Talempong Batu Di Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat: Analisis Fungsi Musik Dan Pola Ritem
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT NAGARI TALANG ANAU
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana masyarakat Talang
Anau. Seperti letak geografis Nagari Talang Anau, sistem sosial, adat, agama, dan
bahasa. Informasi dalam bab 2 ini 85% adalah hasil penelitian selama berada di
Nagari Talang Anau. Berikut penjelasan dan pembahasan tentang bab gambaran
umum masyarakat Nagari Talang Anau.
2.1 Letak Geografis Nagari Talang Anau
Peta 1 :
Jorong Luak Begak
Jorong Talang Anau
Peta Kab. Limapuluh Kota
Jorong Simpang
Padang
Peta Nagari Talang Anau (dokumentasi pribadi dari kantor wali nagari Talang Anau)
Talang Anau adalah salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Gunuang
Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Limapuluh
Kota terletak di bagian timur wilayah Sumatera Barat. Menurut data sensus Badan
17
Universitas Sumatera Utara
Pusat Statistik Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2013, masyarakat kabupaten
Limapuluh kota berjunlah 361.597 jiwa yang terdiri atas 179.174 laki-laki dan
182.423 perempuan. Kabupaten Limapuluh Kota memiliki 13 kecamatan3, termasuk
kecamatan Gunuang Omeh yang terdapat Nagari Talang Anau di dalamnya.
Kabupaten Limapuluh kota terletak antara batasan-batasan wilayah, yaitu :
Sebelah Utara, Provinsi Riau
Sebelah Selatan, Kabupaten tanah datar dan Kabupaten Sijunjung
Sebelah Barat, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
Sebelah Timur, Provinsi Riau
Sumatera Barat memiliki nama atau istilah sendiri untuk meyebut desa dan
dusunnya, yaitu : Nagari (desa), jorong (dusun). Nagari didalamnya terdiri dari
jorong-jorong yang wilayahnya lebih kecil. Nagari harus memiliki sekurangkurangnya 1 masjid, rumah gadang, rumah adat, sawah ladang, dan tepian. Istilah itu
juga dipakai dalam masyarakat di Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh,
Kabupaten Limapuluh kota, Sumatera Barat. Kecamatan Gunuang Omeh memiliki 3
Nagari, yaitu Nagari Pandam Gadang, Nagari Koto Tinggi, dan Nagari Talang Anau.
Nagari Talang Anau berada di daerah dataran tinggi atau daerah darek Kecamatan
Gunuang Omeh. Desa ini dikelilingi hutan-hutan gunung dan jurang-jurang. Daerah
Talang Anau adalah daerah ujung Sumatera Barat dan berada di pelosok. Itulah yang
membuat lokasi ini sulit dijangkau dengan kendaran roda empat maupun roda dua.
Jika dilalui dengan berjalan kaki akan memakan waktu yang sangat lama.
Nagari Talang Anau memiliki 3 jorong , yaitu jorong Talang Anau, jorong
Simpang Padang dan jorong Luak Begak. Talempong Batu yang dimaksud disini
ialah berada di jorong Talang Anau. Luas Nagari Talang Anau adalah 1854 Ha, di
3
Payakumbuh, Akabiluru, Luak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, Harau, Guguak,
Mungka, Suliki, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Kapur IX, Pangkalan Koto Baru.
18
Universitas Sumatera Utara
antaranya Jorong Talang Anau 683 Ha; Jorong Simp Padang 356 Ha; dan Jorong
Luak Begak 815 Ha.4 Nagari Talang Anau memiliki penduduk sekitar 2400 jiwa dan
548 KK, 1114 jiwa diantaranya adalah penduduk di Jorong Talang Anau5.
Tabel.1 penduduk Nagari Talang Anau:
Nama Jorong
Jumlah KK
Jumlah Perempuan
Jumlah Lakilaki
258 KK
484
630
148 KK
254
466
142 KK
253
402
548 KK
991
1.498
Jorong Talang Anau
Jorong Simp. Padang
Jorong Luak Begak
Jumlah
2.2 Mata Pencahariaan Penduduk Talang Anau
Mata pencaharian penduduk Nagari Talang Anau, mayoritas adalah bertani,
beternak dan sebagian kecil pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta seperti jualan
harian, kedai kopi dll. Masyarakat Talang Anau bertani dan beternak memanfaatkan
lahan sekitar desa, baik lahan sendiri maupun bekerja untuk mengurus lahan milik
orang lain. Lahan tersebut ditanami padi, jagung dan tumbuhan lainnya, juga hewanhewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan itik.
Masyarakat Talang Anau juga bermain Talempong Batu, Talempong Pacik, dan
Talempong Rea sebagai tambahan penghasilan. Walaupun bermain Talempong
4
5
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
19
Universitas Sumatera Utara
bukanlah pekerjaan utama, tetapi pekerjaan itu sangat membantu ekonomi
masyarakat Talang Anau. Bermain Talempong bukanlah pekerjaan rutinitas yang
dilakukan setiap hari seperti beternak, bertani dan wiraswasta, pekerjaan ini
dilakukan jika ada acara ataupun permintaan dari pengunjung yang ingin melihat dan
mendengarnya.
Menurut hasil wawancara dengan bapak Ril Afrizal, mayoritas penduduk Talang
Anau bekerja sebagai petani, sedangkan PNS (pegawai negeri sipil) sangatlah
sedikit, sehingga bisa dihitung dengan jari.
Berikut adalah tabek mata pencaharian masyarakat Nagari Talang Anau :
Tabel 2 :
Pekerjaan
Jumlah
PNS
3%
Petani
92%
Wiraswasta
5%
2.3 Sistem Sosial
2.3.1 Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Talang Anau adalah sistem
kekerabatan Minangkabau, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan kepada garis
keturunan ibu (matrilineal), dan sistem kekerabatan matrilinear ini adalah salah satu
identitas masyarakat Minangkabau. Ini juga ditulis oleh Umar Yunus dalam bukunya
Manusia dan Kebudayaan Indonesia (1971).
Dalam sistem matrilineal ini, kaum ibu di sebut Bundo Kanduang. Bundo
Kanduang adalah sebutan untuk perempuan yang memimpin seluruh perempuan di
20
Universitas Sumatera Utara
sebuah nagari dan mendampingi niniak mamak dalam mengurus sebuah nagari.
Karena sistem matrilineal yang dianut Minangkabau, seorang pemimpin perempuan
di perlukan dalam suatu nagari untuk memimpin seluruh perempuan beserta anak
cucu yang ada didalam suatu kaum/nagari.6 Dalam hal ini, di Minangkabau kaum
perempuan (ibu) memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada laki-laki. Tetapi laki-laki
tetap pemimpin dalam sebuah keluarga.
Sistem matrelineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau membuat
perempuan memiliki hak sepenuhnya dalam hal pewarisan. Jadi harta waris dan harta
pusaka 100% jatuh kepada perempuan, walaupun laki-laki yang menjadi pemimpin
didalam sebuah keluarga. Laki-laki yang memimpin dalam keluarga besar
Minangkabau disebut Mamak.7
Kemudian kelompok kekerabatan yang lebih besar lagi ialah perkumpulan dari
beberapa suku atau kaum dalam sebuah wadah yang dinamakan Niniak Mamak.
