Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga T2 912011012 BAB II

(1)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1Program Pensiun

2.1.1 Defenisi Program pensiun

Program pensiun didasarkan pada teori yang disampaikan Ando-Modigliani (dalam Subardi dan Dwiarto 1996) tentang “Life -Cycle Hypothesis” yang menekakan adanya hubungan antara produktivitas, pendapatan, dan komsumsi. Dalam teori ini siklus hidup manusia dibagi dalam tiga dimensi waktu : 1. Masa produktivitas rendah; 2. Masa produktivitas tinggi; 3. Masa produktivitas menurun. Masa produktivitas rendah dialami orang yang baru lahir hingga mendapatkan penghasilan setelah menyelesaikan pendidikan. Masa produktivitas tinggi dicapai setelah seseorang memasuki dunia kerja hingga masa pensiun yaitu kurang dari umur 20 tahun hingga 55 atau 60 tahun. Sedangkan masa produktivitas menurun dialami orang yang memasuki umur 55 atau 60 yaitu pada masa memasuki pensiun hingga meninngal dunia.

Program pensiun memiliki tiga fungsi yaitu: tabungan, asuransi, dan pensiun itu sendiri. Program pensiun berfungsi tabungan


(2)

karena peserta program pensiun untuk dapat menikmati pendapatan berupa dana pensiun pada masa pensiun harus membayar secara rutin dengan cara pemotongan penghasilan yang mereka peroleh sehingga mereka menerima penghasilan setelah dipotong dengan iuran pensiun. Selain itu dalam program pensiun terkadang ada sumbangan iuran pensiun yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya dengan tujuan untuk meringankan beban pegawai yang sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan dan loyalitas pegawai.

Program pensiun berfungsi asuransi karena dalam program pensiun terkandung maksud melindungi seseorang yang mengikuti program pensiun dari resiko tidak menerima penghasilan setelah keluar dari perusahaan sehingga tidak mendapatkan gaji lagi. Dengan mengikuti program pensiun mereka akan terhindar dari resiko tidak menerima pengahasilan sama sekali melainkan mereka akan mendapatkan penghasilan bulanan secara rutin kembali dari perusahaan atau lembaga keuangan yang menyelenggarakan program pensiun bagi dirinya.Sehingga diperlukan dana yang memadai untuk kebutuhantersebut.Kesinambungan penghasilan juga berarti meringankan beban keluarga peserta program pensiun yang telah memasuki masa pensiun karena tidak terlalu menggantungkan kebutuhan hidupnya kepada anak, saudara atau keluarga yang lain.


(3)

Peserta program pensiun secara tidak langsung juga telah mendapatkan manfaat dari program pensiun yang mengharuskan mereka untuk menyisihkan sebagian penghasilannya tiap bulan selama bekerja untuk dinikmati di masa pensiun. Hal ini mengingat apabila tidak ada program pensiun dan mengharuskan mereka dipotong sebagian penghasilannya untuk program pensiun sulit terlaksana karena untuk dapat menyediakan jaminan pensiun secara pribadi dengan menabung tiap bulan kebanyakan orang mengalami kesulitan.

Manfaat terakhir yang juga dapat dinikmati peserta program pensiun adalah adanya kemudahan dalam hal perpajakan. Untuk mendorong perkembangan jumlah peserta program pensiun pemerintah melalui direktorat jenderal pajak telah memberikan keringanan berupa pengenaan pajak penghasilan atas dana pensiun pada saat menerima manfaat program pensiun. Kebijakan ini tentu saja menguntungkan bagi peserta program pensiun karena dana yang mereka tanamkan dalam program pensiun dapat lebih berkembang dibandingkan apabila pengenaan pajak dibayarkan di depan.

2.1.2 Program Pelatihan Pra-Purna Pensiun

Manfaat Bagi Peserta : Peserta akan mengenali dan memahami karakteristik dan kepribadian yang harus dimiliki seorang


(4)

wirausaha. Peserta mengenali berbagai risiko & peluang memulai usaha baru. Peserta akan memahami proses mencari ide–ide usaha. Peserta akan mengenal program pengembangan usaha. Peserta tidak terlalu lama meninggalkan pekerjaan yang sekarang dikerjakan.

