PERAN LEMBAGA SOSIAL PPAP SEROJA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK RAWAN DI KOTA SOLO | Robaaniyahya | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8527 17990 1 SM

PERAN LEMBAGA SOSIAL PPAP SEROJA DALAM MEMBERIKAN
MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK RAWAN DI KOTA SOLO
Riska Robaaniyahya, Slamet Subagya, dan Zaini Rohmad
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
robaaniyahya@gmail.com
ABSTRACT
This research aims were to find out the method used by PPAP Seroja institute as
well as to find out the effect of giving learning motivation to vulnerable children at
Solo city. This study was conducted at PPAP Seroja institute and the subject data
technique was purposive sampling. The subject chosen in this research were the
committees and the trainers in PLK Seroja, the vulnerable children who learned at
PLK Seroja, and the Manpower and Transmigration Department staff of Solo city.
The approach of this research was descriptive qualitative research, with the case study
format. The data were using primer and secondary data, through the interview,
observation, and documentation techniques. The data validity techniques were
through assembling the data, coding the data, presenting the data, and building the
interpretation or conclusion. The result of this study showed that the method used by
PPAP Seroja institute in giving learning motivation to the vulnerable children at Solo
city were; (1) giving scholarship in education or school grant; (2) building personal
communication; (3) putting motivation and learning material in the vulnerable

children activities. In addition, the effect of these method were; (1) the increasing in
quantity of vulnerable children at PPAP Seroja who wanted to go to school; (2) the
changing of negative perception in vulnerable children mind about the learning
environment at school; (3) the rising interest of vulnerable children to learn until
nowadays from the four effective days used in learning activity.
Kata Kunci : PPAP Seroja institute, Vulnerable Children, Pendidikan Layanan
Khusus (PLK), Learning Motivation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dilakukan Lembaga Sosial
PPAP Seroja dalam memberikan motivasi belajar kepada anak rawan di Kota Solo
beserta dampaknya. Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Sosial PPAP Seroja

dengan teknik pemilihan informan berupa purposive sampling. Informan yang dipilih
dalam penelitian ini adalah pengurus dan tentor di PLK Seroja, anak rawan di PLK
Seroja, dan staff Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Solo. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis studi
kasus. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder melalui teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi
metode dan triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian ini diawali dengan
pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data, dan terakhir menarik

kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara yang dilakukan oleh Lembaga
Sosial PPAP Seroja adalah (1) pemberian dana bantuan atau beasiswa pendidikan
bersyarat (2) menjalin komunikasi personal (3) menyisipkan motivasi dan materi
belajar dalam aktivitas anak rawan. Dampak yang dirasakan adalah (1) meningkatnya
jumlah anak rawan dampingan Lembaga Sosial PPAP Seroja yang mau sekolah (2)
berubahnya persepsi negatif anak rawan tentang suasana pembelajaran di sekolah (3)
meningkatnya minat anak rawan untuk belajar.
Kata Kunci : Lembaga Sosial PPAP Seroja, Anak Rawan, Pendidikan Layanan
Khusus (PLK), Motivasi Belajar.

PENDAHULUAN

orangtuanya, masyarakat secara luas,

Latar Belakang Masalah

maupun

pemerintah


atau

negara.

Anak merupakan individu yang

Namun, dalam praktiknya pemenuhan

berada pada rentang usia 0 – 21 tahun.

hak – hak anak ini justru sering

Dalam proses perkembangannya, anak

dilupakan.

memerlukan

lingkungan keluarganya, tetapi juga


daripada

perhatian

orang

yang

dewasa.

lebih

Terlebih

Tidak

hanya

oleh


oleh negara atau pemerintah.

seorang anak juga memiliki hak – hak

Salah satu hak anak yang masih

yang harus bisa dipenuhi. Hak anak

sering belum bisa terpenuhi adalah hak

yang

terhadap

anak dalam mendapatkan pendidikan.

kelangsungan hidup, hak terhadap

Selama ini, akses pendidikan yang ada


perlindungan,

tumbuh

masih terbilang belum merata dan

kembang, dan hak untuk berpartisipasi

belum bisa didapatkan oleh semua

harus

golongan masyarakat. Hal ini dapat

meliputi

bisa

hak


hak

untuk

dipenuhi

oleh

kedua

dilihat dari jumlah anak putus sekolah

Oktober 2014. Ini menunjukkan bahwa

di Indonesia pada tahun 2012 telah

di kota – kota besar seperti Solo masih

mencapai angka 2,3 juta anak. Data ini


terjadi

diperoleh dari UNICEF.org mengenai

pendidikan

laporan tahunan UNICEF Indonesia

masyarakatnya.

pada tahun 2012. Jumlah ini kemudian

keluarga yang terbatas merupakan

mengalami peningkatan pada tahun

salah

2015. Menurut data yang dirilis oleh


sekolah.

ketidakmerataan
bagi

satu

akses

seluruh

Keadaan

penyebab

warga
ekonomi

anak


tidak

sp.beritasatu.com jumlah anak putus

Keadaan ini kemudian mendorong

sekolah di Indonesia pada tahun 2015

anak untuk bekerja dan kemudian

mencapai 2,5 juta anak. Keadaan ini

menimbulkan kategori anak pekerja

tentu sangat memprihatinkan disaat

atau buruh anak yang juga termasuk

pemerintah


12

dalam istilah anak rawan. Anak rawan

tahun wajib belajar tetapi yang terjadi

ini sendiri pada dasarnya adalah suatu

justru

istilah

membuat

program

bertolakbelakang.