Niniak mamak ini adalah perkumpulan para lelaki yang dituakan dari keluarga ibu.
Niniak mamak berfungsi sebagai wadah bermusyawarahnya masyarakat di sebuah
Nagari. Ini dikarenakan niniak mamak adalah orang-orang yang dituakan di sebuah
Nagari. Niniak mamak dipilih oleh masayarakat di Nagari setempat dengan beberapa
syarat, seperti : suku, kepiawan dalam bersosial, pintar, jujur, tegas dan lurus, dan
fasih berbicara. Kepada niniak mamak, para kemanakannya menyebut atau
memanggil Mamak. Mamak dalam arti harfiahnya adalah saudara laki-laki dari ibu.
Sebutan mamak ini juga berlaku pada lelaki dewasa (lebih tua). Misal, disebuah
Nagari akan diakan acara adat prosesi lamaran. Dahulu prosesi lamaran dilakukan
oleh wanita, tetapi dalam hukum Islam, laki-laki yang harus melamar perempuan.
6
7
Informasi ini didapat dari buku “Tambo Alam Minangkabau” (ibrahim Dt. Sanggono Dirajo 2009).
Mamak (seorang laki-laki dewasa, saudara laki-laki dari ibu)
21
Universitas Sumatera Utara
Disini ninak mamak berperan untuk bermusyawarah menentukan apakah prosesi ini
dilanjutkan sesuai adat atau mengikuti dari hukum Islam. Karena tugas dari niniak
mamak secara umum ialah manaruik alua nan luruih (menuruti alur yang lurus),
manampuah labuah nan pasa (menempuh jalan yang sudah di sepakati), mamaliharo
harto pusako (memelihara harta pusaka), dan memelihara anak kamanakan
(memelihara anak kemanakan). Untuk itu setiap Nagari harus memiliki niniak
mamak sebagai sarana bermusyawarah masyarakat.
Demikian juga Nagari Talang Anau yang memiliki niniak mamak sebagai sarana
perkumpulan laki-laki yang dituakan untuk bermusyawarah dalam memecahkan
masalah-masalah adat, agama, dll yang ada di Nagari Talang Anau.
Berikut nama-nama niniak mamak di Nagari Talang Anau dan pembagian sukusukunya :
“Daftar nama-nama Niniak Mamak Nagari Talang Anau, Kecamatan
Gunuang Omeh, Sumatera Barat”
Suduk Nan Limo
No
Nama/Gelar
Pangkat Adat
Suku
Alamat
1
Zulfahmi Dt. Bandaro
Ka Ampe Suku
Kutianyia
Talang Anau
2
Masni Dt. Rajo Bangun
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
3
Zulkaini Dt. Bandara Sati Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
4
Dodi Dt. Sati
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
5
Zulkifli Dt. Baro
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
6
Rozi Dt. Godang
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
22
Universitas Sumatera Utara
7
Deswandi
Dt.
Rajo Pangulu Andiko
Kutianyia
Luak Begak
Pangulu
8
Raflis Dt. Apa Bosa
Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
9
Rusli Dt. Junjuang
Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
10
Maritem Dt. Pangulu Sati Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
11
D. Dt. Samo
Pangulu Andiko
Banuampu Simp Padang
12
Ali Akmal Dt. Mantiko Pangulu Andiko
Banuampu Simp Padang
Bosa
13
Yeprizal Dt. Mantiko
Pangulu Andiko
Banuampu Luak Begak
14
Amri Dt. Koruk
Pangulu Andiko
Banuampu Luak Begak
15
Dedi Dt. Sondi Marajo
Pangulu Andiko
Banuampu Luak Begak
16
MS. Dt. Rangkai Kayo
Pangulu Andiko
Jambak
17
Dt. Cangang
Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
18
Safrijal Dt. Sinaro
Pangulu Andiko
Pitopang
Luak Begak
Luak Begak
Suduk Nan Ampek
No
1
Nama/Gelar
Zulfahmi Dt. Panduko
Pangkat Adat
Suku
Alamat
Ka ampat suku
Malayu
Luak Begak
Rajo
2
Yarman Dt. Asa Dirajo
Pangulu Andiko
Malayu
Luak Begak
3
Mariyunas Dt. Panduko
Pangulu Andiko
Malayu
Luak Begak
Marajo
4
N. Dt. Bosa Marajo
Pangulu Andiko
Malayu
Talang Anau
5
Aswen Dt. Pangulu Bosa
Pangulu Andiko
Malayu
Talang Anau
23
Universitas Sumatera Utara
Suduk Nan Sambilan
No
Nama/Gelar
Pangkat Adat
Suku
Alamat
1
Nusril Dt. Mungguang
Ka ampek suku
Koto
Talang Anau
2
Dt. Majoh
Pangulu Andiko
Koto
Talang Anau
3
Welizarni Dt. Bandaro
Pangulu Andiko
Koto
Talang Anau
Muncak
4
Aman Dt. Muncak
Pangulu Andiko
Koto
Talang Anau
5
Lianas Dt. Rangkai Tuah
Pangulu Andiko
Pisang
Talang Anau
6
Sariaman Dt. Rangkai
Pangulu Andiko
Tanjung
Talang Anau
Pangulu Andiko
Pisang
Luak Begak
Kayo
7
Amrizal Dt. Naro Nan
Tompan
8
Nasar Dt. Adua
Pangulu Andiko
Pisang
Talang Anau
9
Markainus Dt. Bosa
Pangulu Andiko
Pisang
Talang Anau
10
Iyas Dt. Siri
Pangulu Andiko
Pisang
Luak Begak
11
Zarizal Hendri Dt.
Pangulu Andiko
Paga
Luak Begak
Marindo
12
Fauzi Marjidan Dt.
Cancang
Pangulu Andiko
Paga
Cancang
Luak Begak
Pangulu Andiko
Paga
Cancang
Luak Begak
Pangulu Andiko
Piliang
Luak Begak
Pangulu Andiko
Piliang
Luak Begak
Payung Mas
13
Sesrimon Dt. Bandaro
Nan Panjang
14
Safrizal Dt. Bosa Nan
Panjang
15
Mardeni Dt. Dandani
24
Universitas Sumatera Utara
16
Aidil Rasmi Dt.
Pangulu Andiko
Piliang
Luak Begak
Rangkayo Bosa
17
Endi Dt. Bandaro Sati
Pangulu Andiko
Guci
Talang Anau
18
Aldo Dt. Bandara Sati
Pangulu Andiko
Guci
Talang Anau
Suduk Nan Enam
No
Nama/Gelar
Pangkat Adat
Suku
Alamat
1
Imi Dt. Perpatiah
Ka Ampek Suku
Caniago
Talang Anau
2
Darul Husni Dt. Bandaro
Pangulu Andiko
Bodi
Talang Anau
Pangulu Andiko
Caniago
Luak Begak
Bosa
3
Jalius Dt. Gindo Kali
Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Keterangan Tabel :
Ka = Kepala
Dt = Datuak
Pangulu = penghulu (pimpinan adat/orang yang dituakan)
Suduk = Pembagian bidang-bidang suku.