Manfaat bagi perusahaan : Lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dalam rangka iku tmemberikan bekal kepada karyawannya yang mau pensiun.Sebagai media untuk membekali karyawan memiliki jiwa Intrapreneur.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Menurut McInnes, (2000).Mengemukakan bahwa pelatihan ini didesain sedemikian rupa sehingga sangat efektif untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya persiapan masa purnatugas dalam berbagai aspek. Secara garis besar tujuan dari kegiatan ini adalah:Memberikan pembekalan kepada karyawan untuk mempersiapkan diri secara optimal dalam menghadapapi masa purnatugas. Dengan pembekalan ini, peserta diharapkan terhindar atau paling tidak meminimalkan dari dampak-dampak yang dapat berakibat kurang baik terutama dampak secara psikologis, sehingga lebih siap dalam menjalani masa purnatugas dengan penuh percaya diri dan bahagia.Peserta dapat memahami gambaran tentang rencana-rencana


(5)

keuangan yang aman, manajemen resiko keuangan di masa purnatugas, pertimbangan dan pemilihan jenis investasi yang relatif aman.Memberikan sentuhan spiritual agar peserta dapat menjalani kehidupan masa purnatugas dengan lebih tenang, ikhlas dan hati yang lapang.Memberikan motivasi sekaligus membuka wawasan yang komprehensif mengenai berbagai usaha yang dapat dijadikan referensi terutama setelah para karyawan memasuki masa purnatugas.Memberikan gambaran langsung tentang kewirausahaan dan bagaimana mengelola usaha dengan kondisi yang sesuai bidang yang diminati, sekaligus memberikan fasilitas bagi peserta untuk melakukan konsultasi usaha yang diminati hingga usahanya berjalan. 2.1.4 Tahap-tahap Pelatihan

Menurut Honning (1996), Materi pelatihan selama empat hari, didesain sedemikian rupa sehingga akan dapat menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh calon Masa Persiapan Pensiun dengan outline seperti berikut :Kebijakan perusahaan dan informasi tentang Masa Persiapan Pensiun bagi karyawan. Tips manajemen diri menuju pribadi yang „sukses‟ di masa purnatugas. Kiat tetap sehat dan bugar di masa purnatugas dengan manajemen kesehatan. Manajemen keuangan keluarga yang efektif menghadapi perubahan penghasilan di masa purnatugas. Menimbang investasi yang aman dan produktif


(6)

(berkembang). Memulai/ mengembangkan usaha/ bisnis yang tepat di masa purnatugas. Manajemen bisnis yang efektif untuk usaha baru. Mencoba peluang usaha di bidang agrobisnis. Kunjungan kerja di sentra agrobisnis. Diskusi dan berbagi pengalaman dalam mengelola bisnis. Menyusun rencana bisnis yang paling relevan dengan peluang, minat dan modal yang dimiliki. Magang/ Pendampingan kerja sesuai dengan minat usaha. Pengembangan Kewirausahaan bagicalon purnabakti. Merevolusi diri sebagai Entrepreneur.Simulasi Bisnis .Merencanakan Bisnis. Menjaga Kesehatan di Masa Pensiun. Kunjungan Lapang Review Business Plan.

2.2. Program Pensiun Purnakarya 2.2.1 Definisi pensiun

Menurut Dennis (2002), setiap orang pasti akan mengalami masa tua, sesuatu yang tidak bisa dipungkiri dan bersifat alami. Ketika usia semakin bertambah, hal yang pasti akan dialami adalah kita semua akan kehilangan pekerjaan atau dengan kata lain PENSIUN. Usia rata-rata pensiun pegawai di Indonesia adalah 58 tahun. Usia yang sesungguhnya bagi sebagian kalangan pegawai masih merupakan usia yang produktif. Meskipun banyak praktek di beberapa organisasi yang memperkerjakan kembali pegawainya yang sudah memasuki masa pensiun, jumlahnya tidaklah terlalu banyak. Mereka yang


(7)

diperkerjakan kembali tersebut, biasanya adalah pegawai yang memiliki posisi tinggi atau keahlian tertentu yang memang sulit dicarikan penggantinya. Mereka ditempatkan sebagai komisaris di suatu perusahaan atau penasehat bagi para pemilik bisnis. Namun demikian, meskipun mendapatkan perpanjangan masa kerja, sesungguhnya mereka yang masih dipekerjakan di usia pensiun tersebut, tetap akan menghadapi waktu di mana dia harus bersedia diberhentikan dengan hormat.