Dengan

untuk

menggambarkan

kondisi seperti ini, seharusnya bisa

kelompok anak – anak yang belum

mendorong

atau tidak terpenuhi hak – haknya, dan

pemerintah

untuk

membuat program pendidikan yang

bahkan

memiliki

(Suyanto,

arah

untuk

memberikan

dilanggar
2012:

hak
4).



haknya

Salah

satu

kesempatan yang sama kepada seluruh

contohnya adalah tidak terpenuhinya

masyarakat dalam mendapatkan akses

hak

pendidikan yang layak.

pendidikan. Salah satu usaha untuk

Tingginya

angka

anak

putus

anak

memenuhi

dalam

hak

mendapatkan

anak

dalam

pendidikan

adalah

sekolah ini tidak hanya terjadi di

mendapatkan

Indonesia saja, secara khusus di Kota

dengan menyelenggarakan program

Solo sendiri jumlah anak putus sekolah

PLK atau pendidikan layanan khusus.

sampai

menunjukkan

Dimana dalam penyelenggaraan PLK

angka 763 anak. Data ini diperoleh

ini salah satunya diperuntukkan untuk

dari solopos.com yang dirilis pada 28

anak – anak yang yang merupakan

tahun

2014

korban sosial ekonomi, seperti pekerja

pada

anak, buruh anak, anak terlantar, anak

mempengaruhi proses pembelajaran.

jalanan, dan juga anak putus sekolah

Rendahnya tingkat motivasi belajar

yang semuanya termasuk kategori

anak – anak tersebut muncul sebagai

anak rawan (Pasal 32 Ayat 2 UU

akibat dari kehidupan sehari – hari

Sisdiknas

Upaya

yang dijalaninya. Mereka terkadang

penyelengaraan program PLK ini tidak

lebih memilih untuk bekerja daripada

bisa dilakukan oleh satu pihak saja,

belajar di PLK karena hasilnya lebih

diperlukan

bisa terlihat. Disisi lain, persepsi

No.20/2003).

kerjasama

antar

pihak

diri

anak

rawan

juga

terkait agar penyelenggaraan program

mereka

pendidikan

berjalan

sekolah yang negatif juga memiliki

dengan baik, seperti kerjasama antara

pengaruh terhadap rendahnya motivasi

beberapa

lembaga

swadaya

belajar mereka. Dengan demikian,

masyarakat

dengan

pemerintah.

diperlukan usaha – usaha pemberian

Lembaga PPAP atau Pemberdayaan

motivasi belajar kepada mereka yang

Perempuan dan Anak Pinggiran Seroja

termasuk dalam kategori anak rawan.

merupakan

Dalam

tersebut

salah

bisa

satu

lembaga

tentang

usaha

pembelajaran

pemberian

di

motivasi

swadaya masyarakat yang telah lama

belajar tersebut tentu akan memiliki

menjalin kerjasama dengan pemerintah

perbedaan dengan pemberian motivasi

dalam penyelengaraan program PLK

belajar kepada anak – anak pada

untuk anak – anak yang masuk dalam

umumnya.

kategori anak rawan tersebut.

kemudian membuat menarik peneliti

Dalam pelaksanaan program PLK

Perbedaan

inilah

yang

untuk melakukan penelitian dalam
“PERAN

tersebut, tentu tidak semudah yang

skripsi

dibayangkan. Kondisi dimana anak

LEMBAGA

sangat susah untuk diatur menjadi

SEROJA DALAM MEMBERIKAN

salah satu hambatan yang sering

MOTIVASI BELAJAR KEPADA

ditemui. Selain itu, hambatan lain

ANAK RAWAN DI KOTA SOLO”

seperti motivasi belajar yang rendah

yang

berjudul
SOSIAL

PPAP

juga harus dapat terpenuhi agar anak

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk

tidak merasa terdiskriminasi.

mengetahui cara yang dilakukan dalam

Peraturan mengenai hak - hak

memberikan motivasi belajar kepada

seorang anak di Indonesia diatur dalam

anak rawan dan dampaknya.

