendududkan Jepang, kantorkantor bank ditutup. Pada tanggal 20 Oktober 1942 semua bank
Belanda, Inggris dilikwidasi namun AVB tidak dilikwidasi.
9. Periode III : Dibukanya Bank Industri Negara yang bergerak di
bidang pembelanjaan pembangunan khususnya industri dan
pertambangan.
10. Periode IV : Merupakan periode orde baru, dimana perekonomian
terpimpin diganti menjadi perekonomian yang lebih demokratis.
Bank-bank pemerintah pun dikembalikan menjadi bank umum
dengan tugas khusus.
Dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di Indonesia telah
mengalami banyak perubahan. Selain disebabkan oleh perkembangan internal
dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia
perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum, dan sosial.
Perkembangan faktor internal dan external tersebut menyebabkan kondisi
perbankan di Indonesia dapat dikelompokan dalam 4 periode.Masing-masing
periode mempunyai ciri khusus yang tidak dapat disamakan dengan periode
22

lainnya. Deregulasi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an
serta terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak akhir tahun 1990-an adalah dua
peristiwa utama yang telah menyebabkan munculnya empat periode kondisi
perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2000.
Keempat periode itu adalah :
1. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket – paket
deregualsi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun
1980-an.
2. Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi
sampai dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir
tahun 1990-an.
3. Kondisi perbankan di Indoneisa pada masa krisis ekonomi sejak
akhir tahun 1990-an.
4. Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.

Gambar diatas menunjukkan Perkembangan Perbankan Negara Republik Indonesia
tahun 2007 - 2011

Pada 1983, tahap awal deregulasi perbankan dimulai dengan penghapusan
pagu kredit, bank bebas menetapkan suku bunga kredit, tabungan, dan deposito,
serta menghentikan pemberian Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) kepada
semua bank kecuali untuk jenis kredit tertentu yang berkaitan dengan
pengembangan koperasi dan ekspor.
Pada tahun 1988, pemerintah bersama BI melangkah lebih lanjut dalam deregulasi
perbankan dengan mengeluarkan Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988
(Pakto 88) yang menjadi titik balik dari berbagai kebijakan penertiban perbankan
1971–1972.
Memasuki tahun 1990-an, BI mengeluarkan Paket Kebijakan Februari
1991 yang berisi ketentuan yang mewajibkan bank berhati-hati dalam
pengelolaannya. Pada 1992 dikeluarkan UU Perbankan menggantikan UU No.
14/1967. Sejak saat itu, terjadi perubahan dalam klasifikasi jenis bank, yaitu bank

23

umum dan BPR.
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tersebut diatur kembali struktur
perbankan, ruang lingkup kegiatan, syarat pendirian, peningkatan perlindungan
dana masyarakat dengan jalan menerapkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi
persyaratan tingkat kesehatan bank, serta peningkatan profesionalisme para
pelakunya. Dengan undang-undang tersebut juga ditetapkan penataan badan
hukum bank-bank pemerintah, landasan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip
bagi hasil (syariah), serta sanksi sanksi ancaman pidana terhadap yang melakukan
pelanggaran ketentuan perbankan.
Pada masa itu mulai bermunculan bank baru, dan dalam mendirikan bank terdapat
aturan yang harus ditaati diantarnya aturan pendirian bank :
- Bank dan lembaga keuangan bukan bank bisa menerbitkan sertifikat
deposito dan tanpa perlu izin.
- Semua bank dapat meyelenggarakan tabanas dan tabungan lain.
Paket 28 Pebruari 1991, berisi tentang : Penyempurnaan paket sebelumnya
menuju penyelenggaraan lembaga keuangan dengan prinsip kehati-hatian,
sehingga dapat tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga keuangan.
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank
meliputi :
- CAR (Capital Adequacy Ratio)
- Batas Maksimum Pemberian Kredit
- Kredit Usaha Kecil
- Pembentukan cadangan piutang
- Loan to Deposit Ratio
Pada periode 1992-1993, perbankan nasional mulai menghadapi permasalahan
yaitu meningkatnya kredit macet yang menimbulkan beban kerugian pada bank
dan berdampak keengganan bank untuk melakukan ekspansi kredit. BI
menetapkan suatu program khusus untuk menangani kredit macet dan membentuk
Forum Kerjasama dari Gubernur BI, Menteri Keuangan, Kehakiman, Jaksa
Agung, Menteri/Ketua Badan Pertahanan Nasional, dan Ketua Badan
Penyelesaian Piutang Negara. Selain kredit macet, yang menjadi penyebab
keengganan bank dalam melakukan ekspansi kredit adalah karena ketatnya
ketentuan dalam Pakfeb 1991 yang membebani perbankan. Hal itu ditakutkan
akan mengganggu
upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.Maka,
dikeluarkanlah Pakmei 1993 yang melonggarkan ketentuan kehati-hatian yang
sebelumnya ditetapkan dalam Pakfeb 1991. Berikutnya, sejak 1994 perekonomian
Indonesia mengalami booming economy dengan sektor properti sebagai pilihan
utama. Keadaan itu menjadi daya tarik bagi investor asing.

