ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSA. docx

ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO
PUBLIC DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
(Studi Pada Bursa Efek Indonesia)
Anjar Andhika Sary
Manajemen
Email: anjarandhikasary@gmail.com

Hery Prasetya
Muliawan Hamdani
ABSTRACT
Forces of globalization and rapid technological change resulting in fluctuating world.
Entering the era of free trade, competition among companies is getting harder. The impact is no
more distance or obstructions that restrict all business activities. This resulted in many small
companies who have gone bankrupt, while large companies are always trying hard to survive,
therefore every company is challenged to design strategies that can be used to maintain its
existence, one of which is to improve the performance of the company and strengthen the
conditions or financial condition of a company's capital through the expansion. The company
prefers external expansion through merger or acquisition than internal expansion efforts, the
reason being as a strategy to achieve corporate objectives which the company does not need to
start by building a new company from scratch. The acquisition will have a positive impact if the
company has a capital and good financial performance. Profitability of the company will influence

policy on investment that investors do, the company's ability to generate profits will be able to
attract investors to invest their funds in order to expand their business, but if a low level of
profitability that will result in the opposite. Based on these conditions, researchers interested in
studying the differences in the profitability analysis of lifting the title publicly traded
manufacturing company in Indonesia before and after the acquisition. The Research aims to
differences profitability before and after acquisition. The profitability performance that used in this
research proxied with ROE, ROI, NPM, OPM and GPM ratio. The populations in this research is
all go public companies which did acquition about 2009-2011. The study sample was determined
by purposive sampling to obtain a sample of 9 companies. Analysis method using non-parametric
statistical test is the Wilcoxon test. The result showed that no significant differences from
company’s profitability as measured by ROE, ROI, NPM, OPM dan GPM for a period of one year
before and one year after the acquisition. The results of research conducted to identify the purpose
of the acquisition is economical to obtain synergies are not achieved.
Keyword : Acquisition, Profitability.

1. Pendahuluan
Latar Belakang

Dunia mengalami fluktuasi yang
dipengaruhi oleh kekuatan globalisasi dan

perubahan teknologi secara cepat, yang
mengakibatkan
perusahaan
mengalami
persaingan ketat. Memasuki era perdagangan
1

bebas, persaingan diantara perusahaan
semakin keras. Dampak dari perkembangan
pesat dibidang teknologi informasi dan
telekomunikasi mengakibatkan tidak ada lagi
jarak atau halangan yang membatasi semua
aktivitas bisnis. Hal ini berakibat pada
banyaknya perusahaan-perusahaan kecil dan
menengah di indonesia yang mengalami
gulung tikar, sedangkan perusahaanperusahaan besar masih bertahan dan selalu
berusaha keras agar tetap bertahan. Setiap
perusahaan ditantang untuk dapat merancang
strategi yang akan digunakannya agar dapat
mempertahankan eksistensinya. Salah satu

strategi yang dilakukan oleh perusahaan
adalah
dengan
memperbaiki
kinerja
perusahaannya dan memperkuat kondisi
finansial atau kondisi permodalan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Salah satu cara untuk meningkatkan
kinerja keuangan agar menjadi perusahaan
yang kuat dapat dilakukan melalui ekspansi
(perluasan usaha). Menurut Rahmawati
(2007) ekspansi dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu ekspansi internal dan ekspansi
eksternal. Ekspansi internal ini dapat
dilakukan dengan menambah kapasitas
pabrik, menambah unit produksi, atau dengan
menambah divisi baru. Sedangkan ekspansi
eksternal dilakukan pada saat perusahaan
bergabung dengan perusahaan lain. Dari

waktu kewaktu perusahaan lebih menyukai
ekspansi eksternal melalui penggabungan
usaha atau pengambil alihan usaha dibanding
ekspansi internal. Alasannya karena sebagai
strategi
untuk
mewujudkan
tujuan
perusahaan dimana perusahaan tidak perlu
memulai dengan membangun perusahaan
baru dari awal.
Penggabungan usaha adalah penyatuan
dua atau lebih perusahaan yang terpisah
menjadi satu, dimana satu perusahaan
menyatu dengan perusahaan lain atau
mempunyai kendali atas aktiva sekaligus
operasi perusahaan (Utami,2013).
Suad
Husnan
(1998:648-649)

menyatakan terdapat tiga prosedur dasar yang
dapat
dilakukan
perusahaan
untuk
mengambil alih perusahaan lain yaitu:

1. Merger atau Konsolidasi. Istilah
merger
sering
dipergunakan
untuk
menunjukkan penggabungan dua perusahaan
atau lebih dan kemudian tinggal nama salah
satu perusahaan yang bergabung. Konsolidasi
menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih dan nama dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung
tersebut hilang, kemudian muncul nama baru
dari perusahaan gabungan.

