ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN SYARIAH PADA (1)

ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN SYARIAH PADA SEKTOR EKONOMI
Zubaidah Nasution
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
zubaidah@perbanas.ac.id
Achmad Saiful Ulum
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
achmad.saiful@perbanas.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis risiko dari pembiayaan sektor perdagangan
perbankan syariah indonesia. Data yang digunakan berupa data sekunder dari statsitik
bulanan perbankan syariah mulai Januari 2012 hingga Juni 2015, dengan
menggunakan Ordinary Least Square sebagai alat analasis. Kesimpulan hasil
penelitian ini adalah variabel ROA, BOPO bagi hasil dan IHSG berpengaruh positif
dan tidak signifikan, FDR dan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan, NPF
dan IPI berpengaruh positif dan signifikan
.
Kata Kunci : Pembiayaan Sektor Ekonomi, Bank Syariah.

1


PENDAHULUAN
Perkembangan bank syariah Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1980-an
tetapi baru bersifat diskusi dan tahun 1999 pemerintah memberikan komitmen yang
penuh terhadap bank syariah melalui revisi UU No. 13 tahun 1968 yang diubah
menjadi UU No. 23 tahun 1999. Perubahan kebijakan ini berampak pada jumlah bank
syariah, unit usaha syariah dan BPR syariah dimana November tahun 2004 jumlah
jaringan kantor perbankan syariah sudah mencapai 18 kantor pusat/unit usaha syariah,
146 kantor cabang operasional, 50 kantor cabang pembantu, dan 130 kantor kas.
(Ascarya, 2005). Seiring dengan perkembangan bank umum dan unit usaha syariah
jumlah penyaluran pembiayaan terhadap masyarakat juga menunjukkan pertambahan
setiap tahunnya. Penyaluran pembiayaan tertinggi juni 2015 berdasarkan sektor
ekonomi adalah perdagangan, hotel dan restaurant Rp 1.777 miliar, industri
pengolahan, indutri Rp 580 milliar dan diikuti oleh sektor lainnya. (OJK, 2015).
Korelasi jumlah bank yang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan
yang sinergi dimana perbankan sebagai lembaga intermediasi berperan besar pada
tingkat pendapatan dan jumlah daya beli ekonomi masyarakat.
Perkembangan ekonomi suatu negara yang diukur dengan pertumbuhan
ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa dengan diukur dalam
konsep nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor‐sektor ekonomi di
wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto

(PDB). Perekonomian Indonesia triwulanan dalam kurun waktu 2011 – Triwulan

2

II/2015 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar
harga konstan menunjukkan trend yang meningkat. Bila diamati laju PDB triwulanan
atas dasar harga konstan struktur perekonomian tahun 2014 menurut lapangan usaha
dari triwulan I ke triwulan IV tidak berubah secara signifikan. Lapangan Usaha
Perdagangan Besar dan Eceran, Reperasi Mobil dan Sepeda Motor memberikan
kontribusi terbesar di setiap triwulan dengan rata‐rata kontribusi sebesar 4,84 persen.
Selanjutnya kontribusi kedua lapangan usaha industri pengolahan 4,63 persen dan
kontribusi ketiga lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan 4,18 persen dan
sektor jasa-jasa lainnya (BPS, 2015)
Dengan kontribusi PDB yang tinggi peran perbankan khususnya perbankan
syariah memiliki peran yang signifikan menjalankan fungsinya sebagai lembaga
keuangan. Bredasarkan data statistik perbankan syariah pertumbuhan pembiayaan
syariah meningkat setiap tahunnya yakni sekitar 0,24 persen dari tahun 2014 Rp
1.536 milliar dan tahun juni tahun 2015 Rp 1.777 miliar. Konsep penyaluran
pembiayaan secara prinsip memiliki dua pengaruh diantaranya peningkatan laba,
asset dan tingkat resiko yang terjadi pada bank dan unit usaha syariah. Maka dalam

hal ini penelitian ini berfokus untuk menganalisis resiko dari penyaluran pembiayaan
bank syariah terhadap sektor ekonomi yang berkontribusi besar terhadap PDB yakni
sektor perdagangan. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
sekunder tahun 2012 sampai 2015 pada bank syariah dan unit usaha syariah serta
faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan dengan menggunakan hipotesis dan uji
statistik untuk melihat deskripsi, korelasi analisis regresi pada data yang dilakukan.

