PENEGAKAN HUKUM DI DALAM HUKUM LINGKUNGA

PENEGAKAN HUKUM DI DALAM HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA
Ervira Rahmasari Budi
ervirararahmasari@students.unnes.ac.id
DATA BUKU:
Nama/Judul Buku : Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum
Lingkungan
Indonesia
Penulis/Pengarang
: Prof. Dr. M. Daud Silalahi, S.H.
Penerbit
: PT. Alumni
Tahun Tertib
: 2014
Kota Penerbit
: Bandung
Bahasa Buku
: Bahasa Indonesia
Jumlah Halaman : 328 halaman
ISBN Buku
: 978-979-414-214-1
DISKUSI/PEMBAHASAN REVIEW

Penulis buku ini adalah M.Daud Silalahi seeorang Sarjana Hukum lulusan
Fakultas Hukum UNPAD tahun 1971, yang berhasil meraih gelar doktornya
tahun 1988 di Universitas yang sama, setelah terlebih dahulu belajar di Law
School University of Clifornia tahun 1972-1973. Sejak lulus Fakultas Hukum
UNPAD hingga sekarang ia bekerja sebagai sebagai dosen tetap di FH-UNPAD,
Staf Deputi 1 BAPEDAL/Tim Teknis –Hukum Menteri Negara K.L.H., Staf
Departemen Kehakiman 1975-1978 bidang Hukum Lingkungan, Anggota
Pengyusun Rancangan Undang-undang Lingkungan Hidup dan AMDAL di KLH.
Disamping pekerjaannya sebagai Dosen tetap di FH-UNPAD, ia juga mengajar di
berbagai FH Perguruqan Tinggi Swasta dan mempunyai berbagai banyak
pengalaman di bidang penelitian yang berskala nasional maupun internasional.
Penulis buku ini termasuk seorang yang aktif di dalam ilmu hukum lingkungan
di Indonesua, banyak prestasi yang beliau raih dalam masa kuliah hingga
sekarang beliau menulis buku yang menurut saya buku ini mudah di pahami
bahasanya didalam kalangan siapa saja yang membacanya terutama
mahasiswa hukum di Indonesia.
Buku ini membahas Hukum Lingkungan dalam masalah dan persepsi
yang baru tentang cara bagaimana sistem hukum harus mampu menjawab
secara efektif persoalan yang timbul dari benturan-benturan kepentingan
akibat dari pemanfaatan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini. Beranjak dari

rumit dan kompleksnya persoalan lingkungan karena keterkaitannya dengan
faktor-faktor lain, karya tulis ini tidak semata-mata mendekati lingkungan dari
segi hukum saja, tetapi juga memberikan pengetahuan dasar ilmu lingkungan
dan prinsip-prinsip ekologi.
Walaupun manusia hanyalah salah satu unsur saja dari mata rantai
kehidupan di bumi (web of life), ia mampu menalarkan daya pikir dan
kreativitasnya bagi kepentingannya, sekaligus mengeksploitasi bumi dan
dirinya sendiri. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kesadaran hukum dan
lingkungan yang maksimal demi terlaksananya kelangsungan lingkungan yang
lestari.
Substansi yang dibahas di dalam karya tulis ini antara lain meliputi:

Undang-undang Lingkungan Hidup 1982 dan implikasinya pada sistem
hukum lingkungan Indonesia,
 Pengaturan Hukum Tata Ruang Indonesia,
 Pengaturan Hukum Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Hayati,
 Baku Mutu Lingkungan dan patokan-patokan pengendalian pencemaran,
 Hukum Lingkungan Internasional,
 Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia melalui peningkatan