Keppres Nomor 39 tahun 1990 yang
didasari oleh hasil dari Konvensi Hak

Kajian Pustaka

Anak PBB. Di dalam Konvensi Hak

Konsep Anak
UNICEF mendefinisikan

anak

sebagai penduduk yang berusia antara
0 sampai dengan 18 tahun. Sementara
itu, dalam Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan

Anak,

menyebutkan

bahwa anak adalah mereka yang
belum berusia 21 tahun dan belum
menikah. Sedangkan Undang-undang
Perkawinan menetapkan batas usia 16

Anak yang diadopsi dari Majelis
Umum PBB tahun 1989 berisi bahwa
setiap anak tanpa memandang ras,
jenis kelamin, asal-usul keturunan,
agama maupun bahasa, mempunyai
hak-hak yang mencakup empat bidang
: hak atas kelangsungan hidup, hak
untuk berkembang, hak perlindungan,
dan hak berpartisipasi.
Konsep Anak Rawan

tahun (Huraerah, 2006: 19). Dari

Ketika hak – hak yang dimiliki

beberapa pengertian tersebut, maka

oleh seorang anak tidak dapat dipenuhi

dapat disimpulkan bahwa rentang usia

dengan baik maka anak tersebut bisa

seorang anak terletak pada usia 0

dikategorikan ke dalam kategori anak

sampai dengan 21 tahun. Anak sebagai

rawan. Pada dasarnya, anak rawan

individu yang masih berada di antara

sendiri adalah sebuah istilah untuk

rentang

juga

menggambarkan kelompok anak –

memiliki hak yang berbeda dengan

anak yang karena situasi, kondisi, dan

hak individu yang telah berada pada

tekanan – tekanan kultur maupun

rentang usia 21 tahun ke atas. Hak

struktur menyebabkan mereka belum

yang dimiliki seorang anak tentunya

atau tidak terpenuhi hak – haknya, dan

usia

tersebut

tentu

bahkan acap kali pula dilanggar hak –

Konsep Pendidikan Layanan Khusus

haknya (Suyanto, 2013: 4). Artinya,

(PLK)

mereka yang bisa kita kategorikan

Pendidikan layanan khusus atau

sebagai anak rawan adalah anak – anak

biasa disebut PLK pada hakikatnya

yang masih belum atau tidak terpenuhi

dirancang untuk warga negara yang

hak – haknya, termasuk hak anak

berada

dalam mendapatkan akses pendidikan.

terbelakang, masyarakat adat yang

Beberapa ciri yang pada umumnya

terpencil, dan/atau mengalami bencana

dihadapi oleh anak rawan ini adalah

alam, bencana sosial, tidak mampu

inferior,

secara ekonomi, berpenyakit khusus,

rentan,

dan

marginal

drop

(Suyanto, 2013).

di

out,

daerah

terpencil

broken

dan

atau

home

Usaha – usaha dalam rangka

(Anggraeni, 2013). Menurut Undang –

mengatasi masalah sosial ini tentu

Undang Republik Indonesia No. 20

tidak bisa dilakukan oleh pemerintah

Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

sendiri, dibutuhkan peran dari lembaga

nasional,

swadaya masyarakat

merupakan pendidikan bagi peserta

dengan

permasalahan

yang konsen
sosial

pendidikan

khusus

anak

didik yang memiliki tingkat kesulitan

dalam mengatasi masalah ini. Salah

dalam mengikuti proses pembelajaran

satu upaya yang bisa dilakukan adalah

karena

kelainan

fisik,

dengan memberikan akses pendidikan

mental,

sosial,

dan/atau

kepada anak – anak rawan melalui

potensi

program pendidikan layanan khusus.

istimewa.

Dengan usaha ini, artinya pemerintah

kecerdasan

Adanya

program

emosional,
memiliki

dan

bakat

pendidikan

selain melakukan upaya perlindungan

layanan

sosial, anak – anak rawan juga

membantu anak – anak rawan dalam

memiliki

sama

mendapatkan akses pendidikan. Hal ini

dengan anak – anak pada umumnya

dilakukan mengingat latar belakang

dalam mendapatkan pendidikan.

sosial dan psikologis mereka yang

kesempatan

yang

khusus

ini

juga

akan

berbeda dari anak – anak pada

umumnya.

Maka

sebagai

sebuah

menjadi dua macam, yaitu motif

lembaga swadaya masyarakat yang

intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif

konsen

permasalahan

intrinsik, timbulnya tidak memerlukan

pendidikan anak – anak pinggiran,

rangsangan dari luar karena memang

Lembaga

Seroja

telah ada dalam diri individu sendiri,

program

yaitu sesuai dengan kebutuhannya.

pendidikan layanan khusus ini sebagai

Sedangkan motif ekstrinsik timbul

upaya untuk memenuhi hak anak

karena adanya rangsangan dari luar

dalam mendapatkan pendidikan dan

individu,

juga

(anak

pendidikan terdapat minat yang positif

rawan) untuk tetap bisa sekolah seperti

terhadap kegiatan pendidikan timbul

anak – anak pada umumnya.

karena melihat manfaatnya ( Uno,

terhadap

Sosial

PPAP

menyelenggarakan

memfasilitasi

mereka

pelaksanaan

program

pendidikan layanan khusus ini, tentu
akan menemui beberapa kendala yang
menghambat

berjalannya

pelaksanaan

program

proses

pendidikan

tersebut. Salah satu kendala yang
sering kali ditemui adalah masih
rendahnya

motivasi

belajar

anak

rawan. Motivasi sendiri berasal dari
kata motif,

yang dapat

diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam
diri

individu,

individu

dalam

bidang

2007: 3-4 ).

