this PDF file DAMPAK BRITAIN EXIT (BREXIT) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY PADA INDEKS LQ45 | Fuji Lestari | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

DAMPAK BRITAIN EXIT (BREXIT)
TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY
PADA INDEKS LQ-45
Dyah Putri Fuji Lestari
Nila Firdausi Nuzula
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: dyahputrifl@gmail.com

ABSTRACT

Britain Exit (Brexit) is a referendum conducted by British on June 23 th, 2016 to determine UK’s membership
status in UE. The impact of Brexit event not only happens in UE as an abandoned community. However,
some stock market in other countries like Indonesia is also shows change due to the event. Stock market
can’t be separated by various economic and non-economic factors as major role in economy a country.
Hence, examining the impact of Brexit event on LQ-45 index which is the most liquid index is the purpose of
this study. Its abnormal return and trading volume activity are employed in required the analyzing.
Furthermore, event study methodology are employed to identify the impact of Brexit event by using one
sample t-test and paired sample t-test with 100 days estimated period and 11 days event window. In
addition, to examine its power robustness test is employed. The result found that Brexit event has

information which is capable to incur market reaction. However, that isn’t big enough to making significant
change during event window, this can be concluded that Brexit event has no impact on Indonesian stock
market.
Keyword: Trading Volume Activity, Abnormal Return , Brexit Event

ABSTRAK
Britain Exit (Brexit) merupakan referendum yang dilakukan rakyat Inggris pada tanggal 23 Juni 2016 untuk
menentukan status keanggotaannya di UE. Terjadinya event Brexit tidak hanya menimbulkan dampak bagi
Inggris dan UE sebagai komunitas yang ditinggalkan. Akan tetapi, beberapa pasar modal di negara lain
seperti Indonesia juga memperlihatkan perubahan akibat event tersebut. Sebagai pemegang peranan penting
dalam perekonomian suatu negara, pasar modal tidak dapat dipisahkan dari berbagai komponen ekonomi
maupun non ekonomi. Oleh karena itu, riset ini bertujuan untuk menyelidiki dampak event Brexit terhadap
reaksi indeks yang paling likuid di IDX, yakni indeks LQ-45 dengan abnormal return dan trading volume
activity sebagai pengukur reaksi. Untuk menjawab tujuan dari riset ini, maka digunakan metode event study
dengan 100 hari periode estimasi dan 11 hari event window. Pengujian yang digunakan adalah uji beda satu
sampel dan uji beda dua sampel berpasangan. Selanjutnya, ditambahkan pengujian robustness test untuk
menguji kekuatan pengukuran metode event study. Hasil serangkaian pengujian menunjukkan bahwa event
Brexit mengandung konten informasi yang mampu membuat pasar bereaksi. Namun, kandungan informasi
tersebut tidak cukup besar untuk membentuk beda nilai yang signifikan antara sebelum dan setelah event,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia tidak terdampak oleh event Brexit.


Kata Kunci: Trading Volume Activity, Abnormal Return , Event Brexit

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

14

PENDAHULUAN
Britain Exit (Brexit) merupakan suatu
istilah yang menggambarkan event politik di
negara Inggris. Event tersebut berbentuk
pemungutan suara (referendum) yang bertujuan
untuk menentukan status keanggotaan Inggris di
Uni Eropa (UE). Referendum Brexit berlangsung
pada tanggal 23 Juni 2016 dan dilakukan oleh 382
distrik di wilayah Inggris, Wales, Skotlandia, dan
Gibraltar.
Menurut Nainggolan (2016), terdapat tiga
faktor yang melatarbelakangi terjadinya event

Brexit, yakni munculnya asumsi defisit demokrasi,
lemahnya kekuatan ekonomi Inggris, dan adanya
penarikan pungutan wajib bagi anggota UE. Ketiga
faktor ini membuat Inggris merasa dirugikan
apabila terus menjadi bagian dari UE. Hal tersebut
kemudian mendorong keinginan kuat sebagian
warga Inggris untuk melepaskan diri dari
keanggotaannya di UE.
Referendum Brexit bukan kali pertamanya
terjadi. Tahun 1975, Inggris pernah melakukan
referendum serupa dengan keputusan tetap menjadi
bagian dari UE. Akan tetapi, saat ini UE dinilai
terlalu mencampuri berbagai aspek, sehingga hasil
dari referendum Brexit pada tanggal 23 Juni 2016
mencerminkan sebanyak 51,9% atau sebagian
besar warga Inggris menghendaki negaranya
keluar dari status keangotaan UE (diassatria.com,
2016).
Keunggulan atas Brexit menimbulkan
berbagai dampak bagi Inggris maupun UE. Sesuai

dengan data dari Purcashing Manager’s Index
(2016) dalam bbc.com (2016) Inggris mengalami
penurunan indeks menjadi 47,7% di Bulan Juli.
Pertumbuhan ekonomi di kawasan UE tahun 2015
tercatat sebesar 2%, namun pertumbuhan tersebut
juga mengalami penurunan sebesar 0,4% (IMF,
2016 dalam Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS.
2016). Tidak hanya berdampak bagi Inggris dan
UE, namun event Brexit juga berdampak pada
sebagian negara-negara di dunia khususnya di
pasar modal.
Dampak event Brexit pada pasar modal
negara lain ditunjukkan dengan studi milik
Sathyanarayana dan Gargesha (2016) yang
membahas dampak referendum Brexit terhadap
pasar modal India. Penelitian Syaputra (2016) juga
membahas dampak referendum Brexit terhadap
pasar modal ASEAN-5. Hasil dari kedua riset
tersebut menyatakan bahwa event Brexit
berdampak pada pasar modal negara India,

Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan
Thailand. Selain itu, dampak event Brexit terhadap

pasar modal negara lain juga ditunjukkan oleh
penurunan bursa saham Asia pada tanggal 24 Juni
2016 (metrotvnews.com, 2016; diassatria.com,
2016).
Terdampaknya pasar modal berbagai
negara di luar kawasan Eropa dapat dijelaskan oleh
teori contagion effect. Teori ini fokus kepada
reaksi yang timbul akibat keputusan yang dibuat
oleh suatu negara terhadap pasar keuangan negara
lain (Cappiello, Gerarrd, dan Mangganelli, 2004
dalam Dewiyanti, 2009 dan Jaya, 2016). Reaksi
tersebut timbul akibat masuknya informasi baru ke
dalam pasar, hingga pada saat tertentu
menciptakan keseimbangan harga baru. Kondisi ini
biasa dikenal dengan sebutan efficient market
hypothesis.
Konsep efficient market hypothesis telah

banyak dipelajari, salah satunya adalah konsep dari
metode event study yang dipelopori oleh Dolley
pada tahun 1933 (Sathyanarayana dan Gargesha,
2016). Kemudian, Fama (1969) melakukan
pengkajian lanjutan yang juga membahas metode
event study yang eksis digunakan sampai saat ini.
Penelitian yang juga membahas metode event study
yakni Kauffman et al. (2009), Nugraha (2010),
Tong (2010), Nugroho (2011), serta Nageswara
dan Sreejith (2014).
Hartono (2013) menyarankan bahwa untuk
menganalisis reaksi pasar, peneliti dapat
menggunakan variabel abnormal return dan
trading volume activity. Keduanya, oleh beberapa
peneliti juga digunakan sebagai pengukur dampak
event politik. Nurhaeni (2009) mendapati bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dan
setelah terjadinya event politik pada kedua variabel
tersebut.
Selanjutnya, dalam penelitian lain didapati

trading volume activity yang signifikan, akan tetapi
tidak ditemukan signifikansi pada abnormal
return. Hasil tersebut didapati dalam penelitian
Suryawijaya dan Setiawan (1998), Pamungkas
(2015), serta Sari (2017). Hasil lainnya juga
dipaparkan oleh penelitian Kurniawati (2015) dan
Syaputra (2016) yang tidak menemukan
signifikansi perbedaan dari keduanya sebelum dan
setelah terjadinya event politik.
Berdasarkan
perbedaan
pada
hasil
penelitian terkait dampak event politik dan
merujuk pada teori contagion effect serta teori
efficient market hypothesis, maka selanjutnya
dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terkait
dampak event Brexit terhadap perubahan harga
saham dan volume perdagangan pada saham
indeks LQ-45.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

15

KAJIAN PUSTAKA
Konsep efficient market hypothesis
memaparkan bahwa informasi yang tersedia terkait
semua harga yang dapat diketahui secara umum
tanpa adanya hambatan akan tercermin pada pasar
yang efisien (Fama, 1969; Elton dan Gruber, 1984;
Fama, 1991; Fahmi, 2013; Elton et al., 2014;
Jones, 2014; serta Hanafi, 2015). Oleh karena itu
dalam penelitian ini akan dilakukan uji empiris
bentuk setengah kuat dari efisiensi pasar. Menurut
Fama (1970) dalam Bodie et al. (1999), Fahmi
(2012), Hartono (2013), Elton et al. (2014), Jones
(2014), Hanafi (2015), dan Iyengar et al. (2016)
pasar setengah kuat terbentuk jika seluruh
informasi yang terpublikasi tercerminkan oleh

harga.
Metode event study adalah pengujian
bentuk setengah kuat dari pasar efisien. Dalam
metode ini dapat dilihat reaksi dari suatu pasar
yang dipengaruhi oleh suatu event, sehingga
mampu digunakan untuk menguji efisiensi pasar
(Brown dan Warner, 1985; Henderson, 1990;
MacKinlay, 1997; Bodie et al., 1999; Beaulieu et
al., 2005; Hartono, 2013; Bodie et al., 2014; dan
Jones, 2014).
Objek yang dapat digunakan pada
penelitian event study merupakan seluruh
informasi yang dipublikasikan. Infomasi tersebut
meliputi seluruh event dalam aspek makro, mikro,
eksternal-internal perusahaan, politik, hukum,
pemasaran, manajemen, sejarah, dan ilmu
pengetahuan lainnya yang dinyatakan sebagai
pengumuman (Luoma, 2011). Reilly dan Keith
(2009) menyatakan bahwa peristiwa dunia yang
tidak terduga seperti event Brexit juga dapat