Menurut Cahill dkk (2006), Pensiun ialah seseorang yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut dan harus diberhentikan, ataupun atas permintaan sendiri (pensiun muda). Seseorang yang pensiun biasa mendapat uang pensiun atau pesangon. Jika mendapat pensiun, maka ia tetap mendapatkan semacam dana pensiun sampai meninggal dunia.

Fronstin (1999), mengemukakan bahwa Pensiun adalah satu kata, yang mungkin agak jauh dari bayangan bagi Anda saat ini. Namun, kata itu menjadi sangat dekat, bahkan datang terlalu cepat, bagi Anda yang telah berada di akhir karir.Bayangan hidup tanpa kegiatan, pemasukan turun drastis, dan hari-hari yang membosankan,


(8)

menjadikan kata “pensiun” sering dihindari untuk dibicarakan. Padahal, cepat atau lambat semua orang pasti akan mengalami juga.

2.2.2 Aktivitas Pada Masa Pensiun

Henretta (2008), mengemukakan bahwa masa pensiun adalah masa yang secara alamiah akan menghampiri setiap orang, datangnya sudah pasti berdasarkan pencapaian usia tertentu. Banyak yang beranggapan, masa pensiun adalah memasuki masa usia tua, fisik yang makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan tidak menarik. Atau juga anggapan bahwa masa pensiun merupakan tanda seseorang sudah tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi dalam duniapekerjaan karena usia yang menua dan produktivitas makin menurun. Tanpa disadari, pemahaman seperti inilah yang mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over sensitif dan subyektif terhadap stimulus yang ditangkap dan kondisi mengakibatkan orang jadi sakit-sakitan saat masa pensiun tiba.

Hershey (2000), mengatakan bahwa banyak orang yang tidak siap menghadapi masa pensiun, karena pensiun dianggap sebagai pemutus kegiatan rutin yang dilakoninya selama bertahun-tahun. Selain itu, masa pensiun selalu dianggap sebagai masa yang menjengkelkan, hilangnya kegiatankerja yang rutin, menurunnya penghasilan, hilangnya wewenang yang selama aktif bekerja


(9)

dimilikinya (post-power syndrome), dan kondisi kesehatan yang semakin menurun seiring dengan pertambahan usia.

Menurut Caputo (2000), mengatakan bahwa ada banyak cara untuk mempersiapkan diri Anda ketika menghadapi masa pensiun :

1. Persiapkan kondisi fisik dan mental Anda. Cobalah untuk selalu berpikir positif atas apa yang telah Anda capai selama ini. Anda bisa mendiskusikan ini semua dengan pasangan Anda, sebab pasangan Anda yang paling mengerti bagaimana Anda semenjak masih aktif bekerja hingga Anda pensiun.

2. Menerapkan gaya hidup yang sehat. Semua masalah bisa diselesaikan selama kita memiliki kondisi tubuh yang sehat, maka sangat perlu bagi Anda untuk tetap menjaga kebugaran di masa pensiun Anda. Cobalah untuk rutin melakukan olah raga bersama keluarga atau sahabat dan teman Anda.

3. Kembangkan hobi atau kegiatan positif yang dulu sempat tertunda oleh rutinitas kerja Anda. Ingat hobi atau kegiatan positif Anda sangat memungkinkan untuk dikembangkan atau bahkan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi Anda di masa pensiun. 4. Buatlah perencanaan anggaran keuangan sebelum masa pensiun

Anda tiba, agar kelak Anda tidak mengalami masalah keuangan nantinya. Cobalah metode pendekatan keuangan yang ditawarkan


(10)

oleh pihak kantor dimana Anda dulu bekerja atau bank tempat Anda menyimpan uang saat ini. Jika memungkinkan, cobalah untuk berinvestasi. Tidak harus dalam usaha yang besar, tapi yang sedang saja sehingga kemungkinan rugi bisa diminimalisir.