24

Pakmei 1993 ternyata memberikan hasil pertumbuhan kredit perbankan dalam
waktu yang sangat singkat dan melewati tingkat yang dapat memberikan tekanan
berat pada upaya pengendalian moneter. Kredit perbankan dalam jumlah besar
mengalir deras ke berbagai sektor usaha, terutama properti, meski BI telah
berusaha membatasi. Keadaan ekonomi mulai
memanas
dan
inflasi
meningkat.
 Nilai kurs sejak tahun 1990 – 1997
Sejak tahun 1990 sampai dengan minggu ke dua Juli 1997 nilai tukar rupiah
cukup stabil dan wajar. Pada akhir Desember 1990 kurs antara rupiah dengan
dolar Amerika Serikat (kurs tengah) adalah Rp 1.901,00 dan kurs ini mengalami
penyesuaian menjadi Rp 2.383,00 pada akhir tahun 1996. kestabilan nilai kurs
rupiah berlanjut sampai dengan 11 Juli 1997 dimana nilai kurs rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat Rp. 2.440,00. Namun dalam minggu kedua Juli 1977
gonjangan terhadap nilai kurs rupiah mulai dirasakan, yang bermula dari jatuhnya
mata Uang Bath Thailand. Pemerintah pada tanggal 14 Agustus 1997 melepas
bata-batas kurs intervensi.
Dengan pelepasan batas-batas kurs intervensi, pemerintah meninggalkan sistem
tukar upiah yang mengambang terkendali menjadi sistem nilai tukar mengambang
murni sehingga nilai tukar kurs rupiah ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan
pasar. Walaupun demikian, pemerintah dapat mempengaruhi nilai kurs rupiah baik
secara langsung maupun secara tidak langsung, yaitu melalui kebijaksaan fiskal
dan moneter. Jalan Berliku Perbankan Indonesia di 2008 – 2009 perjalanan
perekonomian Indonesia di tahun 2008 penuh dengan tantangan dan kendala yang
harus dihadapi, sehingga memaksa para pelaku usaha dan pengusaha dari berbagai
sektor merevisi target pendapatan, pertumbuhan dan rencana bisnis investasinya.
Pasalnya siapa yang menduga, krisis keuangan global terjadi di tahun ini dan
akibatnya dampak tersebut mulai dirasakan negara berkembang, khususnya
Indonesia.
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah,
yaitu:




Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No
13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun
1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di
nasionalkan di tahun 1951.
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur
setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia
25









(BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim),
dipisahkan lagi menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan
UU No 21 Tahun 1968.
2. Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi
Bank Expor Impor Indonesia.
3. Bank
Negara
Indonesia
(BNI
’46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia ’46.
4. Bank Dagang Negara (BDN). BDN berasal dari Escompto Bank
yang di nasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP
(Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No
18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan
satu-satunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara
Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian
menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank
Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi
Bank Bumi Daya.
Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU
No 13 Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia
Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20
Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD),
Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat
bank ini dilaksanakan pada tahun 1999. Dari waktu ke waktu kondisi
dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Selain
disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak
terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan, seperti
sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum, dan sosial. Perkembangan
faktor internal dan external tersebut menyebabkan kondisi perbankan di
Indonesia dapat dikelompokan dalam 4 periode. Masing-masing periode
mempunyai ciri khusus yang tidak dapat disamakan dengan periode
lainnya. Deregulasi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun
1980-an serta terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak akhir tahun

26

1990-an adalah dua peristiwa utama yang telah menyebabkan munculnya
empat periode kondisi perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2000.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), industri perbankan menunjukkan
kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio
kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas
minimum 8,0 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non
Performing Loan) gross di bawah 5,0 persen.
Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari
pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3 persen. Kredit
investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3 persen, dan diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan
kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 28,9 persen dan 20,3 persen.
2.3.4 Jenis-jenis Bank
1. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan undangundang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur
peredaran uang, mengatur pengarahan dana-dana, me