3

Sesuai dengan

latar belakang di atas dimana peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan penyaluran pembiayaan bank syariah yang memiliki korelasi terhadap
kesejahteraan ekonomi maka penelitian ini berfokus dengan menganalisis risiko
pembiayaan sektor perdagangan perbankan syariah dengan menggunakan indikator
rasio perbankan yakni return on asset, biaya operasional dan pendapatan operasional,
non performing finance, finance deposit ratio, bagi hasil dan faktor makroekonomi
yakni indeks produksi industri, inflasi dan indeks harga saham gabungan.
KAJIAN TEORI


Penelitian Terdahulu
Penelitian Katmas (2014) dalam jangka pendek Inflasi, CAR, ROA, NPF, dan BOPO
memiliki pengaruh terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. Dalam jangka
panjang variabel Inflasi, BI Rate,CAR, ROA, NPF, FDR dan BOPO memiliki
Pengaruh terhadap Volume Pembiayaan Pebankan syariah di Indonesia. Penelitian
Agista, Raddis A. (2015) variabel DPK dan ROA berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan, CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
pembiayaan. Adnan dan Pratin (2005) simpanan mempunyai hubungan positif dan
signifikan terhadap pembiayaan sementara variabel yang lain ekuitas,, NPL dan
tingkat margin tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pembiayaan
syariah.
Siregar (2015) Secara umum jika diurutkan, variabel makroekonomi yang memiliki
korelasiterkuat hingga terlemah dengan indikator kinerja bank adalah IPI, IHSG, BI
rate, harga minyakmentah, inflasi, dan nilai tukar. Sebaliknya, indikator kinerja bank

4

yang memiliki korelasi terkuat hingga terlemah dengan variabel makroekonomi
adalah DPK, kredit, laba, LDR, ROA, BOPO, dan NIM.

Raditya Sukmana (2010) determinan pembiayaan bank syraiah di Indonesia . Data
penelitian diambil dengan bulanan dari Bank Indonesia dan database Bloom -berg,
mulai Desember 2000 hingga Mei 2007, dengan menggunakan metode Impulse
Response Function (IRF) dimana metode ini mencoba melihat respon yang timbul
dari suatu variabel atas shock yang terjadi dari variabel lain.

penelitian ini

menunjukkan bahwa pembiayaan oleh bank syariah merespon positif guncangan
yang terjadi pada deposito dan tingkat pendapatan. Variabel IHSG sama sekali tidak
mempengaruhi kinerja pembiayaan bank syariah.
Khonsa Tsabita (2013) Analisis Risiko Pembiayaan Syariah Pada Sektor Pertanian
Studi Kasus pada BPRS Amanah Ummah. Penelitian dilakukan bulan Januari hingga
Februari 2013 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko utama dari
pembiayaan syariah pada sektor pertanian yaitu nasabah gagal bayar karena karakter
buruk/moral hazard. Tindakan mitigasi risiko yang dapat dilakukan adalah
melakukan rescheduling, restrukturisasi, dan pencairan jaminan nasabah.
Alias Mat Nor, Nor Hayati Ahmad (2015) Impaired Financing Determinants of
Islamic Banks in Malaysia pada 16 bank islam Malaysia tahun 2005-2013 dimana
hasil penelitian yang didapat bahwa pemberian pinjaman berpengaruh signifikan

positif sedangkan pertumbuhan pinjaman berdampak negatif dengan pembiayaan
yang lemah, efisiensi cukup berpengaruh signifikan dengan rasio modal, profitabilitas

