Perancangan Interior Lucky Square Mall Di Bandung.

(1)

ABSTRAK

Pembangunan perkotaan yang semakin pesat, khususnya pada daerah kiara condong kota bandung. Memiliki dampak yang membuat situasi menjadi padat, polusi, panas, dan macet. Hal ini dapat memicu tingkat stress yang tinggi kepada masyarakat.

Berkembangnya pembanguan di dalam kota, membuat pertumbuhan penduduk dan taraf kehidupan kota meningkat menyebabkan kebutuhan fasilitas yang lebih memadai. Dengan dibangunnya sarana fasilitas yang memadai, diharapkan dapat mengurangi tingkat stress yang tinggi.

Dalam mengatasi masalah seperti ini, pemekaran wilayah yang baru, salah satu fasilitas perkotaan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan adalah pusat perbelanjaan dan perdagangan. Dengan dibangun nya sarana pusat perbelanjaan khususnya pada kawasan ini, dapat memicu sebuah rangkaian yang berhubungan. Menurut Harold Carter perkembangan sangat berhubungan dengan kemudahan pencapaian, potensi lahan, dan dominasi kegiatan komersial.


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Manfaat Perancangan 2

1.4 Sasaran 3

1.5 Ruang Lingkup Kajian 3

1.6 Sumber data 4

1.7 Sistematika Penyusunan 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Shopping Mall 6

2.2 Kebutuhan Shopping Mall 7

2.3 Water Garden 8

2.4 Warna dari Water Garden 9

2.5 Element dari Garden 9

2.5.1 Element Keras 9

2.5.2 Element Lunak 12

BAB III PENGENALAN TAPAK

3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi 14

3.2 Tinjauan Umum 15

3.3 Tinjauan Lokasi 15

3.4 Analisa Tapak 17

3.5 Kebutuhan Ruang 20


(3)

BAB IV DESAIN DAN KONSEP PERANCANGAN DESAIN 4.1 Perancangan Desain Interior Lucky Square yang

dihubungkan dengan lingkungan sekitar 22 4.2 Perancangan Desain Interior yang Berkonsep Garden 22 4.3 Perancangan Desain interior Garden Pada Mall 5 Lantai 23 4.4 Perancangan Konsep Desain Interior Water Garden, pada

mall Lucky Square 24

4.5 Denah Khusus 29

4.6 Perancangan Desain Interior Garden dengan Furniture

sesuai dengan Konsep Water Garden 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Maket Lucky Square 15

Gambar 3.2 Tapak Site LuckySquare 16

Gambar 3.3 Tapak Potongan LuckySquare 17

Gambar 3.4 Tapak Lokasi 17

Gambar 3.5 Foto Udara 17

Gambar 3.6 Perspective Entance 18

Gambar 3.7 Lokasi Kebisingan 19

Gambar 3.8 Maket Vegetasi 20

Gambar 4.1 Perspective Design Mall 23

Gambar 4.2 Potongan Lucky Square 24

Gambar 4.3 Hydrologic Cycle 25

Gambar 4.4 Denah Design Ground Floor 26

Gambar 4.5 Denah Design Lower Ground Floor 27

Gambar 4.6 Denah Design Upper Ground Floor 27

Gambar 4.7 Denah Design Floor 1 28

Gambar 4.8 Denah Design Floor 2 28

Gambar 4.9 Denah Design Khusus Floor 2 Food Court 29 Gambar 4.10 Potongan Denah Design Khusus Floor 2 Food Court 30

Gambar 4.11 Perspective Food Court 30

Gambar 4.12 Perspective Food Court 31

Gambar 4.13 Perspective Food Court 31

Gambar 4.14 Perspective Food Court 31

Gambar 4.15 Perspective Food Court 32

Gambar 4.16 Perspective Food Court 32

Gambar 4.17 Perspective Food Court 33

Gambar 4.18 Orthograpic Furniture Kios 34

Gambar 4.19 Detail Furniture Kios 34


(5)

Universitas Kristen Maranatha 2009 vii

Gambar 4.20 Orthograpic Furniture Leshean 35

Gambar 4.21 Detail Furniture Lesehan 35

Gambar 4.22 Orthograpic Interior Pilar 36

Gambar 4.23 Detail Interior Pilar 36

Gambar 4.24 Orhtographic Interior Fountain Bola 37


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perkotaan yang semakin pesat, khususnya pada daerah Kiara Condong kota bandung. Memiliki dampak yang membuat situasi menjadi padat, polusi, panas, dan macet. Hal ini dapat memicu tingkat stress yang tinggi kepada masyarakat.