Motivasi Belajar
Selama

misalnya

yang

tersebut

menyebabkan

bertindak

atau

berbuat. Dari sudut sumber yang
menimbulkannya,

motif

dibedakan

Maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah
laku dan merupakan kekuatan, baik
dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai
tujuan

tertentu

yang

telah

ditetapkannya. Munculnya motivasi
pada anak rawan yang kemudian
diikuti dengan kemauan dan keinginan
untuk belajar disebut sebagai motivasi
belajar

yang dalam pengertiannya

merupakan

dorongan

internal

dan

eksternal pada siswa – siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan
perubahan

tingkah

laku,

pada

umumnya dengan beberapa indikator,

mengacu pada keterlibatan diri yang

meliputi

dan

disukai dan dikehendaki pada sebuah

adanya

aktivitas (Schraw dan Lehman, 2001)

dalam

dalam (Schunk, Dale H. 2012 : 316).

belajar; (3) adanya harapan dan cita –

Dengan anak rawan memiliki minat

cita

dalam belajar ini akan mendorong

(1)

keinginan

adanya

berhasil;

dorongan

dan

masa

hasrat
(2)

kebutuhan

depan;

(4)

adanya

penghargaan dalam belajar; (5) adanya

mereka

kegiatan yang menarik dalam belajar;

dalam belajar. Maka dari itu, tentor

(6) adanya lingkungan belajar yang

harus bisa memberikan rangsangan

kondusif

memungkinkan

kepada anak – anak rawan dengan cara

seorang siswa dapat belajar dengan

membentuk persepsi positif mereka

baik. (Uno, 2007: 23).

tentang pendidikan terlebih dahulu dan

Teori “Pembangkit” Cannon

kemudian

Teori pembangkit yang menguraikan

rawan

motivasi dalam konteks emosi ini

menciptakan

menjelaskan bahwa sebuah persepsi

yang menyenangkan dan bersahabat.

sehingga

merupakan hal penting yang harus
dibentuk

pada

diri

terutama

persepsi

anak
positif

rawan,
tentang

kegiatan pembelajaran di sekolah.
Ketika

persepsi

tersebut

telah

terbentuk maka akan diikuti dengan
munculnya respon internal dan juga
emosi dalam diri anak rawan. Respon
internal dan emosi tersebut bisa berupa
dorongan

atau

motivasi

yang

kemudian memunculkan minat dalam
diri anak rawan untuk kembali mau
belajar di sekolah. Minat sendiri

untuk

selalu

mendorong
untuk

bersemangat

minat

belajar

suasana

anak
dengan

pembelajaran

METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif dengan
jenis studi kasus. Teknik pemilihan
informan melalui purposive sampling.
Informan yang dipilih adalah tentor
dan pengurus Lembaga Sosial PPAP
Seroja, anak rawan yang belajar di
PLK Seroja, dan staff Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Solo. Jenis data menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara dan

adalah anak – anak rawan yang juga

observasi. Data sekunder diperoleh

memiliki karakteristik, psikologis, dan

dari telaah dokumen kegiatan dan

latar belakang yang khusus juga. Salah

profil dari Lembaga Sosial PPAP

satu yang dilakukan oleh pengurus

Seroja. Analisis data dalam penelitian

Lembaga PPAP Seroja adalah dengan

ini diawali dengan pengumpulan data,

cara

mereduksi data, menyajikan data, dan

pendidikan kepada anak – anak rawan

terakhir menarik kesimpulan.

yang

Cara yang dilakukan oleh Lembaga
PPAP

memberikan

Seroja
motivasi

menjadi

dana

bantuan

dampingan

dari

Lembaga PPAP Seroja. Pemberian

HASIL PENELITIAN

Sosial

memberikan

dalam
belajar

kepada anak rawan di Kota Solo
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa cara yang dilakukan oleh
Lembaga Sosial PPAP Seroja dalam
memberikan motivasi belajar kepada
anak rawan terdiri dari 3 cara, yaitu :
1) Pemberian dana bantuan atau
beasiswa pendidikan
Rendahnya motivasi belajar anak
rawan menjadi salah satu hambatan
yang sangat berpengaruh terhadap
berjalannya proses pembelajaran di
program pendidikan layanan khusus
ini. Diperlukan cara – cara yang efektif
dan khusus untuk mengatasi masalah
tersebut, mengingat yang dihadapi

dana bantuan pendidikan ini terdapat
syarat – syarat yang harus dipenuhi
agar bantuan beasiswa pendidikan
tersebut dapat diterima.
Salah satu syarat yang harus
dipenuhi adalah mereka harus mau
sekolah, baik itu di sekolah formal
atau di sekolah non formal seperti di
program layanan khusus “Sekolah
Kita”

yang

diselenggarakan

oleh

Lembaga PPAP Seroja. Pemberian
dana bantuan pendidikan ini bertujuan
untuk mendorong anak agar mau
kembali sekolah. Dengan usaha ini
juga, Lembaga PPAP Seroja turut
membantu mereka dalam memenuhi
kebutuhan

pendidikannya

sehingga

anak – anak rawan tidak lagi memiliki
alasan untuk tidak sekolah.