5

dan pertumbuhan pinjaman. Pada faktor eksternal, gross domestic product (GDP),
inflation (INF), political stability index (PSI) and corruption control index (CCI)
tidak berpengaruh terhadap pembiayaan dibuktikan dari konsep bagi hasil bank islam
yang efektif untuk mengurangi risiko eksternal.
Penelitian Siti Norsakinah, Shahida Shahimi, Mohamad Abdul Hamid (2009)
Determinants Of Credit Risk In Malaysian Islamic Banks dengan observasi 96 dari 15
bank islam tahun 1999 sampai 2007 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
risiko sektor pembiayaan, debt total asset rasio, leverage, pembiayaan dan penentuan
ukuran bank berpengaruh signifikan pada bank islam Malaysia. Nurlina, Yani (2012)
mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki nilai risiko yang paliing rendah dan
identifikasi kriteria yang berkontribusi terhadap penyaluran pembiayaan pada bank
umum dan unit usaha syariah Indonesia tahun 2009-2011 dengan 11 BUS dan 23
UUS. Berdasarkan hasil perhitungan AHP bahwa inflasi dan BI rate sebagai variabel
yang berkontribusi dalam pemilihan kebijakan penyaluran pembiayaan, sektor
konstruksi menjadi sektor yang memiliki risiko yang paling rendah.

Risko Pembiayaan Syariah
Secara spesifik risiko-risiko yang dihadapi oleh bank syariah meliputi risiko
likuiditas, risiko kredit (pembiayaan), risiko operasional, risiko hukum, risiko
reputasi, risiko startejik, risiko kepatuhan, risiko imbal jasa, risiko investasi,
sedangkan risiko bunga bank syariah tidak menghadapinya sebagaimana yang
dihadapi oleh bank konvensional. Muhammad Ayub (2008) mengidentifikasi risiko
tambahan yang dihadapi oleh bank syariah, yaitu risiko aset, risiko pasar dan

6

kesesuaian dengan syariah, risiko tingkat pengembalian yang lebih tinggi, risiko
gadaian yang lebih besar, risiko legal yang lebih besar dan risiko penarikan yang
lebih besar pula. Oleh karena itu, bank berkewajiban melakukan evaluasi yang lebih
berhati-hati atas semua risiko yang ada. Karim (2007) sasaran kebijakan manajemen
risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya
kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan
berkesimbungan, sehingga manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi
peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Pembiayaan
menurut Muhamad (2002), secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Alokasi dana
(pembiayaan) mempunyai beberapa tujuan (Muhamad, 2002) yaitu mencapai tingkat
profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan
kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.
Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi merupakan sektor yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi
sutau negara yang dilihat dengan menghitung nilai produk domestic bruto (PDB).
Secara teori penyusunan PDB terdapat tiga pendekatan, yaitu (a) Pendekatan
Produksi, (b) Pendekatan Penggunaan atau Pengeluaran, dan (c) Pendekatan
Pendapatan. PDB menurut lapangan usaha mencakup tujuh belas lapangan usaha
tetapi yang sering digunakan adalah Pertanian, kehutanan dan sarana pertanian,

7

Pertambangan, Perindustrian, Listrik, gas dan air, Konstruksi; Perdagangan, restoran
dan hotel, Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi ,Jasa dunia usaha, Jasa sosial
Identifikasi Risiko
Teknik mengidentifikais risiko perbankan syariah dapat dilakukan melalui analisa
laporan keuangan. Beberapa rasio yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko.
Return On Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Kuncoro (2002)
menyatakan bahwa ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva yang tersedia untuk mendapatkan net income. Sedangkan Siamat
(2005) mengemukakan bahwa ROA merupakan rasio yang memberikan informasi
seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini
mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap
setiap rupiah asetnya.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio antara biaya
operasioanal terhadap
opersional

pendapatan operasional

(Dendhawijaya 2003:125). Biaya

adala biaya yang dikeluarkan oleh bank dala rangka menjalankan

aktivitas usaha pokoknya.Semakin tinggi BOPO maka kemungkinan bank dalam
kondisi bermasalah.