Berkembangnya pembangunan di dalam kota, membuat pertumbuhan penduduk dan taraf kehidupan kota meningkat menyebabkan kebutuhan fasilitas yang lebih memadai. Dengan dibangunnya sarana fasilitas yang memadai, diharapkan dapat mengurangi tingkat stress yang tinggi.

Dalam mengatasi masalah seperti ini, pemekaran wilayah yang baru, salah satu fasilitas perkotaan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan adalah pusat perbelanjaan dan perdagangan. Dengan dibangunnya sarana pusat perbelanjaan khususnya pada kawasan ini, dapat memicu sebuah rangkaian yang berhubungan. Menurut Harold Carter perkembangan sangat berhubungan dengan kemudahan pencapaian, potensi lahan, dan dominasi kegiatan komersial.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah dalam proyek Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perancangan desain interior dalam mall garden, yang dihubungkan dengan lingkungan dan kawasan sekitar mall.

2. Bagaimana perancangan desain interior yang berkonsep garden yang ingin diterapkan pada redesain lucky square.

3. Bagaimana perancangan desain interior garden diterapkan pada mall yang memiliki 5 lantai yang bertingkat.


(7)

4. Bagaimana perancangan konsep desain interior water garden, yang diterapkan pada denah mall Lucky Square.

5. Bagaimana perancangan desain interior garden yang memakai bentuk furniture sesuai dengan konsep water garden.

1.3 Manfaat Perancangan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

- Jurusan Desain Interior

Laporan ini dapat dijadikan kemajuan dalam bidang design khususnya pada interior berkarakter seperti gardening masa kini yang dihubungkan dengan perkuliahan.

- Lucky square

Perancangan tugas akhir ini diharapkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain mall yang nyaman dan dapat mengurangi stress.

- Style garden

Laporan ini dapat menjadi acuan bagi desain garden architecture yang masih berkembang khususnya di Indonesia.

- Penulis

Perancangan tugas akhir ini dapat melatih pola pikir dan kemandirian penulis dalam proses perancangan serta memperluas dan menambah pengetahuan, juga memperbaiki pemahaman terhadap decían terutama desain interior bangunan mall.

- Pembaca

Perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan ilmu serta pemahaman dan pengaplikasian desain mall.


(8)

1.4 Sasaran

Secara umum sasaran yang akan dibahas disini adalah tentang pembuatan design interior redesain mall bergaya garden seutuhnya, baik dari design furniture, lighting interior, serta pemakaian material bahan dan pembuatan gambar kerja yang benar.

Oleh karena itu, Tugas Akhir diharapkan dapat memenuhi semua sasaran-sasarannya, yaitu sebagai berikut :

- Bagaimana caranya untuk mendesign sebuah bangunan public. - Bagaimana caranya membuat desain yang sesuai dengan mall. - Bagaimana caranya membuat revisi sebuah design.

- Bagaimana caranya membuat element interior memiliki ciri khas mall menengah namun masih memakai style garden.

- Bagaimana caranya membuat gambar kerja yang teratur dan baik.

1.5 Ruang Lingkup Kajian

1. Shopping mall atau shopping center adalah sebuah bangunan yang terdiri

berbagai macam toko yang dihubungkan dengan sebuah jalan besar (mall) yang berfungsi juga sebagai area bebas tanpa gangguan kendaraan.

2. Desain dari sebuah shopping center, adalah universal atau disebut juga sudah memiliki karakter. Hal ini diperlukan karena sebuah mall atau shopping center harus memiliki citra secara langsung dalam sekali lihat.

3. Department store berarti menyimpan barang dalam jumlah banyak yang

saling terpisah menurut jenisnya dan dikelompokan ke dalam bagian-bagian khusus.

4. Garden mall adalah pengertian dari mall yang dibuat dengan aplikasi interior dengan kesan dan nuansa seperti layaknya sebuah taman. Dalam perancangannya nya, akan menggunakan pola-pola landscape design dalam interior mall.