5. Terus menjaga hubungan baik dengan relasi dan teman – teman selama Anda bekerja. Terkadang, dengan tetap menjalin komunikasi yang baik, Anda tetap bisa melakukan kegiatan yang dulu sering Anda lakukan bersama atau sekedar bertukar pikiran. 6. Perdalam sisi spiritual Anda. Dekatkan diri Anda dengan Yang

Maha Kuasa. Perbanyaklah kegiatan rohani yang mungkin selama ini tidak terlalu sering Anda lakukan karena kesibukan karir Anda. Dengan begitu Anda akan mendapatkan ketenangan dalam batin dan psikis Anda.

2.2.3 Dana Pensiun Mempunyai Beberapa Manfaat

Berdasarkan UU No 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis dana pensiun yaitu: 1. Dana pensiun pemberi kerja, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan


(11)

menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. 2. Dana pensiun lembaga keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa. 3. Dana pensiun berdasarkan keuntungan, adalah dana pensiun pemberi kerja yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

Dana pensiun mempunyai beberapa manfaat, antara lain:Manfaat pensiun normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya.Manfaat pensiun dipercepat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun normal.Manfaat pensiun cacat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan bila peserta menjadi cacat.

Wise (1997), mengemukakan bahwa tujuan Setiap pihak memiliki tujuan masing-masing yang berbeda, yaitu pihak pemberi


(12)

kerja, Lembaga Pengelola dan karyawan. Bagi pemberi kerja, dana pensiun bertujuan untuk, 1. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah lama mengabdi kepada perusahaannya. 2. Agar di masa pensiun tersebut, karyawannya mendapatkan jaminan. 3. Memberikan rasa aman pada karyawan. 4. Meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan. 5. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat.

Iuran pensiun Pegawai Negeri dan sumbangan Pemerintah tersebut dipupuk dan dikelola oleh badan asuransi sosial Hak atas pensiun Pegawai (UU No. 11 Tahun 1969 pasal 9). Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pensiun pegawai, jikalau ia pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai:

1. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 Tahun dan mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 Tahun.

2. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 Tahun dan oleh badan / pejabat yang ditunjuk oleh departemen kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun


(13)

juga karena keadaan jasmani atau rohani yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.

3. Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 TH dan memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 Tahun.

Berakhirnya hak pensiun pegawai (pasal 14 UU No.11/1969) Hak pensiun pegawai berakhir pada penghabisan bulan penerima pensiun pegawai yang bersangkutan meninggal dunia. Pembatalan pemberian pensiun pegawai (pasal 15 UU No. 11/1969) Pembayaran pensiun pegawai dihentikan dan surat keputusan tentang pemberhentian pensiun pegawai dibatalkan, apabila penerima pensiun pegawai diangkat kembali menjadi pegawai negeri atau diangkat kembali dalam suatu jabatan negeri dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut undang-undang atau peraturan yang sesuai dengan UU. No.11/1969.Pendaftaran isteri/suami/ anak sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda :


(14)

1. Pendaftaran isteri(isteri_isteri)/ suami/anak(anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda / duda harus dilakukan oleh pegawai negeri atau

2. Penerima pensiun pegawai yang bersangkutan menurut petunjuk kepala Kantor Urusan Pegawai

3. Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap isteri didaftarkan.

4. Pendaftaran isteri ( isteri – isteri ) / anak ( anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda harus dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan lain untuk melakukan pendaftaran itu.

2.2.4. Program Pasca Purnakarya

Menurut Luchak (1997), kapan sebenarnya waktu terbaik untuk merencanakan masa pensiun?Masa terbaik pertama adalah pada hari pertama Anda memasuki dunia kerja. Perencanaan pensiun adalah bagian dari perencanaan karir itu sendiri. Karir adalah penjalanan panjang riwayat kerja Anda. Mulai dari pengalaman pertama di dunia kerja, melakukan transisi karir secara vertikal maupun horizontal, mendapatkan pengalaman kerja, memperluas jaringan, mengukuhkan keahlian, sampai terakhir di saat


(15)

mengundurkan diri dari aktifitas kerja.Oleh karena itu untuk menganjurkan Anda yang saat ini baru memasuki dunia kerja, atau berada di awal-awal karir, untuk mulai memikirkan masa pensiun.