Berikut adalah pembagian Suduk di Nagari Talang Anau :
1. Suduk Nan Limo : Kutianyia, Banuampu, Jambak, Pitopang, Salo.
2. Suduk Nan Ampek : Malayu, Bendang, Kempang, Mandailiang.
3. Suduk Nan Sambilan : Paga Cancang, Pisang, Tanjung, Koto, Piliang, Guci,
Mandaliko, Kampai, Singkuang.
4. Suduk Nan Anam : Bodi, Caniago, Sikumbang, Simabua, Payobada.
25
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Sistem Pemerintahan
Masyarakat
Minangkabau
memiliki
sistem
pemerintahan
tradisonal
Minangkabau, yaitu BodiCaniago 8 dan KotoPiliang. 9 Masyarakat Minangkabau
Talang Anau juga dianut oleh keempat suku tersebut. Dahulu masyarakat Nagari
Talang Anau juga menganut sistem pemerintahan tradisional Minangkabau
bodicaniago dan kotopiliang, yang nagari dipimpin/diatur berdasarkan tingkatan,
yaitu : 1. Suku, dipimpin oleh Mamak/penghulu suku; 2. Buah Paruik10, dipimpin
oleh penghulu kaum; 3. Kampuang, dipimpin oleh Tuo Kampuang; 4. Rumah
Gadang, dipimpin oleh Tungganai. Tetapi sekarang ini masyarakat Minangkabau
sudah mengikuti aturan sistem pemerintahan pusat Indonesia. Begitu juga dengan
Nagari Talang Anau, mengikuti sistem pemerintahan pusat karena Talang Anau
termasuk kedalam provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari Talang Anau memiliki
Wali Nagari untuk mengurusi pemerintahan, masyarakat, dan Nagari Talang Anau.
Wali Nagari dalam bahasa Indonesia adalah kelurahan. Saat ini Nagari Talang Anau
di pimpin oleh Y.Dt.Asa dirajo. Beliau menjabat sebagai wali nagari baru berjalan
lebih kurang 1 tahun. Sistem pemerintahan yang diterapkan di Nagari Talang Anau
adalah menjalankan sistem pemerintahan yang sudah ditetapkan dari pemerintahan
pusat.
Kemudian selain wali nagari, Talang Anau juga memiliki organisasi badan
permusyawaratan, organisasi badan permusyawaratan ini memililiki struktur.
Organisasi permusyawaratan ini berfungsi sebagai organisai masyarakat Talang
Anau, dan untuk membuat masyarakat terus bersatu dan damai dalam membuat
Nagari Talang Anau menjadi daerah yang lebih maju lagi. Berikut daftar susunan
8
Sistem penulisan BodiCaniago dan KotoPiliang sudah baku seperti itu (tidak di spasi)
Bodicaniago (sistem demokratis) & Kotopiliang (sistem aristokratis)
1010
Buah Paruik : Kumpulan orang sekaum.
9
26
Universitas Sumatera Utara
organisasi pemerintahan Nagari Talang Anau dan struktur organisasi badan
permusyawaratan Nagari Talang Anau :
Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Talang Anau:
Wali Nagari :
Y.Dt.Asa dirajo
Kaur
pemerintahan :
Nofria Eliza
Kaur
pembangunan :
Aspel Musli
Kaur
Administrassi :
Desi Vebrima
Ningsih
K.Jorong Talang
Anau : Rino Jaya
Putra
K.Jorong SP
Padang : Akrida
Andespa
K.Jorong Luak
Begak :
F.Dt.Payuang
27
Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi badan permusyawaratan Nagari Talang Anau
Ketua :
Mahmedi Setiadi
Wakil Ketua :
Deswandi Putra
Anggota :
Yos Sudarso
Sekretaris :
Yusmida Putri
Anggota :
Adir Faleni
Anggota :
Marsenal
Setiabudi
Anggota :
Oktaviadi
Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
2.3.3
Adat dan agama
2.3.3.1 Adat
Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi yaitu “Alam takambang jadi
guru”, maksudnya ialah alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk,
sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai pedoman, ajaran, dan guru. Konsep inilah yang dijadikan landasan adat di
Minangkabau. Minangkabau yang terkenal dengan adatnya dari zaman dahulu
sampai sekarang dengan semboyan adat “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi
Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan AlQuran dan Hadist).
Adat Minangkabau terbagi atas 4 jenis, yaitu : 1. Adat nan sabana adat (adat
yang sebenarnya adat) merupakan adat asli Minangkabau yang kekal dan tidak dapat
diubah. Contoh : silsilah keturunan menurut garis keturunan ibu (matrilineal), dan
pemilik harta pusaka sepenuhnya adalah hak perempuan, laki-laki tidak memiliki
sedikitpun hak atas harta waris; 2. Adat nan diadatkan
(adat yang
28
Universitas Sumatera Utara
diadatkan/dibiasakan), adat ini adalah sebuah aturan yang telah disepakati dan
diundangkan dalam tatanan adat Minangkabau dari zaman dulu melalui sebuah
pengkajian dan penelitian yang amat dalam dan sempurna oleh para nenek moyang
orang Minangkabau. Adat ini dapat diperbarui sesuai perkembangan zaman dan
kesepakatan bersama. Contoh : acara Tabuik11 di Pariaman, acara adat itu hanya ada
di Pariaman saja, di daerah Minangkabau lainnya tidak melaksanakan adat tabuik
tersebut; 3. Adat nan Taradat (adat yang teradat) adat ini mengatur tatanan hidup
bermasyarakat dalam suatu Nagari dan interaksi antara satu suku dan suku lainnya
dalam nagari itu yang disesuaikan dengan kultur di daerah itu sendiri.
Adat ini disesuaikan dengan perkembangan zaman memakai etika-etika dasar adat
Minangkabau namun tetap dilandasi ajaran Agama Islam. Contoh : dahulu
masyarakat Minangkabau dalam prosesi lamaran, perempuanlah yang harus datang
dan melamar laki-laki tersebut, tetapi sekarang adat itu sudah mulai jarang dilakukan,
hanya beberapa daerah saja yang masih melakukannya; 4. Adat istiadat, adat ini
adalah merupakan ragam adat dalam pelaksanaan silaturrahim, berkomunikasi,
berintegrasi, bersosialisasi dalam masyarakat suatu nagari di Minangkabau seperti
acara pinang meminang, pesta perkawinan dll, disetiap daerah ada saja
perbedaannya. Kedua adat yang terakhir ini disebut “Adaik nan babuhua sintak”
(adat yang tidak diikat mati) dan inilah yang di namakan ”Istiadat”, karena ia tidak
diikat mati maka ia boleh dirubah kapan saja diperlukan melalui kesepakatan
bersama dalam musyawarah niniak mamak. Contoh : adat yang bersifat sosial dan
kerakyatan yaitu barandai (bermain randai), di Talang Anau yaitu batalempong
(bermain Talempong Batu) pada saat acara tertentu seperti pernikahan.