(9)

5. Tujuan desainer adalah memberikan tampilan bahwa sebuah desain interior adalah pekerjaan artis, sehingga setiap areal pandangan kita dalam kehidupan nyata harus melihat interior seolah-olah harmonis, berhubungan dengan skema warna yang sesuai, memiliki bentuk yang sepadan, memiliki aspek pengulangan dan keseimbangan.

1.6 Sumber data

Adapun data yang diperoleh dalam pengerjaan laporan Tugas Akhir ini, antara lain berupa data primer dan sekunder.

1. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan informasi dari hasil survey langsung ke lokasi dimana proyek perancangan interior tersebut berada.

2. Wawancara, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan.

3. Observasi, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan pengamatan berbagai hal yang berhubungan dalam desain interior secara langsung terhadap objek dengan fungsi yang sejenis.

4. Studi literature, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan analisa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel, dan media elektronik.

5. Pengolahan dan penganalisaan data, yaitu pemilihan, pengklasifikasian, dan penganalisaan data yang sesuai dengan topik bahasan.

6. Evaluasi, yaitu menganalisis perancangan interior mall ini dengan penyesuain pada rumusan dan batasan masalah, tujuan, batasan dan konsep yang telah ditentukan.


(10)

1.7 Sistematika Penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sesuai dengan standar yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus. Sistematika yang disusun adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang Tugas Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup kajian, sumber data, metode, dan sistematika penyusunan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menuliskan tentang literatur, sejarah, dan klafisifikasi yang berhubungan dengan mall dan analisa garden design.

BAB III DATA DAN ANALISA

Berisi deskripsi proyek, pengertian tampak, orientasi bangunan, hubungan antar ruang, area lokasi, site analisis, sirkulasi, struktur organisasi, sistem mall, dan kebutuhan ruang.

BAB IV KONSEP DAN DESAIN

Berisi tentang konsep organisasi, bentuk, material, warna, lighting, furniture, utilitas, dan Desain Garden yang diterapkan pada redesain mall lucky square.

BAB V PENUTUP

Menguraikan kesimpulan dari pembahasan sebelumnya dan pengalaman yang didapat dalam pengerjaan tugas akhir. Serta ucapan terimakasih kepada pihak yang bersangkutan.


(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perancangan desain interior pada sebuah mall merupakan suatu rangkaian proses yang kompleks di mana melibatkan banyak aspek di dalamnya. Di antaranya adalah mempertimbangkan bagaimana area mall berada, yaitu dapat terbagi atas kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas. Pada kasus Lucky Square mall merupakan area yang memiliki kelas menengah – kebawah.

Perancangan desain interior yang dapat mengurangi tingkat stress yang diakibatkan oleh kemacetan, dan tingkat polusi yang tinggi di kota Bandung. Dengan menggunakan element desain gardening yang dapat membuat perasaan menjadi tenang dan relaks.

Perancangan desain interior juga harus dapat disesuaikan dengan segi pekerjaan dan kebiasaan dari masyarakat sekitar. Pada kasus Lucky Square mall, yang terletak di jalan Kiaracondong, merupakan area yang sangat sibuk, dan sangat padat. Yang memiliki dampak secara tidak langsung pada suhu dan kondisi stress pada masyarakat.

Perancangan desain interior, harus disesuaikan dengan denah arsitektural Lucky Square mall yang tidak dapat berubah dari tampak bagian luar bangunan. Dan tetap memanfaatkan berbagai tangga darurat, area pumbling, parkiran, ketinggian lantai, dan batas kenaikan tiap lantai bangunan.

Perancangan desain interior dengan tema Garden Design, yang mengambil desain konsep water garden. Dapat memberikan dampak yang cukup sebagai area refreshing bagi pengunjung daerah kiara condong, dan pengunjung di luar kiara condong.


(12)

Perancangan desain interior dengan konsep Water Garden yang diterapkan pada 5 lantai mall lucky square dengan memakai pola Hydrologic Cycle. Dari lantai atas yang berpola fountain lalu menuju ke pola sungai dan terakhir danau. Diharapkan dapat memberikan nuansa garden yang berbeda pada tiap lantai, namun masih dapat kesinambungan hubungan sirkulasi tiap lantai.