2. Akuisisi saham. Akuisisi saham
dengan membeli saham perusahaan tersebut,
baik secara tunai ataupun menggantinya
dengan sekuritas lain (saham atau obligasi).
3. Akuisisi
aset.
Akuisisi
aset
perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan
lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan
tersebut.
Wild dkk (2005), dalam Utami (2013)
penggabungan usaha (akuisisi) dapat
meningkatkan citra perusahaan, potensi
pertumbuhan, kesejahteraan perusahaan.
Akuisisi akan berdampak positif jika
perusahaan memiliki modal dan kinerja
keuangan yang baik. Selain itu, sangat
memungkinkan
terjadinya

peningkatan
volume penjualan yang didorong dengan
bergabungnya pelanggan perusahaan yang
diambil alih, serta menjamin sumber
keuangan
perusahaan
setelah
pengambilalihan maka keuntungan yang
diperoleh perusahaan berasal pendapatan
yang diterima dari kegiatan operasionalnya
akan
meningkat.
Suksesnya
akuisisi
diantaranya diukur dengan tercapainya
peningkatan nilai perusahaan pasca akuisisi,
hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan
yang tercantum dalam laporan keuangan
perusahaan.
Dari tabel 1 (Lampiran) dapat

disimpulkan perusahaan lebih tertarik
melakukan akuisisi. Alasannya karena
akuisisi dianggap jalan cepat untuk
mewujudkan tujuan perusahaan dimana
perusahaan tidak perlu memulai dari awal
suatu bisnis baru. Akuisisi juga dianggap
dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai
keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang
lebih besar dari pada penjumlahan nilai
masing-masing perusahaan sebelum akuisisi.
2

Selain itu akuisisi dapat memberikan banyak
keuntungan bagi perusahaan antara lain
peningkatan kemampuan dalam pemasaran,
riset, skill manajerial, transfer teknologi dan
efisiensi berupa penurunan biaya produksi
(Hitt, 2002).
Sebagaimana yang dikatakan Munawir
(2002), dalam Rahmawati (2007) bahwa

rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain, dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik buruknya keadaan
atau posisi keuangan suatu perusahaan,
terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan
dengan
angka
rasio
pembanding yang digunakan sebagai
standard.
Menurut Kasmir (2011), dalam Utami
(2013) rasio profitabilitas untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat
efektivitas
manajemen
suatu
perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang
dihasilkan dari penjualan atau pendapatan
investasi.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
memastikan perbedaan yang profitabilitas
perusahaan di Indonesia. Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Akuisisi, meliputi sebelum akuisisi dan
sesudah akuisisi. Sementara itu variabel
independennya adalah rasio profitabilitas,
yang meliputi Return On Equity (ROE),
Return On Invesment (ROI), Net Profit
Margin (NPM), Operating Profit Margin

(OPM) dan Gross Profit Margin (GPM).
Menurut Lukas (2003) dalam bukunya
manajemen keuangan, akuisisi berasal dari
kata kerja “acquire” (bahasa latin) yang
berarti memperoleh, mengambil alih.
Akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan
sebagai pengambil alihan kepemilikan atau
pengendalian atas saham atau asset suatu
perusahaan oleh perusahaan lain dan dalam
peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih

atau yang diambil alih tetap eksis sebagai
badan hukum yang terpisah.
Menurut Martono dan Agus (2005:53)
dalam bukunya Manajemen Keuangan. Rasio
profitabilitas (rasio keuntungan) atau
rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya.
Return on equity adalah pengembalian
atas ekuitas, rasio ini mengukur seberapa
banyak keuntungan yang menjadi hak
pemilik modal sendiri. Oleh karena itu
dipergunakan angka laba setelah pajak.
Angka modal sendiri juga sebaikkanya
dipergunakkan angka rata-rata (Husnan,
1998:564).
Return on invesment adalah Tingkat
pengembalian atas investasi, rasio ini
menunjukkan seberapa banyak laba bersih
yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan
yang dimiliki perusahaan. Karena itu
dipergunakkan angka laba setelah pajak dan
(rata-rata) kekayaan perusahaan (Husnan,
1998:565).
Net profit margin menggambarkan
perimbangan antara laba bersih sesudah
bunga dan pajak (earning after taxes) dengan
sales. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
kegiatan operasi perusahaan semakin baik,
begitu juga sebaliknya (Sudiyatno, 1997:45).
Operating Profit Margin atau Margin
laba bersih menggambarkan perimbangan
antara operating income dengan sales.
Operating income merupakan tingkat
keuntungan yang benar-benar dihasilkan dari
operasi perusahaan. Sehingga keuntungan ini
merupakan keuntungan murni yang diperoleh
perusahaan dengan mengabaikan kewajiban
tetap berupa bunga dan pembayaran pajak
kepada pemerintah. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin baik kegiatan operasi
perusahaan,
begitu
juga
sebaliknya
(Sudiyatno, 1997:45).
Menurut Martono dan Agus (2005:59)
Gross profit margin merupakan rasio antara
laba kotor dengan penjualan bersih. Semakin
tinggi rasio ini total penjualan dan laba kotor
yang diterima perusahaan akan mengalami
peningkatan, bila gross profit margin rendah
3

maka total penjualan dan laba
perusahaan yang diterima sedikit.