11
Acara adat untuk membuang sial atau bala, yang disimbolkan dengan1 buah tabuik yang dibuat
besar dan tinggi, kemudian di arak-arak sampai ke laut dengan di iringi musik Gandang Tabuik.
29
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Nagari Talang Anau sangat menjaga seluruh adat Minangkabau
tersebut, dan menjadi pedoman bagi masyarakat Talang Anau dalam berkehidupan di
Nagari tersebut. Filosofi adat Minangkabau juga menjadi pegangan yang kuat dan
dipercaya masyarakat Minangkabau hingga sekarang karena sudah turun-temurun
dan alam memang menjadi guru yang dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan bagi
manusia.
2.3.3.2 Agama
Seluruh masyarakat Nagari Talang Anau (Jorong Talang Anau, Jorong Luak
Begak, Jorong Simp Padang) menganut agama Islam, yaitu berpedoman pada AlQuran dan Hadist. Itu berarti 100% masyarakat Minangkabau di Nagari Talang Anau
adalah beragama islam. Seperti yang ada pada adat Minangkabau, “Adaik Basandi
Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan AlQuran dan Hadist). Maka seluruh masyarakat Minangkabau adalah muslim/islam.
Walaupun adat tetap berjalan, tetapi masyarakat Talang Anau tetap menghubungkan
segala sesuatunya dengan ajaran islam.
Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-13 dan dianut oleh masyarakat
Minangkabau pertama kali didaerah Pariaman 12 . Islam masuk ke Minangkabau
dengan jalur perdagangan, karena wilayah Minnagkabau adalah wilayah strategis
dalam hal perdagangan, kemudian untuk menyiarkan agama islam mereka
mendakidari pesisir barat ke daerah darek (darat). Jadi islam masuk ke Minangkabau
dibawa oleh para pedagang-pedagang dari Arab. Pada saat itu adat dan agama masih
terus berdampingan, hingga keluarlah pepatah yang mengatakan : Adaik menurun,
12
Informasi ini didpat dari Syamsul Bahri Koto (kakek penulis) niniak mamak di Ampalu, Pariaman.
30
Universitas Sumatera Utara
Syara’ mendaki (adat menurun, agama mendaki). 13 Pepatah ini muncul setelah
agama islam semakin kuat dianut oleh masyarakat Minangkabau, sehingga apapun
yang berhubungan dengan adat haruslah dikaitkan dengan ajaran agama islam.
Pepatah ini sangat berhubungan dengan adanya kata Adat bersandi syara’, syara’
bersandi Kitabullah. Maka dari itu agama islam tetap yang menjadi acuan dalam
melaksanakan adat istiadat.
Kemistisan yang ada pada Talempong Batu dahulu dipercaya hingga sampai
meminta/menyembah pada Talempong Batu, tetapi masyarakat Talang Anau sudah
diluruskan atas saran dari penyuluh agama di Talang Anau dan hasil musyawarah
masyarakat Talang Anau yang dilakukan bersama-sama mengenai hal kemistisan dan
kepercayaan pada Talempong Batu pada tahun 1970an, bahwa tempat Talempong
Batu boleh dijadikan temapat berdoa saja, tetapi hanya pada Allah lah meminta
segala sesuatunya. 14 Walaupun begitu masih ada masyarakat yang sangat percaya
dengan kemistisan Talempong Batu tersebut karena pernah mengalami kejadiankejadian aneh pada Talempong Batu, seperti di mimpikan tentang Talempong Batu.
Tetapi itu adalah warga yang kelahirannya di atas tahun 70an, seperti yang sudah
dijelskan diatas bahwa pada tahun 70an sudah diluruskan mengenai kemistisan
Talempong Batu. Warga yang kelahirannya tahun 80an kebawah sudah tidak percaya
dengan hal-hal magis yang ada pada Talempong batu, walaupun begitu mereka tetap
mempercayai cerita kemagisan Talempong Batu pada jaman dahulu. Maka dari itu
masyarakat Talang Anau hanya menjaga kelestarian Talempong Batu, bukan percaya
kepada Talempong Batu tersebut, semua ritual yang dikerjakan masyarakat hanyalah
adat istiadat/kebiasaan masyarakat yang menjaga keutuhan Talempong Batu tersebut.
13
Agama tetap yang menjadi acuan utama dalam menjalani kehidupan.
Informasi ini didapat dari Bapak Ali Nasrul (59 thn) seorang penyuluh agama di Nagari Talang
Anau.
14
31
Universitas Sumatera Utara
2.4 Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Talang Anau adalah bahasa
Minangkabau atau juga sering disebut bahasa Urang Awak. Bahasa Minang dipakai
di seluruh daerah Sumatera Barat (kecuali Kepulauan Mentawai). Tetapi Masyarakat
Talang Anau memiliki pengucapan yang sedikit berbeda dengan bahasa
Minangkabau pada umumnya. Seperti : Pedas : Padeh
Anau); Emas : Ameh
Podeh (dialek Talang
Omeh (dialek Talang Anau). Logat dan pengucapan bahasa
dari masyarakat Talang Anau sudang berbeda dengan masyarakat di kota Padangnya.
Perbedaan inilah yang membuat penulis kesulitan dalam berkomunikasi dengan para
informan. Masyarakat Minangkabau sangat jarang menggunakan bahasa Indonesia
jika dengan sesama Urang Awak. 15 Apalagi di daerah pedesaan, sangat sulit bagi
mereka menggunakan bahasa Indonesia karena setiap harinya menggunakan bahasa
ibu mereka (bahasa Minangkabau/bahasa urang awak).
2.5 Kesenian
Nagari Talang Anau memiliki beberapa grup/kelompok kesenian, seperti randai,
saluang, rabah, Talempong Pacik, Talempong Rea, dan Talempong Batu. Grup
kesenian tersebut tidak permanen dan tidak memiliki struktur kepengurusan, karena
grup kesenian ini digunakan hanya pada saat tertentu saja. Contoh, 1). Randai
ditampilkan pada saat acara perkawinan masyarakat Talang Anau, atau acara-acara
masyarakat lainnya di Jorong Talang Anau; 2). Talempong Pacik digunakan pada
saat arak-arakan pengantin pesta perkawinan; 3). Talempong Rea digunakan
bersamaan dengan saluang, rabah, maupun sarunai untuk memainkan lagu-lagu pop
Minangkabau yang menjadi hiburan pada saat acara adat, pemerintahan ataupun jika
15
Urang awak (suku Minangkabau).
32
Universitas Sumatera Utara
ada pengunjung/turis yang ingin melihatnya; 4). Talempong Batu digunakan untuk
acara hiburan, acara pemerintahan, adat Bayan Kaulan (memenuhi nazar), atau
bahkan menjadi sarana komunikasi bagi warga Talang Anau; 5). Grup tari di bentuk
jika ada masyarakat yang membuat acara dan meminta hiburan tarian, disitulah baru
di bentuk, jadi grup tari di Talang Anau tidak memiliki struktur tetap yang
mengorganisirnya.