Perancangan desain interior dan furniture berbentuk dan bergaya taman, yaitu dari bentuk dan pemakaian bahan seperti layaknya sebuah taman pada area outdoor. Diharapkan dapat memberikan nuansa garden pada area interior, dan konsep pemakaian warna pada furniture dan interior adalah Hijau, sebagai ciri khas lambang dari taman dan perawatan lingkungan, warna Coklat, sebagai ciri khas lambang dari sinar matahari yang sampai ke bumi, warna Abu, sebagai warna yang mencirikan sebuah kemurnian, keaslian, campuran warna dari hitam dan putih, mengindikasikan sebuah kemurnian.

Sehingga dengan adanya sebuah konsep water garden pada Lucky Square mall ini, dapat digunakan sebagai area refreshing pada daerah Kiara Condong. Yang dapat dinikmati oleh anggota keluarga, ataupun dengan teman. Dan mengutamakan area sebagai Refreshing area.

5.2 Saran

Dalam merancang interior mall, harus diperhatikan bahwa, sebuah mall harus memiliki fasilitas yang public area. Artinya, tata ruang dalam mall itu harus senantiasa menyediakan ruang yang mencukupi bagi ruang pergerakan public, dan harus berkesan terbuka dan luas.

Dalam mendesain interior mall, harus dapat disesuaikan dengan lingkungan sekitar yang membutuhkan mall dengan tema yang sesuai. Dalam kasus kali ini desain interior diharuskan memiliki desain yang refresing.

Dalam mendesain interior, harus memiliki tema yang menjadi bagian utama pada desain keseluruhan mall, dan memiliki desain yang memiliki


(13)

Universitas Kristen Maranatha 2009 40 perbedaan pada tiap lantai. Dengan tujuan mencapai konsep yang sesuai, dengan bertujuan refreshing dan rekreasi.

Mendesain interior, harus dapat memperhatikan mechanical electrical, secara keseluruhan bangunan, dan tetap memiliki desain yang tidak mengganggu sirkulasi ME namun tetap memiliki tema dan konsep yang sama.

Mendesain interior, yang dapat dipertangungjawabkan dari segi owner, yaitu sebuah desain yang dapat memikirkan penjualan kios kepada tenant. Yang berarti sebuah desain harus dapat dibatasi dengan batasan kios tenant yang akan laku terjual.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam merancang interior sebuah mall adalah bagaimana membuat para pengguna dapat merasa memiliki dan bersatu dengan konsep garden itu sendiri. Hal ini berhubungan dengan karakterisktik para pengguna yang tercermin pada interior nya. Harus diperhatikan bahwa penggunjung mall adalah orang yang berbeda-beda, maka desain interior harus dapat berupa public space pula.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Microsoft Encarta Reference Library 2005. 1993-2004 Microsoft Cooporation. All rights reserved.

International Council of Shopping Centers Shopping Center Definitions for the U.S. Information accurate as of 2004. Retrieved Feb 20, 2007.

Bernard J. Frieden & Lynne B. Sagalyn, Downtown, Inc.: How America Rebuilds Cities (Cambrigde, MA: MIT Press, 1989), 223.

University of San Diego webpage Retrieved June 1,2007

Howard, Theresa, “Big-box stores squeeze into Big Apple,” USA today, Oct 18, 2004.

Tony O’Donahue, The Tale of a City: Re-Engineering the Urban Environment (Toronto: Dumdum Press Ltd., 2005), 43.

Sullivan, Arthur; Steven M. Sheffrin (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. Pp. 28. ISBN 0-13-0603085-3.

Shuenn- Der Yu “Hot and Noisy: Taiwan’s Night Market Culture” in The Minor Artas of Daily Life: Popular Culture in Taiwan David K. Jordan, Andrew D. Morris, and Marc L. Moskowitz, (eds.), 2004.

“illegal to be Homeless”. National Coalition for the Homeless. 2004. Http://www.nationalhomeless.org/publications/crimreport2004/introduction .html.

Garden history : philosophy and design, 2000 BC--2000 AD, Tom Turner Harold Nicolson and Vita Sackville-West – Garden design style.

Japan Lifestyles. (2008), Japanese Garden History, GNU Free Documentation, Scott-James, The Pleasure Garden.

Arifin, Hadi Susilo dan Nurhayati HS Arifin, 2005. Pemeliharaan Taman. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soeseno, Slamet 1995. Taman Indah Halaman Rumah. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sulistyantara, Bambang, 1992. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya, Jakarta.