Financing To Deposit Ratio (FDR)
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara pembiayaan
yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh

8

bank (Muhammad, 2005).

Seberapa besar pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat atau nasabah, bank harus mampu

mengimbanginya dengan segera

memenuhi kebutuhan akan penarikan kembali dana sewaktu- waktu oleh deposan.
Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF)

merupakan perbandingan antara jumlah


pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan
syariah, dan dinyatakan

dalam persentase (Veithzal, 2008). Bank Indonesia

mengkategorikan NPF dalam beberapa level yaitu pembiayaan kurang lancar,
pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet. Tindakan mitigasi risiko yang dapat
dilakukan adalah melakukan rescheduling, restrukturisasi, dan pencairan jaminan
nasabah..
Persentase Bagi Hasil
Bank syariah menerapkan nisbah bagi hasil terhadap produk-produk pembiayaan
yang berbasis NUC (Natural Un-certainty Contract), yakni akad bisnis yang tidak
memberikan kepastian pendapatan baik dari segi jumlah maupun waktu, seperti
mudharabah dan musyarakah. Menurut Antonio (2001), Muhamad (2002), dan
Karim (2004) tingkat biaya pembiayaan (marjin keuntungan) berpengaruh terhadap
jumlah permintaan pembiayaan syariah. Maka bila tingkat biaya pembiayaan (margin
keuntungan) tinggi jumlah pembiayaan yang diberikan akan mengalami peningkatan.

9

Indeks Produksi Industri
Indeks Produksi Industri biasanya disusun digunakan untuk mengukur kenaikan dan
penurunan hasil produksi dan indikator kesehatan ekonomi. Tingkat produksi sebuah
perusahaan manufaktur memiliki korelasi dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan
pekerja yang digunakan sebagai barometer dinamika operasi dalam siklus bisnis.
Suatu angka IPI

menggambarkan persentase kenaikan/penurunan nilai produksi

industri pengolahan pada periode berjalan/periode bersangkutan terhadap nilai
produksi industri pengolahan pada periode sebelumnya yang disajikan dalam periode
bulanan, triwulanan dan tahunan. (BPS,2013).
Inflasi
Inflasi merupakan

suatu kecenderungan harga dimana tingkat harga umum

mengalami kenaikan secara terus menerus. Menurut Budiono (2001) Manurung
(2004), Nanga (2001) Inflasi disebabkan oleh dua hal yaitu tarikan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan

permintaan
(tekanan)

produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi). Beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk
mengukur laju inflasi yakni consumer price index (CPI), produsen price index (PPI)
dan gross national product (GNP) deflator
Indeks Harga Saham Gabungan
Menurut Sukirno (2003), Sunariyah (2005) Indeks harga saham gabungan merupakan
gambaran suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham

10

gabungan seluruh saham sampai pada tanggal tertentu. Pergerakan harga saham
tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut.
Indeks harga saham disajikan untuk periode tertentu. Jenis saham yang terpilih harus
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh bursa seperti LQ 45 dan JII. Untuk investasi
saham yang berbasis syariah indeks yang digunakan adalah JII.
Berdasarkan penelitian terdahulu dan kajian iteratur, maka kerangka pemikiran
penelitian ini disajikan pada gambar 1.

Pembiayaan Sektor
Perdagangan

Identifikasi Risiko

Indikator Kinerja
berupa Data NonRasio

Indikator Kinerja
berupa Data
Rasio

ROA

BOPO

NPF

Bagi Hasil

Variabel
Makroekonomi/

Inflasi

IPI

IHSG

FDR

Hipotesis penelitian:
H1: Rasio

ROA Memiliki Pengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Risiko

Pembiayaan Perdagangan.