Apa yang Anda inginkan: berhenti sama sekali dari dunia kerja, menjadi entrepreneur, atau mengerjakan sesuatu yang anda senangi sekaligus karir di masa pensiun?Satu hal yang paling banyak menghantui hampir semua orang adalah, bagaimana penghasilan pada masa pensiun. Bagi Anda yang merupakan Pegawai Negri Sipil (PNS), masih ada uang pensiun yang dapat anda andalkan. Juga bagi sebagian karyawan BUMN maupun swasta yang mempunyai program pensiun, masih bisa sedikit mengandalkan uang pensiun tersebut. Tetapi hal ini pun bergantung pada keadaan masing-masing. Bagaimana pada saat hanya menerima uang pensiun tapi anak-anak masih bersekolah? Atau belum mandiri? Atau belum menikah? Oleh karena itu perencanaan pensiun ini menjadi hal yang krusial apabila dikaitkan dengan perencanaan keuangan pribadi maupun keluarga secara keseluruhan.

Menurut Elia (2002). Biaya hidup saat ini akan naik berkali-kali lipat dengan seiring berjalannya waktu. Dan, ini harus disikapi dengan persiapan yang baik. Mari kita bayangkan sejenak kebutuhan investasi untuk pensiun tersebut melalui contoh berikut:Usia


(16)

sekarang 40 tahun, dengan usia pensiun kelak 55 tahun, berarti masih ada masa produktif 15 tahun. Pengeluaran saat ini adalah Rp 10 juta per bulan. Sementara itu, ekspektasi usia hidup adalah 80 tahun, sehingga perlu mempunyai penghasilan pensiun untuk memenuhi 25 tahun kehidupan pasca pensiun.Saat ini misalnya memiliki investasi sebesar Rp 200 juta, dan kita asumsikan tingkat inflasi 7%. Dengan ekspektasi bahwa biaya hidup pada saat pensiun adalah 80% dari pengeluaran saat ini, maka saat pensiun diperlukan dana sebesar Rp 2,9 miliar! Sedangkn future value dari investasinya itu dengan asumsi return 5,6 % maka hanya akan didapatkan sekitar Rp 450 juta.Maka, dana masih dibutuhkan untuk pensiun sesuai dengan skenario adalah Rp 2,45 miliar.Ada kesenjangan yang luar biasa apabila kita lihat dari skenario diatas, dan pastinya akan sangat menakjubkan untuk melihat angkanya. Apabila sudah diketahui seperti ini, bagaimana kita dapat menyusun suatu rencana pensiun yang dapat membantu kita untuk memasuki masa pensiun yang nyaman, tenang, bahagia dan tetap produktif? Karena kehidupan kita juga merupakan kumpulan dari sumber daya, kapabilitas dan prioritas.

2.2.5 Program Pasca Purnakarya oleh Pihak Perusahaan

Hidup setelah pensiun nampaknya masih menjadi persoalan bagi sebagian karyawan di perusahaan. Mereka belum siap melepas


(17)

kebiasaan yang sudah dikerjakan selama puluhan tahun. Apalagi masih adanya tanggungan untuk menghidupi keluarga yang masih perlu bimbingan dan biaya untuk sekolah dan sebagainya. Apa yang harus dilakukan setelah pensiun?. Mau jadi pengusaha atau mau jadi karyawan lagi? atau mau menikmati pensiun? Pilihan tersebut sangat tergantung dari visi dan misi hidup mereka. Perlukah perusahaan ikut memperhatikan masalah ini ?

Banyak perusahaan baik skala internasional maupun lokal yang memiliki komitmen bahwa salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap karyawannya adalah mempersiapkan mereka menjelang usia pensiun untuk memperkenalkan pilihan-pilihan hidup setelah pensiun. Dengan memperhatikan latar belakang diatas serta sebagai alternatif pembekalan kewirausahaan bagi karyawan menjelang pensiun, maka kami inti pesan consulting, membuat program kewirausahaan untuk persiapan prapurna bakti.