(1)

5. Tujuan desainer adalah memberikan tampilan bahwa sebuah desain interior adalah pekerjaan artis, sehingga setiap areal pandangan kita dalam kehidupan nyata harus melihat interior seolah-olah harmonis, berhubungan dengan skema warna yang sesuai, memiliki bentuk yang sepadan, memiliki aspek pengulangan dan keseimbangan.

1.6 Sumber data

Adapun data yang diperoleh dalam pengerjaan laporan Tugas Akhir ini, antara lain berupa data primer dan sekunder.

1. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan informasi dari hasil survey langsung ke lokasi dimana proyek perancangan interior tersebut berada.

2. Wawancara, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan.

3. Observasi, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan pengamatan berbagai hal yang berhubungan dalam desain interior secara langsung terhadap objek dengan fungsi yang sejenis.

4. Studi literature, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan analisa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel, dan media elektronik.

5. Pengolahan dan penganalisaan data, yaitu pemilihan, pengklasifikasian, dan penganalisaan data yang sesuai dengan topik bahasan.

6. Evaluasi, yaitu menganalisis perancangan interior mall ini dengan penyesuain pada rumusan dan batasan masalah, tujuan, batasan dan konsep yang telah ditentukan.


(2)

1.7 Sistematika Penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sesuai dengan standar yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus. Sistematika yang disusun adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang Tugas Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup kajian, sumber data, metode, dan sistematika penyusunan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menuliskan tentang literatur, sejarah, dan klafisifikasi yang

berhubungan dengan mall dan analisa garden design. BAB III DATA DAN ANALISA

Berisi deskripsi proyek, pengertian tampak, orientasi bangunan, hubungan antar ruang, area lokasi, site analisis, sirkulasi, struktur organisasi, sistem mall, dan kebutuhan ruang.

BAB IV KONSEP DAN DESAIN

Berisi tentang konsep organisasi, bentuk, material, warna, lighting, furniture, utilitas, dan Desain Garden yang diterapkan pada redesain mall lucky square.

BAB V PENUTUP

Menguraikan kesimpulan dari pembahasan sebelumnya dan pengalaman yang didapat dalam pengerjaan tugas akhir. Serta ucapan terimakasih kepada pihak yang bersangkutan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perancangan desain interior pada sebuah mall merupakan suatu rangkaian proses yang kompleks di mana melibatkan banyak aspek di dalamnya. Di antaranya adalah mempertimbangkan bagaimana area mall berada, yaitu dapat terbagi atas kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas. Pada kasus Lucky Square mall merupakan area yang memiliki kelas menengah – kebawah.

Perancangan desain interior yang dapat mengurangi tingkat stress yang diakibatkan oleh kemacetan, dan tingkat polusi yang tinggi di kota Bandung. Dengan menggunakan element desain gardening yang dapat membuat perasaan menjadi tenang dan relaks.

Perancangan desain interior juga harus dapat disesuaikan dengan segi pekerjaan dan kebiasaan dari masyarakat sekitar. Pada kasus Lucky Square mall, yang terletak di jalan Kiaracondong, merupakan area yang sangat sibuk, dan sangat padat. Yang memiliki dampak secara tidak langsung pada suhu dan kondisi stress pada masyarakat.

Perancangan desain interior, harus disesuaikan dengan denah arsitektural Lucky Square mall yang tidak dapat berubah dari tampak bagian luar bangunan. Dan tetap memanfaatkan berbagai tangga darurat, area pumbling, parkiran, ketinggian lantai, dan batas kenaikan tiap lantai bangunan.

Perancangan desain interior dengan tema Garden Design, yang mengambil desain konsep water garden. Dapat memberikan dampak yang cukup sebagai area refreshing bagi pengunjung daerah kiara condong, dan pengunjung di luar kiara condong.


(4)

Perancangan desain interior dengan konsep Water Garden yang diterapkan pada 5 lantai mall lucky square dengan memakai pola Hydrologic Cycle. Dari lantai atas yang berpola fountain lalu menuju ke pola sungai dan terakhir danau. Diharapkan dapat memberikan nuansa garden yang berbeda pada tiap lantai, namun masih dapat kesinambungan hubungan sirkulasi tiap lantai.