11

H2: Rasio BOPO Memiliki Pengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Risiko
Pembiayaan Perdagangan.
H3: Rasio FDR Memiliki Pengaruh Positif Dan Berpengaruh Terhadap Risiko
Pembiayaan Perdagangan.
H4: NPF Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Risiko Pembiayaan
Perdagangan.
H5: Rasio Pendapatan Pembiayaan Bagi Hasil Tidak Berpengaruh Dan Negatif
Terhadap Risiko Pembiayaan Perdagangan.
H6: Rasio

IPI Berkorelais Positif Dan Signifikan Terhadap Risiko Pembiayaan

Perdagangan.
H7: Rasio Inflasi Memiliki Korelasi Positif

Dan Signifkan Terhadap Risiko

Pembiayaan Perdagangan
H8: Rasio IHSG Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Risiko Pembiayaan
Perdagan
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data time series periode bulanan mulai
bulan Januari tahun 2012 sampai Juni tahun 2015 dari Statistik Perbankan Syariah
Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat Statistik. Tabel
1 menunjukkan penjelasan variabel yang digunakan dan sumbernya.
Tabel 1 Data Yang Digunakan Dalam Penelitian
Nama Variabel
ROA (%)

Sumber Data
SPS, BI

Laba

Keterangan
sebelum

pajak

12

Indikator Kinerja
berupa Data Rasio

BOPO (%)
NPF (%)
FDR (%)

SPS, BI
SPS, BI
SPS, BI
SPS, BI

Indikator Kinerja
berupa Data
Non-Rasio

Variabel
Makroekonomi/
Eksternal

Bagi hasil (%)
Indeks Produksi
Industri (IPI)
Inflasi (%)
Indeks Harga
Saham Gabungan
(IHSG)

BPS
BI

(disetahunkan)/rata-rata total aset
Biaya
operasional/pendapatan
operasional
Pembiayaan
bermasalah/total
pembiayaan
Pembiayaan/Dana pihak ketiga
Total pembiayaan mudharabah dan
musyarakah

Indeks produksi industri besar dan
sedang
Perhitungan inflasi YoY

SEKI-BI

Metode analisis data yang digunakan adalah least square method dengan
menggunakan software SPSS versi 16.0. Dalam melakukan analisis regresi linier
berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik agar
mendapatkan hasil regresi yang baik (Ghozali, 2005). Bentuk persamaan regresi
penelitian sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5X5 + b6 X6 + b7 X7 + e
Di mana :
Y = variabel Pembiayaan perdagangan
a = konstanta
bi = slope
X1 = variabel ROA
X2 = variabel BOPO
X3 = variabel NPF
X4 = variabel FDR
X5 = variabel Bagi hasil
X6 = variabel IPI
X7 = variabel Inflasi
13

X8 = variabel IHSG
e = error term
ANALISIS DATA
Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi penyebaran
variabel. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,422 lebih besar dari = 0,05 maka data variabel yang diuji
terdistribusi normal.
Uji Multikoliniearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang sempurna antar variabel
independen. Syarat tidak adanya multikolinier adalah koefisien VIF tidak lebih dari
10.

Hasil

penelitian

ini

menunjukkan

bahwa

nilai

VIF

dari

variabel

ROA,BOPO,NPF,FDR,bagi hasil, IPI, inflasi dan IHSG nilai VIF yang diperoleh
tidak lebih besar dari 5 atau 10 yang berarti antar variabel independen tidak
mengandung multikolinearitas.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
variabel independen dengan variabel pengganggu. Pada hasil pengujian di atas
signifikansi dari masing-maisng varaibel bebas lebih besar dari = 0,05 sehingga
antar variabel independen tidak mengandung heterokedastisitas. Dari hasil uji awal
beberapa variabel bebas penelitian ini mengandung heterokedastisitas sehingga
variabel perlu dilakukan tranformasi logaritma natural.