dijadikan objek penelitian. Event Brexit termasuk
dalam event dunia yang tidak terduga, karena event
tersebut berlangsung kembali setelah 41 tahun
berlalu dan merupakan keputusan terbesar yang
dibuat oleh Inggris.
Dalam penelitian event study, pengukuran
terhadap reaksi pasar modal dari volatilitas harga
saham yang dipengaruhi oleh suatu pengumuman
dapat dihitung menggunakan abnormal return
(Peterson, 1989 dalam Suryawijaya dan Setiawan,
1998; serta Dutta, 2014). Selanjutnya, Hartono
(2013) menambahkan abnormal return adalah
kelebihan dari return yang diharapkan investor.
Rumus menghitung abnormal return dapat dilihat
pada Hartono (2013).
Fokus penelitian ini adalah pada reaksi
indeks LQ-45 yang diduga terpengaruh oleh event
Brexit. Terkait dengan hal tersebut, maka
perhitungan return pasar akan didasarkan pada
indeks ini. Return ekspektasi akan dihitung


berdasarkan metode market model. Menurut
Mackinlay (1997) dan Nuzula (2011) metode
market model merupakan bentuk relasi linier antara
return pasar dan return realisasi. Dalam hal ini,
dibutuhkan suatu periode estimasi dalam model
ekspektasi. Model tersebut dibentuk dengan teknik
Ordinary Least Square (OLS) yang dapat dilihat
pada Hartono (2013).
Kemudahan perhitungan dan penerapan
dalam metode market model serta merujuk pada
pendapat Brown dan Warner (1985) yang
menyatakan bahwa metode tersebut kuat untuk
menguji berbagai macam kondisi, menjadikan
metode tersebut sesuai untuk diterapkan dalam
penelitian. Harapannya, metode tesebut dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Metode market
model banyak digunakan dalam penelitian seperti
penelitian Dodd dan Warner (1983), Brown dan
Warner (1985), MacKinlay (1997), Suryawijaya
dan Setiawan (1998), Hauswald (2002),
Nimkhunthod (2007), Lee dan Daniel (2010),
Yolsal (2011), Anggarani (2012), Sorokina et al.
(2013), Kurniawati (2015), Amewu et al. (2016),
Bouoiyour dan Selmi (2016), Delphinea (2016),
Milas et al. (2016), serta Cazan (2017).
Dalam perkembangannya, metode market
model yang dipopulerkan oleh Fama et al. (1969)
menuai kritik di tahun 1973. Kritik ini ditujukan
terhadap perhitungan beta (β) yang tidak
memenuhi asumsi normalitas. Kritik tersebut
diulas kembali oleh Huber (1973) dan Yohai
(1987) dalam Sorokina (2013). Beta (β) yang tidak
memenuhi
asumsi
normalitas
dianggap
memberikan efek over atau underestimate,
sehingga dapat menimbulkan beta (β) yang bias
(Fama, 1998 dalam Raharja, 2015).
Penelitian ini akan melakukan simulasi
dengan memenuhi asumsi normalitas beta (β)
untuk menguji kekuatan pengukuran dari dampak
suatu event dalam metode event study. Pengujian
ini disebut sebagai uji robustness test. Berdasarkan
penjabaran tersebut, maka dalam penelitian ini
akan dilakukan pengujian robustness test untuk
melihat konsistensi hasil pengukuran metode
event study.
Selanjutnya, Nurhaeni (2009) menyatakan
bahwa reaksi pasar juga dapat diukur oleh
trading volume activity. Trading volume activity
merupakan
instrument
analisis
teknikal
dalam mengamati reaksi pasar modal terhadap
informasi serta menilai perubahan harga saham
(Suryawijaya dan Setiawan (1998), Nurhaeni
(2009), dan Delphinea (2016) ). Rumus dari
trading volume activity dapat dilihat pada
Hartono (2013).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

16

Ketika terdapat informasi baru yang masuk
dan diserap oleh pasar, maka pasar akan
membentuk abnormal return dan trading volume
activity. Dalam hal ini, jika event Brexit
berdampak pada pasar modal Indonesia, maka
pasar akan menunjukkan keduanya. Dampak pasar
modal Indonesia oleh event Brexit akan
mendukung adanya teori contagion effect.
Menurut Dornbusch et al. (2000), Bank
Dunia (2001), dan Endri (2008) dalam Ikrima
(2013) contagion effect merupakan teori makro
ekonomi yang membahas penyebaran peristiwa
baik atau buruk yang memengaruhi perubahan
harga saham, sehingga berdampak pada psikologi
investor negara lain dalam mengambil keputusan
investasi.
Penelitian ini akan menganalisis reaksi indeks
LQ-45 yang diduga terdampak oleh event Brexit.
Reaksi tersebut dilihat melalui perubahan dari
harga
dan
volume
perdagangan
saham.
Selanjutnya, dari uraian tersebut maka dibangun
model hipotesis yang disajikan pada Gambar 1
berikut.
H1: Terdapat signifikansi perbedaan antara
sebelum dan setelah terjadinya event Brexit
pada abnormal return.
H2: Terdapat signifikansi perbedaan antara
sebelum dan setelah terjadinya event Brexit
pada trading volume activity.