2) Menjalin Komunikasi Personal
Menjalin

komunikasi

secara

dilakukan bisa berjalan dengan baik
dan

mampu

menciptakan

suasana

personal yang dilakukan bertujuan

belajar yang nyaman dan bersahabat

untuk mengetahui kondisi dari anak

dengan kondisi anak rawan.

rawan setiap harinya. Cara ini diawali

3) Menyisipkan Motivasi dan Materi

dengan menjalin hubungan yang dekat

Belajar dalam Aktivitas Anak

antara tentor dengan anak – anak

Rawan

rawan.

yang

Cara ketiga yang dilakukan adalah

kemudian diposisikan seperti kakak

dengan menyisipkan motivasi dan

sendiri akan membuat mereka sangat

materi belajar dalam setiap aktivitas

terbuka untuk menceritakan berbagai

anak rawan. Dilakukannya cara ini

hal yang dialaminya dalam kehidupan,

bertujuan agar motivasi yang diberikan

termasuk ketika sedang mengalami

tersebut bisa diterima oleh semua anak

permasalahan

membutuhkan

rawan. Jadi ketika anak – anak rawan

orang lain untuk memberikan solusi

memiliki motivasi yang sangat rendah

dalam mengatasinya. Disinilah peran

dan kemudian tidak mau untuk belajar,

dari tentor untuk membantu anak –

tentor

anak rawan dalam mengatasi masalah

memaksa anak untuk tetap belajar atau

yang

Ketika

mengerjakan soal – soal yang ada di

tentor sudah selayaknya seorang kakak

buku modul. Tetapi tentor secara sabar

sendiri

akan

membiarkan dahulu anak – anak rawan

dalam

tersebut untuk melakukan hal – hal

Hubungan

sedang

maka

membantu

dekat

yang

dihadapinya.

hal

tersebut

tentor

memperlakukan mereka.

tidak

kemudian

langsung

yang ingin mereka melakukan diluar

Dengan tentor mengetahui kondisi

pembelajaran. Setelah itu, barulah

anak – anak rawan setiap harinya maka

tentor mencoba membujuk anak –

hal tersebut akan mampu menciptakan

anak rawan untuk kembali belajar dan

suasana kekeluargaan dalam setiap

mengikuti proses pembelajaran di PLK

proses pembelajaran. Ini diperlukan

Seroja. Ketika usaha tersebut masih

agar setiap proses pembelajaran yang

juga belum berhasil, maka tentor akan

ikut dalam aktivas mereka, seperti

mereka sadari, anak – anak rawan

berbincang - bincang dengan anak

tersebut tetap bisa mengikuti proses

rawan lainnya. Perbincangan yang

pembelajaran dengan metode yang

mereka lakukan membahas berbagai

khusus.

hal, seperti apa yang dialami beberapa
waktu yang lalu, cerita pengalaman
mereka masing – masing, dan juga
termasuk cita – cita mereka.
Ketika

mereka

melakukan

perbincangan itulah kemudian tentor
mencoba untuk ikut bergabung dan
membaur dalam aktivitas yang mereka
lakukan tersebut. Tentor mencoba ikut
mendengarkan

apa

yang

mereka

Dampak dari pemberian motivasi
belajar oleh Lembaga Sosial PPAP
Seroja kepada anak rawan di Kota
Solo
Cara – cara yang telah dilakukan
oleh para tentor dan pengurus dari
Lembaga

PPAP

Seroja

tersebut

menghasilkan dampak sebagai berikut:
1) Meningkatnya

jumlah

dampingan

anak

perbincangkan. Kemudian tentor juga

rawan

berusaha untuk memberikan respon

PPAP Seroja yang mau sekolah

terhadap cerita – cerita dari anak –

Cara yang selama ini dilakukan

anak rawan tersebut. Respon itulah

melalui

yang

pendidikan

kemudian

diharapkan

bisa

pemberian
tersebut

Lembaga

dana

bantuan

memberikan

membuat anak – anak rawan merasa

dampak yang mempengaruhi tingkat

nyaman dengan kehadiran tentor dan

motivasi dalam diri anak – anak rawan

tidak

sehingga

sungkan

ketika

tentor

ikut

mereka

bisa

memiliki

mendengarkan perbincangan mereka.

kemauan yang tinggi untuk sekolah.

Dari

Selain

suasana

keakraban

itulah

itu

dengan

diberikannya

kemudian tentor berusaha memberikan

bantuan atau beasiswa pendidikan ini

motivasi dan materi pembelajaran

kepada anak – anak rawan, saat ini

yang berkaitan dengan apa yang

sudah ada 35 anak dari total 40 anak

sedang mereka perbincangkan pada

rawan dampingan Lembaga PPAP

waktu itu. Sehingga secara tidak

Seroja yang telah masuk di sekolah

formal. Jumlah tersebut lebih banyak

sekolah

daripada beberapa tahun sebelumnya

cenderung mereka pandang dari sisi

yang

yang negatif. Mulai dari anggapan

hanya

20

anak.