kotor

Menurut Suad dan Enny (2012),
dengan akuisisi perusahaan bisa memperoleh
keuntungan yaitu sinergi. Selain itu akuisisi
juga memperoleh efisiensi dan dapat
memperluas pasar. Melalui akuisisi dengan
cara
horizontal,
vertikal
maupun
konglomerasi
diharapkan
dapat
meningkatkan efisiensi, maka diharapkan
profitabilitas
perusahaan
meningkat.
Beberapa penelitian tentang hubungan antara
akuisisi terhadap rasio profitabilitas dalam
analisis kinerja keuangan sebelum dan
sesudah akuisisi antara lain. Rahmawati
(2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh
merger dan akuisisi terhadap kinerja
keuangan perusahaan manufaktur go publik
di indonesia, hasil penelitian bahwa untuk
periode dua tahun sebelum dan satu tahun
sesudah merger dan akuisisi menunjukkan
perbedaan
signifikan
dengan
rasio
profitabilitas yaitu Gross Profit Margin
(GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net
Profit Margin (NPM), Return On Invesment
(ROI), dan Return On Equity (ROE). Untuk
periode satu tahun sebelum dan dua tahun
sesudah merger dan akuisisi rasio
profitabilitas dari Gross Pofit Margin (GPM),
Operating Profit Margin (OPM), dan Net
Profit Margin (NPM) menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan.
Likur (2007) dalam penelitiannya
tentang pengaruh pengakuisisi terhadap
kinerja perusahaan dan volume perdagangan
saham, hasil penelitian ini pada rasio
profitabilitas yaitu Gross Profit Margin
(GPM) tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara sebelum dan sesudah
akuisisi, akan tetapi pada Operating Profit
Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM)
dan Return On Invesment (ROI) terdapat
perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa
proses akuisisi memberikan dampak positif
pada perusahaan.
Utami
(2013)
juga
melakukan
penelitian tentang pengaruh akuisisi terhadap
profitabilitas perusahaan pengakuisisi, namun
berbeda dengan Rahmawati (2007) dan
Likur (2007), hasil penelitian ini menunjukan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
dari profitabilitas perusahaan yang diukur
dengan Return On Equity (ROE), Return On
Invesment (ROI), Gross Pofit Margin (GPM),
Operating Profit Margin (OPM), Net Profit
Margin (NPM) untuk periode satu tahun
sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi.
Robert (2009) dalam analisis kinerja
profitabilitas dan nilai pasar perusahaan
sebelum dan sesudah akuisisi dengan alat
analisis uji beda t-test, hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
kinerja
rasio
profitabilitas yaitu Operating Profit Margin
(OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On
Invesment (ROI) dan Return On Equity
(ROE) sesudah akuisisi menurun. Sedangkan
nilai pasar dalam penelitian ini yaitu Trading
Volume Activity (TVA) dan Average Trading
Volume Activity (ATVA) meningkat, akan
tetapi penurunan dan peningkatan tersebut
tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan.
Hasil penelitian dari Idrus dan Irma
(2010) yang melakukan penelitian tentang
analisis kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
secara umum menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada seluruh rasio
keuangan yaitu rasio likuiditas dengan
Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR),
rasio Leverage dengan Debt to Total Asset
(DTA) dan Debt to Total Equity (DTE), rasio
aktivitas dengan Total Asset Turn Over
(TATO), termasuk rasio profitabilitas dengan
Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE) dan Operating Profit Margin (OPM).
Perbedaan penelitian atau research
gap yang telah dipaparkan diatas dapat
dijadikan permasalahan dalam penelitian ini,
tetapi selain dari research gap yang ada
permasalahan juga dapat dilihat dari data
empiris kinerja profitabilitas melalui rasiorasio profitabilitas pada perusahaan di Bursa
Efek Indonesia (BEI), peneliti mengajukan
beberapa variabel independen (X) dalam
penelitian ini yaitu Return on equity (ROE),
Return on invesment (ROI), Net profit
margin (NPM), Operating profit margin
(OPM), dan Gross profit margin (GPM), dan
sebagai variabel dependen (Y) adalah akuisisi

4

meliputi
akuisisi.

sebelum

akuisisi

dan sesudah

Banyak penelitian telah meneliti
tentang dampak dari merger dan akuisisi
terhadap kinerja perusahaan akan tetapi
hasilnya tidak konsisten. Penelitian ini akan
memfokuskan pada akuisisi dikarenakan
penggabungan sempel merger dan akuisisi
akan menyebabkan bias dalam kesimpulan
dan laporan keuangan antara perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi berbeda
secara keseluruhan.
Berdasarkan paparan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul
“Analisis
Perbedaan
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Go
Public di Indonesia Sebelum dan Sesudah
Akuisisi (Studi pada Bursa Efek
Indonesia)”.

Perumusan Masalah
Menurut Kurnia (2009), dalam
perumusan masalah atau research problem
diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri
maupun kedudukannya sebagai fenomena
yang saling terkait diantara fenomena yang
satu dengan yang yang lainnya, baik sebagai
penyebab maupun sebagai akibat. Perumusan
masalah bertujuan agar penelitian dapat
dilaksanakan secara terperinci dan sistematis,
disamping itu juga dapat memberikan
gambaran tentang penelitian.
Berdasarkan uraian dari latar belakang
persoalan yang timbul adalah sejauh mana
para pemilik perusahaan mampu menjadikan
perusahaan untuk selalu mempertahankan
eksistensinya dengan strategi memperbaiki
kinerja perusahaan, memperkuat kondisi
finansial atau kondisi permodalan yang
dimiliki oleh perusahaan agar dapat
berkembang dan berdaya saing dalam
menjalankan bisnisnya. Selain itu mampukah
pemilik perusahaan melakukan prediksi
terhadap perusahaan-perusahaan yang akan
dijadikan sebagai perusahaan pengakuisisi
atau diakuisisi untuk meningkatkan kinerja