Gambar 1. Model Hipotesis
Sumber: Olahan Peneliti (2016)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
dampak event Brexit terhadap abnormal return dan
trading volume activity pada indeks LQ-45 periode
Februari 2016-Juli 2016. Terkait dengan tujuan
tersebut, maka jenis penelitian ini adalah penelitian
komparatif kuantitatif. Selanjutnya, metode event
study adalah metode yang dipakai untuk menjawab
tujuan dari penelitian ini.
Data harga harian saham, jumlah peredaran
saham, volume perdagangan saham harian, dan
indeks harian LQ-45 yang semuanya merupakan
data sekunder. Pengumpulan data tersebut

dilakukan
dengan
metode
dokumentasi.
Dokumentasi data tersebut diperoleh dari situs
resmi pasar modal Indonesia yakni idx.co.id.
Penelitian ini memakai teknik purposive
sampling untuk mengetahui banyaknya sampel
penelitian. Selanjutnya, diperoleh sebanyak 44
perusahaan sebagai sampel penelitian. Keseluruhan
perusahaan sampel tersebut terhimpun dalam
indeks LQ-45 periode Februari 2016-Juli 2016 dan
tidak melakukan aksi korporasi (corporate actions)
selama event window.
Adapun event window yang digunakan
berjumlah 11 hari (t-5 hingga t+5). Rentang periode
event window dipilih untuk mengurangi bias yang
mungkin terjadi karena terdapat potensi
tercampurnya kandungan informasi dari event lain.
Harapannya, hasil dari penelitian ini akan lebih
relevan dan memiliki akurasi yang lebih baik.
Pemilihan periode tersebut juga merujuk pada
penelitian yang menggunakan 11 hari event
window, yakni penelitian Nimkhuthod (2007),
Imelda et al. (2014), Pamungkas (2015),
Waisnawa (2015), Ariani (2016), Delphinea
(2016), Schierek (2016), Suganda (2016), Suryanto
(2016), dan Syaputra (2016).
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka
dampak dari event Brexit diukur dengan abnormal
return dan trading volume activity. Selanjutnya,
pada abnormal return, digunakan periode estimasi
selama 100 hari untuk membentuk model
ekspektasi. Rentang periode estimasi dan event
window tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Uji beda satu sampel digunakan untuk
memastikan adanya signifikansi dari dampak event
Brexit terhadap abnormal return dan trading
volume activity pada tiap-tiap hari. Selanjutnya, uji
beda dua sampel berpasangan digunakan untuk
memastikan signifikansi abnormal return dan
trading volume activity antara sebelum dan setelah
terjadinya event Brexit.
Tahap akhir dari rangkaian pengujian
tersebut adalah uji robustness test yang bertujuan
untuk mengetahui konsistensi hasil dan kekuatan
pengujian metode event study. Uji robustness test
dilakukan dengan melakukan pengujian ulang
terhadap abnormal return yang memperhitungkan
faktor normalitas beta (β) dan membandingkan
hasilnya dengan pengujian event study. Sebanyak
33 perusahaan yang telah lolos dalam pengujian
normalitas data beta (β) digunakan sebagai sampel
penelitian robustness test.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Abnormal Return

Hasil uji beda satu sampel pada abnormal
return pada pengujian event study dan robustness
test disajikan
dalam Tabel 1. Berdasarkan
hasil pengujian dari metode event study, ditemukan
rata-rata abnormal return sebelum terjadinya event
Brexit dengan nilai tertinggi yakni sebesar
0,005263. Lalu, pada saat terjadinya event Brexit,
rata-rata abnormal return menunjukkan nilai
terendah yakni -0,004953. Hal ini mencerminkan
bahwa event Brexit memberikan pengaruh yang
negatif terhadap psikologi investor. Perbedaan
rata-rata tersebut mencerminkan bahwa kandungan
informasi yang dapat membuat pasar modal
Indonesia bereaksi terkandung dalam event Brexit.
Standar deviasi yang paling tinggi juga
ditunjukkan pada saat terjadinya event Brexit. Hal
tersebut menunjukkan bahwa data harga saham
mengalami ketidakstabilan karena aksi panik
investor. Standar deviasi mengalami penurunan
setelah terjadinya event Brexit karena harga saham
harian lebih stabil dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
Reaksi pasar modal Indonesia terlihat dari
periode sebelum dan setelah terjadnya event
Brexit. Sebelum terjadinya event Brexit, abnormal
return menunjukkan signifikansi pada t-5, t-4, dan
t-3. Signifikansi abnormal return yang terbentuk
pada periode tersebut menunjukkan adanya
kebocoran informasi, sehingga terjadi aksi ambil