2.2.6 Manfaat Pelatihan

Manfaat Bagi Peserta : Peserta akan mengenali dan memahami karakteristik dan kepribadian yang harus dimiliki seorang wirausaha, Peserta mengenali berbagai risiko dan peluang memulai usaha baru, Peserta akan memahami proses mencari ide-ide usaha, Peserta akan


(18)

mengenal program pengembangan usaha, Peserta tidak terlalu lama meninggalkan pekerjaan yang sekarang dikerjakan.

Manfaat Bagi Perusahaan : Lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dalam rangka ikutmemberikan bekal kepada karyawannya yang mau pensiun.Sebagai media untuk membekali karyawan memiliki jiwa Intrapreneur.Karyawan yang memiliki usia diatas 45 thKaryawan yang mau pensiun Dini/Pensiun umum. Karyawan yang dipersiapkan memiliki jiwa Intrapreneur.


(1)

juga karena keadaan jasmani atau rohani yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.

3. Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 TH dan memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 Tahun.

Berakhirnya hak pensiun pegawai (pasal 14 UU No.11/1969) Hak pensiun pegawai berakhir pada penghabisan bulan penerima pensiun pegawai yang bersangkutan meninggal dunia. Pembatalan pemberian pensiun pegawai (pasal 15 UU No. 11/1969) Pembayaran pensiun pegawai dihentikan dan surat keputusan tentang pemberhentian pensiun pegawai dibatalkan, apabila penerima pensiun pegawai diangkat kembali menjadi pegawai negeri atau diangkat kembali dalam suatu jabatan negeri dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut undang-undang atau peraturan yang sesuai dengan UU. No.11/1969.Pendaftaran isteri/suami/ anak sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda :


(2)

1. Pendaftaran isteri(isteri_isteri)/ suami/anak(anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda / duda harus dilakukan oleh pegawai negeri atau

2. Penerima pensiun pegawai yang bersangkutan menurut petunjuk kepala Kantor Urusan Pegawai

3. Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap isteri didaftarkan.

4. Pendaftaran isteri ( isteri – isteri ) / anak ( anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda harus dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan lain untuk melakukan pendaftaran itu.

2.2.4. Program Pasca Purnakarya

Menurut Luchak (1997), kapan sebenarnya waktu terbaik untuk merencanakan masa pensiun?Masa terbaik pertama adalah pada hari pertama Anda memasuki dunia kerja. Perencanaan pensiun adalah bagian dari perencanaan karir itu sendiri. Karir adalah penjalanan panjang riwayat kerja Anda. Mulai dari pengalaman pertama di dunia kerja, melakukan transisi karir secara vertikal maupun horizontal, mendapatkan pengalaman kerja, memperluas jaringan, mengukuhkan keahlian, sampai terakhir di saat


(3)

mengundurkan diri dari aktifitas kerja.Oleh karena itu untuk menganjurkan Anda yang saat ini baru memasuki dunia kerja, atau berada di awal-awal karir, untuk mulai memikirkan masa pensiun.

Apa yang Anda inginkan: berhenti sama sekali dari dunia kerja, menjadi entrepreneur, atau mengerjakan sesuatu yang anda senangi sekaligus karir di masa pensiun?Satu hal yang paling banyak menghantui hampir semua orang adalah, bagaimana penghasilan pada masa pensiun. Bagi Anda yang merupakan Pegawai Negri Sipil (PNS), masih ada uang pensiun yang dapat anda andalkan. Juga bagi sebagian karyawan BUMN maupun swasta yang mempunyai program pensiun, masih bisa sedikit mengandalkan uang pensiun tersebut. Tetapi hal ini pun bergantung pada keadaan masing-masing. Bagaimana pada saat hanya menerima uang pensiun tapi anak-anak masih bersekolah? Atau belum mandiri? Atau belum menikah? Oleh karena itu perencanaan pensiun ini menjadi hal yang krusial apabila dikaitkan dengan perencanaan keuangan pribadi maupun keluarga secara keseluruhan.