33
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT NAGARI TALANG ANAU
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana masyarakat Talang
Anau. Seperti letak geografis Nagari Talang Anau, sistem sosial, adat, agama, dan
bahasa. Informasi dalam bab 2 ini 85% adalah hasil penelitian selama berada di
Nagari Talang Anau. Berikut penjelasan dan pembahasan tentang bab gambaran
umum masyarakat Nagari Talang Anau.
2.1 Letak Geografis Nagari Talang Anau
Peta 1 :
Jorong Luak Begak
Jorong Talang Anau
Peta Kab. Limapuluh Kota
Jorong Simpang
Padang
Peta Nagari Talang Anau (dokumentasi pribadi dari kantor wali nagari Talang Anau)
Talang Anau adalah salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Gunuang
Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Limapuluh
Kota terletak di bagian timur wilayah Sumatera Barat. Menurut data sensus Badan
17
Universitas Sumatera Utara
Pusat Statistik Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2013, masyarakat kabupaten
Limapuluh kota berjunlah 361.597 jiwa yang terdiri atas 179.174 laki-laki dan
182.423 perempuan. Kabupaten Limapuluh Kota memiliki 13 kecamatan3, termasuk
kecamatan Gunuang Omeh yang terdapat Nagari Talang Anau di dalamnya.
Kabupaten Limapuluh kota terletak antara batasan-batasan wilayah, yaitu :
Sebelah Utara, Provinsi Riau
Sebelah Selatan, Kabupaten tanah datar dan Kabupaten Sijunjung
Sebelah Barat, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
Sebelah Timur, Provinsi Riau
Sumatera Barat memiliki nama atau istilah sendiri untuk meyebut desa dan
dusunnya, yaitu : Nagari (desa), jorong (dusun). Nagari didalamnya terdiri dari
jorong-jorong yang wilayahnya lebih kecil. Nagari harus memiliki sekurangkurangnya 1 masjid, rumah gadang, rumah adat, sawah ladang, dan tepian. Istilah itu
juga dipakai dalam masyarakat di Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh,
Kabupaten Limapuluh kota, Sumatera Barat. Kecamatan Gunuang Omeh memiliki 3
Nagari, yaitu Nagari Pandam Gadang, Nagari Koto Tinggi, dan Nagari Talang Anau.
Nagari Talang Anau berada di daerah dataran tinggi atau daerah darek Kecamatan
Gunuang Omeh. Desa ini dikelilingi hutan-hutan gunung dan jurang-jurang. Daerah
Talang Anau adalah daerah ujung Sumatera Barat dan berada di pelosok. Itulah yang
membuat lokasi ini sulit dijangkau dengan kendaran roda empat maupun roda dua.
Jika dilalui dengan berjalan kaki akan memakan waktu yang sangat lama.
Nagari Talang Anau memiliki 3 jorong , yaitu jorong Talang Anau, jorong
Simpang Padang dan jorong Luak Begak. Talempong Batu yang dimaksud disini
ialah berada di jorong Talang Anau. Luas Nagari Talang Anau adalah 1854 Ha, di
3
Payakumbuh, Akabiluru, Luak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, Harau, Guguak,
Mungka, Suliki, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Kapur IX, Pangkalan Koto Baru.
18
Universitas Sumatera Utara
antaranya Jorong Talang Anau 683 Ha; Jorong Simp Padang 356 Ha; dan Jorong
Luak Begak 815 Ha.4 Nagari Talang Anau memiliki penduduk sekitar 2400 jiwa dan
548 KK, 1114 jiwa diantaranya adalah penduduk di Jorong Talang Anau5.
Tabel.1 penduduk Nagari Talang Anau:
Nama Jorong
Jumlah KK
Jumlah Perempuan
Jumlah Lakilaki
258 KK
484
630
148 KK
254
466
142 KK
253
402
548 KK
991
1.498
Jorong Talang Anau
Jorong Simp. Padang
Jorong Luak Begak
Jumlah
2.2 Mata Pencahariaan Penduduk Talang Anau
Mata pencaharian penduduk Nagari Talang Anau, mayoritas adalah bertani,
beternak dan sebagian kecil pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta seperti jualan
harian, kedai kopi dll. Masyarakat Talang Anau bertani dan beternak memanfaatkan
lahan sekitar desa, baik lahan sendiri maupun bekerja untuk mengurus lahan milik
orang lain. Lahan tersebut ditanami padi, jagung dan tumbuhan lainnya, juga hewanhewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan itik.
Masyarakat Talang Anau juga bermain Talempong Batu, Talempong Pacik, dan
Talempong Rea sebagai tambahan penghasilan. Walaupun bermain Talempong
4
5
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
19
Universitas Sumatera Utara
bukanlah pekerjaan utama, tetapi pekerjaan itu sangat membantu ekonomi
masyarakat Talang Anau. Bermain Talempong bukanlah pekerjaan rutinitas yang
dilakukan setiap hari seperti beternak, bertani dan wiraswasta, pekerjaan ini
dilakukan jika ada acara ataupun permintaan dari pengunjung yang ingin melihat dan
mendengarnya.
Menurut hasil wawancara dengan bapak Ril Afrizal, mayoritas penduduk Talang
Anau bekerja sebagai petani, sedangkan PNS (pegawai negeri sipil) sangatlah
sedikit, sehingga bisa dihitung dengan jari.
Berikut adalah tabek mata pencaharian masyarakat Nagari Talang Anau :
Tabel 2 :
Pekerjaan
Jumlah
PNS
3%
Petani
92%
Wiraswasta
5%
2.3 Sistem Sosial
2.3.1 Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Talang Anau adalah sistem
kekerabatan Minangkabau, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan kepada garis
keturunan ibu (matrilineal), dan sistem kekerabatan matrilinear ini adalah salah satu
identitas masyarakat Minangkabau. Ini juga ditulis oleh Umar Yunus dalam bukunya
Manusia dan Kebudayaan Indonesia (1971).
Dalam sistem matrilineal ini, kaum ibu di sebut Bundo Kanduang. Bundo
Kanduang adalah sebutan untuk perempuan yang memimpin seluruh perempuan di
20
Universitas Sumatera Utara
sebuah nagari dan mendampingi niniak mamak dalam mengurus sebuah nagari.
Karena sistem matrilineal yang dianut Minangkabau, seorang pemimpin perempuan
di perlukan dalam suatu nagari untuk memimpin seluruh perempuan beserta anak
cucu yang ada didalam suatu kaum/nagari.6 Dalam hal ini, di Minangkabau kaum
perempuan (ibu) memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada laki-laki. Tetapi laki-laki
tetap pemimpin dalam sebuah keluarga.
Sistem matrelineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau membuat
perempuan memiliki hak sepenuhnya dalam hal pewarisan. Jadi harta waris dan harta
pusaka 100% jatuh kepada perempuan, walaupun laki-laki yang menjadi pemimpin
didalam sebuah keluarga. Laki-laki yang memimpin dalam keluarga besar
Minangkabau disebut Mamak.7
Kemudian kelompok kekerabatan yang lebih besar lagi ialah perkumpulan dari
beberapa suku atau kaum dalam sebuah wadah yang dinamakan Niniak Mamak.