untung (profit taking) di kalangan investor. Profit
taking yang dilakukan investor merupakan bentuk
antisipasi adanya risiko yang mungkin timbul
akibat event Brexit, sehingga investor beramairamai mengamankan investasinya. Apabila pasar
telah efisien, maka harga akan kembali normal,
namun hal tersebut belum terlihat. Abnormal
return masih menunjukkan signifikansi pada t+1,
t+4, dan t+5. Artinya pasar merespon informasi
secara lambat dan berkepanjangan dalam
menyerap informasi.
Abnormal return yang signifikansi terjadi
pada t-5, t-4, t-3, t+1, t+4, dan t+5 mendukung teori
contagion effect. Informasi yang terkandung dalam
event Brexit berhasil memengaruhi indeks LQ-45
di pasar modal Indonesia. Hal tersebut disebabkan
karena kandungan informasi dalam event Brexit
memengaruhi perubahan harga saham di pasar,
sehingga berdampak pada psikologi investor dalam
mengambil keputusan investasi.
Berdasarkan Tabel 1 hasil dari pengujian
robustness test juga menunjukkan hasil yang
konsisten. Konsistensi tersebut terlihat pada
rata-rata dan standar deviasi yang memperoleh
nilai tertinggi pada periode sebelum terjadinya
event Brexit dan nilai terendah diperoleh saat
terjadinya event Brexit. Hasil uji beda satu sampel
menunjukkan signifikansi pada periode t-5, t-4, t-3,
t+1, dan t+4.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

18

Hasil uji beda dua sampel berpasangan dari
abnormal return pada pengujian event study dan
robustness test disajikan dalam Tabel 2.
Berdasarkan hasil dari pengujian metode event
study, dapat diketahui bahwa abnormal return
menunjukkan signifikansi sebesar 0,276321. Nilai
ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05
sehingga H0 tidak dapat ditolak. Hal tersebut
mencerminkan bahwa tidak adanya signifikansi
perbedaan antara sebelum dan setelah terjadinya
event Brexit. Artinya, perubahan return yang
terjadi antara sebelum dan setelah terjadinya event
Brexit tidak cukup besar, sehingga tidak mampu
membuat perbedaan yang signifikan.
Hal tersebut mencerminkan bahwa
informasi event Brexit mungkin telah diketahui
investor jauh-jauh hari sebelum event tersebut
terjadi. Kebocoran informasi tersebut membuat
investor bertindak lebih awal untuk mengantisipasi
kemungkinan terburuk yang mungkin timbul
akibat event Brexit. Antisipasi yang dilakukan
investor menandakan bahwa pasar telah efisien
secara
informasi,
dalam
arti
berusaha
mengantisipasi dampak dari event Brexit.
Temuan dari hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian milik Suryawijaya dan
Setiawan (1998), Dangol (2008), Nimkhunthod

(2007), Utomo (2010), Anggarani (2012), Nguthi
(2013), Kurniawati (2015), Pamungkas (2015),
Iyengar et al. (2017), dan Sari (2017) yang
mengkaji terkait reaksi dari pasar modal terhadap
event politik. Hasil dari beberapa penelitian yang
dimaksud tidak mendapati terdapatnya perbedaan
yang signifikan antara sebelum dan setelah
terjadinya event politik. Selain itu, hasil dari
penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
milik Amewu et al. (2016), Sathyanarayana dan
Gargesha (2016), Suganda (2016), dan Syaputra
(2016), yang membahas reaksi pasar modal
terhadap event Brexit. Hasil dari keempat
penelitian tersebut juga tidak mendapati
terdapatnya signifikansi perbedaan antara sebelum
dan setelah terjadinya event Brexit.
Berdasarkan Tabel 2 hasil pengujian
robustness test diketahui tidak ada perbedaan hasil
antara pengujian event study dengan 44 sampel dan
pengujian robustness test dengan 33 sampel. Hal
ini membuktikan bahwa metode event study
mampu memberikan konsistensi hasil dalam
pengujian yang berbeda. Hasil pengujian
robustness test ini mendukung pendapat Scouth
dan William (1977) dalam Amewu et al. (2016)
terkait konsistensi pengujian event study.

Trading Volume Activity

Penurunan pada periode setelah terjadinya
event menunjukkan bahwa investor melakukan
wait and see untuk menentukan keputusan yang
tepat pasca terjadinya event Brexit. Nilai dari ratarata saat terjadinya event Brexit mencerminkan
bahwa event tersebut memiliki pengaruh yang
negatif, sehingga terjadi kepanikan dalam pasar
yang bersifat temporer. Perbedaan rata-rata antara
sebelum
dan
setelah
terjadinya
event
mencerminkan bahwa event Brexit mengandung

Hasil uji beda satu sampel pada pengujian
event study disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan
hasil pengujian event study dengan N=44,
ditemukan bahwa rata-rata sebelum terjadinya
event Brexit menunjukkan nilai tertinggi yakni
sebesar 0,002189. Saat terjadinya event Brexit,
rata-rata menunjukkan nilai terendah yakni
-0,001777. Rata-rata tersebut menandakan bahwa
investor melakukan aksi beli yang tinggi.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