Perancangan desain interior dan furniture berbentuk dan bergaya taman, yaitu dari bentuk dan pemakaian bahan seperti layaknya sebuah taman pada area outdoor. Diharapkan dapat memberikan nuansa garden pada area interior, dan konsep pemakaian warna pada furniture dan interior adalah Hijau, sebagai ciri khas lambang dari taman dan perawatan lingkungan, warna Coklat, sebagai ciri khas lambang dari sinar matahari yang sampai ke bumi, warna Abu, sebagai warna yang mencirikan sebuah kemurnian, keaslian, campuran warna dari hitam dan putih, mengindikasikan sebuah kemurnian.

Sehingga dengan adanya sebuah konsep water garden pada Lucky Square mall ini, dapat digunakan sebagai area refreshing pada daerah Kiara Condong. Yang dapat dinikmati oleh anggota keluarga, ataupun dengan teman. Dan mengutamakan area sebagai Refreshing area.

5.2 Saran

Dalam merancang interior mall, harus diperhatikan bahwa, sebuah mall harus memiliki fasilitas yang public area. Artinya, tata ruang dalam mall itu harus senantiasa menyediakan ruang yang mencukupi bagi ruang pergerakan public, dan harus berkesan terbuka dan luas.

Dalam mendesain interior mall, harus dapat disesuaikan dengan lingkungan sekitar yang membutuhkan mall dengan tema yang sesuai. Dalam kasus kali ini desain interior diharuskan memiliki desain yang refresing.

Dalam mendesain interior, harus memiliki tema yang menjadi bagian utama pada desain keseluruhan mall, dan memiliki desain yang memiliki


(5)

Universitas Kristen Maranatha 2009 40 perbedaan pada tiap lantai. Dengan tujuan mencapai konsep yang sesuai, dengan bertujuan refreshing dan rekreasi.

Mendesain interior, harus dapat memperhatikan mechanical electrical, secara keseluruhan bangunan, dan tetap memiliki desain yang tidak mengganggu sirkulasi ME namun tetap memiliki tema dan konsep yang sama.

Mendesain interior, yang dapat dipertangungjawabkan dari segi owner, yaitu sebuah desain yang dapat memikirkan penjualan kios kepada tenant. Yang berarti sebuah desain harus dapat dibatasi dengan batasan kios tenant yang akan laku terjual.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam merancang interior sebuah mall adalah bagaimana membuat para pengguna dapat merasa memiliki dan bersatu dengan konsep garden itu sendiri. Hal ini berhubungan dengan karakterisktik para pengguna yang tercermin pada interior nya. Harus diperhatikan bahwa penggunjung mall adalah orang yang berbeda-beda, maka desain interior harus dapat berupa public space pula.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Microsoft Encarta Reference Library 2005. 1993-2004 Microsoft Cooporation. All rights reserved.

International Council of Shopping Centers Shopping Center Definitions for the U.S. Information accurate as of 2004. Retrieved Feb 20, 2007.

Bernard J. Frieden & Lynne B. Sagalyn, Downtown, Inc.: How America Rebuilds Cities (Cambrigde, MA: MIT Press, 1989), 223.

University of San Diego webpage Retrieved June 1,2007

Howard, Theresa, “Big-box stores squeeze into Big Apple,” USA today, Oct 18, 2004.

Tony O’Donahue, The Tale of a City: Re-Engineering the Urban Environment (Toronto: Dumdum Press Ltd., 2005), 43.

Sullivan, Arthur; Steven M. Sheffrin (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. Pp. 28. ISBN 0-13-0603085-3.

Shuenn- Der Yu “Hot and Noisy: Taiwan’s Night Market Culture” in The Minor Artas of Daily Life: Popular Culture in Taiwan David K. Jordan, Andrew D. Morris, and Marc L. Moskowitz, (eds.), 2004.

“illegal to be Homeless”. National Coalition for the Homeless. 2004. Http://www.nationalhomeless.org/publications/crimreport2004/introduction .html.

Garden history : philosophy and design, 2000 BC--2000 AD, Tom Turner Harold Nicolson and Vita Sackville-West – Garden design style.

Japan Lifestyles. (2008), Japanese Garden History, GNU Free Documentation,

Scott-James, The Pleasure Garden.

Arifin, Hadi Susilo dan Nurhayati HS Arifin, 2005. Pemeliharaan Taman. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soeseno, Slamet 1995. Taman Indah Halaman Rumah. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.