profitabilitasnya dan faktor atau variabel apa
saja yang mungkin dapat dijadikan indikator
sehingga motivasi melakukan akuisisi untuk
mendatangkan sinergi dapat dicapai. Dengan
demikian pemilik perusahaan dapat terhindar
dari akuisisi yang memberikan kerugian.
Menurut Suad Dan Enny (2012),
dengan akuisisi perusahaan bisa memperoleh
keuntungan yaitu sinergi, memperoleh
efisiensi dan dapat memperluas pasar serta
kemudian
diharapkan
profitabilitas
perusahaan meningkat. Kondisi yang terjadi
saat ini adalah pengusaha atau manajer yang
menginginkan menambah efisiensi kinerja
perusahaan,
dan
juga
meningkatkan
profitabilitas perusahaan, bahkan menjadikan
perusahaannya memperoleh keuntungan
sinergi, baik pemasaran, distribusi dan nilai
bagi perusahaan melaui akuisisi, seringkali
menggunakan informasi yang berasal dari
laporan keuangan yang berupa rasio-rasio
keuangan untuk pengambil keputusan
akuisisi. Namun, berbagai penelitian yang
ada justru memberikan hasil yang berbedabeda.
Penelitian-penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi hubungan akuisisi
terhadap rasio profitabilitas dalam analisis
kinerja keuangan sebelum dan sesudah
akuisisi masih memberikan hasil yang
kontradiktif dan masih menunjukkan adanya
research gap, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Likur (2007), hasil penelitian
pada rasio profitabilitas yaitu Gross Profit
Margin (GPM) tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah
akuisisi, akan tetapi pada Operating Profit
Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM)
dan Return On Invesment (ROI) terdapat
perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa
proses akuisisi memberikan dampak positif
pada perusahaan. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
(2007), hasil penelitian menunjukkan
perbedaan
signifikan
dengan
rasio
profitabilitas yaitu Gross Profit Margin
(GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net
Profit Margin (NPM), Return On Invesment
(ROI), dan Return On Equity (ROE). Namun,
hasil penelitian Idrus dan Irma (2010) secara
umum menunjukkan tidak terdapat perbedaan
5

yang signifikan pada seluruh rasio keuangan,
termasuk rasio Profitabilitas dengan Return
On Asset (ROA), Return On Equity (ROE)
dan Operating Profit Margin (OPM).
Penelitian dari Utami (2013), hasil penelitian
ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan dari profitabilitas perusahaan
yang diukur dengan Return On Equity
(ROE), Return On Invesment (ROI), Gross
Pofit Margin (GPM), Operating Profit
Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM)
untuk periode satu tahun sebelum dan dua
tahun sesudah akuisisi.
Dari latar belakang permasalahan yang
ada, dan pandangan teori motivasi dari
akuisisi, serta melihat dari beberapa
penelitian terdahulu yang tidak konsisten,
menghasilkan perbedaan antara teori dan
kenyataan pada data empiris dari rata-rata
kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi,
maka masalah yang diteliti selanjutnya dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan Return On
Equity (ROE) sebelum dan sesudah
akuisisi.
2. Apakah terdapat perbedaan Return on
Invesment (ROI) sebelum dan sesudah
akuisisi.
3. Apakah terdapat perbedaan Net Profit
Margin (NPM) sebelum dan sesudah
akuisisi.
4. Apakah terdapat perbedaan Operating
Profit Margin (OPM) sebelum dan
sesudah akuisisi.
5. Apakah terdapat perbedaan Gross profit
Margin (GPM) sebelum dan sesudah
akuisisi.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal
yang diperoleh setelah penelitian selesai.
(Suharsimi
Arikunto,2002:51).
Tujuan
penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memastikan perbedaan Return On
Equity (ROE) sebelum dan sesudah
akuisisi.

2. Untuk memastikan perbedaan Return On
Invesment (ROI) sebelum dan sesudah
akuisisi.
3. Untuk memastikan perbedaan Net Profit
Margin (NPM) sebelum dan sesudah
akuisisi.
4. Untuk memastikan perbedaan Operating
Profit Margin (OPM) sebelum dan
sesudah akuisisi.
5. Untuk memastikan perbedaan Gross
Profit Margin (GPM) sebelum dan
sesudah akuisisi.
2. Metode Penelitian
Data
Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan melakukan akuisisi
antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Sampel penelitian sebanyak 9 perusahaan,
dan metode yang digunakan adalah
purposive
sampling
yaitu
metode
pengambilan
sampel
dengan
cara
menetapkan kriteria-kriteria.
Kriteria yang digunakan adalah
Perusahaan termasuk industri manufaktur
yang sahamnya terdaftar aktif di Bursa Efek
Indonesia. Data diambil dari data satu tahun
sebelum akuisisi dan satu tahun sesudah
akuisisi. Menerbitkan laporan keuangan
teraudit secara lengkap selama satu tahun
berturut-turut sebelum akuisisi dan satu tahun
setelah akuisisi dengan periode yang berakhir
per 31 Desember. Menggunakan mata uang
Indonesia dalam pelaporan keuangannya.
Waktu penelitian di lakukan pada periode
Agustus 2013 – April 2014. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah
ada, meliputi: teknik dokumentasi, yaitu
mengkopi data laporan keuangan perusahaan
manufaktur go public tahun 2009-2011 yang
tersedia pada IDX Semarang dan melalui
studi pustaka, yaitu metode pengumpulan
data dengan acuan data atau informasi yang
diperoleh melalui jurnal dan literatur. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel
2 (Lampiran).
6