19

informasi yang dapat menjadikan pasar modal
Indonesia bereaksi.
Standar deviasi yang paling tinggi juga
tercermin pada saat terjadinya event Brexit. Hal
tersebut menunjukkan bahwa data harga saham
sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Standar
deviasi mengalami penurunan setelah terjadinya
event Brexit yang menunjukkan bahwa data harian
dari volume perdagangan saham lebih seragam
pada perode setelah terjadinya event Brexit.
Reaksi pasar modal Indonesia ditunjukkan
dengan adanya signifikansi trading volume activity
selama event window, yakni sejak t-5 hingga t+5.
Signifikansi tersebut mencerminkan bahwa event
Brexit mengandung informasi yang tidak cukup
kuat untuk membuat investor benar-benar merubah

aktivitas perdagangan sahamnya, sehingga investor
tetap melakukan transaksi dalam jumlah yang
besar.
Signifikansi
yang
terbentuk selama
event window menunjukkan bahwa respon investor
selalu terjadi. Respon tersebut juga dipicu oleh
terjadinya kebocoran informasi yang membuat
investor telah memperhitungkan risikonya,
sehingga perdagangan berlangsung normal.
Kebocoran informasi membuat investor dapat
dengan cepat mengambil keputusan investasi.
Signifikansi trading volume activity yang
tercermin setelah terjadinya event Brexit
menunjukkan bahwa investor masih melakukan
wait and see untuk menentukan keputusan
investasi yang tepat pasca Brexit.

Hasil uji beda dua sampel berpasangan
dalam pengujian event study dapat dilihat pada
Tabel 4. Berdasarkan hasil pengujian event study
dengan N=44, dapat diketahui bahwa trading
volume activity menunjukkan signifikansi sebesar
0,6556941. Nilai ini menunjukkan angka >0,05
sehingga H0 tidak dapat ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan setelah terjadinya
event Brexit. Artinya, perubahan trading volume
activity tidak cukup besar, sehingga tidak mampu
membentuk perbedaan yang signifikan.
Temuan dari hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian dari Anggalarang (2010),
Imelda et al. (2014), dan Kurniawati (2015) yang
membahas mengenai event politik. Dalam
penelitian tersebut dinyatakan bahwa tidak terdapat
signifikansi perbedaan antara sebelum dan setelah
terjadinya event politik. Hasil penelitian itu juga
serupa dengan penelitian milik Syaputra (2016)
yang juga mengkaji terkait event Brexit. Hasil
penelitiannya juga tidak menemukan adanya
perbedaan yang signifikan pada trading volume
activity sebelum dan setelah terjadinya event
Brexit.

bereaksi karena adanya kandungan informasi
dalam event tersebut. Reaksi ini ditunjukkan oleh
terbentuknya signifikansi abnormal return dan
trading volume activity selama rentang event
window. Namun, perbedaan yang signifikan antara
keduanya sebelum dan setelah terjadinya event
Brexit tidak dapat terbentuk. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa event Brexit tidak memberikan
dampak terhadap pasar modal Indonesia.
Adanya reaksi dari event Brexit pada pasar
modal Indonesia menandakan bahwa pasar telah
efisien dalam menyerap informasi. Akan tetapi,
meskipun pasar modal Indonesia menyerap
informasi secara efisien, pasar modal Indonesia
bereaksi lambat dan membutuhkan waktu yang
panjang dalam menyerap informasi terkait event
Brexit. Reaksi tersebut ditunjukkan oleh
signifikansi abnormal return yang masih terjadi
hingga t-5. Hal ini mencerminkan bahwa pasar
modal Indonesia belum efisien dalam bentuk
setengah kuat.
Selanjutnya,
metode
event
study
memberikan hasil yang konsisten. Konsistensi
tersebut menunjukkan bahwa metode event study
mampu menangkap adanya perbedaan. Oleh
karena itu, metode event study dinyatakan sebagai
metode pengujian yang kuat dan dapat digunakan
pada beragam situasi, sehingga mampu
memberikan hasil yang memiliki tingkat akurasi
dan konsistensi yang tinggi.

KESIMPULAN
Berdasarkan serangkaian pengujian dalam
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa event
Brexit mampu menjadikan pasar modal Indonesia

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

20

DAFTAR PUSTAKA
Amewu, Godfred, Jones Odei Mensah, dan Paul
Alagidee. 2016. Reaction of Global Stock
Markets to Brexit. Journal of African
political Economy and Development .
Vol. 1:40-55.
Anggalarang. 2009. Pengaruh Hasil Pemilu
Presiden Amerika Serikat 2008 Terhada
Pasar Modal Indonesia (Tanggal Peristiwa
5 November 2008). Tesis yang Tidak
Dipublikasikan. Universitas Gajah Mada.
Anggarani, Diany Ayudana. 2012. Analisis
Pengaruh Kondisi Politik dalam Negeri
Terhadap Abnormal Return Indeks LQ45
(Studi kasus Pergantian Kepemimpinan di
Indonesia Tahun 1999, 2001, 2004, dan
2009). Tesis. Universitas Indonesia.
Anonim. 2016. Brexit Sangat Merusak Ekonomi
Inggris. www.bbc.com (Diakses pada
22 Desember 2016).
Ariani, Azisha Dwita. 2016. Analisis Perbedaan
Abnormal Return dan Likuiditas Saham
Sebelum dan Sesudah Right Issue. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 33, No. 2:49-58.
Beaulieu, Claude Marie, Cosset Claude Jean,
dan
Naceur
Essaddam. 2005. Political
Uncertainty and Stock Market Returns:
Evidence
from
the
1995
Quebec
Referendum.
Canadian
Journal
of
Economics Revue canadienne d'économique.
Vol. 39, No. 2:621-642.
Bodie, Zvi, Alex Kane, dan Alan J Marcus. 1999.
Investment. Singapura: McGraw-Hill.
Bodie, Zvi, Alex Kane, dan Alan J Marcus.
Diterjemahkan oleh Romi Bhakti Hartarto
dan
Zuliani
Dalimunthe.
2014.
Manajemen
Portofolio
dan investasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Bouoiyour, Jamal dan Refk Selmi. 2016. Are UK
Industries Resilient in Dealing with
Uncertainty? The Case Of Brexit. Paper of
Economie. Universite De Pau Et Des Pays
De L’Adour.
Brown, Stepen J, Jerold B Warner. 1985. Using
Daily Stock Returns The Case of Event
Studies. Journal of Financial Economics .
Vol. 14:3-31.
Cazan, Sabina Andreea. 2017. Brexit Impliclation
Over The England Banking System-an Event
Study Approach. Journal of Public