Keperluan

yang

selama

kegiatan

ini

lebih

mereka ketika belajar di sekolah

bahwa

formal pun sekarang bisa dipenuhi

sekolah itu penuh dengan peraturan

dengan memanfaatkan dana bantuan

yang mengikat, mengekang, guru yang

pendidikan yang diterimanya. Mereka

tidak

juga tidak merasa canggung ketika

negatif lainnya yang membuat anak –

bergaul dengan teman – temannya di

anak rawan enggan untuk belajar di

sekolah formal. Beberapa tahun belajar

sekolah.

bersahabat,

pembelajaran

dan

di

pandangan

di PLK Seroja, saat ini sebagian besar

Oleh karena itu, cara – cara seperti

dari mereka sudah mampu untuk

menjalin komunikasi secara personal

belajar di sekolah formal. Hal ini

dengan anak – anak rawan dilakukan

setidaknya menjadi bukti bahwa anak

untuk

– anak rawan masih bisa untuk

kekeluargaan dan membuat nyaman

diberikan motivasi agar mau kembali

anak – anak rawan ketika belajar di

sekolah.

melalui

program PLK. Hal ini juga bertujuan

pemberian dana bantuan atau beasiswa

untuk memberikan perhatian dan kasih

pendidikan bersyarat tersebut.

sayang yang lebih kepada anak – anak

2) Berubahnya persepsi anak rawan

rawan karena kebanyakan dari mereka

Salah

terhadap

satunya

suasana

kegiatan

lain

yang

adalah

berubahnya

rawan

terhadap

dirasakan

persepsi

perhatian

dan

kasih

sayang dari lingkungan keluarganya.
Dengan

dilakukannya

cara

kegiatan

tersebut, persepsi anak rawan tentang

pembelajaran di sekolah. Cara yang

kegiatan pembelajaran di sekolah yang

selama ini dilakukan memiliki tujuan

penuh dengan aturan, mengekang, dan

untuk mengubah persepsi anak rawan

terlalu tegang bisa berubah. Kini

tentang

kegiatan

kegiatan

suasana

anak

suasana

adalah anak – anak yang kurang
mendapatkan

pembelajaran di sekolah
Dampak

menciptakan

pembelajaran

di

pembelajaran

di

sekolah

mereka pandang sebagai kegiatan yang

dipengaruhi oleh adanya minat yang

menarik untuk diikuti. Kebebasan

muncul dari dalam diri anak rawan

yang diberikan oleh tentor dalam

untuk

batasan wajar membuat mereka tidak

pembelajaran di PLK “Sekolah Kita”

merasa

Seroja. Meningkatnya

dikekang

seperti

persepsi

selalu

mengikuti

kegiatan

minat anak

mereka selama ini tentang kegiatan

rawan untuk belajar ini merupakan

pembelajaran di sekolah. Mereka lebih

salah satu akibat dari usaha yang

bisa

proses

dilakukan

tentor

dan

pembelajaran yang diikuti di program

Lembaga

PPAP

Seroja

pendidikan layanan khusus “Sekolah

menciptakan

Kita” Seroja dengan lebih nyaman.

yang menarik, tidak membosankan,

3) Meningkatya minat anak rawan

dan nyaman.

menikmati

setiap

dalam

pembelajaran

Meningkatnya minat anak rawan

untuk belajar
Dampak

suasana

pengurus

selanjutnya

yang

untuk belajar ini juga merupakan

dirasakan adalah meningkatnya minat

akibat dari berubahnya persepsi anak

anak rawan untuk belajar. Artinya

rawan tentang kegiatan pembelajaran

ketertarikan anak – anak rawan untuk

di sekolah yang sebelumnya cenderung

mengikuti proses pembelajaran di

dipandang

program PLK “Sekolah Kita” Seroja

positif. Dahulu anak – anak rawan

lebih baik dari waktu sebelumnya.

memiliki persepsi bahwa kegiatan

negatif

menjadi

lebih

Menurut FA, hal ini dapat dilihat

pembelajaran di sekolah itu kurang

dari tingkat kehadiran mereka dalam

bersahabat dengan keadaan mereka.

program layanan khusus di Seroja ini.

Selain itu, banyaknya aturan yang

Dari

yang

harus ditaati dan pribadi guru yang

digunakan untuk proses pembelajaran

dipandang kurang bersahabat membuat

biasanya terdapat satu hari yang

mereka

beberapa anak rawan tidak berangkat,

sekolah. Tetapi, ketika mereka belajar

tetapi saat ini mereka lebih rajin untuk

di PLK “Sekolah Kita” Seroja dengan

selalu

tentor – tentor yang memperlakukan

empat

hari

berangkat.

efektif

Keadaan

ini

enggan

untuk

belajar

di

mereka melalui cara – cara yang

persepsi mereka bahwa pendidikan itu

khusus membuat mereka merasa lebih

merupakan hal yang penting untuk

nyaman

didapatkan oleh anak rawan karena

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran.