Teknik Analisis
Dalam penelitian ini metode yang
digunakan untuk menganalisis data adalah
analisis kuantitatif dan analisis statistik
deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis
kuantitatif
dilakukan dengan cara
menganalisis suatu permasalahan yang
diwujudkan dengan pernyataan-pernyataan
tentang hasil penelitian berdasarkan teoriteori yang dikemukakan oleh para ahli.
Analisis ini dimulai dengan menguji
normalitas variabel-variabel yang digunakan
dalam
penelitian.
Sehingga
dapat
menentukan
uji
parametrik
atau
nonparametrik yang akan digunakan. Setelah
uji normalitas dilakukan, maka selanjutnya
dilakukan analisis data yang menyangkut
perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah
akuisisi yang diproksikan melalui rasio
keuangan. Analisis statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, variance, maksimum,
minimum, sum(jumlah sampel), range,
kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi), (Ghozali, 2006:19). Hal ini
dilakukan berfungsi untuk memenuhi
karakteristik sampel yang digunakan serta
memberikan gambaran dan informasi tentang
data variabel-variabel penelitian berupa tabel
statistik deskriptif melalui syarat untuk
dijadikan sampel penelitian. Untuk menguji
hipotesis penelitian ini menggunakan uji
statistik nonparametrik yaitu uji wilcoxon
signed ranks test (test ranking-bertanda
Wilcoxon). Pemakaian uji ini dikarenakan
data yang digunakan tidak berdistribusi
normal dan jumlah data hanya sedikit.
3. Hasil dan Pembahasan
Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan pada Tabel 3 penilaian
statistika deskriptif mengenai perubahan
Return On Equity (ROE) sebelum dan
sesudah pelaksanaan akuisisi, diketahui nilai
mean dari sebelum akuisisi ROE adalah
9,2189 sedangkan nilai mean dari ROE
sesudah akuisisi adalah 8,0456. Dari data
tersebut, dapat dijelaskan bahwa sebelum
akuisisi setiap dana yang berasal dari
kemampuan modal perusahaan dalam ROE

rata-rata
dalam
satu
tahun
dapat
menghasilkan laba sebesar 9,2189%, maka
setelah akuisisi setiap kemampuan modal
perusahaan dalam ROE rata-rata dalam satu
tahun dapat menghasilkan laba sebesar
8,0456%. Sedangkan standar deviasi ROE
sebelum akuisisi diketahui sebesar 22,44912
dan standar deviasi ROE sesudah akuisisi
diketahui sebesar 12,30493. Sedangkan nilai
minimum ROE sebelum akuisisi sebesar
-39,50 terletak pada perusahaan PT. Island
Concepts Indonesia Tbk., nilai minimum
ROE sesudah akuisisi sebesar -12,12 terletak
pada perusahaan PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Untuk nilai maksimum
ROE sebelum akuisisi sebesar 38,22 terletak
pada perusahaan PT. Medco Energi
Internasional Tbk., nilai maksimum ROE
sesudah akuisisi sebesar 30,99 terletak pada
perusahaan PT. JAPFA Tbk.
Statistika
deskriptif
mengenai
perubahan Return On Investment (ROI)
sebelum dan sesudah pelaksanaan akuisisi,
dapat dilihat nilai mean dari sebelum akuisisi
ROI adalah 5,45 sedangkan nilai mean dari
ROI sesudah akuisisi adalah 5,3678. Artinya
jika sebelum akuisisi setiap dana dalam satu
tahun
yang
diinvestasikan
rata-rata
menghasilkan keuntungan sebesar 5,45%,
maka sesudah akuisisi setiap dana yang
diinvestasikan
dapat
menghasilkan
keuntungan rata-rata dalam satu tahun
sebesar 5,3678%. Sedangkan standar deviasi
ROI sebelum akuisisi diketahui sebesar
8,28850 dan standar deviasi ROI sesudah
akuisisi
diketahui
sebesar
6,32463.
Sedangkan nilai minimum ROI sebelum
akuisisi sebesar -9,43 terletak pada
perusahaan PT. Island Concepts Indonesia
Tbk., nilai minimum ROI sesudah akuisisi
sebesar -5,18 terletak pada perusahaan PT.
Chandra Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai
maksimum ROI sebelum akuisisi sebesar
14,15 terletak pada perusahaan PT. Medco
Energy Internasional Tbk., nilai maksimum
ROI sesudah akuisisi sebesar 15,48 terletak
pada perusahaan PT. JAPFA Comfeed
Indonesia Tbk.
Statistika
deskriptif
mengenai
perubahan Net Profit Margin (NPM) dapat
dilihat nilai mean dari sebelum akuisisi NPM
adalah 0,1256 sedangkan nilai mean dar
7