Administration,
No 11:81-92.

Finance,

and

Law.

Dangol, Jeetendra. 2008. Unanticipated Political
Events and Stock Returns: An Event Study.
Economic Review. Tribhuvan University.
Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS. 2016. Brexit
dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian
Global dan Indonesia . Jakarta: Deputi
Bidang
Ekonomi
Kementerian
PPN/BAPPENAS.
Dewiyanti, Gitasmara. 2009. Global Meltdown:
Contagion atau Interdependence: Analisis
Dampak Kejatuhan Bursa Amerika dam
Bursa Hongkong terhdap Bursa Indonesia
Tahun 2008 dengan Pendekatan Volatility
Spillover. Tesis. Universitas Indonesia.
Delphinea, Neola. 2016. Pengaruh Pengumuman
Pembelian Kembali Saham (Buy Back)
Terhadap Reaksi Pasar (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015). Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 38, No. 1:106-114.
Dutta,
Anupam.
2014.
Parametric
and
Nonparametric Event Study Tests: AReview.
International Business Research. Vol. 7,
No. 12:136-142.
Dodd, Peter dan Jerold B. Warner. 1983. On
Corporate Governance: A Study of Proxy
Contests. Journal of Financial Economics.
Vol. 11:401-438.
Elton J Edwin, Martin J Gruber, Stephen J Brown,
dan William N Goetzmann. 2014. Modern
Portofolio Theory and Investment Analysis
Ninth Edition. United States of America:
Willey.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi: Teori
dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Hanafi, M Mamduh. 2015. Manajemen Keuangan .
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Hauswald, Robert. 2002. Event Studies: Assessing
the Market Impact of Corporate Policy.
Technical Note.Kogod School of Business.
Henderson, JR. Glenn V. 1990. Problem and
Solutions in Conducting Event Studies. The
Journal of Risk and Insurance. Vol. 57,
No. 2:282-306.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

21

Imelda, Hermanto Siregar, dan Lukytawati
Anggraeni. 2014. Abnormal Return and
Trading Volume in the Indonesia Stock
market in Relation to the Presidential
Elections in 2004, 2009, and 2014.
International Journal of Administrative
Science and Organization. Vol. 21, No. 2:
65-76.
Iyengar, Madhu, Nirmal Iyengar, dan Hamish
Sampat. 2017. Impact of US Election result
on Indian Stock Market: an Event Study
Approach. International Journal of Applied
Research. Vol. 3, No. 5:9-13.

Milas, Costas, Tim Worral, dan Robert Zymek.
2016. Watch Out for Winners and Losers:
Odd-Implied Brexit Sentimenr and FTSE
Return. www.timworall.com (Diakses pada
tanggal 20 Oktober 2017).
Nainggolan, Poltak Partogi. 2016. “Brexit”,
Penyebab dan Implikasi Globalnya. Majalah
Info Singkat Hubungan Internasional Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Vol VIII
No. 12/II/P3DI/Juni/2016.
Nageswara dan Sreejith. 2014. Event Study
Methodology a Critical Review. The
Macrotheme review. Vol. 3, No. 1:40-53.

Jaya, Wihana Kirana. 2016. Menimbang Perlunya
Kebijakan Khusus Pasca Brexit. Media
Keuangan Transparansi Informasi Kebijakan.
Vol. 6, No. 101: 40-42.

Nimkhunthod, Weerasak, 2007, An Impact Of
Political Events On The Stock Exchange Of
Thailand. Thesis. Thammasat University
Bangkok Thailand.

Jones, Charles P. 2014. Investment principles and
Concepts International Student Version
Twelfth Edition. Willey.

Nguthi, Paul Ndung’u. 2013. The Effect of
Political News on Stock market Returns in
Kenya: The Case of March 2013 General
Elections. Thesis. University of Nairobi.