dengan

Pembahasan

pendidikan, akan lebih dimungkinkan

1. Pemberian dana bantuan atau

untuk memperoleh pekerjaan yang

beasiswa pendidikan bersyarat

lebih baik layak. Dengan begitu,

Cara pertama yang dilakukan ini

diharapkan bisa meningkatkan minat

apabila

dipahami

mendapatkan

teori

anak rawan untuk sekolah sehingga

pembangkit dari Cannon, pemberian

mereka akan terbiasa untuk sekolah

dana

dan lebih rajin dalam berangkat ke

bantuan

merupakan
untuk

dengan

mereka

pendidikan

usaha

yang

membentuk

ini

dilakukan

persepsi

anak

sekolah.
2. Menjalin Komunikasi Personal

mengenai pendidikan, dimana selama

Cara kedua yang dilakukan ini bisa

ini anak – anak rawan memandang

dipahami dengan teori pembangkit

pendidikan bukan hal yang teramat

yang

penting sehingga mereka cenderung

Dimana dalam teori tersebut, Cannon

lebih memilih untuk bekerja daripada

menjelaskan bahwa sebuah persepsi

sekolah.

Melalui

akan

bantuan

pendidikan

Sosial

PPAP

membentuk
tentang

pemberian
ini,

pendidikan

menimbulkan

suatu

respon

berusaha

munculnya emosi dalam diri seseorang

rawan

yang pada akhirnya kedua hal tersebut

cara

akan menentukan perilaku seseorang

anak
dengan

(Schunk,

terlebih

Sementara,

sehingga

Cannon.

internal

mendorong anak untuk mau sekolah
dahulu

oleh

Lembaga

Seroja

persepsi

dana

diungkapkan

mereka

yang

Dale

diikuti

H.

usaha

2012
yang

dengan

:

46).

dilakukan

secara tidak langsung dipaksa untuk

merupakan salah satu usaha untuk

sekolah agar mereka bisa merasakan

menumbuhkan persepsi positif dalam

suasana pembelajaran sekolah dan

diri anak – anak rawan tentang suasana

kemudian diharapkan bisa membentuk

pembelajaran di suatu kelas.

Selama ini, persepsi negatif dari

akan menentukan perilaku mereka

anak – anak rawan menimbulkan sikap

untuk

malas

sekolah.

dan

menurunkan

tingkat

kembali

mau

belajar

dan

motivasi belajar yang ada dalam diri

3. Menyisipkan Motivasi dan Materi

anak – anak rawan. Seperti yang sudah

Belajar dalam Aktivitas Anak

diuraikan sebelumnya, sebagai usaha

Rawan

untuk

permasalahan

Cara ketiga yang dilakukan ini

tersebut tentor berusaha mengubah

dapat dipahami dengan perspektif teori

persepsi negatif anak - anak rawan

“Pembangkit” dari Cannon, bahwa

tentang

kegiatan

di

usaha tentor dengan membiarkan anak

sekolah

dengan

menjalin

– anak rawan yang sedang dalam

komunikasi secara personal dengan

kondisi motivasi belajar yang rendah

anak – anak rawan yang bertujuan

untuk melakukan aktivitasnya di luar

untuk memahami kondisi anak - anak

pembelajaran merupakan salah satu

rawan pada setiap harinya sehingga

upaya dalam membentuk persepsi anak

tentor juga bisa menentukan sikap dan

rawan tentang suasana kelas dalam

cara untuk memperlakukan mereka

proses pembelajaran yang nyaman dan

ketika dalam proses pembelajaran,

tidak mengekang. Ini menjadi hal yang

serta tentor juga berusaha untuk

penting karena Cannon menyatakan

menjadi sosok kakak bagi mereka.

bahwa

Ketika anak – anak rawan tidak lagi

munculnya respon internal dan juga

memandang sekolah sebagai suatu hal

emosi

yang negatif, maka hal tersebut akan

ketertarikan kepada suatu hal (Schunk,

menimbulkan respon internal dan juga

Dale H. 2012 : 46). Dalam hal ini

emosi dari dalam diri anak yang bisa

tentor berusaha membentuk persepsi

berupa

atau

yang nyaman dan bebas pada suatu

ketertarikan mereka untuk belajar dan

proses pembelajaran dalam diri anak –

sekolah. Meningkatnya minat anak

anak rawan agar bisa menimbulkan

rawan inilah yang menurut Cannon

minat mereka untuk selalu mau belajar

mengatasi

pembelajaran

tumbuhnya

cara

minat

suatu

yang

persepsi

berupa

mendorong

minat

atau

karena selama ini salah satu faktor
Keluarga

rendahnya minat anak rawan untuk
belajar adalah adanya persepsi tentang
suasana pembelajaran di sekolah yang

Hak
Anak

mengekang dan tidak bebas. Hal inilah
yang kemudian oleh tentor di PLK

Masyarakat

Pemerintah

Seroja berusaha untuk diubah agar
minat dari anak rawan untuk belajar
bisa meningkat kembali. Ketika minat
dari

anak



anak

rawan

tinggi, maka hal tersebut bisa menjadi
faktor pendorong mereka untuk selalu

pendidikan

mengikuti
layanan

program

khusus

di

Lembaga PPAP Seroja.
Usaha – usaha yang dilakukan oleh
Lembaga

PPAP

Seroja

dalam

memberikan motivasi belajar kepada
anak rawan tersebut juga merupakan
salah

satu

upaya

untuk

turut

berpartisipasi dalam memenuhi hak
anak,

terutama

hak

anak

dalam

mendapatkan pendidikan. Hak yang
dimiliki oleh setiap anak tersebut
wajib untuk dipenuhi, baik itu oleh
keluarga,
pemerintah.