14

Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi serial pada variabel
pengganggu. Berdasarkan hasil uji, nilai durbin Watson yang diperoleh sebesar 1,367
dengan Du 1,958 dan Dl 1,139, nilai interval pada interval dl d du yaitu 1,139 

1,367  1,958 maka dapat disimpulkan tidak ada autokrelasi positif.
Analisis Regresi Berganda
Nilai Determinasi (R2)

Uji determinasi (r2adj) adalah hasil analisis regresi yang menunjukkan sifat
per-samaan regresi yang ada antara variabel bebas dan variabel terikat, semakin
tinggi koefisien determinasinya maka persamaan regresi tersebut semakin baik. Dari
hasil uji regresi di atas nilai determinasi yang diperoleh sebesar 0,946 artinya sebesar
94,60% tingkat risiko pembiayaan syariah dapat dijelaskan oleh perubahan
ROA,BOPO,NPF,FDR,bagi hasil, IPI, inflasi dan IHSG
Uji Parsial T
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variasi perubahan nilai masingmasing variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel terikat.
Dibawah ini persamaan regresi yang dihasilkan:
Y = 31.039 + 0.407X1 + 0.011X2 + 3.949X3 – 0.040 X4 + 0.051X5
+ 0.242X6-0.040X7+1.531X7+ ε
Berdasarkan hasil uji regresi di atas dapat diketahui nilai koefisien signifikan
masing-masing variabel bebas yakni signifikansi ROA 0,461, BOPO 0,563, NPF
0,000, i FDR 0,551, Bagihasil 0,556, IPI 0,000, Inflasi 0,826, dan IHSG 0,151.

15

Dengan alpha 10% ataupun 5% berarti masing-masing variabel bebas

memiliki

hubungan risiko terhadap pembiayaan syariah sebagai berikut:
a. Variabel ROA mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel ROA
ditolak
b. Variabel BOPO mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel BOPO
ditolak
c. Variabel NPF mempunyai hubungan positif secara dan signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel NPF
diterima
d. Variabel FDR mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel FDR
ditolak
e. Variabel Bagi hasil mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan
terhadap pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0 untuk variabel
bagi hasil ditolak
f. Variabel IPI mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel IPI
diterima
g. Variabel Inflasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel inflasi
ditolak
16

h. Variabel IHSG mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap
pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel IHSG
ditolak
Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji
regresi signifikansi F hitung yang diperoleh yakni 0,000 lebih kecil dari = 0,005
dan variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhdap variabel dependen
PEMBAHASAN ANALISIS DATA
Variabel ROA mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan dengan nilai
koefisien beta sebesar 0,407. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan net income bank
syariah berasal dari pembiayaan UKM yaitu sebesar 58% dan kepada selain UKM
hanya sebesar 42% diabndingkan perbankan nasional yang menyalurkan dananya ke
UKM hanya sebesar 19% dan menyalurkan ke selain UKM sebesar 81%, sehingga
tingkat risiko pembiayaan perdagangan relatif lebih stabil.
Variabel BOPO mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan dengan
nilai beta sebesar 0,011. Hal ini dikarenakan efisiensi perbankan syariah yang baik
selama tahun 2011-2013 dan bahkan lebih rendah dibandingkan BOPO bank
konvensional tetapi mulai juni 2014 sampai 2015 BOPO bank syariah mulai terpuruk
dikarenakan pembiayaan macet bank syariah yang mulai tinggi tetapi hal ini masih
dalam batas wajar. Secara operasional produk dan jasa yang ditawarkan disesuaikan
dengan akad dan pada akad tertentu saja yang memerlukan biaya operasional tinggi