Kauffman, Rober J, Trent J Spaulding, dan Charles
A. Wood. 2009. Are Online Auction Markets
Efficient? An Empirical Study of Market
Liquidity and Abnormal Returns. Journal of
Decision Support Systems. Vol. 48:3-13.
Kurniawati, Astuti. 2015. Reaksi Pasar Atas Hasil
Pemilu Presiden 2014 (Study pada Emiten
yang Listing di Jakarta Islamic Index).
Jurnal Ekonomi Manajemen. Vol 2,
No. 3:233-247.
Lihuang Tong, 2010. Event Study Analysis of
Share Price and Stock Market Index Data.
Dissertation. University of Stirling.
Lee, Seoki dan Daniel J. Connolly. 2010. The
Impact of IT News on Hospitality Firm
Value Using Cumulative Abnormal returns
(CARs). International Journal of Hospitality
Management. Vol 29:354-362.
Lestarini, Ade hapsari. 2016. Bursa Saham Asia
Belum
Bergairah
usai
Brexit.
www.metrotvnews.com
(Diakses
pada
tanggal 2 Juni 2017).
Luoma, Tehri. 2011. A Sign Test of Cumulative
Abnormal Returns in Event Studies Based on
Generalized Standardized Abnormal Returns.
Finland: Department of Mathematics and
Statistics.
MacKinlay, A. Craig. 1997. Event Studies in
Economics and Finance. Journal of
Economic Literature. Vol. 35:13–39.

Nugraha, Aiki. 2010. Analisis Pengaruh Perubahan
Bond Rating Terhadap Abnormal Return
untuk Saham yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tesis. Universitas Indonesia.
Nugroho, Yulianto Dwi. 2011. Reaksi Pasar
Terhadap Peristiwa Politik di Indonesia.
Tesis yang Tidak Dipublikasikan. Universitas
Gajah Mada.
Nurhaeni, Nunung. 2009. Dampak Pemilihan
Umum Legislatif Indonesia Tahun 2009
Terhadap Abnormal return dan Aktivitas
Volume Perdagangan Saham di BEI (Uji
Kasus pada Saham yang Terdaftar dalam
Kelompok Perusahaan LQ45). Tesis.
Univesitas Diponegoro.
Pamungkas, Aryo. 2015. Pengaruh Pemilu
Presiden Indonesia tahun 2014 terhadap
Abnormal return dan Trading Volume
Activity (Studi Pada Perusahaan Pada
Perusahaan Yang Tercatat Sebagai Anggota
Indeks Kompas100). Jurnal Administrasi
bisnis. Vol. 20, No. 1:1-8.
Raharja, Bayu Sindhu. 2015. Ekspektasi Pasar
Atas kebijakan Resuffle Kabinet Kerja: Uji
Kekuatan (Robustness) Metoda Event Study.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 22,
No. 1:52-64.
Reilly, Frank K. dan Keith C. Brown. 2009.
Investment
Analysis
and
Portofolio
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

22

Management, Ninth Edition. Canada:
Cengage Learning Product by Nelson
Education, Ltd.

Sari, Ni Putu Tila Permata. 2017. Analisis
Komparatif Saham LQ45 Sebelum dan
Sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016.
Jurnal Akuntansi. Vol. 7, No. 1:1-10.
Sathyanarayana dan Sudhindra Gargesha. 2016.
Impact of BREXIT Referendum on Indian
Stock Market. Journal of Management &
Social Sciences. Vol. 5, No. 1:104-121.
Satria, Dias. 2016. United Kongdom: Analisis Data
Brexit?. www.diassatria.com. (Diakses pada
tanggal 14 Mei 2017).
Schiereck, Dirk, Florian Kiesel , Sascha Kolaric
D.2016. Brexit: (Not) another Lehman
moment for banks?. Finance Research
Letters. Vol. 19:291–29.
Sorokina, Nonna, David E. Booth, dan John H.
Thornton. 2013. Robust Methods in Event
Studies: Empirical Evidence and Theoretical
Implications.
Journal
of
Data
Science.Vol.11:575-606.
Suganda, Tarsisius Renald, Kadek Ernawan,
Gerrinko Giffari Wurintara.2016. The Hong
Kong, Thailand, and Indonesia Capital
Market Respons Toward The “Brexit”
Phenomena. Skripsi. Ma Chung University.

Suryanto. 2015. Analysis of Abnormal Return
Before and After the Announcement of
Investment Grade Indonesia. International
Journal of Business and Management
Review. Vol. 3, No. 1:11-23.
Suryawijaya, Marwan Asri dan Faizal Arief
Setiawan. 1998. Reaksi Pasar Modal
Indonesia Terhadap Peristiwa Politik dalam
Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli
1996. Jurnal. Vol. 7, No. 18:137-153.
Syaputra, Kamilia. 2016. Reaksi Pasar Saham di
Beberapa Bursa Efek Asean Terhadap
Peristiwa Britain to Exit (Brexit) di Eropa
(Event Study pada Indeks Saham Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Skripsi. Universitas Lampung.
Utomo, Sri Drajat Wahyu. 2010. Analisis Reaksi
Pasar Modal Terhadap Peristiwa Politik
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009
Studi Kasus Bursa Efek Indonesia. Tesis
yang Tidak Dipublikasikan. Universitas
Gajah Mada.
Waisnawa, I Putu Gede Brahmaputra.Analisis
Reaksi Pasar Atas Pengumuman Stock Split
oleh Pt. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Tahun
2013. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 23,
No. 1.
Yolsal, Handan. 2011. Applications of Parametric
and Non Parametric Test For Event Studies
on ISE. Journal of Economy. Vol. 15:53-7.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

23

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25