masyarakat,
Hal

tersebut

Anak

untuk

mengikuti proses pembelajaran sudah

bersemangat

Gambar. 3. Skema Pemenuhan Hak

maupun
dapat

dijelaskan dalam gambar berikut :

Lembaga PPAP Seroja sebagai
suatu lembaga swadaya masyarakat
juga memiliki kewajiban untuk turut
serta memenuhi
satunya

hak

hak

untuk

anak, salah
mendapatkan

pendidikan. Melalui usaha – usaha
yang dilakukan dalam memberikan
motivasi belajar kepada anak rawan,
Lembaga PPAP Seroja berusaha untuk
memfasilitasi

anak

rawan

dalam

mendapatkan akses pendidikan. Pada
dasarnya ini menjadi tugas lingkungan
keluarganya

untuk

memberikan

motivasi belajar kepada mereka, tetapi
hal tersebut kurang berhasil dilakukan
sehingga

dibutuhkan

peran

dari

masyarakat melalui lembaga swadaya

masyarakat

untuk

memberikan

pemberian motivasi belajar kepada

motivasi belajar kepada mereka.

anak rawan.

SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Hasil

penelitian

menunjukkan

Huraerah,

Abu,

M.

Si,.

2006.

bahwa cara yang dilakukan oleh

Kekerasan

terhadap

Anak.

Lembaga Sosial PPAP Seroja adalah

Bandung: Penerbit Nuansa.

(1) pemberian dana bantuan atau

Schunk, Dale H. 2012. Motivasi dalam

beasiswa pendidikan bersyarat (2)

Pendidikan : Teori, Penelitian, dan

menjalin komunikasi

Aplikasi. Jakarta: Indeks.

menyisipkan

personal

motivasi

materi

Suyanto, Bagong dan Hariadi, Sri

belajar dalam aktivitas anak rawan.

Sanituti. 2002. Krisis dan Child

Dampak yang dirasakan adalah (1)

Abuse, Kajian Sosiologis tentang

meningkatnya jumlah anak rawan

kasus Pelanggaran Hak Anak dan

dampingan Lembaga Sosial PPAP

Anak-Anak

Seroja

Perlindungan Khusus (Child in

yang

berubahnya

mau

dan

(3)

sekolah

persepsi

negatif

(2)
anak

Need

of

yang

Special

membutuhkan

Protection).

rawan tentang suasana pembelajaran di

Surabaya: Airlangga University

sekolah (3) meningkatnya minat anak

Press.
Suyanto,

rawan untuk belajar.
Berdasarkan

hasil

penelitian,

peneliti menyarankan kepada tentor
dan pengurus Lembaga PPAP Seroja
untuk selalu mempertahankan cara –
cara yang telah dilakukan dalam

Bagong.

2013.

Masalah

Anak.

Jakarta:

Prenada

Sosial

Media Group.
Undang - Undang No 4 Tahun 1979
Tentang Kesejahteraan Anak
Undang – Undang No 20 Tahun 2003

memberikan motivasi belajar kepada

Tentang

anak rawan. Akan lebih baik lagi,

Nasional

apabila

bisa

mengembankan

dan

menciptakan cara – cara baru lagi
untuk

menambah

alternatif

cara

Sistem

Pendidikan

Undang – Undang No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

Uno, Dr.H. Hamzah B, M.Pd,. 2007.
Teori

Motivasi

Pengukurannya:

dan

Analisis

di

Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi

Anggraeni, Tulus Vilana D. E. P.
Evaluasi

Program

Penanganan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan

Layanan

Berbasis

Khusus

Kelembagaan

Lokal di Kota Surakarta. Vol 3, No
1 Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Pend.
Sos Ant FKIP UNS Surakarta.
(Diakses pada 16 Desember 2015)
Surat Kabar
Suara Pembaruan. (2015, 19 Juni). 2,5
Juta Anak Indonesia Tak Bisa
Sekolah.

Suara

Pembaruan.

Diakses

dari

http://sp.beritasatu.com/home/25juta-anak-indonesia-tak-bisasekolah/90156

pada

10

Maret

2016.
Solopos.

(2014,

28

Oktober).

Sepanjang 2014, 763 anak di Solo
putus

solo-sepanjang-2014-763-anak-disolo... pada 10 Maret 2016.
Indonesia.

2012.

Laporan

Tahunan 2012. Unicef.org. Diakses

Skripsi & Tesis

2013.

dari

www.solopos.com/.../pendidikan-

Unicef

Aksara.

(PLK)

Diakses

sekolah.

Solopos.com.

dari
www.unicef.org/indonesia/id/UNI
CEF_Annual_Report_(Ind)_13073
1.pdf pada 10 Maret 2016.