NPM sesudah akuisisi adalah 0,0633. Artinya
jika sebelum akuisisi setiap dana penjualan
bersih perusahaan akan menghasilkan
keuntungan netto rata-rata sebesar 0,1256%,
maka sesudah akuisisi setiap dana penjualan
bersih perusahaan hanya menghasilkan
keuntungan netto rata-rata dalam satu tahun
sebesar 0,0633%. Sedangkan standar deviasi
NPM sebelum akuisisi diketahui sebesar
0,18829 dan standar deviasi NPM sesudah
akuisisi
diketahui
sebesar
0,08367.
Sedangkan nilai minimum NPM sebelum
akuisisi sebesar -0,12 terletak pada
perusahaan PT. Island Conceps Indonesia
Tbk., nilai minimum NPM sesudah akuisisi
sebesar -0,04 terletak pada perusahaan PT.
Chandra Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai
maksimum NPM sebelum akuisisi sebesar
0,47 dan nilai maksimum NPM sesudah
akuisisi sebesar 0,21 terletak pada
perusahaan keduanya PT. Indika Energy Tbk.
Untuk Statistika Deskriptif Operating
Profit Margin (OPM), nilai mean dari
sebelum akuisisi OPM adalah 0,0678
sedangkan nilai mean dari OPM sesudah
akuisisi adalah 0,0811. Artinya jika sebelum
akuisisi setiap dana dari biaya operasional
yang dikeluarkan perusahaan rata-rata dalam
satu tahun akan menghasilkan laba sebesar
0,0678%, maka sesudah akuisisi setiap dana
biaya
operasional
yang
dikeluarkan
perusahaan hanya menghasilkan keuntungan
rata-rata dalam satu tahun sebesar 0,0811%.
Sedangkan standar deviasi OPM sebelum
akuisisi diketahui sebesar 0,12706 dan
standar deviasi OPM sesudah akuisisi
diketahui sebesar 0,08810. Sedangkan nilai
minimum OPM sebelum akuisisi sebesar
-0,16 terletak pada perusahaan PT.
Indonesian Paradise Property Tbk., nilai
minimum OPM sesudah akuisisi sebesar
-0,03 terletak pada perusahaan PT. Chandra
Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai
maksimum OPM sebelum akuisisi sebesar
0,27 terletak pada perusahaan PT. Medco
Energi Internasional Tbk., nilai maksimum
OPM sesudah akuisisi sebesar 0,23 terletak
pada perusahaan PT. Aneka Tambang
(Persero) Tbk.
Sedangkan untuk Gross Profit Margin
(GPM), nilai mean dari sebelum akuisisi
GPM adalah 0,2422 sedangkan nilai mean

dar GPM sesudah akuisisi adalah 0,2444.
Artinya jika sebelum akuisisi setiapdana dari
total
penjualan
perusahaan
akan
menghasilkan laba kotor rata-rata dalam satu
tahun sebesar 0,2422%, maka sesudah
akuisisi setiap dana dari total penjualan
perusahaan rata-rata dalam satu tahun hanya
menghasilkan laba kotor sebesar 0,2444%.
Sedangkan standar deviasi GPM sebelum
akuisisi diketahui sebesar 0,16192 dan
standar deviasi GPM sesudah akuisisi
diketahui sebesar 0,22018. Sedangkan nilai
minimum GPM sebelum akuisisi sebesar
0,07 terletak pada perusahaan PT. Chandra
Asri Petrochemical Tbk., nilai minimum
GPM sesudah akuisisi sebesar 0,01 juga
terletak pada perusahaan PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Untuk nilai maksimum
GPM sebelum akuisisi sebesar 0,58 terletak
pada perusahaan PT. Indonesian Paradise
Property Tbk., nilai maksimum GPM sesudah
akuisisi sebesar 0,76 terletak juga pada
perusahaan PT. Indonesian Paradise Property
Tbk. Hal ini memperlihatkan tidak terdapat
perbedaan ROE, ROI, NPM, OPM dan GPM
baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan
akuisisi.
Tabel 3. Analisis Deskriptif
Variabel
Roe sbl
Roe sdh

N Min
9 -39.50
9 -12.12

Roi sbl
Roi sdh

9 -9.43
9 -5.18

Npm sbl
Npm sdh
Opm sbl
Opm sdh
Gpm sbl
Gpm sdh

9
9
9
9
9
9

-.12
-.04
-.16
-.03
.07
.01

Max
38.2
2
30.9
9
14.1
5
15.4
8
.47
.21
.27
.23
.58
.76

Mean
9.218
9
8.045
6
5.450
0
5.367
8
.1256
.0633
.0678
.0811
.2422
.2444

Std. Dev
22.44912
12.30493
8.28850
6.32463
.18829
.08367
.12706
.08810
.16192
.22018

Pengujian Hipotesis (Uji Wilcoxon)
Untuk
mengetahui
perbedaan
profitabilitas perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon
Signed Ranks Test (Test Rangking-Bertanda
Wilcoxon) dengan tingkat kesalahan/taraf
signifikansi 5%. Berdasarkan
hasil
8

perhitungan
dengan
SPSS
dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks
Test (Test Rangking-Bertanda Wilcoxon)
didapatkan hasil perhitungan seperti yang
ditujukan dalam tabel 4 (Lampiran).
Pembahasan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian untuk
membuktikan adanya perbedaan kinerja
profitabilitas yang diproksikan dengan ROE,
ROE, NPM, OPM dan GPM baik sebelum
maupun sesudah pelaksanaan akuisisi.
Berdasarkan pengujian pertama didapatkan
bahwa Return On Equity (ROE) dalam uji
Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z
sebesar
-0,889
dengan
probabilitas
signifikansi sebesar 0,374 (two tailed).
Karena probabilitas signifikansi 0,374 > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan secara signifikan antara ROE
sebelum dan sesudah akuisisi pada
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel.
Artinya adanya akuisisi tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROE. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan antara ROE sebelum dan sesudah
akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini
maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan terhadap ROE pada
perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan
diterima.
Adapun untuk Return On Investment
(ROI) dalam uji Wilcoxon Signed Ranks Test
diperoleh nilai Z sebesar -0,415 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0,678 (two
tailed). Karena probabilitas signifikansi
0,678 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan secara signifikan
antara ROI sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel. Artinya adanya akuisisi tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROI.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipotesis kedua yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan antara ROI
sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti.
Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol
yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan terhadap ROI pada perusahaan
sesudah akuisisi dinyatakan diterima.

