ISLAM DAN PERADABAN ARAB.docx (1)

ISLAM DAN PERADABAN ARAB
(ISLAM SEBAGAI SISTEM KEPERCAYAAN DAN KEBUDAYAAN
SOSIAL DI TANAH ARAB)
Beberapa tahun terakhir ini perbincangan tentang sejarah semakin marak,
ini bukan tentang kebenaran dari suatu kehidupan yang dianggap pernah terjadi,
namun bagi saya sejarah harus ditelaah secara filsafat hingga kita sampai kepada
permasalahan seberapa kuat peradaban yang pernah terjadi itu mempengaruhi
segala lini lingkungan kehidupan manusia, baik itu dari segi ekonomi, politik dan
sistem yang terbentuk dimasyarakat.
Sejarah manusia adalah sejarah peradaban itu sendiri dan yang paling
sering dikaitkan dengan permasalahan peradaban ini adalah kebudayaan. Inti dari
peradaban dan kebudayaan yang keduanya saling mendukung dan melengkapi.
Peradaban tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan karena merupakan bagian dari
sebuah kebudayaan. Hal ini yang mempengaruhi munculnya hal-hal baru dalam
sebuah peradaban yang merupakan pengembangan maupun kolaborasi dari sebuah
budaya. Peradaban dan kebudayaan sama-sama menunjuk pada seluruh
pandangan hidup manusia, dan suatu peradaban adalah bentuk yang lebih luas dari
kebudayaan.1
Dalam tulisan ini saya tiba kepada permasalahan betapa susahnya
menentukan pembahasan antara kebudayaan dan peradaban Arab atau kebudayaan
dan peradaban Islam, walaupun permasalahan ini sudah dijelaskan di buku

pegangan terbitan pokja namun sulitnya memulai pembahasan tentang peradaban
dan kebudyaan Islam sedangkan peradaban ini tidak mungkin terbentuk jika
peradaban sebelumnya tidak ada, agar runuk dan pasti harus ada cakupan yang
membahas tentang peradaban sebelumnya. setelah itu perlunya pula pemberian
garis pemisah antara agama islam sebagai sistem kepercayaan dan Arab sebagai
wilayah dengan memiliki letak geografis dan kebiasaan masyarakat yang menjadi
kebudayaan hal ini sesuai dengan konsep “Aamanu” sebagai bentukan Tauhid dan

1 Samuel P. Huntingtong, Benturan antara Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, hlm. 39.

“Aamilusshaalihat”

aktivitas

yang

merujuk

kepada


pemberdayaan

mensejahterahkan dan membahagiakan umat.
Ada beberapa pendirian mengenai nisbah antara agama dan kebudayaan,
pendapat pertama menyatakan bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan,
jadi agama mencakup kebudayaan. Yang kedua, kebudayaan merupakan bagian
dari agama, jadi agama mencakup kebudayaan.2 Islam dan Arab sangat erat
kaitannya, jika kita menoleh ke sejarah kita akan sampai kepada pembahasan
zaman jahiyalah, sebuat peradaban yang terbentuk sebelum datangnya Islam
sebagai rahmatan lil’alamin, contoh pembahasan yang paling sulit dilupakan
adalah tentang perempuan yang menjadi jadi aib-lah, bahan perjudianlah hingga
kepada bahan pembantaian kaum Jahiliyah. Bagi saya sejarah perempuan yang
tidak bisa dilupakan dan paling hina dina itu adalah bentuk kebobrokan yang
didasari oleh sifat lemah yang melekat dalam diri perempuan, hingga sekarang.
Namun kata lemah itu tentu saja bukan tafsiran yang serta merta harus ditelan
begitu saja, kan?
Tulisan saya tentang Perempuan (Dalam Bingkai Orientasi Seksual dan
Kesetaraan Gender), review singkat tentang buku “Perempuan” karya Prof.
Quraish Shihab dan “Mengupas Seksualitas” karya Prof. Musdah Mulia. 3
Pembahasan perempuan ini harus diperhatikan bahwa seks (jenis kelamin)

perempuan ataupun orientasi seksual itu tidak ada yang salah, hanya saja
kebudayaan pra-islam yang membuatnya kehilangan hak untuk membentuk
sejarah yang lebih baik. Kebudayaan Arab yang jahiliyah terhadap perempuan
berubah, Islam datang menjadi rahmatan lil’alamin. Dari sini mungkin kita
sedikit bisa memahami bagaimana perbedaan yang terbentuk, bagaimana sistem
kepercayaan Tauhid datang mengubah kepercayaan manusia Arab terhadap
berhala berubah walaupun itu tidak mudah.
Hal ini membuktikan bahwa, peradaban-peradaban tidak memiliki wilyahwilayah dan permulaan-permulaan dan akhir yang jelas. Disini kita dapat
2 H. Endang Saifuddin Anshari, M.A. Wawasan Islam, Pokok-Pokok Tentang Paradigma Dan
Sistem Islam, Hlm. 100.
3https://www.academia.edu/28536723/PEREMPUAN_DALAM_BINGKAI_ORIENTA
SI_SEKSUAL_DAN_KESETARAAN_GENDER

memahami bahwa orang-orang bisa merubah dan meredefenisi identitas-identitas
mereka, termasuk peradaban yang pernah terbentuk. Kita tidak bisa memulai
hitungan kapan dimulainya peradaban Arab itu dan kapan berakhirnya peradaban
itu, Islam yang dibawah oleh Muhammad memberikan peradaban dan kebudayaan
yang baru terhadap tanah Arab, islam datang tidak menghancurkan peradaban
sebelumnya namun memberikan sentuhan dan bukti bahwa peradaban-peradaban
itu senantiasa mengalami kemunduran sekaligus berkembang. Ia bersifat dinamis,

bangkit dan jatuh, menyatu dan terpisah.4

4 Samuel P. Huntingtong, Benturan antara Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, hlm. 45