Efektifitas Penyelesaian Sengketa Alternatif Melalui Arbitrase pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)Kota Medan

ABSTRAK
** Putri Khairani ; Mahasiswa Fakultas Hukum USU**
** Muhammad Husni,SH.,MH ; Dosen Pembimbing I**
** Maria Kaban,SH.,M.Hum ; Dosen Pembimbing II**
Sengketa konsumen dapat diselesaikan melalui Pengadilan ataupun diluar pengadilan
berdasarkan pilihan sukarela dari para pihak.Penyelesaian sengketa melalui jalur
pengadilan mengacu kepada ketentuan yang berlaku dalam peradilan umum dengan
memperhatikan Pasal 45 UUPK.Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dapat dilakukan
dengan memanfaatkan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).Tujuan
pembentukan BPSK adalah untuk melindungi konsumen maupun pelaku usaha dengan
menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum
dan keterbukaan informasi. Keberadaan BPSK diharapkan akan menjadi bagian dari
payung hukum agar dapat menjamin adanya kepatian hukum dan semata – mata untuk
kepentingan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari pelaksanaan putusan secara
arbitrase bagi para pihak yang bersengketa di BPSK Kota Medan , baik prosedur putusan
mapun pelaksanaan putusannya, faktor penghambat pelaksanaan putusan serta
keberhasilan dan kegagalan penyelesaian sengketa secara arbitrase di BPSK Kota Medan.
Penelitin ini di laksanakan di BPSK yang berlokasi di Kota Medan.
Penulis menggunakan metode penelitian yuridis – Normatif, dan empiris dalam
mewujudkan tulisan ini.Dengan melakukan peneleitian terhadap pustakan dan melakukan

penelitian secara wawancara langsung dengan anggota Majelis BPSK Kota Medan , baik
dari Unsur Konsumen mapun Pelaku Usaha, wawancara dengan Konsumen dan Pelaku
Usaha , serta dengan Panitera atau sekretariat BPSK Kota Medan. Adapun hasil yang
diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain adalah, dengan adanya Undang – undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, lahirlah sebuah lembaga yang
berfungsi untuk menangani masalah sengketa konsusmen yaitu BPSK. Sengketa yang
masuk ke dalam BPSK diselesiakan secara arbitrase, mediasi, dan konsiliasi sehingga
menghasilkan putusan BPSK .
Putusan BPSK yang bersifat final dan mengikat berarti sudah tidak ada upaya hukum
untuk putusan tersebut.Namun Undang – undang telah menegaskan bahwa pihak yang
tidak menerima terhadap putusan tersebut dapat mengajukan keberatan ke Pengadilan
Negeri. Putusan yang dapat diajukan keberatan ke Pengadilan Negeri adalah putusan yang
diselesaikan secara arbitrase. Proses penyelesaian sengketa konsumen secara arbitrase
dilakukan dengan asas cepat, mudah, dan murah. Proses penyelesaian sengketa di BPSK
Kota Medan khususnya penyelesaian sengketa secara arbitrase, berjalan tidak efektif,
karena dilihat dari wawancara yang dilakukan dan adanya beberapa jumlah keberatan
terhadap putusan BPSK yang diajukan ke Pengadilan Negeri Khususnya penyelesaian
secara arbitrase di BPSK Kota Medan.

iv

Universitas Sumatera Utara