17

seperti mudharabah dan musyarakah tetapi produk tersebut permintaannya masih
relatif sedikit.
Variabel FDR mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan nilai
beta sebesar -0.040 ini berarti perubahan variabel FDR 100% maka secara relatif akan
mempengaruhi tingkat risiko pembiayaan sektor perdagangan sebesar 4% dengan
asumsi variabel lainnya dianggap konstan. Dengan nilai FDR bank syariah yang
selalu di atas 96% hal ini berarti pembiayaan yang disalurkan bank syariah tinggi
tetapi dengan NPF rata-rata dibawah 5% dan dominasi DPK terbesar dari deposito
mudharabah sehingga risiko pembiayaan perdagangan yang ditimbulkan rendah
Variabel NPF mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan beta 3.949
berarti setiap kenaikan tiga juta rupiah variabel NPF maka risiko pembiayaan yang
disalurkan akan naik 3,949 juta rupiah dengan asumsi variabel lainnya tetap, dan
sebaliknya. NPF sebagai pengukur rasio pembiayaan bermasalah menunjukkan
bahwa pembiayaan bermasalah syariah selama tahun 2015 selalu berada dibawah
5% dengan penyaluran pembiayaan ke sektor yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Variabel bagi hasil mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan dengan
beta sebesar 0,051. Nisbah bagi hasil merupakan profit untuk pembiayaan
mudharabah dan musyarakah dimana akad pembiayaan tersebut cukup rendah
dibandingkan akad pembiayaan lainnya, perhitungan bagi hasil yang tidak
memberikan return yang pasti berdampak pada rendahnya minat nasabah terhadap

18

jenis pembiayaan ini. Selanjutnya konsumen (nasabah) yang kritis dengan system
syariah. Pada umumnya nasabah kurang mempedulikan besarnya tingkat margin,
pertimbangan utamanya adalah kepentingan kebutuhan hukum Islam (Burhanuddin,
2004).
Variabel IPI mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap
pembiayaan sehingga hipotesis nol diterima. Ketika IPI naik, maka pendapatan
produsen semakin besar dan sebagian

pendapatan digunakan untuk peningkatan

produksi yang berpengaruh pada volume pembiayaan dan berimplikasi terhadap
risiko pembiayaan yang diberikan.
Variabel Inflasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan sehingga
hipotesa nol ditolak dengan angka sebesar -0.040. Hal ini dikarenakan pembiayaan
yang banyak diberikan merupakan UKM dan bukan corporate sehingga perubahan
inflasi yang fluktuatif selama tahun 2012-2015 tidak berdampak besar terhadap risiko
pembiayaan perdagangan. Selanjutnya dengan sistem bagi hasil bank syariah inflasi
tidka berpengaruh besar pada produk perbankan syariah. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Alias Mat Nor dan Nor Hayati Ahmad (2015) inflasi sebagi faktor
eksternal yang tidak berpengaruh terhadap penentuan pembiayaan bank Islam
Malaysia.
Variabel IHSG mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap
pembiayaan sehingga hipotesa nol ditolak. Beberapa hal yang menjelaskan variabel
IHSG tidak mempunyai hubungan dengan tingkat risiko pembiayaan dikarenakan
perbankan dan unit usaha syariah yang berkembang masih sedikit yang mendaftarkan

19

sahamnya di Jakarta Islamic Index, perbankan syariah yang ada belum semua berdiri
sendiri dengan mengatasnamakan bank syariah seperti muamalat, bank syariah
mandiri kebanyakan dari bank syariah merupakan unit usaha syariah dari bank
konvensional. Hal ini tentu akan berpengaruh seiring dengan peningkatan asset dan
minat masyarkat terhadap perbankan syariah. Hasil penelitian ini sesuia dengan
penelitian sukmana (2010) dimana IHSG sama sekali tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan bank syariah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari ujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Variabel ROA, BOPO, NPF, FDR, Bagi hasil, IPI, Inflasi dan IHSG memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan perdagangan secara simultan.
2. Secara Parsial variabel ROA,BOPO dan IHSG mempunyai hubungan positif tapi
tidak signifikan terhadap pembiayaan perdagangan
3. Secara Parsial variabel NPF dan IPI mempunyai hubungan positif secara dan
signifikan terhadap pembiayaan perdagangan
4. Secara Parsial variabel FDR mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan perdagangan
5. Secara Parsial variabel Bagi hasil dan Inflasi mempunyai hubungan positif tapi
tidak signifikan terhadap pembiayaan

20

SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa saran
untuk pengambilan kebijakan bagi perusahaa dan peneliti selanjutnya, yaitu sebagai
berikut:
1.