Niniak mamak ini adalah perkumpulan para lelaki yang dituakan dari keluarga ibu.
Niniak mamak berfungsi sebagai wadah bermusyawarahnya masyarakat di sebuah
Nagari. Ini dikarenakan niniak mamak adalah orang-orang yang dituakan di sebuah
Nagari. Niniak mamak dipilih oleh masayarakat di Nagari setempat dengan beberapa
syarat, seperti : suku, kepiawan dalam bersosial, pintar, jujur, tegas dan lurus, dan
fasih berbicara. Kepada niniak mamak, para kemanakannya menyebut atau
memanggil Mamak. Mamak dalam arti harfiahnya adalah saudara laki-laki dari ibu.
Sebutan mamak ini juga berlaku pada lelaki dewasa (lebih tua). Misal, disebuah
Nagari akan diakan acara adat prosesi lamaran. Dahulu prosesi lamaran dilakukan
oleh wanita, tetapi dalam hukum Islam, laki-laki yang harus melamar perempuan.
6
7
Informasi ini didapat dari buku “Tambo Alam Minangkabau” (ibrahim Dt. Sanggono Dirajo 2009).
Mamak (seorang laki-laki dewasa, saudara laki-laki dari ibu)
21
Universitas Sumatera Utara
Disini ninak mamak berperan untuk bermusyawarah menentukan apakah prosesi ini
dilanjutkan sesuai adat atau mengikuti dari hukum Islam. Karena tugas dari niniak
mamak secara umum ialah manaruik alua nan luruih (menuruti alur yang lurus),
manampuah labuah nan pasa (menempuh jalan yang sudah di sepakati), mamaliharo
harto pusako (memelihara harta pusaka), dan memelihara anak kamanakan
(memelihara anak kemanakan). Untuk itu setiap Nagari harus memiliki niniak
mamak sebagai sarana bermusyawarah masyarakat.
Demikian juga Nagari Talang Anau yang memiliki niniak mamak sebagai sarana
perkumpulan laki-laki yang dituakan untuk bermusyawarah dalam memecahkan
masalah-masalah adat, agama, dll yang ada di Nagari Talang Anau.
Berikut nama-nama niniak mamak di Nagari Talang Anau dan pembagian sukusukunya :
“Daftar nama-nama Niniak Mamak Nagari Talang Anau, Kecamatan
Gunuang Omeh, Sumatera Barat”
Suduk Nan Limo
No
Nama/Gelar
Pangkat Adat
Suku
Alamat
1
Zulfahmi Dt. Bandaro
Ka Ampe Suku
Kutianyia
Talang Anau
2
Masni Dt. Rajo Bangun
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
3
Zulkaini Dt. Bandara Sati Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
4
Dodi Dt. Sati
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
5
Zulkifli Dt. Baro
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
6
Rozi Dt. Godang
Pangulu Andiko
Kutianyia
Talang Anau
22
Universitas Sumatera Utara
7
Deswandi
Dt.
Rajo Pangulu Andiko
Kutianyia
Luak Begak
Pangulu
8
Raflis Dt. Apa Bosa
Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
9
Rusli Dt. Junjuang
Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
10
Maritem Dt. Pangulu Sati Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
11
D. Dt. Samo
Pangulu Andiko
Banuampu Simp Padang
12
Ali Akmal Dt. Mantiko Pangulu Andiko
Banuampu Simp Padang
Bosa
13
Yeprizal Dt. Mantiko
Pangulu Andiko
Banuampu Luak Begak
14
Amri Dt. Koruk
Pangulu Andiko
Banuampu Luak Begak
15
Dedi Dt. Sondi Marajo
Pangulu Andiko
Banuampu Luak Begak
16
MS. Dt. Rangkai Kayo
Pangulu Andiko
Jambak
17
Dt. Cangang
Pangulu Andiko
Banuampu Talang Anau
18
Safrijal Dt. Sinaro
Pangulu Andiko
Pitopang
Luak Begak
Luak Begak
Suduk Nan Ampek
No
1
Nama/Gelar
Zulfahmi Dt. Panduko
Pangkat Adat
Suku
Alamat
Ka ampat suku
Malayu
Luak Begak
Rajo
2
Yarman Dt. Asa Dirajo
Pangulu Andiko
Malayu
Luak Begak
3
Mariyunas Dt. Panduko
Pangulu Andiko
Malayu
Luak Begak
Marajo
4
N. Dt. Bosa Marajo
Pangulu Andiko
Malayu
Talang Anau
5
Aswen Dt. Pangulu Bosa
Pangulu Andiko
Malayu
Talang Anau
23
Universitas Sumatera Utara
Suduk Nan Sambilan
No
Nama/Gelar
Pangkat Adat
Suku
Alamat
1
Nusril Dt. Mungguang
Ka ampek suku
Koto
Talang Anau
2
Dt. Majoh
Pangulu Andiko
Koto
Talang Anau
3
Welizarni Dt. Bandaro
Pangulu Andiko
Koto
Talang Anau
Muncak
4
Aman Dt. Muncak
Pangulu Andiko
Koto
Talang Anau
5
Lianas Dt. Rangkai Tuah
Pangulu Andiko
Pisang
Talang Anau
6
Sariaman Dt. Rangkai
Pangulu Andiko
Tanjung
Talang Anau
Pangulu Andiko
Pisang
Luak Begak
Kayo
7
Amrizal Dt. Naro Nan
Tompan
8
Nasar Dt. Adua
Pangulu Andiko
Pisang
Talang Anau
9
Markainus Dt. Bosa
Pangulu Andiko
Pisang
Talang Anau
10
Iyas Dt. Siri
Pangulu Andiko
Pisang
Luak Begak
11
Zarizal Hendri Dt.
Pangulu Andiko
Paga
Luak Begak
Marindo
12
Fauzi Marjidan Dt.
Cancang
Pangulu Andiko
Paga
Cancang
Luak Begak
Pangulu Andiko
Paga
Cancang
Luak Begak
Pangulu Andiko
Piliang
Luak Begak
Pangulu Andiko
Piliang
Luak Begak
Payung Mas
13
Sesrimon Dt. Bandaro
Nan Panjang
14
Safrizal Dt. Bosa Nan
Panjang
15
Mardeni Dt. Dandani
24
Universitas Sumatera Utara
16
Aidil Rasmi Dt.
Pangulu Andiko
Piliang
Luak Begak
Rangkayo Bosa
17
Endi Dt. Bandaro Sati
Pangulu Andiko
Guci
Talang Anau
18
Aldo Dt. Bandara Sati
Pangulu Andiko
Guci
Talang Anau
Suduk Nan Enam
No
Nama/Gelar
Pangkat Adat
Suku
Alamat
1
Imi Dt. Perpatiah
Ka Ampek Suku
Caniago
Talang Anau
2
Darul Husni Dt. Bandaro
Pangulu Andiko
Bodi
Talang Anau
Pangulu Andiko
Caniago
Luak Begak
Bosa
3
Jalius Dt. Gindo Kali
Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Keterangan Tabel :
Ka = Kepala
Dt = Datuak
Pangulu = penghulu (pimpinan adat/orang yang dituakan)
Suduk = Pembagian bidang-bidang suku.