kesadaran hukum dan lingkungan.
Keseluruhan materi yang terangkum dalam karya tulis ini adalah yang
diterbitkan dengan revisi sangat baik untuk dibaca dan dikaji oleh para
mahasiswa, ahli hukum, lembaga hukum, birokrat, para pemerhati hukum dan
lingkungan, serta masyarakat luas pada umumnya.
Bab 1 memberikan uraian tentang pengertian prinsip-prinsip ekologi
yang menjadi dasar dan pertimbangan hukum lingkungan dalam UULH-82 yang
berlaku sekarang. Pengertian ini akan membantu karakter ketentuan hukum
baru ini, terutama dilihat dari ilmu lingkungan yang memepengaruhi
pembentukan hukum lingkungan. Pembahasan di dalam bab ini maksudnya
untuk memberikan secara umum ringkasan mengenai masalah lingkungan
yang meliputi pengertian dan pengetahuan dasar bagi konsep pengaturan
hukumnya dalam perspektif yang luas. Mengingat masalahnya sangat luas
makan ditekankan pada aspek aspek dan masalah yang sudah menjadi
perhtian umum masalah lingkungan dan pembatasan ini di tujukan pada
kepentingan para ahli hukum., peminat di dalam hukum serta pengamat
masalah hukum lingkungan. Dengan perkembangan saat ini membuat kita
segera membawa pada suatu persoalan pokok penting, meliputi cara
bagaimana sistem hukum mampu menjawab secara efektif persoalan yng
timbul dari berbagai benturan-benturan kepentingan yang timbul dari

pemanfaatan lingkungan yang sudah terjadi akhir-ahir ini yang membuat kita
turut serta memperhatikan dan menilai tentang sistem hukum lingkungan
Indonesia. Yang dimaksud dengan Analisis mengenai dampak lingkungan
adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup yang diperjlukan bagi “Proses pengambilan
Keputusan. (Pasal 1butir 10 UULH-82 jo. Pasal 1 butir 21 UULH-97).
Bab II menguraikan beberapa implikasi dari ketentuan-ketentuan dalam
UULH-82 terhadap sistem hukum lingkungan Indonesia yang terdiri dari
sekumpulan peraturan perundag-undangan sektoral sebagai ketentuan
operasionalnya. Salah satu implikasinya terhadap pelaksanaan ketentutan
hukum sektoral adalah keharusan untuk menyesuaikan dan menafsirkan
ketentuan hukum sektoral tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi dan
prinsip-prinsip UULH-82 yang bersifat lintas sektoral dan antar disiplin ilmu,
suatu pendekatan yang baru dalam sistem hukum nasional.
Di dalam bab II ini mengenai isinya ada beberapa topic yang akan di
bahas meliputi: Pendahuluan terbentuknya UULH-1982, Undang-undang
Lingkungan Hidup, Kasus Showa Maru dan Undang-undang Lingkungan Hidup
1982, Undang-undang Lingkungan Hidup dan impilikasinya pada sistem
perundang-undangan Lingkungan Hidup Indonesia. Akan tetapi berlakunya
ketentuan Undang-undang yang dibuat sebelum Undang-undang ini tunduk

pada prinsip dan kaidah dasar yang tersirat dalam UULH 1982 sebab UULH
1982 dalam penjelasannya dengan tegas menyatakan bahwa semua peraturan
perundang-undangan yang memuat ketentuan segi-segi lingkungan hidup yang


kini berlaku (yang dibuat sebelum UULH 1982) hanya dapat berlaku sesuai dan
berdasarkan sistem dan penilaian undang-undang ini. Hal ini makin dipersulit
pula oleh kenytaan bahwa peranan putusan pengadilan sebagai sumber
pembentukan hukum baru, sebagaimana dikenal di Amerika Serikat pada
kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah lingkungan, belum
berkembang sebagaimana diharapkan dalam konsep pembinaan hukum
nasional. Akibat dari kecenderungan ini pembentukan hukum lingkungan baru
akan sangat bergantung kepada proses pembentukan hukum melalui
perundang-undangan. Dasar bagi peraturan pelaksanaanya lebih lanjut, baik
ditingkat pusat maupun di daerah dari semua segi atau aspek lingkungan; dan
landasan untuk menilai dan menyesuaikan semua peraturan perundangundangan yang memuat ketentuan tentang segi-segi lingkungan hidup yang
kini telah berlaku seprti antara lain peraturan perundang-undangan di bidang
pengairan, perlindungan dan pengawetan/pelestarian alam, industry,
pemukiman, tata ruang dan tata guna tanah.
Bab III s.d Bab V membahas tentang konsepsi Baku Mutu Lingkungan dan