Pengujian terhadap Net Profit Margin
(NPM) sebelum akuisisi mempunyai nilai
rata-rata sebesar 0,1256 dibandingkan dengan
NPM dalam uji Wilcoxon Signed Ranks Test
diperoleh nilai Z sebesar -0,711 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0,477 (two
tailed). Karena probabilitas signifikansi
0,477 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan secara signifikan
antara NPM sebelum dan sesudah akuisisi
pada perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel. Artinya adanya akuisisi tidak
berpengaruh signifikan terhadap NPM.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan antara NPM
sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti.
Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol
yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan terhadap NPM pada perusahaan
sesudah akuisisi dinyatakan diterima.
Pengujian terhadap Operating Profit
Margin (OPM) dalam uji Wilcoxon Signed
Ranks Test diperoleh nilai Z sebesar -0,059
dengan probabilitas signifikansi sebesar
0,953 (two tailed). Karena probabilitas
signifikansi 0,953 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
secara signifikan antara OPM sebelum dan
sesudah akuisisi pada perusahaan-perusahaan
yang menjadi sampel. Artinya adanya
akuisisi tidak berpengaruh signifikan
terhadap OPM. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat
yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
antara OPM sebelum dan sesudah akuisisi
tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini maka
hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan terhadap OPM pada
perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan
diterima.
Sedangkan untuk pengujian terhadap
Gross Profit Margin (GPM) dalam uji
Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z
sebesar
-0,297
dengan
probabilitas
signifikansi sebesar 0,766 (two tailed).
Karena probabilitas signifikansi 0,766 > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan secara signifikan antara GPM
sebelum dan sesudah akuisisi pada
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel.
Artinya adanya akuisisi tidak berpengaruh
9

signifikan terhadap GPM. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kelima yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan antara GPM sebelum dan sesudah
akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini
maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan terhadap GPM pada
perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan
diterima.
Hasil penelitian menunjukkan tidak
adanya perbedaan profitabilitas perusahaan
yang signifikan untuk periode sebelum dan
sesudah akuisisi. Hal ini berarti, untuk
memicu kinerja profitabilitas yang semakin
baik tidak tercapai. Tidak terdapat perbedaan
baik sebelum maupun sesudah akuisisi
dikarenakan periode pengamatan dalam
penelitian ini hanya satu tahun sebelum dan
satu tahun sesudah pelaksanaan akuisisi.
Karena
untuk
melihat
perbedaan
produktifitas perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi dibutuhkan periode waktu
pengamatan yang lebih panjang. Hal ini dapat
diketahui dari nilai probabilitas masingmasing rasio tersebut yang lebih besar dari
nilai pada tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).
Tidak adanya perbedaan yang signifikan
tersebut dimungkinkan terjadi karena tidak
terdapat perbedaan profitabilitas atau laba
perusahaan baik dari investasi maupun dari
penjualan dalam efisiensi operasi perusahaan,
perusahaan tidak melakukan pemanfaatan
fasilitas penghematan pajak atau karena tidak
terdapat perubahan besarnya beban bunga
utang yang harus dibayar perusahaan akibat
dilakukannya akuisisi.
Hasil penelitian terhadap perbedaan
produktifitas perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi yang diproksikan melalui
indikator OPM, ROE, ROI, NPM, dan GPM
sesuai dengan penelitian Robert (2009) yang
meniliti profitabilitas dengan indikator OPM,
ROE, ROI, NPM dan nilai pasar dengan dua
indikator Price Earning Rasio (PER), Price
to Book Value Rasio (PBVR), dimana hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa untuk
profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi
tidak
menunjukkan
perbedaan
yang
signifikan. Hasil penelitian ini juga konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Utami (2013) yang menunjukkan bahwa
seluruh rasio yang diteliti menunjukkan tidak

adanya perbedaan sebelum dan sesudah
akuisisi.
Akuisisi
yang
dilakukan
tidak
menimbulkan sinergi bagi perusahaan baik
perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan
yang diakuisisi, penyebabnya adalah antara
lain dari lemahnya strategi yang diterapkan,
pemilihan perusahaan target yang kurang
tepat, kemungkinan perusahaan kurang
berpengalaman dalam melakukan akuisisi,
serta adanya faktor non ekonomis yaitu untuk
menyelamatkan
perusahaan
dari
kebangkrutan. Ada alasan lain mengapa ini
bisa terjadi kemungkinan karena lemahnya
strategi dan tidak dapat meminimalisasikan
resiko yang akan dihadapi perusahaan dimasa
yang akan datang.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah disampaikan
sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah : 1) Secara umum
hasil penelitian ini menunjukkan untuk
periode pengamatan satu tahun sebelum dan
satu tahun sesudah akuisisi seluruh hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini
membuktikan bahwa kinerja profitabilitas
yang diproksikan dengan ROE, ROI, NPM,
OPM dan GPM ditolak yang artinya tidak
terdapat perbedaan baik sebelum dan sesudah
pelaksanaan akuisisi. 2) Kinerja profitabilitas
perusahaan manufaktur go public di
Indonesia
ditinjau
dari
rasio-rasio
profitabilitas ROE, ROI, NPM, OPM dan
GPM, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah
dilakukannya akuisisi. Hal ini dapat diketahui
dari nilai probabilitas masing-masing rasio
tersebut yang lebih besar dari nilai pada
tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Tidak
adanya perbedaan yang signifikan tersebut
dimungkinkan terjadi karena tidak terdapat
perbedaan profitabilitas atau laba perusahaan
baik dari investasi maupun dari penjualan
dalam
efisiensi
operasi
perusahaan,
perusahaan tidak melakukan pemanfaatan
fasilitas penghematan pajak atau karena tidak
terdapat perubahan besarnya beban bunga
utang yang harus dibayar perusahaan akibat
dilakukannya akuisisi.