Berikut adalah pembagian Suduk di Nagari Talang Anau :
1. Suduk Nan Limo : Kutianyia, Banuampu, Jambak, Pitopang, Salo.
2. Suduk Nan Ampek : Malayu, Bendang, Kempang, Mandailiang.
3. Suduk Nan Sambilan : Paga Cancang, Pisang, Tanjung, Koto, Piliang, Guci,
Mandaliko, Kampai, Singkuang.
4. Suduk Nan Anam : Bodi, Caniago, Sikumbang, Simabua, Payobada.
25
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Sistem Pemerintahan
Masyarakat
Minangkabau
memiliki
sistem
pemerintahan
tradisonal
Minangkabau, yaitu BodiCaniago 8 dan KotoPiliang. 9 Masyarakat Minangkabau
Talang Anau juga dianut oleh keempat suku tersebut. Dahulu masyarakat Nagari
Talang Anau juga menganut sistem pemerintahan tradisional Minangkabau
bodicaniago dan kotopiliang, yang nagari dipimpin/diatur berdasarkan tingkatan,
yaitu : 1. Suku, dipimpin oleh Mamak/penghulu suku; 2. Buah Paruik10, dipimpin
oleh penghulu kaum; 3. Kampuang, dipimpin oleh Tuo Kampuang; 4. Rumah
Gadang, dipimpin oleh Tungganai. Tetapi sekarang ini masyarakat Minangkabau
sudah mengikuti aturan sistem pemerintahan pusat Indonesia. Begitu juga dengan
Nagari Talang Anau, mengikuti sistem pemerintahan pusat karena Talang Anau
termasuk kedalam provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari Talang Anau memiliki
Wali Nagari untuk mengurusi pemerintahan, masyarakat, dan Nagari Talang Anau.
Wali Nagari dalam bahasa Indonesia adalah kelurahan. Saat ini Nagari Talang Anau
di pimpin oleh Y.Dt.Asa dirajo. Beliau menjabat sebagai wali nagari baru berjalan
lebih kurang 1 tahun. Sistem pemerintahan yang diterapkan di Nagari Talang Anau
adalah menjalankan sistem pemerintahan yang sudah ditetapkan dari pemerintahan
pusat.
Kemudian selain wali nagari, Talang Anau juga memiliki organisasi badan
permusyawaratan, organisasi badan permusyawaratan ini memililiki struktur.
Organisasi permusyawaratan ini berfungsi sebagai organisai masyarakat Talang
Anau, dan untuk membuat masyarakat terus bersatu dan damai dalam membuat
Nagari Talang Anau menjadi daerah yang lebih maju lagi. Berikut daftar susunan
8
Sistem penulisan BodiCaniago dan KotoPiliang sudah baku seperti itu (tidak di spasi)
Bodicaniago (sistem demokratis) & Kotopiliang (sistem aristokratis)
1010
Buah Paruik : Kumpulan orang sekaum.
9
26
Universitas Sumatera Utara
organisasi pemerintahan Nagari Talang Anau dan struktur organisasi badan
permusyawaratan Nagari Talang Anau :
Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Talang Anau:
Wali Nagari :
Y.Dt.Asa dirajo
Kaur
pemerintahan :
Nofria Eliza
Kaur
pembangunan :
Aspel Musli
Kaur
Administrassi :
Desi Vebrima
Ningsih
K.Jorong Talang
Anau : Rino Jaya
Putra
K.Jorong SP
Padang : Akrida
Andespa
K.Jorong Luak
Begak :
F.Dt.Payuang
27
Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi badan permusyawaratan Nagari Talang Anau
Ketua :
Mahmedi Setiadi
Wakil Ketua :
Deswandi Putra
Anggota :
Yos Sudarso
Sekretaris :
Yusmida Putri
Anggota :
Adir Faleni
Anggota :
Marsenal
Setiabudi
Anggota :
Oktaviadi
Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
2.3.3
Adat dan agama
2.3.3.1 Adat
Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi yaitu “Alam takambang jadi
guru”, maksudnya ialah alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk,
sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai pedoman, ajaran, dan guru. Konsep inilah yang dijadikan landasan adat di
Minangkabau. Minangkabau yang terkenal dengan adatnya dari zaman dahulu
sampai sekarang dengan semboyan adat “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi
Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan AlQuran dan Hadist).
Adat Minangkabau terbagi atas 4 jenis, yaitu : 1. Adat nan sabana adat (adat
yang sebenarnya adat) merupakan adat asli Minangkabau yang kekal dan tidak dapat
diubah. Contoh : silsilah keturunan menurut garis keturunan ibu (matrilineal), dan
pemilik harta pusaka sepenuhnya adalah hak perempuan, laki-laki tidak memiliki
sedikitpun hak atas harta waris; 2. Adat nan diadatkan
(adat yang
28
Universitas Sumatera Utara
diadatkan/dibiasakan), adat ini adalah sebuah aturan yang telah disepakati dan
diundangkan dalam tatanan adat Minangkabau dari zaman dulu melalui sebuah
pengkajian dan penelitian yang amat dalam dan sempurna oleh para nenek moyang
orang Minangkabau. Adat ini dapat diperbarui sesuai perkembangan zaman dan
kesepakatan bersama. Contoh : acara Tabuik11 di Pariaman, acara adat itu hanya ada
di Pariaman saja, di daerah Minangkabau lainnya tidak melaksanakan adat tabuik
tersebut; 3. Adat nan Taradat (adat yang teradat) adat ini mengatur tatanan hidup
bermasyarakat dalam suatu Nagari dan interaksi antara satu suku dan suku lainnya
dalam nagari itu yang disesuaikan dengan kultur di daerah itu sendiri.
Adat ini disesuaikan dengan perkembangan zaman memakai etika-etika dasar adat
Minangkabau namun tetap dilandasi ajaran Agama Islam. Contoh : dahulu
masyarakat Minangkabau dalam prosesi lamaran, perempuanlah yang harus datang
dan melamar laki-laki tersebut, tetapi sekarang adat itu sudah mulai jarang dilakukan,
hanya beberapa daerah saja yang masih melakukannya; 4. Adat istiadat, adat ini
adalah merupakan ragam adat dalam pelaksanaan silaturrahim, berkomunikasi,
berintegrasi, bersosialisasi dalam masyarakat suatu nagari di Minangkabau seperti
acara pinang meminang, pesta perkawinan dll, disetiap daerah ada saja
perbedaannya. Kedua adat yang terakhir ini disebut “Adaik nan babuhua sintak”
(adat yang tidak diikat mati) dan inilah yang di namakan ”Istiadat”, karena ia tidak
diikat mati maka ia boleh dirubah kapan saja diperlukan melalui kesepakatan
bersama dalam musyawarah niniak mamak. Contoh : adat yang bersifat sosial dan
kerakyatan yaitu barandai (bermain randai), di Talang Anau yaitu batalempong
(bermain Talempong Batu) pada saat acara tertentu seperti pernikahan.