perumusan serta Tata Ruang dalam sistem hukum lingkungan Indonesia (UULH1982) yang merupakan aspek baru pula dari keseluruhan kaidah hukum
lingkungan Indonesia. Di dalam Bab III ini membahas beberapa topic di
antaranya: Latar Belakang Sejarah Hukum Tata Ruang di Inggris, Dasar Hukum
Penataan Ruang di Indonesia, Masalah Tata Ruang dalam berbagai kasus-kasus
pembangunan, Pengembangan Hukum Tata Ruang dan Prospeknya di Masa
Akan Datang. Konsep Hukum Tata Ruang Indonesia masih dipengaruhi oleh
sifat pluraristik hukumIndonesia yang sedang berlaku. Di suatu pihak konsep
hukum tata ruang mengandung kaidah hukum yang bersifat dualistis antara
hukum sektoral dan hukum tata ruang periode tahun sbelum 1970-an
(misalnya SVO-SVV) dan konsep hukum tata ruang yang terbentuk sesudahnya
berlaku bersama-sama suatu hal yang sulit dilaksanakan oleh masyarakat yang
sedang membangun. Yang dimaksud dengan tata ruang adalah wadah yang
meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai suatu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan
serta memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud structural
dan pola pemanfaatan ruang, dan pegendalian pemanfaatan ruang. Baik
direncanakan maupun tidak. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemeanfaatan ruang.
Dalam Bab IV ini membahas tentang Pengaturan Hukum Konservasi dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati yang meliputi beberapa topic

diantaranya: Pendahuluan Pengaturan Hukum Konservasi dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam Hayati, Efektivitas Pelaksanaan Hukum Konservasi dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati, Tinjauan ke Depan Bagi
Pengembangan Hukum Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati,
Kesimpulan. Selain letentuan hukum nasional, sebagaimana diuraikan di atas,
terdapat pula ketentuan hukum khusus yang dirumuskan dalam perundangundangan sektoral, sperti Undang-undang No. 5 Tahun 1983 tentang Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia, Undang-undang No. 21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran, Undang-undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia dan
beberapa ketentuan hukum internasional yang wajib diperhatikan sehubungan
dengan ratifikasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia,
khususnya konvensi-konvensi IMO dan hukum laut baru tahun 1982.
Di dalam Bab V ini membahas Baku Mutu Lingkungan dan Patokan
Pengendalian Pencemaran. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang

diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan
tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda
lainya, yang meliputi berbagai topic diantaranya: Pendahuluan, Dasar Hukum
Pengembangan Konsep Baku Mutu Lingkungan, Beberapa Ketentuan tentang
Baku Mutu Lingkungan dalam Perundang-undangan Indonesia, Dasar Hukum
yang Lahir dari Keputusan Hukum, Baku Mutu Lingkungan dan Sistem Perizinan

yang Berwawasan Lingkungan, Baku Mutu Lingkungan Mutu Lingkungan dalam
Perspektif Ilmu dan Teknolofi di Masa Depan. Sistem dan keanekaragaman
hukum Indonesia sangat mempengaruhi prosedur dan patokan atau ukuran
baku mutu lingkungan Indonesia di tingkat operasional. Keanekaragaman ini
terutama disebabkan oleh berlaku nya sistem hukum Indonesia yang sangat
pluraristik. Sistem hukum Barat (Belanda), sistem hukum adat, dan sistem
hukum yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dalam
perkembangannya sekarang juga mengundang unsur-unsur hukum asing,
khususnya common law system.
Dasar hukum pengembangan kaidah hukum perlindungan lingkungan
diakui pula dalam perundang-undangan indonesia. Hal ini dengan tegas dimuat
dalam program pembinaan hukum nasional, bahwa disamping melalui
perundang-undangan, peranan keputusan hakim, atau yurisprudensi diakui
sangat penting. Melalui daya interpretasi sang hakim, untuk menyesuaikan
hukum dengan perubahan masyarakat dan kebutuhan pembangunan
seyogianya berkembang secara wajar. Baku mutu lingkungan dalam perspektif
ilmu dan teknologi di masa depan memberikan landasan pemikiran bagi
keseimbangan antara perkembangan ilmu dan teknologi di satu pihak dan
kemampuan
lingkungan

