KOMPONEN KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATU

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2006

1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala
macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang
dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan.

Dari pengertian tujuan yang telah saya dapatkan, menurut saya, dokumen yang bersumber
dari Panduan Penyusunan KTSP 2006, yang mana di dalam panduan tersebut terdapat
tujuan yang dimaksudkan dalam pengertian yang telah saya berikan. Dalam Panduan
Penyusunan KTSP 2006 dijelaskan bahwa tujuan dibuatnya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan 2006 yaitu memiliki tiga tujuan umum yang terdiri dari tujuan pendidikan
dasar, tujuan pendidikan menengah, dan tujuan pendidikan menengah kejuruan. Jadi
tujuan atau hasil yang diharapkan yaitu menekankan pada meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri.

2. Komponen Isi/materi
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap

mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun
aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Dari pengertian komponen isi/materi yang telah saya dapatkan, menurut saya, dokumen
yang bersumber dari Panduan Penyusunan KTSP 2006, yang mana dalam panduan
tersebut terdapat bagian yang menunjukkan komponen isi/materi yang sesuai dengan
pengertian isi/materi yang telah saya dapatkan sebelumnya. Yang mana lima kelompok
mata pelajaran yang terdiri dari mata pelajaran agama dan ahklak mulia;
kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi; estetika; dan
jasmani, olahraga, dan kesehatan yang dimaksudkan untuk mengarahkan siswa untuk
mencapai tujuan dari kurikulum tersebut seperti menekankan pada meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup
mandiri. Kemudian, materi seperti muatan lokal dan pengembangan diri termasuk ke
dalam komponen isi/materi kurikulum karena kegiatan tersebut juga mendukung siswa
untuk mencapai tujuan dari kurikulum ini dan dapat memberikan siswa pengalaman
belajar yang harus dimilikinya agar dapat berguna dikemudian harinya.

3. Komponen Organisasi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum.
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab

berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan pendapat T. Rakjoni
yang mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan gurusiswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Dari dua pengertian diatas ada dua hal yang pelu diamati, yaitu :
a. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian tindakan )
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.
b. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi
pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode. Strategi

menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way
in achieving something.

Dari pengertian komponen organisasi (metode dan strategi) yang telah saya dapatkan,
berdasarkan dokumen Panduan Penyusunan KTSP 2006, yang mana dalam panduan
tersebut terdapat bagian yang menunjukkan komponen organisasi tersebut yaitu silabus
karena silabus merupakan rencana tindakan dalam mengimpletasikan kegiatan belajarmengajar yang mana dalam silabus sudah terdapat materi yang akan diberikan, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, waktu dan sumber belajar yang akan mendukung
proses belajar-mengajar serta disusun untuk mencapai tujuan dari kurikulum itu sendiri.

4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Fungsi
evaluasi menurut Scriven ( 1967 ) adalah evaluasi sebagai fingsi sumatif dan evaluasi
sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk meliahat keberhasilan pencpaian
tujuan dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu tes dan non tes.
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat
penguasai materi pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara kuantitatif. Proses
pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir pembahasan satu pokok bahasan,
atau setelah selesai satu catur wulan atau satu semester.

Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku
termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat evaluasi,
diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, dan skala penilaian.

Dari pengertian komponen evaluasi yang telah saya dapatkan, dalam dokumen Panduan
Penyusunan KTSP 2006 terdapat Penentuan Jenis Penilaian yang merupakan komponen
dari evaluais karena dalam komponen evaluasi memerlukan penentuan penilaian untuk

menilai hasil belajar siswa selama catur wulan atau satu semester menggunakan rencana
belajar yang telah disusun apakah sudah mencapai tujuan kurikulum tersebut atau belum.
Untuk mengetahui hasil tersebut kita memerlukan penentuan penilaian dengan cara tes
atau non test yang dapat menentukan apakah kurikulum tersebut telah berhasil atau perlu
adanya penyempurnaan.