11
Acara adat untuk membuang sial atau bala, yang disimbolkan dengan1 buah tabuik yang dibuat
besar dan tinggi, kemudian di arak-arak sampai ke laut dengan di iringi musik Gandang Tabuik.
29
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Nagari Talang Anau sangat menjaga seluruh adat Minangkabau
tersebut, dan menjadi pedoman bagi masyarakat Talang Anau dalam berkehidupan di
Nagari tersebut. Filosofi adat Minangkabau juga menjadi pegangan yang kuat dan
dipercaya masyarakat Minangkabau hingga sekarang karena sudah turun-temurun
dan alam memang menjadi guru yang dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan bagi
manusia.
2.3.3.2 Agama
Seluruh masyarakat Nagari Talang Anau (Jorong Talang Anau, Jorong Luak
Begak, Jorong Simp Padang) menganut agama Islam, yaitu berpedoman pada AlQuran dan Hadist. Itu berarti 100% masyarakat Minangkabau di Nagari Talang Anau
adalah beragama islam. Seperti yang ada pada adat Minangkabau, “Adaik Basandi
Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan AlQuran dan Hadist). Maka seluruh masyarakat Minangkabau adalah muslim/islam.
Walaupun adat tetap berjalan, tetapi masyarakat Talang Anau tetap menghubungkan
segala sesuatunya dengan ajaran islam.
Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-13 dan dianut oleh masyarakat
Minangkabau pertama kali didaerah Pariaman 12 . Islam masuk ke Minangkabau
dengan jalur perdagangan, karena wilayah Minnagkabau adalah wilayah strategis
dalam hal perdagangan, kemudian untuk menyiarkan agama islam mereka
mendakidari pesisir barat ke daerah darek (darat). Jadi islam masuk ke Minangkabau
dibawa oleh para pedagang-pedagang dari Arab. Pada saat itu adat dan agama masih
terus berdampingan, hingga keluarlah pepatah yang mengatakan : Adaik menurun,
12
Informasi ini didpat dari Syamsul Bahri Koto (kakek penulis) niniak mamak di Ampalu, Pariaman.
30
Universitas Sumatera Utara
Syara’ mendaki (adat menurun, agama mendaki). 13 Pepatah ini muncul setelah
agama islam semakin kuat dianut oleh masyarakat Minangkabau, sehingga apapun
yang berhubungan dengan adat haruslah dikaitkan dengan ajaran agama islam.
Pepatah ini sangat berhubungan dengan adanya kata Adat bersandi syara’, syara’
bersandi Kitabullah. Maka dari itu agama islam tetap yang menjadi acuan dalam
melaksanakan adat istiadat.
Kemistisan yang ada pada Talempong Batu dahulu dipercaya hingga sampai
meminta/menyembah pada Talempong Batu, tetapi masyarakat Talang Anau sudah
diluruskan atas saran dari penyuluh agama di Talang Anau dan hasil musyawarah
masyarakat Talang Anau yang dilakukan bersama-sama mengenai hal kemistisan dan
kepercayaan pada Talempong Batu pada tahun 1970an, bahwa tempat Talempong
Batu boleh dijadikan temapat berdoa saja, tetapi hanya pada Allah lah meminta
segala sesuatunya. 14 Walaupun begitu masih ada masyarakat yang sangat percaya
dengan kemistisan Talempong Batu tersebut karena pernah mengalami kejadiankejadian aneh pada Talempong Batu, seperti di mimpikan tentang Talempong Batu.
Tetapi itu adalah warga yang kelahirannya di atas tahun 70an, seperti yang sudah
dijelskan diatas bahwa pada tahun 70an sudah diluruskan mengenai kemistisan
Talempong Batu. Warga yang kelahirannya tahun 80an kebawah sudah tidak percaya
dengan hal-hal magis yang ada pada Talempong batu, walaupun begitu mereka tetap
mempercayai cerita kemagisan Talempong Batu pada jaman dahulu. Maka dari itu
masyarakat Talang Anau hanya menjaga kelestarian Talempong Batu, bukan percaya
kepada Talempong Batu tersebut, semua ritual yang dikerjakan masyarakat hanyalah
adat istiadat/kebiasaan masyarakat yang menjaga keutuhan Talempong Batu tersebut.
13
Agama tetap yang menjadi acuan utama dalam menjalani kehidupan.
Informasi ini didapat dari Bapak Ali Nasrul (59 thn) seorang penyuluh agama di Nagari Talang
Anau.
14
31
Universitas Sumatera Utara
2.4 Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Talang Anau adalah bahasa
Minangkabau atau juga sering disebut bahasa Urang Awak. Bahasa Minang dipakai
di seluruh daerah Sumatera Barat (kecuali Kepulauan Mentawai). Tetapi Masyarakat
Talang Anau memiliki pengucapan yang sedikit berbeda dengan bahasa
Minangkabau pada umumnya. Seperti : Pedas : Padeh
Anau); Emas : Ameh
Podeh (dialek Talang
Omeh (dialek Talang Anau). Logat dan pengucapan bahasa
dari masyarakat Talang Anau sudang berbeda dengan masyarakat di kota Padangnya.
Perbedaan inilah yang membuat penulis kesulitan dalam berkomunikasi dengan para
informan. Masyarakat Minangkabau sangat jarang menggunakan bahasa Indonesia
jika dengan sesama Urang Awak. 15 Apalagi di daerah pedesaan, sangat sulit bagi
mereka menggunakan bahasa Indonesia karena setiap harinya menggunakan bahasa
ibu mereka (bahasa Minangkabau/bahasa urang awak).
2.5 Kesenian
Nagari Talang Anau memiliki beberapa grup/kelompok kesenian, seperti randai,
saluang, rabah, Talempong Pacik, Talempong Rea, dan Talempong Batu. Grup
kesenian tersebut tidak permanen dan tidak memiliki struktur kepengurusan, karena
grup kesenian ini digunakan hanya pada saat tertentu saja. Contoh, 1). Randai
ditampilkan pada saat acara perkawinan masyarakat Talang Anau, atau acara-acara
masyarakat lainnya di Jorong Talang Anau; 2). Talempong Pacik digunakan pada
saat arak-arakan pengantin pesta perkawinan; 3). Talempong Rea digunakan
bersamaan dengan saluang, rabah, maupun sarunai untuk memainkan lagu-lagu pop
Minangkabau yang menjadi hiburan pada saat acara adat, pemerintahan ataupun jika
15
Urang awak (suku Minangkabau).
32
Universitas Sumatera Utara
ada pengunjung/turis yang ingin melihatnya; 4). Talempong Batu digunakan untuk
acara hiburan, acara pemerintahan, adat Bayan Kaulan (memenuhi nazar), atau
bahkan menjadi sarana komunikasi bagi warga Talang Anau; 5). Grup tari di bentuk
jika ada masyarakat yang membuat acara dan meminta hiburan tarian, disitulah baru
di bentuk, jadi grup tari di Talang Anau tidak memiliki struktur tetap yang
mengorganisirnya.
33
Universitas Sumatera Utara