untuk
menopang
pembangunan
yang
berkesinambungan. Dengan memperhitungkan kemapuan daya dukung
lingkungan untuk memikul perubahan lingkungan dan mengembangkan
teknoloi untuk mengurangi dampak ligkungan negatifnya, kemampuan
lingkungan untuk menompang pembangunan dapat ditingkatkan.
Bab VI memberikan uraian singkat tentang aspek hukum transnasional
masalah lingkungan hidup di Indonesia, yang perkembangannya tidak dapat
diabaikan dalam rangka pembinaan hukum lingkungan nasional. Hukum
lingkungan internasional merupakan bidang baru dalam sistem hukum
internasional. Bidang baru ini dapat pula dianggap bagian dari Huklak baru
dengan nama hukum lingkungan laut internasional. Hukum lingkungan
berkembang beriring dengan perkembangan mengenai masalah-masalah
lingkungan dan ekologi. Tekanan masalah terhadapt lingkungan semakin hari
semakin meningkat, tetapi tidak kalah pula perkembangan kebijakan yang
ditujukan untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Otto Soemarwoto (1977)
dalam Siahaan (2009) mendefinisikan lingkungsn berupa jumlah semua benda
dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi

kehidupan kita. Hukum lingkungan merupakan salah cabang hukum yang
mengatur segala hal yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Di dalam bab ini ada beberapa pembahasan di antaranya: Perkembangan
Hukum Lingkungan dalam Lintasan Sejarah Hukum Internasional, State
Responssiility and Liability, Mekanisme Kelembagaan, Masalah Pencemaran
Lingkungan Laut yang Bersifat Transnasional, Pengaruh Dampak Lingkungan
Terhadap Ekonomi Internasional. Mekanisme kelembagaan hal menyangkut
lingkungan hidup dan pengaturan hukumnya memerlukan sistem intitusi di
bawah sistem PBB 9UN System). Dengan adanya mekanisme institusi ini,
tanggungjawab internasional di bisang lingkungan (antara lain International
Environmental Action) dapat dilaksanakan dengan pendekatan yang

menyeluruh dan bersifat lintas fungsi tradisionalnya. Dalam pembahasan ini
dampak lingkungan lintas batas nasional terutma dikaji dari segi prinsipprinsipnya yang akan mempengaruhi ketentuan-ketentuan hukum nasional
yang berkembang akhir-akhir ini. Uraian secara factual akan diberikan dari
ksus-kasus pencemaran oleh apapun. Setiap Negara pada umumnya
mengeluarkan hukum dan kebijakan tentang perlindungan dan pengembangan
lingkungan di kawsan yang menjadi tanggung-jawabnya. Pembahasan terhadap
dampak ligkungan suatu kegiatan ekonomi Internasional dilakukan sebagai
bagian dari konsep pembangunan PBB dalam Konferensi PBB tentang