Menurut Elia (2002). Biaya hidup saat ini akan naik berkali-kali lipat dengan seiring berjalannya waktu. Dan, ini harus disikapi dengan persiapan yang baik. Mari kita bayangkan sejenak kebutuhan investasi untuk pensiun tersebut melalui contoh berikut:Usia


(4)

sekarang 40 tahun, dengan usia pensiun kelak 55 tahun, berarti masih ada masa produktif 15 tahun. Pengeluaran saat ini adalah Rp 10 juta per bulan. Sementara itu, ekspektasi usia hidup adalah 80 tahun, sehingga perlu mempunyai penghasilan pensiun untuk memenuhi 25 tahun kehidupan pasca pensiun.Saat ini misalnya memiliki investasi sebesar Rp 200 juta, dan kita asumsikan tingkat inflasi 7%. Dengan ekspektasi bahwa biaya hidup pada saat pensiun adalah 80% dari pengeluaran saat ini, maka saat pensiun diperlukan dana sebesar Rp 2,9 miliar! Sedangkn future value dari investasinya itu dengan asumsi return 5,6 % maka hanya akan didapatkan sekitar Rp 450 juta.Maka, dana masih dibutuhkan untuk pensiun sesuai dengan skenario adalah Rp 2,45 miliar.Ada kesenjangan yang luar biasa apabila kita lihat dari skenario diatas, dan pastinya akan sangat menakjubkan untuk melihat angkanya. Apabila sudah diketahui seperti ini, bagaimana kita dapat menyusun suatu rencana pensiun yang dapat membantu kita untuk memasuki masa pensiun yang nyaman, tenang, bahagia dan tetap produktif? Karena kehidupan kita juga merupakan kumpulan dari sumber daya, kapabilitas dan prioritas.

2.2.5 Program Pasca Purnakarya oleh Pihak Perusahaan

Hidup setelah pensiun nampaknya masih menjadi persoalan bagi sebagian karyawan di perusahaan. Mereka belum siap melepas


(5)

kebiasaan yang sudah dikerjakan selama puluhan tahun. Apalagi masih adanya tanggungan untuk menghidupi keluarga yang masih perlu bimbingan dan biaya untuk sekolah dan sebagainya. Apa yang harus dilakukan setelah pensiun?. Mau jadi pengusaha atau mau jadi karyawan lagi? atau mau menikmati pensiun? Pilihan tersebut sangat tergantung dari visi dan misi hidup mereka. Perlukah perusahaan ikut memperhatikan masalah ini ?

Banyak perusahaan baik skala internasional maupun lokal yang memiliki komitmen bahwa salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap karyawannya adalah mempersiapkan mereka menjelang usia pensiun untuk memperkenalkan pilihan-pilihan hidup setelah pensiun. Dengan memperhatikan latar belakang diatas serta sebagai alternatif pembekalan kewirausahaan bagi karyawan menjelang pensiun, maka kami inti pesan consulting, membuat program kewirausahaan untuk persiapan prapurna bakti.

2.2.6 Manfaat Pelatihan

Manfaat Bagi Peserta : Peserta akan mengenali dan memahami karakteristik dan kepribadian yang harus dimiliki seorang wirausaha, Peserta mengenali berbagai risiko dan peluang memulai usaha baru, Peserta akan memahami proses mencari ide-ide usaha, Peserta akan


(6)

mengenal program pengembangan usaha, Peserta tidak terlalu lama meninggalkan pekerjaan yang sekarang dikerjakan.

Manfaat Bagi Perusahaan : Lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dalam rangka ikutmemberikan bekal kepada karyawannya yang mau pensiun.Sebagai media untuk membekali karyawan memiliki jiwa Intrapreneur.Karyawan yang memiliki usia diatas 45 thKaryawan yang mau pensiun Dini/Pensiun umum. Karyawan yang dipersiapkan memiliki jiwa Intrapreneur.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga T2 912011012 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga T2 912011012 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga T2 912011012 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Berbasis Kompetensi (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga) T2 912011019 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Berbasis Kompetensi (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga) T2 912011019 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Berbasis Kompetensi (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga) T2 912011019 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Berbasis Kompetensi (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga) T2 912011019 BAB V

0 0 2

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB II

0 0 36