Penyaluran pembiayaan tidak hanya untuk sektor perdagangan, industri danjasa
dunia usaha yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi sektor lain
seperti pertanian sebaiknya bank syariah lebih berkontribusi dan berani.
Selanjutnya melakukan pengembangan bank syariah di pasar modal syariah.

2.

Peneliti selanjutnya lebih mengembangkan permasalahan yang terjadi di bank
syariah

21

DAFTRA PUSTAKA
Alias Mat Nor, Nor Hayati Ahmad. (2015). Impaired Financing Determinants of
Islamic Banks in Malaysia. Information Management and Business Review
Vol. 7, No. 3, pp. 17-25
Ascarya, Diana Yumanita. 2005. Gambaran Umum Bank Syariah. Jakarta:
Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia.
Agista, Aristantia Radis. 2015. Analisis Pengaruh Dpk, Car, Npf Dan Roa Terhadap
Pembiayaan Di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Skripsi Jurusan
Akuntansi, FE Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Badan Pusat Statistik. 2013. Pendapatan nasional indonesia 2010-2013. BPS, Jakarta.
Burhanuddin, Erwin, (2004) “Quo Vadis Perbankan Syariah”, SKH Kedaulatan
Rakyat, Edisi 14 April 2004, Yogyakarta.
Boediono. 2001. Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Miltivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Katmas, Ekarina. 2014. Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume
Pmebiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi Fakultas Syariah Dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta
Karim, Adiwarman, (2004) “Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan”, Penerbit: PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Karim, Adiwarman. 2007. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, PT
RajaGrafindo Persada: Jakarta
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, (England: John Wiley and Sons
Ltd, England, 2008), diterjemahkan oleh Aditya Wisnu Pribadi
(2009),Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Muhamad, (2002) “Pengantar Akuntansi Syariah”, Penerbit: Salemba Empat,
Jakarta.
Muhamad, (2002) “Manajemen Bank Syariah”, Penerbit: UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
22

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Nurlina, Yani (2012) Analisis Nilai Risiko Kerugian Dalam Proses Penyaluran
Pembiayaan Per Sektor Ekonomi Dengan Menggunakan Penggabungan
Metode Analytical Hierarchy Process Dan Logit Multinomial Pada Bank
Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di Indonesia 2009-2011. Jurusan
Akuntansi: Politeknik Negeri Bandung
Nanga, Muana (2001) Makroekonomi, Edisi 1. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Statistik Perbankan Syariah Indonesia
Rahardja, Pratamadan Manurung, Mandala. 2004. Teori Ekonomi Makro
Suatu Pengantar, Edisi II, Jakarta: FE UI
Pratin, Adnan. (2005). Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL,
Prosentase Bagi Hasil Dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan
Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia
(BMI), Sinergi Kajian Bisnis Dan Manajemen Edisi Khusus Finance, Hal
35-52
Rahardja, pratama dan Manurung, Mandala. 2004, Teori Ekonomi Makro: Suatu
Pengantar, Edisi II, Jakarta: FE UI
Sadono, Sukirno. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi Kedua. PT Grafindo
Persada: Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE UI.
Siti Norsakinah, Shahida Shahimi, Mohamad Abdul Hamid. 2009. Determinants Of
Credit Risk In Malaysian Islamic Banks . Capital Market Review Vol. 17 No
1&2, Pp 43-60.
Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. “Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik”, Gema
Insani Press, Jakarta.
Sunariyah. 2005. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogayakarta: UPP STIM
YKPN
Sukmana, Raditya. 2010. Determinan Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia, Jurnal
Ekonomi Islam Republika Iqtishadia Iqtishodia, IPB
23

Siregar, H., nur, T., maulana, A., & hasanah, H. (N.D.). 2015. The Impact Of
Macroeconomic Condition On The Bank’s Performance In Indonesia,
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, hal. 379-402
Tsabita, Khonsa. 2013. Analisis Risiko Pembiayaan Syariah Pada Sektor Pertanian
Kasus: BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen: Institut Pertanian Bogor
Veithzal dan Rivai. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

24

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25