Lingkungan Hidup pada tahun 1972.
Bab VII merupakan bab terakhir dari buku ini yang membahas Sistem
Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, dilengkapi dengan pembahasan
kasus-kasus hukum lingkungan Negara asing, khususnya di Amerika Serikat
dan Jepang yang membantu kita memahami perkembangan hukum lingkungan
di Negara maju tersebut sebagai bahan perbandingan bagi pelakasanaan
hukum lingkungan di Indonesia. Pengaruhnya pada konsep pembangunan
dengan masuknya pertimbangan lingkungan dalam setiap keputusan rencana
pembangunan, juga membawa pengaruh pada konsep pendidikan tinggi dalam
pengembangan PIP (Pola Ilmiah Pokok) Unpad, yaitu Bina Mulian Hukum dan
Lingkungan Hidup, dan bersamaan dengan itu terbentuk pula Lembaga Ekologi
Unpad, suatu lembaga yang membicarakan konsep-konsep pembangunan dan
gagasan akademis yang mendukung konsep tersebut.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penegakan hukum
lingkungan tersebut, antara lain, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan dan pelatihan singkat bagi para penegak hukum dan
aparatur pemerintah yang akan melaksanakan undang-undang ini, anggota
masyarakat yang tugas pokoknya di bidang hukum sebagai bidang hukum
yang baru, yang asas dan sistemnya sangat dipengaruhi oleh ilmu lingkungan,
penyebar luasan dan pengembangan harus dilakukan secara sistematis pula
disertai dengan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip ekologi. Masalah
hukum yang dijadikan pokok perdebatan pada umumnya menyangkut masalah
ius tandi, masalah pembuktian, asas ganti rugi, pemulihan lingkungan, pidana
lingkungan, kesaksian ahli, peranan lab dan metode analisis zat pencemar
untuk mentapkan ada tidaknya pencemaran dalam arti hukum dan
pertimbangan yang didasarkan pada perkembangan ilmu dan teknologi, dan
lain sebagainya. Masalah ini tidak saja menjadi pokok perdebatan yang
menarik di kalangan ahli hukum lingkungan (diluar maupun dalam negeri),
tetapi juga telah mempengaruhi secara mendasar konsep hukum yang berlaku.
Dalam perkembangan baru ini yang penting dikemukakan dalam
kaitannya dengan pembentukan hukum lingkungan nasional ialah peranan
hakim untuk melakukan pembaharuan hukum, melalui penafsiran hukum,
pengembangan doktrin sebagai sumber hukum baru, peran serta masyarakat
sebagai refleksi kesadaran hukum masyarakat, terutama untuk mengatasi
kelambanan pembentukan hukum baru melalui perundang-undangan.
Pembentukan hukum lingkungan baru yang demikian akan diuraikan melalui
beberapa putusan hakim (baik nasional maupun hukum asing) yang
mempengaruhi perkembangan hukum lingkungan nasional sebagai salah satu
bentuk perkembangan dari konsep penegakan hukum lingkungan indonesia,
ialah hak menggugat dari masyarakat atau iustandi dalam perkara lingkungan.
Masalah ius tandi atau lazim pula disebut sebagai standing to sue di negaranegara common law system merupakan salah satu pokok perdebatan yang
mempengaruhi tata peradilan di bidang hukum lingkungan.

Dibahas dari keputusan bahwa memang benar, peran serta dalam rangka
pengelolaan ligkungan hidup sebagaimana yang dimaksud pasal 6 ayat 1
tersebut, menurut ayat 2 masih akan diatur dengan peraturan perundangundangan. Namun, hal itu tidaklah berarti bahwa penggugat tidak mempunyai
kepentingan sehingga tidak ada dasarnya untuk mengajukan suatu gugatan,
sebab yang akan diatur suatu peraturan perundang-undangan adalah
mengenai bentuk peran sertanya dan tata caranya. Akan tetapi, hal tersebut
harus dibedakan dengan kriterium kepentingan untuk menggugat yang harus
dikaitkan dengan hak-hak subyektif.
Kelebihan Buku:
Buku ini menurut saya mudah di pahami penjelasannya dalam
menggunakan bahasa Indonesia dan juga tidak berbelit-belit menggunakan
bahasa yang susah, sehingga ketika pembaca membaca isi buku ini mudah
memahaminya dari synopsis yang di tulis di buku ini. Tampilan buku ini juga
dikatakan lumayan menarik dan juga mungkin cocok dengan permasalahan
saat ini mengenai masalah yang sedang terjadi dan solusi penyelesaian
pendapat ini juga ada di dalam isi buku ini.
Kekurangan Buku:
Buku ini di dalamnya mungkin kurang menarik dikarenakan hanya
tulisan-tulisan saja tidak ada gambar yang menggambarkan maksud dari
penjelasan di dalam buku yang di jelaskan, sehingga pembaca mungkin ada
yang membaca tapi belum bisa menggambarkan tujuan penjelasan isi buku ini.
Buku ini banyak istilah English yang tidak ada keterangannya apa yang di
maksudkan isi buku ini.
Mungkin buku ini apabila isinya dengan banyak istilah English nya itu
diperjelas mungkin akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan mungkin
juga apabila di dalam isi buku ini ada gambar-gambar yang mungkin juga bisa
lebih mendukung si pembaca untuk memahami isi dari buku ini dengan
gambar-gambar yang dapat menggambarkan penjelasan di dalam buku ini
karena saya lihat hanya tulisan-tulisan saja tanpa ada sesekali gambar satupun
di dalam buku ini.

Lampiran