10

Saran
Setelah mendapat hasil dari penelitian
ini ada beberapa saran yang bisa dijadikan
saran untuk mengkaji ulang yaitu : 1)
Perusahaan, sebaiknya perusahaan yang akan
melakukan akuisisi hendaknya melakukan
analisis
yang
mendalam
sebelum
memutuskan melakukan akuisisi. Hal ini
perlu dilakukan agar dapat mencapai sinergi
dan resiko yang akan dihadapi perusahaan
pada masa yang akan datang dapat
diminimalisasi. 2) Peneliti selanjutnya, untuk
peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan
penelitian yang sama maka penulis
menyarankan pengukuran kinerja tidak hanya
menggunakan rasio keuangan dari kinerja
profitabilitas
saja
tetapi
juga
mempertimbangkan dari rasio likuiditas,
aktivitas, laverage, rasio pasar ataupun dari
aspek non ekonomis dan sebaiknya peneliti
selanjutnya
memperpanjang
periode
pengamatan,
sehingga
sinergi
dari
perusahaan yang melakukan akuisisi dapat
terlihat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Moin (2002), Merger, Akuisisi dan
Divertasi – Edisi I, Yogyakarta:
Ekonesia.
Arikunto Suharsimi (2002), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
– Edisi revisi V, Jakarta: Renika Cipta.
Atmaja, Lukas Setia (2003), Manajemen
Keuangan – Edisi Revisi, Yogyakarta:
Andi.
Bringham, Eugene F. & Joel F. Houston,
(2001), Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan – Edisi 8, Terjemahan Ali
Akbar Yulianto, Buku II, Jakarta:
Erlangga.
Ghozali, Imam (2006), Statistik Non
Parametrik Teori dan Aplikasi Dengan
Program SPSS – Cetakan III,
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam (2011), Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM
SPSS19 – Cetakan V, Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro.
Hasan, Iqbal (2008), Analisis Data
Penelitian Dengan Statistik, Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hitt, A Michael (2002), Merger dan Akuisisi:
Panduan Meraih Laba Bagi Para
Pemegang Saham – Edisi 1, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Husnan, Suad (1998), Manajemen Keuangan
Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek) – Buku 2, Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Idrus, Olivia dan Irma (2010), Analisis
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Merger &
Akuisisi (Studi Kasus pada Perusahaan
yang Terdaftar di BEI), Universitas
Terbuka, Semarang, Disertasi – Tidak
Untuk Dipublikasikan.
Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang
(1999), Metodologi Penelitian Bisnis:
Untuk Akuntansi dan Manajemen –
Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Kurnia, Ahmad (2009), Tentang Perumusan
Masalah. Bandung: Indeks.
Likur, Romi A. (2007), Pengaruh Akuisisi
Terhadap Kinerja perusahaan dan
Volume Perdagangan Saham (Studi
Pada Perusahaan Go Public di BEJ),
Jurnal Universitas Muhammadiah
Malang,
Tersedia
di
www.eprints.umm.ac.id.
Martono S. U. dan Harjito, D. Agus (2005),
Manajemen Keuangan, Yogyakarta:
Ekonisa.
Nazir, Moh. (2007), Metode penelitian,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Putri, Retno S. (2011), Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah Akuisisi pada Perusahaan
Pengakuisisi
dan
Perusahaan
11

Diakuisisi
(Pada
Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang Melakukan Akuisisi
Periode
1994-1999),
Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, Skripsi –
Tidak Dipublikasikan.
Rahmawati, Indah (2007), Pengaruh Merger
dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Perusahaan Manufaktur Go Public di
Indonesia (Studi pada Bursa Efek
Jakarta), Universitas Negeri Surakarta,
Skripsi – Tidak Dipublikasikan.

Go Public pada Bursa Efek Indonesia)
Jurnal Universitas Negeri Padang,
Tersedia di www.ejournal.unp.ac.id.
_____(2007), Standar Akuntansi Keuangan
Per 1 September 2007 / Ikatan
Akuntansi Indonesia – Cetakan Kedua,
Jakarta: Salemba Empat.
www.idx.co.id

Robert, Jonathan (2009), Analisis Kinerja
Profitabilitas
dan Nilai
Pasar
Perusahaan Sebelum dan Sesudah
Akuisisi, Jurnal Universitas Khatolik
Soegijapranata,
Tersedia
di
www.ejournalunikal.ac.id.
Santojo, Heru. Horne, James V. C. dan
Wachowicz Jr., John M. (1998),
Prinsip-Prinsip Manejemen Keuangan
– Buku 2 – Edisi 9, Jakarta: Salemba
Empat.
Santoso, Singgih (2001), Buku Latihan SPSS
Statistik Non Parametrik, Jakarta: PT.
Elex Media Kompotindo.
Siegel, Sidney (1986), Nonparametrik
Statistics for The Behavaioral
Sciences,
(Terjemahan),
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sudiyatno, Bambang (1997), Manajemen
Keuangan 1, Semarang: Pusat
Penerbitan STIE Stikubank.
Syamsuddin, Lukman (2004), Manajemen
Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Uma, Sekaran (2006), Metode Penelitian
Untuk Bisnis – Buku 1 – Edisi 4,
Jakarta: Salemba Empat.
Uma, Sekaran (2006), Metode Penelitian
Untuk Bisnis – Buku 2 – Edisi 4,
Jakarta: Salemba Empat.
Utami, Iftia P. (2013), Pengaruh Akuisisi
Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Pengakuisisi (Studi Kasus Perusahaan
12